• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 154

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA ANGGOTA DEWAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP

KINERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN

ACEH BESAR DAN KABUPATEN PIDIE

Nurmala1, Mukhlis Yunus2, Amri3 1)

Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: This study aimed to examine the effect of leadership, compensation and organizational culture on council member performance, either simultaneously or partial as well as its impact on Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie Performance. The population of this study is the overall council member who works at the Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie amounting to 110 people. Using sensus sampling method. Data analysis method used is path analysis. The results showed that 1) leadership, compensation and organizational culture have a significant effect both simultaneously and partially on council member performance. 2) leadership, compensation and organizational culture have a significant effect both simultaneously and partially on Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie performance. 3) Council member performance significant influence to Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie performance and 4) Council member performance capable of acting as a mediator between the partial effect of leadership, compensation and organizational culture on Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar and Kabupaten Pidie performance. The implications of this research, the need for improved leadership, review and improve compensation for board members, employees and strengthen organizational culture through training and technical education through appropriate programs.

Keywords: Leadership, Compensation, Organizational Culture, Council Member Performance,

DPRK Performance.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya

organisasi terhadap kinerja anggota dewan, baik secara simultan maupun parsial serta dampaknya pada kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Populasi penelitian ini adalah anggota dewan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pide dengan jumlah 110 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisa jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap kinerja anggota dewan. 2) Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. 3) Kinerja anggota dewan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie dan 4) Kinerja anggota dewan mampu berperan sebagai partial mediator diantara pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie. Implikasi dari penelitian ini, perlunya perbaikan kepemimpinan, meninjau ulang dan meningkatkan kompensasi bagi anggota dewan, serta menguatkan budaya organisasi karyawannya melalui pelatihan dan pendidikan melalui program tehnis yang sesuai

.

Kata kunci : Kepemimpinan, Kompensasi, Budaya Organisasi, Kinerja Anggota Dewan, Kinerja

(2)

155 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

PENDAHULUAN

Saat ini kinerja dewan perwakilan rakyat, khususnya Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Besar dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie menjadi sorotan berbagai pihak terkait masih rendahnya kinerja dewan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sorotan dari masyarakat maupun media disebabkan fungsi dewan perwakilan rakyat dengan fungsi legislasi belum berjalan dengan baik. Ketidakproduktifan anggota dewan dalam menghasilkan undang-undang atau qanun seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1. Realisasi Penyelesaian Qanun Periode 2010-2014 DPRK Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie.

No. DPR Target Selesai %tase 1 Kota Banda Aceh 88 30 34,09 2 Kabupaten Aceh Besar 104 67 64,42 3 Kabupaten Pidie 72 29 40,28 Sumber: DPRK Provinsi Aceh, 2014. (diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, menunjukkan bahwa tingkat penyelesaian Qanun yang harus diselesaikan dalam kurun waktu 5 tahun belum tercapai. Fenomena ini mengindikasikan adanya permasalahan kinerja organisasi pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie.

Belum maksimalnya kinerja yang ditunjukkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie diduga berasal dari beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Adapun faktor penyebab tidak berhasilnya kinerja organisasi diduga berasal dari belum maksimalnya kinerja para anggota dewan,

kepemimpinan yang belum optimal dan terarah, kompensasi yang diterima setiap bulannya masih dinilai para anggota dewan masih belum memadai dan sesuai harapan serta belum kuatnya budaya organisasi yang dimiliki para anggota dewan dalam melakukan tugas dan fungsinya.

Menurut Timpe (1992) dalam Riyadi (2011:40), telah menyatakan bahwa “kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan produktifitas”.

Rendahnya kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie, diduga disebabkan oleh para anggota dewan belum menunjukkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan tugas sehingga belum maksimal dalam penyelesaian peraturan ataupun Qanun. Selain itu faktor kompensasi yang diterima dirasakan kurang memadai dan masih belum jelasnya kepemimpinan yang ditunjukkan, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap rendahnya kontribusi mereka terhadap penyelesaian tugas sesuai fungsinya baik fungsi legislasi, pengawasan maupun pengganggaran.

Menurut Hofstede et al. (1990) dalam Hasanah dan Suhartana (2014: 50), bahwa “budaya organisasi merupakan nilai-nilai dari kepercayaan yang dimiliki oleh anggota organisasi yang dituangkan ke dalam bentuk norma-norma perilaku individu bagian dari organisasi ditempat individu tersebut bekerja”. Dengan budaya organisasi dalam bentuk norma-norma perilaku individu yang berlaku maka dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan organisasi.

