• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 9 PENETAPAN HARGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 9 PENETAPAN HARGA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu.Sasaran Penetapan Harga pada umumnya ada tiga orientasi:

1. Orientasi laba terdiri dari : (i) Target Return (Target Pengembalian) (ii) Profit Maksimum

2. Orientasi Penjualan: (i) Pertumbuhan Penjualan (ii) Pertumbuhan Pangsa pasar 3. Orientasi Statu: (i) Menghadapi Persaingan

(ii) Persaingan Non

1. Penggunaan Metode Obsorpsi dan Direct Costing dalam Penetapan Harga Jual.

Dalam penentuan harga jual, manajer yang berkepentingan menghadapi banyak ketidakpastian. Biaya, meskipun bukan merupakan satu – satunya faktor yang menentukan harga jual data asal biaya dan kewenangannya ada pada unit manajer yang lain yang merupakan masalah yang dihadapi manajer penentu harga jual. Oleh karena itu manajer penentu harga jual sangat membutuhkan informasi biaya total baik dengan metode obsorpsi maupun metode direct costing yang akan diperdunakan untuk:

Dasar untuk dibandingkan dengan struktur biaya pesaing.

1. Menghindari kerugian perusahan akibat harga jual yang ditetapkan termasuk penurunan penjualan.

2. Dasar yang akurate dalam penentuan harga jual

3. Dasar dalam pengambilan keputusan perusahan dalam memasuki pasar.

Struktur biaya total (Obsorpsi dan Direct costing) dipergunakan oleh manjemen dalam penetapan harga jual sebagai berikut:

A. Penetapan Harga jual normal/Cost Plus Pricing B .Penetapan harga jual kontrak (Type contract Pricing)

C. Penetapan Haga jual yang terikat dengan peraturan pemerintah.

Dalam menetapkan harga jual normal dan harga jual yang terikat peraturan pemerintah menggunakan proyeksi struktur biaya total yang akan datang ,sedangkan untuk type of contrct dengan menggunakan data biaya historis / masa lalu. Dalam penetapan harga jual dengan struktur biaya total tidak termasuk penetapan harga jual pesanan khusus (special order) karena akan menggunakan metode diferensial.

A. Penetapan Harga jual dengan COST PLUS PRICING

Penetapan harga jual dalam keadan normal menggunakan formula COST PLUS PRICING dimana harga jual dihitung dengan menambahkan Struktur biaya total perusahan) dengan laba yang diharapkan.

(2)

Formula: 9-1

penetapan harg Jual Normal adalah sebagai berikut

No. Keterangan

1 Perkiraan Biaya Total = Rpxxxxxxx (5) 2 Ditambah:

Laba Yang diharapkan = Rp xxxx (2)

Perkiraan Harga Jual Normal = Rp xxxxxxx (7)

Komponen pertama penetapan harga jual dalam keadaan normal adalah perkiraan Biaya total atau sering disebutkan perkiran biaya penuh dengan dapat menggunakan konsep biaya Obsorpsi dan konsep direct costing.

Komponen kedua penetapan harga jual dalam keadan normal adalah Laba yang diharapkan. Laba yang diharpkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanam untuk menghasilkan produk/jasa tersebut.Untuk menaksir berapa laba yang wajar yang diharapkan, manajer penetapan harga jual perlu memepertimbangkan: Biaya Modal (Cost of capital), Resiko bisnis dan Besarnya capital employed

Capital employed secara teoritis dapat dilihat total aktiva yang tercantum dalam neraca atau lebih spesifik jumlah yang tercantum dalam neraca awal tahun anggaran atau taksrian rata rata total aktiva selama tahun anggaran.Sehingga laba yang diharapkan dihitung dengan mengalikan persentase tertentu dari total investasi (% rate of return on investement).

Formula 9-2. LABA YANG DIHARAPKAN

No. Keterangan

1 Total Aktiva Awal = Rp xxxxx (5)

2 Ditambah:

Total Akiva Akhir = Rp xxxxx (5)

3 Sub-Total = Rp xxxxxxxx (10)

4 Rata –rata Total Aktiva = Rp xxxxx (5)

5 Rate of Return on Investment = 25 %

(3)

Ilustrasi: 9.1 (Perkiraan Harga jual Normal – konvensional)

