• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Praktik Terbaik DBE 2: Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Praktik Terbaik DBE 2: Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

(2) Panduan Praktik Terbaik DBE 2: Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi.

(3) Daftar Isi 1.. Pendahuluan. 1. 2.. Deskripsi Program. 3. Pertama : Pelatihan Pembelajaran Aktif di Sekolah (ALIS) Kedua : Pelatihan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (ALIHE) Ketiga : Implementasi dan Supervisi pembelajaran aktif di Perkuliahan Keempat : Penilaian Portofolio Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi. 6 8 10 12. 3.. Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan Supervisi 2. Lembar Pengamatan 3. Lembar FGD 4. Panduan Penilaian Portofolio 5. Daftar Fasilitator. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education. 15 18 22 25 62.

(4) 1. Pendahuluan Latar Belakang Dalam rangka membantu pemerintah meningkatkan mutu pembelajaran di pendidikan dasar di Indonesia, sejak tahun 2005 lalu Decentralize Basic Education 2 (DBE2) telah bermitra dengan 14 Perguruan Tinggi di 7 propinsi binaan untuk merancang, mengembangkan paket-paket pelatihan dan melaksanakan pelatihan-pelatihan tersebut. Hingga akhir tahun 2009 sebanyak 1,100 SD/MI dan 24,000 orang guru telah mendapatkan manfaat dari serangkaian pelatihan yang telah dilaksanakan, yang semuanya berasaskan pembelajaran aktif (PAKEM). Sebagai dampak positif dari pelatihan tersebut perguruan tinggi mitra merasakan perlunya para dosen mereka dibekali juga dengan keterampilan pembelajaran aktif tersebut. Untuk itu sejak tahun 2007 yang lalu bersama perguruan tinggi mitra DBE 2 merancang dan mengembangkan program Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi (Active Learning for Higher Education/ ALFHE). Program ini merupakan serangkaian pelatihan untuk pelatih (TOT) tentang Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi. Rangkaian pelatihan dan kegiatan tersebut tergambarkan dalam diagram di bawah yang meliputi empat kegiatan utama, yaitu : Pertama, pelatihan Pembelajaran Aktif di Sekolah (Active Learning in School/ ALIS), kedua, pelatihan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (Active Learning in Higher Education/ALIHE), ketiga, Implementasi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi dan keempat adalah Penilaian Portofolio Peserta. Setelah diujicobakan di tiga perguruan tinggi di Nangroe Aceh Darussalam (UNSYIAH, IAIN ArRaniry dan Universitas Muhammadiyah) dan di Universitas Cenderawasih, Papua pada tahun 2008, program tersebut kemudian diadopsi oleh 10 perguruan tinggi mitra DBE 2 lainnya 6 provinsi di Indonesia (Sumatera Utara, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan) pada tahun 2009. Manfaat program ALFHE untuk meningkatkan mutu perkuliahan di perguruan tinggi nampaknya telah menarik perhatian perguruan tinggi–perguruan tinggi lain non-mitra DBE 2 baik di wilayah Indonesia Barat, Timur maupun Tengah. Sesuai dengan permintaan, pada tahun 2010 DBE 2 telah memperluas kerjasama dengan 41 PTN dan PTS di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Kerangka Acuan Kerjasama penyebarluasan ALFHE telah ditanda tangani baik dengan Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri wilayah Barat (BKS-PTN Barat) dan Konsorsium PerguruanTinggi Negeri kawasan timur Indonesia (KPTN-KTI) maupun dengan para rektornya termasuk 9 perguruan tinggi di provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dan 1 perguruan tinggi di DKI Jakarta. Kerjasama dalam program ALFHE ini tidak terbatas dengan PT penghasil guru tetapi telah meluas pula ke PT lain bukan penghasil guru karena dari 41 PT tersebut sebanyak 18 PTN adalah PT non-kependidikan. Sebagai bagian dari kerjasama ini telah dilaksanakan seminar nasional ALFHE di Dikti, Jakarta, pada 5-6 Juli 2010. Keseluruhan peserta yang berhasil sebagai memperoleh seritifikat sebagai fasilitator atau yang disebut sebagai champion berjumlah 334 orang. Mereka berasal dari 55 PT di Indonesia baik negeri maupun swasta, pendidikan maupun non pendidikan, agama maupun umum yang tersebar di. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 1.

(5) 20 provinsi. Selanjutnya setiap PT mitra telah dan akan melaksanakan rollout program ALFHE di PT nya masing-masing dengan peserta berjumlah minimal 40 orang. Bahkan saat ini pelaksanaan rollout di beberapa PT tersebut telah berlangsung 2-3 kali ( UNSYIAH dan UNS) dengan jumlah peserta yang lebih besar. Apabila roll-out kegiatan dapat berlangsung seperti direncanakan, pada tahun 2011 nanti dosen yang mendapat pelatihan ALFHE akan berjumlah kurang lebih 2.320 orang. Peningkatan mutu pembelajaran di perguruan tinggi sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional (KemenDikNas) 2010 -2014 yang berkaitan dengan peningkatan mutu lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Hal ini merupakan penerapan dari UU RI No. 14 tahun 2005 yang berkaitan dengan ketersediaan guru yang kompeten dan kaitannya dengan ketersediaan PT penghasil guru yang berkualitas. Untuk mendukung peningkatan mutu lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas, salah satu aspek penting adalah penyediaan dosen yang berkompeten. Buku Panduan ini disusun sebagai acuan bagi perguruan tinggi maupun instansi terkait yang berminat mendidik tenaga pengajarnya menjadi pelatih ALFHE melalui pelatihan bagi pelatih (training of trainer/ TOT) maupun melatih para pengajarnya untuk dapat menerapkan ALFHE dalam perkuliahan mereka sehari-hari, dengan tetap menjaga standar mutu yang telah ditetapkan. Tujuan Secara keseluruhan program TOT atau pelatihan ALFHE dimaksudkan untuk meningkatkan mutu perkuliahan di perguruan tinggi dengan jalan meningkatkan pemahaman dan keterampilan dasar para dosen tentang pembelajaran aktif dengan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Diharapkan kemampuan ini kelak dapat mereka gunakan dalam merancang dan menerapkan pembelajaran aktif dalam perkuliahan mereka masing-masing maupun di sekolah bagi dosen perguruan tinggi yang berlatar pendidikan. Secara khusus, tujuan pelatihan ini adalah untuk: • mengembangkan kemampuan dosen dalam memahami pembelajaran aktif di sekolah dan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan hasil belajar mahasiswa, • mengimplementasikan teknik-teknik pembelajaran aktif dalam rangka meningkatkan hasil belajar mahasiswa; dan • memperkuat kerjasama antar perguruan tinggi dengan pihak sekolah ( khusus bagi PT pendidikan) Di Indonesia istilah PAKEM sudah lazim dikenal di kalangan PT sejak 1980 an namun penerapannya masih belum optimal. Berbagai pelatihan telah diikuti oleh para dosen namun hingga saat ini masih jarang ditemukan perkuliahan yang menerapkan pendekatan ini. Kendala yang dihadapi adalah pada umumnya dosen belum merasa siap untuk menerapkan PAKEM karena mereka lebih banyak memperoleh pengetahuan dan bukan praktek menerapkan pembelajaran aktif yang efektif di perkuliahan.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 2.

(6) Berbagai penelitian di perguruan tinggi telah membuktikan bahwa penerapan pembelajaran aktif dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi mahasiswa secara utuh. Melalui penerapan pembelajaran aktif diharapkan dosen dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar mahasiswa seperti auditory, visual, tactile, kinesthetic & tactile-kinesthetic (Gregory & Chapman, 2007), melalui pengunaan media pembelajaran audiovisual, lakonan, simulasi, demontrasi dan lain-lain. Selain itu pembelajaran aktif dapat pula melatih mahasiswa berpikir tingkat tinggi (high order thinking) melalui latihan menganalisis kasus, pembelajaran berbasis masalah dan penemuan (Chickering & Gamson, 1987). Collaborative learning yang sering dipraktekkan dalam pembelajaran aktif akan dapat meningkatkan soft skill mahasiswa yang sangat diperlukan dalam dunia kerja (Agustian, 2005). Interaksi sosial melalui diskusi, presentasi, debat dll dalam proses belajar dapat menambah kepercayaan diri (self confidence) mahasiswa terutama dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain sehingga pembelajaran pun menjadi lebih menyenangkan. Berbagai kompetensi profesional yang dapat diperoleh oleh para mahasiswa melalui pembelajaran aktif tersebut merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh lulusan perguruan tinggi di abad 21 ini. Persaingan di pasar kerja menyebabkan mereka memerlukan kompetensi profesional ini. 2. Deskripsi Program Program Pelatihan Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi (ALFHE) merupakan serangkaian pelatihan dan kegiatan yang diberikan kepada dosen perguruan tinggi yang berlatar belakang pendidikan maupun yang umum. Rangkaian ini tertuang di dalam diagram 1 yang terdiri dari empat kegiatan utama, yaitu : Pertama adalah kegiatan pelatihan yang bertema Pembelajaran Aktif di Sekolah, kedua adalah kegiatan pelatihan yang bertema Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, ketiga adalah kegiatan Implementasi dan Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi dan keempat adalah Penilaian Portofolio. Agar terjadi percepatan dalam penyebarluasan pemahaman dan keterampilan ini, para peserta yang berhasil memperoleh sertifikat sangat kompeten dan kompeten akan menjadi fasilitator dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menyelenggarakan program yang sama di perguruan tingginya masing-masing. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan roll-out. Diharapkan hasil pelaksanaan roll-out ini akan menjadi program perguruan tinggi yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 3.

(7) Bagan 1 Program Pelatihan Pembelajaran Aktif untuk Perguruan Tinggi (ALFHE) Pelatihan ini bersifat aktif di mana peserta menjadi pusat orientasi pelatihan, aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan, sikap dan keterampilan barunya berdasar pengalamannya melalui cara berbuat. Dalam pelatihan para fasilitator mempersiapkan diri dengan berbagai games dan ice breaker untuk membuat suasana menyenangkan, membangkitkan dan meningkatkan motivasi peserta serta membuat peserta merasa rileks. Kondisi santai dan menyenangkan merupakan suasana kelas yang perlu menjadi perhatian para fasilitator agar peserta mampu meningkatkan kemampuan mereka secara optimal. Pemberian games dan ice breaker perlu disesuaikan dengan tujuan dari sesi yang akan disampaikan, dan diberikan di awal kegiatan setelah istirahat terutama setelah makan siang. Pelatihan ini memerlukan minimal 3 – 5 orang fasilitator untuk peserta sebanyak 40 – 50 orang. Pendampingan merupakan aspek penting selama pelatihan ALFHE untuk dilaksanakan. Jurnal sebagai refleksi kegiatan pelatihan merupakan aspek penting yang perlu dilaksanakan selama pelatihan ini berlangsung dan setiap hari harus dibahas oleh fasilitator dalam diskusi interaktif bersama peserta.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 4.

