• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HEDONIC VALUE DAN UTILITARIAN VALUE TERHADAP BRAND TRUST DENGAN BRAND SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH HEDONIC VALUE DAN UTILITARIAN VALUE TERHADAP BRAND TRUST DENGAN BRAND SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL MEDIASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HEDONIC VALUE DAN UTILITARIAN VALUE TERHADAP BRAND TRUST DENGAN BRAND SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Prisca Riana Prastika Email: priscariana30@gmail.com

Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc Email: rienendah@gmail.com

Wijayanti, S.E., M.Sc Email: wijayantiaq2@yahoo.co.id Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Perdagangan bebas yang terjadi saat ini dapat menyebabkan persaingan di dunia usaha. Dalam menghadapi persaingan tersebut, setiap perusahaan harus memiliki solusi yang tepat agar mampu mengantisipasi dan memenangkan persaingan. Salah satu cara dalam mensiasati pesaingan yang terjadi tersebut adalah dengan meningkatkan kepercayaan (trust).

Tujuan penelitian diantaranya, 1) menguji pengaruh hedonic value terhadap

brand trust, 2) menguji pengaruh utilitarian value terhadap brand trust, 3) menguji

pengaruh hedonic value terhadap brand satisfaction, 4) menguji pengaruh utilitarian

value terhadap brand satisfaction, 5) menguji pengaruh brand satisfaction terhadap brand trust, 6) menguji brand satisfaction sebagai varibel mediasi dalam pengaruh hedonic value dan utilitarian value terhadap brand trust.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang menggunakan produk sepatu. Pada penelitian ini tidak menggunakan seluruh populasi tetapi menggunakan sampel sebanyak 100 responden dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan alternatif pilihan jawaban menggunakan metode Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Kuesioner telah diujicobakan dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan analisis regresi.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) hedonic value berpengaruh positif terhadap brand trust, 2) utilitarian value berpengaruh positif terhadap brand trust, 3)

hedonic value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction, 4) utilitarian value

berpengaruh positif terhadap brand satisfaction, 5) brand satisfaction berpengaruh positif terhadap brand trust, 6) hedonic value yang diregresi bersama brand satisfaction berpengaruh positif terhadap brand trust, serta utilitarian value yang diregresi bersama

brand satisfaction berpengaruh positif terhadap brand trust. Hal ini menunjukkan bahwa

keseluruhan hipotesis yang diajukan terbukti dan dapat diterima.

(2)

A. PENDAHULUAN

Perdagangan bebas yang terjadi saat ini dapat menyebabkan persaingan di dunia usaha. Dalam menghadapi persaingan tersebut, setiap perusahaan harus memiliki solusi yang tepat agar mampu mengantisipasi dan memenangkan persaingan. Salah satu cara dalam mensiasati pesaingan yang terjadi tersebut adalah dengan meningkatkan kepercayaan (trust).

Ballester (2003: 11) menyebutkan bahwa brand trust merupakan perasaan aman yang dimiliki oleh seorang konsumen kaitannya dengan sebuah merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut memiliki kehandalan dan dapat dipertanggungjawabkan untuk kepentingan dan kesejahteraan konsumen

Tinggi rendahnya brand trust pada diri seorang konsumen tentunya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang dimungkinkan dapat mempengaruhi brand trust adalah nilai (value). Pada awalnya, kegiatan belanja dilakukan oleh konsumen secara rasional, dalam arti pembelian dilakukan oleh konsumen atas pertimbangan manfaat yang diberikan produk tersebut atau yang disebut dengan utilitarian value. Namun, saat ini kegiatan belanja juga dipengaruhi oleh nilai yang bersifat emosional seperti kenikmatan dan kesenangan, atau yang dikenal dengan hedonic value (Babin dkk., dalam Hanzae dan Rezaeyeh, 2013: 819).

Apabila seorang konsumen memiliki value baik itu hedonic maupun

utilitarian yang tinggi, diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan brand trust pada

diri konsumen yang bersangkutan. Namun, pada kenyataannya, peningkatan kepercayaan, khususnya brand trust tidaklah mudah. Ketika hedonic value dan

utilitarian value tidak dapat meningkatkan brand trust maka diharapkan faktor lain

yaitu brand satisfaction dapat memediasi pengaruh hedonic value dan utilitarian

value terhadap brand trust (Tanojohardjo dkk., 2014).

