• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 6 No. 1, Februari 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 6 No. 1, Februari 2018 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

88

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK TALK WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI BENTUK MOLEKUL

BERDASARKAN TEORI HIBRIDISASI KELAS XII IPA 2 SMA PANCA BHAKTI PONTIANAK

Marhayati*, Fitriani dan Tuti Kurniati

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

*Email: Marhayati217@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPA2 SMA Panca Bhakti Pontianak pada pembelajaran kimia khususnya sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Untuk itu diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan penggunaan model pembelajaran TTW berbantuan media question carddengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. Penelitian ini adalah penelitian control group

pretest-posttest design. Teknik dan alat pengumpul data menggunakan tes hasil belajar, observasi

dan wawancara. Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 36,91 dan nilai rata-rata posttest sebesar 41,15 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 31,46 dan nilai rata-rata posttest sebesar 66,58. Hasil analisis statistik uji U Mann- Whitney menunjukkan nilai 0,00 yaitu lebih kecil dari α (0,00<0,05)yang berartiterdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan penggunaan model pembelajaran TTW berbantuan media

question card dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Besarnya

peningkatan hasil belajar diketahui dari perhitungan nilai effect size sebesar 1,06 dalam kategori tinggi. Dengan demikian model pembelajaran TTW berbantuan media question card dapat diterapkan pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hiberidisasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Hibridisasi, Question Card, Think Talk Write

(TTW)

ABSTRACT

The background of this research was the lack of student’s learning to the eleventh grade student’s of IPA 2 of SMA Panca Bhakti Pontianak in chemistry especially molecule form material based on theory hybridization. Therefore, it was needed the method of learning to increase the student’s comprehension about appropriate concept with characteristic both of the subject and student. The aim of this research was to know the differences of student’s learning result between student’s which was taught by using TTW learning method in assist of question card media with the student’s which was taught by using lecture method in molecule form material based on theory hybridization. The kind of this research was control group pretest-posttest design. The technique and the instrument to collect the data were using student’s learning test, observation, and interview. The result of data analysis showed the mean score of control class pretest was 36,91 and the mean score of posttest was 41,15 while the mean score of experiment class pretest was 31,46 and the mean score of posttest was 66,58. The statistic result of U Mann- Whitneyshowed that the score was 0,00 less than α (0,00<0,05) which meanth the differences of student’s learning result which was taught by using TTW learning method in assist of question card media with the student’s which taught by using lecture method. The increasement of student’s learning result was known by counting the effect sizescore 1,06 in high score categorize. In this case, the learning method TTW with question card can be used in molecule form material based on theory hybridization to increase the student’s learning result.

Keywords: Molecule From Based on Theory Hybridization, Question Card, Think Talk Write

(2)

89 PENDAHULUAN

Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mempunyai tujuan agar siswa memahami konsep-konsep kimia dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari–hari. Tetapi mata pelajaran ini dianggap sulit karena karakteristik dari ilmu kimia itu sendiri bersifat abstrak dan konsep yang dipelajari sangat banyak. Faktor yang menyebabkan kesulitan

belajar siswa adalah kurangnya

pemahaman siswa dalam penguasaan konsep dasar kimia (Ristiyani & Bahriah, 2016).

Materi bentuk molekul adalah salah satu materi yang ada dalam mata pelajaran kimia yang dianggap sulit bagi siswa, hal ini dikarenakan materi tersebut termasuk konsep kimia yang berkaitan dengan struktur zat sebab bentuk molekul merupakan susunan tiga dimensi atom-atom yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besar sudut-sudut ikatan yang dikeliling oleh atom pusat (Effendy, 2010). Sulitnya materi bentuk molekul ditunjukkan oleh persentase ketuntasan ulangan harian kimia kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak tahun ajaran 2016/2017 pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Kimia XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017 Kelas Struktur Atom dan SPU Bentuk Molekul dan Gaya Antarmoleku l

