• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar /FPEB/412/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,

DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

RUTH DEBORA

0906340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN

KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN

KELUARGA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA

Oleh Ruth Debora

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ruth Debora 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia)

Bandung, Oktober 2013

Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing

Prof. Dr. H. Disman, MS. NIP. 195902091984121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)
(5)

ABSTRAK

“Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan KeluargaTerhadap Minat Berwirausaha

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI)” di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS.

Oleh Ruth Debora

0906340

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk mencari pekerjaan dari pada menciptakan pekerjaan (berwirausaha) setelah lulus kuliah.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Sampel sebanyak 242 mahasiswa yang diambil secara proportionate random sampling. Penelitian ini mampu menjelaskan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen sebesar77,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial bahwa Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi untuk lebih mendukung pengetahuan kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaanl ainnya agar menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.

(6)

Abstract

“The effect of self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment toward the interest of entrepreneurship

(A survey to the Students of Economic and Business Education Faculty in Indonesia University

of Education)”

Supervisor: Prof. Dr. H. Disman, MS.

Written by: Ruth Debora

0906340

The problem in this study is the lack of students’ interest in entrepreneurship. It can be seen from most of the students choose to find a job than create a job field (entrepreneurship) after they graduate from the university. This study is aimed at finding out the effect of self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment.

The object of this study was the students of Economic and Business Education Faculty in Indonesia University of Education. The method used was explanatory survey. There were 242 samples involved based on proportionate random sampling. This study showed the contribution of independent variable toward dependent variable was 77.3% and the rest was affected by another factor. Based on the findings, self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment gave a significant effect to the interest of entrepreneurship simultaneously and partially. This study is expected as an input for university to enrich the knowledge of entrepreneurship theories, training and other entrepreneurship activities in order to create not only a graduate who find a job but also a graduate who create a job field.

(7)

vi Ruth Debora, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... ... i

KATA PENGANTAR. ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH. ... iv

DAFTAR ISI………. ... vi

DAFTAR TABEL…….. ... ix

DAFTAR GAMBAR…. ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan dan Manfaat penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 9

2.1.Kajian Pustaka ... 9

2.1.1.1 Konsep Minat Berwirausha ... 9

2.1.1.2.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha . 11 2.1.1.2.2 Konsep Kewirausahaan ... 15

2.1.1.2.3Karakteristik Kewirausahaan ... 17

2.1.1.2.4 Sifat – sifat Kewirausahaan ... 18

2.1.1.2.5 Berwirausaha ... 20

2.1.1.2.6 Fungsi Berwirausaha........ 21

2.1.1.2.7Indikator Minat Berwirausaha.... 22

2.1.2.Konsep Diri dan Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri... 23

2.1.2.1. Pengertian Konsep Diri... 23

2.1.2.2. Macam Konsep Diri dan Cirinya... 26

(8)

vii Ruth Debora, 2013

2.1.3 Pengetahuan Kewirausahaan...27

2.1.3.1.Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan...27

2.1.3.2.Indikator Pengetahuan Kewirausahaan...29

2.1.4 Lingkungan Keluarga...29

2.1.4.1. Pengertian Keluarga ... 29

2.1.4.2. Fungsi Keluarga ... 32

2.2.Penelitian Terdahulu ... 35

2.3.Kerangka Pemikiran...37

2.4.Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1.Objek Penelitian ... 46

3.2.Metode Penelitian... 46

3.3.Populasi dan Sampel ... 46

3.3.1. Populasi ... 47

3.3.2. Sampel ... 48

3.4.Operasional Variabel ... 51

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.6.Instrumen Penelitian ... 55

3.7.Pengujian Instrumen Penelitian ... 56

3.7.1. Tes Validitas ... 56

3.7.2. Uji Reliabilitas... 57

3.8.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 58

3.8.2. Teknik Analisis Data ... 58

3.8.3.Uji Asumsi Klasik ... 59

3.8.4. Pengujian Hipotesis ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1.Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

4.1.2 Gambaran Umum Responden ... ..68

(9)

viii Ruth Debora, 2013

4.1.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 72

4.1.5 Hasil Analisis Data ... 82

4.1.6 Uji Asumsi Klasik ... 86

4.1.7 Pengujian Hipotesis ... 89

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

4.3.Implikasi Pendidikan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1.Kesimpulan ... 97

5.2.Saran ... 98

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di Indonesia.

Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran

kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru di

segala level pendidikan (Saiman, 2009: 22).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja yang

menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Tingginya jumlah

pengangguran yang ada di Indonesia, khususnya pengangguran terdidik disebabkan karena

orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk menciptakan lapangan kerja, melainkan

untuk mencari pekerjaan. Pendidikan secara sempit telah dimaknai sebagai bekal untuk

mencari pekerjaan, bukan sebagai proses untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia.

Tabel 1

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010 – 2012

S

Sumber: Badan Pusat Statistika www.bps.go.id 2013

Data diatas merupakan data Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran

terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Menurut BPS, tingkat pengangguran

terbuka adalahperbandingan antarajumlahpencarikerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari

(11)

Diploma I,II,III dan universitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak/belum sekolah,

begitu pula pada tahun 2011 dan 2012.

Untuk mengurangi jumlah pengangguran, cara yang paling efektif yaitu dengan

membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha.Dengan berwirausaha, tidak hanya

memberikan pekerjaan pada diri sendiri, namun bisa juga untuk orang lain jika memang

usaha yang dijalankan telah berkembang dan maju.

Menurut Alma (2001:1) semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik

dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha,

sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam hal anggaran belanja, personalia, dan

pengawasan sehingga tidak akan dapat menggarap semua aspek pembangunan, sehingga

wirausaha merupakan potensi pembangunan.

Rendahnya minat wirausaha mahasiswa diketahui dari data di Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencatat bahwa 60,87 persen lulusan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan 83,18 persen lulusan perguruan tinggi lebih

berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor.

Jumlah wirausahawan di Indonesia baru 0,18 persen dari jumlah penduduk, masih

jauh di bawah negara lainyaitu dibandingkan dengan Malaysia yang sudah 2 persen,Amerika

4 persen, dan Singapura 7 persen. Suatu negara akan maju dan stabil perekonomiannya jika

penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk

(www.jpnn.com).

Dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya

pengembangankewirausahaan di seluruh tanah air, PresidenRepublik Indonesia Susilo

Bambang Yudhoyono telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada

Februari 2011. Dengan adanya GKN diharapkan generasi muda memiliki minat untuk

menjadi wirausahawan.

Untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan

wirausaha, maka yang harus tertanam dahulu adalah minat untuk berwirausaha. Slamento

(2003:180) mengatakan bahwa :

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa Mahasiswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek

tertentu.

Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali mengungkapkan bahwa :

(12)

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnyaa

(Djaali, 2007 :121).

Berdasarkan pendapat diatas , Menurut Suryana (2003:47) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor

lingkungan.

Berdasarkan hal itu maka, faktor yang pertama untuk menumbuhkan minat dalam

berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah konsep diri Mahasiswa itu sendiri sebagai faktor

pribadi Mahasiswa. Sehingga dengan adanya konsep diri maka Mahasiswa dapat mengenali

pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, Mahasiswa dapat

menemukan jati dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai

kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat

melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat

peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya.Hasil penelitian yang dilakukan

Lembaga Bina Karier (1990) dalam Setyawan (1994:3-5) bahwa calon wirausaha, mereka

merasa perlu mengenali kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Mereka merasa

butuh mewujudkan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia menemukan

kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi kehidupannya. Karena bagi

wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenali lingkungan,

mengindera peluang bisnis dan menggerakan sumber daya, guna meraih peluang tersebut,

dalam batas resiko yang tertanggungkan, untuk menikmati nilai tambah.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha adalah

berasal dari Perguruan tinggi, yaitu bahwa pihak perguruan tinggi perlu membekali

pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui pengajaran kewirausahaan Mahasiswa diajak

dan diarahkan agar mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan

karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi

dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada Mahasiswa dapat

dilihat pada nilai mata diklat kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar

perhatian siswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam

mempelajari kewirausahaan yang akhirnya dharapkan dengan minat terhadap mata diklat

kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi Mahasiswa untuk mau terjun secara

langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja. Sesuai dengan anjuran

Dirjen Dikti tersebut, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) banyak program studi telah

(13)

rendah, Untuk memperkuatfakta tersebut, Peneliti melakukan pra-penelitiandengan tujuan

untuk mengetahui perbandingan antara minat berwirausaha dengan minat bekerja sebagai

pegawai di instansi pemerintah atau swasta pada mahasiswa setelah lulus kuliah.Dengan

melakukan observasi berupa penyebaran angket yang diajukan kepada responden mahasiswa

di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB).