Sesuai dengan data mengenai kehadiran anggota dewan yang dikutip dari http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/09/13/5 0503/lebih_setengah_anggota_dprk_banda_aceh_bo los_sidang/#.U6Q7xUDLV-8 yang diakses pada tanggal 21 Juni 2014 Jam 21:04 wib, menyebutkan

(3)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 156 “Hingga Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Razali

Sag. mengetuk palu membuka sidang, hanya 11 anggota dewan yang hadir. Sementara, yang menandatangani absen sebanyak 16 orang”. Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh masih belum kuat. Ketidak hadiran tersebut akan mempengaruhi kinerja organisasi.

Berdasarkan berita yang dikutip http://atjehpress.com/2014/05/lagi-sidang-anggota-dewan-aceh-besar-ketiduran/ bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar menggelar Rapat Paripurna Istimewa pada hari Jum`at tanggal 2 Mei 2014, namun sayang acara rapat tersebut diwarnai dengan tingkah oknum anggota terhormat yang ketiduran saat sidang”. Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh besar masih belum kuat.

Menurut Riyadi (2011: 41), bahwa “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Hasibuan, 2006)”.

Untuk setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh memperoleh gaji tetap sekitar Rp. 15 juta, kemudian ditambah sewa rumah dengan rincian Rp 10 juta setiap bulan untuk ketua Dewan, sebesar Rp 9 juta setiap bulan untuk wakil ketua, dan sebesar Rp 7,5 juta setiap bulan untuk para anggota dewan.

Dengan imbalan yang diterima sebesar itu, masih banyak anggota dewan yang menunjukkan perasaan tidak puas. Hal ini disebabkan karena sebelum menjadi anggota dewan mereka telah menghabiskan banyak uang berkisar +/- Rp 500 juta sampai Rp 1,2 Milyar pada saat kampanye.

Penerimaan gaji sebesar +/- Rp 22,5 juta setiap bulannya ditambah dengan uang sidang tidak akan menutupi biaya yang telah mereka keluarkan sebelumnya. Selain itu, para anggota dewan juga harus mengeluarkan uang berupa sumbangan-sumbangan sebagai wujud rasa penghargaan bagi para konstituen-nya.

Dalam suatu organisasi, pemimpin merupakan salah satu faktor penting karena faktor kepemimpinan yang ditunjukkan akan dapat memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja para individu yang dipimpinnya. Kepemimpinan menurut Terry dalam Davis (1985) dalam Riyadi (2011: 41), mengungkapkan bahwa:

“Leadership is the relationship in which one person, or the leader, influences others to work togethet willingly on related tasks to attain that which the leader desires”, kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias guna mencapai tujuan”.

Begitu juga halnya dengan kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie, dimana kinerja mereka dinilai dari penyelesaian qanun, pengawasan serta penganggaran. Penyelesaian qanun yang belum sesuai dengan target diduga disebabkan oleh kepemimpinan yang belum optimal. Bila kepemimpinan yang ditunjukkan lemah, maka akan dapat mempengaruhi kinerja para individu yang dipimpinnya.

Permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie adalah banyak anggota dewan yang tidak mengenal secara langsung tentang kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dalam hal ini ketua, sehingga anggota dewan kurang memahami bagaimana kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dalam meningkatkan kinerja anggota dewan.

(4)

157 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah tersebut dalam bentuk penulisan karya akhir dengan judul penelitian “Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Serta Dampaknya Pada Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie”.

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dengan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji sejauhmana pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja anggota dewan. 2. Untuk menguji sejauhmana pengaruh kepemimpinan,

kompensasi dan budaya organisasi baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

3. Untuk menguji sejauhmana pengaruh kinerja anggota dewan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

4. Untuk menguji sejauhmana pengaruh tidak langsung kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie melalui kinerja anggota dewan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi didefenisikan sebagai kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran (Richardo, 2001) dalam Abu-Jarad et al. (2010: 28).

Kinerja Karyawan

Menurut Meiner (2005: 43) dalam Fakhrizal et al. (2012: 72), bahwa definisi Kinerja adalah “sebagai kesuksesan yang dapat dicapai individu didalam melakukan pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang dicapai individu tidak dapat disamakan dengan individu yang lain. Kesuksesan yang dicapat individu adalah berdasarkan ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya”.

Budaya Organisasi

Robbins (1996) dalam Rohman (2009: 8), telah menyatakan bahwa “Budaya organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota organisasi itu; suatu sistem dan makna bersama”.