No. Keterangan

1 Biaya Produksi Rp 35.000.000

2 Biaya Non Produksi Rp 15.000.000

3 BiayaTotal/Biaya Penuh Rp 50.000.000

4 Aktiva Rata-rata Rp 100.000.000

5 ROI 25 %

6 Laba Yang diharapkan

(25% xRp 100.000.000) Rp 25.000.000

7 Harga Jual Normal (3+6) Rp 75.000.000

8 Produksi 1.000 unit

9 Harga Jual Per-unit

(Rp 75.000.000 /1.000 unit) Rp 75.000

B. Penetapan Harga jual dengan perhitungan Mark-up 1. Menggunakan Konsep Full Costing

Menurut konseo full costing biaya dibagi biaya produksi yaitu

(i) biaya yang berhubungan dengan volume (seperti pemakaian raw – material, direct labor dan FOH pabrik) dan

(ii) non-produksi yaitu biaya yang tidak berhubungan dengan volume produksi (seperti Biaya Administrasi umum dan Biaya pemasaran)

Dalam penentuan harag jual estimasi biaya penuh yang berhubungan langsung dengan volume produksi yang dijadikan dasar penentuan harga jual. Sedang estimasi biaya penuh yang tidak berhubungan dengan volume produksi ditambahkan pada laba yang diharapkan untuk menghitung besaran persentase (%) Mark-Up. Langkah menghitung penetapan Harga jual dengan menggunakan mark-up Pertama: Hitunglah persentase mark-up dengan membagi biaya non produksi ditambah laba yang diharapkan (ROI) dengan Biaya prodksi. Kedua Menghitung besarnya harga jual dengan cara menambah biaya Produksi langsug dengan nilai persentase mark – up dikali biaya produksi tersebut. seperti pada tabel dibawah ini:

Formula 9-3 Penetapan Harga jual dengan mark-up FULL COSTING

Keterangan Jumlah

I.Perhitungan Mark-up

I.1 Biaya Administrasi dan umum Rp xxx

I.2. Biaya Pemasaran Rp xxx

I.3.Laba Yang diharapkan % x Total Aktiva Rp xxxx = Rp Y

I.4.Biaya Produksi = Rp Z

I.5.Persentase Mark-up ( RP Y /Rp Z) = a%

II Perhitungan Harga jual

(4)

Ditambah:

% Mark-Up dikali Biaya Produksi a% x Rp U Rp P

Harga Jual Rp U + Rp P Rp W

Harga Jual Perunit Rp W/volume Rp I

ILUSTRASI: 9-2

Manajer Pemasaran PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual produknya. Rencana produksi pada kapasitas normal sebesar 1.000.000 unit Taksiran biaya total untuk tahun anggaran tahun 2010 sebesar Rp 105.000.000.000 terdiri dari;

No. Keterangan

1 Biaya Produksi Rp 90.000.000

2 Biaya Non Produksi

Administrasi dan umum Rp 6.000.000

Biaya Pemasaran RP 9.000.000

3 Total Biaya (Biaya Penuh) Rp 105.000.000

Total aktiva pada awal tahun anggaran Rp 120.000.000.000 dan Laba yang diharapkan (ROI) sebesar 25% dari capital employed (Rate of return on investtment = 25%)

Jawab: Ilustrasi 9-2

KETERANGAN JUMLAH

A. PERHITUNGAN MARK_UP

Biaya Administrasi dan umum Rp 6.000.000

Biaya Pemasaran Rp 9.000.000 Rp 15.000.000

Total Aktiva Rp 120.000.000

Laba Yang diharapkan 25% 25% x Rp 120.000.000 Rp 30.000.000

Total Rp 45.000.000

Biaya Produksi Rp 90.000.000

% Mark-up Rp (45.000.000/Rp90.000.000) 50%

B. PERHITUNGAN HARGA JUAL

Biaya Produksi Rp 90.000.000

Mark-up 50 % (50 % x Rp 90.000.000) Rp 45.000.000

Harga Jual Total Rp 135.000.000

Volume Produksi 1.000.000

HARGA JUAL –PER-UNIT Rp 135.