(8) Sasaran Peserta Pelatihan ALFHE ini diperuntukkan semua dosen dari fakultas dan jurusan apa pun juga. Namun untuk fakultas non kependidikan, peserta tidak perlu mempelajari semua materi ALIS. Untuk kepentingan TOT, perlu ada seleksi peserta mengingat mereka akan dijadikan fasilitator yang nantinya memberikan pelatihan ALFHE. Dalam hal ini, diperlukan persyaratan dalam pemilihan peserta. Adapun persyaratan sebagai peserta adalah sebagai berikut : 1. memiliki minat yang sangat tinggi terhadap pembelajaran aktif/pembelajaran inovatif; 2. memiliki komitmen yang tinggi untuk menjadi “Agen Perubahan dan Pembaharu” di perguruan tingginya; 3. mewakili PGSD dan Non PGSD dari beragam bidang studi (IPA, IPS, Bahasa, Seni, Humaniora); 4. salah satu peserta merupakan Anggota Lembaga Penjaminan Mutu / Lembaga P3AI; 5. mewakili jender secara proporsional; 6. memiliki jabatan atau kepribadian yang berpengaruh untuk mensosialisasikan Paket Pelatihan ALFHE; 7. bersedia mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam seluruh Paket Pelatihan ALFHE dengan menandatangani surat kesediaan yang diketahui oleh rektor; 8. bersedia melaksanakan roll out seluruh paket ALFHE di PT ybs.; 9. memperoleh surat tugas dari rektor sebagai Fasilitator Inti dari PT terkait;dan 10. mewakili dosen pengampu PPL atau micro teaching (bagi PT pendidikan). Pemberian Sertifikat dan Jumlah jam pelatihan Setiap peserta akan menerima sertifikat kehadiran dan sertifikat sebagai fasilitator TOT ALFHE. Sertifikat kehadiran diberikan untuk dua kegiatan pelatihan ALIS dan ALIHE. Setiap sertifikat mencantumkan jumlah jam pelatihan. Sementara sertifikat sebagai peserta nasional diberikan setelah peserta menyelesaikan implementasi dan supervisi pembelajaran aktif di perkuliahan masing-masing dan penilaian Portofolio dengan predikat sangat kompeten atau kompeten. Bagi peserta yang telah menyelesaikan implementasi di perkuliahan tetapi hasil penilaian portofolionya tergolong belum kompeten tidak akan menerima sertifikat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas program. Program pelatihan ini berbobot 224 jam dengan rincian setiap pelatihan dan kegiatan sebagai berikut : NO. KUNJUNGAN/ PELATIHAN/ PENDAMPINGAN. JML JAM. JML HARI. 1. Pelatihan Pembelajaran Aktif di Sekolah /ALIS. 45 Jam. 5 Hari. 2. Pelatihan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi/ ALIHE. 45 Jam. 5 Hari. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 5.

(9) NO 3. KUNJUNGAN/ PELATIHAN/ PENDAMPINGAN Implementasi & Supervisi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. JML JAM. JML HARI. 56 Jam. 8 Hari. • Supervisi sejawat (2 x) • Supervisi Fasilitator/DBE2 Jakarta (1 x) • Supervisi Fasilitator – sejawat back up (1x) • Focus Group Discussion (Refleksi Mahasiswa) 4. Penilaian Portofolio. 140 Jam. 15 Hari. Jumlah. 286 Jam. 33 Hari. Rangkaian pelatihan dan kegiatan dalam program ALFHE dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut : Pertama : Pelatihan Pembelajaran Aktif di Sekolah (ALIS) Pelatihan Pembelajaran Aktif di Sekolah (ALIS) merupakan kegiatan pertama dari rangkaian progrom ALFHE. Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari yang terdiri atas 4 hari kegiatan pelatihan dan 1 hari kunjungan sekolah. Keseluruhan jam yang digunakan adalah 40 jam tatap muka dan 5 jam kerja mandiri sehingga keseluruhan jam pelatihan berjumlah 45 jam. Bagi peserta yang dapat menyelesaikan keikutsertaannya secara penuh akan diberi sertifikat yang di bagian belakangnya dicantumkan jumlah jam pelatihannya. Aspek penting dari keberhasilan PT adalah diterimanya lulusan mereka di pasar kerja dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan. Bagi PT yang berlatar belakang pendidikan, keberhasilannya adalah diterimanya lulusan mereka bekerja sebagai guru yang memiliki kompetensi profesional yang sesuai dengan kebutuhan sekolah saat ini dan mendatang. Bagi PT yang berlatar belakang bukan pendidikan, gambaran pembelajaran di sekolah khususnya tingkat SMU atau pendidikan yang sederajat merupakan hal penting sebagai gambaran awal kondisi para mahasiswa baru yang akan belajar di PT ybs. Hal ini diperlukan mengingat pembelajaran di PT merupakan kelanjutan dari pendidikan di jenjang sebelumnya. Bahkan bagi PT berlatar pendidikan, sekolah merupakan komponen penting yang berperan dalam proses pembelajaran di PT. Dalam sertifikasi dosen kompetensi mengajar di sekolah menjadi salah satu aspek yang perlu dimiliki oleh para dosen di PT yang berlatar pendidikan. Sementara kenyataan di lapangan menunjukkan seringkali terjadi penolakan oleh pihak sekolah (khususnya yang telah menerapkan pembelajaran aktif) terhadap para calon guru dalam melaksanakan Program Kerja Lapangan (PPL) di sekolah. Alasan mereka adalah para calon guru bahkan dosen pembinanya dinilai kurang menguasai kompetensi pembelajaran aktif di sekolah. Berdasarkan kebutuhan tersebut maka dipandang perlu adanya hubungan yang nyata antara sekolah dan PT yang berkaitan dengan proses dan produk pendidikan. Oleh karenanya dalam pelatihan ALIS di dalamnya tercakup sesi ‘kunjungan sekolah’.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 6.

(10) Hubungan ini sangat penting khususnya bagi PT berlatar pendidikan karena mereka mendapat kewenangan dalam mensertifikasi guru untuk memenuhi kebijakan dalam UU RI Nomor 14 tahun 2005 yang mengharuskan ketersediaan LPTK sebagai lembaga yang bertugas menghasilkan calon tenaga kependidikan dan menyelenggarakan sertifikasi pendidik. Pelatihan ALIS bertujuan membantu para dosen untuk memahami proses pendidikan di sekolah dengan cara melakukannya. Melalui pelatihan ini, diharapkan para dosen mampu: 1. mengembangkan pemahaman dan keterampilan tentang teknik-teknik pembelajaran PAKEM di sekolah, 2. memiliki kompetensi sebagai fasilitator ALFHE melalui belajar sambil berbuat, 3. mengimplementasikan teknik-teknik pembelajaran aktif dalam rangka meningkatkan hasil belajar para mahasiswa, dan 4. memperkuat hubungan kerja PT dengan sekolah. Dalam kunjungan sekolah para peserta diharapkan mampu memperoleh data tentang proses pembelajaran di sekolah, menganalisis kondisi pembelajaran di sekolah, dan mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang ada di sana. Hasil pengamatan ini kemudian akan dianalisis oleh peserta untuk digunakan sebagai bahan diskusi dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Hasil diskusi kemudian di presentasikan dalam pleno. Setiap peserta wajib membuat dan menyerahkan laporan kunjungan sekolah secara personal dan kelompok. Peserta mengembangkan silabus yang berbasis PAKEM dari mata pelajaran yang berkaitan dengan bidang ilmu masing-masing dan mengembangkan RPP untuk 1 pertemuan. Keseluruhan hasil pelatihan pertama ini merupakan bagian dari dokumen portofolio pembelajaran yang perlu disusun oleh setiap peserta di kegiatan akhir program dan hasilnya akan menentukan kelulusan mereka dalam program ini. Pelatihan ALIS, sebagai pelatihan dasar dalam pembelajaran aktif yang berkait dengan sekolah, merupakan prasyarat untuk mengikuti pelatihan berikutnya yaitu ALIHE (Active Learning in Higher Education). Peserta yang tidak menyelesaikan pelatihan ALIS tidak diperkenankan untuk mengikuti pelatihan ALIHE. Bagi PT non pendidikan, pelatihan ALIS tetap diperlukan dengan memilih mata sesi yang penting dan merupakan dasar bagi pelatihan ALIHE. Pemilihan mata sesi ini juga ditentukan oleh kompetensi dasar dari dosen peserta. Guru yang memiliki kompetensi mengajar yang tinggi perlu dipilih untuk menjadi fasilitator dalam pelatihan ALIS agar mereka mampu memberikan gambaran pembelajaran yang sebenarnya di sekolah kepada para peserta pelatihan. Hal ini berdampak sangat positif bagi kedua pihak: para guru makin percaya diri karena dapat memfasilitasi dosen sementara dosen dapat belajar tentang pembelajaran aktif di sekolah langsung dari guru. Kerjasama dan rasa saling percaya yang tumbuh antara guru dan dosen merupakan hal sangat penting khususnya bagi PT berlatar pendidikan. Proses pembelajaran mahasiswa dari PT pendidikan dapat didukung secara optimal melalui kerjasama yang sangat positif antara guru dan dosen seperti ini.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education. 7.

(11) Materi Pelatihan ALIS Keseluruhan materi yang diberikan dalam pelatihan ALIS ini meliputi : No. Topik. 1. Pembukaan (Gambaran pelatihan ALFHE dan ALIS ). 2. Tujuan, Harapan dan Kontrak Belajar. 3. Apa dan Mengapa PAKEM. 4. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Media dan Sumber Belajar. 5. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran Aktif. 6. Apa dan Mengapa Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan. 7. Merancang Pembelajaran Terpadu. 8. Penataan Kelas Bernuansa PAKEM. 9. Pengembangan Silabus. 10. Penilaian Berbasis Kelas. 11. Pengembangan RPP. 12. Simulasi dan Refleksi Pembelajaran Aktif. 13. Pembahasan jurnal dan refleksi harian. 14. Simulasi Pembelajaran Aktif dan Refleksi. 15. Rencana Kunjungan Sekolah. 16. Kunjungan Sekolah. 17. Fokus Group Discussion (FGD) dan Presentasi Hasil Kunjungan Sekolah. 18. Penutupan (Kesiapan untuk pelatihan ALIHE). Kedua : Pelatihan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (ALIHE) Pelatihan ALIHE merupakan pelatihan kedua dari rangkaian program ALFHE. Hanya peserta yang telah menyelesaikan pelatihan ALIS secara penuh yang dapat mengikuti pelatihan ALIHE. Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan jumlah jam pelatihan sebesar 40 jam tatap muka dan 5 jam kerja mandiri sehingga keseluruhan jam pelatihan berjumlah 45 jam. Peserta yang telah mengikuti pelatihan secara penuh akan diberi sertifikat yang di bagian belakangnya dicantumkan jumlah jam pelatihannya. Peserta dari perguruan tinggi berlatar pendidikan diharapkan dapat memberikan contoh langsung kepada mahasiswa sebagai calon guru maupun guru yang sedang belajar di universitas yang bersangkutan. Sedangkan peserta dari perguruan tinggi non pendidikan, diharapkan mampu merancang dan menerapkan pembelajaran aktif di mata kuliah yang mereka ampu serta mensupervisi teman sejawat dalam menerapkan pembelajaran aktif di perguruan tinggi.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 8.

