• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang masih berpusat pada guru. Guru kurang merencanakan pembelajaran dengan baik, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga siswa mengalami kebosanan mengikuti pembelajaran matematika, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat, guru kurang memberikan contoh-contoh nyata yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mencapai kompetensi, siswa pasif proses belajar mengajar, siswa takut untuk bertanya, siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan senang hati dan bosan belajar matematika, dan siswa hanya mengerjakan soal-soal latihan.

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika di Kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang belum sesuai yang diharapkan. Sebagian besar siswa Kelas IV belum mencapai ketuntasan belajar. Hanya 5 siswa (33%) dari 15 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM sebesar 70 sedang 10 siswa lainnya atau 67 % siswa belum tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas baru mencapai 55. Data prestasi belajar siswa secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Nilai Tes Siswa Pra Siklus

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 91 - 100 0 0 % 2 81 – 90 0 0 % 3 71 – 80 0 0 % 4 61 – 70 5 33 % 5 51 – 60 0 0 % 6 40 – 50 10 67 % 38

(2)

0 10 20 30 40 50 60 70

Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai rata-rata

Nilai terrendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata 0% 20% 40% 60% 80%

Nilai Pra siklus 67% 0% 33% 0% 0% 0%

40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100

Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk diagram batang seperti gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Nilai tes siswa Pra siklus

Nilai tes siswa pra siklusjuga dianalisa sehingga memperoleh data nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata kelas seperti terlihat pada tabel 4.2. berikut ini :

Tabel 4.2. Perolehan Nilai Tes Siswa Pra siklus

No Kategori Nilai

1 Nilai terendah 40

2 Nilai tertinggi 70

3 Rata-rata nilai 55

Hasil analisa nilai tes siswa pada pra sikluskemudian dapat disajikan dalam diagram pada gambar 4.2 :

Gambar 4.2

(3)

33,00%

67,00%

Tuntas Tidak tuntas Selain analisa hasil tes siswa yang menghasilkan data nilai tersebut diatas, nilai siswa pada pra siklusjuga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Jumlah siswa Prosesntase

1 Siswa tuntas 5 33 %

2 Siswa tidak tuntas 10 67 %

Jumlah 15 100 %

Untuk lebih memperjelas data tersebut diatas maka akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran seperti gambar 4.3 :

Gambar 4.3. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus

4.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada Senin, 2 April 2012 dan Rabu,4 April 2012. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan bilangan bulat, peneliti dibantu teman sejawat melakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan pembelajaran matematika yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Kemudian peneliti menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT. Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

(4)

a. Kegiatan Awal

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat

2. Guru menyampaikan cakupan materi tentang penjumlahan bilangan bulat

3. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang penjumlahan bilangan bulat

b. Kegiatan Inti

Tahap Eksplorasi dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Guru secara klasikal menjelaskan penjumlahan bilangan bulat 2. Guru memberikan contoh-contoh soal penjumlahan bilangan bulat Tahap Elaborasi dengan kegiatan sebagai berikut :

3. Guru mengelompokan siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok 3 siswa.

4. Guru membagikan nomor kepala pada masing-masing siswa.

5. Guru memberikan pertanyaan secara klasikal, masing-masing kelompok bekerjasama untuk mendapatkan jawaban soal tersebut.

6. Guru menunjuk satu nomor untuk menjawab pertanyaan, siswa masing-masing kelompok yang memiliki nomor tersebut menjawab pertanyaan. 7. Kegiatan tesebut diulang-ulang dengan berbagai pertanyaan.

Tahap Konfirmasi dengan kegiatan sebagai berikut : 8. Guru memberikan ulasan terhadap kerja kelompok 9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok 10. Guru memberikan penguatan dan memberikan motivasi c. Kegiaatan Akhir

1. Guru memberikan evaluasi 2. Guru menutup pelajaran

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Proses pembelajaran matematika pada siklus I sebagian besar sudah dilaksanakan sesuai perencanaan. Guru terkesan sangat tergesa-gesa untuk memasuki tahapan inti sehingga lupa untuk memberikan pertanyaan sebagai apersepsi dan memberikan motivasi kepada siswa.

