No.Daftar /FPEB/412/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,
DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
RUTH DEBORA
0906340
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH KONSEP DIRI, PENGETAHUAN
KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN
KELUARGA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA
Oleh Ruth Debora
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ruth Debora 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HALAMAN PENGESAHAN
Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia)
Bandung, Oktober 2013
Skripsi ini disetujui oleh :
Pembimbing
Prof. Dr. H. Disman, MS. NIP. 195902091984121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
ABSTRAK
“Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan KeluargaTerhadap Minat Berwirausaha
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI)” di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, MS.
Oleh Ruth Debora
0906340
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk mencari pekerjaan dari pada menciptakan pekerjaan (berwirausaha) setelah lulus kuliah.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Sampel sebanyak 242 mahasiswa yang diambil secara proportionate random sampling. Penelitian ini mampu menjelaskan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen sebesar77,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial bahwa Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi untuk lebih mendukung pengetahuan kewirausahaan baik teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaanl ainnya agar menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja.
Abstract
“The effect of self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment toward the interest of entrepreneurship
(A survey to the Students of Economic and Business Education Faculty in Indonesia University
of Education)”
Supervisor: Prof. Dr. H. Disman, MS.
Written by: Ruth Debora
0906340
The problem in this study is the lack of students’ interest in entrepreneurship. It can be seen from most of the students choose to find a job than create a job field (entrepreneurship) after they graduate from the university. This study is aimed at finding out the effect of self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment.
The object of this study was the students of Economic and Business Education Faculty in Indonesia University of Education. The method used was explanatory survey. There were 242 samples involved based on proportionate random sampling. This study showed the contribution of independent variable toward dependent variable was 77.3% and the rest was affected by another factor. Based on the findings, self-concept, knowledge of entrepreneurship and family environment gave a significant effect to the interest of entrepreneurship simultaneously and partially. This study is expected as an input for university to enrich the knowledge of entrepreneurship theories, training and other entrepreneurship activities in order to create not only a graduate who find a job but also a graduate who create a job field.
vi Ruth Debora, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK………... ... i
KATA PENGANTAR. ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH. ... iv
DAFTAR ISI………. ... vi
DAFTAR TABEL…….. ... ix
DAFTAR GAMBAR…. ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 6
1.3.Tujuan dan Manfaat penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .... 9
2.1.Kajian Pustaka ... 9
2.1.1.1 Konsep Minat Berwirausha ... 9
2.1.1.2.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha . 11 2.1.1.2.2 Konsep Kewirausahaan ... 15
2.1.1.2.3Karakteristik Kewirausahaan ... 17
2.1.1.2.4 Sifat – sifat Kewirausahaan ... 18
2.1.1.2.5 Berwirausaha ... 20
2.1.1.2.6 Fungsi Berwirausaha........ 21
2.1.1.2.7Indikator Minat Berwirausaha.... 22
2.1.2.Konsep Diri dan Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri... 23
2.1.2.1. Pengertian Konsep Diri... 23
2.1.2.2. Macam Konsep Diri dan Cirinya... 26
vii Ruth Debora, 2013
2.1.3 Pengetahuan Kewirausahaan...27
2.1.3.1.Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan...27
2.1.3.2.Indikator Pengetahuan Kewirausahaan...29
2.1.4 Lingkungan Keluarga...29
2.1.4.1. Pengertian Keluarga ... 29
2.1.4.2. Fungsi Keluarga ... 32
2.2.Penelitian Terdahulu ... 35
2.3.Kerangka Pemikiran...37
2.4.Hipotesis ... 45
BAB III METODE PENELITIAN... 46
3.1.Objek Penelitian ... 46
3.2.Metode Penelitian... 46
3.3.Populasi dan Sampel ... 46
3.3.1. Populasi ... 47
3.3.2. Sampel ... 48
3.4.Operasional Variabel ... 51
3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.6.Instrumen Penelitian ... 55
3.7.Pengujian Instrumen Penelitian ... 56
3.7.1. Tes Validitas ... 56
3.7.2. Uji Reliabilitas... 57
3.8.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 58
3.8.2. Teknik Analisis Data ... 58
3.8.3.Uji Asumsi Klasik ... 59
3.8.4. Pengujian Hipotesis ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
4.1.Hasil Penelitian ... 68
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68
4.1.2 Gambaran Umum Responden ... ..68
viii Ruth Debora, 2013
4.1.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 72
4.1.5 Hasil Analisis Data ... 82
4.1.6 Uji Asumsi Klasik ... 86
4.1.7 Pengujian Hipotesis ... 89
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
4.3.Implikasi Pendidikan ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
5.1.Kesimpulan ... 97
5.2.Saran ... 98
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di Indonesia.
Pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran
kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru di
segala level pendidikan (Saiman, 2009: 22).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja yang
menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Tingginya jumlah
pengangguran yang ada di Indonesia, khususnya pengangguran terdidik disebabkan karena
orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk menciptakan lapangan kerja, melainkan
untuk mencari pekerjaan. Pendidikan secara sempit telah dimaknai sebagai bekal untuk
mencari pekerjaan, bukan sebagai proses untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia.
Tabel 1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010 – 2012
S
Sumber: Badan Pusat Statistika www.bps.go.id 2013
Data diatas merupakan data Badan Pusat Statistika (BPS) tingkat pengangguran
terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Menurut BPS, tingkat pengangguran
terbuka adalahperbandingan antarajumlahpencarikerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari
Diploma I,II,III dan universitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak/belum sekolah,
begitu pula pada tahun 2011 dan 2012.
Untuk mengurangi jumlah pengangguran, cara yang paling efektif yaitu dengan
membuka usaha secara mandiri atau berwirausaha.Dengan berwirausaha, tidak hanya
memberikan pekerjaan pada diri sendiri, namun bisa juga untuk orang lain jika memang
usaha yang dijalankan telah berkembang dan maju.
Menurut Alma (2001:1) semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik
dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha,
sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam hal anggaran belanja, personalia, dan
pengawasan sehingga tidak akan dapat menggarap semua aspek pembangunan, sehingga
wirausaha merupakan potensi pembangunan.
Rendahnya minat wirausaha mahasiswa diketahui dari data di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mencatat bahwa 60,87 persen lulusan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan 83,18 persen lulusan perguruan tinggi lebih
berminat menjadi pekerja atau karyawan kantor.
Jumlah wirausahawan di Indonesia baru 0,18 persen dari jumlah penduduk, masih
jauh di bawah negara lainyaitu dibandingkan dengan Malaysia yang sudah 2 persen,Amerika
4 persen, dan Singapura 7 persen. Suatu negara akan maju dan stabil perekonomiannya jika
penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk
(www.jpnn.com).
Dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi, khususnya
pengembangankewirausahaan di seluruh tanah air, PresidenRepublik Indonesia Susilo
Bambang Yudhoyono telah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada
Februari 2011. Dengan adanya GKN diharapkan generasi muda memiliki minat untuk
menjadi wirausahawan.
Untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan
wirausaha, maka yang harus tertanam dahulu adalah minat untuk berwirausaha. Slamento
(2003:180) mengatakan bahwa :
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa Mahasiswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek
tertentu.
Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali mengungkapkan bahwa :
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnyaa
(Djaali, 2007 :121).
Berdasarkan pendapat diatas , Menurut Suryana (2003:47) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor
lingkungan.
Berdasarkan hal itu maka, faktor yang pertama untuk menumbuhkan minat dalam
berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah konsep diri Mahasiswa itu sendiri sebagai faktor
pribadi Mahasiswa. Sehingga dengan adanya konsep diri maka Mahasiswa dapat mengenali
pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, Mahasiswa dapat
menemukan jati dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai
kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat
melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat
peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya.Hasil penelitian yang dilakukan
Lembaga Bina Karier (1990) dalam Setyawan (1994:3-5) bahwa calon wirausaha, mereka
merasa perlu mengenali kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Mereka merasa
butuh mewujudkan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia menemukan
kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi kehidupannya. Karena bagi
wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenali lingkungan,
mengindera peluang bisnis dan menggerakan sumber daya, guna meraih peluang tersebut,
dalam batas resiko yang tertanggungkan, untuk menikmati nilai tambah.