(12) Pengamatan terhadap pembelajaran aktif di sekolah yang dilakukan pada kegiatan kunjungan sekolah (ALIS) yang meliputi perencanaan, kegiatan pembelajaran, manajemen kelas, dan penilaian setelah dianalisis, hasilnya akan dibahas dan digunakan pada pelatihan ALIHE untuk peningkatan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi. Penyelenggaraan ALIHE sama dengan ALIS yaitu menerapkan prinsip pembelajaran aktif. Berbeda dengan pelatihan ALIS, pada pelatihan ALIHE seluruh fasilitator berasal dari perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan pelatihan ALIHE, diharapkan peserta mampu: a. merancang pembelajaran aktif di perkuliahan yang diampu, b. mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran aktif berdasarkan konteks kehidupan nyata pada mata kuliah yang diampu, c. menciptakan atmosfir belajar dan perkuliahan sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan serta menantang sehingga terbangun komunikasi multi arah antar dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa serta mahasiswa dengan sumber belajar lain, dan d. menilai mahasiswa sesuai dengan kompetensi melalui penilaian otentik. Materi Pelatihan ALIHE Keseluruhan materi pada pelatihan ALIHE adalah sebagai berikut : No 1. Topik Pembukaan (Gambaran pelatihan ALIHE dan Implementasi PAKEM Di Perkuliahan ). 2. Tujuan, Harapan dan Kontrak Belajar. 3. Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. 4. Berpikir Tinggi di Perguruan Tinggi. 5. Model dan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. 6. Media Pembelajaran berbasis ICT. 7. Pengembangan Silabus Perguruan Tinggi. 8. Penilaian Otentik. 9. Penilaian ‘Portofolio Pembelajaran’ di Perguruan Tinggi. 10. Pengembangan Satuan Acara Perkuliahan (SAP). 11. Demonstrasi Pembelajaran dan Supervisi/pendampingan. 12. Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Refleksi. 13. Pembahasan Jurnal Harian dan refleksi. 14. Evaluasi Pelatihan. 15. Penutupan (Kesiapan untuk implementasi dan supervise pembelajaran aktif di Perkuliahan). Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 9.

(13) Setelah menyelesaikan pelatihan ALIHE, setiap peserta wajib membuat dan menyerahkan silabus yang berbasis PAKEM pada perkuliahan yang diampu dan mengembangkan SAP serta perangkatnya yang berbasis PAKEM dari perkuliahan yang diampu sebanyak 4 kali pertemuan. Keseluruhan hasil pelatihan kedua ini juga merupakan bagian dari dokumen portofolio pembelajaran yang perlu disusun oleh setiap peserta di kegiatan akhir program dan hasilnya akan menentukan kelulusan mereka dalam program ini. Ketiga : Implementasi dan Supervisi pembelajaran aktif di Perkuliahan Kegiatan ketiga dari rangkaian program pelatihan ALFHE ini merupakan wujud kerja dari hasil pelatihan ALIS dan ALIHE yang telah peserta selesaikan. Pengalaman melaksanakan pembelajaran aktif di perguruan tinggi merupakan hal penting untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan keterampilan dalam pembelajaran aktif di perguruan tinggi. Untuk itu diperlukan pendampingan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian untuk menjamin mutu pembelajaran aktif dan keberlanjutannya di perguruan tinggi. Oleh karenanya pendampingan merupakan aspek penting dalam pelatihan ALFHE. Setelah melaksanakan kegiatan ini peserta diharapkan mampu : a. menerapkan rancangan pembelajaran aktif (silabus dan SAP sebanyak 4 pertemuan), dan b. melakukan supervisi/ pendampingan sejawat untuk memperbaiki proses pembelajaran di perguruan tinggi sebanyak minimal 2 kali kunjungan. Kegiatan supervisi/ pendampingan bukanlah untuk mencari kelemahan rekan sejawat dalam pembelajaran melainkan untuk membantu mereka dalam memecahkan permasalahan dan kesulitan yang mereka hadapi serta memberikan penguatan atas hal-hal positif yang telah mereka miliki. Proses pemberian bantuan dan penguatan kepada rekan sejawat ini dilakukan dengan prinsip egaliter. Supervisi (klinis) pada dasarnya merupakan pembinaan performansi dosen dalam mengelola proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini supervisi dilakukan oleh rekan sejawat selama 2 kali dan 1 kali oleh fasilitator. Diharapkan melalui supervisi sejawat, pendampingan menjadi bersifat lebih cair dan terbuka. Pada bagan di bawah ini digambarkan pelaksanaan pembelajaran dan supervisi/ pendampingan :. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 10.

(14) Tabel 1 Kegiatan Implementasi dan Supervisi Sejawat No. Peserta/ Dosen. Mengajar. Supervisi/ pendampingan. 1. 2. 1. 2. 1. A. v. v. B. C. 2. B. v. v. C. D. 3. C. v. v. D. E. 4. D. v. v. E. A. 5. E. v. v. A. B. Catatan.  Putaran pendampingan atau mengajar dapat diubah sesuai kebutuhan  Sebaiknya menghindari pendampingan berpasangan karena dapat menimbulkan kondisi yang kurang profesional.  Supervisi fasilitator dilakukan setelah supervisi sejawat dilakukan minimal 2 kali untuk setiap peserta. Dengan semakin sering melakukan supervisi dan disupervisi, proses pembelajaran akan semakin optimal.. Setelah mengajar dan supervisi sejawat dilaksanakan sebanyak minimal 2 kali, dilanjutkan dengan kegiatan supervisi fasilitator dan refleksi mahasiswa dalam bentuk FGD dengan menggunakan pedoman FGD (Lampiran 1). Kegiatan FGD dihadiri oleh minimal 2 mahasiswa (laki dan perempuan) wakil setiap kelas yang disupervisi. Dalam kegiatan FGD mahasiswa diminta mengisi angket dan kemudian dilakukan FGD. Fasilitator berfungsi sebagai moderator FGD. Selanjutnya fasilitator melakukan diskusi bersama dosen tentang hasil observasi dan FGD yang berkait dengan kelemahan dan kekuatan dosen yang bersangkutan. Pada dasarnya kegiatan ini merupakan refleksi dosen. Keseluruhan kegiatan implementasi dan supervisi ini meliputi : a. Persiapan kunjungan/visitasi ke perkuliahan setiap peserta, b. Pelaksanaan Implementasi dan supervisi, c. Focus Group Discussion bersama mahasiswa sebagai refleksi proses pembelajaran, d. Refleksi Implementasi dan Supervisi Pembelajaran Aktif di perkuliahan Agar kegiatan supervisi berjalan secara profesional dan menghindari faktor subyektivitas, peserta diwajibkan untuk mengikuti prosedur pelaksanaan supervisi dan menggunakan seluruh instrumen yang telah disiapkan DBE2 berupa Lembar observasi PBM di perkuliahan, Panduan FGD mahasiswa, Panduan supervisi (terlampir). Hasil pengamatan di kelas yang dilakukan peserta dan rekan sejawat akan dimasukkan dalam dokumen portofolio. Agar proses pemberian umpan balik berjalan lancar dan tujuan tercapai, perlu dilakukan langkah-langkah yang konstruktif dan produktif, seperti berikut:. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 11.

(15) Langkah-langkah pemberian umpan balik (refleksi) No. Kegiatan. Tujuan. 1. Membangun kemitraan. Mengakrabkan, komunikatif, keterbukaan. 2. Memberikan apresiasi. Meningkatkan motivasi dan percaya diri dosen, Menemukan kekuatan diri. 3. Memberikan kesempatan dosen mengapresiasi dirinya. Mengenali kekuatan diri. 4. Membimbing dosen untuk mengevaluasi dirinya. Mengarahkan dosen untuk menyadari kekurangannya atau hal yang harus diperbaiki. 5. Mengarahkan pada hal yang perlu diperbaiki yang belum disebutkan. Mengarahkan peningkatan kualitas pembelajaran. Jam kegiatan untuk implementasi dan supervisi pembelajaran aktif di perguruan tinggi berjumlah 63 jam yang terdiri atas : tatap muka/mengajar : 32 jam; supervisi sejawat: 16 jam dan kerja mandiri: 15 jam. Berdasarkan pengalaman melaksanakan TOT ALFHE di 55 PT se Indonesia, kegiatan implementasi dan supervisi merupakan kegiatan yang sangat membutuhkan persiapan yang rinci dan matang. Perubahan jam mengajar salah satu dosen dikarenakan tugas lain, akan berpengaruh terhadap penjadwalan kegiatan dari supervisi sejawat dan fasilitator. Oleh karenanya peran aktif dari pihak koordinator dan masing-masing peserta sangat penting. Fasilitator yang akan hadir mensupervisi di perkuliahan perlu disesuaikan ragam bidang studinya dengan kompetensi bidang studi serumpun dan bila memungkinkan sebaiknya dari bidang yang sejenis. Hal ini perlu diperhatikan agar hasil pendampingan menjadi lebih optimal. Keempat :Penilaian Portofolio Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi Kegiatan penilaian portofolio merupakan kegiatan keempat atau terakhir dari program pelatihan ALFHE. Pendekatan penilaian ini dipilih karena memiliki kelebihan dibanding teknik penilaian lain dan dinilai paling tepat dalam menilai proses pembelajaran aktif. Penilaian Portofolio merupakan penilaian otentik, yaitu salah satu bentuk penilaian yang lebih berorientasi pada pengungkapan kompetensi peserta dalam menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan ALFHE. Portofolio merupakan suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat memberi informasi bagi suatu penilaian kinerja peserta secara lebih objektif. Berkas tersebut misalnya berupa pekerjaan sketsa, dokumen, karangan, tulisan, dan gambar yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja yang alamiah dan yang sesungguhnya, bukan dalam lingkungan dan suasana yang dibuat-buat dan dimanipulasi. Portofolio dapat digunakan sebagai bukti belajar, baik pada saat proses belajar-mengajar maupun di luar pembelajaran berlangsung. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan dan kemajuan belajar peserta yang tidak dapat dilihat dari hasil penyajian (tes).. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 12.