Peneliti menilai penting untuk melakukan penelitian yang terkait dengan

hedonic value dan utilitarian value terhadap brand trust dengan brand satisfaction

sebagai Variabel Mediasi, dengan objek produk sepatu. Pemilihan objek berupa produk sepatu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, penggunaan sepatu merupakan sebuah trend dikalangan masyarakat. Serta adanya beragam merek sepatu dengan berbagai model. Tentunya dengan harga yang bervariasi, dari harga

(3)

(www.tulusyuliannty.blogspot.com/2013/06/07). Kedua, kebanyakan individu memilih sepatu yang mudah digunakan, bentuk yang menarik dan nyaman dipakai. (www.produsen.duniasepatu.net/alasan-memilih-produk-sepatu).

Mengacu pada penjelasan tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Hedonic value dan Utilitarian value terhadap

Brand trust dengan Brand satisfaction sebagai Variabel Mediasi”.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah penelitian ini dirumuskan, sebagai berikut: 1. Apakah hedonic value berpengaruh brand trust?

2. Apakah utilitarian value berpengaruh terhadap brand trust? 3. Apakah hedonic value berpengaruh terhadap brand satisfaction? 4. Apakah utilitarian value berpengaruh terhadap brand satisfaction? 5. Apakah brand satisfaction berpengaruh terhadap brand trust?

6. Apakah brand satisfaction memediasi pengaruh hedonic value dan utilitarian

value terhadap brand trust?

C. KAJIAN TEORI

1. Brand trust (Kepercayaan Merek)

Lau dan Lee (1999: 343) mendefinisikan trust (kepercayaan) sebagai kesediaan seseorang untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan risiko tertentu. Terkait dengan sebuah merek, Lau dan Lee (1999: 344) menambahkan bahwa brand trust atau trust in a brand merupakan kesediaan konsumen untuk mempercayai pada suatu merek meskipun merek tersebut berisiko karena konsumen memiliki harapan bahwa merek tersebut dapat mendatangkan hal positif baginya.

Menurut Ballester (2003: 11) bahwa brand trust adalah perasaan aman yang dimiliki oleh seorang konsumen kaitannya dengan sebuah merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut memiliki kehandalan dan dapat dipertanggungjawabkan untuk kepentingan dan kesejahteraan konsumen. Ballester menambahkan bahwa terdapat dua aspek dalam brand trust yaitu fiability dan intentionality.

(4)

a Fiability, memiliki sifat teknis karena menyangkut persepsi bahwa merek dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan konsumen.

b Intentionality, mencerminkan perasaan keamanan atau adanya jaminan yang berasal dari suatu merek pada diri konsumen.

2. Hedonic value dan Utilitarian value a. Hedonic value (Nilai Kesenangan)

Batra dan Ahtola (1991: 161) mendefinisikan hedonic value sebagai keseluruhan evaluasi seorang konsumen yang dilandasi pada pemenuhan kesenangan. Hedonic value terkait dengan pemenuhan kesenangan atau aspek estetis dari suatu produk (Blythe, 2005: 45). Hedonik merupakan stimuli yang menseleksi kualitas lingkungan belanja dari sisi kenikmatan (enjoyment) yang dirasakan, rasa tertarik akibat pandangan mata (visual

appeal) dan rasa lega (escapism) (Subagio, 2011: 15).

b. Hedonic value (Nilai Kesenangan)

Menurut Blythe (2005: 45) utilitarian value merupakan penilaian

konsumen mengenai atribut fungsi dari suatu produk.

Pendapat lain disampaikan Subagio (2011: 16) yang menyatakan bahwa utilitarian value merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk mengevaluasi motif dalam mendapatkan produk dan/atau jasa yang berkualitas, dan juga efisiensi dalam waktu dan tenaga.

3. Brand satisfaction (Kepuasan Merek)

Kotler dan Armstrong (2012: 13) yang menyatakan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari persepsi kesan atas kinerja dan harapan. Ketika kinerja berada di bawah harapan, maka merasa tidak puas, ketika kinerja memenuhi harapan, maka akan puas, dan ketika kinerja melebihi harapan, maka akan merasa sangat puas.

Kaitannya dengan merek, maka brand satisfaction merupakan fungsi dari persepsi kesan atas kinerja dan harapan merek suatu produk. Brand

satisfaction diukur dengan menggunakan tiga variabel (Fornell dkk., 1996: 10)

yaitu:

a Overall satisfaction.