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat berwirausaha adalah
berasal dari Perguruan tinggi, yaitu bahwa pihak perguruan tinggi perlu membekali
pengetahuan tentang kewirausahaan. Melalui pengajaran kewirausahaan Mahasiswa diajak
dan diarahkan agar mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan
karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi
dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada Mahasiswa dapat
dilihat pada nilai mata diklat kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar
perhatian siswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam
mempelajari kewirausahaan yang akhirnya dharapkan dengan minat terhadap mata diklat
kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi Mahasiswa untuk mau terjun secara
langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja. Sesuai dengan anjuran
Dirjen Dikti tersebut, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) banyak program studi telah
rendah, Untuk memperkuatfakta tersebut, Peneliti melakukan pra-penelitiandengan tujuan
untuk mengetahui perbandingan antara minat berwirausaha dengan minat bekerja sebagai
pegawai di instansi pemerintah atau swasta pada mahasiswa setelah lulus kuliah.Dengan
melakukan observasi berupa penyebaran angket yang diajukan kepada responden mahasiswa
di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB).
Tabel 2 untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.
70 40 8 6 - 124 STS
2.
Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.
15 12 6 8 18 59 R
Sumber : Prapenelitian (data diolah)
Berdasarkan Tabel 2 diketahui banyak mahasiswa yang merencanakan setelah
menyelesaikan pendidikanlebih berminat untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan
swasta/negeri daripada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha. Hal tersebut
dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan
yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika
menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut
mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.Melihat
kenyataan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya arah kepada pembentukan mahasiswa
sebagai individu yang mampu menciptakan pekerjaan dan bukan lagi sebagai pencari
pekerjaan yaitu dengan berwirausaha, dan untuk menuju ke arah pembentukan wirausaha ini,
maka perlu penumbuhan minat yang kuat pada mahasiswa agar dapat merealisasikannya.
Faktor lain yang juga mempengaruhi terhadap minat berwirausaha mahasiswa adalah
lingkungan keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan lingkungan dimana anak pertama
kali diberikan penanaman nilai dan sikap bagi perkembanganya. Dalam kaitannya dengan
dapat menunjang, membimbing dan mendorong mahasiswa untuk memilih karier bagi
kehidupannya mendatang, termasuk pilihannya untuk berwirausaha. Kondisi orang tua
sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan
karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk
menumbuhkembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Minat tidaklah akan cukup kuat
jika hanya dibina dan dibentuk melalui pengalaman di perguruan tinggi dan masyarakat tanpa
ada dorongan dan bimbingan dari orang tua. Walaupun telah tumbuh minat yang kuat dalam
diri mahasiswa bahwa ia akan mampu terjun ke suatu bidang pekerjaan sebagai wirausaha,
jika tidak ada. dukungan orang tua yang kuat dan tidak menemukan figur yang
baik/menguntungkan bagi dirinya pada bidang yang ditekuni, maka kemungkinan ia akan
merasa kurang yakin kembali untuk dapat melakukannya bahkan tidak mau lagi untuk
meneruskan keinginan tersebut. Jelas bahwa dorongan orang tua maupun anggota keluarga
dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausahamenunjukkan bahwa seorang
wirausaha memerlukan pengetahuan tentang kewirausahaan itu sendiri.Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
masalah tersebut dengan mengambil JUDUL PENGARUH KONSEP DIRI,
PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA(Survey Pada Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia )
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran konsep diri, pengetahuan kewirausahaan,lingkungan
keluarga dan minat berwirausaha ?
2. Bagaimana pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha?
3. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha?