Tabel 2 untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.

70 40 8 6 - 124 STS

2.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.

15 12 6 8 18 59 R

Sumber : Prapenelitian (data diolah)

Berdasarkan Tabel 2 diketahui banyak mahasiswa yang merencanakan setelah

menyelesaikan pendidikanlebih berminat untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan

swasta/negeri daripada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha. Hal tersebut

dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan

yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika

menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut

mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.Melihat

kenyataan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya arah kepada pembentukan mahasiswa

sebagai individu yang mampu menciptakan pekerjaan dan bukan lagi sebagai pencari

pekerjaan yaitu dengan berwirausaha, dan untuk menuju ke arah pembentukan wirausaha ini,

maka perlu penumbuhan minat yang kuat pada mahasiswa agar dapat merealisasikannya.

Faktor lain yang juga mempengaruhi terhadap minat berwirausaha mahasiswa adalah

lingkungan keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan lingkungan dimana anak pertama

kali diberikan penanaman nilai dan sikap bagi perkembanganya. Dalam kaitannya dengan

(14)

dapat menunjang, membimbing dan mendorong mahasiswa untuk memilih karier bagi

kehidupannya mendatang, termasuk pilihannya untuk berwirausaha. Kondisi orang tua

sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan

karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk

menumbuhkembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Minat tidaklah akan cukup kuat

jika hanya dibina dan dibentuk melalui pengalaman di perguruan tinggi dan masyarakat tanpa

ada dorongan dan bimbingan dari orang tua. Walaupun telah tumbuh minat yang kuat dalam

diri mahasiswa bahwa ia akan mampu terjun ke suatu bidang pekerjaan sebagai wirausaha,

jika tidak ada. dukungan orang tua yang kuat dan tidak menemukan figur yang

baik/menguntungkan bagi dirinya pada bidang yang ditekuni, maka kemungkinan ia akan

merasa kurang yakin kembali untuk dapat melakukannya bahkan tidak mau lagi untuk

meneruskan keinginan tersebut. Jelas bahwa dorongan orang tua maupun anggota keluarga

dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausahamenunjukkan bahwa seorang

wirausaha memerlukan pengetahuan tentang kewirausahaan itu sendiri.Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

masalah tersebut dengan mengambil JUDUL PENGARUH KONSEP DIRI,

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA(Survey Pada Mahasiswa Fakultas

Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia )

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran konsep diri, pengetahuan kewirausahaan,lingkungan

keluarga dan minat berwirausaha ?

2. Bagaimana pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha?

3. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha?

4. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha?

1.3Tujuan Penulisan

Memacu dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran konsep diri, pengetahuan kewirausahaan, lingkungan

(15)

2. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat

berwirausaha.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.

1.4Manfaat Penelitian

Selain memiliki tujuan, dilakukannya penelitian ini memiliki manfaat dan

keunggulan. Keunggulan dalam penelitian ada dua, yaitu keunggulan teoritis dan

keunggulan praktis yaitu sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk memperluas

wawasan dan pengetahuan dalam hal ini matakuliah dan pengalaman pelatihan

kewirausahaan sebagai sebagian dari pengaruh dari pembentukan pengetahuan

kewirausahaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mempunyai keunggulan bagi beberapa pihak seperti

dibawah ini :

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi beberapa pihak seperti di

bawah ini :

1. Bagi masyarakat luas

Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktoryang mempengaruhi

minat seseorang untuk berwirausaha, khususnya faktor konsep diri pengetahuan

kewirausahaan dan lingkungan keluarga.

2. Bagi Universitas

Para dosen dapat mengetahui pentingnya pengetahuan kewirausahaan baik

teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya bagi mahasiswa agar dapat

menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan

lapangan kerja.

