• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam matematika kita telah belajar tentang titik, garis, bidang. Bidang merupakan sesuatu yang terdiri dari garis dan titik. Sedangkan garis dapat tercipta dari dua titik yang berjauhan. Bidang merupakan garis-garis yang berhimpitan yang akhirnya menciptakan dimensi ukuran panjang dan lebar. Sedangkan garis dapat dibentuk pula dari kumpulan titik-titik yang terangkai menjadi satu dan dapat terukur dengan ukuran panjang. Ketiga eleman dasar itulah yang menjadi unsur-unsur pembentuk ruang dalam arsitektur. Dalam sebuah bidang, batas-batas berupa garis dan titik membuat batasan yang menciptakan pandangan tentang hadirnya sebuah ruang di sana. Dalam sebuah bentukan persegi terdapat batasan garis di tepinya yang membuat batasan bagi ruang di dalam persegi tersebut yang hanya sebesar dirinya.Secara tidak sadar ruang dalam bidang tersebut langsung

Tiap garis yang ada memberikan makna batas bagi bidang tersebut. Garis yang ada dalam bidang persegi ini bertemu pada satu titik yang kemudian membentuk sebuah sudut. Sudut tersebut pun memberikan makna bahwa garis tersebut akan bertemu pada titik itu. Dari makna tersebut timbullah persepsi dan pandangan terhadap ruang dan batasannya, meskipun secara kasat mata.

Dalam sebuah ruang hal yang yang terpenting adalah bukan melihat bagaimana perbandingan ukuran dengan tubuh kita namun lebih dari itu, bagaimana perasaan dan persepsi kita tentang ruang yang ada disana. “…the body has

relentlessly been considered an impediment to achieving something greater or something better, something beyond body and matter” (Franck, 1998).

Tubuh kita hanya sebagai alat tolok ukur bagi perasaan yang akan kita rasakan nantinya. Meskipun tubuh tidak bisa terlepas dari faktor yang membantu kita dalam merasakan. Sensor dari tubuh membuat kita dapat menyimpulkan dalam bentuk persepsi dan perasaan. “…the bodies we are are moving, changing,

into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them” (Franck, 1998).

Persepsi merupakan suatu gambaran akan apa yang kita rasakan melalui tubuh kita. Di dalam ruang yang berbeda kita juga akan merasakan perasaan yang berbeda-beda. Ketika memasuki ruang dapur perasaan kita akan berbeda dengan saat memasuki kamar. Sama halnya dengan saat kita memasuki ruang yang sempit dengan ruang yang luas atau ruang yang tinggi dengan ruang yang beratap rendah. Semua perasaan itu timbul karena tubuh kita yang merasakan melalui indera-indera, kemudian menyimpulkan dan merekam ke dalam pikiran. Dalam kehidupan keseharian kita, kita terbiasa melihat bangunan atau ruang yang yang cenderung sama atau memiliki suatu pola tersendiri sehingga kita tidak lagi dapat merasakan pengalaman ruang yang berbeda-beda. Saat kita memasuki sebuah dapur kita akan memiliki bayangan akan ruangan yang penuh alat masak yang tergantung di dinding, kompor di atas meja marmer, serta lemari susun yang menyatu pada dinding. Bayangan akan ruang yang seperti itu akan terasa sama dengan ruangan dapur-dapur yang lain pada umumnya. Hal tersebut

Ramadana Putra

Membongkar Persepsi dalam Ruang melalui

Ular Tangga dan Catur

(2)

menjadi sesuatu yang seakan terpolakan sehingga dapat dipastikan kita akan menemui hal yang sama pada setiap dapur. Pola-pola dan garis besar yang menciptakan suasana ruang yang sama ini membuat kita menjadi tidak berkembang dan cenderung memiliki pandangan bahwa setiap dapur seharusnya memiliki pola ruang dan suasana yang seperti itu. Sehingga kita tidak perlu repot lagi untuk mengubah pandangan kita tentang sebuah ruang untuk memasak tersebut. Pola dan mindset seperti itulah yang menjdi sebuah racun karena tidak memberikan perluasan persepsi dan pencarian akan hal yang baru yang terus berkembang.