Termokimia Laju Reaksi

T (%) TT (%) T (%) TT (%) T (%) TT (%) T (%) TT (% ) XI IPA 1 77,7 8 22,2 2 40,7 4 59,2 5 66,6 7 33,3 3 51,8 5 48, 14 XI IPA 2 83,3 3 16,6 7 50,0 0 50,0 0 80,0 0 20,0 0 83,3 3 16, 67 Rata-Rata 80,5 5 19,4 4 45,3 7 54,6 2 73,3 3 26,6 6 67,5 9 32, 40 Sumber: Guru kimia SMA Panca Bhakti Pontianak Tahun Ajaran 2016/2017

Hasil ulangan harian kimia siswa pada materi pada materi bentuk molekul

memiliki persentase ketidaktuntasan

paling tinggi (54,62%) karena tidak mencapai KKM sebesar 75. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa masih

mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi bentuk molekul.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru bidang studi kimia diperoleh informasi bahwa pada saat proses

pembelajaran sering menggunakan

metode ceramah.

Wawancara juga dilakukan dengan 6 siswa diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan pada materi bentuk molekul khususnya pada sub materi teori hibridisasi. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara bahwa

siswa kesulitan dalam membuat

konfigurasi elektron, menggambarkan elektron pada diagram orbital dan menentukan jenis hibridisasi dari suatu senyawa.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran kimia diperoleh informasi proses pembelajaran kimia di kelas masih menggunakan metode ceramah seperti menjelaskan materi di depan kelas,

membaca buku, mencatat, dan

mengerjakan soal latihan pada buku

pelajaran. Metode ceramah yang

diterapkan di dalam kelas cenderung membuat siswa kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan

kurang memperhatikan guru dalam

menjelaskan sehingga materi bentuk molekul khususnya sub materi teori hibridisasi tidak dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi bentuk molekul pada sub materi teori hibridisasi

(3)

90

yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi diri.

Menurut Trianto (2011: 157) salah satu cara untuk meningkatkan hasil

belajar siswa adalah dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif

merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa

bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama. Sehingga

diperlukan suatu solusi untuk

memperbaiki proses pembelajaran

dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif dan

menambahkan media yang lebih menarik dan interaktif yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap suatu materi.

Model pembelajaran tersebut salah

satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) berbantuan media kartu soal (question

card).

TTW merupakan pembelajaran

dimana siswa diberikan kesempatan

untuk memulai belajar dengan

memahami pemasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam

diskusi kelompok, dan akhirnya

menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang diperolehnya (Suyatno,

2009). Model pembelajaran TTW akan

dibantu dengan media question card,

yaitu media visual berupa

kertasberukuran10cm x 10cm.Isi dari

kartu iniyaitusebagian berisisoal-soal

tentang materiyangakan diajarkan

(Harjanto, 2005:243). Salah satu

kelebihan dari mediaquestion card adalah membuat siswa terampil mengerjakan soal-soal sendiri dan belajar mengatasi masalah serta menumbuhkan suasana kreatif.

Beberapa penelitian sebelumnya

membahas model pembelajaran

kooperatif tipe TTW yang dilakukan oleh Rizkiyati (2012) menunjukkan persentase

peningkatan hasil belajar kelas

eksperimen 60,2% lebih tinggi dari kelas kontrol 51,1% pada materi koloid. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe TTW yang dilakukan oleh Andriani (2015) memberikan pengaruh sebesar

64,51% terhadap peningkatan hasil

belajar kognitif kimia Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara. Penelitian media kartu pintar dan kartu

soal dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT yang dilakukan oleh Qurniawati, dkk (2013) menunjukkan persentase peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen 59,5% dan pada kelas

kontrol 52,6% sehingga terdapat

perbedaan peningkatan prestasi belajar sebesar 6,9% pada materi hidrokarbon.