3. Bagi mahasiswa

Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun

pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai

(16)

4. Bagi Penulis

Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui faktor-fakor yang

mempengaruhi minat seseorang berwirausaha, dan mengetahui peranan Konsep

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga objek yang menjadi variabel bebas, yaitu konsep diri

sebagai X1, pengetahuan kewirausahaan sebagai X2 dan lingkungan keluarga sebagai X3

.Sedangkan variable terikatnya yaitu minat berwirausaha sebagai Y. Sehingga yang menjadi

unit analisisnya yaitu para mahasiswaFakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis di Universitas

Pendidikan Indonesiayang telah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan.

3.2 Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode suvey eksplanatory. Dalam metode survai, informasi dikumpulkan dari

responden dengan menggunakan kuesioner. Pengertian survei dibatasi pada penelian yang

datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan

demikian penelitian survei menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah “penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

data yang pokok”. Peneliti eksplanatory menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode eksplanatory ini yaitu metode yang

digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden malalui kuesioner dibatasi oleh

sampel yang dapat mewakili populasi dengan cara menghubungkan variabel-variabel yang

digunakan melalui suatu pengujian hipotesis.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian initerdiri dari populasi daerah dan populasi subyek. Populasi

daerah dalam penelitian adalah Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pendidikan Indonesia yang terdiri dari 6 prodi. Populasi subjek yaitu mahasiswa FPEB yang

berjumlah3.219 orang. Pemilihan populasi subjek yang difokuskan pada mahasiswa angkatan

2010 karena siswa telah memepelajari mata kuliah kewirausahaan selama 1 semester dan

(18)

pemasaran produk dan magang. Berikut daftar sekolah dan jumlah mahasiswa yang menjadi

populasi:

Tabel 3.2.

Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

NO. PRODI JUMLAH

1. Pendidikan Akuntansi – S1 106

2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98

4. Pendidikan Ekonomi – S1 99

5. Manajmen – S1 89

6. Akuntansi – S1 97

Jumlah 575

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki populasi tersebut. Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti Pengertian

mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi

terdapat atau tercermin dalam sampel.

Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling.

Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.

Keterangan:

S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05

X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)

Dalam penelitian ini, jumlah populasi 302 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan

menghasilkan nilai 170 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:

(19)

230,16 dibulatkan menjadi 230

Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa.

3.3.2.1.Sampel Angkatan

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230

mahasiswa.Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random

dan proporsional, dengan menggunakan rumus:

n

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Tabel 3.3.

Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

No. Jurusan Jumlah Mahasiswa Perhitungan Sampel

Mahasiswa

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

3.3.2.2.Sampel Kelas

Sebagaimana diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010,

selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan

cara random dan proporsional.

(20)

Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas

aMahasiswa Per Kelas Jumlah Pendidikan

aMahasiswa Per Kelas Jumlah Akuntansi (S1) 1. Kelas A

3.3.2.3.Sampel Jenis Kelamin

Setelah diperoleh sampel kelas 2010, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel

mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan

jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.

Tabel 3.5.

Sampel Menurut Jenis Kelamin

Jurusan Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

(21)

Manajemen

3.4

Operasionalisasi Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap

variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini

dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya

(22)

Tabel 3.6.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator skala Pertanyaan

(1) (2) (3) (4)

Minat Berwirausaha (Y)

Minat merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas

3. Memiliki kreativitas yang tinggi

4. Memiliki sifat inovasi yang tinggi

5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan

6. Memiliki tanggung jawab

7. Memiliki

kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain

8. Memiliki keberanian dalam mengambil

ordinal 1.Dorongan untuk selalu lebih unggul dalam mengerjakan segala sesuatu

melebihi standar yang harus ada dalam diri seseorang.

2.cita-cita yang dapat memacu serta memberi semangat untuk mencapainya.

(23)

pandangan diri anda tentang anda sendiri (Calhoun1990:67)

lain tentang diri sendiri

3. Cita cita diri Sendiri

4.Tujuan Hidup Sendiri 5.Mampu menilai keadaan diri sendiri (evaluasi diri)

1. 6. Proses Harga diri

2. Dapat menjadi orang yang sukses dimasa yang akan datang

3. menjadi wirausaha yang sukses

4. memiliki penghasilan sendiri.

