• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi dan Inventarisasi Anggrek di Kawasan Kebun Raya Bukit Sari, Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksplorasi dan Inventarisasi Anggrek di Kawasan Kebun Raya Bukit Sari, Jambi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman: 55-59

© 2002 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta

Eksplorasi dan Inventarisasi Anggrek di Kawasan Kebun Raya Bukit Sari, Jambi

Exploration and inventarisation of orchids in Bukit Sari Botanic Garden, Jambi

DWI MURTI PUSPITANINGTYAS

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI, Bogor 16002. Diterima: 10 Mei 2002; Disetujui 31 Juli 2002

ABSTRACT

Bukit Sari Botanic Garden is located in Jambi Province of Sumatra. It covers a 300 hectare area of lowland forest. The garden will play an important role in the future because the outer area of Bukit Sari Botanic Garden will be opened for palm oil plantation. Orchid inventory and exploration were conducted to study orchid diversity in the garden and the surrounding areas. Observation on the population of terrestrial orchid was also done to study the dominant terrestrial orchid in that area. It was recorded that there were 26 orchid species belonging to 20 genera, 15 species of which were epiphytes and 11 other species were terrestrial orchids. The most dominant terrestrial orchid was Plocoglottis javanica, while Tropidia curculigoides, Neuwiedia veratrifolia and Claderia viridiflora were very commonly found. Some epiphyte orchids such as Coelogyne foerstermannii, Dendrobium leonis, Bulbophyllum patens, Dendrobium lamellatum and Dendrobium aloifolium were found more frequently than the others.

Key words: orchids, Bukit Sari Botanic Garden, Jambi.

PENDAHULUAN

Pada tanggal 27 Februari 1998 areal hutan Bukit Sari yang terletak di Sengkati, Kabupaten Batanghari dan Bungatebo diubah namanya menjadi Kebun Raya Bukit Sari, berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 301/Kpts-II/1998. Kawasan ini berlokasi di pinggir jalan raya Jambi-Muarabungo, dengan luas 300 ha. Wilayah yang termasuk Kabupaten Batanghari seluas 220 ha (73,33%), sedang Kabupaten Bungotebo seluas 80 ha (26,67%). Kebun Raya Bukit Sari terletak pada ketinggian 50-75 m dpl, dengan topografi bergelombang dan berbukit-bukit terjal. Jenis tanah didominasi oleh tanah podsolik merah-kuning (insitisol dan ulsitol). Suhu udara berkisar antara 20-33,6°C dengan curah hujan rata-rata dalam satu tahun sekitar 93 hari atau 1606,5 mm (Soewilo, 1999).

Di sekitar Kebun Raya Bukit Sari, Jambi masih terdapat areal hutan rakyat yang akan dijadikan perkebunan, berupa hutan sekunder dengan jenis flora yang heterogen. Topografi hutan ini bergelombang terdiri dari bukit-bukit kecil, terletak di dataran rendah dengan ketinggian antara 90-100 m dpl. Suhu udara relatif normal yaitu sekitar 28-30°C dan kelembaban udara cukup kering yaitu 50-60%. Jenis tanah berupa lempung liat dan warna agak kemerah-merahan, bila basah karena hujan tanah menjadi lengket dan liat. Kemasaman tanah relatif netral dengan pH sekitar 5-6. Duhulu kawasan ini merupakan daerah penebangan dengan hasil kayu cukup banyak, tetapi sekarang kawasan ini hendak dialihkan fungsinya menjadi hutan tanaman industri kelapa sawit. Sistem pengelolaannya diserahkan kepada rakyat sekitar, dimana setiap kepala keluarga

mendaparkan 2 ha. Pada saat ini program pengalihfungsian kawasan tersebut menjadi areal perkebunan belum tereali-sasi, sehingga rakyat memanfaatkan kayu-kayu yang cukup besar untuk ditebang. Jenis kayu yang banyak ditebang pada saat ini umumnya merupakan kayu berkualitas rendah, yaitu kayu kompas (Koompasia excelsa dan K.

malaccensis), sedangkan jenis-jenis kayu Dipterocarpaceae

yang berkualitas tinggi sudah habis ditebang.