(16) Penggunaan penilaian portofolio memiliki berbagai tujuan – di antaranya adalah untuk menampilkan karya terbaik, atau menunjukkan perkembangan kinerja dalam kurun waktu tertentu, atau menunjukkan berbagai prestasi atau kompetensi seseorang. Portofolio pembelajaran aktif di Perguruan Tinggi ini merupakan bentuk penilaian otentik atau nyata terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta setelah mengikuti serangkaian kegiatan dalam program pelatihan ALFHE yang terdiri dari dua kali pelatihan (ALIS dan ALIHE) serta kegiatan Implementasi dan supervisi pembelajaran aktif di perkuliahan . Para fasilitator akan menilai berbagai aspek yang tercantum dalam apa saja yang telah peserta pelajari selama pelatihan dengan cara mengkaji semua dokumen rencana pembelajaran yang telah peserta buat dan gunakan dalam kegiatan mengajar anda sehari-hari seperti silabus, SAP, alat bantu /media belajar, dokumentasi pengelolaan pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa. Portofolio merupakan kumpulan karya dari berbagai tugas yang diberikan. Para dosen akan membuat silabus, SAP, alat bantu belajar, serta pedoman penskoran/ penilaian untuk masing-masing mata kuliah yang diampu. Untuk mata kuliah tersebut, para dosen juga diminta menuliskan refleksi atas pembelajaran dan penilaian yang mereka lakukan, dan juga meminta seorang pengawas atau rekan dosen untuk melakukan pengamatan pada pelajaran yang mereka lakukan dengan mengisi lembar pengamatan yang disediakan. Untuk melengkapi portofolionya, para dosen juga diminta menjelaskan penataan ruang kelas yang mereka lakukan dan alasan mengapa ditata demikian, dan mereka akan meminta rekan sejawat dan fasilitator setempat untuk melakukan penilaian dan memberikan komentar terhadap portofolio mereka. Penilaian portofolio pembelajaran dalam program ini menilai hasil pembelajaran dalam pelatihan ALIS, ALIHE, serta implementasi dan supervisi pembelajaran aktif di perkuliahan. Dokumen yang akan dinilai dicantumkan di dalam daftar dan keseluruhan aspek tersebut dilengkapi dengan rubrik sebagai kriteria penilaian. (Lampiran 2) Hasil penilaian portofolio akan memiliki akurasi yang tinggi karena dilakukan secara berkesinambungan melalui pengumpulan hasil pekerjaan peserta. Dalam penerapan portofolio melibatkan pimpinan unit terkait, mahasiswa, rekan sejawat dan fasilitator dosen, mahasiswa dan pihak terkait lainnya. Oleh karenanya penilaian portofolio dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi dosen, mahasiswa maupun pimpinan jurusan untuk mengetahui kemajuan belajar yang telah dicapai dari waktu ke waktu untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang timbul. Berbeda dengan asesmen lainnya, keterlibatan peserta dalam asesmen portofolio bersifat langsung karena portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan sendiri oleh peserta yang bersangkutan. Pelaksanaan penilaian Portofolio Agar obyektifitas penilaian terjaga dan hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan, maka penilaian portofolio dilakukan sebanyak 2 kali oleh fasilitator yang berbeda. Hasil penilaian yang diperoleh merupakan gabungan dari hasil kedua fasilitator.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 13.

(17) Daftar dokumen untuk portofolio ada pada bagan lembar kegiatan pada sesi ini. Setiap dokumen akan dievaluasi secara terpisah, berdasarkan kriteria yang diuraikan dalam rubrik yang ada. Penilaian masing-masing akan diambil rata-rata dengan kategori penilaian – belum kompeten, kompeten dan sangat kompeten. Kategori kompeten dan sangat kompeten dianggap berhasil. Peserta yang telah menghadiri semua pelatihan dan telah memperoleh nilai berhasil akan diberi sertifikat sementara untuk peserta TOT yang berhasil diberi sertifikat sebagai fasilitator ALFHE. Setelah menyusun portofolio sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan DBE2, peserta diharapkan : a. memiliki kesadaran akan pentingnya penilaian portofolio dalam pelatihan dan pembelajaran, b. memahami penilaian portofolio yang akan diberlakukan sebagai indikator keberhasilan peserta dalam mengikuti pelatihan ALFHE, dan c. memiliki motivasi untuk menerapkan dan melakukan penilaian portofolio untuk keberhasilan kinerjanya.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 14.

(18) Lampiran 1 : Prosedur Pelaksanaan Supervisi atau Pendampingan No. Kegiatan. Keterangan. Sebelum Visitasi 1. Melakukan pengecekan ulang jadwal visitasi yang sudah disepakati dengan universitas ybs kepada UCP (University Contact Person). 2. Membawa surat identitas sebagai fasilitator resmi. 3. Membawa format pendampingan ALFHE yang sudah ditetapkan • Lembar Pengamatan KBM • Langkah2 Pemberian Umpan Balik • Lembar Focus Group Discussion (FGD) • Format RTL. 4. Menjaga hubungan baik dengan para dosen peserta, pimpinan universitas dalam lingkup profesional. Selama Visitasi 5. Melakukan pertemuan sebelum dan sesudah melakukan pendampingan dengan pimpinan universitas (Rektor atau PR1) untuk : • minta izin melakukan visitasi di PT tsb • melakukan pengecekan pelaksanaan penyebarluasan pelatihan ALFHE di PT tsb atau pelaksanaan ALFHE di perkuliahan • membawa rencana tindak lanjut PT ybs dalam penyebarluasan pelatihan dan kegiatan lain yang dirancang di universitas tsb yang sudah disetujui oleh Rektor • Memberikan gambaran umum terhadap hasil yang diperoleh berdasarkan observasi dan pendampingan terhadap peserta dari PT ybs. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 15.

(19) No. Kegiatan. 6. Melakukan pendampingan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas ALFHE berdasarkan ketentuan dan format yang telah disepakati . Memasukkan hasil pendampingan ke dalam odner masing-masing peserta/dosen • Mengadakan pertemuan sebelum proses KBM untuk meminta SAP 4 pertemuan • Melakukan pengamatan KBM • Memberikan pembimbingan dan pemberian umpan balik (refleksi). 7. Melakukan fokus group discussion (FGD) dengan pedoman yang telah ditentukan oleh DBE2 Jakarta dengan mengundang 2-3 mahasiswa dari setiap kelas peserta. • Membuat daftar hadir peserta FGD • Peserta FGD adalah 2-3 wakil mahasiswa dari setiap dosen peserta ALFHE • Mahasiswa mengisi lembar isian FGD • Fasilitator melakukan konfirmasi lisan untuk memastikan kejelasan jawaban dari tiap butir pertanyaan. • Dalam FGD fasilitator berperan sebagai moderator dan motivator dalam kegiatan diskusi antara peserta FGD berlangsung. Topik2 pembicaraan yang dilontarkan moderator sesuai dengan lembar isian FGD • Selama diskusi berlangsung, fasilitator mencatat atau merekam dan selanjutnya fasilitator merangkum hasil FGD • Memberikan hasil FGD sebagai masukan berupa penguatan hasil pembelajaran. 8. Melakukan pendampingan terhadap dosen : • Memberikan penguatan hasil observasi secara keseluruhan • Memeriksa kelengkapan dokumen portofolio dari ke 5 dosen peserta. 9. Mengumpulkan dan membawa dokumen portofolio untuk dinilai. Keterangan. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 16.

(20) No 10. Kegiatan. Keterangan. Membuat laporan hasil visitasi dengan melampirkan salinan : • format observasi yang telah diisi fasilitator • salinan format FGD yang telah diisi mahasiswa • rangkuman hasil FGD • daftar hadir peserta FGD • RTL dari universitas yang dikunjungi. Setelah Visitasi – Penilaian Portofolio. 11. Melakukan penilaian berdasarkan format yang telah ditentukan terhadap dokumen portofolio dari PT ybs.. 12. Membuat laporan hasil penilaian Tahap I terhadap portofolio setiap peserta. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 17.

(21) Lampiran 2 : Lembar Pengamatan Pembelajaran Nama pengamat: Tanggal: Dosen yang diobservasi: Universitas Fakultas Jurusan/ Prodi Mata Kuliah Jumlah mahasiswa di kelas:. ___ laki-laki. ___Perempuan. ___ Total. Pengamatan Pembelajaran: Catat fakta-fakta yang terjadi selama observasi pelajaran ini (jangan masukan m menilai apapun pada tahap ini. Catatan ini selanjutnya akan digunakan untuk bahan acuan diskusi). Waktu. Pengamatan. Contoh: 09000910. Dosen memberikan 4 gambar kepada setiap ketua kelompok and meminta kelompok untuk menyusun gambar tersebut berdasarkan urutan dan kemudian setiap mahasiswa menulis sebuah cerita berdasarkan gambar yang telah disusun tersebut.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 18.

(22) NO.. ASPEK YANG DIAMATI. YA. TD. BUKTI (DESKRIPSI SINGKAT FAKTA YANG TERAMATI). PERENCANAAN PEMBELAJARAN Apakah tersedia SAP? Apakah indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi (C3/aplikasi, C4/analisis, C5/evaluasi, C6/kreasi) Apakah kegiatan/ pengamalan belajar menggambarkan pembelajaran aktif ? Apakah bentuk penilaian yang dipilih sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur? STRATEGI PEMBELAJARAN Apakah apersepsi dan penyampaian tujuan dilaksanakan? Apakah kegiatan pembelajaran menunjukkan suasana yang menyenangkan dan mendorong antusias siswa? Apakah kegiatan pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi (kegiatan untuk menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana)? Apakah kegiatan pembelajaran mendorong siswa menemukan konsep atau membangun pemahaman sendiri? Apakah kegiatan pembelajaran mendorong interaksi antara guru, siswa, sumber belajar?. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 19.