2. Menggunakan Konsep Variable Costing

Dalam konsep Variable costing biaya penuh dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah komponen biaya variabel (Biaya produksi varibel,

(5)

biaya administrasi umum variabel dan biaya pemasaran variabel). Sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung adalah kompoenen biaya tetap (Biaya produksi tetap,biaya administrasi umum tetap dan biaya pemasaran tetap). Persetase mark–UP dihitung dengan cara membagi komponeen Biaya tetap ditambah laba yang diharapkan dengan komponen biaya variabel. Perhitungan Laba yang diharapkan sama seperti penetapan harga Full costing :

Formula IX-4

Penetapan Harga jual dengan mark-up VARIABLE COSTING

Keterangan Jumlah

I. Perhitungan Mark-up I.1 Biaya Tetap

I.2. Produksi. Tetap Rp xxx

I.3. Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp xxx

I.4. Pemasaran tetap Rp xxx

I.5. Laba yang diharapkan: 25 % x Total Aktiva Rp xxxx = Rp Y II. Biaya Variabel

II.1 Biaya Produksi Variabel Rp xxxxx

II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp xxxxx

II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp xxxxx = Rp Z

% Mark-up ( RP Y /Rp Z) = a%

B. PERHITUNGAN HARGA JUAL

I.Biaya Variabel = Rp Z

% Mark-Up dikali Biaya Variabel a % x Rp Z = Rp P

Harga Jual Rp Z + Rp P = RpW

Harga Jual Perunit Rp W/Volume = Rp I

ILUSTRASI 9-3

Manajer Pemasaran PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual produknya. Rencana produksi pada kapasitas normal sebesar 1.000.000 unit Taksiran biaya total untuk tahun anggaran tahun 2010 sebesar Rp. 105.000.000 terdiri dari;

Biaya produksi variabel Rp. 60.000.000. Biaya Produksi Tetap Rp. 30.000.000. Biaya Adm dan umum variabel Rp. 1.500.000. Biaya Adm dan umum tetap Rp. 4.500.000. Biaya Pemasaran Variabel Rp. 1.500.000. Biaya Pemasaran tetap Rp. 7.500.000.

Total aktiva pada awal tahun anggaran Rp 120.000.000 dan Laba yang diharapkan sebesar 25% dari capital employed (Rate of return on investment = 25%)

Diminta :

a). Harga Jual per-unit dengan menggunakan metode obsorbsi /Konvensional b). Harga jual per-unit mengunakan metode direct costing/Variabel Costing

(6)

Jawab: Ilustrasi 9-3

KETERANGAN Jumlah

A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tetap

I.2 Produksi. Tetap Rp 30.000.000

I.3.Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp 4.500.000

I.4.Pemasaran tetap Rp 7.500.000 Rp 42.000.000

I.5.Laba yang diharapkan:

25% x Total Aktiva 25% x Rp 120.000.000 Rp 30.000.000

Rp 72.000.000

II.Biaya Variabel

II.1 Biaya Produksi Variabel Rp 60.000.000 II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp 1.500.000

II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp 1.500.000 Rp 63.000.000 Persentase Mark-up

(RP 72.000.000/Rp 63.000.000)

114,29% B. PERHITUNGAN HARGA JUAL

Biaya Variabel

II.1 Biaya Produksi Variabel Rp 60.000.000 II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp 1.500.000

II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp 1.500.000 Rp 63.000.000

Mark-Up 114,29 %x Rp 63.000.000 Rp 72.002.700

Harga Jual Total Rp 135.002.700

Volume Produksi 1.000.000

Harga Jual Per-unit Rp 135,00

C. Penetapan Harga jual Cost Plus Pricing untuk Pesanan Khusus

Pesanan Khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahan dalam jumlah yang besar dengan harga yang diskon khusus pula jauh dibawah total biaya.

Bagi perusahan akan menerima :

a. Bila perusahaan beroperasi masih dibawah kapasitas terpasang maka penetapan harga jual harus diatas biaya variabel bila tidak dapat dinegosiasikan sama dengan harga normal.

b. Bila perusahaan sudah beroperasi mendekati/sama dengan kapasitas terpasang dan pesanan reguler telah dapat menutupi biaya tetap ,maka penetapan harga jual cukup kalau sudah dapat menutupi biaya variabel saja karena pesanan khusus tersebut akan menambah laba bersih sebesar marjin kontribusi.

c. Bila untuk memproduksi pesanan khusus tersebut perusahan akan mengeluarkan biaya tetap tambahan karena beroperasi diatas kapasitas terpasang maka penetapan harga jual pesanan khusus harus diatas biaya variabel ditambah dengan kenaikan biaya tetap.

ILUSTRASI 9-4

Bila dari ilustrasi sebelumnya diumpamakan harga jual produk per-unit Rp 135.000 / unit dan total biaya per-unit Rp 105.000 (Rp 105 milyar : 1000.000 unit), maka biaya tetap sebesar Rp 52 milyar akan dapat ditutupi oleh pesanan reguler tersebut.