Mengkaji permasalahan di atas, fakta-fakta yang tampak di lapangan, dan penelitian yang relevan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Efektivitas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk

Write (TTW) Berbantuan Media Question Card Pada Materi Bentuk Molekul

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Panca Bhakti Pontianak”. Melalui penerapan model dan media

pembelajaran ini diharapkan dapat

menjadi solusi dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran yang

dihadapi guru dan siswa pada mata pelajaran kimia serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Bhakti Pontianak pada sub materi

(4)

91

bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental Research. Bentuk dari metode Quasi Experimental

Research yang digunakan adalah desain Control Group Pretest-Postest Design.

Populasi dan Sampel

Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 1 sebanyak 32 siswa dan kelas XI IPA 2 sebanyak 30 siswa.

Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalahpembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TTW berbantuan media question card. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi kelas XI IPA SMA Panca Bhakti Pontianak. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah peneliti.

Tahap Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahapan yaitu :

1. Tahap awal : wawancara dan

observasi.

2. Tahap persiapan : membuat

perangkat pembelajaran, instrumen

penelitian, melakukan validasi,

merivisi perangkat pembelajaran, dan uji reliabilitas.

3. Tahap pelaksanaan : melakukan

pretest, perlakuan, posttest dan wawancara.

4. Tahap akhir : menganalisis data,

membahas dan menyusun laporan.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pengukuran, observasi dan komunikasi langsung

(wawancara). Teknik pengukuran

digunakan untuk melihat hasil belajar siswa melalui tes hasil belajar siswa yaitu

pretest dan posttest. Observasi dilakukan

untuk mengetahui keterlaksanaan RPP, sedangkan wawancara dilakukan untuk

mengetahui bagaimana model

pembelajaran yang telah diterapkan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu test, lembar obsevasi, dan pedoman wawancara.

Analisis Data

Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistic yang

selanjutnya menghitung Effect Size

dengan menggunakan rumus: ES = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

Effect Size dihitung untuk mengetahui

seberapa besar peningkatan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan media question card terhadap hasil belajar siswa.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen 1. Hasil Belajar Siswa

Kelas Kontrol

Data hasil belajar siswa pada kelas kontrol berupa rata-rata nilai pretest dan

postest menggunakan metode ceramah

(5)

92 Tabel 1. Rata-Rata Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol

Nilai Pretest Nilai Posttest

Tuntas 2 5

Tidak Tuntas 30 27

Rata-rata 36,91 41,52

Hasil nilai pretest, siswa pada kelas kontrol sebesar 36,91 dan rata-rata

postest siswa meningkat menjadi 41,15

dengan KKM adalah 75. Banyaknya jumlah siswa yang tidak tuntas baik di nilai pretest maupun nilai posttest pada

kelas kontrol dipengaruhi dari

penggunaan metode yang digunakan. Metode yang digunakan pada kelas kontrol adalah metode ceramah. Ini

dikarenakan metode ceramah yang

digunakan bersifatmonoton sehingga

menyebabkan kegiatan pembelajaran

tidak maksimal.

2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berupa rata-rata skor

pretest dan postest pada sub materi

bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi serta standar deviasinya

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)

berbantuan question card yang

ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen

Nilai Pretest Nilai Posttest

Tuntas 3 22

Tidak Tuntas 27 8

Rata-rata 31,46 66,58

Berdasarkan Tabel 2. terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen meningkat dari 31,46 saat

Pretest menjadi 66,58 pada saat

postestdengan KKM adalah 75.

Berdasarkan nilai pretest dan postest bahwa pada saat Pretest terdapat 3 siswa yang tuntas sedangkan pada postest sebanyak 22 siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar.

Banyaknya siswa yang tuntas di kelas eksperimen menunjukkan bahwa proses pembelajaran berlangsung baik

dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan media question cardsebagai model pembelajaran yang menyenangkan dan aktif serta menerapkan kerja sama dalam kelompok.

