• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-LEARNING MANAGEMEN SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-LEARNING MANAGEMEN SYSTEM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PPPPTK

Program Diklat : Level : Tanggal : 56 06 07 BT

Materi Diklat :

Penilaian dan Pengujian Dalam E-learning

Tujuan :

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat:

• Memahami Konsep Penilaian, Pengujian dan evaluasi dalam e-learning

Waktu :

2 jam

Isi Materi :

1. Konsep Penilaian Dan Evaluasi Dalam E-Learning

Konsep penilaian dan evaluasi pendidikan dalam e-learning pada prinsipnya sama dengan penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran konvensional. E-learning dalam pendidikan adalah sebagai media pembelajaran yang berfungsi, sebagai Suplemen (tambahan), Komplemen (pelengkap) dan Substitusi (pengganti). Menurut Thorndike dan Hagen (1977) tujuan dan kegunaan penilaian pendidikan dapat diarahkan kepada keputusan-keputusan yang menyangkut (1) pengajaran (2) hasil belajar (3) Diagnosis dan usaha perbaikan (4) penempatan (5) seleksi (6) bimbingan dan konseling, (7) kurikulum, dan (8) penilaian kelembagaan.

Penilaian kualitas e-lerning adalah serangkain proses evaluasi yang dilakukan selama dan sesudah pembelajaran (proyek) e-learning dilaksanakan. Penilaian tersebut meliputi beberapa faktor :

1. Efek dari pembelajaran e-learning (antara lain: transfer pengetahuan, kemajuan dalam pembelajaran)

2. Efisiensi penggunaan method (misalnya: kombinasi face to face dan online)

3. Rasio biaya-keuntungan (perbandingan antara bisarnya biaya dan keuntungan yang didapatkan)

Untuk mengimplementasikan proses evaluasi kualitas e-learning dapat dilakukan dengan tiga method, yaitu :

(2)

1. Interview. Interview dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta kursus e-learning. Media yang digunakan antara lain melalui: Polling ataupun Feedback.

2. Observasi. Evaluasi melalui observasi ini lebih komplek dan lebih sulit dalam scenario e-learning. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan dari peserta maupun stakeholder. Dapat dilakukan melalui diskusi forum.

3. Test. Evaluasi melalui test ini dilakukan untuk mengukur pengetahuan aktual dan peningkatan performance (ketrampilan, kompetensi) dari peserta.

Dilihat dari bentuknya dalam e-learning terdapat dua bentuk yang berbeda dari penilaian e-learning:

1. Self-testing: melayani peserta e-learning untuk mendefinisikan posisi dan kemampuannya dalam proses e-learning. Test biasanya singkat dan otomatis dan mengikuti segment-segment pembelajaran.hal ini memberikan ide tentang tingkat pengetahuannya dan beberapa keinginannya secara cepat untuk setiap bagian dalam e-learning

2. Learning Progress Assessment: menyediakan untuk peserta persyaratan dan tujuan mengikuti kursus serta untuk proses evaluasi e-learning, seperti untuk pemberian sertifikat.

Gambar 1. Perbedaan Self-testing dan Learning Progress Assessment

2.

Konsep Pengujian Dalam E-Learning

Pengujian otomatis (Automated test) dalam e-leraning dapat dilakukan melalui beberapa model antara lain :

(3)

PPPPTK

Program Diklat : Level : Tanggal : 56 06 07 BT

1. Self-testing (pengecekan secara pribadi pada isi materi dalam e-learning)

2. Pengujain awal atau pre-testing. Untuk menguji pengetahuan peserta dan memberikan prioritas dan masukan terhadap apa yang akan dipelajari.

Beberapa bentuk-bentuk test yang dapat dilakukan dalam e-learning antara lein: 1. Multiple choice test (pilihan ganda)

2. Free Text Composition Complementary Test (Test isian) 3. Crossword Puzzles, Jumled Senteces Exercises

4. Matching Exercises

5. True and False Test (Test Benar salah)

2.1. Multiple Choice Test (Pilihan Ganda)

Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.

Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan)

1. Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan). Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut.

2. Hubungan antar hal (Sebab akibat)

Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.

3. Analisa Kasus Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.

4. Membaca Diagram, atau table. Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel.

5. Asosiasi pilihan ganda Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat.

(4)

2.2. Free Text Composition / Complementary Test (Test isian)

Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar. Cara Memberikan Skor: Pada tes ini sulit dilakukan tebakan, sehingga tidak diperlukan denda terhadap jawaban yang salah. Maka rumus yang digunakan adalah :

Skor = Jumlah jawaban benar

2.3. Jumled Senteces Exercises.

Test ini menyediakan kombinasi suatu karakter, kata atau kalimat kemudian harus menyusun kalimat tersebut atau meletakkan suatu kata sehingga mengandung pengertian yang benar

2.4. Crossword Puzzles. (teka-teki silang)

Dalam test ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus di jawab dan beberapa jawaban harus dicocokan dengan jawaban yang lain berdasarkan sesuai dengan karakter atau kesamaan hurufnya.

2.5. Matching Exercises (Menjodohkan)

Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Peserta ataua sisea ditugaskan untuk memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai jawaban yang benar. Beberapa yang harus diperhatikan berkaitan dengan test menjodohkan antara lain:

1. Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri 2. Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah 3. Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja

4. Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.

5. Cara Memberikan Skor. Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang salah. Skor = Jumlah jawaban benar

(5)

PPPPTK

Program Diklat : Level : Tanggal : 56 06 07 BT

2.6. `

True and False Test

Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah. Beberapa Kelebihan Tes Benar Salah

a. Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak b. Mudah dalam penyusunannya

c. Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti d. Dapat digunakan berkali-kali

e. Objektif

Sedangkan kelemahan bentuk test ini ialah: a. Mudah ditebak

b. Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan benar atau salah

c. Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali

Beberpa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan soal dalam bentuk benar salah ini yaitu:

a. Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata “tidak” atau “bukan” b. Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki pengertian

samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya

c. Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung “salah sedikit” cukup banyak

d. Cara Melakukan Penskoran Tes Benar Salah ada dua cara yaitu:

1. Dengan Denda Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban Salah

(6)

Referensi:

• Firma K (1993), Diktat perkulian Methode pendidikan Institut teknologi bandung, Bandung.

• Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta, 1992

• Joesmani, Pengukuran dan Evaluasi Dalam Pengajaran Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1988.

Gambar

Gambar 1. Perbedaan Self-testing dan Learning Progress Assessment

Referensi

Dokumen terkait

Suatu matriks bujur sangkar A yang dapat didekomposisi menjadi matriks lain yang lebih sederhana, yaitu terdiri dari sebuah matriks segitiga bawah [L] dan matriks segitiga atas

“Flashback” didapatkan dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, yang mana sumber data analisis SWOT diperoleh dari data wawancara, obeservasi, STP, studi

So, instead of using trees with pointers from each node to its children; let’s use trees with a pointer from each node to its parent..!.  Simple ADT, simple data structure,

Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini fokus pada membentuk desa berdaya melalui produk lapak desa di Desa Kebontunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Harapan

Kelompok yang berisiko tinggi menderita DM tipe 2 adalah anak/remaja dengan obesitas, ada keluarga dekat yang menderita DM tipe 2 atau penyakit kardiovaskular, serta

dilihat dari aspek keterampilan melaksanakan praktikum pada kelas eksperimen relatif lebih rendah dari pada kelas kontrol, hal ini karena praktikum pada kelas kontrol

Hasil analisa stabilitas produk epoksi menunjukkan bahwa karakteristik produk epoksi sebelum dan setelah pemurnian tidak stabil selama penyimpanan 1 bulan, dengan nilai

• Pulvis adalah serbuk homogen yang tidak terbagi, terkumpul dalam satu wadah dan ditakar oleh pemakai biasanya untuk obat luar • Pulveres adalah serbuk yang dibagi menjadi