(7)

Perusahan mendapat pesanan khusus sebesar 100.000 unit dengan harga Rp 90.000.

Diminta :

Membuat perhitungan dan analisa apakah pesanan khusus dapat diterima. Jawab :

Penjualan (Pesanan Khusus)

100.000 @ Rp 90.000 = Rp 9.000.000.000

Biaya Varibel 100.000 unit @ Rp63.000

(Rp 63 Milyar: 1000.000 unit) = Rp 6.300.000.000

Laba Kontribusi/Marjin kontribusi = Rp 2.700.000.000

Analisa: Pesanan khusus 100.000 unit yang merupakan 10% diatas kapasitas

terpasang dan tidak mengakibatkan kenaikan biaya tetap maka pesanan tersebut DAPAT DIKABULKAN karena akan mendatangkan tambahan keuntungan sebesar marjin kontribusi dimana semua beban tetap telah dapat ditutupi dari pesanan reguler.

D. Penetapan Harga Jual Pada Perusahan Jasa Reparasi/Labor Suplly

Pada umumnya perusahaan Jasa reparasi dan perusahan jasa Labor supply yang dijualnya adalah tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang keahlian dan kompetensinya dapat dengan mudah diidentifikasikan jasa pesanan dari pelanggan (seperti jasa bengkel jasa dok kapal, jasa cucian mobil dan cleaning service, instalatur dll). Komponen biaya pada perusahaan Jasa meliputi: 1. Biaya Langsung :

Biaya Tenaga kerja Langsung ( Direct lobour) 2. Biaya Tidak langsung /Pendukung reparasi

Indirect labor, Depresiasi, biaya asuransi, biaya listrik, Biaya air, pelumasan, Biaya pemeliharan, Biaya umum, Biaya administrasi

RUMUS

1. Tarif Jasa servis = Biaya Tenaga kerja langsung + Mark-Up Biaya T.k Langsung 2. Biaya T.K langsung Total = Upah T.K Langsung + Biaya Kesejahteraan

3. Jam T.K Langsung Total =Jumlah orang x Hari kerja tahunan x jam kerja perhari 4. Tarif Biaya T.K Langsung perjam = Biaya T.K Langsung Total / Jam T.K

Langsung

5. Total penjualan Jasa servis = Harga jual jasa servis mesin + Harga jual suku cadang.

(8)

Formula IX-5

Perhitungan Mark-Up atas Biaya Langsung

Keterangan Jumlah

A. PERHITUNGAN MARK-UP

I.1 Biaya Tidak Langsung Rp xxx

I.2 Laba Yang diharapkan Rp xxx (+)

1.3 Jumlah Rp Y

Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung atau

Jam kerja Tenaga kerja langsung Rp Z

Mark–up (Dalam % Mark-up atau (dalam

Rupiah perjam tenaga kerja langsung ) Rp Y/Z

Dalam (%) / Rupiah/jam I.1.BIAYA TIDAK LANGSUNG

1. Gaji Pengawas dan Tenaga kerja tidak

langsung lain-lain Rp x

2. Biaya kesejahteraan Rp x

3. Biaya Pemrlihraan danReparasi Rp x

4. Depresiasi Rp x

5 Biaya Asuransi Rp x

6. Biaya umum Rp x (+)

JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp X-1

I.2 LABA YANG DIHARAPKAN

1. Total (Rata-rata ) Aktiva Rp xxxx

2. Persentase ROI ( % x Akiva) Rp xxxx (+)

Jumlah Rp U

Jam Tenaga Kerja Langsung atau Anggaran

biaya tenaga kerja langsung Rp T

MARK –UP (Dalam persentase ataudalam rupiah per-jam tanaga kerja langsung)

Rp U/Rp T (%) atau Rp

FORMULA IX-6

PERHITUNGAN MARK-UP HARGA BELI BAHAN DAN SUKU CADANG

Keterangan Jumlah

A.PERHITUNGAN MARK-UP

I. Biaya Tdk Langsung Toko Suku cadang

I.1 Gaji Tenaga kerja toko Rp xxxx

I.2 Listrik Rp xxxx

I.3 Biaya Kantor Rp xxxx (+)

JUMLAH BIAYA TAK LANGSUNG TOKO Rp X

Laba Yang diharapkan 25 % x Total Aktiva Rp Y (+)

Jumlah Rp X+Y

Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp Z

(9)