4. Bagaimana pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha?
1.3Tujuan Penulisan
Memacu dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran konsep diri, pengetahuan kewirausahaan, lingkungan
2. Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap minat
berwirausaha.
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.
1.4Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan, dilakukannya penelitian ini memiliki manfaat dan
keunggulan. Keunggulan dalam penelitian ada dua, yaitu keunggulan teoritis dan
keunggulan praktis yaitu sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan dalam hal ini matakuliah dan pengalaman pelatihan
kewirausahaan sebagai sebagian dari pengaruh dari pembentukan pengetahuan
kewirausahaan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mempunyai keunggulan bagi beberapa pihak seperti
dibawah ini :
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan bagi beberapa pihak seperti di
bawah ini :
1. Bagi masyarakat luas
Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktoryang mempengaruhi
minat seseorang untuk berwirausaha, khususnya faktor konsep diri pengetahuan
kewirausahaan dan lingkungan keluarga.
2. Bagi Universitas
Para dosen dapat mengetahui pentingnya pengetahuan kewirausahaan baik
teori, pelatihan, dan kegiatan kewirausahaan lainnya bagi mahasiswa agar dapat
menghasilkan lulusan yang tidak hanya mencari kerja, tetapi juga dapat menciptakan
lapangan kerja.
3. Bagi mahasiswa
Sebagai salah satu referensi untuk memperluas pengetahuan maupun
pembanding dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah, khususnya mengenai
4. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui faktor-fakor yang
mempengaruhi minat seseorang berwirausaha, dan mengetahui peranan Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini ada tiga objek yang menjadi variabel bebas, yaitu konsep diri
sebagai X1, pengetahuan kewirausahaan sebagai X2 dan lingkungan keluarga sebagai X3
.Sedangkan variable terikatnya yaitu minat berwirausaha sebagai Y. Sehingga yang menjadi
unit analisisnya yaitu para mahasiswaFakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Pendidikan Indonesiayang telah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan.
3.2 Metode penelitian
Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode suvey eksplanatory. Dalam metode survai, informasi dikumpulkan dari
responden dengan menggunakan kuesioner. Pengertian survei dibatasi pada penelian yang
datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan
demikian penelitian survei menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah “penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data yang pokok”. Peneliti eksplanatory menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode eksplanatory ini yaitu metode yang
digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden malalui kuesioner dibatasi oleh
sampel yang dapat mewakili populasi dengan cara menghubungkan variabel-variabel yang
digunakan melalui suatu pengujian hipotesis.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian initerdiri dari populasi daerah dan populasi subyek. Populasi
daerah dalam penelitian adalah Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Indonesia yang terdiri dari 6 prodi. Populasi subjek yaitu mahasiswa FPEB yang
berjumlah3.219 orang. Pemilihan populasi subjek yang difokuskan pada mahasiswa angkatan
2010 karena siswa telah memepelajari mata kuliah kewirausahaan selama 1 semester dan
pemasaran produk dan magang. Berikut daftar sekolah dan jumlah mahasiswa yang menjadi
populasi:
Tabel 3.2.
Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010
NO. PRODI JUMLAH
1. Pendidikan Akuntansi – S1 106
2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86
3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98
4. Pendidikan Ekonomi – S1 99
5. Manajmen – S1 89
6. Akuntansi – S1 97
Jumlah 575
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki populasi tersebut. Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti Pengertian
mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi
terdapat atau tercermin dalam sampel.
Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling.
Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi
P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05
X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)
Dalam penelitian ini, jumlah populasi 302 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan
menghasilkan nilai 170 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:
230,16 dibulatkan menjadi 230
Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa.
3.3.2.1.Sampel Angkatan
Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230
mahasiswa.Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random
dan proporsional, dengan menggunakan rumus:
n
N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.
Tabel 3.3.
Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
No. Jurusan Jumlah Mahasiswa Perhitungan Sampel
Mahasiswa
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08
3.3.2.2.Sampel Kelas
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010,
selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan
cara random dan proporsional.
Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas
aMahasiswa Per Kelas Jumlah Pendidikan
aMahasiswa Per Kelas Jumlah Akuntansi (S1) 1. Kelas A
3.3.2.3.Sampel Jenis Kelamin
Setelah diperoleh sampel kelas 2010, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel
mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan
jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.
Tabel 3.5.
Sampel Menurut Jenis Kelamin
Jurusan Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Mahasiswa
Sampel Mahasiswa
Menurut Jenis Kelamin Jumlah
Manajemen
3.4
Operasionalisasi Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap
variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini
dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya
Tabel 3.6.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator skala Pertanyaan
(1) (2) (3) (4)
Minat Berwirausaha (Y)
Minat merupakan suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas
3. Memiliki kreativitas yang tinggi
4. Memiliki sifat inovasi yang tinggi
5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
6. Memiliki tanggung jawab
7. Memiliki
kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain
8. Memiliki keberanian dalam mengambil
ordinal 1.Dorongan untuk selalu lebih unggul dalam mengerjakan segala sesuatu
melebihi standar yang harus ada dalam diri seseorang.
2.cita-cita yang dapat memacu serta memberi semangat untuk mencapainya.
pandangan diri anda tentang anda sendiri (Calhoun1990:67)
lain tentang diri sendiri
3. Cita cita diri Sendiri
4.Tujuan Hidup Sendiri 5.Mampu menilai keadaan diri sendiri (evaluasi diri)
1. 6. Proses Harga diri
2. Dapat menjadi orang yang sukses dimasa yang akan datang
3. menjadi wirausaha yang sukses
4. memiliki penghasilan sendiri.
5. memiliki semangat hidup yang tinggi jika gagal, akan bangkit lagi 6.yakin akan kemampuan sendiri untuk bersaing
Pengetahuan
Kewirausahaan (X2)
Pengetahuan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar kiat dan menuju
ordinal 1. Pengetahuan tentang kemandirian dapat memperkuat percaya diri
2. Pengetahuan berorientasi pada hasil dapat mendorong untuk berprestasi maksimal yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah
dalam keluarga
5. perhatian orang tua 6.latar belakang
(Indrakusuma 2001:166)
belajar dan bergaul
4. Orang tua yang berwirausaha
menginginkan
wirausaha adalah hal utama dalam keluarga.
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan test. Alat
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner/ Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam
penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variable Konsep Diri (X1)
Pengetahuan Kewirausahaan (X2) dan Lingkungan Keluarga (X3) terhadap Minat
Berwirausaha (Y).
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku,
jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya yaitu data mahasiwa
fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis, peraturan tentang Silabus Mata Kuliah
Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan
Indonesia.
3.6 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan
menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen
Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:151)
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden
mengenai konsep diri, pengetahuan kewirausahaan, lingkungan keluarga,dan minat
berwirausaha
b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan
ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
c. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.
d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang
sifatnya tertutup.
f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup.
Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang
menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai
peringkat saja.
g. Menyebarkan angket
h. Mengelola dan menganalisis angket.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. SkalaLikert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan,
2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).
Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang
digunakannya sebagai berikut:
Tabel 3.7
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju 5
KS = Kurang Setuju 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian
ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode
penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada
kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan (Umar,
2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan
pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211). Untuk
menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007
dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
√{ } { }
(Rianse dan Abdi, 2012:167)
Keterangan:
r = koefisien korelasi
X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan
∑ = jumlah skor dalam distribusi X
∑ = jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
∑ = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden
Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut :
r = 0 - 0,199 = Sangat rendah (tidak valid) r = 0,2 - 0,399 = Rendah
Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan
sebagai berikut :
√ √ (Rianse dan Abdi, 2012:167)
Keterangan :
thitung = nilai thitung
r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument
n = jumlah responden
Maka, jika thitung≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung> ttabel berarti valid.