Sehubungan dengan adanya pengalihfungsian hutan alami menjadi areal perkebunan tersebut, dikhawatirkan sumber plasma nutfah di kawasan ini akan punah, termasuk keragaman anggreknya. Untuk itu perlu segera diupayakan konservasi flora, termasuk jenis-jenis anggrek dari kawasan tersebut ke dalam Kebun Raya Bukit Sari. Tahap awal yang sudah dilakukan yaitu inventarisasi keragaman anggrek yang tumbuh di dalam dan di sekitar Kebun Raya Bukit Sari.

BAHAN DAN METODE

Inventarisasi dilakukan melalui eksplorasi di dalam dan di luar (di sekitar) Kebun Raya Bukit Sari, Jambi. Jenis-jenis anggrek yang ditemui diambil sampelnya untuk dikonservasikan secara ex situ di Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Bukit Sari, sebagai koleksi hidup. Di samping itu dibuat pula spesimen herbarium basahnya.

Identifikasi tingkat marga dilakukan melalui pengama-tan morfologi perawakan, sedangkan untuk mengidentifi-kasi sampai tingkat jenis dilakukan pengamatan morfologi bunga. Identifikasi dilakukan melalui penelusuran pustaka dan dideterminasi dengan mencocokkan spesimen

(2)

herba-rium dengan koleksi anggrek di Kebun Raya Bogor dan Herbarium Bogoriense. Pustaka-pustaka yang digunakan dalam identifikasi antara lain: Comber (1990; 2001), Supardi dkk. (1999), serta Seidenfaden dan Wood (1992). Untuk anggrek tanah secara khusus dihitung pula dominansinya melalui pengamatan jumlah individu dan frekuensinya. Pengamatan dilakukan pada setiap penjumpaan, yakni setiap kali dijumpai anggrek tanah dalam perjalanan, maka dilakukan pengamatan populasi anggrek pada luasan 1x1 m2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ditinjau dari keragaman floranya, kawasan Bukit Sari memiliki keragam jenis tumbuhan yang cukup tinggi. Sayangnya, jenis-jenis kayu meranti usia

tebang sudah tidak ada lagi, sehingga saat ini rakyat menebang jenis kayu kompas (K.

excelsa dan K. malaccensis) dan kayu

arang-arang (Diospyros spp.) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada saat ini pohon kompas merupakan tumbuhan yang cukup dominan di Bukit Sari. Jenis pohon besar lain yang juga ditemukan antara lain Pentaspadon montleyi, Shorea

spp., Dyera costulata, Dacryoides costata, Canarium hirsutum, Canarium luteola dan Artocarpus sp. (Soewilo, 1999).

Tumbuhan lain yang dominan di luar (di sekitar) kawasan Kebun Raya Bukit Sari antara lain adalah beberapa jenis palem seperti: Licuala paludosa dan L. spinosa, serta berbagai jenis rotan seperti Calamus,

Daemonorops, Korthalsia. Marga Macaranga (M. triloba dan M. gigantea)

yang memiliki daun cukup lebar, merupakan salah satu tumbuhan pionir yang dominan. Di samping itu, pohon yang daunnya sangat mirip dengan damar (Agathis damara) yaitu Nageia wallichiana juga banyak tumbuh di kawasan ini. Pohon tersebut banyak ditemukan sebagai pohon muda atau anak pohon.

Keragaman anggrek

Pulau Sumatera merupakan pulau kelima terbesar di dunia. Comber (2001) telah mengidentifikasi 1118 jenis anggrek yang tumbuh di di pulau ini. Selain itu, kemungkinan masih terdapat 10% jenis anggrek yang belum diidentifikasi. Dari jumlah tersebut 41% diantaranya dinyakini sebagai anggrek endemik Sumatera.

Secara umum keragaman anggrek di kawasan Bukit Sari tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 2,3%, bila dibandingkan dengan keseluruhan anggrek yang terdapat di Sumatera (Comber, 2001). Dalam penelitian ini hanya ditemukan 26 jenis

anggrek yang termasuk dalam 18 marga, terdiri dari 15 jenis anggrek epifit dan 11 jenis anggrek tanah. Namun dibandingkan dengan anggrek tanah yang ditemukan di Taman Nasional Berbak (2 jenis) (Puspitaningtyas, 2001), maka jumlah anggrek tanah di kawasan ini jauh lebih banyak (11 jenis). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah di hutan sekunder ini cukup baik untuk pertumbuhan anggrek tanah. Keragaman anggrek di dataran rendah umumnya tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan dataran tinggi atau pegunungan. Cagar Alam Dolok Sipirok (Sumatera Utara) yang terletak pada ketinggian di atas 900 m dpl. memiliki keanekaragaman jenis anggrek jauh lebih tinggi, yakni 95 jenis yang tergolong dalam 40 marga (Puspitaningtyas, 2001). Secara rinci jenis anggrek yang ditemukan di dalam dan di luar Kebun Raya Bukit Sari disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar jenis anggrek di Bukit Sari, Jambi.