Dalam buku Structure in Nature is a Strategy for Design, Peter Pearce menuangkan pemikirannya tentang arsitektur dan alam. Menurut beliau alam merupakan sumber dari kekuatan. Hal ini dia lihat dari hasil-hasil proses evolusi dan seleksi alam yang tengah berlangsung. Peter Pearce mengembangkan idenya untuk melihat kemungkinan apa saja yang dapat dipakai untuk menjadi sebuah bentukan struktur yang baru yang juga dapat langsung diterapkan di dalam bentukan arsitektur. Semua pembahasan dia menggambarkan tentang pemakaian struktur-struktur yang baru yang terdapat di alam bebas ke dalam bentuk arsitektur menjadi sebuah rumah atau gedung namun dengan pemaknaan ruang yang berbeda dari biasanya. Hal ini timbul karena bentuk dari struktur yang digunakan juga sangat berbeda sehingga turut mengubah bentuk ruangan yang ada.

Peter Pearce memulai segalanya dengan pembahasan akan pencarian struktur dari alam yang dapat digunakan. Ia melihat bentuk-bentuk sel pada hewan dan tumbuhan, sarang lebah, sampai kepada gelembung sabun pada sabun cuci. Dari situ ia mengembangkan bentuk-bentuk selanjutnya yang dapat diolah lebih jauh lagi sampai menciptakan kemungkinan struktur yang berbeda-beda.

Hal yang menarik disini adalah bahwa Peter Pearce pada awalnya hanya mencari tentang kemungkinan penggunaan struktur yang baru. Namun ternyata pada akhirnya ia juga menemukan kemungkinan bentukan-bentukan ruang baru yang terjadi dari struktur tersebut. Kemungkinan-kemungkinan dalam bentuk ruang yang baru tersebut benar-benar menjadi seperti pendobrak dari pola-pola yang menjadi acuan sebelumnya. Perasaan kita digugah untuk merasakan keberadaan ruang tersebut melalui seluruh panca indera yang kemudian kita tuangkan ke dalam perasaan. Ruang-ruang tersebut memiliki banyak kesempatan untuk inovasi dan pengolahan diolah lebih lanjut menjadi sesuatu yang baru lagi. Peter Pearce memberikan inovasi dalam merancang. Menggunakan bentuk-bentuk geometri dari alam untuk mendapatkan struktur yang sempurna dan kemudian mendapatkan bentuk baru yang cukup memusingkan kita. Caranya mencari bentuk baru sangat menarik untuk dibahas selain dari sisi struktur dari bangunan itu sendiri. Bentuk geometri yang digunakan sangat bervariasi, kebanyakan adalah bentuk segi enam atau segi banyak lainnya. “…rather than

attempt to set up ’architectural’ criteria for the discovery of such new spatial possibilities, it is far more useful to establish as our goal a knowledge of all the possibilities for the orderly subdivision, modulation, structuring, and enclosing of space.

Pencarian bentuk ruang baru bertujuan memperoleh kesempatan dalam mengolah ruang baru tersebut dan dalam mendapatkan pengalaman ruang yang berbeda. Perasaan dan persepsi yang berbeda-beda membuat ruang tersebut memiliki potensi yang semakin besar untuk dirasakan. Menjauhkan kesan biasa dan monoton adalah efek samping dari ini semua. Yang terpenting adalah bagaimana ruang tersebut dapat menghasilkan pengalaman ruang yang berbeda sehingga kita yang merasakannya akan cenderung memikirkan untuk menyesuaikan diri dengan hal yang baru ini.

(3)

Kemenarikan dari bentukan yang baru adalah akan memunculkan suatu bentuk pemikiran yang baru akan sebuah ruang, esensi dan juga makna dari ruang tersebut. Pemikiran akan bagaimana cara penggunaannya ini dapat membuat cara yang berbeda-beda bagi setiap orang. Perbedaan tersebut akan memperkaya pengalaman ruang yang didapat serta persepsi yang berbeda-beda yang akan membuat orang memiliki caranya sendiri dalam berbuat sesuatu di dalam ruang tersebut.

Guna memberitahukan ide ini kepada orang lain dibutuhkan banyak penelitian agar masyarakat dapat memahami kelebihan dari bentukan yang baru dibandingkan dengan bentukan yang lama. Bagaimana cara menyampaikan bentukan yang baru dan mendapatkan respon yang berbeda-beda. Ketika menghadapi persoalan seperti ini, masyarakat yang mengalaminya harus sudah pernah merasakan bentuk ruang yang lama sehingga ketika digantikan dengan yang baru orang-orang tersebut dapat membandingkannya ketika menggunakannya atau menemukan hal-hal yang berbeda ketika berada di ruang tersebut.

