BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.
Kanker merupakan penyebab kematian no. 6 di Indonesia (Depkes, 2003) dan diperkirakan terdapat 100.000 penduduk setiap tahunnya di dunia diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun kedepan, (WHO, 2005).
Jenis kanker yang sering ditemukan di Indonesia secara umum adalah kanker leher rahim, payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar dan lain-lain. WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat di cegah 1/3 dapat disembuhkan bila di
temukan pada tahap permulaan atau stadium dini sisanya dapat diringankan penderitanya.
Pada perempuan hamil dengan kelainan atau penyakit yang membutuhkan pemeriksaan atau tindakan bedah harus dipertimbangkan perubahan anatomic, metabolic, dan psikologik. Disamping itu juga dipikirkan keselamatan janin.
Pada awal kehamilan, yaitu waktu organogenesis fetus sedapat mungkin dihindarI pemeriksaan dengan sinar rontgen. Pemberian obat-obatan juga sedapat mungkin dihindari untuk mengurangi resiko kelainan bawaan pada bayinya. Tindakan pembedahan edapat mungkin tidak dilakukan sewaktu hamil muda untuk mengurangi resiko abortus, partus premature, cacat bawaan, dan pengaruh karsinogen.
Berhubung dengan tumpang tindih antara system anatomi, diagnosis banding juga sering tumpang tindih. Kelainan atau penyakit di usus,
peritoneum, retroperitoneum yang terletak di dalam panggul dapat menjalar mengenai alat kelamin. Sebaliknya kelainan atau penyakit pada alat kelamin dapat mengenai alat dan struktur di sekitarnya.
Infeksi di alat kelamin yang akut maupun kronik, keganasan, dan kelainan lain dapat menyebabkan gambaran klinik yang menuntut pengetahuan anatomi topografik yang memadai.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kelainan pada ovarium ?
2. Apa saja jenis-jenis kelainan pada ovarium ?
3. Bagaimana patofisiologi dari kelainan pada ovarium ?
4. Bagaimana gambaran klinis dari kelainan pada ovarium ?
5. Bagaimana prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium ?
6. Bagaimana deteksi dini kelainan pada ovarium ?
7. Apa saja tanda dan gejala kelainan pada ovarium ?
8. Bagaimana penanganan kelainan pada ovarium ?
1.3. Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian dari kelainan pada ovarium 2.Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan pada ovarium
3.Untuk mengetahui patofisiologi dari kelainan pada ovarium 4.Untuk mengetahui gambaran klinis dari kelainan pada ovarium 5.Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium 6.Untuk mengetahui deteksi dini kelainan pada ovarium
7.Untuk mengetahui tanda dan gejala kelainan pada ovarium 8.Untuk mengetahui penanganan kelainan pada ovarium
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kelainan pada ovarium merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelianan pada ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus.
2.2. Jenis-jenis
1. Salpingitis akut : salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis. a) Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococ, streptococ dan bac tbc.
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
- Naik dari kavum uteri
- Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendik yang
meradang
- Haematogen terutama salpingitis tuberkulosa salpingitis biasanya bilateral.
b) Gejala-gejala
Demam tinggi dan menggigil, pasien sakit keras
Nyeri perut di bagian bawah kanan dan kiri terutama kalau ditekan
Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi
perangsangan peritoneum
Toucher : nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri uterus kiri dan
kanan, kadang-kadang ada penebalan dari tuba, tuba yang sehat tidak dapat diraba.
2. Menorrhagi dan Dysmenorrhoe
Sekunder biasanya terjadi oophoritis. Salpingoophoritis lebih sering disebut adnexitis.. Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor. Jadi tumor ini merupakantumor radang dan disebut “adnex tumor”. Tumor dari ovarium sendiri disebut tumor ovarium. Kadang-kadang terjadi pyosalpinx dan pyovarium dan setelah pus diabsorpsi terjadi hydrosalpinx.
Kalau tekanan dalam hydrosalpinx cukup besar maka cairan dapat mencari jalan ke dalam cavum uteri, maka sekonyong-konyong keluar cairan dari genitalia penderita (hydrops tubae prfluens).
Kejadian ini dapat berulang. kalau nanah masuk ke dalam rongga perut melalui ostium tubae abdominale maka terjadilah
kadang-kadang terjadi karena pyoslapinx pecah walaupun ini jarang terjadi.
Peritonitis gonorrhoica mempunyai tendens untuk tetap terlokalisasi tidak menjadi peritonitis umum. Pada salpingitis
gonorrhoica tubae yang menjadi berat jatuh dalam cavum Douglasi dan menimbulkan retroflexio uteri fixata. Kalau ini terjadi maka pada toucher cavum Douglasi nyeri tekan dan juga pada coitus penderita mengalami perasaan nyeri (dyspareunia).
DD :
a) Kehamilan ektopik : biasanya tidak ada demam. LED tidak
meninggi dan lekositose tidak seberapa.Kalau tes kehamilan positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi kalau negatif keduanya mungkin.
b) Appendicitis : tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney).