Bukit Sari Nama jenis Ha bi tu s Dalam Luar 1. Acanthepippium sp. Tr. 9 2. Appendicula sp. Ep. 9

3. Bromheadia alticola Ridl. Tr. 9

4. Bromheadia finlaysoniana (Lindl.) Miq. Tr. 9 5. Bulbophyllum patens King ex. Hook.f. Ep. 9 9

6. Bulbophyllum sp. Ep. 9

7. Bulbophyllum sp. Ep. 9

8. Claderia viridiflora Hook.f. Tr. 9 9

9. Cleisostoma schortechinii (Hook.f.) Garay Ep. 9 10. Coelogyne foerstermannii Rchb.f. Ep. 9 9 11. Dendrobium lamellatum (Blume) Lindl. Ep. 9 9 12. Dendrobium leonis (Lindl.) Rchb.f. Ep. 9 9 13. Dendrobium spurium (Blume) J.J.Sm. Ep. 9

14. Eria sp. Ep. 9

15. Liparis rhedii (Blume) Lindl. Tr. 9

16. Malaxis sp. Tr. 9

17. Neuwiedia veratrifolia Blume Tr. 9

18. Phalaenopsis cornu-cervi (Breda) Blume Rchb.f. Ep. 9

19. Plocoglottis javanica Blume Tr. 9

20. Pomatocalpa kunstleri (Hook.f.) J.J.Sm. Ep. 9 21. Pomatocalpa latifolia (Lindl.) J.J.Sm. Ep. 9

22. Tainia sp. Tr. 9

23. Thecostele alata (Roxb.) Par. & Rchb.f. Ep. 9 9 24. Thrixspermum trichoglottis (Hook.f.) Kuntze Ep. 9

25. Tropidia curculigoides Lindl. Tr. 9 9

26. Vanilla sp. Tr. 9

(3)

Beberapa jenis anggrek tanah yang menarik

Beberapa jenis anggrek tanah yang ditemukan di Bukit Sari memiliki perawakan dan karangan bunga cukup menarik. Jenis-jenis ini berpotensi besar untuk di pasarkan sebagai tanaman hias, baik secara langsung maupun melalui persilangan dengan anggrek-anggrek budidaya yang lebih dahulu dikenal. Berikut ini disajikan beberapa jenis anggrek tanah yang menarik dan berpotensi untuk dikembangkan.

Bromheadia finlaysoniana

Bromheadia finlaysoniana merupakan jenis anggrek

tanah yang banyak tumbuh di tempat terbuka, di antara semak belukar dan padang rumput. Anggrek ini tidak mudah dikenali apabila tidak sedang berbunga, karena daunnya tertutup oleh daun-daun ilalang dan semak belukar. Anggrek ini memiliki bunga yang menarik, yaitu berwarna putih dengan belahan bibir tengah kekuningan dan belahan bibir samping garis-garis keunguan. Diameter bunga yang sedang mekar kurang lebih 5-8 cm. Meskipun memiliki bunga yang menarik tetapi jenis ini tidak cocok untuk bunga potong karena bunga hanya mekar selama setengah hari. Kemunculan bunga seringkali dipicu perubahan kondisi cuaca yang mendadak. Umumnya bunga akan lebih cepat mekar apabila terjadi hujan yang keesokan harinya diikuti cuaca panas dan cerah. Anggrek ini pernah ditemukan di Kalimantan (Puspitaningtyas dan Fatimah, 1999), Sumatera dan Semenanjung Malaysia (Seidenfaden dan Wood, 1992). Berdasarkan koleksi Kebun Raya Bogor (Supardi dkk., 1999) dan Comber (1990), jenis ini belum pernah tercatat ditemukan tumbuh di Jawa. Di samping B.

finlaysoniana ditemukan pula Bromheadia lain yang

diduga adalah B. alticola berdasarkan perawakannya karena belum berbunga. Jenis ini hanya sekali ditemukan di bawah naungan pohon-pohon perdu.