Dalam eksperimen yang saya lakukan di sini, pencarian akan bentuk yang ringan dan telah diketahui masyarakat banyak menjadi pilihannya, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menyerap perubahan apa yang telah terjadi. Saya mencoba untuk melakukan beberapa perubahan terhadap beberapa permainan. namun tidak mengubah tata cara bermain dan aturannya yang telah diketahui banyak orang. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat merasakan permainan yang wujudnya telah berubah tersebut. Sehingga orang yang bermain dengan permainan tersebut tidak perlu mencari bagaimana cara dan aturan dalam memainkan permainan ini. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mereka mengubah mindset mereka yang biasa menjadi berbeda sehingga akan lahir strategi-strategi baru guna memenangkan permainan tersebut.

Hal ini sama seperti misalnya apabila kita mengubah dapur. Kita mengubah bentukan dari dapur menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda. Tempat alat masak ada di lantai, kompor berada di dinding, meja untuk memotong terletak di dinding. Perubahan yang ada tersebut tentu tidak merubah fungsi dapur tersebut sebagai tempat untuk memasak karena peralatan memasak masih tersedia disana namun yang berubah adalah peletakan dan bentuknya saja. Hal ini mengandung arti bahwa tata cara dan aturan main dalam dapur tersebut tetap sama. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana kita dapat mengunakan alat memasak tersebut. Pencarian strategi memasak di sini merupakan salah satu cara dalam merasakan ruang yang ada. Menggunakan semua indera dan pikiran untuk menyatukan semua perasaan yang terkumpul dan juga memetakan kembali bentuk dapur semula ke dalam bentukan baru ini.

Dalam eksplorasi yang saya lakukan, catur dan ular tangga dipilih untuk dibongkar ulang karena kedua permainan tersebut cukup sering ditemui dan dimainkan masyarakat serta merupakan permainan yang memiliki taktik dalam bermain. Sehingga ketika telah diubah taktik tersebut akan menjadi sesuatu yang memusingkan kepala karena dengan bentukan yang baru berarti kita harus mencoba memetakan taktik permainan yang lama ke dalam permainan yang baru tersebut.

(4)

Permainan catur dengan papan mozaik persegi hitam putih

Kedua permainan tersebut mengalami beberapa perubahan dalam bentuk yang biasa dimainkan adalah berbentuk papan datar dan dimainkan di atas permukaaan. Kebanyakan orang dalam permainan ini akan menginginkan untuk mendapatkan posisi angka yang berada di bawah tangga agar mereka dapat dengan mudah mencapai angka teratas dengan tangga sebagai jalan pintas dan juga dapat menghindari ular karena dapat kembali turun keawal permainan. Tata cara permainan seperti itu tetap dipertahankan. Tangga berarti naik dan ular berarti turun. Yang berubah adalah bentuk dari papan permainan tersebut yang hanya berbentuk dua dimensional menjadi tiga dimensional. Dengan demikian awalnya kita dapat melihat semua bidang permainan dan menyusun strategi untuk menuju angka berapa dengan mudah ketika dibuat dengan bentuk tiga dimensional membuat orang yang memainkannya harus membayangkan letak angka tersebut dan bagaimana cara mencapainya. Selain itu harus berhati-hati dalam berjalan karena dengan bentuk tiga dimensional tersebut tiap sisi akan menempel dengan yang lainnya sehingga kemungkinan mendapatkan tangga atau ular menjadi lebih besar.

Ulartangga tiga dimensional

Bentuk dari papan ular tangga yang menjadi 3 dimensional membuat kita berpikir tentang arah jalan yang hanya mengelilingi dari bentuk tersebut. Kemungkinan mendapatkan ular atau tangga menjadi lebih sering karena tiap sisi dari bentuk tersebut saling bertemu satu dengan yang lain.

Pada permainan catur bidang permainan juga berupa papan yang tergambar persegi sebanyak 64 buah dengan 32 buah bidang berwarna putih dan 32 buah bidang berwarna hitam yang disusun bergantian. Papan permainan catur biasa berbentuk persegi dan memiliki 4 sisi sehingga memudahkan untuk berjalan karena tiap sisi bertemu dengan bidang yang lain dan untuk berjalan hanya tinggal melangkahkan bidak melewati bidang tersebut.