(5)

Pada kegiatan inti semua kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan kecuali guru belum membimbing siswa secara merata dalam menyelesaikan tugas kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah menyelesaikan tugas dengan baik.

Sedangkan pada kegiatan akhir guru memberikan simpulan, meminta refleksi kepada siswa, namun belum memberikan motivasi bagi siswa/kelompok yang belum berhasil menjawab pertanyaan dengan benar.

Pengamatan terhadap jalanya proses pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siklus I dilakukan oleh saudara Trilanjar dengan berpedoman pada lembar pengamatan kegiatan guru dan kegiatan siswa.

Hasil pengamatan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode NHT pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut :

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat

c. Guru menyampaikan cakupan materi tentang penjumlahan bilangan bulat d. Guru belum mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang

penjumlahan bilangan bulat

e. Guru belum memberikan manfaat penjumlahan bilangan bilat sebagai motivasi belajar.

f. Guru secara klasikal menjelaskan penjumlahan bilangan bulat g. Guru memberikan contoh-contoh soal penjumlahan bilangan bulat

h. Guru mengelompokan siswa menajdi 5, masing-masing kelompok 3 siswa. i. Guru membagikan nomor kepala pada masing-masing siswa.

j. Guru memberikan pertanyaan secara klasikal, masing-masing kelompok bekerjasama untuk mendapatkan jawaban soal tersebut, guru mendekati satu kelompok dan memberikan bimbingan.

k. Guru menunjuk satu nomor untuk menjawab pertanyaan, siswa masing-masing kelompok yang memiliki nomor tersebut menjawab pertanyaan. l. Guru mengulang dengan berbagai pertanyaan.

(6)

0% 33% 40% 20% 7% 0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Nilai Siklus I n. Guru belum memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya

berhasil menjawab pertanyaan.

o. Guru belum memberikan penguatan bagi siswa dan kelompok yang sudah bekerja sama dengan baik sehingga semua anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan dengan baik.

p. Guru belum memberikan motivasi dan bimbingan bagi siswa dan kelompok yang belum mampu bekerja sama dnegan baik sehingga sebagian besar anggiota belum mampun menjawab pertanyaan dengan benar.

q. Guru memberikan evaluasi dan menutup pelajaran

Pada akhir proses pembelajaran siklus I dilakukan tes akhir pelajaran, kemudian dilakukan analisa dan diperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 91 – 100 0 0% 2 81 – 90 1 7% 3 71 – 80 3 20% 4 61 – 70 6 40% 5 51 – 60 5 33% 6 40 – 50 0 0%

Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk diagram batang seperti gambar 4.4 :

(7)

0 20 40 60 80 100 Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai rata-rata Nilai terrendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Dari data distribusi prestasi belajar siswa pada siklus I terlihat bahwa telah terjadi penurunan jumlah siswa yang mendapat nilai antara 40 s.d 50 dan terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai akhir pelajaran pada rentang nilai 71 s.d 80.

Selanjutnya nilai tes siswa siklus I juga dianalisa sehingga memperoleh data nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata kelas seperti terlihat pada tabel 4.5. berikut ini :

Tabel 4.5. Perolehan Nilai Tes Siswa Siklus I

No Kategori Nilai

1 Nilai terendah 60

2 Nilai tertinggi 90

3 Rata-rata nilai 70

Hasil analisa nilai tes siswa pada siklus I kemudian dapat disajikan dalam diagram pada gambar 4.5 :

Gambar 4.5 Grafik perolehan prestasi belajar siswa siklus I

Dari data prestasi belajar pada tabel 4.5 dan gambar 4.5 menunjukan bahwa nilai terendah dari prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 90 sedangkan rata-rata nilai mencapai 70, dengan demikian telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan kondisi pra siklus.