ILUSTRASI 9-5

Manajer Usaha Bengkel PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual jasa reparasi untuk anggaran Tahun 2010. Perusahaan memiliki dua departemen Bengkel dan toko Suku cadang. Jumlah tenaga kerja didepartemen bengkel 6 orang mekanik dan 4 orang ahli listrik. Perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal selama 300 hari 7 jam kerja perhari. Total aktiva Departemen Bengkel Rp 1.200.000.000 dan toko-suku cadang Rp 560.000.000. Tarif upah tenaga kerja langsung Rp 30.000 per – jam. Tunjangan kesehatan perbulan Rp 1.000.000 Kesejahteraan Rp 500.000 perbulan per-orang .Takriran Harga beli bahan dan suku cadang Rp 476.000.000. ROI yang diharapkan tahun 2010 sebesar 25%

Anggaran Biaya tidak langsung bengkel sbb :

Gaji pengawas & TK tidak langsung lain Rp. 232.000.000 Biaya depresiasi aktiva tetap Rp. 44.000.000

Biaya asuransi Rp. 13.000.000

Biaya listrik Rp. 16.000.000

Biaya Pemelihraan aktiva tetap Rp. 15.000.000

Biaya umum Rp. 10.000.000

Jumlah biaya tidak langsung dari Bengkel Rp. 330.000.000

Biaya tidak langsung toko suku cadang:

Gaji tenaga kerja toko Rp. 180.000.000

Biaya listrik Rp. 14.000.000

Biaya kantor Rp. 6.000.000

Jumlah Biaya tidak langsung dept. TOKO Rp. 200.000.000

Diminta :

a. Persentase Mark-up Tenaga Kerja Langsung

b. Persentase Mark-up Harga Beli bahan dan suku cadang c. Biaya Tenaga kerja Langsung per-jam

Jawab. 9-5

a. Perhitungan Mark-Up atas Biaya Langsung

Keterangan Jumlah

A.PERHITUNGAN MARK-UP

I.1 Biaya Tenaga Keja Langsung 2.100 jam x Rp 300.000 Rp 630.000.000 I.2 Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 x Rp 1.000.000 Rp 120.000.000 I.3 Tunjangan Kesejahteraan 10 orang x 12 xRp 500.000 Rp 60.000.000 Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung Rp 810.000.000 Mark –up ( Dalam % Mark-up atau

(dalam Rupiah perjam tenaga kerja langsung)

Rp Y/ Z Dalam (% ) atau Rupiah perjam I.1.BIAYA TIDAK LANGSUNG

1.Gaji Pengawas dan Tenaga kerja tidak

(10)

2.Biaya Listrik Rp 16.000.000 3.Biaya Pemrlihraan danReparasi Rp 15.000.000

4.Depresiasi Rp 44.000.000

5 Biaya Asuransi Rp 13.000.000

6.Biaya umum Rp 10.000.000

JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp 330.000.000 I.2 LABA YANG DIHARAPKAN

1.Total (Rata-rata ) Aktiva Rp 1.200.000.000 2. ROI ( 25 % x Rp 1.200.000.000 Rp 300.000.000

LABA YANG DIHARAPKAN Rp 1.500.000.000

Anggaran biaya tenaga kerja langsung Rp 810.000.000

MARK –UP Jam Kerja Langsung 185 %

b. PERHITUNGAN MARK-UP HARGA BELI BAHAN DAN SUKU CADANG

Keterangan Jumlah

A.PERHITUNGAN MARK-UP

I. Biaya Tdk Langsung Toko Suku cadang

I.1 Gaji Tenaga kerja toko Rp 180.000.000

1.2 Listrik Rp 14.000.000

I.3 Biaya Kantor Rp 6.000.000

JUMLAH BIAYA TAK LANSUNG TOKO Rp 200.000.000

Laba Yang diharapkan 25 %x Rp 560.000.000 Rp 140.000.000

Jumlah Rp 340.000.000

Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp 476.000.000

% Mark-up Harga beli bahan dan suku cadang 71,4%

c. Biaya tenaga kerja langsung perjam

Keterangtan Jumlah

A.PERHITUNGAN MARK-UP

I.1 Biaya Tenaga Keja Langsung 2100 jam x Rp 300.000 Rp 630.000.000 I.2 Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 x Rp 1.000.000 Rp 120.000.000 1.3 Tunjangan Kesejahteraan 10 orang x 12 x Rp 500.000 Rp 60.000.000 Anggaran Biaya Tenaga kerja

langsung

Rp 810.000.000 JUMLAH JAM TENAGA

KERJA

2.100 jam BIAYA TENAGA KERJA

LANGSUNG PER-JAM

Rp 385.714

E. Penetapan Harga Jual Kontrak/ Type of Contract Pricing

Penetapan harga jual kontrak adalah kontrak pembuatan produk / jasa / aktiva dimana pihak pembeli setuju pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya yang dikeluarkan oleh produsen / kontraktor ditambah dengan

