• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PRODUKSI ENZIM β-mananase EKSTRASELULER DARI BAKTERI Geobacillus stearothermophilus L-07

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI PRODUKSI ENZIM β-mananase EKSTRASELULER DARI BAKTERI Geobacillus stearothermophilus L-07"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI PRODUKSI ENZIM β-MANANASE EKSTRASELULER

DARI BAKTERI Geobacillus stearothermophilus L-07

Sumardi

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung

Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35145

Email: mannanase@yahoo.com

Diterima 21 Juni 2005, disetujui untuk diterbitkan 25 Juli 2005

ABSTRACT

Geobacillus stearothermophilus L-07 was tested for production of extracellular β-mannanase. The enzymes production was showed by clear zone from around colony after staining with congo red and destaining with NaCl solution. The enzymes were endohydrolases that catalyze random hydrolysis of β-1,4-mannosidic linkages in the main chain of galactomannan to mannooligosaccharide, and mannose. The β-mannanase activity was highest in culture medium, containing 0.65% (w/v) locust bean gum in pH 7.0 after 36 hours of cultivation at 60oC. However, the highest β-mannanase activity was observed in culture medium after 12 hours of cultivation at 70oC, respectively.

Keywords: Geobacillus stearothermophilus L-07, β- mannanase

1. PENDAHULUAN

Di alam, hemisellulosa adalah polisakarida kedua yang sangat melimpah setelah selulosa. Komponen utama hemiselulosa adalah hetero-1,4- β -D-xilan and hetero-1,4-β-D-manan (galaktoglukomanan, galaktomanan, dan glukomanan). Heteroxilan terutama ditemukan pada rumput-rumputan, biji sereal, dan kayu keras. Manan terutama terdapat pada endosperma kopra, kelapa sawit, kopi, dan locust bean1.

Organisme pemecah manan berupa bakteri, fungi, tanaman, aktinomisetes, dan moluska2, 3 dengan menghasilkan enzim β-mananase (1,4-β-D manan manohidrolase [EC 3.2.1.78]). Enzim tersebut menghidrolisis ikatan β-(1,4)- dalam rangka utama polimer manan, yang kemudian menghasilkan rantai pendek manooligosakarida. Selanjutnya senyawa tersebut dipecah oleh kerja enzim β-manosidase (β-D-β-manosidase [EC 3.2.1.25]) dan α-galaktosidase (EC 3.2.1.22) menghasilkan manosa dan galaktosa4. Enzim pemecah manan berperan banyak banyak aplikasi industri seperti pengolahan pangan, pakan ternak, deterjen, tekstil, dan kertas. Penggunaan enzim β-mananase termo-filik sangat berguna dalam industri yang memer-lukan proses aseptis bersuhu tinggi sehingga kontaminasi produk bisa dihindari.

Beberapa makalah tentang karakterisasi β-mana-nase telah dipublikasikan. Bakteri Termotoga

neo-politana menghasilkan mananase dengan aktivitas enzim 0,8 U/mg, aktif pada pH 7,1 dan suhu 90oC4. Sedangkan Rhodothermus marinus aktif pada pH 5,4 dan suhu 85oC (5). Sedangkan Bacillus sp. Menghasilkan mananase yang aktif pada pH 7,0 dan suhu 70oC1.

Dalam penelitian ini dilakukan optimasi produksi β-mananase ekstraseluler dari bakteri Geobacillus stearothermophilus L-07 yang telah berhasil diisolasi dari limbah cangkang sawit di Lampung.

2. METODE PENELITIAN

2.1. Organisme

Bakteri G. stearothermophilus strain L-07 diiso-lasi dari limbah cangkang sawit dari Pabrik Mi-nyak Kelapa Sawit di Rejosari, Natar, Lampung 6. 2.2. Media dasar

Media untuk produksi β-mananase ekstraseluler dari G. stearothermophilus L-07 adalah medium cair modifikasi (1), yang terdiri atas : Ekstrak khamir 0,35% (b/v), tripton 0,35% (b/v), MgSO4 0,03% (b/v), KH2PO4 0,245% (b/v), (NH4)2SO4 0,25% (b/v), NaCl 0,2% (b/v) dan locust bean gum (LBG) 0,35% (b/v) pada pH 7,0.