3.7.2 Uji Reabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (pertanyaan) dapat
digunakan lebih dari satu kali (Husein Umar, 2008:54). Untuk menghitung reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007
dengan rumus Spearman-Brown sebagai berikut :
(Umar, 2008:54)
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.
Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan
sebagai berikut :
√ √ (Rianse dan Abdi, 2012:167)
Keterangan :
thitung = nilai thitung
r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument
n = jumlah responden
Maka, jika thitung≤ ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung> ttabel berarti valid.
3.8. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier
berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel
yang dapat mempengaruhi Minat Berwirausaha.
Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer
SPSS 17. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana
eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan
model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut:
Y = β0+ β1X1+ β2X2 +e
Dimana :
Y = Minat berwirausaha X2 = Pengetahuan Kewirausahaan
β0= Konstanta regresi Β3 = Koefisien regresi X3
β1 = Koefisien regresi X1 X3 = Lingkungan Keluarga
X1= Konsep Diri e = Faktor pengganggu
β2 = Koefisien regresi X2
2. Uji Normalitas
Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui
uji-t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Ada
beberapa metode yang bisa digunakan untuk menditeksi apakan residual mempunyai
distribusi normal atau tidak. (Rohmana, 2010:52).Untuk mendeteksi normal atau tidaknya
variabel pengganggu dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu
garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya.
Menurut Imam Ghazali dalam Suci Wulandari (2012:12) jika data menyebar disekitar garis
diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram maka, menunjukan pola
distribusi normal dan sebaliknya.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas antara satu
variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel tidak ortogonal.
Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama
dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model
regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:
1.Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,8 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara
statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.
2.Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu
dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut
tidak menjamin terjadi multikolinieritas.
3.Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi
terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai Fhitung melebihi
nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka terdapat multikolinieritas
variabel bebas.
4.Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan
secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.
5.Variance inflation factor dan tolerance. (VIF)
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan uji Variance
inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program SPSS 17. Untuk melihat gejala
multikolinearitas, kita dapat melihat dari hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih
besar dari lima menunjukan adanya gejala multikolinearitas.
Apabila terjadi multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154) disarankan
untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
o Tanpa ada perbaikan o Dengan perbaikan:
o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori). o Menghilangkan salah satu variabel independen.
2.Heteroskedastisitas (Heteroskedasticity)
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian
setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas
adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan δ2
. inilah yang disebut sebagai
asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177).
Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai
tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama
dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut
dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :
• Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.
• Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas
(Widarjono, 2005:147-161), yaitu sebagai berikut :
1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :
Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan
nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran variabel pengganggu yang
dikuadratkan (^u2).
3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel
pengganggu terhadap variabel Xi dalam beberapa bentuk, diantaranya:
1
4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test.) Koefisien korelasi rank
spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan
d1= perbedaan setiap pasangan rank
n = jumlah pasangan rank
5. Uji White (White Test). Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan
variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan bantuan
program SPSS 17.Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians
dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah
satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians
residual.
3. Autokorelasi (Autocorrelation)
Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu
dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS,
autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan
salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya
hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Widarjono, 2005:177).
Akibat adanya autokorelasi adalah:
Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.
Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga koesisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.
Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang diperoleh salah. Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi,
pada penelitian ini pengujian asumsi autokorelasi dapat diuji melalui beberapa cara di bawah
ini:
1. Graphical method, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual dengan trend
waktu.
2. Runs test, uji loncatan atau uji Geary (geary test).
4. Uji dDurbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan
Durbin-Watson tabel.
5. Nilai Durbin-Watson menunjukkan ada tidaknya autokorelasi baik positif maupun
negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 2. 1
Statistika d Durbin- Watson
Keterangan:
dL= Durbin Tabel Lower
dU= Durbin Tabel Up
H0= Tidak ada autkorelasi positif
H*0= Tidak ada autkorelasi negatif
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan bantuan
program SPSS 17. Uji ini mengahsilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan du).
