commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN
SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 01 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: KRISDIANA
X4711087
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Krisdiana
NIM : X4711087
Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan/ Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 01 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Krisdiana
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN
SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 01 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: KRISDIANA
X4711087
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Juli 2012
commit to user
commit to user MOTTO
# Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S. al-Qashas : 77)
# Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang (Artinya, saat-saat sehat dan waktu senggang / luang orang sering menggunakannya untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan terlarang) (HR. Bukhari)
commit to user PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu karya ini untuk:
1. Suami tercinta yang telah memberikan motivasi dan doa
2. Anak-anakku tersayang,
 Dian Febriansyah Putra Perdana  Fita Rizqiana
 Oktarina Listiani  Irma Nilawati  Sofie Naqia
 Andika Nurseptian
Yang telah memberikan dorongan dan semangat
3. Teman-teman kelompok
4. Teman-teman Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
commit to user ABSTRAK
Krisdiana. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 01 KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok tolak peluru. Setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Slawi Kulon 01 kelas IV dengan 24 siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, dokumentasi dan observasi. Analisis data mengguanakan teknik analisis deskriptif presentase.
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar Penjasorkes dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada siklus I rata-rata 74 dan pada siklus II rata-rata mencapai 85 dan ketuntasan klasikal meningkat dari 63% menjadi 100%.
Sehingga dapat disimpulkan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Kata Kunci : Modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru, hasil belajar
commit to user KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan formal di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
4. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Drs. Sunardi, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
6. Drs. Sugiyoto, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
8. Sujiati, S.Pd, SD. Kepala SD Negeri Slawi Kulon 01 yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya. 9. Rekan-rekan guru Penjasorkes yang telah membantu pelaksanaan penelitian
hingga selesai.
10. Siswa-siswa SD Negeri Slawi Kulon 01 yang telah membantu proses penelitian.
commit to user
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.
.
Surakarta, Juni 2012
Krisdiana
commit to user DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PENGAJUAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
commit to user
A. Kajian Teori ... 6
B. Kerangka Berpikir ... 18
C. Hipotesis Tindakan ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
B. Subjek Penelitian ... 23
C. Sumber Data ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Metode Analisis Data ... 24
F. Prosedur Penelitian ... 25
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ... 30
A. Deskripsi Pratindakan ... 30
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ... 31
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ... 32
D. Pembahasan ... 33
BAB V HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Simpulan ... 35
B. Implikasi ... 35
C. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 37
commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Teknik Dasar Tolak Peluru ... 10
2. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran ... 11
3. Kerangka Berfikir ... 20
4. Alur Tahapan Siklus... 25
5. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ... 33
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Penelitian ... 22
2. Teknik Pengumpulan Data ... 24
3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa ... 29
4. Hasil Pratindakan ... 31
5. Hasil Belajar Siklus I ... 32
6. Hasil Belajar Siklus II ... 32
7. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ... 33
commit to user DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Silabus ... 39 2. RPP Siklus I ... 41 3. RPP Siklus II ... 54
4. Surat Ijin Penelitian ... 65
5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 66
6. Dokumentasi Penelitian ... 67
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2008: 3).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20, 2003:3). Sehat, vitalitas dan panjang umur adalah merupakan harapan semua orang yang layak, tetapi itu semua tidak akan pernah diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Salah satu usaha untuk mewujudkan keinginan itu adalah melalui pendidikan kesehatan maupun pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Kurikulum Sekolah Dasar mata pelajaran
commit to user
pendidikan jasmani menyebutkan bahwa tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan hidup sehat (Depdiknas, 2002, dalam skripsi Juneli, 2010:1). Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Upaya untuk mewujudkan tujuan Panjasorkes tersebut adalah bahwa pelajaran pendidikan jasmani harus diajarkan menggunakan metode, model dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi problem adalah sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki sekolah belum memadai, baik secara kuantitas maupun kualitasnya, sehingga sudah barang tentu akan berdampak kurang menguntungkan pada proses pembelajaran Penjasorkes itu sendiri.
Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penulis anggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Guru yang memegang peranan sangat penting, merupakan kunci sukses dari segala kegiatan pembelajaran penjasorkes di sekolah. Oleh karena itu kemampuan, kreativitas dan inovasi seorang guru mutlak diperlukan guna tercapainya keberhasilan pembelajaran tersebut. Potret guru penjasorkes saat ini cenderung masih melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat konvensional. Artinya guru mengajar dengan cara yang tidak menarik karena monoton dan membosankan, sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes sangat kurang. Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat
commit to user
kesegaran jasmani yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi siswa tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan.
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahw a gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama.
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah satunya adalah dengan cara mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru denga media yang tidak seperti biasanya yang relevan dan cocok dengan materi diajarkan serta sesuai dengan pendekatan yang digunakan.
Sekolah Dasar Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Tegal yang mengajarkan mata pelajaran Penjasorkes. Salah satu materi pelajaran tersebut adalah tolak peluru. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat dilakukan secara optimal karena terbentur dengan permasalahan sarana dan prasarana yang dimiliki.
Sekolah Dasar Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan pembelajaran tolak peluru. Pemanfaatan media yang ada dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran Penjasorkes itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang lebih menarik dan
commit to user
inovatif serta berpotensi menumbuhkembangkan motivasi siswa yang selama ini kurang diperhatikan.
Karena kurangnya pemberian variasi dalam pembelajaran mengakibatkan sebagian besar atau 75% dari 24 siswa ( 18 siswa) kurang tertarik dan takut terhadap materi tolak peluru, yang menyebabkan aktivitas dan kerjasama siswa rendah. Selain itu, sebesar 75% siswa hasil belajar belum memenuhi KKM. Adapun KKM untuk Penjasorkes adalah 75. Dengan adanya modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan kerjasama siswa.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Siswa Kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan “Bagaimanakah modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
commit to user D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
a. Guru dapat meningkatkan kemampuan dalam menciptakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna meningkatkan hasil belajar tolak peluru.
b. Meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas secara profesional.
2. Bagi Siswa
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
b. Hasil belajar siswa akan meningkat, siswa lebih termotivasi dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran yang bervariasi. 3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini sebagai masukan guna peningkatan kualitas sekolah.
commit to user BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Hakikat belajar sebagai inti proses pengajaran. Dengan kata lain bahwa dalam proses pengajaran atau interaksi belajar mengajar yang menjadi persoalan utama ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya (Sudjana, 2009: 28).
Menurut Gagne dan Berliner (dalam Tri Anni, 2006: 2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi diri terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Prinsip-prinsip belajar (Wahab, 2007: 31) pada umumnya yaitu siswa akan belajar lebih baik bila keadaan siap, setiap siswa mempunyai kecepatan dan gaya tersendiri dalam belajar, siswa belajar bagaimana belajar, belajar selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan, belajar amat ditentukan oleh penguatan, mempelajari sesuatu adalah melakukan sesuatu, siswa senantiasa memberi reaksi yang kurang menyenangkan terhadap cara yang terlalu mengarahkan, belajar yang tidak memberikan sesuatu yang baru tidak memberi manfaat, belajar bukanlah penambahan (additive) melainkan menggabungkan (integrative), siswa nampaknya lebih senang belajar dari teman sebayanya dari pada belajar dari orang tua, siswa akan berusaha dengan keras jika tugas-tugas yang dibebankan kepadanya masih dalam jangkauan kemampuannya yang menantang yaitu tidak terlalu sukar tetapi juga tidak
commit to user
terlalu mudah, waktu yang digunakan untuk mengingat sesuatu akan lebih efektif dari membaca kembali, siswa hanya mempelajari apa yang diduganya akan diujikan, pendapat dari suatu kelompok sebaya merupakan motivasi yang kuat, untuk membentuk konsep siswa harus dihadapkan pada contoh yang khusus sehingga akan nampak ciri-ciri yang berbeda dengan sesuatu yang tidak nampak sehingga dapat menarik konsep tertentu dari contoh khusus tersebut kemudian menggunakan konsep itu, keterampilan-keterampilan yang dipelajari secara terpisah, tidak berfungsi, bahan-bahan yang bermakna mudah dipelajari dan dipindahkan, belajar kognitif dapat dicapai baik melalui hafalan yang dihubungkan (rote association) atau melalui teknik menemukan sendiri, belajar yang bersifat psikomotor terjadi dengan baik bila dilakukan dengan penjelasan, demonstrasi dan dengan latihan (practice) yang bermakna, pengalaman yang menyenangkan akan lebih mungkin mengubah sikap dari pada pengalaman yang tidak menyenangkan.