(2)

2.3. Deteksi G. stearothermophilus L-07 penghasil β-mananase ekstraseluler

G. stearothermophilus L-07 ditumbuhkan di medium yang dibuat dengan dua lapis di cawan Petri. Medium di lapisan bawah dengan komposisi ekstrak khamir 0,35% (b/v), tripton 0,35% (b/v), MgSO4 0,03% (b/v), KH2PO4 0,245% (b/v), (NH4)2SO4 0,25% (b/v), dan NaCl 0,2% (b/v). Sedangkan lapisan atas dengan komposisi MgSO4 0,03% (b/v), KH2PO4 0,245% (b/v), (NH4)2SO4 0,25% (b/v), NaCl 0,2% (b/v) dan locust bean gum (LBG) 0,35% (b/v). Setelah diinkubasi selama 14 jam pada suhu 60-70oC, bakteri tersebut kemudian diwarnai dengan 0,1% Congo Red selama 15 menit dan selanjutnya dicuci dengan 1 M NaCl. G. stearothermophilus terdeteksi menghasilkan β -mananase apabila zona jernih terbentuk di sekeliling koloninya.

2.4. Seleksi konsentrasi Locust bean gum terbaik untuk produksi β-mananase

G. stearothermophilus L-07 telah diketahui menghasilkan β-mananase, kemudian diuji untuk menemukan konsentrasi locust bean gum yang terbaik untuk produksi enzim. Penentuan konsen-trasi substrat dengan cara mengatur konsenkonsen-trasi locust bean gum di medium dasar produksi. Konsentrasi locust bean gum yang digunakan adalah 0,35%, 0,5%, 0,65%, dan 0,8%. Setelah diproduksi selama 24 jam dan suhu 60oC supernatan diambil untuk diuji aktivitasnya. Uji aktivitas β-mananase dilakukan dengan meng-hitung gula pereduksi dengan metode DNS7. 2.5. Penentuan pH Media terbaik untuk Produksi β-Mananase

Penentuan pH media untuk produksi optimum β-mananase L-07 dilakukan dengan cara menum-buhkan G. stearothermophilus L-07 di dalam media produksi dengan pH 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Setelah inkubasi pada suhu 60oC pada konsentrasi locust bean gum terbaik dan lama inkubasi 24 jam. Supernatan kemudian diambil untuk diuji aktivitas β-mananasenya.

2.6. Penentuan lama inkubasi terbaik untuk produksi β-mananase

Untuk memperoleh produksi β-mananase yang maksimal dilakukan pembuatan kurva pro-duksinya. Langkah pertama yang dilakukan pembuatan starter yaitu dengan mengambil satu lup biakan G. stearothermophilus L-07 dan diinokulasikan pada 25 ml medium mengandung 0,35% ekstrak khamir; 0,35% tripton; 0,035% MgSO4; 0,245% KH2PO4; 0,175% (NH4)2SO4, dan

0,2% NaCl. Biakan diinkubasi pada 60oC dengan kecepatan 120 rpm selama 8 jam. Kemudian sebanyak 4% starter diinokulasikan ke medium dasar produksi (0,35% Ekstrak khamir; 0,35% tripton; 0,035% MgSO4; 0,245% KH2PO4; 0,175% (NH4)2SO4, dan 0,2% NaCl; 0,65% Locust bean gum. Bakteri diinkubasi pada suhu 60oC dengan kecepatan 120 rpm. Percobaan yang sama juga dilakukan namun pada inkubasi 70oC. Pengam-bilan sampel dilakukan setiap 4 jam sekali seba-nyak 500 µl untuk diuji aktivitas β-mananase. Percobaan yang sama juga dilakukan namun per-tumbuhan G. stearothermophilus L-07 pada suhu 70oC. Uji aktivitas β-mananase dilakukan dengan menghitung gula pereduksi dengan metode DNS7. 2.7. Pengujian Aktivitas β-Mananase