(11)

prosentase keuntungan tertentu (Cost Plus Fee). Bedanya dengan Penetapan harga Normal pada Cost Type contract Harga jual yang dibebankan kepada pembeli dihitung berdasarkan biaya total SESUNGGUHNYA, sedang penetapan harga jual normal produk yang akan datang ditetapkan bedasarkan biaya total TAKSIRAN.

Ilustrasi 9 -6

Pt Indo Global Mandiri dalam membangun kampus barunya .Pihak Kontraktor dalam penetapan nilai kontrak disepakati untuk menambah keuntungan dari Biaya langsung dantidak langsung sehubungan dengan pembangunan tersebut.Perhitungan biaya kontrak yang dibuat oleh kontrktor berdasarkan spespikasi gambar dari PT IGM adalah:

Biaya Langsung:

Direct Material Rp 5.500.000.000

Direct Labor Rp 5.000.000.000

Biaya tidak langsung:

Indirect labor Rp 1.000.000.000

Sewa Alat berat Rp 500.000.000

Asuransi masa kontruksi Rp. 500.000.000 Laba yang disepakati 10% dari Nilai kontrak total

Diminta; Hitung lah Harga Jual Kontrak Oleh Kontraktor

Jawab: 9 -6

Perhitungan Penetapan Harga Kontrak

Komponen Biaya Jumlah

I. Biaya Langsung Proyek

I.1. Bahan Bangunan Langsung Rp. 5.500.000.000 I.2 Tenaga kerja Lansung Rp. 5.000.000.000

Biaya langsung Proyek Rp 10.500.000.000

2. Biaya Tidak Langsung Proyek

2.1 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 1.000.000.000

2.2. Sewa Alat berat Rp 500.000.000

2.3. Biaya Asuransi Masa konstruksi Rp 500.000.000

Biaya Tidak Langsung Rp 2.000.000.000

Total Biaya Proyek Rp 12.500.000.000

Fee Pemborong /Penjual Rp 1.250.000.000

Penetapan Harga kontrak sebelum PPn Rp 13.750.000.000

F. Penetapan Harga Jual oleh Perusahaan Yang diatur Peraturan Pemerintah.

Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan Pokok Masyarakat luas seperti Listrik,Gas Telepon,transportasi,jasa pos dan air diatur dengan peraturAN Pemerintah.Harga Jual produk dan jasa ditentukan berdasarkan TAKSIRAN Biaya Total pada masa yang akan datang ditambah Laba yang

(12)

diharapkan. Pendekatan yang dipakai dalam penentuan harga jual produk yang terikat dengan peraturan Pemerintah ini hanya menggunakan Full Cost DENGAN Pendekatan FULL COSTING / OBSORPTION C0STING SAJA, karena Direct Costing belum diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim.

============================================================

LATIHAN MANDIRI

IX.1 .TEORI

1. Harga yang dipakai untuk mentransfer barang dan jasa antar divisi dan dari unit afiliasi yang satu keunit yang lain disebut Transfer Pricing : B /S 2. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan transfer pricing adalah hanya

konsep biaya penuh (Full Costing ): B/S

3. Penentuan Harga Transfer menurut full costing mencakup Obsorption Costing,direct costing/variable costing Dan Activity Based costing : B/S 4. Cost-Plus Pricing bertujuan untuk mengendalikan (leads) maksimalisasi Laba

Perusahaan : B/S

9.1. PROBLEM

1. Manajer Usaha Bengkel PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual jasa reparasi untuk anggaran Tahun 2010. Perusahaan memiliki dua departemen Bengkel dan tokok Suku cadang Jumlah tenaga kerja didepartemen bengkel 6 orang mekanik dan 4 orang ahli listrik. Perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal selama 300 hari dengan 7 jam kerja perhari .Total aktiva Dep. Bengkel Rp 60.000.000 dan Toko suku cadang Rp 28.000.000. ROI yang diharapkan tahun 2010 sebesar 25% Biaya Tidak Langsung masing2 Dep. Bengkel Rp 16.500.000 dan Dep. Toko Rp 10.000.000. Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp23.800.000. Dalam menetapkan biaya standar Jasa servis (Ganti oli dan turn-up): Jumlah Jam tenaga kerja langsung untuk sekali servis adalah 2,5 jam (2 0rang mekanik dan 1 orang ahli listrik). Bahan yang dibutuhkan persekali servis 1 kaleng oli Rp 10.000 dan oil filter Rp 8.000

Diminta;

a. Biaya tenaga kerja langsung perjam

b. Prosentase Mark – up tenaga kerja langsung

c. Prosentase Mark – up dari Harga beli bahan dan suku cadang d. Total Biaya per – satu kali jasa servis di bengkel PT IGM .