Menurut Furqon Hidayatullah (dalam Self-Evaluation Kit, 2011) pembelajaran yang berhasil belajar memiliki beberapa indikator yaitu menantang, menyenangkan, mendorong eksplorasi, memberi pengalaman sukses, mengembangkan kecakapan berfikir.
2. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Penjasorkes
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum sekolah dasar mengandung pengertian “Pendidikan Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya, agar tumbuh dan berkembang jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya dan pengembangan bangsa” (Subagiyo, 2008:1.14).
commit to user
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang (Khomsin, 2010: 12).
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran para siswa. Pembelajaran olahraga dan kesehatan diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat (Tim Abdi Guru, 2007: 1).
b. Asas dan Ruang Lingkup Penjasorkes
Untuk lebih memperluas wawasan mengenai istilah olahraga dan pendidikan jasmani kiranya perlu diperkenalkan dengan beberapa rumusan yang menjadi ruang lingkup sebagai berikut :
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, tolak peluru, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
commit to user
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
c. .Tujuan Penjasorkes
1) Pengembangan Individu Secara Organis Makhluk Hidup
Maksud dari pengembangan individu secara organis adalah pengembangan fisiologis anak didik sebagai hasil mengikuti kegiatan pendidikan jasmani secara teratur, tertib, dan terprogram (Trisnowati Tamat, 2007:1.7).
2) Pengembangan Individu Secara Neuromuskuler
Anak didik yang melakukan kegiatan pendidikan jasmani secara teratur di sekolah akan mengalami pertumbuhan fisik yang berkaitan dengan posturnya sehingga otot-ototnya menjadi kuat dan besar (Trisnowati Tamat, 2007:1.7)
3) Pengembangan Individu Secara Intelektual
Kegiatan pendidikan jasmani secara langsung atau tidak langsung ikut mengembangkan daya intelektual atau kemampuan berfikir anak didik (http://infostroke.wordpreess.com).
4) Pengembangan Individu Secara Emosional
Bila upaya pengendalian emosi kurang baik, timbullah perkelahian antar pemain. Emosi dapat terungkap dalam bentuk kegembiraan, kesedihan, ataupun kemarahan (Sugiarto, 2007:1.8).
3. Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya :
commit to user a. Teknik Memegang Peluru
1) Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang.
2) Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi
3) Jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
b. Teknik Meletakkan Peluru
Pada bahu peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
c. Teknik Menolak Peluru
Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain. Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri agak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan.
d. Sikap akhir setelah menolak peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri agar seimbang.
commit to user
Modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru dilaksanakan dengan mengubah media dari media tolak berupa peluru besi diganti dengan menggunakan bola tenis dan bola plastik karena jika menggunakan media peluru siswa SD merasa keberatan sehingga hasil kurang maksimal. Selain itu, dilengkapi dengan sasaran tolakan yaitu yang pertama dengan menggunakan media ban bekas/ simpai yang digantungkan dan kedua dengan menggunakan kardus bekas seperti pada gambar 1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing terdiri atas empat siswa dan kelompok berturut-turut saling melakukan tolakan pada objek sasaran. Kelompok dengan kecepatan dan ketepatan sasaran yang paling tepat akan mendapatkan reward atau penghargaan. Siswa dalam satu kelompok measukkan bola sebanyak-banyaknya sampai sepuluh kali putaran. Siswa yang sudah memasukkan bola pada sasaran lalu ke baris paling belakang dan seterusnya.