Pengujian enzim berdasarkan media modifikasi (8), campuran reaksi mengandung 0,5% larutan manan (locust bean gum) pada bufer sitrat 50 mM, pH 6 (900 µl substrat locust bean gum 0,55% dan 100 µl enzim). Sebanyak 1 ml total volume diinkubasi pada suhu optimalnya (75-80oC) selama 30 menit. Selanjutnya ditambahkan 1 ml pereaksi DNS dan dipanaskan sampai mendidih dalam air selama 15 menit. Kemudian didinginkan pada air dingin selama 20 menit. Pembacaan dengan spektrofotometer diukur pada panjang gelombang 575 nm (7). Kadar manosa yang terbentuk karena aktivitas enzim merupakan kadar manosa hasil degradasi enzim setelah dikurangi kontrol. Satu unit aktivitas enzim adalah reaksi enzim yang dapat menghasilkan 1 µmol manosa per menit.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa G. stearothermophilus L-07 dapat menghasilkan zona jernih pada medium yang mengandung galak-tomanan (locust bean gum) setelah dideteksi dengan congo red (Gambar 1). Hal tersebut berarti bakteri tersebut dapat memecah galaktomanan dengan bantuan reaksi kompleks enzim β -mana-nase yang menghasilkan manosa dan mano-oligosakarida. Congo red dapat berikatan dengan polisakarida yang mempunyai ikatan 1,4-β9. Sedangkan locust bean gum mengandung polimer manan yang mempunyai ikatan 1,4-β manosidik dan terdapat galaktosa sehingga disebut galaktomanan. Setelah galaktomanan tersebut dipecah oleh β-mananase maka disekeliling koloni bakteri hanya terdapat sedikit ikatan 1,4-β manosidik, karena banyak dihasilkan manosa dan manooligosakarida. Dengan demikian warna congo red tidak banyak yang terikat oleh manosa dan manooligosakarida sehingga di sekeliling koloninya tampak menjadi lebih jernih.

(3)

Gambar 1. Reaksi enzim β-mananase yang diproduksi oleh G. stearothermophilus L-07, ditunjukkan dengan zona jernih di sekeliling koloninya setelah diwarnai dengan larutan congo red dan peluntur NaCl

3.1. Pengaruh konsentrasi locust bean gum sebagai substrat penumbuh terhadap produksi

ββββ-mananase G. stearothermophilus L-07

Untuk mengetahui kondisi optimal produksi β -mananase oleh G. stearothermophilus L-07, perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi locust bean gum yang berbeda yaitu 0,35%, 0,5%, 0,65%, dan 0,8% (Gambar 2). Makin tinggi konsentrasi locust bean gum makin tinggi pula aktivitas β-mananasenya. Aktivitas enzim tertinggi pada konsentrasi locust bean gum 0,65% yaitu sebesar 0,69 U/ml. Kenaikan konsentrasi di atas optimumnya (hingga 0,8%) malah justru menurunkan aktivitasnya. Pada konsentrasi substrat yang tinggi molekul β-mananase berinteraksi dengan substrat membentuk kompleks enzim dengan dobel substrat yang bersifat tidak produktif, sehingga tidak menghasilkan produk yang dikehendaki. Dengan demikian maka aktivitas enzim menjadi rendah.

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.35 0.50 0.65 0.80 Konsentrasi LBG (%) a kt iv ita s m a n a n a s e ( U /m l)

Gambar 2. Pengaruh konsentrasi locust bean gum di medium pertumbuhan G. stearothermophilus L-07 terhadap produksi β-mananase

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 5 6 7 8 9 10 pH media A k ti vi ta s m a n a n a s e s p e s if ik ( U /m g )

(4)