Selain analisa terhadap prestasi belajar siswa yang menghasilkan data nilai tersebut diatas, prestasi belajar siswa pada siklus I juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu pada tabel 4.6 berikut :

(8)

67,00% 33,00%

Tuntas Tidak tuntas Tabel 4.6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Jumlah siswa Prosesntase

1 Siswa tuntas 10 67 %

2 Siswa tidak tuntas 5 33 %

Jumlah 15 100 %

Untuk lebih memperjelas data tersebut diatas maka akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran seperti gambar 4.6 :

Gambar 4.6.Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

Dari paparan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 10 siswa atau 67 % telah tuntas belajar sedangkan 5 siswa lainnya atau 33 % siswa belum mencapai ketuntasan belajar.

4.1.2.3. Evaluasi dan Refleksi

Untuk lebih memperjelas dalam mengambil kesimpulan terhadap hasil proses pembelajaran dengan model pembelajaran NHT pada siklus I maka dilakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran selanjutnya dilakukan pembahasan apakah sudah sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam RPP atau belum. Sedangkan prestasi belajar siswa berupa data kuantitatif yaitu nilai akhir pelajaran akan dipaparkan nilai akhir pelajaran siswa pada siklus I dibandingkan dengan prestasi belajar paa pra siklus dan dengan indikator kinerja sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

(9)

Tabel 4.7

Perbandingan Distribusi Nilai Prestasi belajar Siswa pada Pra Siklus dan Siklus I

No Rentang Nilai Frekurnsi

Pra Siklus Siklus I

1 91 – 100 0 0 2 81 – 90 0 1 3 71 – 80 0 3 4 61 – 70 5 6 5 51 – 60 0 5 6 40 – 50 10 0

Kemudian data prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan perkembangan jumlah ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika pada akhir siklus I yaitu :

Tabel 4.8. Ketuntasan Belajar Siswa Pra siklus dan Siklus I

No Ketuntasan Belajar Prosentase

Pra siklus Siklus I

1 Siswa tuntas 33 % 67 %

2 Siswa tidak tuntas 67 % 33 %

Jumlah 100 % 100 %

Dari paparan tabel tersebut diatas akan terlihat bahwa proses pembelajaran matematika pada siswa Kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang dengan menggunakan model pembelajaran NHT telah mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 33 % siswa pada tahapan prasiklus menjadi 67 % pada tahapan siklus I. Namun demikian prosentase ketuntasan belajar siswa belum memenuhi persyaratan indikator keberhasilan proses pembelajaran yaitu 80 % siswa tuntas belajar.

Proses pembelajaran matematika siklus I belum mencapai keberhasilan. Kurang berhasilnya proses pembelajaran siklus I disebabkan oleh beberapa

(10)

aktifitas guru dan siswa yang belum sesuai dengan yang direncanakan. Kekurangan tersebut yaitu :

a. Guru belum memberikan apersepsi

b. Guru belum memberikan motivasi kepada siswa.

c. Guru belum memberikan bimbingan secara merata kepada kelompok-kelompok diskusi.

d. Guru belum memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah mampu bekerja sama dan memastikan anggota kelompoknya mampu melakukan penjumlahan bilangan bulat.

e. Siswa sesama kelompok belum bekerjasama dengan baik sehingga masih terdapat siswa yang belum mampu menjawab dengan benar ketika diberi pertanyaan.

Berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan proses pembelajaran pada siklus I maka direncanakan untuk melakukan proses pembelajaran pada siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan. Perbaikan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II yaitu :

a. Guru akan memebeirkan pertanyaan-pertanyaan tentang penjumlahan bilangan bulatsebagai apersepsi sebelum memasuki kegiatan inti pembelajaran siklus II yaitu pengurangan bilangan bulat.

b. Guru akan memberikan uraian penjelasan tentang manfaat dari pengurangan bilangan sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

c. Guru akan memberikan penjelasan lebih rinci tentang model pembelajaran NHT sehingga siswa benar-benar memahami sehingga kelompok memahami benar tugasnya

d. Guru akan berkeliling dan memberikan bimbingan kepada kelompok-kelompok secara lebih merata.

e. Kelompok yang sudah bekerja sama dengan baik akan diberikan pujian sebaliknya yangbelum bekerja sama dengan baik akan diberikan motivasi dan bimbingan.