Claderia viridiflora

Claderia viridiflora merupakan anggrek tanah yang

tumbuh menjalar. Jarak antara tunas satu dengan lainnya kira-kira 10 cm. Daun berjumlah 3-4 helai dan bunga muncul di ujung batang. Bunga mekar satu per satu, warna hijau muda kekuningan, berurat hijau tua, diameter 2-3 cm. Jenis ini banyak tumbuh di lantai hutan yang teduh dan cukup lembab. C. viridiflora umumnya sangat jarang ditemukan di alam, tetapi di kawasan Bukit Sari populasinya cukup melimpah. Jenis ini juga pernah dijumpai di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Resort Kluet Selatan (Puspitaningtyas dan Supriadi, 2001), tetapi hanya ditemukan sekali. Anggrek ini tersebar mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Bangka, Mentawai, Kalimantan sampai Sulawesi.

Plocoglottis javanica

Plocoglottis javanica tersebar luas di Jawa, Sumatera,

Kalimantan, Semenanjung Malaysia dan Thailand. Anggrek ini memiliki umbi semu yang memanjang ke atas dan berumpun. Karangan bunga berbentuk malai, kurang lebih tersusun dari 15-20 kuntum. Bunga yang mekar secara bersamaan hanya 5-6 kuntum. Bunga kecil, diameter 1,75 cm, warna kuning tua bertotol-totol merah kecoklatan. Menurut Comber (1990) anggrek ini tumbuh mulai dari

dataran rendah (350 m dpl.) hingga dataran tinggi (1200 m dpl.).

Neuwiedia veratrifolia

Neuwiedia veratrifolia sulit dikenali sebagai anggrek,

karena bentuk daunnya lebih mirip tanaman hias Pleomele. Daun memanjang seperti daun pandan yang tersusun berdekatan menjadi satu di pangkal batang. Bunga tersusun seperti malai, panjang sekitar 50 cm, warna kuning cerah. Jumlah bunga banyak (± 80 kuntum), tetapi hanya 6-10 kuntum yang mekar bersamaan dan tidak terbuka penuh. Anggrek ini dapat tumbuh di hampir semua bagian Asia Tenggara, Papua Nugini dan Kepulauan Pasifik.

Jenis anggrek tanah lainnya yang juga ditemukan adalah Acanthepippium sp., Malaxis sp., Liparis rhedii,

Tainia sp., Vanilla sp. dan Tropidia curculigoides yang

populasinya hanya sedikit. Jenis-jenis pohon yang banyak tumbuh di sekitar kawasan tersebut antara lain Shorea,

Knema, Myristica, Canarium, Eusideroxylon zwageri, Pandanus, Palaquium dan lain-lain. Sedangkan lantai

hutan banyak ditumbuhi Tetracera, Uvaria, Calophyllum,

Canarium, Deris, Licuala, Zingiber, Macaranga, Stenochlaena palustris dan lain-lain.

Dari hasil inventarisasi anggrek tanah yang hidup di kawasan Bukit Sari, dapat dikatakan bahwa P. javanica merupakan anggrek yang cukup dominan, karena mempunyai indeks nilai penting (INP) paling besar berdasarkan jumlah individu dan frekuensi penjumpaannya. Selanjutnya T. curculigoides dan N. veratrifolia termasuk jenis anggrek yang agak dominan. Frekuensi perjumpaan

C. viridiflora relatif kecil, tetapi setiap rumpun memiliki

individu cukup banyak, karena anggrek ini memiliki akar yang menjalar dan setiap 20-40 cm panjang ruasnya tumbuh tunas baru. Setiap individu rumpun kadang-kadang memiliki 7-10 tunas, dimana masing-masing tunas berpotensi tumbuh sebagai satu individu tersendiri yang sempurna apabila dipisahkan, karena telah memiliki tunas dan akar sendiri. Hasil inventarisasi anggrek tanah disajikan pada Tabel 2.