(5)

c Performance versus customer’s ideal product.

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Membangun hipotesis:

1. hedonic value berpengaruh positif terhadap brand trust. 2. utilitarian value berpengaruh positif terhadap brand trust. 3. hedonic value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction. 4. utilitarian value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction. 5. brand satisfaction berpengaruh positif terhadap brand trust

6. brand satisfaction dapat memediasi pengaruh hedonic value dan utilitarian value terhadap brand trust

E. METODE PENELITIAN 1. Desain penelitian

Desain atau rancangan penelitian termasuk pada penelitian kuantitatif. Dilihat dari segi pendekatan, penelitian ini termasuk pada penelitian survei. Menurut Kotler dan Keller (2012: 103) survei dapat memperkirakan

H5 Brand Trust (Y) H3 H4 H2 Hedonic Value (X1) Brand Satisfaction (Z) Utilitarian Value (X2) H1

(6)

pengetahuan, kepercayaan, preferensi, dan kepuasan serta untuk mengetahui besarnya hal yang diukur pada populasi yang lebih luas.

2. Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan produk sepatu. Sedangkan, sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling sebanyak 100 orang. Dengan karakteristik responden pada

penelitian adalah 1) individu yang menggunakan produk sepatu, 2) berstatus pelajar SLTA (Sederajat) dan Mahasiswa, dan 3) bersedia menjadi responden penelitian.

3. Pengumpulan data dan uji instrumen

Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden berdasarkan persepsinya yang berkaitan dengan hedonic value,

utilitarian value, brand satisfaction dan brand trust, dengan alternatif pilihan

jawaban menggunakan metode Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban. Berdasarkan uji coba kuesioner yang dilakukan, seluruh butir pernyataan dalam kuesioner terbukti valid dan reliabel.

4. Analisis Data

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda.

1. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1) Hedonic value (X1)

Definisi hedonic value pada penelitian ini mengacu pada pendapat Batra dan Ahtola (1991: 161), yaitu keseluruhan evaluasi seorang konsumen yang dilandasi pada pemenuhan kesenangan. Indikator hedonic value mengacu pada pendapat Dastan dan Geçti (2014: 131), yaitu:

a. Using this product brand makes a good impression on other people. b. Using this product brand gives me social approval.

c. Using this product brand helps me to feel accepted by others.

2) Utilitarian value (X2)

Utilitarian value menurut Holbrook dan Hirschman dalam Anderson

(7)

yang rasional. Indikator utilitarian value mengacu pada pendapat Kim dalam Kim (2006: 57) utilitarian value memiliki dua dimensi, yaitu

a. Efficiency,

1. It is disappointing when I have to go to multiple stores to complete my shopping.

2. A good store visit is when it is over very quickly.

b. Achievement.

1. It is important to accomplish what I had planned on a particular shopping trip.

2. On a particular shopping trip, it is important to fid items I am looking for. 3. It feels good to know that my shopping trip was successful.

4. I like to feel smart about my shopping trip.

3) Brand satisfaction (Z)

Definisi brand satisfaction pada penelitian ini mengacu pada pendapat Kotler dan Armstrong (2012: 13) yang mengartikan satisfaction merupakan fungsi dari persepsi kesan atas kinerja dan harapan. Ketika kinerja berada di bawah harapan, maka merasa tidak puas, ketika kinerja memenuhi harapan, maka akan puas, dan ketika kinerja melebihi harapan, maka akan merasa sangat puas. Kaitannya dengan merek, maka brand satisfaction merupakan fungsi dari persepsi kesan atas kinerja dan harapan merek suatu produk. Indikator brand

satisfaction mengacu pada pendapat Fornell dkk., (1996: 10) yaitu, a Overall satisfaction,

b Expectancy disconfirmation,

c Performance versus customer’s ideal product.

4) Brand trust (Y)

Definisi brand trust pada penelitian ini mengacu pada pendapat Lau dan Lee (1999: 344) yaitu kesediaan konsumen untuk mempercayai pada suatu merek meskipun merek tersebut berisiko karena konsumen memiliki harapan bahwa merek tersebut dapat mendatangkan hal positif baginya. Indikator brand

(8)

menyatakan bahwa tinggi rendahnya brand trust dapat diketahui dari empat pernyataan berikut ini,

a I trust this brand. b I rely on this brand. c This is an honest brand. d This brand is safe.

2. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN 1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas baik itu data pretest maupun data akhir semua butir pernyataan menunjukkan hasil yang signifikan (p value < 0,05) dan lebih dari 0,30 sehingga kuesioner dapat dikatakan valid. Artinya setiap butir pernyataan benar dalam mengukur variabel penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas baik itu data pretest maupun data akhir semua nilai koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) baik per butir maupun per variabel, lebih dari 0,6. Artinya, butir pernyataan dalam kuesioner konsisten untuk mengukur variabel penelitian.

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Tabel 3 Hasil Analisis Regresi

Persamaan Koefisien Regresi Signifikansi Keterangan

X1  Y 0,265 0,008 Positif dan Signifikan X2  Y 0,277 0,005 Positif dan Signifikan X1  Z 0,475 0,000 Positif dan Signifikan

(9)

X2  Z 0,493 0,000 Positif dan Signifikan Z  Y 0,340 0,003 Positif dan Signifikan X1 + Z  Y 0,063 0,584 Positif tapi tidak Signifikan X2 + Z  Y 0,076 0,512 Positif tapi tidak Signifikan Sumber: Data Primer Diolah (2016)

2. Pembahasan

a. H1 : Hedonic value (X1) berpengaruh positif terhadap brand trust (Y)

Hedonic value berpengaruh positif dan signifikan pada brand trust

dapat diartikan bahwa ketika responden menilai dirinya lebih baik dipandangan orang lain ketika dirinya menggunakan produk sepatu yang dipakainya. Responden juga merasa dirinya lebih disenangi oleh orang lain ketika menggunakan produk sepatu yang dipakainya. Serta, responden menilai dirinya lebih diterima oleh orang lain ketika menggunakan produk sepatu yang dipakainya. Adanya penilaian tersebut dapat menyebabkan brand trust pada diri responden meningkat.

Temuan ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Matzler dkk., (2006) yang menyimpulkan bahwa hedonic

value berpengaruh positif terhadap brand trust.

b. H2 : Utilitarian value (X2) berpengaruh positif terhadap brand trust (Y)

Utilitarian value berpengaruh positif dan signifikan pada brand trust

dapat diartikan bahwa ketika responden menilai berbelanja ke satu tempat saja untuk mendapatkan produk sepatu yang dibutuhkannya. Responden menilai bahwa mengunjungi sebuah toko yang baik adalah ketika melakukan belanja produk sepatu dengan cepat. Selain itu, responden juga merasa bagi dirinya penting untuk menyelesaikan berbelanja produk sepatu yang telah

(10)

direncanakan dan menemukan produk sepatu yang dicari. Responden juga akan merasa senang ketika berhasil membeli produk sepatu yang dicari. Serta responden senantiasa merasa telah tepat dalam membeli produk sepatu yang dipakainya. Adanya penilaian tersebut dapat menyebabkan brand trust pada diri responden meningkat.

Temuan ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Matzler dkk., (2006) yang menyimpulkan bahwa utilitarian

value berpengaruh positif terhadap brand trust.

c. H3 : Hedonic value (X1) berpengaruh positif terhadap brand satisfaction (Z)

Hedonic value berpengaruh positif dan signifikan pada brand satisfaction dapat diartikan bahwa ketika responden menilai dirinya lebih baik

dipandangan orang lain ketika dirinya menggunakan produk sepatu yang dipakainya. Responden juga merasa dirinya lebih disenangi oleh orang lain ketika menggunakan produk sepatu yang dipakainya. Serta, responden menilai dirinya lebih diterima oleh orang lain ketika menggunakan produk sepatu yang dipakainya. Adanya penilaian tersebut dapat menyebabkan brand satisfaction pada diri responden meningkat

Temuan ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Tanojohardjo dkk., (2014), Hanzaee dan Rezaeyeh (2013), dan Ukiwindari (2013), yang menyimpulkan bahwa hedonic value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction.

d. H4 : Utilitarian value (X2) berpengaruh positif terhadap brand satisfaction (Z)

Utilitarian value berpengaruh positif dan signifikan pada brand satisfaction dapat diartikan bahwa ketika responden menilai dirinya berbelanja

ke satu tempat saja untuk mendapatkan produk sepatu yang dibutuhkannya. Responden menilai bahwa mengunjungi sebuah toko yang baik adalah ketika melakukan belanja produk sepatu dengan cepat. Selain itu, responden juga merasa bagi dirinya penting untuk menyelesaikan berbelanja produk sepatu yang telah direncanakan dan menemukan produk sepatu yang dicari. Responden juga akan merasa senang ketika berhasil membeli produk sepatu yang dicari. Serta responden senantiasa merasa telah tepat dalam membeli

(11)

produk sepatu yang dipakainya. Adanya penilaian tersebut dapat menyebabkan brand satisfaction pada diri responden meningkat.