(23) Apakah kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat? Apakah pembelajaran mendorong siswa mengalami dan melakukan kegiatan secara langsung? Apakah ada variasi metode pembelajaran? Jika ya, sebutkan! Apakah kegiatan refleksi untuk menemukan pesan moral dari kegiatan pembelajaran? Apakah kesimpulan diberikan?. dan. penguatan. MANAJEMEN KELAS Apakah tata tertib kelas ada dan diterapkan dengan baik? Apakah kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan mobilitas, interaksi, dan komunikasi dalam kelas? Apakah instruksi untuk setiap kegiatan disampaikan dengan jelas? Apakah waktu untuk setiap langkah kegiatan dikelola dengan baik? Apakah bahan dan peralatan pembelajaran dikelola dengan baik dari segi jumlah, penataan, dan penggunaannya sehingga semua siswa terlayani dengan baik. PENILAIAN Apakah perkembangan belajar siswa dipantau dengan baik sehingga dapat diketahui kemajuan dan kesulitan belajar mereka.. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 20.

(24) Apakah umpan balik diberikan terhadap hasil belajar sehingga siswa mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka? Apakah guru memberikan penghargaan? (mis. pujian). REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN. No. A.. Aspek Perencanaan Pembelajaran. Kesimpulan. Rekomendasi. Kekuatan :. Hal perlu diperbaiki: B. Strategi Pembelajaran. Kekuatan :. Hal perlu diperbaiki: C.. Manajemen Kelas. Kekuatan :. Hal perlu diperbaiki: C.. Penilaian. Kekuatan :. Hal perlu diperbaiki:. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 21.

(25) Lampiran 3 : Lembar untuk FGD. dalam Kegiatan Supervisi. Tempat : Hari /Tanggal : ` . Waktu : . Moderator Notulis Dosen Mata Kuliah. Perencanaan. PROSES PEMBELAJARAN 1. Apakah Dosen menyampaikan kontrak perkuliahan? Memuat apa saja. 2. Bagaimana perubahan yang terjadi di kelas berkaitan dengan strategi pembelajaran pada 4 pertemuan terakhir dalam hal metode perkuliahan, media yang digunakan? Bila, ya. Apa perubahannya? Apa perbedaannya dengan pembelajaran sebelumnya? 3. Apa yang anda rasakan dengan perubahan itu? 4. Apakah ada manfaatperubahan itu? Jelaskan. C. Manajemen Kelas. 5. Apakah ada aturan yang diberlakukan dalam perkuliahan? Apa saja aturannya? 6. Bagaimana pemanfaatan waktu? Apakah waktu dimanfaatkan secara efisien? Terlalu terburu-buru? 7. Apakah kelas ditata secara dinamis dan nyaman sehingga memudahkan komunikasi, interaksi dalam melakukan tugas pembelajaran ?. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 22. : : : :.

(26) D. Penilaian. 8. Apakah ada pemantauan terhadap proses belajar anda? Bagaimana cara dosen Anda memantau Anda? 9 . Apakah ada pemberian umpan balik terhadap hasil perkembangan belajar anda? 10. Kapan Anda merasa dipantau oleh dosen? Di awal perkuliahan, di tengah atau di akhir perkuliahan? HASIL PEROLEHAN BELAJAR. E. Keterampilan Personal. 11. Apakah ada peningkatan kemampuan dan hasil belajar melalui 4 kali pertemuan terakhir? Bila ya dalam hal apa? Percaya Diri? motivasi belajar? minat belajar? Pemahaman konsep? kemampuan berpikir ?. F. Keterampilan Sosial. 12. Bagaimana perubahan dalam perkuliahan dalam 4 pertemuan terakhir ini , dalam hal: a. Kemampuan kerjasama dalam bekerja kelompok b. Kemampuan berkomunikasi dalam presentasi c. Kemampuan untuk saling menghargai bertoleransi/menghargai teman-pendapat orang lain d. Kemampuan berinteraksi antar mahasiswa dan dengan dosen 13. Jelaskan mengapa perubahan2 tersebut bermanfaat bagi Anda. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 23.

(27) G. Keterampilan Mengajar. 14. Apakah ada perubahan dalam perkuliahan selama 4 pertemuan terakhir ini dalam hal keterampilan mengajar sebagai calon guru? Kemukakan keterampilan mengajar yang mana?. H. Tindak Lanjut. SARAN TINDAK LANJUT 15. Apa yang anda sarankan untuk perbaikan kualitas perkuliahan di masa yang akan datang?. Panduan Praktik Terbaik DBE 2 - Active Learning for Higher Education 24.

(28) Lampiran 4. PANDUAN PENILAIAN PORTOFOLIO PEMBELAJARAN TANYA & JAWAB Apakah Portofolio itu? Portofolio merupakan kumpulan bahan yang mewakili karya seseorang, biasanya merupakan karya terbaik atau yang menunjukkan kemajuan dalam kurun waktu tertentu, yang juga bisa juga digunakan sebagai bukti pencapaian suatu atau penguasaan kompetensi tertentu. Dalam konteks DBE 2, portofolio dosen merupakan kumpulan dokumen yang menunjukkan kompetensi berkaitan dengan topik-topik yang tercakup dalam paket pelatihan tentang Hasil kunjungan sekolah, Penerapan Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi dan Supervisi di kelas masing2 sesuai dengan mata kuliah yang diampu. Apa saja yang harus dimasukkan dalam portofolio? Secara umum, anda diharapkan menyertakan dokumen perencanaan, seperti Silabus dan SAP, kemudian juga foto ataupun fotokopi alat bantu pengajaran, refleksi pengajaran dan tata ruang kelas, serta rubrik atau lembar pengamatan pembelajaran yang diisi oleh fasilitator atau rekan sejawat anda. Penyusunan yang teratur akan sangat membantu para fasilitator pada saat melakukan penilaian. Apakah tugas-tugas (misalkan silabus, SAP, dsb) harus dari kelas yang saya ajar saat ini? Ya. Semua tugas-tugas sebaiknya berdasarkan mata kuliah yang anda ampu saat ini. Anda ditugaskan untuk untuk mengajar dengan menggunakan silabus yang telah anda susun sebelumnya (bernuansa pembelajaran aktif), kemudian menggunakan alat bantu belajar yang anda buat, dan juga menggunakan penilaian yang telah anda kembangkan, dokumen hasil kerja mahasiswa dan foto penataan kelas selama pembelajaran yang semua ini akan dimasukkan dalam portofolio anda. Dan, anda diharapkan untuk menuliskan refleksi anda setelah menggunakan/ mengaplikasikan apa yang anda siapkan sebelumnya dan juga mintalah fasilitator dan rekan sejawat anda. 25.

(29) melakukan observasi di kelas untuk melihat kemajuan anda dalam menggunakan semua komponen pembelajaran tersebut Oleh sebab itu, anda dimohon untuk tidak memasukkan rencana pembelajaran atau penilaian atau bahan-bahan pendukung lain yang memang tidak berkaitan dengan pembelajaran yang anda lakukan dan juga jangan masukkan apapun yang anda buat sebelum semester ini. Apakah DBE 2 akan memberikan bantuan dalam bentuk uang untuk membantu menutupi biaya pembuatan portofolio? DBE 2 telah menyediakan buku jurnal yang dapat anda gunakan untuk mencatat refleksi anda serta semua lembar kerja yang anda butuhkan untuk melengkapi portofolio anda di dalam pedoman ini (daftar dokumen portofolio, lembar pengamatan pembelajaran, sampul portofolio, dsb.) Selain itu, untuk melengkapi portofolio ini anda tidak diminta untuk membuat karya apapun di luar apa yang biasanya anda buat sebagai dosen. Portofolio diserahkan dalam sebuah map folder yang dikemas rapih. Kepada siapa portofolio saya serahkan? Portofolio anda diserahkan ke koordinator pelatihan pelatih ALFHE di provinsi masing2 . Sebelum portofolio diserahkan anda perlu memfotokopi/salinan atas semua yang anda serahkan sebagai arsip anda sendiri. Siapa yang akan menilai portofolio saya? Tim penilai yang terdiri atas komponen Fasilitator Nasional Pelatihan pelatih nasional ALFHE dari DBE2 Jakarta, Kapankah saya mengetahui hasilnya? Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan portofolio anda beserta penilaiannya paling lambat. 2minggu setelah jadwal kegiatan penilaian. portofolio ditentukan dari DBE2 Jakarta.. 26.

(30) Menyusun Portof olio Anda Susunan portofolio dapat dilihat pada daftar dokumen untuk porotofolio yang akan anda kumpulkan.. Dokumen-dokumen tersebut dapat dikembangkan berdasarkan. panduan rubrik yang ada. Panduan itu dapat membantu mengarahkan dalam membuat portofolio. Portofolio anda diharapkan disusun seperti berikut : 1. Sampul Portofolio 2. Daftar dokumen yang sudah ditandatangani oleh dosen dan fasilitator 3. Format untuk Komentar dan hasil penilaian dari Fasilitator 4. Laporan hasil kunjungan ke kelas/sekolah kegiatan ALIS (personal) 5. Laporan hasil FGD kunjungan sekolah kegiatan ALIS secara kelompok 6. Silabus untuk satu mata pelajaran di Sekolah (berbasis Pembelajaran AKTIF) 7. RPP satu pokok bahasan beserta perangkat pembelajarannya untuk satu mata pelajaran di sekolah (berbasis Pembelajaran AKTIF) 8. Silabus satu semester dari mata kuliah yang bernuansa PAKEM yang anda ampu 9. SAP dengan LK, bahan ajar, perangkat penilaian dsb yang bernuansa PAKEM 10. Denah (gambar atau foto) penataan kelas pada perkuliahan yang anda ampu berikut dengan penjelasannya (4 buah sesuai SAP) 11. Media atau Alat Bantu belajar (benda asli, deskripsi, gambar atau foto) 12. Refleksi (penilaian diri). sebanyak minimal 4 tatap muka terhadap. pembelajaran yang telah dilakukan 13. Lembar pengamatan (rubrik) yang telah diisi oleh rekan sejawat ( minimal 2-3 kali) dan fasilitator (1 kali) 14. Hasil karya mahasiswa yang dihasilkan dalam pembelajaran (min 1 buah setiap SAP) 15. Penilaian beserta perangkat instrumennya 16. Refleksi terhadap penilaian dan instrumennya. 27.