2. Heartland Tools adalah perusahaan besar yang bergerak di desain dan produksi, jig fixture, bentuk perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las heliarc, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan oven panas. Karena persaingan yang ketat dari perusahaan asing, perusahaan saat ini memilki

(13)

kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun sebelumnya, perusahaan telah PHK 545 karyawan.

Untuk harga produk, perusahaan memperkirakan biaya desain produk dan total mark naik 40 persen untuk menutup biaya administrasi dan pemasaran, dan untuk mendapatkan keuntungan. Biaya produk termasuk bahan baku, tenaga kerja, penyusutan peralatan, dan biaya overhead lainnya. Biaya di kolom biaya overhad lainnya terutama biaya tetap.

Biaya diperkirakan sebagai berikut:

1. Biaya desain berdasarkan jam diperkirakan kali tarif 40 per jam 2. Bahan perkiraan biaya yg sebenarnya pada bahan.

3. Tenaga kerja perkiraan biaya tenaga kerja langsung yang sebenarnya (perkiraan jam sebenarnya dikalikan dengan tingkat upah karyawan mungkin ditugaskan untuk pekerjaan ). 4. Penyusutan pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan

untuk

5. Peralatan setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan oleh jam tahunan dengan estimasi penggunaan.

Jenis peralatan jam tahunan penggunaan tahunan

Penggilingan $ 6.000.000 4.000

Pengelasan $ 2.000.000 8.000

Bor tekan $ 1.000.000 5.000

Penekan Hidrolic $ 4.000.000 4.000

Oven Panas $ 5.000.000 4.000

Manufactur lainnya diperkirakan sebagai 50 per jam tenaga kerja langsung. overhead (yakni selain penyusutan). Perusahaan saat ini memperkirakan harga seorang pekerja manufaktur Preston. Sebuah tawaran awal sebagai berikut:

Bahan $ 25.000

Tenaga kerja langsung 28 Jam x $ 25 $ 700

15 Jam x $ 18 $ 270

25 Jam x $ 30 $ 750

Waktu desain 18 Jam

Waktu penggilingan 9.0 Jam

Waktu pengelasan 5.0 Jam

Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam

Waktu Pemanasan 2.0 Jam

Total Biaya Perkiraan _______

Mark Up 40% _______

(14)

Diminta :

a. Perkiraan total biaya dan harga tawaran dengan Mark up 40 persen

b. Preston telah memberitahukan kepada Heartland, ia akan menggunakan pemasok lain jika tawaran Heartland yang lebih dari $ 50.000. Heartland CFO yang sangat keberatan dengan harga 50.000 karena tidak akan dapat menutupi biaya penuh. Evaluasi posisi CFO, jika harga pekerjaan perusahaan di $ 50.000?

Jawab:

a. Biaya tambahan untuk harga pembuatan Preston Bahan

$ 25.000 Tenaga kerja langsung 28 Jam x $ 25 = $ 700

15 Jam x $ 18 = $ 270

25 Jam x $ 30 = $ 750 + 1.720

Waktu desain 18 Jam x $ 40 = 720

Waktu penggilingan 9.0 Jam $ 13.500

Waktu pengelasan 5.0 Jam $ 1.250

Waktu penekanan bor 7.0 Jam $ 1.400

Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam $ 6.500

Waktu Pemanasan 2.0 Jam $ 2.500 + 25.150

Biaya Overhead lainnya 68 jam tenaga kerja x $50 3.400

Total Biaya Perkiraan $ 55.990

Mark Up 40% 22.396

Tawaran $ 78.386

Jenis peralatan jam tahunan penggunaan Tingkat

tahunan Overhead Penggilingan $ 6.000.000 4.000 $1.500 Pengelasan $ 2.000.000 8.000 $ 250 Bor tekan $ 1.000.000 5.000 $ 200 Penekan Hidrolic $ 4.000.000 4.000 $1.000 Oven Panas $ 5.000.000 4.000 $1.250

b. tampak bahwa hanya biaya yang mungkin incremental adalah yang berhubungan dengan desain, bahan, dan tenaga kerja. Asumsi kasus ini, perusahaan akan menghasilkan keuntungan tambahan dari $ 22.560 pada harga $50.000. Mengingat perusahaan tersebut beroperasi di bawah kapasitas (dan dengan asumsi ini harga rendah tidak berdampak negative terhadap harga di masa depan untuk pelanggan preston atau lainnya, pengisian $ 50.000 untuk pekerjaan ini adalah keputusan yang baik.