Kompensasi

Menurut Desler (1997: 85) dalam Setyowati dan Yuniarto (2012: 36), telah menyatakan bahwa “Kompensasi sebagai semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan seseorang yang mempunyai dua komponen yaitu pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah/gaji, insentif, komisi, dan bonus serta pembayaran yang tidak langsung seperti dalam bentuk tunjangan keuangan semisal asuransi dan uang liburan”.

Kepemimpinan

Menurut Robbins (1996:39) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008: 126), telah menyatakan bahwa “kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan”.

Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka berpikir

X1

X2 Y Z

(5)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 158

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha1 : Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja anggota Dewan.

Ha2 : Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Ha3: Kinerja anggota dewan berpengaruh terhadap

kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

Ha4: Kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie melalui kinerja anggota dewan.

Metode Penelitian

Lokasi Dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh yaitu DPR Kota Banda Aceh, DPR Kabupaten Aceh Besar dan DPR Kabupaten Pidie. Objek penelitian ini adalah mengenai persepsi pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja anggota dewan serta dampaknya pada Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.

Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie

sebanyak sebanyak 110 orang yang terdiri dari: a. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda

Aceh sebanyak 30 orang,

b. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Besar sebanyak 35 orang dan

c. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie sebanyak 45 orang.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus sehingga seluruh populasi menjadi sampel.

Operasional Variabel

 Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan (Robbins, 1996).

 Kompensasi sebagai semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan seseorang yang mempunyai dua komponen yaitu pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah/gaji, insentif, komisi, dan bonus serta pembayaran yang tidak langsung seperti dalam bentuk tunjangan keuangan semisal asuransi dan uang liburan (Dessler, 1997).

 Budaya organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota organisasi itu; suatu sistem dan makna bersama (Robbins, 1996).

 Kinerja Karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004).  Kinerja organisasi adalah kemampuan organisasi

untuk mencapai tujuan dan sasaran (Richardo, 2001).

(6)

159 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

Uji Validitas

Untuk menguji validitas data menggunakan pengujian secara statistik dengan bantuan software SPSS dengan melakukan uji Pearson product-moment coefficient of correlation.

Sukriah et al. (2009: 15), bahwa “Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah valid jika nilai korelasi item pernyataan dengan total item pernyataan > 0,3 (Masrun, 1979, dalam Sugiyono, 2002) dan nilai signifikansi < 0,05 (Ghozali, 2006)”.

Uji Reliabilitas

Menurut Gunawan (2009: 179), bahwa ”Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefisien keandalannya (Cronbach Alpha) lebih besar dari 0,6 (Sekaran, 2003).

Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang akan digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka teknik uji one sample test Komogorov-Smirnov digunakan untuk pengujiannya. Pengambilan keputusan adalah jika signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut normal.

Uji Multikolinieritas

Uji Multikollinieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Menurut Cahirunnisa (2011: 7), “Adapun pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah VIF di bawah 10 dan tolerance lebih besar dari 0.1 (Santoso, 2000)”.

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui kuisioner yang akan dianalisis menggunakan analisis jalur.

“Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. (Robert D. Retherford 1993)”.

Hasil Pembahasan

1. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Anggota Dewan.

Untuk meningkatkan kinerja anggota dewan, maka perlu mengetahui variabel yang mempengaruhinya pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie yaitu kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi. Untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi dapat diketahui melalui persamaan:

Y1 = 0,192X1 + 0,173X2 + 0,437X3 + 1

Dari persamaan diatas, diketahui:

a. Koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,192. Hal ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada kepemimpinan sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,192 pada satuan skala Likert. b. Koefisien jalur kompensasi sebesar 0,173. Hal

ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada kompensasi sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,173 pada satuan skala Likert. c. Koefisien jalur budaya organisasi sebesar 0,437.

Hal ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada budaya organisasi sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja

(7)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 160 anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat

Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,437 pada satuan skala Likert.

Nilai koefisien Korelasi (R) sebesar 0,518 atau 51,8%, yang menunjukkan bahwa korelasi antara variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi dengan variabel kinerja anggota dewan sebesar 51,8%.

Nilai koefisien determinan (R2) yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,248 atau 24,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 24,8% dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi. Sedangkan sisanya sebesar 75,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil pengujian secara simultan didapat nilai Fhitung sebesar 12.965 dengan tingkat  = 0,000. Sedangkan hasil pengujian secara parsial didapat koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,192 dengan tingkat signifikansi 0,023 atau 2,3%, koefisien jalur kompensasi sebesar 0,173 dengan tingkat signifikansi 0,039 atau 3,9% dan koefisien jalur budaya organisasi 0,437 dengan tingkat signifikansi 0,000 atau 0%.