Terapi :
- Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid. - Usus harus kosong
3. Adnexitis Kronisa
Adnexitis kronis terjadi :
a) Sebagai lanjutan dari adnexitis akut.
b) Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa. Gejala-gejala
- Anamnetis telah menderita adnexitis akut
- Nyeri di perut bagian bawah : nyeri ini bertambah sebelum dan sewaktu haid. Kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu buang air besar - Dysmenorrhoe
- Menorrhagi - Infertilitas
Diagnosa
Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalpingitis dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. LED meninggi dan biasanya ada leko disebut salpingitis isthmica nodosa dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma. Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan pada adnexitis tuberculosa.
DD :
Kalau adnex tumor bilateral maka diagnosa boleh dikatakan pasti. Adnex tumor yang unilateral harus dibedakan dari :
- Appendicitis chronic
- Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair) Terapi :
- Antibiotika dan istirahat - UKG
- Kalau tidak ada perbaikan dipertimbangkan terapi operatif. 4. Tumor ovarium
Berbagai jenis tumor ovarium pada komplikasi kehamilan. Insidensi tumor pada kelainan sel yang terjadi pada kelompok beberapa
usia diketahui melalui pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan. Dari hasil kilas balik KAT 2 dan kawan-kawan tahun 1983 menemukan rata-rata insidensi pada masa adneksal 1-200 kehamilan. Whitecar dan asosiasi (1999) melaporkan insidensi pada 1300 kehamilan dengan tumor dilakukan laparotomi. Koonings dan rekan kerja (1988) dilaporkan pada satu neoplasma adneksa pada setiap 197 persalinan sectio caesarea. Kebanyakan tumor ovarium dan gangguan sel Whitecar dan asosiasi (1999)
menjelaskan 130 masa adneksal diagnosa selama kehamilan, 30% terutama gangguan sel 28% serous or mucinous cystadenomas, 13% korpus luteal dan 70% gangguan sel lainnya.
Manajemen
Di awal kehamilan ovarium akan membesar, mengakibatkan suspeksi pada neoplasma. Ovarium berkurang 6 cm dari biasanya dan dari bentuk corpus lotium. Thornton and Wells (1987) melaporkan dari hasil USG pendekatan konservatif pada manajemen gangguan ovarium dapat berdasarkan pada karakteristik USG. Mereka merekomendasikan penelitian pada kehamilan diameternya meningkat 10 cm karena
meningkatnya bahaya pada kanker dan membesarnya sel-sel pembesaran sel 5 cm atau kurang dapat dikesampingkan sendiri pembesaran sel harus diketahui jika memiliki pendekatan pada pembesaran sel sederhana. Whiccer dan rekan kerja perhatian karena setengah dari 41 wanita dengan pembesaran sel sederhana memiliki neoplasma.
5. Salphingitis
Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester 1 kehamilan, akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai endosalpink. Begitu terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat total kavum uteri alam trimester 2, lintasan untuk penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus akan terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi sekalipun abses tubo-ovarium dapat terbentuk dalm
struktur yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan itu. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba falopii dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau darah.
2.3 Patofisiologis pada kelainan ovarium
Tumor ovarium merupakan entititas patologik yang sangat beragam. Keberagaman ini disebabkan oleh adanya tiga jenis sel yang membentuk ovarium normal: epitel penutup (coelomic) permukaan yang multipoten, sel germinativum totipoten, dan sel stroma/ genjel seks yang multipoten.
Disgerminoma merupakan tumor yang berasal dari germ cell, dapat menghasilkan alfa feto protein. Tumor ovarium kesan ganas ini dicurigai
disgerminoma jika pada makroskopisnya tampak tumor berwarna putih keabuan dengan konsistensi pada seperti daging disertai area nekrosis dan perdarahan.
Disgerminoma ciri mikroskopisnya pada perbesaran lemah, tampak potongan jaringan tumor dengan sel2 yang tersusun dalam lobulus/ sarang2/ lembaran2, dipisahkan trabekulai jaringan ikat. Pada jaringan ikat ini terdapat infiltrasi sel limfosit matang. Kemudian tampak sel tumor yang besar, uniform,
sitoplasma jernih dan luas karena mengandung bahan glikogen, inti bulat dan besar, anak inti jelas.
Mucinous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tampak tumor berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar yang halus dan multilokuler
Mucinous Cystadenoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak struktur dinding kista yang dilapisi sel epitel silindris, dengan inti terletak di basal, sitoplasma luas di atas (karena terdistensi bahan musin). Tampak pula lumen kelanjar berisi bahan amorf yang eosinofilik (kemerahan).
Serous Cystadenoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tumor tampak berbentuk kista berwarna putih keabuan dengan permukaan luar dalam yang halus, berdinding tipis dan transparan.
Serous Cystadenocarcinoma Ovary dicurigai jika pada makroskopisnya tampak jaringan ovarium yang kistik,unilokuler, putih keabuan, permukaan dalam/luar halus, dinding tipis dan transparan.