(11)

4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.1.3.1. Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran NHT siklus II direncanakan dalam 2 pertemuan yang dilaksanakan pada hari Senin, 9 April 2012 dan Rabu, 11 April 2012. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran matematika pada materi pengurangan bilangan bulat, peneliti dibantu teman sejawat telah melakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan menemukan permasalahan pembelajaran matematika pada siklus I dan menentukan langkah-langkah perbaikan proses pembelajaran siklus II. Kemudian peneliti menuliskan rencana perbaikan tersebut dalam bentuk rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT. Langkah-langkah proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu melakukan pengurangan bilangan bulat dan menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan bilangan bulat

2. Guru menyampaikan cakupan materi soal cerita tentang pengurangan bilangan bulat

3. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang soal cerita pengurangan bilangan bulat

b. Kegiatan Inti

Tahap Eksplorasi dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Guru secara klasikal menjelaskan penyelesaian soal cerita tentang pengurangan bilangan bulat

2. Guru memberikan contoh-contoh penyelesaian soal cerita tentang pengurangan bilangan bulat

Tahap Elaborasi dengan kegiatan sebagai berikut :

3. Guru mengelompokan siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok 3 siswa.

4. Guru membagikan nomor kepala pada masing-masing siswa.

5. Guru memberikan pertanyaan secara klasikal, masing-masing kelompok bekerjasama untuk mendapatkan jawaban soal tersebut.

(12)

6. Guru menunjuk satu nomor untuk menjawab pertanyaan, siswa masing-masing kelompok yang memiliki nomor tersebut menjawab pertanyaan. 7. Kegiatan tesebut diulang-ulang dengan berbagai pertanyaan.

Tahap Konfirmasi dengan kegiatan sebagai berikut : 8. Guru memberikan ulasan terhadap kerja kelompok 9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok 10. Guru memberikan penguatan dan memberikan motivasi c. Kegiaatan Akhir

1. Guru memberikan evaluasi 2. Guru menutup pelajaran

Setelah menyusun RPP, peneliti mempersiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktfitas siswa. Untuk melakukan pengamatan proses pembelajaran guru meminta teman sejawat untuk bertindak sebagai observer. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran guru menyiapkan lembar tes yang berkaitan dengan materi pengurangan bilangan bulat.

4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pada tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru menyadari benar kekurangan-kekurangan pada pembelajaran siklus I sehingga ketika membuka pembelajaran, guru tidak lagi tergesa-gesa untuk memasuki kegiata ini tapi lebih dulu memberikan aperspsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan, menuliskan tujuan pembeajaran dan menenrangkan cakupan materi yang akan dipelajari. Pada pertemuan I guru belum memberikan motivasi namun pada pertemuan II guru sudah memberikan motivasi dengan tepat.

Pada kegiatan inti semua kegiatan yang direncanakan sudah dilaksanakan, pada pertemauan I guru belum memberikan bimbingan kepada kelompok secara merata namun pada pertemuan II guru sudah memberikan bimbingan kepada kelompok secara merata. Secara umum siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, siswa senang, siswa aktif, siswea menunjukan minat belajar yang baik, perhatian siswa fokus dan siswa mampu bekerja sama dalam kelompoknya.

(13)

Pada pertemuan I guru kembali lupa untuk memberikan refleksi, penguatan dan motivasi namun pada pertemuan II guru tidak mengulangi kesalahan tersebut dan mampu melaksanakan dengan baik.