Beberapa jenis anggrek epifit yang menarik

Jenis-jenis anggrek epifit yang banyak ditemukan di kawasan Bukit Sari adalah Coelogyne foerstermannii,

Dendrobium leonis, Bulbophyllum patens, Dendrobium lamellatum dan Dendrobium aloifolium. Pohon inang yang

biasa ditumbuhi anggrek epifit adalah kayu arang-arang (Diospyros spp.), kayu kompas (K. malaccensis), Syzygium

sp., Phanera sp., Hopea sp. Dialium platysepalum dan Shorea sp. Berikut ini disajikan beberapa jenis anggrek

yang berpotensi menarik untuk dikembangkan. Coelogyne foerstermannii

Coelogyne foerstermannii sangat sering tumbuh

melimpah di dataran rendah, seperti di kawasan Cagar Alam Kersik Luway (Puspitaningtyas dan Fatimah, 1999). Anggrek ini tumbuh merayap dengan rhizome yang sangat kaku dan kuat, sehingga dapat tumbuh kekar merumpun di batang pohon. Berumbi semu dan berdaun sepasang pada ujung umbi semunya, tekstur daun keras dan kaku. Bunga

(4)

berwarna putih, bibir bunga didominasi warna kuning agak kemerahan. Bunga tersusun seperti malai menjuntai, sepanjang 40 cm. Dalam satu tangkai terdapat 10-15 kuntum, masing-masing kuntum dengan diameter sekitar 7 cm. Bunga mekar hampir serempak dan dapat bertahan selama 3 minggu. Bunga anggota marga Coelogyne lain umumnya hanya dapat bertahan mekar selama seminggu, sehingga C. foerstermannii termasuk anggrek yang masa mekarnya bunga cukup lama.

Phalaenopsis cornucervi

Phalaenopsis cornucervi termasuk jenis yang sangat

mudah tumbuh di dataran rendah pada tempat yang teduh. Daun tebal berdaging, berbentuk bulat lonjong, tersusun berselang-seling berdekatan satu sama lain. Bunga didominasi warna kuning berloreng-loreng merah kecoklatan. Diameter bunga kadang-kadang mencapai 4 cm. Pada satu tangkai bunga hanya 1-2 kuntum yang mekar bersamaan. Jenis ini rajin berbunga sepanjang tahun, sehingga berpotensi untuk dijadikan induk silangan, bahkan di alam sering sekali mengalami hibridisasi dengan

Phalaenopsis violacea. Penyebaran anggrek ini mulai dari

India, Myanmar, Laos, Thailand, Malaysia hingga Indonesia (Kalimantan, Jawa, dan Sumatera).

Thecostele alata

Marga Thecostele hanya terdiri dari satu jenis, sedangkan jenis lainnya sekarang dikelompokkan ke dalam marga Theocopus (Comber, 1990). Penyebaran tumbuhan ini mulai dari India hingga ke Asia Tenggara. Perawakannya hampir mirip dengan Grammatophyllum

stapeliaeflorum, memiliki umbi semu yang tumbuh

merumpun. Daun licin dan hanya ibu tulang daun yang tampak jelas. Karangan bunga berbentuk malai, menjuntai panjang hingga 50 cm. Bunga kecil (lebar 2 cm), berjumlah banyak dan mekar hampir serempak. Warna bunga putih kekuningan dengan bercak-bercak keunguan.

Dendrobium leonis

Dendrobium leonis memiliki daun yang bentuknya

menarik, tebal-pipih, pendek, berdaging dan tersusun

seperti kepang rambut, tumbuh menjuntai ke bawah. Bunga kecil, berdiameter 1,5 cm, tumbuh di ujung batang. Warna bunga kuning kecoklatan dan beraroma harum seperti vanili. Jenis silangan yang pernah dihasilkan adalah

Dendrobium “wunderbar’s aporum”,

yaitu silangan antara D. leonis X D.

grande. Anggrek epifit ini tersebar

mulai dari Indochina hingga Indonesia. Koleksi jenis ini di Kebun Raya Bogor berasal dari Sumatera dan Kalimantan (Supardi dkk., 1999).

Dendrobium aloifolium

Dendrobium aloifolium memiliki

bunga yang berukuran sangat kecil dan berwarna putih. Dari bentuk maupun ukuran bunganya, jenis ini tidak terlalu menarik, dimana bunga berukuran kecil dan tumbuh di ujung batang. Namun bila dilihat dari bentuk daunnya yang tersusun seperti kepang rambut, maka anggrek ini cukup menarik dan potensial untuk dijadikan tanaman pot.

Dendrobium lamellatum

Dendrobium lamellatum memiliki ciri khas batang

berbentuk melebar-bulat atau pipih. Batang membentuk rumpun, daun tumbuh pada ruas batang yang paling ujung. Bunga berwarna kuning kecoklatan, lebar 1,5 cm, muncul di ujung batang yang sudah tak berdaun. Jenis ini sangat umum dijumpai di Sumatera. Selain itu daerah penyebaran lainnya adalah Jawa, Kalimantan, Malaysia, Myanmar dan Thailand. Tumbuh mulai dari dataran rendah (90 m dpl.) hingga dataran tinggi (1000 m dpl.).