(31) DAFTAR DOKUMEN PORTOFOLIO PEMBELAJARAN DOSEN PROGRAM TOT NASIONAL ALFHE - DBE 2. NO.. JML. 1.. Sampul Portfolio. 0. 2.. Daftar dokumen. 0. 3.. Format untuk Komentar dan hasil penilaian dari Fasilitator / kajur/dekan. 1. Laporan hasil kunjungan sekolah /kelas secara personal pada kegiatan ALIS Laporan hasil FGD kunjungan sekolah secara kelompok pada kegiatan ALIS. 1 1. 6.. Silabus untuk satu mata pelajaran di Sekolah. 1. 7.. RPP satu pokok bahasan beserta perangkat pembelajarannya untuk satu mata pelajaran di sekolah. 1. 4. 5.. 8. 9. 10. 11. 12. 13.. 14.. 15.. 16. 28. BUTIR. PERKI RAAN WAKTU (JAM). Silabus untuk satu mata kuliah selama satu semester yang ditandatangani Ketua Jurusan SAP untuk 4 pokok bahasan yang diserahkan berikut bahan-bahan penyertanya (mis. lembar kerja dan bahan bacaan) Denah penataan ruang kuliah untuk perkuliahan yang diampu dan alasan penjelasannya Alat bantu/ media belajar (asli atau gambar) untuk masing-masing SAP yang diserahkan. Alat bantu yang efektif dan efisien dan ramah lingkungan Refleksi (penilaian diri) dosen tentang proses perkuliahan selama 4 kali pertemuan Hasil observasi pelaksanaan perkuliahan pembelajaran aktif (3 -4 tatap muka) yang telah diisi oleh fasilitator dan teman sejawat Karya mahasiswa sebagai hasil pembelajaran untuk setiap SAP. Disertai nama mahasiswa ybs dan hasil penilaian dari dosen terhadap karya mahasiswa tersebut. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran untuk kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa yang tercantum dalam setiap SAP (4 instrumen) Refleksi Dosen:  Terhadap instrumen penilaian dan pedoman penskoran setelah digunakan. 1 4. 4 4. 4 3. 4. 0 2 2. 4 16 32 2 24 8 8. 8. 4. 24. 4. 4.

(32) NO.. 17. BUTIR. JML. Refleksi Mahasiswa:  Terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan dosen Total Perkiraan Waktu (jam). PERKI RAAN WAKTU (JAM). 4. 4 140 jam. Saya, __________________________ dari Universitas ___ _________________ menyatakan bahwa semua dokumen dalam portofolio yang telah saya masukkan di atas merupakan karya saya sendiri (silabus, SAP, alat bantu belajar, penilaian, dsb.) Nama Dosen. Tanda tangan Dosen. Jurusan. Perguruan Tinggi. Tanggal. Saya, __________________________________ menyatakan bahwa saya telah memeriksa kelengkapan dokumen portofolio ini. Nama Fasilitator. Tanda tangan Fasilitator. Tanggal. 29.

(33) Penjelasan Portofolio Pembelajaran DBE 2 Keseluruhan dokumen dalam portofolio ini merupakan hasil kinerja anda secara keseluruhan dari serangkaian kegiatan dalam TOT Nasional Pembelajaran Akif untuk Perguruan Tinggi yang anda ikuti. Berdasarkan portofolio ini anda akan memperoleh penilaian secara keseluruhan dari paket pelatihan ALFHE ini. 1. Sampul Portofolio 2. Format hasil penilaian portofolio dan feed back dari Fasilitator 3. Silabus mata pelajaran di Sekolah. Buat satu silabus untuk satu mata pelajaran di sekolah yang terkait dengan mata kuliah yang anda ampu. Mohon membuat silabus baru yang bernuansa belajar aktif (PAKEM). 4. RPP mata pelajaran di sekolah. RPP dari satu pokok bahasan beserta perangkat pendukung pembelajarannya untuk satu mata pelajaran di sekolah. Pastikan anda menyertakan bahan-bahan pendukung RPP seperti LK atau bahan bacaan (handout) yang diperlukan untuk pelajaran tersebut. 5. Laporan kunjungan sekolah dan FGD. Laporan hasil kunjungan ke sekolah sesuai dengan fokus pengamatan, yang meliputi catatan lapangan, permasalahan, solusi pemecahan masalah dan hasil Focus Group Discussion. Laporan hasil kunjungan terdiri atas laporan personal pengamatan Anda di kelas dan laporan kelompok sebagai hasil FGD setelah anda melakukan pengamatan di kelas 6. Silabus untuk satu mata kuliah yang disertai dengan tanda tangan fasilitator. Buat satu silabus untuk satu mata kuliah. Mohon membuat silabus baru yang bernuansa belajar aktif (PAKEM). 7. Empat SAP (minimal) untuk silabus beserta bahan-bahan penyertanya (mis. LK) dan tanda tangan Fasilitator berikut stempel DBE2 Aceh. Pastikan anda menyertakan bahan-bahan pendukung SAP seperti LK atau bahan bacaan (handout) yang diperlukan untuk pelajaran tersebut.. 30.

(34) 8. Empat Denah penataan ruang kuliah untuk sesuai SAP, alasan penataan ruang kuliah dan pajangan ruang kuliah. Gambarlah denah atau ambil foto ruang kelas anda dan tulislah penjelasan mengapa anda menata ruang kelas dan pajangan seperti itu dikaitkan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. 9. Satu alat Bantu belajar (asli atau gambar) untuk masing-masing SAP yang diserahkan (4 alat bantu). Untuk masing-masing SAP yang anda serahkan, anda hendaknya menggunakan alat bantu belajar yang sesuai. Alat bantu belajar bisa berupa barang jadi (beli), buatan dosen atau didapatkan dari lingkungan sekitar. 10. Refleksi dosen terhadap 4 SAP,  -1 halaman. Dosen diminta menulis refleksi (penialain diri) untuk masing-masing SAP. Tujuan refleksi bagi dosen adalah menilai diri sendiri akan keberhasilan dan permasalahan dari setiap mata kuliah yang telah dilaksanakan dan menentukan cara-cara untuk memperbaikinya untuk masa akan datang. Dosen diharapkan mempertimbangkan semua aspek dalam pembelajaran, termasuk persiapan, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, penilaian kemajuan belajar mahasiswa selama pelajaran. Gunakan pertanyaan berikut sebagai arahan untuk membuat refleksi tetapi boleh menambah dengan pemikiran lain. a. Apa yang telah berjalan dengan lancar dalam perkuliahan ini dan mengapa? b. Apa yang tidak berjalan dengan lancar dan mengapa ? c. Apa yang akan saya lakukan agar pembelajaran lebih baik di waktu yang akan datang? (Ini bisa mengacu pada mata kuliah yang akan datang atau mata kuliah yang sama jika akan diajarkan lagi). 11. Lembar hasil pengamatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah, yang diisi oleh fasilitator (1 buah) dan teman sejawat (2-3 buah). diharapkan mengundang teman sejawat. Anda. untuk mengamati dua - tiga kali. pertemuan tatap muka yang telah anda siapkan dalam portofolio ini, satu lembar pengamatan dari fasilitator yang berkunjung ke kelas anda. Dalam panduan ini disertakan lembar pengamatan pembelajaran yang dapat anda berikan ke pengamat anda.. 31.

(35) 12. Karya mahasiswa yang dihasilkan dari perkuliahan, Anda diharapkan melakukan berbagai kegiatan yang tercantum dalam SAP yang sudah diserahkan. Dalam kegiatan ini mahasiswa diharapkan menghasilkan karyanya secara individual. Serahkan dua karya terbaik mahasiswa untuk setiap SAP ( 8 karya). Contoh-contoh yang diserahkan hendaknya mencantumkan nama mahasiswa ybs, penilaian diri mahasiswa terhadap karya masing2 dan komentar dari dosen untuk setiap karya. 13. Penilaian dan panduan penskoran untuk setiap pokok bahasan yang tercakup dalam SAP. Jika anda sudah siap menilai kompetensi atau pokok bahasan dalam SAP yang telah diserahkan, rancanglah dan laksanakan penilaian otentik dan buatkan panduan penskoran untuk masing-masing SAP. Penilaianpenilaian ini diharapkan dapat menilai pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang otentik atau terkait dengan kehidupan nyata. Setiap penilaian hendaknya disertai panduan penskoran, seperti rubrik atau lembar untuk checklist atau mengisi 14. Refleksi dosen terhadap instrumen penilaian dan pedoman penskoran setelah digunakan ( sebanyak  -  halaman) dan refleksi mahasiswa terhadap proses pembelajaran ( sebanyak  -  halaman). Sama dengan refleksi terhadap pelajaran, refleksi ini dimaksudkan untuk membantu Dosen menilai diri sendiri akan keberhasilan dan tantangan dalam pelaksanaan penilaian. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk memandu refleksi anda, dan anda dipersilahkan untuk menambahkan pemikiran-pemikiran lain di luar pertanyaan-pertanyaan berikut. a.. Apakah penilaian telah mengukur dengan akurat kemampuan mahasiswa di bidang yang diharapkan? Mengapa atau mengapa tidak?. b.. Apakah panduan penskoran dapat menghitung dan memberi skor dengan adil? Mengapa ya dan tidak?. c.. Apakah pembelajaran yang dilaksanakan telah memberikan kepuasan belajar bagi mahasiswa ?. d.. Apakah yang akan diperbaiki untuk melakukan penilaian yang akan datang, baik untuk pokok bahasan ini atau yang lain?. 32.

(36) PA N D U A N / R U B R I K PE N I L A I A N P O R T O FO L I O PE M B E L A J A R A N Penerapan Pembelaj aran Aktif di Perguruan Tinggi - Tugas Terst ruktur PROGRAM TOT NASIONAL ALFHE – DBE2 Belum Sangat Butir Indikator kompeten Kompeten kompeten Tanggapan Kajur/ Kaprog dan Fasilitator atas Dokum en Portofolio Lihat lembar isian Tidak ada Ada dan Ada dan terlampir. tanggapan penilaian positif kurang positif /sangat positif Silabus di sekolah Silabus berisi semua Tidak terdapat Silabus lengkap Silabus lengkap komponen yang silabus, tidak ada dan akurat dan diperlukan, seperti informasi yang rinci, kompetensi, penting atau menunjukkan indikator, kegiatan, informasi tidak pemikiran yang materi dsb. dan tepat (misalnya mendalam dari dibuat berdasarkan alat bantu belajar dosen. kurikulum tidak sesuai dengan kegiatan). Beberapa indikator Beberapa Beberapa Beberapa dikembangkan indikator sudah indikator telah indikator telah berdasarkan dikembangkan dikembangkan dikembangkan kompetensi. dalam silabus yang sudah dengan sangat Indikator tetapi kurang mengarah pada jelas dan rinci menunjukkan rinci dan kurang kompetensi sehingga kemampuan yang jelas dan kurang tetapi masih menggambarkan jelas, rinci dan sesuai dengan belum rinci dan dengan jelas kontekstual. kompetensi yang jelas. bahwa seseorang dituju. sudah menguasai kompetensi tersebut. Di semua silabus Di dalam Di dalam silabus Di dalam silabus terdapat beragam silabus, kegiatan terdapat terdapat strategi hanya beberapa keseimbangan pembelajaran yang menyangkut kegiatan yang jenis kegiatan memungkinkan ketrampilan melibatkan yang siswa untuk menyimak dan panca indera memungkinkan menggunakan berbicara. Tidak siswa (bila siswa untuk semua indera ada kegiatan sesuai). Namun menggunakan mereka dalam yang melibatkan ada banyak semua indera belajar (misalnya indera kegiatan yang mereka (bila siswa penglihatan, hanya sesuai) dan. 33.