B. Analisis Uji Statistik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil belajar siswa juga dapat

dianalisis dengan menggunakan uji

statistik yang dirangkum pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Statistik hasil belajar

No Uji Signifikansi Kesimpulan

1 Uji Kolmogorov-Smirnovpretest kelas kontrol Pretest kelas eksperimen 0,051 0,001 Ha diterima data terdistribusi normal Ho ditolak data tidak terdistribusi normal 2

Uji U Mann Whithney Pretest kelas kontrol

dan eksperimen 0,152

Ha kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen sama 3 Uji Kolmogorov-Smirnov posttest kelas control Posttest kelaseksperimen 0,002 0,000 Ha diterima data terdistribusi normal Ho ditolak data tidak terdistribusi normal 4

Uji U Mann Whithney Posttest kelas kontrol dan eksperimen 0,000 Ho hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol

Uji U Mann Whithney merupakan uji non

parametrik yang bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa siswa yang diajarkan

(6)

93

dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan Media

question card dengan siswa yang

diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.Nilai signifikansi pada uji U

Mann Whithney sebesar 0,00 yang lebih

kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa antara siswa yang diajarkan dengan

penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berbantuan Media

question card dengan siswa yang

diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.

C. Perbedaan Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

1. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

a. Kegiatan Pendahuluan

Pada tahap pembukaan guru

mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk berdoa serta mengabsensi. Kemudian guru menyampaikan sub

materi yang akan dipelajari dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Kemudian guru

memberikan pretest sebelum menjelaskan

materi yang akan disampaikan,

pemberian pretest yang terdiri atas 2 soal esay.Pemberian saol pretest digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum mempelajari sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi serta memotivasi siswa agar fokus dalam pembelajaran dengan caramemberikan

apersepsi berupa mengingatkan

kembalitentang materi yang sebelumnya. b. Kegiatan Inti

Adapun tahap-tahap dalam kegiatan

inti yaitu, tahap eksplorasi guru

menjelaskan materi pelajaran yang

pertama menjelaskan teori hibridisasi, siswa dapat mendefinisikan konsep teori

hibridisasi dan menjelaskan orbital

hibrida berdasarkan teori hibridisasi, yang kedua siswa dapat menentukan bentuk molekul senyawa berdasarkan teori hibridisasi dimana siswa dapat menggambarkan diagram orbital dari orbital hibrida dengan tingkat energi

rendah ke tingkat energi yang

setingkat/setara dan siswa dapat

menentukan bentuk molekul dari suatu senyawa dan memberikan contoh soal melalui papan tulis sambil sesekali bertanya kepada siswa.

Pada tahap elaborasi guru

memberikan contoh soal yang

disampaikan melalui power point,

sebagian besar siswa tidak

memperhatikan, namun dua siswa yang duduk di depan memperhatikan apa yang dijelaskan guru di depan. Saat diberikan kesempatan untuk bertanya hanya satu orang siswa yang duduk di depan bertanya kepada guru.

Pada tahap konfirmasi, guru dan siswa membahas soal yang dikerjakan di papan tulis. Guru bertanya kepada siswa apakah ada siswa yang memiliki jawaban yang berbeda dengan soal nomor satu yang dikerjakan di papan tulis.

c. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru

memberikan soal posttest sebanyak 2 soal dalam bentuk essay yang tersebut terdiri dari aspek C1 dan C3. Pemberian soal

posttest ini bertujuan untuk melihat

kemampuan akhir siswa setelah

mempelajari sub materi bentuk molekul

berdasarkan teori hibridisasi. Guru

meminta salah satu siswa untuk

(7)

94

dipelajarinya. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa sebelum pelajaran ditutup, kemudian guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucapkan

salam.

2. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

a. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan

peneliti untuk membuka proses

pembelajaran dengan mengucapkan

salam yang dilanjutkan dengan berdoa bersama dan mengabsensi kehadiran siswa. Selanjutnya memberikan soal pretest yang terdiri atas 2 soal. Pada

kegiatan pendahuluan terdapat fase

pertama model pembelajaran kooperatif tipe TTW yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan

memotivasi siswa. Motivasi yang

diberikan kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memberikan

apersepsi berupa mengingatkan

kembalitentang materi yang sebelumnya.

Pada fase ini siswa terlihat

memperhatikan dan mendengarkan

peneliti, hal ini terlihat dari peran siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan.

b. Kegiatan inti

Fase kedua yaitu menyajikan

informasi berupa menjelaskan sub materi

bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi. Fase ketiga yaitu

mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar. Pada fase ini siswa dibagi 12 question card yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa dan siswa membaca masalah yang ada di question card (Think), kemudian dibagi ke dalam enam kelompok yaitu

kelompok 1,2,3,4,5 dan 6. Kelompok 1 terdiri dari 5 siswa dan masing-masing kelompok 2,3,4,5dan 6 juga terdiri dari 5 siswa, setelah dibagi kelompok masing-masing siswa berkumpul dengan teman satu kelompoknya dan menyusun tempat duduknya agar dapat melihat kelompok lain di kiri kanannya dan siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan satu kelompoknya (Talk).

Fase keempat yaitu membimbing kelompok belajar dan berdiskusi.Masing-masing kelompok telah mendapatkan 2 buah question card dan mendiskusikan

question card tersebut dengan jawaban

benar dengan alokasi waktu 15 menit. Pada saat melakukan diskusi, masing-masing kelompok bersemangat dalam mengerjakan kartu soal dengan serius (Write). Fase kelima yaitu evaluasi

dengan memberikan soal posttest

sebanyak 2 soal dalam bentuk essay yang terdiri dari aspek C1 dan C3. Fase

keenam yaitu memberikan

penghargaanberupa hadiah kepada

kelompok yang telah mengerjakan soal diskusi dengan tepat dan cepat.

c. Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang sub materi

bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi yang telah disampaikan

dengan cara menunjuk 2 siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah 2 siswa memberikan kesimpulan, guru mengakhiri proses pembelajaran dengan

membimbing siswa berdoa dan

mengucapkan salam.

Keefektifan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga dapat melatih kemampuan siswa dalam

(8)

95

berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompok dalam hal menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang terkait dengan materi pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja namun siswa dituntut untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan pembelajaran.Menurut Suyatno (2009:66) model pembelajaran TTW adalah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir dengan bahasa bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi. Pembelajaran kooperatif tipe TTW ini akan mendorong siswa aktif dalam pembelajaran dan aktif dalam kelompoknya

D. Efektivitas Model

Pembelajaran TTW Berbantuan Media Question Card Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Nilai Effect Size (ES) juga dihitung

untuk melihat efektivitas model

pembelajran kooeperatif tipe TTW

berbantuan question card terhadap hasil belajar siswa.Hasil perhitungan U

Mann-Whithney pada taraf nyata (α = 5%)

dengan nilai effect size = 1,06 kemudian

dibandingkan dengan perbandingan Ztabel

= 0,8554. Model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question

card memberikan efektivitas peningkatan

hasil belajar siswa yang lebih baik pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Sehingga hasil effect size diperoleh berada pada kriteria ES > 0,8 yang berarti peningkatan hasil belajarnya tinggi yaitu 1,06 dengan besarnya persentase efektivitas dari model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card adalah sebesar 85,54%.

Penelitian tentang penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question card pada sub materi bentuk molekul berdasarkan teori

hibridisasi menunjukkan peningkatan

hasil belajar. Hasil penelitian ini lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Irmayati (2014) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan effect size yang berada pada kriteria 0,2 < ES < 0,8 yang berarti peningkatan hasil belajarnya sedang yaitu 0,51.