Strategi usaha konservasi ex situ

Keragaman anggrek di alam merupakan aset kekayaan nasional yang sangat berharga, sehingga perlu dijaga dan dilakukan upaya pelestarian. Kebun raya selaku lembaga konservasi ex situ bertugas untuk menjaga kelestarian kekayaan flora Indonesia. Oleh sebab itu melalui kegiatan eksplorasi ini kebun raya berusaha untuk melakukan konservasi ex situ, yaitu memelihara dan mengembangkan anggrek di luar habitat alaminya. Mengingat status tanah di sekitar Kebun Raya Bukit Sari akan dijadikan perkebunan, maka usaha pengkoleksian flora di sekitar kawasan ini perlu segera dilakukan agar kekayaan jenisnya dapat diselamatkan. Penanaman jenis-jenis anggrek di dalam Kebun Raya Bukit Sari sangat dianjurkan untuk melengkapi jenis-jenis yang sudah ada dan tumbuh alami di dalamnya. Dengan demikian konservasi ex situ menjadi sangat penting, baik di Kebun Raya Bukit Sari maupun di Kebun Raya Bogor.

Usaha nyata yang telah dilakukan adalah mengadaptasikan tanaman koleksi anggrek agar mampu tumbuh pada lingkungan di luar habitatnya. Selanjutnya berbagai usaha pemeliharaan dioptimalkan agar anggrek mampu berbunga dan berbuah. Produksi bunga sangat

Tabel 2. Indeks nilai penting anggrek tanah di kawasan Kebun Raya Bukit Sari, Jambi. Jenis Individu Jumlah Individu (%) Freku-ensi Relatif (%)Frekuensi

Indeks Nilai Pen-ting (%) Plocoglottis javanica 71 55.46875 21 38.18182 93.65057 Tropidia curculigoides 23 17.96875 6 10.90909 28.87784 Neuwiedia veratrifolia 11 8.59375 10 18.18182 26.77557 Claderia viridiflora 8 6.25 8 14.54545 20.79545 Bromheadia finlaysoniana 5 3.90625 4 7.272727 11.17898 Acanthepippium sp. 3 2.34375 2 3.636364 5.980114 Tainia sp. 4 3.125 1 1.818182 4.943182 Liparis rhedii 1 0.78125 1 1.818182 2.599432 Bromheadia alticola 1 0.78125 1 1.818182 2.599432 Malaxis sp. 1 0.78125 1 1.818182 2.599432 Jumlah 128 100 55 100 200

(5)

penting untuk identifikasi jenis-jenis yang belum diketahui nama jenisnya. Selain itu bunga merupakan sumber pembentukan buah. Bunga yang berhasil dibuahkan, bijinya akan dikecambahkan dan ditanam secara in vitro sampai terbentuk daun dan akar yang sempurna. Setelah cukup umur dan cukup ukuran plantlet-nya, tanaman siap untuk diaklimatisasikan ke lapang. Dengan demikian proses ini akan membantu perbanyakan anggrek secara buatan. Apabila bibit anggrek yang dihasilkan cukup banyak maka usaha reintroduksi ke alam sangat memungkinkan. Dengan demikian populasi anggrek akan tetap terjaga dan diharapkan tidak musnah.

Anggrek epifit umumnya lebih mudah beradaptasi dan tumbuh secara ex situ dibandingkan anggrek tanah. Oleh sebab itu teknik pemindahan anggrek tanah dan pemeliharaannnya perlu lebih dikembangkan agar tumbuh lebih baik. Dalam hal ini pengoleksian anggrek tanah dengan teknik membuat lubang memutari tanaman, tanpa merusak akar akan meningkatkan daya hidup koleksi. Berdasarkan pemantauan daya hidupnya, T. curculigoides dan N. veratrifolia lebih rentan dan cukup rendah daya hidupnya, sedangkan C. viridiflora umumnya dapat bertahan hidup namun daya regenerasi rendah. Sementara itu P. javanica dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik.