(37) Butir. Indikator mendengarkan nara sumber, menulis cerita mereka sendiri, melakukan eksperimen, membuat model, menyajikan temuan-temuan, mengamati proses tumbuh kembang tertentu) serta berfikir tingkat tinggi. Beragam alat bantu belajar digunakan – beberapa berasal dari lingkungan, beberapa dibuat oleh pengajar dan beberapa hasil buatan pabrik/toko. Beberapa berbasis ICT. Kegiatan mendorong siswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi – menganalisa, membandingkan, mengkontraskan, mensintesakan,. Belum kompeten pendengaran, perasa atau peraba meskipun seharusnya bisa.. Tidak terdapat alat bantu belajar atau hanya terdapat alat bantu yang dibeli di toko yang digunakan dalam pelajaran.. Dalam silabus hanya terdapat beberapa kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan Ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Kegiatan yang ada sebagian besar. Kompeten mengandalkan bicara danketerampilan berfikir tingkat rendah. .. Sangat kompeten keterampilan berfikir tingkat tinggi. Digunakan alat bantu belajar untuk beberapa (75%) mata pelajaran Beberapa atau sebagian besar merupakan buatan sendiri atau berasal dari lingkungan sekitar.. Dosen menggunakan alat bantu belajar di semua atau hampir semua kompetensi atau pokok bahasan. Sebagian besar(75% atau lebih). merupakan hasil karya dosen itu sendiri ataupun berasal dari lingkungan. Beberapa memanfaatkan ICT (seperti foto digital, film, komputer, radio kaset) Dalam silabus Dalam silabus terdapat terdapat banyak beberapa atau strategi banyak kegiatan pembelajaran yang dan interaksi memungkinkan dosen –siswa siswa untuk yang membantu mengembangkan siswa dalam ketrampilan mengembangkan berpikir tingkat ketrampilan tinggi seperti berpikir tingkat. 34.

(38) Butir. Indikator merangkum, menyatakan pendapat, menciptakan dsb.. Kegiatan bervariasi dan bersifat kontekstual – berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Beberapa kegiatan berupa kegiatan dalam kehidupan nyata – misalnya mengunjungi pabrik batik untuk belajar tentang industri lokal dan juga menyangkut proses ilmiah.. Belum kompeten hanya mendorong siswa untuk mengingat kembali, menjawab pertanyaan dengan ya atau tidak, membaca dengan suara lantang dsb.. Tidak ada atau hanya sedikit kegiatan dalam silabus yang bersifat kontekstual. Sebagian besar kegiatan adalah latihan dari buku paket, hafalan atau pengulangan fakta-fakta yang abstrak dan rumus-rumus ataupun mahasiswa menyimak secara pasif pelajaran yang tidak ada kaitannya dengan keseharian mahasiswa.. Sangat kompeten tinggi seperti misalnya menganalisis data, mengaplikasikan pengetahuan ke dalam situasi yang baru, melakukan penilaian, menarik kesimpulan ataupun memprediksi atau meramalkan. Hampir semua Sebagian besar atau semua atau hampir kegiatan yand semua kegiatan ada di silabus bersifat terkait dengan kontekstual. Dosen berusaha kehidupan nyata (kontekstual). untuk mensimulasikan Dosen berusaha melakukan hal pengalamannyata di kelas. pengalaman dalam kehidupan Ada beberapa bagian dalam sehari-hari di silabus yang dalam kelas, membuat siswa sehingga perkuliahan dapat terpapar dengan suasana menjadi lebih kehidupan nyata bermakna, termasuk yang berkaitan dengan topik misalnya ataupun unit membuat suasana yang diajarkan, menyerupai toko misalnya mahasiswa untuk jual beli, menunjukkan mengunjungi pasar untuk cara membuat belajar cara batik ataupun membuat kebun menggunakan mata uang, sekolah. ataupun Kompeten misalnya merangkum informasi, membandingkan, dan mengkontraskan, pemecahan masalah, atau mengikuti instruksi yang rinci.. 35.

(39) Butir. Indikator. Belum kompeten. Terdapat banyak kesempatan untuk belajar antar siswa, secara berpasangan atau berkelompok. siswa juga mendapat kesempatan cukup untuk belajar secara perorangan.. Semua atau hampir semua kegiatan dilakukan secara klasikal atau perorangan. siswa tidak banyak kesempatan untuk belajara dari teman lain.. Penilaian direncanakan dengan baik dan sebagian besar otentik (misalnya apabila siswa belajar berpidato hendaknya diuji kemampuannya dalam menyampaikan pidato, dalam pelajaran mereka memiliki kesempatan untuk belajar dan berlatih berpidato). Penilaian juga bervariasi agar siswa juga dapat menunjukkan kebisaan dan. Semua atau hampir semua penilaian berupa tes tertulis, tidak memperhatikan keaktifan dari pelajaran tersebut atau tes hanya berupa ketrampilan berpikir tingkat rendah seperti misalnya mengingat informasi ataupun menjelaskan suatu obyek.. Sangat kompeten mengunjungi pabrik produksi makanan untuk mengaplikasikan penemuan ilmiah. Dalam beberapa Dalam sebagian atau banyak besar atau pelajaran bahkan semua terdapat pelajaran siswa kesempatan memiliki untuk belajar kesempatan secara untuk belajar berpasangan, secara dan dalam berpasangan, kelompok.. dan kelompok, Namun demikian namun demikian masih ada waktu masih ada cukup yang kesempatan dihabiskan untuk untuk belajar kegiatan secara individu. perorangan. Kompeten. Beberapa penilaian menggunakan kegiatan dalam kehidupan nyata, seperti misalnya menyajikan temuan-temuan, atau membuat poster. Dosen membuat rubrik untuk menilai pencapaian. Beberapa penilaian berupa tes tertulis dalam rangka menyiapkan mahasiswa untuk tes-tes di waktu mendatang. Beberapa atau. Sebagian besar penilaian menggunakan kegiatan dalam kehidupan nyata seperti misalnya menyajikan temuan-temuan, membuat model, menanam tanaman, atau membuat poster. Dosen membuat rubrik untuk menilai hasil belajar mahasiswa. Beberapa penilaian masih berupa tes tertulis tetapi ini lebih. 36.

(40) Butir. Indikator ketrampilan mereka dalam berbagai cara.. RPP di sekolah Terdapat tujuan yang jelas berdasarkan satu kompetensi atau beberapa kompetensi serta indikator dalam silabus. Kegiatankegiatan membantu siswa mencapai tujuan tersebut.. Strategi pembelajaran dan hubungan gurusiswa bersifat aktif dan mendorong. Belum kompeten. Tidak terdapat tujuan ataupun indikator dalam SAP. Kegiatankegiatan tampaknya tidak membantu siswa mencapai tujuan atau indikator itu.. Strategi pembelajaran dan interaksi guru-siswa yang dijelaskan hanya. Kompeten sebagian besar kegiatan menguji ketrampilan berpikir tingkat tinggi seperti misalnya membandingkan dan mengkontraskan, mengkonstuksi atau merangkum data.. RPP memiliki tujuan dan mendukung kompetensi, akan tetapi masih belum benar-benar tertuju pada kompetensi. Kegiatankegiatan yang ada tampaknya membantu siswa mencapai tujuan atau indikator itu. Tetapi hal itu masih perlu diperkuat. Strategi pembelajaran dan interaksi guru-siswa mengembangkan. Sangat kompeten dimaksudkan untuk menyiapkan mahasiswa bilamana mereka harus mengerjakan tes di waktu mendatang. Sebagian besar kegiatan penilaian menguji ketrampilan berpikir tingkat tinggi seperti membandingkan, menciptakan, mengkonstruksi, atau merangkum data. RPP memiliki tujuan dan indikator yang mendukung kompetensi, dan kegiatan secara jelas membantu siswa mencapai tujuan atau indikator tersebut.. Strategi pembelajaran dan interaksi dosen-siswa mengembangkan. 37.

(41) Butir. Indikator siswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi mereka.. Alat bantu belajar direncanakan dengan baik dan mendukung tujuan pembelajaran. Kegiatan berpusat pada siswa dan kontekstual – berhubungan dengan kehidupan nyata. Belum kompeten mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat rendah, seperti misalnya mengingat (memori), mengutarakan kembali, menjawab pertanyaan ya atau tidak, membaca nyaring dsb.. Kompeten ketrampilan berpikir tingkat tinggi, seperti misalnya merangkum informasi, membandingkan dan mengkontraskan, pemecahan masalah, atau mengikuti instruksi.. Sangat kompeten ketrampilan berpikir tingkat tinggi, seperti misalnya menganalisa data, mengaplikasikan pengetahuan pada situasi yang baru, melakukan penilaian, menarik kesimpulan atau membuat prediksi. Tidak Dosen menggunakan menggunakan menggunakan alat bantu belajar alat bantu belajar alat bantu belajar yang dibuat ataupun alat sederhana yang sendiri ataupun bantu yang ada dibuat sendiri yang ada di tidak ataupun ada di sekitarnya. Alat mendukung sekitarnya; alat bantu belajar tujuan bantu belajar inovatif, relevan pembelajaran mendukung dengan pelajaran tujuan dan jelas terlihat pembelajaran mendukung akan tetapi tujuan masih bisa lebih pembelajaran. mantap lagi dan Alat bantu lebih berkaitan. tersebut benarAlat bantu benar belajar memperkaya meningkatkan pelajaran. pembelajaran tetapi sebaiknya menggunakan alat bantu yang lebih baik. Kegiatan tidak bersifat kontekstual, lebih banyak menggunakan latihan buku. Kegiatan bersifat kontekstual, seperti misalnya bermain peran untuk mempraktekkan. Pembelajaran membawa siswa ke dalam suasana dalam kehidupan nyata yang berkaitan. 38.