Gambar 2. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Tolak Peluru
5m
Tahap II Tahap I
commit to user 4. Prinsip Modifikasi Pembelajaran
Modifikasi merupakan menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajar. Modifikasi bertujuan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa yang belum bisa menjadi bisa. Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran (dalam Yoyo Bahagia, 2010). Modifikasi pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi yaitu. a. Peralatan
Peralatan yang dimiliki sekolah-sekolah biasanya kurang memadai dalam arti kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang adapun sangat sedikit jumlahnya. Guru dapat menambah atau mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani.
b. Penataan ruang gerak
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas atau kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam kegiatannya.
c. Jumlah siswa yang terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar tersebut.
Menurut Ngasmain Soepartono (dalam Yoyo Bahagia, 2010) bahwa alasan utama perlunya modifikasi adalah anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa; Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif, hanya bersifat lateral dan monoton; Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada sekarang hampir semuanya didesain untuk orang dewasa.
Menurut Rusli Lutan (dalam Yoyo Bahagia, 2010) modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar siswa
commit to user
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pelaksanaan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru dalam Penjasorkes pada prinsipnya adalah.
a. Membuat penilaian lebih mudah
b. Meningkatkan peluang untuk mempraktekkan teknik tolak peluru dengan baik dan benar.
c. Menyusun materi untuk memudahkan pembelajaran teknik d. Merubah aturan sesederhana mungkin
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Chatarina, 2006: 5).
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 2009: 49). Unsur-unsur yang ada dalam aspek hasil belajar yaitu: a. Tipe hasil belajar bidang kognitif
1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu dihafal, diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Tipe hasil belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lain yang lebih tinggi. Pengetahuan hafalan merupakan kemampuan terminal (jembatan) untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil belajar lainnya. 2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)
commit to user
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.
3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus.
4) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai tingkatan hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi.
5) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah lawan dari analisis bila pada analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
6) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi tekanan pada pertimbangan suatu nilai, mengenai baik tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu. b. Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks.
commit to user
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Responding atau jawaban
Yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Valuing (penilaian)
Yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi
Yaitu pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan serta prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi
Yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi nilai dan karakteristiknya.
c. Tipe hasil belajar psikomotorik
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain; kemampuan di bidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
commit to user
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut (Sudjana, 2001: 56) yaitu: kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri, menambah keyakinan akan kemampuan dirinya, hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilaku bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya; hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku); Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
6. Aktivitas
Aktivitas belajar adalah upaya siswa dalam memahami dan menanggapi lingkungannya. Dalam hal ini, lingkungan merupakan stimulus yang memberikan rangsangan kepada siswa untuk menanggapi dalam cara-cara tertentu. Kegiatan untuk menanggapi ini akan optimal jika didukung oleh adanya kebebasan mengemukakan pendapat yang dapat dilakukan oleh setiap siswa. Dengan kata lain, kebebasan yang dimaksud harus dilaksanakan secara bertanggungjawab, dilandasi akal sehat, niat baik, dan norma yang berlaku di masyarakat.
Aktivitas diperlukan dalam pembelajaran karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku sehinggga terjadi suatu tindakan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi di dalam belajar mengajar. Dimyati (2002: 51) menyatakan bahwa aktivitas belajar meliputi aktivitas fisik, mental, dan emosional. Aktivitas fisik meliputi
commit to user
membaca, mendengarkan, menulis, memperagakan, dan mengukur. Aktivitas mental meliputi mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan hasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, mengambil keputusan, rasa percaya diri, dan lain-lain. Aktivitas emosional meliputi menaruh minat, berani, gembira, gugup, tenang, dan lain-lain. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini kasus aktivitas lebih ditonjolkan melalui suatu satuan aktivitas sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.
7. Kerjasama
Kerjasama atau kooperasi merujuk pada praktek seseorang atau kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum. Menurut Kusnadi mengartikan kerja sama merupakan dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. Ada beberapa aspek yang terkandung dalam kerja sama (yaitu dua orang atau lebih, artinya kerja sama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak yang bekerjasama), aktivitas (menunjukkan bahwa kerja sama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki bersama), tujuan/target (merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara financial maupun nonfinansial), jangka waktu tertentu (menunjukkan bahwa kerja sama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir). Dalam penelitian ini kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antara siswa satu dengan siswa lainnya dalam satu kelompok atau kelas selama proses pembelajaran berlangsung (Landsberger, Joe. 2009).
commit to user B. Kerangka Berpikir
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan social, penelaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang (Khomsin, 2010: 12).
Seorang guru yang profesional mampu mendayagunakan seluruh potensi yang ada untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mendorong siswa lebih aktif mendapatkan pengetahuan dengan mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui interaksi dirinya dengan sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang sering terabaikan oleh guru-guru termasuk dalam hal ini adalah pemanfaatan seoptimal mungkin lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah di sini adalah kebun dekat sekolah sebagai suatu ekosistem, ekosistem disekitar sekolah sebagai sumber belajar potensial dan efektif dalam membangun pengetahuan, sikap ataupun keterampilan anak didik sebagai wadah pengembangan life skill mereka. Seringkali guru melaksanakan pembelajaran secara tidak efektif, dimana guru menyajikan pembelajaran bertopang pada konsep abstrak yang sulit diterima siswa secara utuh, bermakna, mendalam dan mengembangkan aspek kecakapan hidup. Hal ini sering terjadi karena guru belum secara maksimal mengeksploitasi sumber belajar yang ada disekitar siswa, seperti media ataupun sarana dan prasarana yang ada. Padahal pekarangan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah adalah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kontekstual untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
commit to user
Tidak sedikit kegiatan pendidikan jasmani yang tidak terlaksana dengan baik karena keadaan prasarana yang tidak memadai, dalam hal ini kreativitas para guru pendidikan jasmani dituntut untuk bisa mensiasati keadaan tersebut karena hakikat pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani yang tidak terlepas dari konsep bermain-bergerak-ceria, maka lapangan, ruangan, tempat apapun bisa digunakan untuk kegiatan pendidikan jasmani.
Dalam penelitian ini pembelajaran yang akan diteliti yaitu pada materi tolak peluru yaitu dengan memodifikasi media bola dan objek sasaran tolakan yaitu dengan menggunakan bola tenis, bola plastik serta ban sepeda dan kardus sebagai sasaran. Dengan adanya modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa terhadap pembelajaran Penjasorkes.
commit to user
Gambar 3. Kerangka Berfikir Kondisi Awal
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran Penjasorkes
Siswa:
- Tidak mampu menyerap materi
- Merasa takut dan bosan dengan materi tolak peluru
- Hasil belajar tolak peluru rendah
- Kualitas gerakan tolak peluru - kurang memuaskan Tindak - Meningkatkan hasil belajar melalui modifikasi tolak peluru Siklus I:
- Guru menyusun model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar melalui
modifikasi tolak peluru
Siklus II:
Upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dasar tolak peluru Kondisi Melalui modifikasi tolak peluru dapat meningkatkan motivasi dan antusias siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
commit to user C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir hipotesis tindakan penelitian ini yaitu modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012
commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Slawi Kulon 01 kelas IV dengan 24 siswa, siswa yang diteliti heterogen baik dari segi kemampuan, latar belakang ekonomi dan keluarga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai selesai. Dalam satu minggu dilaksanakan satu kali pertemuan sesuai jadwal mata pelajaran Penjasorkes kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan
No Rancangan Kegiatan Waktu (Bulan)
Apr Mei Jun Juli 1. Persiapan a. Observasi V b. Identifikasi Masalah V c. Penentuan Tindakan V d. Pengajuan Judul V e. Penyusunan Proposal V
f. Pengajuan Ijin Penelitian V
2. Pelaksanaan V
a. Seminar Proposal V
b. Pengumpulan Data Penelitian atau Pelaksanaan Tindakan
V
3. Penyusunan Laporan V
Penulisan Laporan V
4 Ujian Skripsi V
commit to user B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 24 siswa yang terdiri atas 8 siswa putri dan 16 siswa putra SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2011/2012.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut.