Temuan ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Tanojohardjo dkk., (2014), serta Hanzaee dan Rezaeyeh (2013) yang menyimpulkan bahwa utilitarian value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction.

e. H5 : Brand satisfaction (Z) berpengaruh positif terhadap brand trust (Y)

Brand satisfaction berpengaruh positif dan signifikan pada brand trust

disebabkan responden merasa puas dengan produk sepatu yang dipakainya. Responden menilai produk yang dipakainya sesuai dengan harapan yang diinginkannya. Serta, responden menilai bahwa kualitas produk sepatu yang dipakainya melebihi produk ideal yang dibayangkannya.

Temuan ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Tanojohardjo dkk., (2014), dan Ukiwindari (2013) yang menyimpulkan bahwa brand satisfaction berpengaruh positif terhadap brand

trust.

f. H6 : Brand satisfaction (Z) dapat memediasi pengaruh hedonic value (X1) dan

utilitarian value (X2) terhadap brand trust (Y) Tabel 4

Perbandingan Nilai Koefisien Regresi dan Nilai Signifikansi

Persamaan

Koefisien

Regresi Signifikansi Keterangan

X1  Y 0,265 0,008 X1 + Z  Y 0,063 0,584 Complete mediation not significantly different from zero X2  Y 0,277 0,005

(12)

X2 + Z  Y 0,076 0,512 Complete mediation not significantly different from zero

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 4, diketahui bahwa nilai koefisien regresi hedonic value (X1) yang diregresi bersama brand satisfaction (Z) terhadap

brand trust (Y) sebesar 0,063 dengan nilai signifikansi sebesar 0,584, serta nilai

koefisien regresi utilitarian value (X2) yang diregresi bersama brand satisfaction (Z) terhadap brand trust (Y) sebesar 0,076 dengan nilai signifikansi sebesar 0,512. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis keenam yang diajukan pada penelitian ini yaitu brand

satisfaction dapat memediasi pengaruh hedonic value dan utilitarian value terhadap brand trust, dapat diterima. Artinya, ketika hedonic value dan utilitarian value tidak

berpengaruh terhadap brand trust, maka brand satisfaction dapat memediasi atau menjembatani atau tetap meningkatkan brand satisfaction yang ada pada diri responden.

G. SIMPULAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, 1) Hedonic value berpengaruh positif terhadap brand trust.

2) Utilitarian value berpengaruh positif terhadap brand trust. 3) Hedonic value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction. 4) Utilitarian value berpengaruh positif terhadap brand satisfaction. 5) Brand satisfaction berpengaruh positif terhadap brand trust.

6) Brand satisfaction dapat memediasi pengaruh hedonic value dan utilitarian

value terhadap brand trust, berupa complete mediation.

2.Implikasi penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa brand

satisfaction dapat memediasi pengaruh hedonic value dan utilitarian value terhadap brand trust, berupa complete mediation. Untuk konsumen yang hedonis, produsen

(13)

sepatu dapat menciptakan hedonic value dengan memperhatikan keinginan konsumen mengenai trend sepatu yang sedang digemari, menawarkan berbagai pilihan model dan desain yang menarik, menawarkan sepatu dengan harga mahal, mempunyai kualitas dan keunikan, serta nilai prestige tinggi untuk meningkatkan upaya yang dapat memperkuat brand satisfaction yang ada pada diri konsumen sepatu, sehingga diharapkan brand trust yang ada pada diri konsumen terhadap sepatu akan lebih tinggi.

Untuk konsumen utilitarian, produsen sepatu dapat menciptakan utilitarian

value dengan memperhatikan fungsi dari sepatu seperti meningkatkan mutu dari

produk sepatu, mengeluarkan produk dengan dengan harga yang lebih terjangkau, serta meningkatkan kualitas dan performa dari kenyamanan dan keamanan sepatu dengan harga yang relatif terjangkau, untuk meningkatkan upaya yang dapat memperkuat brand satisfaction yang ada pada diri konsumen sepatu, sehingga diharapkan brand trust yang ada pada diri konsumen terhadap sepatu akan lebih H. DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M., Palmblad, S., dan Prevedan, T. 2012. Atmospheric Effects on Hedonic and Utilitarian Customers. Bachelor Thesis. Linnaeus University.