3.2. Produksi β-Mananase pada Berbagai pH Media

Perlakuan pengaruh pH medium untuk memproduksi β-mananase L-07 dilakukan pada substrat locust bean gum 0,65% (b/v). Dari hasil percobaan diketahui bahwa β-mananase L-07 diproduksi pada pH 5,0 sampai dengan pH 9,0. Pada pH 4,0 dan pH 10 produksi β-mananase sangat kecil (0,01 dan 0,03 U/mg). Dari perlakuan pengaruh pH medium diketahui bahwa pH optimum pertumbuhan diperoleh pada media pH 7,0 (3,1 U/mg) (Gambar 3). Hal itu sesuai sifat dari β-mananase L-07 bahwa kondisi terbaik pada pH 7,0 (6). Pada pH tersebut, ion negatif dan positif seimbang sehingga memungkin β-mananase L-07 dikeluarkan oleh G. stearothermophilus L-07 membentuk konformasi molekul enzim yang tepat untuk melakukan aktivitasnya. Dengan demikian G. stearothermophilus L-07 melakukan aktivitasnya secara maksimal pada pH 7,0. 3.3. Produksi β-Mananase pada berbagai lama inkubasi

Perlakuan pengaruh lama inkubasi untuk memproduksi β-mananase L-07 dilakukan pada substrat locust bean gum 0,65% (b/v) dan pH medium 7,0. Produksi β-mananase L-07 dinyatakan dalam satuan aktivitas enzim, karena konsentrasi enzim dengan aktivitas enzim berbanding lurus. Pada inkubasi suhu 60oC, β -mananase L-07 diproduksi mulai pada jam ke-4

dengan aktivitas 0,5 U/mg, aktivitasnya terus naik dan tertinggi pada jam ke-36 dengan aktivitas 3.1 U/mg dan kemudian menurun aktivitasnya secara perlahan, sampai jam ke-48 sebesar 3,0 U/ml (Gambar 4).

Namun hasil percobaan pengaruh lama inkubasi terhadap aktivitas β-mananase yang diproduksi oleh G. stearothermophilus L-07 pada suhu 70oC mulai pada jam ke-6 dengan aktivitas 2,2 U/mg, terus naik aktivitasnya dan tertinggi pada jam ke-12 dengan aktivitas 3,2 U/mg dan kemudian menurun aktivitasnya secara tajam, sampai jam ke-24 sebesar 1,9 U/mg (Gambar5). Aktivitas tertinggi dari inkubasi suhu 60oC dan 70oC ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Dari hasil percobaan tersebut juga diketahui bahwa inkubasi pada suhu 70oC lebih mempercepat produksi enzim, namun enzim tersebut kemudian banyak yang rusak. Pada suhu 60oC enzim diproduksi dalam waktu yang lebih lama, namun enzim dapat terjaga aktivitasnya. Pada penelitian bakteri termofilik lain, dinyatakan bahwa kelompok β-mananase ekstraseluler pada bakteri4. Thermotoga neopalitana dapat menghasilkan enzim sebesar 0,83 U/mg, aktif pada suhu 90oC dan pH 7,1. Sedangkan β-mananase ekstraseluler dari Bacillus sp mempunyai aktivitas 12,5 U/mg aktif pada suhu 70oC dan pH 7,0 (1). β -mananase ekstraseluler dari Bacillus sp KK01 mempunyai aktivitas 0,04 U/mg aktif pada suhu 50oC dan pH 7,0 8.

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0

4

8

12

16

20

24

28

32

36

40

44

48

Lama inkubasi (jam)

A k ti vi ta s m a n a n a s e s p e s if ik ( U /m g )

Gambar 4. Pengaruh lama inkubasi G. stearothermophilus L-07 terhadap produksi β-mananase pada suhu 60oC

(5)

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 0 6 12 18 24

Lama inkubasi (Jam)

A k ti vi ta s m a n a n a s e s p e s ifi k ( U /m g )

Gambar 5. Pengaruh lama inkubasi G. stearothermophilus L-07 terhadap produksi β-mananase pada suhu 70oC

4. KESIMPULAN

Bakteri aerob termofilik Geobacillus stearothermophilus L-07 dapat menghasilkan β-mananase (endo-1,4-β-D-β-mananase, EC 3.2.1.78) ekstraseluler. Enzim tersebut menghidrolisis ikatan 1,4-β-manosidik pada galaktomanan menjadi manooligosakarida dan manosa. Medium dengan sumber karbon 0,65% (b/v) locust bean gum, pH 7,0 dan lama inkubasi 36 jam pada suhu 60oC adalah kondisi terbaik untuk memproduksi β -1,4-mananase (3.1 U/mg). Dengan perlakuan yang sama, namun suhu dinaikkan menjadi 70oC ternyata produksi terbaik pada inkubasi selama 12 jam (3,2 U/mg).