Proses penngamatan dilakukan oleh teman sejawat yaitu saudara Trilanjar. Hasil pengamatan proses pembelajaran matematika pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut :

a. Guru membukan pelajaran dengan salam

b. Guru sudah memberikan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa.

c. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu malakukan pengurangan bilangan bulat dan menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan pengurangan bilangan bulat..

d. Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa.

e. Guru sudah menyampaikan materi pelajaran sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai dengan metode ceramah dan memberikan contoh-contoh soal. f. Guru sudah membentuk beberapa kelompok dan menjelaskan tata cara kerja

kelompok.

g. Guru mengajukan pertanyaan kepada kelompok dan siswa

mendiskusikannya, harus dipastikan bahwa setiap anggota kelompok sudah memahami dan mampu menjawab pertanyaan.

h. Guru menunjukan nomor tertentu dan siswa dengan nomor yang ditentukan tadi harus menjawab pertanyaan, kegiatan ini dilakukan berulang-ulang. i. Guru memberikan aplaus dan penghargaan terhadap siswa dan kelompok

yang mampu menjawab pertanyaan.

j. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan perhatian dan kerjasama dengan kelompoknya.

k. Guru sudah memberikan tes akhir pelajaran. l. Guru menutup pelajaran dengan salam

Selama proses pembelajaran berlangsung semua aktifitas guru dan aktiiftas siswa dicatat oleh teman sejawat sebagai observer dengan berpedoman pada lembar observasi yang sudah disiapkan. Selain itu observer juga

(14)

mencatat-0% 0% 27% 27% 33% 13% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Nilai Siklus II mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan aktifitas siswa selanjutnya dicatat dalam bentuk tabel ( terlampir).

Pada akhir proses pembelajaran siklus II dilakukan pemberian kuis, kemudian dilakukan analisa dan diperoleh data-data sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 91 – 100 2 13 % 2 81 – 90 5 33 % 3 71 – 80 4 27 % 4 61 – 70 4 27 % 5 51 – 60 0 0 % 6 40 – 50 0 0 % Jumlah 15 100 %

Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk diagram batang sebagaimana terlihat pada gambar 4.7 dibawah ini :

Gambar 4.7 Distribusi Nilai tes siswa siklus II

Dari data distribusi prestasi belajar siswa pada siklus II terlihat telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai tes akhir pelajaran pada rentang atas dan tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai pada rentang bawah.

(15)

0 20 40 60 80 100 Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai rata-rata Nilai terrendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Nilai tes siswa siklus II kemudian dianalisa untuk mendapatkan data nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata kelas sebagaimana terlihat pada tabel 4.14. berikut ini :

Tabel 4.10. Nilai Tes Siswa Siklus II

No Kategori Nilai

1 Nilai terendah 70

2 Nilai tertinggi 100

3 Rata-rata nilai 83

Hasil analisa nilai tes siswa pada siklus II kemudian dapat disajikan dalam diagram batang seperti terlihat pada gambar 4.8 :

Gambar 4.8 Grafik Nilai Siswa siklus II

Dari data prestasi belajar pada tabel 4.14 dan gambar 4.8 tersebut diatas menunjukan bahwa nilai terendah dari prestasi belajar siswa pada siklus II adalah 70 dan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan rata-rata nilai mencapai 83.

Selain analisa terhadap prestasi belajar siswa yang menghasilkan data nilai tersebut diatas, prestasi belajar siswa pada siklus II juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar. Tingkat ketuntasan belajar sangat penting untuk menentukan apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode NHT telah berhasil atau belum. Hasil analisa yaitu pada tabel 4.11 berikut :

(16)

100,00% 0,00%

Tuntas Tidak tuntas Tabel 4.11. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

No Ketuntasan Belajar Jumlah

Jumlah siswa Prosesntase

1 Siswa tuntas 15 100 %

2 Siswa tidak tuntas 0 0 %

Jumlah 15 100

Untuk lebih memperjelas data tersebut diatas maka akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran seperti gambar 4.9 :

Gambar 4.9.Diagram Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II

Dari paparan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 15 siswa atau 100 % telah tuntas belajar dan tidak ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan aktifitas siswa, hasil analisa terhadap prestasi belajar siswa digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk menentukan keberhasilan atau kelemahan aktifitas guru dan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode NHT.