Untuk berjalan pada papan permainan ini berarti berarti kita hanya tinggal melewati sisi dari persegi kecil tersebut dengan sudut tetap 90 derajat. Sementara untuk diagonal kita hanya tinggal mengikuti titik-titik sudut yang sudah ada dengan sudut pasti 45 derajat. Hal tersebut cukup mudah dipahami karena bentuk yang

(5)

persegi memiliki sisi yang sama dan juga bentuk jalan yang juga tetap persegi. Mudah untuk menghafalkan bentuk huruf L untuk kuda, diagonal, vertikal, serta horizontal.

Tata cara bermain yang menggunakan papan hitam putih jumlah dari petak hitam dan putih serta cara jalan bidak-bidak catur tersebut tetap dipertahankan. Yang kita ubah adalah bentuk persegi dari petak hitam dan putih tersebut menjadi berbentuk segi tiga. Bidak-bidak catur juga berjalan seperti layaknya pada permainan biasa, diagonal, vertikal, horizontal. Ketika berjalan horizontal kita tidak akan menemui bidang namun jika berjalan vertikal kita belum tentu melewati bidang kita dapat saja malah melalui sebuah titik. Sedangkan diagonal berarti kita harus mengikuti garis sisi dari petak tersebut. Hal yang cukup merepotkan adalah ketika kita akan berjalan, meskipun memiliki cara yang sama namun jika kurang cermat kita bisa saja salah meletakkan bidak catur kita.

Catur segitiga dan tatacara permainan

Ada cukup banyak perbedaan yang terdapat pada cara jalannya bentuk-bentuk persegi tidak lagi dapat ditemui disini. Sudut jalan 90 derajat juga berubah. Yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana menebak langkah lawan dalam berjalan karena kita harus mengerti bentuk path yang dihasilkan segitiga tersebut dalam berjalan.

Dengan dihasilkannya perbedaan dari permainan yang biasanya akan membuat suasana yang berbeda saat bermain. Penuh dengan perhitungan dalam mengkhayalkan dan merasakan perbedaan yang ada. Merasakan ruang yang berbeda dari bentuk 2 dimensional menjadi 3 dimensional serta memperhitungkan yang tadinya hanya berpikir datar menjadi lebih kompleks. Sama halnya dengan mengubah bidang yang dipakai untuk bermain dari persegi menjadi segitiga sama sisi ternyata memberikan pengalaman yang cukup sulit untuk membiasakan diri dengan hal tersebut.

Hal inilah yang akan dibagikan kepada orang banyak tentang pengalaman ruang yang berbeda, Bagaimana apabila ruang kita tidak berbentuk seperti kubus lagi. Apa yang akan kita lakukan untuk menyikapi hal itu. Membagi pengalaman akan pemaknaan yang terjadi jika ruang juga berbeda membuat kita hidup lebih bervariasi dengan pemikiran yang bervariasi juga untuk memaknai ruang yang berbeda tersebut. Persepsi dalam setiap ruang yang berbeda pun akan menghadirkan pengalaman ruang yang berbeda sehingga imajinasi kita dalam ruang terus berkembang.

(6)

Daftar Pustaka

Franck, Karen A. (1998). Architect in Cyberspace II. Architectural Design, 68(11/12). New York: John Wiley & Sons.

Pearce, Peter. (1990). Structure in Nature is a Strategy for Design. London: The MIT Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini jumlah remaja putri di pondok pesantren Darussalam yang mengalami istihadhoh tingkat stres dalam rentang normal (0-13) sedangkan pada kelompok tidak

langsung maupun tidak langsung melalui media. Menjungjung tinggi kebudayaan nasional dan lokal. Melaporkan setiap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa lain. Tidak menerima uang,

Jumlah artikel hasil penelitian dan pengembangan kesehatan di Bidang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang dipublikasikan pada media cetak dan atau elektronik nasional

Unsur mineral dalam tanah akan berpengaruh terhadap kandungan mineral sumber pakan yang hidup pada lahan tersebut termasuk di daerah aliran sungai.. Unsur hara pada

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ( Non-exclusive Royalti- Free Right ) atas

Ayat (1) : “Diancam dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun dipidana pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan pada

Sources: M cKinsey, The W orld Islamic Banking Competitiveness Report 2 0 0 7-0 8, “Capturing the Trillion D ollar Opportunity”; Islamic Finance N ews, IFSB & N ational

Penelitian ini dilakukan dengan survei geometri jalan, volume lalu lintas, hambatan samping, kecepatan kendaraan dan kegiatan perparkiran pada ruas jalan Kesehatan