Tambahan pendapatan $ 50.000 Biaya tambahan Biaya desain $ 720 Bahan $ 25.000 Tenaga kerja $ 1.720 + $ 27.440 Tambahan keuntungan $ 22.560

(15)

3. Koperasi Universitas IGM bergerak dalam desain dan produksi perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las Hidrolik, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan pemanasan (Oven). Karena persaingan yang ketat dari barang impor Koperasi UIGM memilki kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun yang lalu telah mem-PHK 100 karyawan.

Harga produk Koperasi UIGM memperkirakan biaya desain produk dan mark–up naik sebesar 40%.

Biaya diperkirakan sebagai berikut:

a. Biaya desain: Berdasarkan jam rekayasa estimasi tarif Rp. 80 per jam b. Bahan: Perkiraan biaya aktual bahan.

c. Tenaga kerja: Perkiraan biaya tenaga kerja langsung aktual

d. Penyusutan Peralatan: Pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap jenis peralatan.

Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan dalam jam kerja tahunan dengan estimasi penggunaan sebagai berikut:

Jenis peralatan Depresiasi tahunan Jam kerja tahunan

Penggilingan Rp.12.000.000 4.000

Pengelasan Rp. 4.000.000 8.000

Bor tekan Rp. 2.000.000 5.000

Penekan Hidrolik Rp 8.000.000 4.000

Oven /Pemanasan Rp 10.000.000 4.000

(v). Biaya pabrikasi lainnya diperkirakan sebagai Rp 100 per jam tenaga kerja langsung overhead (diluar depresiasi).

Preston Company memesan mesin peralatan dalam jumlah besar dengan harga beli Rp 100.000 per-unit

Koperasi Universitas IGM menetapkan harga jual kepada Preston co dengan perkiraan kalkulasi biaya sbb:

Bahan Rp 50.000

Tenaga kerja langsung 28 Jam x Rp 50 Rp 1.400 15 Jam x Rp 36 Rp 540 25 Jam x Rp 60 Rp 1.500

Waktu desain 18 Jam

Waktu penggilingan 9.0 Jam

Waktu pengelasan 5.0 Jam

Waktu penekanan bor 7.0 Jam

Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam

Waktu Pemanasan 2.0 Jam

Biaya Overhead lainnya: _______

Total Biaya Perkiraan : _______

Mark Up 40% _______

(16)

Diminta:

a. Perkiraan total biaya dan penetapan harga dengan Mark- up 40 persen

b. Preston Company telah memberitahukan kepada Pengurus Koperasi UIGM, ia akan menggunakan pemasok lain jika harga tawaran lebih dari Rp 100.000. Buatlah analisa apakah pesanan dari Preston Co diterima .

Referensi

Dokumen terkait

Analisis iluminasi yang tersaji dalam Tabel 2 akan membantu penentuan konfigurasi pemasangan panel surya dalam perancangan sistem daya satelit, apakah dipasang secara body

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Nikmat, Rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi

berita merupakan hal yang diatur dalam manajemen redaksional (Junaedi:2014). Apabila manajemen redaksional pada perusahaan surat kabar tersusun baik, maka

[r]

Komponen – komponen yang terdapat dalam sistem pakar yaitu User Interface yang dalam sistem ini adalah halaman cek penyakit kucing, basis pengetahuan yang

Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan maka tempurung kelapa dapat digasifikasi menggunakan updraft gasifier untuk menghasilkan gas mampu bakar. Api hasil pembakaran

ini adalah agar semua paket data dari node yang berada pada jaringan ad hoc bisa diteruskan ke jaringan infrastruktur (LAN atau Internet) dan sebaliknya.. Iptables

RESEARCH PARTNERSHIP KERJA SAMA RISET UNTUK MANFFAT PIHAK YANG TERLIBAT LABA PT Z = BIAYA DIKALIKAN PENDAPATAN PT Z DARI RISET TSB SEDANG DEVELOPMENT/CO PRODUCTION