Interpretasi atas uji F dan Uji t adalah variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie baik secara simultan maupun parsial.

Dari hasil ini maka kesimpulan atas hipotesis adalah menerima Ha1 dan menolak H01.

2. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

Untuk meningkatkan Kinerja DPRK, maka perlu mengetahui variabel yang mempengaruhinya pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie yaitu kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi. Untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi serta terhadap variabel kinerja DPRK, maka dapat diketahui melalui persamaan:

Z = 0,170X1 + 0,268X2 + 0,223X3 + 3

Dari persamaan diatas, diketahui:

a. Koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,170. Interpretasinya adalah bila dilakukan perubahan pada kepemimpinan sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,170 pada satuan skala Likert.

b. Koefisien jalur kompensasi sebesar 0,268. Interpretasinya adalah bila dilakukan perubahan pada kompensasi sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,268 pada satuan skala Likert.

c. Koefisien jalur budaya organisasi sebesar 0,223. Interpretasinya adalah bila dilakukan perubahan pada budaya organisasi sebesar 1 satuan pada skala Likert maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,223 pada satuan skala Likert.

Nilai koefisien Korelasi (R) sebesar 0,520 atau 52,0%, yang menunjukkan bahwa korelasi antara variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi serta kinerja karyawan dengan variabel

(8)

161 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie adalah sebesar 52,0%.

Nilai koefisien determinan (R2) yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,242 atau 24,2%. Interpretasinya adalah kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 24,2% dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi serta kinerja anggota dewan. Sedangkan sisanya sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil pengujian secara simultan didapat nilai Fhitung sebesar 9,708 dengan tingkat  = 0,000. Sedangkan hasil pengujian secara parsial didapat koefisien jalur kepemimpinan sebesar 0,170 dengan tingkat signifikansi 0,049, koefisien jalur kompensasi sebesar 0,268 dengan tingkat signifikansi 0,002 dan koefisien jalur budaya organisasi sebesar 0,223 dengan tingkat signifikansi 0,032.

Interpretasi atas uji F dan Uji t adalah variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi berpengaruh secara signifikan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie baik secara simultan maupun.

Dari hasil ini maka kesimpulan atas hipotesis adalah menerima Ha2 dan Ha3 serta menolak H02 dan H03.

3. Pengaruh Kinerja Anggota Dewan Terhadap Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie

Untuk meningkatkan Kinerja DPRK, maka perlu mengetahui variabel yang mempengaruhinya pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten

Aceh besar dan Kabupaten Pidie yaitu kinerja anggota dewan. Untuk mengetahui pengaruh variabel kinerja anggota dewan terhadap variabel kinerja DPRK, maka dapat diketahui melalui persamaan:

Z = 0,197Y + 2

Dari persamaan diatas, diketahui bahwa koefisien jalur kinerja anggota dewan sebesar 0,197. Hal ini berarti bahwa bila dilakukan perubahan pada kinerja anggota dewan sebesar 1 satuan pada skala likert maka akan meningkatkan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sebesar 0,197 pada satuan skala likert. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin baik kinerja anggota dewan, maka akan berdampak peningkatan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

Hasil pengujian secara parsial didapat koefisien jalur variabel kinerja anggota dewan memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,197 dengan tingkat signifikansi 0,046 atau 4,6% yang masih lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diajukan yaitu 5% (4,6% < 5%).

Hal ini berarti bahwa variabel kinerja anggota dewan mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

4. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi Dan

Budaya Organisasi Terhadap Dewan

Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie Melalui Kinerja Anggota Dewan.

Pengaruh secara tidak langsung kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie melalui kinerja anggota dewan mempunyai pengaruh dengan efek mediating disebut partially mediated. Artinya

(9)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 162 kinerja anggota dewan dapat memediasi pengaruh

kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi untuk peningkatan kinerja DPRK.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Faktor kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi yang dibangun dalam model penelitian ini mempengaruhi kinerja anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengaruh yang signifikan dari variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja anggota dewan. 2. Faktor kepemimpinan, kompensasi dan budaya

organisasi yang dibangun dalam model penelitian ini mempengaruhi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengaruh yang signifikan dari variabel kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi terhadap kinerja DPRK.