Hasil penelitian ini lebih tinggi dikarenakan adanya penggunaan media dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW sehingga dalam penelitian ini dapat menjadi perbedaan hasil dengan penelitian Irmayati (2014). Menurut Rahadi (2003), media adalah

berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat

meningkatkan minat siswa belajar. Media

question card merupakan media kartu

yang terbuat dari kertas jasmine

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10cm x 10cm yang di dalam tiap-tiap kartu terdapat soal-soal. Media question

card dalam penelitian ini digunakan pada

saat sebelum membentuk kelompok

melakukan diskusi, sehingga dapat

memudahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil data yang

diperoleh dari pretest dan posttest siswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(9)

96

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan

penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TTW berbantuan media question card dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan

metode ceramah pada sub

materibentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi dengan nilai rata-rata

pretest sebesar 31, 46 dan nilai

rata-rata posttest sebesar 66,58.

2. Terdapat peningkatan terhadap hasil belajar antara siswa yang diajarkan

dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan media question card

dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah pada sub materi bentuk molekulberdasarkan teori hibridisasi. Nilaieffect sizeyang diperoleh berada pada kategori tinggi yaitu 1,06 kemudian dibandingkan dengan tabel Z yaitu 0,8554 sehingga diperoleh persentase efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TTW

berbantuan media question card

terhadaphasil belajar siswa sebesar 85,54%.

SARAN

Model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media question

card dapat meningkatkan hasil belajar

siswa maka diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran ini pada materi yang lain dalam pembelajaran kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, K.M. (2015). Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT)

dan Tipe Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Kognitif Kimia Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Bawang Banjarnegara.

Skripsi. Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga: Yogyakarta. Effendy. (2010). Teori VSPR, Kepolaran,

dan Gaya Antarmolekul (Edisi 3).

Malang: Bayumedia Publishing.

Harjanto. (2005). Perencanaan

Pengajaran. Jakarta : Rineka

Cipta.

Qurniawati, A., Sugiharto, dan Saputro,

A.N.C. (2013). Efektivitas

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Media Kartu Pintar dan Kartu Soal terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X Semester Genap SMA Negeri 8 Surakarta.

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 5

(3): 166-167.

Aristi, R. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ristiyani, E dan Bahriah, E.S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia

Siswa di SMAN X Kota

Tanggerang Selatan. Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran IPA

(10)

97

Rizkiyati, R.A. (2012). Keefektifan

Pembelajaran Menggunakan

Metode Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil Belajar Siswa Kimia Peserta Didik pada Materi Koloid Kelas XI IPA MAN II Yogyakarta Semester 2. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

Suyatno. (2009). Menjelajah

Pembelajaran Inovatif. Masmedia

Buana Pustaka. Sidoarjo.

Trianto. (2011). Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

ROYKHATUL MUFIDAH NIM.. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa pada mata

Prosesi pernikahan masyarakat Kudus nonsamin pada umumnya yang membedakan dengan warga Samin Kudus berupa jika warga Samin tanpa pengeras suara, tanpa musik pengiring acara,

Hasil Penelitian menunjukan; (1) Kinerja perbankan BRI pada aspek permodalan dan aspek kualitas manajemen berada dalam kategori sehat; aspek rentabilitas dan aspek

Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui hasil signifikansinya adalah sebesar 0.000000 &lt; 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 01 ditolak dan H a1 diterima yang berarti variabel

Selain kualitas sumber daya manusia, sistem pengendalian internal, komitmen organisasi, good governance, pemanfaatan SIA, juga diperlukan agar semua kegiatan dalam

Meskipun bersifat indikatif, analisis ini menunjukkan bahwa penurunan yang terjadi dalam belanja rumah tangga per siswa relatif kecil, khususnya untuk tingkat sekolah dasar,

Barang siapa menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu, memberikan kesempatan, menganjurkan, memberikan kemudahan, memaksa, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan

Setiap pengemudi kendaraan bermotor pada saat menjalankan / mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tidak diijinkan melebihi kecepatan maksimum sebagaimana yang