Serous Cystadenocarcinoma Ovary ciri mikroskopisnya tampak sel anaplastik dengan bentukan papil yang tumbuh invasiv ke dalam stroma dinding kista.
(Benign) Mature Cystic Teratoma Ovarii atau Kista Dermoid merupakan tumor yang berasal dari diferensiasi ectodermal dari sel yang totipoten. Kista dermoid sering diderita pada wanita selama masa reproduksi dengan keluhan benjolan di regio iliaca dekstra sebesar telur angsa, mobile, kenyal, dan tidak nyeri.
Kista Dermoid dicurigai apabila pada makroskopis tampak bentukan kista(berongga), terdapat dermal plaque, terdapat rambut, lemak, dan jaringan lain.
Mature Cystic Teratoma ciri mikroskopisnya tampak tumor cystic, dinding dilapisi epitel squamous, di bawahnya ada lapisan kulit (gld. Sebacea, rambut, sel lemak, dsb). Kadang-kadang ada struktur lain (cartilage, tulang, epitel squamous, folikel rambut, jaringan ikat) dengan komponen ektoderm yang dominan.
2.4 Gambaran klinis dari kelainan pada ovarium
Salah satu gambaran klinik dari tumor ovarium
Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda. Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan adalah, aktivitas hormonal, atau komplikasi tumor tersebut. Gejala dan tanda tersebut berupa benjolan di perut, mengkin ada keluhan rasa berat, gangguan atau kesulitan dbut menghasilkan hormone defekasi karena desekan, oedema tungkai karena pada pembuluh balik atau limfe dan rasa sesak karena desakan diafragma ke kranial. Bila tumor tersebut kadang ada gangguan hormonal berupa gangguan haid. Mungkin timbul komplikasi berupa asites atau gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah karena penyebab lain. Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah oleh uterus, dan umumnya
diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. Pada kista besar perbedaan dengan asites dapat dipastikan dengan tanda pekak geser, yaitu kepekaan pada perkusi pindah dari sisi satu ke sisi yang lain. Jika penderita membalikkan diri.
Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah ultrasonografi dan laparoskopi. Perubahan pada kista ovarium harus menimbulkan kecurigaan akan proses
keganasan. Diagnosis banding kista besar berupa tumor abdomen lain, asistes, kehamilan, atau retensi urin.
2.5 Prosedur pemeriksaan kelainan pada ovarium
1. Anamnesis
Gangguan perdarahan uterus
Benjolan perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah
Gangguan penekanan (ureter, vu, rectum)
Infertilitas dan abrtus (habitualis) Pemeriksaan fisik
Pada palpasi teraba massa padat pada perut bagian bawah (biasanta dimedial) dan pada pemeriksaan bimanual (VT) serviks ikut bergerak bila masa digerakkan
2. Pemeriksaan penunjang
Sondase (untuk mengetahui besarnya uterus)
§ Kuretase (untuk menyingkirkan karsinoma endometrium) § Histeroskopi
§ Ultrasonografi
§ BNO – IVP pada mioma uteri yang besar /dengan perlekatan.
2.6 Deteksi dini kelainan pada ovarium
Menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit dalam masyarakat melalui deteksi dini dan pengobatan pada keadaan belum terdapat simtom atau gejala. Skrining merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita sepanjang daur kehidupannya meliputi sejarah, perkembangan wanita dalam aspek biologis, psikososial dan social spiritual, kesehatan reproduksi dalam perspektif gender, permasalahannya serta indicator status kesehatan wanita.
Peran bidan skrinning untuk keganasan dan penyakit sistemik :
2 Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya melakukan
langkah skrinning.
3 Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi dapat
dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.
4 Membantu dalam pengembalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi karir
penyakit di komunitas.
2.7 Tanda dan gejala kelainan pada ovarium
1. Sakit kepala dan sering merasa lelah 2. .Tidak nafsu makan dan sulit untuk makan 3. .Sering kali muntah dan buang air besar 4. Kembung terus menerus
6. Sering merasa nyeri pada perut 7. Berat badan turun drastic 8. Ukuran perut bertambah besar 9. Perdarahan pada vagina.
2.8 Penanganan kelainan pada ovarium
Pada prinsipnya tumor ovarium memerlukan pembedahan tetapi ada beberapa kista benigna yang umumnya tidak memerlukan pembedahan seperti kista folikel de graaf kista korpus luteum dan kista endometrium.
1. Non operatif
Radiokastrasi (radiasi pada ovarium, diharapkan terjadi menopause precox
sehingga produksi estrogen berhenti)
GnTH (diberikan pra bedah untuk mengurangi perdarahan dan mengecilkan
volume tumor) 2. Operatif
Dapat dilakukan dengan laparatomi vaginal atau laparascopic assisted vaginal trysterectomi, meliputi
- Miomektomi
- Histerektomi total + salpingooofarektomi unilateral