Ballester, E.D. 2003. Development and Validation of A Brand trust Scale Diakses dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.201.5789&rep= rep1&type=pdf

Batra, R., dan Ahtola, O.L. 1991. Measuring the Hedonic and Utilitarian Sources of Consumer Attitudes. Marketing Letters, 2 2, 159-170.

Blythe, J. 2005. Essentials of Marketing. England: Pearson Education Limited.

Chaudhuri, A., dan Holbrook, M.B. 2001. The Chain of Effects From Brand trust and Brand Affect to Brand Performance: The Role of Brand Loyalty. Journal of

Marketing, April, 65, 81-93.

Dastan, I., dan Geçti, F. 2014. Relationships among Utilitarian and Hedonic values, Brand Affect and Brand trust in the Smartphone Industry. Journal of

Management Research, Vol. 6, No. 2.

Fornell, C., Johnson, M.D., Anderson, E.W., dan Cha, J. 1996. The American Customer Satisfaction Index: Nature, Purpose, and Findings. Journal of

(14)

Hanzae, K.H., dan Rezaeyeh, S.P. 2013. Investigation of The Effects of Hedonic value and Utilitarian value on Customer Satisfaction and Behavioural Intentions.

African Journal of Business Management, 7 11, 818-825, 21 March 2013.

Kim, H.S. 2006. Using Hedonic and Utilitarian Shopping Motivations to Profile Inner City Consumers. Journal of Shopping Center Research, 13 1, 2006, 57-79. Kotler, P., dan Armstrong, G. 2012. Principles of Marketing. New Jersey:

Prentice-Hall, Inc.

Kotler, P., dan Keller, K.L. 2012. Marketing Management. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Lau, G.T., dan Lee, S.H. 1999. Consumers’ Trust In A Brand and The Link to Brand Loyalty. Journal of Market; Dec 1999.

Subagio, H. 2011. Pengaruh Atribut Supermarket terhadap Motif Belanja Hedonik Motif Belanja Utilitarian dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Manajemen

Pemasaran, 6 1, sApril 2011: 8-21.

Tanojohardjo, G.A., Kunto, YS., Brahmana, R.K.M.R. 2014. Analisa Hedonic value dan

Utilitarian value terhadap Brand trust dengan Brand satisfaction sebagai

Variabel Intervening pada Produk Pewarnaan L`Oréal Professionnel. Jurnal

Manajemen Pemasaran Petra, Vol. 2, No. 1, (2014) 1 -11.

Ukiwindari, C. 2013. Pengaruh Brand satisfaction terhadap Brand trust dan Brand Affect serta Dampaknya pada Brand Loyalty dan Brand Risk dalam Pembelian Produk dengan Merek Terkenal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 3  Hasil Analisis Regresi

Referensi

Dokumen terkait

7.2.3 Membanding dan mentafsir dua atau lebih set data terkumpul, berdasarkan sukatan serakan yang sesuai dan seterusnya membuat

Dapat memanfaatkan alat uji Tc yang belum pernah digunakan, dimana alat tersebut sebenarnya sangat bermanfaat untuk mengetahui karakteristik dari suatu sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik non probability sampling yaitu tidak semua elemen populasi mempunyai kesempatan untuk dipilih menjadi

Aplikasi Monitoring Pembebanan Trafo PT PLN WS2JB Rayon Ampera adalah suatu program berbasis web yang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database, yang

Namun, didapatkan hasil korelasi dengan menggunakan uji parsial terdapat hubungan antara variabel X1 (Pengetahuan) dan Y (Frekuensi konsumsi sayur anak) yang

Selanjutnya pedoman/acuan pengembangan kapasitas sebagaimana dirumuskan dalam Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas (KNP2K) dalam rangka mendukung

Para tenaga pengajar pada program mentoring mahasantri putra pada Asrama Rusunawa berjumlah 39 orang, dengan jumlah murid 365, berdasarkan perbandingan rasio: jumlah

TNF-α menyebabkan kaskade inflamasi terhadap infeksi, respons inflamasi berlebihan di mukosa gaster yang berhubungan dengan inhibisi sekresi asam lambung dan kerentanan