5. memiliki semangat hidup yang tinggi jika gagal, akan bangkit lagi 6.yakin akan kemampuan sendiri untuk bersaing

Pengetahuan

Kewirausahaan (X2)

Pengetahuan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar kiat dan menuju

ordinal 1. Pengetahuan tentang kemandirian dapat memperkuat percaya diri

2. Pengetahuan berorientasi pada hasil dapat mendorong untuk berprestasi maksimal yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah

dalam keluarga

5. perhatian orang tua 6.latar belakang

(24)

(Indrakusuma 2001:166)

belajar dan bergaul

4. Orang tua yang berwirausaha

menginginkan

wirausaha adalah hal utama dalam keluarga.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan test. Alat

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner/ Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia

ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).

Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam

penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variable Konsep Diri (X1)

Pengetahuan Kewirausahaan (X2) dan Lingkungan Keluarga (X3) terhadap Minat

Berwirausaha (Y).

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku,

jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya yaitu data mahasiwa

fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis, peraturan tentang Silabus Mata Kuliah

Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan

Indonesia.

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan

menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen

(25)

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:151)

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden

mengenai konsep diri, pengetahuan kewirausahaan, lingkungan keluarga,dan minat

berwirausaha

b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan

ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

c. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang

sifatnya tertutup.

f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup.

Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang

menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai

peringkat saja.

g. Menyebarkan angket

h. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. SkalaLikert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan,

2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).

Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang

digunakannya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

(26)

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian

ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode

penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada

kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Umar,

2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan

pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Untuk

menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007

dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

√{ } { }

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan

∑ = jumlah skor dalam distribusi X

∑ = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut :

r = 0 - 0,199 = Sangat rendah (tidak valid) r = 0,2 - 0,399 = Rendah

(27)

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan

sebagai berikut :

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument

n = jumlah responden

Maka, jika thitung≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung> ttabel berarti valid.

3.7.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (pertanyaan) dapat

digunakan lebih dari satu kali (Husein Umar, 2008:54). Untuk menghitung reliabilitas

dalam penelitian ini menggunakan menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007

dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :

(Umar, 2008:54)

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan

sebagai berikut :

(Rianse dan Abdi, 2012:167)

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument

n = jumlah responden

Maka, jika thitung≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung> ttabel berarti valid.

3.8. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

(28)

Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier

berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel

yang dapat mempengaruhi Minat Berwirausaha.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer

SPSS 17. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana

eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan

model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1+ β2X2 +e

Dimana :

Y = Minat berwirausaha X2 = Pengetahuan Kewirausahaan

β0= Konstanta regresi Β3 = Koefisien regresi X3

β1 = Koefisien regresi X1 X3 = Lingkungan Keluarga

X1= Konsep Diri e = Faktor pengganggu

β2 = Koefisien regresi X2

2. Uji Normalitas

Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui

uji-t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Ada

beberapa metode yang bisa digunakan untuk menditeksi apakan residual mempunyai

distribusi normal atau tidak. (Rohmana, 2010:52).Untuk mendeteksi normal atau tidaknya

variabel pengganggu dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu

garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya.

Menurut Imam Ghazali dalam Suci Wulandari (2012:12) jika data menyebar disekitar garis

diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram maka, menunjukan pola

distribusi normal dan sebaliknya.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

(29)

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas antara satu

variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel tidak ortogonal.

Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama

dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model

regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:

1.Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,8 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara

statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.

2.Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu

dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut

tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3.Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi

terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai Fhitung melebihi

nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka terdapat multikolinieritas

variabel bebas.

4.Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan

secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.

5.Variance inflation factor dan tolerance. (VIF)

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan uji Variance

inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program SPSS 17. Untuk melihat gejala

multikolinearitas, kita dapat melihat dari hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih

besar dari lima menunjukan adanya gejala multikolinearitas.

Apabila terjadi multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154) disarankan

untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

o Tanpa ada perbaikan o Dengan perbaikan:

o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). o Menghilangkan salah satu variabel independen.

(30)

2.Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian

setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas

adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2

. inilah yang disebut sebagai

asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).

Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai

tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama

dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut

dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :

• Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

• Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas

(Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai berikut :

1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :

 Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

 Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan

nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang

dikuadratkan (^u2).

3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel

pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk, diantaranya:

1

4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien korelasi rank

spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan

(31)

d1= perbedaan setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank

5. Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan

variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan bantuan

program SPSS 17.Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians

dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah

satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians

residual.