4.1.3.3. Evaluasi dan Refleksi

Untuk lebih memperjelas dalam mengambil kesimpulan terhadap hasil proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif NHT siklus II maka akan disajikan data prestasi belajar siklus II dibandingkan dengan prestasi belajar siklus I sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

(17)

0%0% 33,00% 0% 40,00% 27% 20,00% 27% 7,00% 33% 0,00% 13% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Nilai Siklus I Nilai Siklus II Tabel 4.12

Perbandingan Distribusi Nilai Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No Rentang Nilai Prosentase

Siklus I Siklus II 1 91 – 100 0% 13 % 2 81 – 90 7% 33 % 3 71 – 80 20% 27 % 4 61 – 70 40% 27 % 5 51 – 60 33% 0 % 6 40 – 50 0% 0 %

Gambar 4.10. Perbandingan Distribusi Nilai siswa pada siklus I dan II Kemudian data prestasi belajar siswa yang berkaitan dengan perkembangan jumlah ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika pada akhir siklus II yaitu :

Tabel 4.13. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan siklus II No Ketuntasan Belajar Siklus I Siklus II Jumlah siswa Prosentase Jumlah siswa Prosentase 1 Siswa tuntas 10 67 % 15 100 %

2 Siswa tidak tuntas 5 33 % 0 0 %

(18)

10 15 5 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Tuntas Tidak tuntas

Siklus I Siklus II Dari tabel ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II tersebut diatas selanjutnya dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Gambar 4.11. Ketuntasan belajar siswa siklus I dan II

Dari paparan tabel tersebut diatas akan terlihat bahwa proses pembelajaran matematika pada siswa Kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT telah mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 67 % siswa pada pembelajaran siklus I menjadi 100 % pada pembelajaran siklus II. Karena semua siswa sudah mencapai ketuntasan belajar maka proses pembelajaran tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Model pembelajaran kooperatif NHT telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SD madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang pada semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa pada pembelajaran matematika siklus II dapat disimpulkan bahwa guru sudah mampu melaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan. Kekurangan yang masih terlihat adalah guru belum memberikan penghargaan kepada siswa atau kelompok secara konsisten artinya belum semua siswa yang berhasil menjawab atau kelompok yang bekerja sama dengan baik mendapatkan penghargaan. Siswa dalam mengikuti pembelajaran juga menunjukan aktifitas yang snagat menggembirakan. Sebagian besar siswa menunjukan minat belajar yang meningkat, siswa menyenangi kegatan pembelajaran dan siswa juga mampu

(19)

bekerja sama dalam kelompoknya. Kondisi ini sangat menggembirakan sebab merupakan modal yang sangat berharga bagi proses pembelajatan selanjutnya.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan hasil penelitian yaitu yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di Kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Data prestasi belajar siswa dilakukan analisa dengan cara analisa deskriptif komparatif yaitu membandingkan prestasi belajar siswa antar siklus. Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan pelaksanaan penelitian untuk masing-masing siklus maka pada bagian ini akan dipaparkaan pelaksanaan penelitian semua siklus secara bersamaan dan diperbandingkan sehingga akan diketahui perkembangan prestasi belajar siswa.