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tanggapan dari siswa tentang penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2011/2012. 2. Guru
Sebagai kolaborator untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2011/2012.
D. TeknikPengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto 2006: 32). Metode tes ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran (tes praktek tolak peluru).
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2009:329).
commit to user
Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2009:329).
Metode dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan data berupa nama siswa, jumlah siswa kelas IV serta foto dan video kegiatan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru di SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Metode Observasi
Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi tentang aktivitas dan kerjasama siswa dalam modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelaas ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian No Sumber
Data
Jenis Data Teknik Pengumpulan Instrumen 1. Siswa - Psikomotorik - Afektif - Kognitif - Tes dan Nontes - Nontes - Tes
Tes keterampilan tolak peluru dengan modifikasi lat bantu pembelajaran, skala sikap dan soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian RPP)
E. Metode Analisis Data
Metode ini digunakan untuk menggambarkan variabel yang diteliti dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Data yang terkumpul ditabulasikan dengan memasukan ke dalam rumus deskriptif persentase ( DP ) :
% 100 x N n Dp Keterangan :
commit to user
N : Jumlah seluruh nilai ideal, dicari dengan cara jumlah item dikalikan nilai ideal tiap-tiap item dan dikalikan responden.
Klasifikasi Presentase
0,00 – 20,00% Sangat Kurang 20,01 – 40,00% Kurang
40,01 – 60,00% Cukup 60,01 – 80,00% Baik
80,01 – 100% Sangat Baik (Sumber: Ali, 1993: 184)
F. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Penelitian tindakan kelas ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok tolak peluru. Setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 4. Alur Tahapan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Pengamatan Refleksi Pelaksanaan
commit to user
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survei Awal
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan observasi di sekolah tempat penelitian.
2. Tahap Seleksi Informant, Penyiapan Instrument dan Alat Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi 3. Tahap Pengumpulan Data dan Treatment
4. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang: a. Hasil belajar tolak peluru
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran d. Media pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran f. Semangat dan keaktifan siswa 5. Tahap Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif presentase. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan berupa uraian deskriptif tentang proses pembelajaran yaitu antusias siswa dalam mengikuti modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian. Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas dalam modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
commit to user
1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK yaitu modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian dalam modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
6) Perizinan (baik perizinan jurusan maupun lembaga sekolah). b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memimpin berdoa
2) Guru menjelaskan kegiatan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
3) Siswa melaksanakan pemanasan
4) Membentuk kelompok masing-masing 4 siswa 5) Melakukan latihan teknik dasar tolak peluru
a) Cara memegang peluru melalui media yang telah disiapkan b) Cara menolak peluru agar mengenai sasaran yang ada c) Sikap akhir yang benar setelah menolak peluru
d) Bekerjasama dengan satu kelompok untuk bergilir menolak peluru hingga mengenai sasaran yang ditentukan
e) Kelompok dengan kecepatan waktu dan ketepatan sasaran akan mendapatkan reward (penghargaan).
6) Penilaian langsung dilaksanakan pada saaat proses modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru
7) Melakukan pendinginan 8) Menarik kesimpulan c. Pengamatan
commit to user
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktivitas dan kerjasama siswa (aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang telah disiapkan.
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa.