3. Autokorelasi (Autocorrelation)

Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu

dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS,

autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan

salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya

hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Widarjono, 2005:177).

Akibat adanya autokorelasi adalah:

 Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.

 Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

 Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.

Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang diperoleh salah. Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi,

pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui beberapa cara di bawah

ini:

1. Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual dengan trend

waktu.

2. Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).

(32)

4. Uji dDurbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan

Durbin-Watson tabel.

5. Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif maupun

negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 2. 1

Statistika d Durbin- Watson

Keterangan:

dL= Durbin Tabel Lower

dU= Durbin Tabel Up

H0= Tidak ada autkorelasi positif

H*0= Tidak ada autkorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan bantuan

program SPSS 17. Uji ini mengahsilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan du).

Jika diketahui adanya masalah autokorelasi, maka ada beberapa cara untuk

menghilangkan masalah autokorelasi menurut Yana Rohmana (2010:215), yaitu:

1) Jika struktur autokorelasi (p) diketahui, dapat diatasi dengan memakukan transpormasi

terhadap persamaan.

2) Bila p tinggi, maka diatasi dengan metode diferensiasi tingkat pertama.

3) Estimasi p didasarkan pada Berenblutt-Webb.

(33)

4) Estimasi p dengan metode dua langkah Durbin.

5) Bila p tidak diketahui, dapat mengunakan metode Cochrane-Orcutt.

Autokorelasi (Autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual dengan observasi lainya (Rohmana, 2010:192). Yana Rohmana (2010:192)

menjelaskan autokorelasi dapat terjadi karena sebab-sebab sebagai berikut:

1) Kelembaman (inertia)

2) Terjadi bias dalam spesifikasi

3) Bentuk fungsi yang dipergunakan tidak tepat

4) Penomena sarang laba-laba (cobweb phenomena)

5) Beda kala (time lags)

6) Kekliruan manipulasi data

7) Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner

3.8.3 Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Secara Simultan (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:

Ho : βi≤ 0, semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap Y, dimana i

= X1, X2

Hi : βi> 0, semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,

dimana i = X1, X2

Pengujian hipotetsis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap

terhadap variabel terikat Y untuk diketahui berapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari F hitung dengan formula sebagai berikut :

(Yana Rohmana, 2010:78)

2) Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya mencari F tabel berdasarkan besaran α = 0,05 dan

df dimana besarannya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).

3) Perbadingkan F hitung dengan F tabel, dengan kriteria Uji-F sebagai berikut:

 Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

(34)

Kaidah keputusan;

Tolak Ho jika F hit > F tabel dan terima Ho jika F hit< F tabel

5. Koefisien Determinasi

Menurut Rohmana (2010:76) menjelaskan dalam regresi sederhana kitaakan

menggunakan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang

dimiliki. Dalam hal ini mengukur “seberapa besar proporsi variansi variabel dependen

dijelaskan oleh semua variabel independen”.

R2 dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Dinamakan demikian oleh

karena 100 R2 % dari pada variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan

oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005:368).

Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah sebagai berikut:

∑ ̂

(Rohmana, 2010:76)

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat

dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin tidak erat atau jauh, atau dengan kata lain lain model tersebut

dapat dinilai kurang baik.

6. Pengujian Secara Parsial (Uji t )

1) Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : βi≤ 0, artinya masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel Y, dimana i = X1, X2

Hi : βi> 0, artinya masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap

variabel Y, dimana i = X1, X2

2) Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t

pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula

(35)

Dimana merupakan nilai dari hipotesis nul.

Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3) Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05.

Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :

 Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya variabel itu signifikan.

 Jika t hitung < nilai t kritisnya maka H0 diterima atau menolak H1, artinya variabel itu tidak signifikan.

Kaidah keputusan:

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Konsep Diri,

Pengetahuan kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha

mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Konsep DiriMahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan

Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Secara umum, mereka

memiliki konsep pengetahuan yang tinggi, Mereka mampu berpikir kreatif dan

inovatif yang dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang.

Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam

aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi mereka, dan atas

dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti aktivitas kewirausahaan

tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka termasuk dalam kategori tinggi.

2. Konsep Diri Berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha,artinyasemakin baik

konsep diri para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pendidikan Indonesia , maka minat berwirausaha mereka cenderung akan meningkat,

begitu pula sebaliknya.