3. Faktor kinerja anggota dewan yang dibangun dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

4. Faktor kinerja anggota dewan mampu memediasi pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi untuk peningkatan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie.

Saran

1. Untuk dapat meningkatkan kepemimpinan, maka bagi unsur pimpinan/ketua pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten

Aceh besar dan Kabupaten Pidie perlunya perbaikan dalam kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan data-data pendukung yang akurat sebelum berjalannya sidang.

2. Untuk meningkatkan kompensasi bagi para anggota dewan, maka diharapkan kepada unsur pimpinan/ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie agar selalu meninjau ulang dan meningkatkan kompensasi yang telah diberikan kepada karyawan baik yang bersifat finansial maupun non finansial setiap 2 tahun sekali. 3. Untuk menguatkan budaya organisasi para

anggota dewan khususnya dalam hal pengetahuan dan kompetensi para anggota dewan, maka unsur pimpinan/ketua secara berkala memberikan pelatihan dan pendidikan yang sesuai bidang tugasnya bagi para anggota dewan pada Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya.

4. Kinerja anggota dewan merupakan faktor penting yang perlu diberikan perhatian yang lebih baik karena merupakan kunci keberhasilan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh besar dan Kabupaten Pidie. Untuk meningkatkan kinerja anggota dewan agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, maka perlu dibuat skedul dan jadwal serta dilakukan monitoringnya. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja anggota dewan mampu menjadi mediasi dalam peningkatan kinerja DPRK atas pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan budaya organisasi.

(10)

163 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

DAFTAR PUSTAKA Jurnal

Abu-Jarad, Ismael Younis, Yusof, Nor’Aini, and Nikbin, Davoud. (2010), “A Review Paper on Organizational Culture and Organizational Performance”. International Journal of Business and Social Science, Vol. 1, No. 3: 26-46.

Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus. (2008),”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia)”, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2: 124-135. Chairunnisah, Siti. (2011), “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Komunikasi Internal Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus di Kantor Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat)”, e-Journal : 1-5

Fakhrizal, Nuzul., Yunus, Mukhlis. dan Amri. (2012), “Pengaruh Komitmen Individu, Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Serta Dampaknya Pada Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Dan kekayaan Aceh”. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol. 2, No. 1: 68 -84.

Gunawan, Ketut. (2009), “Analisis Faktor Kinerja Organisasi Lembaga Perkreditan Desa di Bali (Suatu Pendekatan Perspektif Balanced Scorecard), Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 2 : 172-182

.

Hasanah, Cucu Ulvani. Dan Suartana, I Wayan. (2014),

“Pengaruh Interaksi Motivasi Dan Budaya Organisasi Pada Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Kesenjangan”, e-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 6, No.1 : 46-62.

Rohman, Abdul. (2009), ”Pengaruh Jabatan Organisasi, Budaya Organisasi, dan Konflik Peran Auditor Internal Terhadap Kepuasan Kerja Internal Auditor (Studi pada Badan Urusan Logistik di Indonesia)”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 2, No. 1 : 15-25. Setyowati, Novita Wahyu. dan Yuniarto, Yustinus.

(2012), “Pengaruh Kompensasi dan

Motivasi dalam Rangka Berprestasi Kerja Dosen Tetap di Kampus X Jakarta Utara”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 3, No. 1 : 34-49. ISSN 2087-1090.

Sukriah, Ika., Akram dan Inapty, Biana Adha. (2009), “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.” SNA XII Palembang.

WEB http://atjehpress.com/2014/05/lagi-sidang-anggota-dewan-aceh-besar-ketiduran/ http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/09/13/5 0503/lebih_setengah_anggota_dprk_banda _aceh_bolos_sidang/#.U6Q7xUDLV-8

Gambar

Tabel  1.  Realisasi  Penyelesaian  Qanun  Periode  2010- 2010-2014  DPRK  Kota  Banda  Aceh,  Kabupaten  Aceh Besar dan Kabupaten Pidie

Referensi

Dokumen terkait

Digunakannya parameter deformasi maksimum (secara realistik dan aktual) sebagai landasan untuk kelompok metoda-metoda berbasis perpindahan (Displacement-Based Design) dipandang

Kesejahteraan pun Setiap manusia yang hidup di dunia ini telah terlahir dengan tipe yang berbeda-beda, ada sebagian dari mereka yang dengan mudahnya dapat bertahan dan bangkit

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan

Input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kendali dari sumberdaya data adalah data van, sopir, data pelanggan, lokasi trip,data reservasi.. Input dari produk informasi