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran. 4) Menilai hasil evaluasi siklus I
d. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan.
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi. 3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus I.
4) Membuat perbaikan atau revisi untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus I.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan yang dilakukan meliputi:
1) Melakukan revisi modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru pada siklus I.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK yaitu modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian dalam modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memimpin berdoa
2) Guru menjelaskan kegiatan modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru.
3) Siswa melaksanakan pemanasan
commit to user 5) Melakukan latihan teknik dasar tolak peluru
a) Cara memegang peluru melalui media yang telah disiapkan b) Cara menolak peluru agar mengenai sasaran yang ada c) Sikap akhir yang benar setelah menolak peluru
d) Bekerjasama dengan satu kelompok untuk bergilir menolak peluru hingga mengenai sasaran yang ditentukan
e) Kelompok dengan kecepatan waktu dan ketepatan sasaran akan mendapatkan reward (penghargaan).
6) Penilaian langsung dilaksanakan pada saaat proses modifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru
7) Melakukan pendinginan. 8) Menarik kesimpulan c. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktivitas dan kerjasama siswa (aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang telah disiapkan.
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa.
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran. 4) Menilai hasil evaluasi siklus I
a. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan.
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi. 3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus II.
Tabel 3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa Aspek yang
Diukur
Prosentase Target
Pencapaian Cara Mengukur
Siklus I Siklus II Hasil
Belajar Tolak Peluru
60% 100% Diukur dengan ketuntasan belajar siswa pada materi tolak peluru, hasil
penjumlahan (aspek psikomotorik, afektif dan kognitif) sesuai KKM yaitu 75.
commit to user BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sekolah Dasar Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam pelaksanaan pembelajaran tolak peluru. Pemanfaatan media yang ada dapat dijadikan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran Penjasorkes itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang lebih menarik dan inovatif serta berpotensi menumbuhkembangkan motivasi siswa yang selama ini kurang diperhatikan. Keterbatasan fasilitas dan perlengkapan dalam pembelajaran Penjasorkes menuntut guru penjasorkes untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah.
Karena kurangnya pemberian variasi dalam pembelajaran mengakibatkan sebagian besar atau 75% dari 24 siswa ( 18 siswa) kurang tertarik dan takut terhadap materi tolak peluru, yang menyebabkan aktivitas dan kerjasama siswa rendah. Selain itu, sebesar 75% siswa ha sil belajar belum memenuhi KKM siswa yang mencapai KKm sebesar 25%. Adapun KKM untuk Penjasorkes adalah 75.
Permasalahan-permasalahan di atas akan dapat diselesaikan salah satunya adalah dengan cara mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes di sekolah dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru denga media yang tidak seperti biasanya yang relevan dan cocok dengan materi diajarkan serta sesuai dengan pendekatan yang digunakan.
Tidak sedikit siswa yang merasa gagal atau kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru karena kemampuan guru dalam menyampaikan materi ataupun penggunaan fasilitas belum optimal sehingga
commit to user
siswa terkesan bosan dan kurang antusias sehingga mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu memodifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran dengan jalan mengurangi atau menambah tingkat kesulitan yang dihadapi siswa baik dalam hal alat bantu dan perlengkapan, karakteristik materi yang disesuaikan dengan keadaan siswa, lingkungan pembelajaran serta cara evaluasi di akhir pembelajaran.