Jika diketahui adanya masalah autokorelasi, maka ada beberapa cara untuk
menghilangkan masalah autokorelasi menurut Yana Rohmana (2010:215), yaitu:
1) Jika struktur autokorelasi (p) diketahui, dapat diatasi dengan memakukan transpormasi
terhadap persamaan.
2) Bila p tinggi, maka diatasi dengan metode diferensiasi tingkat pertama.
3) Estimasi p didasarkan pada Berenblutt-Webb.
4) Estimasi p dengan metode dua langkah Durbin.
5) Bila p tidak diketahui, dapat mengunakan metode Cochrane-Orcutt.
Autokorelasi (Autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual dengan observasi lainya (Rohmana, 2010:192). Yana Rohmana (2010:192)
menjelaskan autokorelasi dapat terjadi karena sebab-sebab sebagai berikut:
1) Kelembaman (inertia)
2) Terjadi bias dalam spesifikasi
3) Bentuk fungsi yang dipergunakan tidak tepat
4) Penomena sarang laba-laba (cobweb phenomena)
5) Beda kala (time lags)
6) Kekliruan manipulasi data
7) Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner
3.8.3 Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Secara Simultan (Uji F )
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:
Ho : βi≤ 0, semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap Y, dimana i
= X1, X2
Hi : βi> 0, semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y,
dimana i = X1, X2
Pengujian hipotetsis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap
terhadap variabel terikat Y untuk diketahui berapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari F hitung dengan formula sebagai berikut :
⁄ ⁄
(Yana Rohmana, 2010:78)
2) Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya mencari F tabel berdasarkan besaran α = 0,05 dan
df dimana besarannya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).
3) Perbadingkan F hitung dengan F tabel, dengan kriteria Uji-F sebagai berikut:
Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Kaidah keputusan;
Tolak Ho jika F hit > F tabel dan terima Ho jika F hit< F tabel
5. Koefisien Determinasi
Menurut Rohmana (2010:76) menjelaskan dalam regresi sederhana kitaakan
menggunakan koefisien determinasi untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang
dimiliki. Dalam hal ini mengukur “seberapa besar proporsi variansi variabel dependen
dijelaskan oleh semua variabel independen”.
R2 dinamakan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Dinamakan demikian oleh
karena 100 R2 % dari pada variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan
oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005:368).
Formula untuk menghitung koefisien determinasi (R2) adalah sebagai berikut:
∑ ̂∑
(Rohmana, 2010:76)
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat atau dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat
dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka buhungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin tidak erat atau jauh, atau dengan kata lain lain model tersebut
dapat dinilai kurang baik.
6. Pengujian Secara Parsial (Uji t )
1) Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : βi≤ 0, artinya masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel Y, dimana i = X1, X2
Hi : βi> 0, artinya masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap
variabel Y, dimana i = X1, X2
2) Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai-nilai t kritis dari tabel distribusi t
pada α dan degree of fredom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula
Dimana merupakan nilai dari hipotesis nul.
Atau, secara sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3) Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya (t tabel) dengan α = 0,05.
Keputusannya menerima atau menolak H0, sebagai berikut :
Jika t hitung > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima H1, artinya variabel itu signifikan.
Jika t hitung < nilai t kritisnya maka H0 diterima atau menolak H1, artinya variabel itu tidak signifikan.
Kaidah keputusan:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Konsep Diri,
Pengetahuan kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap minat berwirausaha
mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Konsep DiriMahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan
Indonesia secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Secara umum, mereka
memiliki konsep pengetahuan yang tinggi, Mereka mampu berpikir kreatif dan
inovatif yang dapat dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang.
Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi dalam
aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi mereka, dan atas
dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti aktivitas kewirausahaan
tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka termasuk dalam kategori tinggi.
2. Konsep Diri Berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha,artinyasemakin baik
konsep diri para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Indonesia , maka minat berwirausaha mereka cenderung akan meningkat,
begitu pula sebaliknya.