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc atas diskusinya. Demikian juga kepada proyek RCMD FMIPA IPB Bogor, Beasiswa BPPS dari Dikti lewat IPB Bogor, dan dana penelitian DIK 2004 Unila Bandar Lampung yang telah ikut mendanai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ooi T and Kikuchi, D. 1995. Purification and some properties of β-mannanase from Bacillus sp. World J. Microbiol. Biotechnol. 11: 310-314

2. Zakaria M.M., Ashiuchi, M., Yamamoto, S., and Yagi, T. 1998. Optimization for β-mannanase production of a psychrophilic bacterium, Flavobacterium sp. Biosci. Biotechnol. Biochem. 62: 655-660

3. Xu, B. 2002. Endoglucanase and mannanase from blue mussel, Mytilus edulis purification, characterization, gene and tree dimensional structure. Doctoral thesis. Upsala Universitet. 4. Duffaud G.D., McCutchen, C.M., Leduc, P., Parker, K.N. & Kelly, R.M. 1997. Purification and characterization of extremely thermo-stable β-mannanase, β-mannosidase, and α-galactosidase from the hyperthermophilic eubacterium Thermotoga neopalitana 5068. Appl. Environ. Microbiol. 63:169-177

5. Politz, O., Krah, M., Thomsen, K.K. and Borriss. R. 2000. A highly thermostable endo-(1,4)- β-mannanase from the marine bacterium Rhodothermus marinus. Appl. Microbiol. Biotechnol. 53: 715-721

6. Sumardi. 2005. Isolasi, karakterisasi, dan produksi β-mananase ekstraseluler dari G. stearothermophilus L-07. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

7. Miller, G.L. 1959. Use of dinitrosalisylic acid reagent of determination of reducing sugar. Anal Chem., 31: 426-428

8. Hossain H.Z., Abe, J. & Hizukuri, S. 1996. Multiple forms of β-mannanase from Bacillus sp. KK01. Enzyme. Microb. Technol.18: 95-98.

9. Teather, R.M, and Wood, P. J. 1982. Used of congo red-polysaccharide interactions in enumeration and characterzation of cellulolytic bacteria from the bovine rumen. Appl Environ Microbiol 43: 777-780

(6)

Gambar

Gambar 2.  Pengaruh konsentrasi locust bean gum di medium pertumbuhan G. stearothermophilus L-07   terhadap produksi β-mananase
Gambar 4.  Pengaruh lama inkubasi G. stearothermophilus L-07 terhadap produksi β-mananase pada suhu   60 o C
Gambar 5. Pengaruh lama inkubasi G. stearothermophilus L-07 terhadap produksi β-mananase pada suhu   70 o C

Referensi

Dokumen terkait

Membuat sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit asma menggunakan logika fuzzy Tsukamoto, yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam diagnosa penyakit

Hasil uji perbedaan dua rata-rata, kelas yang diterapkan strategi Index Card Match diperoleh nilai rata-rata 66.68% sedangkan dengan pembelajaran konvensional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kawasan Dare Memorial Museum yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, kondisi lingkungan internal dan eksternal serta

[r]

Tujuan khusus penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi barang/jasa dan masalah yang diadukan konsumen, (2) Mengidentifikasi proses penyampaian pengaduan melalui YLKI dan

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), biasa disebut mikrohidro, adalah suatu pembangkit listrik kecil yang menggunakan tenaga air dengan kapasitas tidak lebih

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

terdapat cukup bukti untuk mengatakan bahwa pada kelompok siswa dengan kecerdasan naturalis rendah (B2), siswa yang belajar dengan PLH monolitik memiliki kemampuan