Tabel 4. Hasil Belajar Pratindakan
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 76
2. Nilai terendah 68
3. Rata-rata nilai 71
4. Ketuntasan klasikal (%) 25
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan yaitu dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran pada tolak peluru sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam pelaksanaan siklus I terdapat revisi yaitu untuk jarak tolakan siswa ditambah yaitu dari 5 meter menjadi 7 meter hal tersebut bertujuan agar hasil belajar .dapat tercapai secara maksimal dengan jarak yang lebih jauh.
commit to user
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus I
No Keterangan Nilai 1. Nilai tertinggi 78 2. Nilai terendah 68 3. Rata-rata nilai 74 4. Ketuntasan klasikal (%) 63 2. Siklus II
Dalam penelitian tindakan kelas siklus II pembelajaran berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan yaitu dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam pelaksanaan siklus II tujuan pembelajaran telah tercapai dengan sangat baik
Tabel 6 Hasil Belajar Siklus II
No Keterangan Nilai
1. Nilai tertinggi 90
2. Nilai terendah 82
3. Rata-rata nilai 85
commit to user
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
No Keterangan
Nilai
Pratindakan Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 76 78 90
2. Nilai terendah 68 68 82
3. Rata-rata nilai 71 74 85
4. Ketuntasan klasikal (%) 25 63 100
Hasil belajar Penjasorkes dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari pratindakan, siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada pratindakan rata-rata 71 dan ketuntasan klasikal 25%, siklus I rata-rata 74 dan pada siklus II rata-rata mencapai 85 dan ketuntasan klasikal meningkat dari 63% menjadi 100%. Untuk lebih jelasnya perbandingan hasil belajar antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
commit to user D. Pembahasan
Hasil belajar tolak peluru meningkat dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek psikomotorik, kognitif dan afektif. Dari aspek psikomotorik (kemampuan siswa mempraktekkan modifikasi pembelajaran tolak peluru), kognitif (pengetahuan siswa tentang modifikasi pembelajaran tolak peluru dan kemampuan siswa memahami peraturan yang ada), afektif (sikap siswa dalam melakukan modifikasi pembelajaran tolak peluru, kerjasama dan sportifitas siswa).
Dalam penelitian tindakan kelas dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 terdapat beberapa keunggulan diantaranya yaitu siswa mendapatkan suasana belajar yang baru sehingga siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton, dengan modifikasi alat bantu menjadikan siswa lebih mudah dalam sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat serta dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam menciptakan model-model pembalajaran yang inovatif.
commit to user BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil belajar tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri Slawi Kulon 01 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2011/2012 meningkat dari pratindakan, siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata yang semakin meningkat yaitu pada pratindakan rata-rata 71 dan ketuntasan klasikal 25%, siklus I rata-rata 74 dan pada siklus II rata-rata mencapai 85 dan ketuntasan klasikal meningkat dari 63% menjadi 100%.
B. Implikasi
Modifikasi pembelajaran dalam Penjasorkes sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Modifikasi alat bantu pembelajaran sangat baik digunakan dalam pembelajaran Penjasorkes materi tolak peluru karena dengan modifikasi alat bantu pembelajaran membuat siswa lebih semangat dan termotivasi karena siswa tidak lagi meras takut dan memudahkan siswa dalam tolak peluru. Selain itu, modifikasi pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek psikomotorik, kognitif dan afektif
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan tentang modifikasi alat pembelajaran pembelajaran, maka penulis memberikan saran-saran antara lain yaitu:
1. Guru Penjasorkes untukl meningkatkan hasil belajar tolak peluru dapat menerapkan model pembelajaran modifikasi alat bantu tolak peluru
2. Guru Penjasorkes hendaknya kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi kepada siswa dan dapat mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana yang ada
commit to user
di sekolah dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai untuk media pembelajaran Penjasorkes.
3. Guru Penjasorkes hendaknya menerapkan modifikasi pembelajaran tolak peluru pada pembelajaran Penjasorkes.
4. Modifikasi pembelajaran tolak peluru dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik aspek psikomotorik, kognitif dan afektif serta dapat meningkatkan aktivitas dan kerjasama siswa dalam pembelajaran sehingga efektif digunakan dalam pembelajaran Penjasorkes.
5. Dalam pemanfaatan produk modifikasi pembelajaran tolak peluru sebaiknya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah (lapangan dan ketersediaan sarana) serta kondisi siswa (tingkat kesulitan pembelajaran disesuaikan dengan siswa).