3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positifterhadap minat berwirausaha,artinya
semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin
tinggi atau meningkat pula minat mahasiswa untuk berwirausaha. Sebaliknya, bila
pengetahuan kewirausahaan rendah, maka minat berwirausaha juga akan rendah atau
menurun.
4. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha, artinya
semakin baik lingkungan keluarga para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis UPI, maka hal tersebut cenderung akan meningkatkan minat berwirausaha
yang dapat mereka raih.
5. Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga, secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, Artinya ketika
Konsep Diri,Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga tinggi, maka
5.2.Saran
1. Bagi Mahasiswa, Pengetahuan agar lebih ditingkatkan karena jika semakin luas
pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki maka minat berwirausaha akan semakin
meningkat.
2. Bagi Masyarakatluas, khususnya lingkungan keluarga, orang tua mengenalkan
anaknya dalam berwirausaha, melibatkan mereka kedalam dunia bisnis, sehingga
anaknya sudah terbiasa dan menyukai dunia bisnis dan sewaktu kuliah pun mereka
sudah bisa menjalankan bisnis sambil kuliah.
3.Bagi Fakultas, agar lebih menggerakkan kegiatan kewirausahaan baik berupa pelatihan
ataupun seminar, baik dilakuakan didalam kelas maupun diluar kelas serta melakukan
pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan memulai berwirausaha sehingga
mahasiswa mendapatkan arahan serta bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa
konsultasi ataupun diskusi.
4. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, agar memberikan wadah bagi mahasiswa
dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan bisnis kecil di lokasi universitas
selain itu melalui kebijakan dan program-program untuk mendukung terciptanya
1
Ruth Debora, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Abror, Abdurahmah. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Drucker, Peter. F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan
Dasar-dasar.Jakarta : Erlangga
Frinces, Z. Heflin. 2011. Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha)
Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan. Yogyakarta :Graha
Ilmu.
Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.
R.B. Burns.1993. Konsep Diri(Teori,Pengukuran,Perkembangan da Perilaku) Jakarta :Arcan.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju
Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat
Tjipto Susana.2006. Konsep Diri Positif Menentukkan Prestasi Anak. Yogyakarta : Kanisius.
Wasty Soemanto,Mpd . 2002. Pendidikan wiraswasta. Jakarta:PT.Bumi Aksara
Jurnal :
Aprilianty, Eka. 2012. Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan, Dan Lingkungan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Jurnal Pendidikan Vokasi.Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah:SMK
MuhammadiyahVol 2, Nomor 3, November 2012, 311- 324.
2
Ruth Debora, 2013
Gallyn Ditya Manggala.2007. Faktor Faktor yang memepengaruhi Minat
berwirausaha Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.Jurusan :
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.
Ika Pina Yuliyaningsih.2013. Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan dan
Persepsi Peluang Kerja dibidang akutansi dengan Minat berwirausaha.
SMKN 1 Sukoharjo. Jupe UNS, Vol 2 No 1 Hal 131 s/d 145.
Handriani, Eka. 2011. Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di
Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi
UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.
Hermina, Utin Nina, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata
Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.
Kuntowicaksono. 2012. Pengaruh Pengetahuan Wirausaha Dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.Semarang : Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012.
Lestari, RetnoBudi dan Trisnadi Wijaya.2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP.Musi : STIE
MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.
Lilis Karlina.2009. Studi Hubungan Prestasi Siswa Pada Mata Diklat
Kewirausahaan Dan Perbedaan LaTar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat BeRwirausaha Siswa Kelas Ii Kelompok Bisnis Dan Manajemen Smkn I Karanganyar Tahun Diklat 2008/2009
Sumarni, 2006. Pengaruh konsep diri, prestasi belajar dan lingkungan terhadap minat berwirausaha pada siswa Smk negeri 2 semarangTahun Ajaran 2005/2006.
Suhartini, Yati. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Mahasiswa dalam berwiraswasta(Studi Pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta). Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universutas PGRI
Yogyakarta. Volume 7, tahun 2011, 38-59.
Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran Kewirausahaan dan Minat Wirausaha
Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
3