B. alticola tidak dapat tumbuh, karena – pada saat koleksi

lapang – tanah di sekitar akar dibersihkan dan hanya dibungkus kertas tisu, sedangkan B. finlaysoniana yang dibawa beserta tanah di sekitar akarnya dapat tumbuh baik. Anggrek tanah yang dikoleksi dengan membersihkan tanah di sekitar akar umumnya memiliki daya hidup lebih rendah karena terjadi kerusakan akar.

KESIMPULAN

Kawasan di dalam dan di sekitar Kebun Raya Bukit Sari, Jambi ditumbuhi sebanyak 26 jenis anggrek yang termasuk dalam 20 marga, terdiri dari 15 jenis anggrek

epifit dan 11 jenis anggrek tanah. Plocoglottis javanica merupakan jenis anggrek tanah yang paling dominan, sedang jenis lain yang populasinya juga cukup banyak adalah Tropidia curculigoides, Neuwiedia veratrifolia dan

Claderia viridiflora. Jenis-jenis anggrek epifit yang banyak

ditemukan adalah Coelogyne foerstermannii, Dendrobium

leonis, Bulbophyllum patens, Dendrobium lamellatum dan Dendrobium aloifolium. Beberapa jenis anggrek yang

ditemukan sangat potesial untuk dikembangkan sebagai tanaman hias.

DAFTAR PUSTAKA

Comber, J.B. 1990. Orchids of Java. Kew: Bentham-Moxon Trust & The Royal Botanic Gardens.

Comber, J.B. 2001. Orchids of Sumatera. Kew: The Royal Botanic Gardens.

Puspitaningtyas, D.M. dan E. Fatimah. 1999. Inventarisasi Jenis-Jenis Anggrek di Cagar Alam Kersik Luway, Kalimantan Timur. Buletin

Kebun Raya Indonesia 9 (1): 18-25.

Puspitaningtyas, D.M. 2001. Potensi Keragaman Anggrek Alam di Cagar

Alam Dolok Sipirok Sumatera Utara. Dalam: Wardiyati, T., S.

Ashari, N. Aini, dan A. Suryanto (ed.). Potensi Hortikultura sebagai

Wahana Perbaikan Ekonomi dan Pemersatu Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Kongres PERHORTI. Malang:

Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Puspitaningtyas, D.M. 2001. Keragaman Anggrek di Taman Nasional

Berbak - Jambi. Yogyakarta: Seminar Nasional Anggrek dalam

Rangka HUT-45 PAI Cabang Yogyakarta.

Puspitaningtyas, D.M. dan D. Supriadi, 2002. Eksplorasi Flora di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Pucuk Lembang, Aceh Selatan. Warta Kebun Raya 3 (2): 17 - 25.

Seidenfaden, G. and J.J. Wood. 1992. The Orchids of Peninsular Malaysia

and Singapore (A Revision of R.E. Holttum: Orchids of Malaya.).

Fredensborg: Olsen & Olsen.

Soewilo, R.L.P. 1999. Tumbuhan Kebun Raya Bukit Sari Jambi –

Sumatera. Jambi: Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I Jambi dan UPT

Balai Pengembangan Kebun Raya – LIPI.

Supardi, D., R.L.P. Soewilo, D.M. Puspitaningtyas, S. Mursidawati, R.N.A. Kosasih, dan E. Patimah. 1999. An Alphabetical List of

Indonesian Orchid Cultivated in Bogor Botanic Garden. Bogor:

Gambar

Tabel 1. Daftar jenis anggrek di Bukit Sari, Jambi.

Referensi

Dokumen terkait

Griffin (2005), mengemukakan bahwa dengan memiliki konsumen yang loyal berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut antara lain adalah menghemat

Analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (uji-t), uji ketuntasan belajar individu dan klasikal, uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Kode Etik Jurnalistik secara universal yang digunakan sebagai acuan reporter dalam menyelesaikan tugas pada serial drama Pinocchio.

● Kekuatan produk, brand dan marketing effort yang dilakukan seluruh tim kami membuat bisnis tetap berjalan dan Se’i Sapi Kana menjadi salah satu bisnis yang tetap

Dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa probabilitas ketahanan pasien kanker payudara pada tahun 2014-2016 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang mengikuti

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang

R.D Kandou Manado, mengenai gambaran fungsi ginjal pada anak dengan terapi leukemia limfoblastik akut, dapat disimpulkan bahwa fungsi ginjal anak usia 2-12 tahun pada

Variabel hasil karya kreatif dan inovatif dikategorikan dalam himpunan fuzzy sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Membership function dengan