3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positifterhadap minat berwirausaha,artinya

semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin

tinggi atau meningkat pula minat mahasiswa untuk berwirausaha. Sebaliknya, bila

pengetahuan kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau

menurun.

4. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, artinya

semakin baik lingkungan keluarga para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Bisnis UPI, maka hal tersebut cenderung akan meningkatkan minat berwirausaha

yang dapat mereka raih.

5. Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga, secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, Artinya ketika

Konsep Diri,Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga tinggi, maka

(37)

5.2.Saran

1. Bagi Mahasiswa, Pengetahuan agar lebih ditingkatkan karena jika semakin luas

pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki maka minat berwirausaha akan semakin

meningkat.

2. Bagi Masyarakatluas, khususnya lingkungan keluarga, orang tua mengenalkan

anaknya dalam berwirausaha, melibatkan mereka kedalam dunia bisnis, sehingga

anaknya sudah terbiasa dan menyukai dunia bisnis dan sewaktu kuliah pun mereka

sudah bisa menjalankan bisnis sambil kuliah.

3.Bagi Fakultas, agar lebih menggerakkan kegiatan kewirausahaan baik berupa pelatihan

ataupun seminar, baik dilakuakan didalam kelas maupun diluar kelas serta melakukan

pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan memulai berwirausaha sehingga

mahasiswa mendapatkan arahan serta bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa

konsultasi ataupun diskusi.

4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, agar memberikan wadah bagi mahasiswa

dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan bisnis kecil di lokasi universitas

selain itu melalui kebijakan dan program-program untuk mendukung terciptanya

(38)

1

Ruth Debora, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abror, Abdurahmah. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Drucker, Peter. F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan

Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga

Frinces, Z. Heflin. 2011. Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)

Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta :Graha

Ilmu.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.

R.B. Burns.1993. Konsep Diri(Teori,Pengukuran,Perkembangan da Perilaku) Jakarta :Arcan.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju

Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat

Tjipto Susana.2006. Konsep Diri Positif Menentukkan Prestasi Anak. Yogyakarta : Kanisius.

Wasty Soemanto,Mpd . 2002. Pendidikan wiraswasta. Jakarta:PT.Bumi Aksara

Jurnal :

Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan

Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi.Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah:SMK

MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311- 324.

(39)

2

Ruth Debora, 2013

Gallyn Ditya Manggala.2007. Faktor Faktor yang memepengaruhi Minat

berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.Jurusan :

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

Ika Pina Yuliyaningsih.2013. Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan

Persepsi Peluang Kerja dibidang akutansi dengan Minat berwirausaha.

SMKN 1 Sukoharjo. Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 131 s/d 145.

Handriani, Eka. 2011. Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di

Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi

UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

Hermina, Utin Nina, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata

Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.

Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan

Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.

Lestari, RetnoBudi dan Trisnadi Wijaya.2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP.Musi : STIE

MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.

Lilis Karlina.2009. Studi Hubungan Prestasi Siswa Pada Mata Diklat

Kewirausahaan Dan Perbedaan LaTar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat BeRwirausaha Siswa Kelas Ii Kelompok Bisnis Dan Manajemen Smkn I Karanganyar Tahun Diklat 2008/2009

Sumarni, 2006. Pengaruh konsep diri, prestasi belajar dan lingkungan terhadap minat berwirausaha pada siswa Smk negeri 2 semarangTahun Ajaran 2005/2006.

Suhartini, Yati. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Mahasiswa dalam berwiraswasta(Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universutas PGRI

Yogyakarta. Volume 7, tahun 2011, 38-59.

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha

Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam

(40)

3

Gambar

Tabel 1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tabel 2 Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
Tabel 3.2. Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Tabel 3.3. Sampel Mahasiswa Angkatan 2010
+5

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Langsung

dibidang administrasi pembangunan, pengendalian dan Eavaluasi Pembangunan yang dilaksanakan serta pembinaan usaha jasa pembangunan dalam wilayah Provinsi

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan

ABSTRAK : Dengan makin berkembangnya teknologi internet maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan sistem pendaftaran praktikum secara online melalui web dengan menggunakan

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa algoritma Bresenham memiliki kecepatan proses 1.44 kali lebih cepat dari Bezier untuk 70 titik penggambaran, sedangkan akurasi dalam