(42) Butir. Indikator. Adanya dorongan/dukungan untuk pembelajaran antar sesama teman.. Belum kompeten paket, memori ataupun pengulangan fakta-fakta yang abstrak dan juga rumus-rumus, atau siswa secara pasif mendengarkan pelajaran yang tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka.. siswa bekerja secara perorangan (misalnya dalam lembar kerja) ataupun menggunakan formasi seluruh kelas (misalnya mendengarkan ceramah). Laporan Hasil Kunjungan Sekolah dan FGD Hasil catatan Tidak ada lapangan, catatan. Kompeten ketrampilan berbahasa ataupun menggunakan toko kecil untuk mempraktekkan ketrampilan matematika, membuat batik ataupun menanam pohon. Kegiatan sebagian besar dilakukan oleh siswa, bukan oleh guru.. Sangat kompeten dengan topik atau unit yang sedang diajarkan, seperti misalnya mengunjungi pasar untuk belajar bagaimana menggunakan mata uang atau mengunjungi pabrik makanan untuk melihat prosedur penemuan ilmiah. siswa terlibat dalam kegiatan secara aktif.. siswa memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Ini dilakukan misalnya setelah ceramah atau ketika siswa bertukar atau berbagi pekerjaan yang sebelumnya sudah dikerjakan secara perorangan.. siswa untuk sebagian besar waktu bekerja dalam kelompok atau berpasangan, namun masih ada kesempatan bagi mereka untuk menggunakan ketrampilan mereka melalui kerja perorangan.. Ada catatan lapangan,. Ada catatan lapangan,. 39.

(43) Belum kompeten lapangan, atau Tidak ada permasalahan, atau Tidak ada solusi pemecahan masalah Hasil Fokus Group Tidak ada Discussion (FGD) laporan hasil mengenai catatan FGD berupa : lapangan, catatan permasalahan, lapangan, atau solusi pemecahan Tidak ada masalah hasil permasalahan, pengamaan secara atau kelompok Tidak ada solusi pemecahan masalah Penataan Kelas & Pajangan Denah gambar atau Tidak ada foto penataan ruang gambar, foto dan penjelasan. Atau kuliah dengan penjelasan mengapa tidak ada dosen menata ruang penjelasan yang kuat tentang dan pajangan seperti itu. Gambar penataan kelas dan penjelasan itu dan pajangan dapat menggambarkan penataaan ruang kuliah sehari-hari atau untuk mata kuliah atau strategi pembelajaran tertentu Butir. Indikator permasalahan, solusi pemecahan masalah hasil pengamaan Personal. Kompeten permasalahan dan solusi pemecahan masalah tetapi kurang jelas. Ada laporan hasil FGD berupa : catatan lapangan, permasalahan dan solusi pemecahan masalah tetapi kurang jelas. Ada denah yang menggambarkan penataan kelas yang mendukung pembelajaran aktif (PAKEM). Penjelasan secara jelas menerangkan mengapa seorang dosen mengatur kelasnya sedemikian rupa. Namun, dosen tersebut masih mengikuti pola umum seperti menempatkan mahasiswa dalam kelompok. Beberapa pajangan sekedar dekoratif dan tidak. Sangat kompeten permasalahan dan solusi pemecahan masalah disertai foto yang diuraikan dengan sangat jelas Ada laporan hasil FGD berupa: catatan lapangan, permasalahan dan solusi pemecahan masalah disertai foto yang diuraikan dengan sangat jelas Ada denah yang menggambarkan penataan kelas yang kaya gagasan yang mendukung pembelajaran aktif (PAKEM). Penjelasan secara jelas menerangkan mengapa seorang dosen mengatur kelasnya sedemikian rupa. Dosen ybs telah melakukan pola yang lebih dari yang biasa, tidak sekedar duduk dalam kelompok. Disini dia meciptakan sentra-sentra. 40.

(44) Butir. Indikator. Silabus di PT Silabus berisi semua komponen yang diperlukan, seperti kompetensi, indikator, kegiatan, materi dsb. dan dibuat berdasarkan kurikulum. Beberapa indikator dikembangkan berdasarkan kompetensi. Indikator menunjukkan kemampuan yang jelas, rinci dan kontekstual.. Di semua silabus terdapat beragam strategi pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa untuk menggunakan semua indera mereka dalam belajar (misalnya mahasiswa mendengarkan nara sumber, menulis cerita mereka. Belum kompeten. Kompeten mendukung pembelajaran.. Sangat kompeten belajar atau bahkan membuat penaataan alternatif untuk kegiatankegiatan tertentu.. Tidak terdapat silabus, tidak ada informasi yang penting atau informasi tidak tepat (misalnya alat bantu belajar tidak sesuai dengan kegiatan). Beberapa indikator sudah dikembangkan dalam silabus tetapi kurang rinci dan kurang jelas dan kurang sesuai dengan kompetensi yang dituju.. Silabus lengkap dan akurat.. Silabus lengkap dan akurat dan rinci, menunjukkan pemikiran yang mendalam dari dosen.. Beberapa indikator telah dikembangkan yang sudah mengarah pada kompetensi tetapi masih belum rinci dan jelas.. Di dalam silabus, kegiatan hanya menyangkut ketrampilan menyimak dan berbicara. Tidak ada kegiatan yang melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasa atau peraba meskipun. Di dalam silabus terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan panca indera mahasiswa (bila sesuai). Namun ada banyak kegiatan yang hanya mengandalkan bicara danketerampilan. Beberapa indikator telah dikembangkan dengan sangat jelas dan rinci sehingga menggambarkan dengan jelas bahwa seseorang sudah menguasai kompetensi tersebut. Di dalam silabus terdapat keseimbangan jenis kegiatan yang memungkinkan mahasiswa untuk menggunakan semua indera mereka (bila sesuai) dan keterampilan berfikir tingkat tinggi. 41.

(45) Butir. Indikator sendiri, melakukan eksperimen, membuat model, menyajikan temuan-temuan, mengamati proses tumbuh kembang tertentu) serta berfikir tingkat tinggi. Beragam alat bantu belajar digunakan – beberapa berasal dari lingkungan, beberapa dibuat oleh pengajar dan beberapa hasil buatan pabrik/toko. Beberapa berbasis ICT. Kegiatan mendorong mahasiswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi – menganalisa, membandingkan, mengkontraskan, mensintesakan, merangkum, menyatakan pendapat,. Belum kompeten seharusnya bisa.. Tidak terdapat alat bantu belajar atau hanya terdapat alat bantu yang dibeli di toko yang digunakan dalam pelajaran.. Kompeten berfikir tingkat rendah. .. Sangat kompeten. Dosen menggunakan alat bantu belajar untuk beberapa (75%) mata kuliah. Beberapa atau sebagian besar merupakan buatan sendiri atau berasal dari lingkungan sekitar.. Dosen menggunakan alat bantu belajar di semua atau hampir semua kompetensi atau pokok bahasan. Sebagian besar(75% atau lebih). merupakan hasil karya dosen itu sendiri ataupun berasal dari lingkungan. Beberapa memanfaatkan ICT (seperti foto digital, film, komputer, radio kaset) Dalam silabus Dalam silabus Dalam silabus terdapat banyak hanya terdapat terdapat strategi beberapa beberapa atau kesempatan bagi banyak kegiatan pembelajaran dan interaksi mahasiswa untuk yang mengembangkan memungkinkan dosen – Ketrampilan mahasiswa untuk mahasiswa yang berpikir tingkat mengembangkan membantu mahasiswa tinggi. Kegiatan ketrampilan berpikir tingkat dalam yang ada tinggi seperti mengembangkan sebagian besar misalnya ketrampilan hanya merangkum berpikir tingkat mendorong tinggi seperti mahasiswa untuk informasi,. 42.

(46) Butir. Indikator menciptakan dsb.. Kegiatan bervariasi dan bersifat kontekstual – berkaitan dengan kehidupan mahasiswa seharihari. Beberapa kegiatan berupa kegiatan dalam kehidupan nyata – misalnya mengunjungi pabrik batik untuk belajar tentang industri lokal dan juga menyangkut proses ilmiah.. Belum kompeten mengingat kembali, menjawab pertanyaan dengan ya atau tidak, membaca dengan suara lantang dsb.. Tidak ada atau hanya sedikit kegiatan dalam silabus yang bersifat kontekstual. Sebagian besar kegiatan adalah latihan dari buku paket, hafalan atau pengulangan fakta-fakta yang abstrak dan rumus-rumus ataupun mahasiswa menyimak secara pasif pelajaran yang tidak ada kaitannya dengan keseharian mahasiswa.. Sangat kompeten misalnya menganalisis data, mengaplikasikan pengetahuan ke dalam situasi yang baru, melakukan penilaian, menarik kesimpulan ataupun memprediksi atau meramalkan. Sebagian besar Hampir semua atau hampir atau semua semua kegiatan kegiatan yand bersifat ada di silabus kontekstual. terkait dengan Dosen berusaha kehidupan nyata untuk (kontekstual). mensimulasikan Dosen berusaha pengalamanmelakukan hal pengalaman nyata di kelas. dalam kehidupan Ada beberapa sehari-hari di bagian dalam dalam kelas, silabus yang sehingga membuat perkuliahan mahasiswa dapat menjadi lebih terpapar dengan bermakna, suasana termasuk kehidupan nyata misalnya yang berkaitan membuat dengan topik suasana ataupun unit menyerupai toko yang diajarkan, untuk jual beli, misalnya menunjukkan mahasiswa cara membuat mengunjungi batik ataupun pasar untuk membuat kebun belajar cara sekolah. menggunakan mata uang, ataupun Kompeten membandingkan, dan mengkontraskan, pemecahan masalah, atau mengikuti instruksi yang rinci.. 43.

Referensi

Dokumen terkait

Program dan sub program Balitbangtan selanjutnya menjadi landasan sub kegiatan BPTP Jawa Tengah 2015-2019 , meliputi: (1) Program Inventarisasi dan Pengembangan

Membran plasma bersifat selektif permeabel (semipermeabel) yang artinya membran plasma dapat dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Perpindahan molekul atau

Maka, perusahaan kartu perdana pra bayar Indosat IM3 harus lebih memperhatikan dari segi kualitas pelayanannya yang dapat memberikan manfaat yang baik kepada konsumennya,

Meskipun secara hitungan distribusi frekuensi, bahwa seluruh responden pada kelompok perlakuan yang diberi bebat perineum mengalami kesembuhan ≤ 7 hari, tapi

Pada 3 Februari,dengan berlakunya peraturan baru bahwa Fakultas Hukum tidak lagi mengenal jurusan, tetapi lebih pada program kekhususan, maka dengan Surat Keputusan Direktur

Evaluasi penggunaan alat elektronik dalam kelas ini dilakukan dengan kelas yang memiliki kesamaan dalam menggunakan alat elektronik. Alat elektronik yang dimaksud adalah RFID

Alat analisis yang digunakan adalah pendpatan koto, pendapatan bersih dan efisiensi pendapatan dengan cara menghitung pendapatan kotor yang dikurangi dengan total biaya

Ini dinyatakan dalam Pasal 1 Konvensi Chicago 1944 tentang penerbangan sipil internasional yang bunyinya sebagai berikut: “The contracting States recognize that every