Dalam rangka lebih memperjelas peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) maka dipaparkan hasil pengolahan nilai prestasi belajar siswa dalam bentuk tabel 4.14 berikut :

Tabel 4.14. Perolehan Nilai Tes Siswa Antar Siklus

No Kategori Pra siklus Siklus I Siklus II

1 Nilai terendah 40 60 70

2 Nilai tertinggi 70 90 100

3 Rata-rata nilai 55 70 83

Dari data tabel 4.14 dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan nilai prestasi belajar pada mata pelajaran matematika dari pra siklus atau pra siklus yaitu sebelum penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) sampai dengan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) pada siklus I dan II. Terjadi peningkatan nilai terendah siswa yaitu

dari 40 menjadi 70 pada siklus II atau terjadi kenaikan sebesar 30 point atau 75 %, demikian juga pada nilai tertinggi siswa juga terjadi peningkatan dari 70 pada pra siklusmenjadi 100 pada siklus II atau sebesar 30 point atau 43 % sedangkan rata-rata

(20)

40 60 70 70 90 100 55 70 83 0 20 40 60 80 100

Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata

Prasiklus Siklus I Siklus II nilai siswa secara klasikal menunjukan peningkatan yaitu dari 55 pada pra siklus menjadi 83 pada akhir pembelajaran siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 28 point atau 51 %.

Selanjutnya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di Kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang dengan menggunakan model pembelejaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :

Gambar 4.12. Grafik Perkembangan Prestasi belajar Siswa Antar Siklus Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran matematika di Kelas IV SD Madugowongjati 02 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered

Heads Together (NHT) maka ditetapkan indikator keberasilan yaitu 80 % siswa tuntas

belajar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan proses pembelajaran maka dapat dilihat pada paparan tabel ketuntasan belajar siswa berikut ini :

Tabel 4.15. Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan siklus II

No Ketuntasan Belajar Pra siklus Siklus I Siklus II

Jml % Jml % Jml %

1 Siswa tuntas 5 33% 10 67% 15 100%

2 Siswa tidak tuntas 10 67% 5 33% 0 0%

(21)

5 10 15 10 5 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16

Tuntas Tidak tuntas

Pra Siklus Siklus I Siklus II Dari paparan data pada tebel 4.15 tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar matematika dari pra siklus sampai dengan pembelajaran siklus II sebesar 67% dan terjadi penurunan jumlah siswa yang tidak tunas belajar dari pra siklussampai dengan proses permbelajaran siklus II sebesar 67 %. Grafik ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.13. Ketuntasan belajar siswa antar siklus

Dari analisa data yang selanjutnya dipaparkan pada tabel dan diagram ketuntasan belajar tersebut diatas dapat diketahui bahwa pada akhir siklus II pembelajaran matamatika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT menunjukan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 15 siswa telah mencaai ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT di Kelas IV SD Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2011/2012 telah berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yang berbunyi “Penerapan model pembelajaran kooperatif Number Head Together (NHT) diduga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa Kelas IV SDN Madugowongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat” terbukti.

Gambar

Tabel 4.1 Nilai Tes  Siswa  Pra Siklus
Gambar 4.1 Nilai tes siswa Pra siklus
Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Tes  Siswa Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta diharapkan segera melakukan registrasi ulang atau penambahan data peserta jika ada penambahan, registrasi mulai tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan tanggal 22 Juni

 Dividen Final : Pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang merupakan bagian dari penggunaan laba

related to institutional commitment, faculty support, and leadership are important determinants of quality in online programming, instructors who design and teach online busi-

Kebersihan dentin adalah seberapa besar hilangnya smear layer pada permukaan dentin saluran akar gigi yang telah dipreparasi kemudian diirigasi dengan ekstrak kulit manggis

1) Sarung tangan, untuk mencegah perpindahan mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehata pada pasien, dan mencegah kontak antara tangan petugas dengan

Peneliti mengatakan bahwa banyak pemain yang mungkin masuk kedalam siklus dimana mereka mengalami kecemasan sosial berdasarkan rendahnya atau kurangnya hubungan

Bahwa para Pemohon telah mendaftarkan rencana pernikahan anak para Pemohon pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan, akan tetapi pihak Kantor Urusan

Sedangkan “gill net dasar” atau “bottom gill net” adalah jar ing insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan