• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PERAN GROUP FACEBOOK HIMPPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PERAN GROUP FACEBOOK HIMPPAR"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB V

PERAN GROUP FACEBOOK HIMPPAR

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis kualitatif deskriptif terhadap group facebook HIMPPAR, dengan mengkaji interaksi komunikasi di Group Facebook HIMPPAR, serta segala elemen yang mendukung keberadaan group tersebut. Miles and Huberman (1984), mengemukanan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.

Penggambaran (deskripsi) dari hasil analisis akan merepresentasikan upaya yang dilakukan dalam mengamati interaksi. Disini terdapat objek (teks interaksi dalam group facebook HIMPPAR) dan juga subjek yaitu anggota dan kepengurusannya. Dengan menganalisis bagaimana posisi subjek objek ini akan menyingkap bagaimana ideologi dan kepercayaan dominan bekerja dalam teks, karena posisi sebagai subjek atau objek dalam representasi mengandung muatan ideologis tertentu ( Eriyanto,2001). Selain itu,dari interaksi didalamnya juga akan terlihat posisi dari media komunikasi baru itu sendiri dalam perannya secara khusus melalui sebuah aktivitas jaringan komunikasi yang lalu dikatakan praktis dan juga membawa perubahan.

5.1 Peran Group Facebook Himpunan Mahasiswa Papua Barat di UKSW Salatiga

“Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal ini berarti ia menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling bertentangan satu sama lain.” (Soekanto 2002:441). Sesuai dengan batasan dalam penelitian untuk membuktikan peranan yang dimaksud, yaitu bagaimana group facebook atau dalam hal ini jaringan komunikasi dari suatu media baru (internet) dioperasikan dalam kedudukannya sebagai suatu media, lebih khususnya sarana komunikasi kelompok HIMPPAR di UKSW, maka dikumpulkan history interaksi dalam rentang waktu postingan sebagai informasi

(2)

29

yang didiskusikan didalam group facebook HIMPPAR tercatat dari Desember 2014 hingga pertengahan semester pertama 2015 sejak dibuat Anggaran Belanja dan kepengurusan baru HIMPPAR, untuk kemudian dianalisis.

Gambar 7 (Kepengurusan baru Group Facebook HIMPPAR). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Pada 9 desember 2014, Sdr.DT terpilih menjadi Ketua HIMPPAR menggantikan Sdr.MS. dengan ekspektasi HIMPPAR yang lebih baik oleh anggotanya, pemilihan jangka waktu pengumpulan data sejak bulan desember 2014 aktual dan relevan1 (Sugiyono,2011:63).

Gambar 8 (Group Facebook HIMPPAR).

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

1 Aktual merupakan syarat penting data untuk melakukan pengendalian atau evaluasi. Relevan

(3)

30

Melalui proses metode pengumpulan data dengan beragam jenis data,

peneliti menemukan, deskripsi penggunaan group facebook HIMPPAR dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

5.1.1 Motivasi studi

Sesuai status yang disandang anggota HIMPPAR yaitu mahasiswa, motivasi utama yang melandasi mahasiswa Papua untuk merantau dari ujung timur indonesia adalah untuk studi.

“kami tentu berharap ya, bisa bangkitkan itu motivasi untuk belajar betul di tanah rantau ini, terlalu banyak uang adik-adik kita ini ketika mereka datang ke jawa, sampai merasa paling hebat, lalu kerja hanya senang-senang, tidak mau belajar. Nah kita kakak-kakak yang ada disini tidak bisa lagi pakai cara kasar untuk kasih bilang mereka, kita pakai nasehat sekarang, ya melalui HIMPPAR ini”(5).

Gambar 9 (Contoh motivasi tetap berjuang di tanah rantau). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Seperti dikatakan bahwa manusia memerlukan pengkategorisasian dan penyamarataan yang terkadang menyandarkan diri pada stereotip. Stereotip yang mereka katakan sebagai “widely held beliefs about a group of people.”(Martin dan Nakayama, 2007:189). Perbedaan paling mencolok terlihat dari etnis milik Indonesia paling timur ini,mulai dari perbedaan fisik berupa warna kulit, jenis

(4)

31

rambut, kebiasaan berpakaian, makan, berbicara, budaya sungguh sangat berbeda dengan masyarakat di Salatiga.

Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa terdapat sistem berlapis-lapis dalam masyarakat merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Secara otomatis, didalamnya akan terdapat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistim sosial masyarakatnya.

Adanya perbedan tidak menutup kemungkinan terjadinya shock culture2. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap hal-hal seperti motivasi dalam belajar, maupun hal lainnya. Memanfaatkan teori Pitirim A.Sorokin tentang semakin kuatnya solidaritas ditengah perbedaan, senior HIMPPAR mencoba untuk mencari solusi dalam hal ini. Kekuatan dari solidaritas digunakan untuk membangun motivasi positif bagi adik-adik angkatan mereka.

“Kami bangga jika mereka (adik-adik) tidak buat ribut dan bisa lulus tepat waktu ya,

untuk membangun Papua juga, toh.”(6)

Gambar 10 (Contoh apresiasi terhadap kelulusan anggota HIMPPAR). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Ketika ada anggota yang lulus, HIMMPAR akan mengucapkan selamat dengan menyebut nama anggota tersebut dalam group facebook HIMPPAR, sebagai bentuk apresiasi beserta harapan-harapan yang memotivasi baik yang

2 Masalah yang timbul karena perbedaan budaya di suatu tempat dengan tempat asal.

(5)

32

bersangkutan maupun anggota yang lain. Upaya ini bermaksud membangkitkan motivasi studi bagi anggota yang lain.

Dari 30 quisioner yang disebar kepada anggota HIMPPAR, 3 orang mengatakan sangat setuju akan pernyataan senior HIMPPAR menginspirasi untuk rajin belajar. 21 lainnya mengatakan setuju pula akan pernyataan tersebut, namun, terdapat pula 6 anggota yang kurang setuju akan hal ini.

“kita bermain dengan anggota lain, maka waktu kita habis di mereka.”(7) Disisi lain, pernyataan setuju akan dampak dari upaya senior group facebook HIMPPAR dalam menyebarkan motivasi belajarpun mengalir deras. Dari 6 orang yang kurang setuju akan butir pernyataan ini, mereka mengikuti group facebook HIMPPAR selama kurang lebih satu tahun. “mereka anggota baru, jadi belum begitu memperhatikan upaya kita, mungkin.” ucap D setelah dikonfirmasi mengenai kekurangsetujuan dari 6 anggota tersebut.

“As members of groups, we permit a part of our identity and goals to exist as part of a small collective, and the convergence of these parts of our individual lives gives the group a coherent meaning, boundary, purpose, structure, and norms. Group communication theory examines the formation, dynamics, and dissolution of such small groups, and it examines the mutual influence that occurs between the individual and the group.” (Gastil, 2009). Seperti yang diungkapkan oleh Gastil, anggota group memperbolehkan identitasnya membaur, memberi arti pada batasan, tujuan, masuk dalam struktur, maupun norma. Hal ini akan menjadi tugas dari senior dan admin dari group facebook HIMPPAR untuk bisa menyatukan visi misi mereka khususnya terhadap anggota yang baru, meskipun komunikasi yang terjalin merupakan komunikasi group yang termediasi menggunakan internet (CMC) bukannya komunikasi tatap muka namun, sesuai pernyataan Gastil : “When we meet together, face to face or online, in small- or medium-sized assemblies, associations, bands, clubs, cliques, and the like, we engage in group communication.”

(6)

33 5.1.2 Hal etnisistas (informasi seputar etnis)

“Culture and communication are inseparably intertwined. Within communication, the shared belief and value systems comprising culture are constructed. And within communication, people build the social structures that comprise their everyday communal way of life. Thus, whenever community members communicate, they display the verbal and nonverbal elements particular to their society while simultaneously creating (and recreating) the value systems that structure that society.” (Hymes, 2009) Hymes juga berasumsi dengan merawat, lalu masyarakat melakukan komunikasi yang rutin, banyak inti dari elemen komunikasi yang abstrak mengkarakterisasi pandangan hidup mereka atau hidup kebudayaan mereka sehingga dapat terkaji, dapat dimengerti, lalu mereka dapat memperbandingkan, melakukan kontras dan bahkan membuat teori.

Didalam suatu komunikasi yang etnografis, Hymes mengatakan terdapat setelan. “the sets of precepts and rules by which different societies enact and interpret their ways of life.” Tidak dapat dipungkiri, dalam membentuk kesatuan di group apapun akan terdapat tradisi, sesuatu norma dan nilai yang mengikat anggotanya. “Existence of codes, their substance, the ways in which they can be discovered, and their social force on the members of cultural communities.”

Seperti dijelaskan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa secara otomatis, didalam kelompok yang semakin “berbeda”, akan terdapat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistim sosial masyarakatnya, khususnya bagi anggota group facebook HIMPPAR yang merupakan pendatang di Salatiga.

“group facebook HIMPPAR ini juga sarana kami memperkuat persatuan, kami

belajar, kami selalu bersosialisasi dengan sesama anggota HIMPPAR”(8)

HIMPPAR rupanya menjadi sarana dari komunikasi etnografis yang menyatukan etnis Papua di Salatiga.

(7)

34

Gambar 11 ( ucapan hari valentine tanpa melihat perbedaan) Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Gambar postingan digroup facebook HIMPPAR diatas merupakan salah satu contoh fungsi group facebook HIMPPAR sebagai pemersatu etnis. Set, code dan substansi seperti yang dikatakan Hymes dapat terlihat dari bahasa yang digunakan, yaitu bahasa daerah Papua, seakan menjadi kode “peruntukan” bagi mereka. Setelan yang sedang diungkap disini yaitu demografis, yaitu bagi anggota dari daerah Papua manapun, tetap adalah satu. Pesan-pesan yang disampaikan adalah tentang persaudaraan disegala kondisi, dan ucapan hari kasih sayang (valentine) bagi anggota group facebook HIMPPAR.

Satu dari hal yang lazim terjadi oleh adanya perbedaan adalah konflik. Konflik ini dapat terjadi internal, maupun eksternal karena gesekan yang dicetuskan oleh tingginya perbedaan tersebut. “Ethnography of Communication (EOC) also about what is going on in their collective lives. It helps bring to light, for example, what identities and interpersonal relationships community members can and do construct, how community members relate to their physical (natural) and metaphysical (spiritual) environment, and how different peoples approach uses of time.” Ungkapan Hymes ini juga mengungkap keterbukaan kemungkinan banyak hal terjadi ketika masyarakat harus hidup kolektif.

(8)

35

Gambar 12 (klarifikasi HIMPPAR atas konflik mahasiswa dengan warga Kopeng). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Gambar diatas adalah klarifikasi ketua HIMMPAR atas kejadian tanggal 15/13/2015 mengenai bentrok antara warga kopeng dengan mahasiswa. HIMPPAR mengklarifikasi via majalahselangkah.com dan upaya ini diposting di group facebook HIMPPAR pada 19/03/2015. Selanjutnya, badan Hubungan Masyarakat milik HIMPPAR juga melakukan klarifikasi di berbagai media massa. Klarifikasinyapun diposting dalam group facebook HIMPPAR. Secara langsung, HIMPPAR mengambil fungsi mediasi, baik konflik yang terjadi intern maupun ekstern. Anggota HIMPPAR sendiripun merasa terlindungi dan lega dengan respon dari pengurus HIMPPAR tersebut. seperti yang tertulis berbentuk respon positif, lega, bersyukur,dan juga ungkapan kebanggaan atas apa yang badan humas HIMPPAR lakukan. Sesuai isi quisioner yang disebar, 24 dari 30

(9)

36

mengatakan HIMPPAR mensupport mereka sebagai pendatang. Rasa yang diberikan ini, sungguh akan menyatukan anggota.

“Whenever community members communicate, they display the verbal and nonverbal elements particular to their society while simultaneously creating (and recreating) the value systems that structure that society”.(Hymes,2009) Nilai yang ingin disebar oleh pengurus HIMMPAR kepada anggotanya adalah nilai persatuan, ditengah perbedaan, dan hidup bersama demi cita-cita.

“kita ingin selalu bersatu, jika bersatu kita akan selalu kuat dan merasa tidak

sendirian meskipun kita jauh dari kampung halaman.”(9)

“HIMPPAR merupakan tempat bernaung saya di Salatiga”(10)

Ucapan diatas dilakukan seorang anggota yang baru 1 tahun menjadi mahasiswa di UKSW Salatiga. HIMPPAR berperan menjadi pemersatu etnis diantara sebagian besar anggotanya.

(9) wawancara dengan D, senior group faceboook HIMPPAR pada 20 november 2014

(10)

37

Gambar 13 (klarifikasi dan interaksi intern dalam group facebook HIMPPAR)

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Dalam komunikasi group pun juga bisa terdapat kritik. Tidak menutup kemungkinan pula terjadi dalam group facebook HIMPPAR. “Groups falling victim to this malady reached a premature decision as a result of their insularity, rigid thinking, biased leadership, and conformity pressure. The key factor was high cohesion—the mutual attraction and bonding that can occur in groups. Subsequent researchers clarified that cohesion, per se, does not limit a group’s productivity, but many investigations confirmed that cohesive groups could fall into groupthink if they also featured a constellation of other structural defects.” (Janis, 1970s) Kohesi yang tinggi adalah pemersatu dari “penyakit” yang ada dalam komunikasi kelompok.

(11)

38

Gambar 14 (kritik oleh salah satu anggota) Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Gambar diatas adalah postingan dari anggota group facebook HIMPPAR terkait klarifikasi ketua tentang bentrok mahasiwa di Kopeng oleh PW. Pada awalnya PW hanya mempertanyakan media untuk bersuara seputar kejadian bentrok yang membawa nama mahasiswa Papua tersebut, lalu ketua dari HIMPPAR sekaligus admin group facebook HIMPPAR DT menjawab “dalam satu minggu ini kami BPH HIMPPAR klarifikasi masalah ini lewat hak jawab dan sebagainya, jadi nanti evaluasi kami akan adakan, terimakasih, wa”. Tanggapan dari PW mempertanyakan kepada enggota lain dari HIMPPAR untuk ikut berpendapat, karena dirasa yang dilakukan BPH HIMPPAR kurang memuaskan, hal ini dijawab DT dengan “itu hasil rapat anggota, hormat pak kepala.”

PW

PW

PW

PW

(12)

39

Selanjutnya, anggota HIMPPAR lain mengomentari dengan nada mendukung DT, mendukung kinerja BPH HIMPPAR dengan tetap berkepala dingin, mengikuti jalur (keputusan BPH) yang ada. Meskipun banyak argumen, pada akhirnya sdr. PW menganggap dukungan anggota terhadap DT merupakan masukan yang baik bagi dirinya, dan nada positif yang mempersatukan.

“Biased leadership” seolah tersirat dari tulisan sdr. PW yang terus mempertanyakan dan tidak puas akan tindakan BPH yang padahal menurut ketua merupakan hasil rapat anggota. Berbagai asumsi untuk menganalisa kasus ini adalah apakah sdr. PW tidak ikut rapat, ikut tapi tidak puas, atau memang oposisi dari pengurus yang ada. Dikonfirmasi mengenai hal ini senior HIMPPAR sdr DWB menjawab bahwa “ pro kontra itu biasa, ya yang penting kita tetap menjaga kesatuan, jika masih ingin protes kita bisa duduk bersama, ya kita selalu begitu.” Senioritas selalu dijunjung tinggi dalam HIMPPAR ini, menghormati yang lebih tua dan selalu bersatu membuat suatu bonding dalam group. Ke-senioran ini rupanya memnag diakui oleh anggota-anggota HIMPPAR seperti tertulis dalam quisioner oleh 21 orang dari 30 yang mengisi quisioner bahwa senior di HIMPPAR memberikan nilai yang baik sehingga menginspirasi anggotanya untuk bersatu selalu ditanah rantau.

Peran group facebook HIMPPAR salah satunya untuk menjaga kesatuan etnis adalah menjaadi sarana memediasi dan mencari solusi bersama menghadapi konflik baik intern seperti gambar diatas maupun ekstern seperti bentuk penyelesaian konflik mengenai bentrok Kopeng dengan jalan klarifikasi melalui media massa yang kemudian di posting di group facebook supaya seluruh anggota group facebook HIMPPAR dapat mendapatkan pemahaman yang sama, dan tetap bersatu.

Group facebook HIMPPAR tetap menegakkan kesatuan dam respect bahkan dalam ktritik, tidak mudah terprovokasi, memiliki ketua yang tegas dan responsif serta mengerti esensi peran media. Namun,lepas dari hal tersebut, statement dari sdr.PW seperti tertulis “waduuuuuuuuu kecewa saya terlahir sebagai anak PAPUA “kulit hitam keriting”. Dimana-mana selalu saya disalah padahal saya manusia seperti mereka (org Jawa). Coba kalo warna kulit dan rambut saya

(13)

40

macam orang Jawa apa yang terjadi ya? Wassalam...” merupakan pernyataan yang mengandung unsur SARA. Seolah, orang Jawa sebagai orang yang selalu menyalahkan dan membedakan orang berdasar fisik.

Kecenderungan manusia untuk menganggap sukunya yang terbaik adalah sah, namun tidak dengan kemudian menjelekkan yang lain. Statement dari sdr.PW kemudian diredam oleh seniornya sehingga kemudian suasana menjadi dingin dan sopan. Disini terlihat kedewasaan dan kebijaksanaan pemikiran dari anggota group facebook HIMPPAR yang lain,

“kakak-kakak HIMPPAR menginspirasi saya untuk tidak rasis, dan berpikiran

rasional tentang kemampuan individu dan komunitas.” (11)

Disini terlihat peran dari HIMPPAR yang ideal mulai terlihat. Jika terjadi lecutan provokatif, tidak lantas membuat semua bersuara sama, namun malah tetap berpikir damai.

Gambar 15 ( postingan tentang kegiatan etnis) Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Gambar diatas adalah contoh penggunaan group facebook etnis Papua oleh anggotanya yang berperan sebagai media untuk mengabarkan hal-hal tentang kegiatan yang menyangkut etnis di UKSW,misalnya seminar maupun pelatihan tari-tarian daerah. 18 orang dari 30 pengisi quisioner mengatakan sangat setuju

(14)

41

dan setuju akan cepatnya tanggapan anggota terhadap postingan baru. Hal ini menunjukkan efektifitas group facebook HIMPPAR dalam perannya untuk menyampaikan informasi seputar kegiatan etnisitas.

Sebagai perantau pasti akan selalu ingat dengan kampung halaman.

Gambar 16 (Gambar informasi tentang tanah Papua).

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Studi The Role of The Internet in Forging a Pluralistic Integration (a Study of Chinese Intellectuals in the US) karya Srinivas R.Melkote dan D.J.Liu tahun 2000 yang dipublikasi oleh SAGE Publication, London di jurnal Gazzete Vol.62(6):495-504, pun mengungkapkan bagaimana chinese students and scholars anggota Chinese Ethnics Internet bertahan di AS namun dengan tetap hidup dalam ke-cina annya. Mereka terus meng-update berita seputar negeri china, begitu pula bagi anggota group facebook HIMPPAR. Seperti gambar diatas, yang menunjukkan postingan salah satu anggota tentang keadaan diPapua, suatu info yang lebih mengarah ke hal politik, yaitu mengenai kekecewaan Gubernur Papua terhadap pemerintah pusat.

“HIMPPAR ini tidak berjalan dalam koridor politik, ya. Bapak Rektor, tidak mengijinkan kami melakukan itu.”(12)

(15)

42

Postingan tersebut diatas bisa dikategorikan sebagi ‘kecolongan’ jika dianalisa dari ungkapan kakak senior tersebut. namun, tidak ada anggota yang me-like atau mengomentari postingan tersebut. hal ini menunjukkan ketidak tertarikan. Secara tidak langsung, postingan tersebut memang dikesampingkan oleh anggota lain.

Group facebook HIMPPAR sebagai media yang memiliki peranan mempersatukan etnis telah menjalankan fungsinya dengan baik, namun tentunya selalu menjadi tugas yang berat namun mulia bagi pengurusnya untuk tetap menjaganya dalam koridor yang positif.

5.1.3 Penyebaran Nilai, Informasi & Dialog

“Adaptive Structuration Theory proposes that information technology (and

all technologies or procedures) have a two-layered structure consisting of their spirit—the general values, goals, and attitudes the technology promotes (such as democratic decision making)—and specific structural features built into the system (such as anonymous input of ideas or a voting procedure). A structural feature is a specific rule or resource that operates in a group, whereas spirit is the principle of coherence that holds a set of rules and resources together.” (Poole, 2009) Dua lapisan struktur seperti yang diungkap Poole yang pertama nilai-nilai umum, tujuan-tujuan, dan lalu perilaku, serta yang selanjutnya adalah featur struktur yang terbangun dari sistem tersebut.

Group facebook HIMPPAR sebagai sebuah media komunikasi berbasis internet sesuai ungkapan Poole memiliki peran ini didalamnya. Visi dan misi dari HIMPPAR diupayakan tercipta nyata, seperti seringnya diadakan event-event yang mendukungnya. Dan kemudian diposting dalam group facebook HIMPPAR. Anggota HIMPPAR memposting seminar siswa Papua bersama Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) bertajuk “The Art of Dying Well.” dilansir dari megapolitankompas.com pada 18 maret 2015 Ahok mengatakan jangan takut menghadapi kematian, kematian adalah keuntungan apalagi jika bisa terlaksana diusia muda dengan rekam jejak yang baik, ia

(16)

43

meyakini jika seseorang bersikap baik dan memberi kebaikan kepada orang lain, Tuhan menjanjikan surga nantinya.

Gambar 17 ( gambar postingan seminar)

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

“Penting ya, sesuai tujuan awal kita mendirikan HIMPPAR ini kan memang untuk kita bersatu di tanah rantau, hal tersebut juga harus positif artinya bersatu untuk menyebarkan hal yang positif.”(13)

Rupanya HIMPPAR digunakan dengan tujuan menyebarkan nilai-nilai. 24 dari 30 orang mengatakan dari group facebook HIMPPAR,mereka setuju bahwa senior HIMPPAR menginspirasi mereka untuk menjadi lebih baik karena dianggap telah menyebarkan nilai-nilai yang baik bagi mereka. 24 orang dari 30 pula menegaskan senior HIMPPAR menginspirasi mereka menjadi orang yang lebih sabar, 27 dari 30 mengatakan senior HIMPPAR membuat mereka merasa didukung keberlangsungannya di tanah rantau dari segi positif, serta 24 orang dari 30 menyatakan senior menginspirasinya untuk hidup lebih hemat, meski nyatanya hanya 15 orang dari 30 yang mengatakan dirinya biasa memposting kata-kata mutiara maupun motivasi di group facebook HIMPPAR. Bisa dibayangkan jika semua orang bersatu untuk seluruhnya menggunakan HIMPPAR untuk menyebarkan nilai yang positif, mungkin tidak ada lagi segelintir mahasiswa Papua yang merasa tidak didukung, tentunya diserta pendekatan real dikehidupan nyata.

(17)

44

“Memang yang kita hadapi kan adik-adik yang keras, yang boros karena merasa punya uang banyak, yang susah untuk dikasari lagi karena sekarang mereka sedang merasa PD (percaya diri) begitu, di tanah rantau serasa jadi orang kaya saja. Kita bisa pakai group facebook untuk menasehati mereka, pelan-pelan saja dengan proses ya.” (14)

(18)

45

Gambar 18 (contoh penyebaran nilai untuk tidak merokok). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

“The convergence of these parts of our individual lives gives the group a coherent meaning, boundary, purpose, structure, and norms. group members are often reproducing existing social structures or, other times, challenging and potentially altering them. Small groups, in this view, play a uniquely important role in society as one of the most tangible contexts in which individuals can apprehend societal-level structures (i.e., speaking norms, patterns of authority, linguistic conventions) and either sustain or subvert them. This fluidity inherent in structuration theory provided an account of group behavior that could explain both regularized patterns and deviations, such as the ones Poole had earlier uncovered.” (Gastil, 2009). Dalam komunikasi kelompok terdapat arti, batasan, tujuan, struktur dan norma yang koheren merupakan hasil dari konvergensi kelompok. Didalamnya terjadi interaksi, pertukaran sehingga tercapai hal-hal tersebut bahkan dikatakan memproduksi struktur sosial yang ada, peran yang paling terlihat adalah dipertahankannya level struktur sosial.

Gambar postingan dari HK diatas merupakan contoh pertukaran nilai dimana ia ingin mengajak untuk berhenti merokok. Suatu norma yang ingin HK ungkapkan. Tanggapan yang diterima positif hingga FM menunjukkan kritiknya atas postingan HK “gubernur jwa barat saja perokok” dan argumen-argumennya yang menentang postingan HK. Ditanggapi dengan cukup keras namun tiba pada

(19)

46

titik HK meredam emosinya dengan berkata “ko (kau) betul, tapi ini kan dari sisi medis”. Beberapa anggota yang lain ikut berkomentar tapi bernada positif, tidak provokatif, ada senior yang ikut berkomentar pula.

Sesuai hasil dari 30 quisioner yang disebar, 27 mengatakan cukup efektif baginya untuk menerima pesan melalui group facebook HIMPPAR, 21 mengatakan cukup update dengan postingan di group facebook HIMPPAR, dan 18 mengatakan postingan cukup cepat ditanggapi oleh sesama anggota group facebook HIMPPAR. Mayoritas mengatakan group facebook HIMPPAR merupakan media yang cukup efektif, update, dan cepat. Sifat media yang semacam ini merupakan media yang ideal untuk berbagi informasi, dan nilai.

Namun, seperti yang ditulis oleh Tubbs dan Moss bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai uraian dari pernyataanya,yaitu komunikator, pesan, media, komunikan lalu feedback3, inilah yang disebut dengan pertukaran. Group facebook HIMPPAR memungkinkan komunikasi 2 arah yang memungkinkan pertukaran nilai.

Gambar 19 dibawah merupakan postingan salah seorang anggota yang ingin membuka forum diskusi, mengajak sesama anggota HIMPPAR untuk berdialog tentang budaya maskawin sebabkan pria Papua lakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) pada perempuan.

Gambar 19 (ajakan dialog)

(20)

47

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Feedback disini bukan berarti hanya jawaban balik dibawah postingan, setiap anggota yang memberikan feedback berupa postingan baru juga akan menjadi komunikator. Komunikator yang memberikan postingan baru dikatakan juga sebagai pemberi feedback karena itu merupakan respon balik tidak langsung atas hal yang dipelajari(didapat) sbelumnya. Respon yang diberikan karena senior HIMPPAR menanamkan, selalu memberi pesan bagi anggotanya untuk tidak ragu berbicara, selalu berani mengemukakan pendapat dari segi positif. Dengan pemikiran seperti ini, dialog-dialog terbuka akan sangat dimungkinkan terjadi. Group facebook HIMPPAR memungkinkan tiap aggotanya untuk menjadi komunikator dengan suasana yang diciptakan memang kekeluargaan.

“senior HIMPPAR menginspirasi saya untuk berubah perilaku dalam hal menjadi orang yang berani berpendapat, mengutarakan ide, namun juga mau

menerima masukan orang lain.”(15)

HIMPPAR juga menjadi sarana diskusi untuk sebuah hal mendadak.

Gambar 20 (contoh postingan diskusi untuk hal mendadak). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Hal tersebut ditanggapi dengan kepala dingin oleh anggota group facebook HIMMPAR lain.

(21)

48

Group facebook HIMPPAR berperan sebagai sarana untuk menyebarkan nilai dan juga informasi bagi anggotanya. Contoh informasi yang dipos adalah jatuhnya pesawat Air Asia QZ-4801 bersama ungkapan dukacita anggota group facebook HIMPPAR, informasi konflik artis Cita-citata dengan etnis Papua, dan juga informasi untuk merawat kulit berwarna gelap.

Gambar 21 (contoh penyebaran informasi dan nilai). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Group facebook HIMPPAR juga mengambil peran sebagai media penyebar info seputar keadaan di kampung halaman (Papua), dan tidak menutup penyebaran info bernafas politik (meski melanggar fungsi group facebook HIMPPAR).

Gambar 22 (kiriman informasi kampung halaman). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

(22)

49

Dalam perannya sebagi media, group facebook HIMMPAR telah menunjukkan sikapnya yang toleran, kekeluargaan, namun tetap ingin membawa perubahan. Dialog ditunjukkan dengan terbuka, penyebaran nilai baik terlihat, dan pula penyebaran toleransi untuk diluar etnis Papua.

“saya berusaha bersikap baik, tepat memposisikan diri berada pada lingkungan sekitar dan saat kita perantauan. Kakak-kakak HIMPPAR dengan pemikiranya yang terbuka juga menginspirasi saya memahami dan mengetahui himpunan mahasiswa dari daerah lain, dengan cara berdialog dan bersikap yang baik juga sesuai dengan perimaan himpunan-himpunan tersebut. efisiensi dan efektifitas waktu.” (16)

Toleransi merupakan bentuk pemikiran yang terbuka. Toleransi adalah sikap atau sifat toleran ; dua kelompok yang berbeda kebudayaan saling berhubungan dengan penuh (KBBI;2002).

“kita ingin hidup bersama damai ya, kan kita disini untuk belajar. Belajar

bagaimana merantau juga, hidup bersama dengan orang lain.”(17)

Group facebook HIMPPAR telah mengambil peran untuk menyebarkan nilai positif, meski masih ada kekurangan disana-sini, namun sikap open-minded dari segi positif ini membuat suatu kestabilan dari dalam anggota sendiri. Poin yang penting dan baik ini patut untuk dipertahankan sebagai tugas penerus pengurus maupun anggota group facebook HIMPPAR selanjutnya.

5.1.4 Keperluan Teknis oleh Individu

Selain berperan sebagai media untuk memberi motivasi studi, untuk menjaga hal-hal seputar etnisitas, untuk penyebar nilai, informasi dan dialog, group facebook HIMPPAR sebagai media juga mengambil peran untuk kepentingan masing-masing individu sebagai anggotanya.

“Membership negotiation, produces and reproduces the way in which individual members relate to the organization. members’ negotiations helps create the organization.” (Poole,2009). Negosiasi keanggotaan memproduksi dan mereproduksi cara masing-masing individu untuk terrelasi dengan organisasinya. Dan bahkan dikatakan negosiasi keanggotaan membantu pembentukan organisasi.

(16) hasil wawancara akan isian quisioner oleh H, pada 1 april 2015.

(23)

50

Memperhatikan masing-masing individu didalam suatu organisasi atau kelompok sangatlah penting.

Dalam group facebook HIMPPAR masing-masing anggota juga menunjukkan keeksistensiannya dengan menggunakan group facebook HIMPPAR untuk kepentingannya masing-masing. 15 dari 30 pengisi kuisioner mengaku biasa memposting terkait usaha dana, dll yang mendukung studinya dan HIMPPAR di UKSW. Hal ini didukung dengan data 30 dari 30 pengisi kuisioner yang mengatakan cukup mudah untuk mengakses internet dan 27 dari 30 yang mengaku cukup mudah untuk mengakses group facebook HIMPPAR. Merupakan media yang baik dari segi kekuatan penyebarannya.

Gambar 23 (contoh postingan keperluan teknis oleh individu) Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Gambar diatas adalah contoh penggunaan group facebook HIMPPAR untuk mengajak anggota beribadah di gereja sdr.WD, ajakan kemanusiaan untuk membantu korban musibah gempa di Vanuatu oleh sdr.HK, dan ajakan kepada anggota untuk menjadi pengajar diPapua oleh sdr.WD. hal-hal diatas tersebut tidak berkaitan langsung dengan keberlangsungan etnis Papua di UKSW Salatiga, lebih bersifat kepentingan pribadi yang positif.

Anggota group sendiri ada yang bahkan merasa sangat nyaman dengan group facebook HIMPPAR sehingga bersedia untuk membagikan pin blackberry messenger nya yang bersifat privat ke wall dari group facebook HIMPPAR.

(24)

51

Gambar 24 (postingan PIN BBM)

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

24 dari 30 pengisi quisioner mengatakan group facebook HIMMPAR membantunya mengungkapkan hal yang sulit diucapkan secara langsung (terkait biaya, waktu, dst.) Namun, hanya 9 dari 30 pengisi quisioner yang mengaku cukup percaya diri untuk memposting isi hatinya di group facebook HIMPPAR. Dikonfirmasi mengenai hal ini senior HIMPPAR mengatakan bahwa

“mereka yang belum berani terbuka dengan kita itu biasa anggota-anggota baru yang ya perlu kami dekati memang secara personal supaya terbuka karena siapa lagi saudara ditanah rantau kalau bukan kita sendiri.”(18)

Senior ingin memberikan suasana yang terbuka dan akrab bagi anggotanya meski itu adalah masalah pribadi, padahal jika mau terbuka, 21 dari 30 mengatakan bahwa dirinya cukup update dengan berita di group facebook HIMPPAR, 18 dari 30 mengatakan bahwa postingannya cukup cepat ditanggapi oleh sesama anggota HIMPPAR yang berarti cukup efektif untuk pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh sesama anggota.

Selain untuk pribadi, hal-hal teknis seputar HIMPPAR juga selalu diposting didalam group facebook HIMPPAR.

(25)

52

Gambar 25 (contoh interaksi postingan penjualan makanan). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

(26)

53

Sesuai yang terlihat dari gambar-gambar diatas interaksinya sangat kekeluargaan dan akrab. Hal inilah yang diharapkan dari senior HIMPPAR kepada seluruh anggotanya.

“saya biasa memposting info seputar keadaan teman-teman Papua di UKSW (misal-sakit, sanak keluarga meninggal,dll)” disetujui oleh 27 dari 30 pengisi quisioner. Hal teknis yang mengacu kepada kepentingan anggotanya juga merupakan bagian dari wall group facebook HIMPPAR.

Gambar 26 (ajakan ibadah penghiburan). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Gambar diatas merupakan ajakan untuk ibadah penghiburan atas meninggalnya sanak saudara dari salah satu anggota HIMPPAR.

“Groups acquire coherence through being structured and, as self-organizing systems, can channel the agency of their members into common projects. The members of groups are themselves formed and reformed through structuration. So rather than being prior to the group, members are positioned within the group through actions and discourse creating and sustaining various roles and arguments. Hence, groups may be the primary unit of analysis rather than individuals.”(Poole, 2009) seperti yang dikatakan Poole, anggota group adalah mereka yang terbentuk dan membentuk struktur, dimana kelompok dapat memperoleh koherensinya, melalui sebuah struktur. Tiap individu dalam group

(27)

54

facebook HIMPPAR merupakan bagian dari struktur HIMPPAR sendiri. Bagaimana HIMPPAR ‘mengurus’ tiap individunya menunjukkan koherensinya.

Dalam dinding group facebook HIMPPAR, koherensi ini sudah terlihat, meski anggota baru belum terlalu berani untuk lebih terbuka kepada anggota yang lain. Hal ini menunjukkan betapa peran suatu media (facebook) bisa memproses koherensi dari suatu kelompok.

5.2 Jaringan Komunikasi dan Peran Group Facebook HIMPPAR

Peran-peran yang ditemukan dalam penelitian akan group facebook HIMPPAR ini terjadi berkat sifat media itu sendiri yang mampu membangun suatu jaringan komunikasi. Sesuai teori actor-network oleh François Cooren, penjelasan akan proses ini dimulai dari poin-poin yaitu Hybrid & Plural world, spokesperson or macroactor, Acting and/ or speaking in the name of, on behalf of, and/or in the stead of something or someone else, whether they are a collection of individuals (a we) or a collective (an it), these others can be said not only to have an identity—they start to exist as a we or as an entity, an it—but also to act from a distance, that is, to tele-act or telecommunicate.

Bagaimana peran dari group facebook HIMPPAR melalui data empirik berupa temuan-temuan dari interaksi di wall nya berawal dari kenyataan dunia ini plural (HIMPPAR ditinjau dari segi budaya) disadari oleh perkumpulan Etnis Papua diUKSW, tertuang dalam latar belakang pembentuka group mereka, yaitu ‘kesadaran yang sungguh akan kerukunan untuk mendukung solidaritas kedaerahan’.

Spokesperson or macroactor, disini adalah orang-orang dibelakang layar atau pengurus HIMPPAR diantaranya Ketua, Penasehat, bagian HUMAS, Admin, dll dalam menjadi Gate Keeper berjalannya penggunaan Group Facebook HIMPPAR bahkan bertanggung jawab mulai dari perekrutan anggota-anggota baru, memberlakukan aturan melalui malam keakraban dan lalu membawa komunikasi mereka kedalam dunia maya yang tidak mengurangi makna dari komunikasi itu sendiri, dan dapat diatur sedemikian rupa untuk mencapai fungsi himpunan dan tujuannya seperti di dunia nyata. Mereka melakukan kegiatan

(28)

55

acting and/ or speaking in the name of, on behalf of, and/or in the stead of something or someone else yang dalam hal ini adalah Himpunan sendiri.

Melalui aktifitas penjaringan komunikasi ini yang berlaku dalam perannya mereka melakukan a collection of individuals (a we) or a collective (an it), yang mendalam karena ini adalah group facebook etnis, yang seperti dijelaskan sebelumnya bahkan memampukan mereka menyatukan etnis karena perannya termasuk hal-hal etnisitas. Dimensi ini menembus nilai yang bukan hanya identitas, namun mereka memulai menjadikan perkumpulannya sebagai sebuah entitas, meski harus melalui jarak, atau a distance, that is, to tele-act or telecommunicate. Jarak dan waktu menjadi bukan masalah. Ruang fisik tidak membatas lagi ruang komunikasi.

5.3 Analisa Teori Holtz dan Kaplan &Heinlein atas Peran Group Facebook HIMPPAR akibat suatu Jarkom.

Sesuai teori yang dipakai untuk menganalisa peranan group facebook HIMPPAR, yang merupakan komunikasi yang termediasi internet, group facebook HIMPPAR yang termasuk media baru yang lebih dari sekedar ruang fisik, digunakan untuk mengcover komunikasi kelompok yang pada mulanya dilakukan dengan komunikasi tatap muka, bahkan membawa serta unsur etnisitas didalamnya.

Dua orang ahli,seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu Holtz dan Kaplan & Heinlein memberikan pendapat tentang fenomena media baru ini yang merujuk pada asumsi mereka untuk peran media sosial baru yang bersifat praktis dan juga dapat memfasilitasi perubahan. Melalui studi peranan group facebook HIMPPAR di UKSW asumsi ini akan dibuktikan, dan pembuktiannya merupakan penjelasan mekanisme dari peranan group facebook HIMPPAR sendiri bagi anggotanya di UKSW sebagai suatu jaringan komunikasi.

5.3.1 Teori Holtz (1999)

Internet sebagai media sosial adalah wadah komunikasi yang memungkinkan informasi cepat sampai ke publik, siapapun dapat mengakses internet, dan tidak terbatas ruang dan waktu. (Holtz,1999). Ada 3 poin dalam teori

(29)

56

Holtz ini yaitu kecepatan informasi, kemudahannya (terbuka untuk siapapun), dan tidak terbatas ruang dan waktu. Poin-poin dalam teori Holtz ini juga didukung penggambaran yang serupa oleh beberapa ahli.

5.3.1.1 Kecepatan Informasi

“Instantaneous information provided by the Internet.” (Mcluhan,1950s) kecepatan transmisi data dari internet sebagai media baru sebetulnya tergantung dari kecepatan masing-masing providernya. Namun,yang dimaksud kecepatan disini didukung oleh kekuatan persebarannya juga. Internet sudah menyebar diseluruh dunia yang juga berarti informasi dari belahan dunia manapun dapat diakses langsung, cepat.

Gambar 27 (klarifikasi dalam group)

Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015

Bentrokan mahasiswa yang terjadi pada 15 maret 2015 langsung dapat diketahui dan disebar dimedia sosial, dan klarifikasinyapun dilakukan lewat media sosial pula (salah satunya melalui majalahselangkah.com) kemudian diposting pada 19 maret 2015 di group facebook HIMPPAR. 4 hari hanya dibutuhkan untuk menghubungi media, melakukan klarifikasi, membuat laporan lalu kemudian mempostingnya di group facebook HIMPPAR. secepat itu pula masalah dapat diatasi dengan indikator semua anggota memiliki informasi dan kesepahaman yang sama.

Dari group facebook HIMPPAR sendiripun 18 dari 30 orang menyetujui kecepatan tanggapan informasi oleh sesama anggota group facebook HIMPPAR.

(30)

57 5.3.1.2 Kemudahan

Poin 2 didukung oleh asumsi “overthrow of the master–slave architecture of television by networked media in which everyone is able to be a broadcaster.” ( Gilder, 1990s) siapapun, dikatakan oleh Holtz dapat mengakses internet.

Untuk group facebook HIMPPAR sendiri yang dapat mengakses adalah sesama anggota HIMPPAR yang telah diterima (jika ia yang meng add) maupun mereka yang diundang untuk menjadi anggota group, dimana admin berperan dan selektif di bagian ini. Penulis dapat menjadi anggota setelah meminta izin penelitian kepada pengurus HIMPPAR. Disini terlihat keterbukaan dan penerimaan mereka terhadap pihak yangb eritikad baik. Orang yang di terima untuk menjadi anggota adalah mereka yang keturunan maupun berasal dari Papua, namun kebanyakan admin yang meng add khususnya bagi saudara-saudara yang baru datang ke Salatiga.

Lepas dari regulasi keanggotaan dalam group facebook HIMPPAR, siapapun dapat mengkomunikasikan niatnya, siapapun dapat mencari group ini, membukanya untuk kemudian meminta untuk menjadi anggota. Terbuka, siapapun dapat menemukannya selama ia memiliki jaringan internet dan piranti untuk mengaksesnya.

Kemudahan untuk menjadi komunikan maupun komunikator di era media baru ini merupakan poin tambahan menyokong cepatnya peredaran informasi pula. Semakin luas, semakin cepat. Anggota group facebook HIMPPAR sendiri mencapai 564 anggota pada 14 april 2015. 30 dari 30 anggota HIMPPAR mengatakan mudah mengakses internet, menunjukkan betapa siapapun dapat mengambil peran dalam fenomena internet sebagai media baru ini.

5.3.1.3 Tidak Terbatas Ruang dan Waktu

“This revolution produced classrooms without walls as telecommunications and television brought a simultaneous information structure to electronic society.” (McLuhan, 1950s). Seperti ungkapan Luhan bahwa terjadi keadaan dimana ruang-ruang fisik tidak lagi berarti dengan

(31)

58

adanya media baru, jarak menjadi tidak berarti. “As increase in the speed of communication over distance to a point where the time needed for a message to traverse that distance is experienced as negligible by both sender and receiver.” (Carey,1989).

HIMPPAR sebagai media, memiliki sifat menembus ruang dan waktu, dimana kapanpun dimanapun anggota HIMPPAR bisa saling terkoneksi, saling bertukar informasi tanpa perlu bertemu muka, 24 dari 30 anggota group facebook HIMPPAR setuju memilih HIMPPAR sebagai media untuk mengkomunikasikan hal yang sulit diungkapkan secara langsung (karena waktu, biaya, maupun faktor lainnya). Pada posisi ini, group facebook HIMPPAR sudah menjadi alternatif penyampaian informasi yang lebih diminati malah daripada berkomunikasi tatap muka.

Selain mampu ‘menggantikan’ komunikasi tatap muka, group facebook HIMPPAR dengan sifatnya yang bisa menembus ruang dan waktu merupakan sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari daerah asal oleh anggotanya. Informasi dari tanah Papua bisa sampai dalam sekejap dan disebarkan kepada seluruh anggota group facebook HIMPPAR mendukung fungsinya yang juga untuk media pemersatu etnis.

5.3.2 Teori Kaplan & Heinlein (2002)

Ahli lain berpendapat “media sosial merupakan kelompok berbasis aplikasi internet yang membangun dan teknologi dasar-dasar ideologis dari web memungkinkan penciptaan dan pertukaran pertukaran konten yang dihasilkan pengguna. Perpaduan teknologi dan interaksi sosial bagi penciptaan nilai. Media sosial juga dapat memfasilitasi perubahan.” (Kaplan & Haenlein, 2002).

Dalam asumsi ini terdapat 4 poin didalamnya, yaitu seperti dijelaskan sebelumnya tentang basis internet, dan dengan fitur didalamnya memungkinkan penciptaan dan pertukaran (interaksi) konten yang dihasikan pengguna. Selanjutnya dikatakan dapat menciptakan nilai dan memfasilitasi perubahan.

5.3.2.1 Penciptaan Nilai melalui Media berbasis Internet

Telah dijelaskan sebelumnya bagaimana group facebook HIMMPAR digunakan anggotanya untuk menciptakan nilai. Namun, bagaimana proses

(32)

59

itu dapat terjadi sesuai dengan penjelasan Kaplan & Heinlein adalah dengan ‘Perpaduan teknologi dan interaksi sosial.’

Gambar 28 (proses perpaduan teknologi dengan interaksi sosial). “However, as a social theory begins to resemble natural science, universal explanations become less elusive.” (Littlejhon, 2008). Untuk menjelaskan teknologi (ilmiah) sebagai sebuah teori dari segi komunikasi (abstrak), menurut Littlejhon sangatlah tidak mungkin. Littlejhon kemudian menggunakan kata ‘konsep’ untuk menjelaskannya dari segi komunikasi.

“Social theories rely on practical explanations in which individuals are shown to make choices to achieve goals. Using practical explanations, practical theories offer principles for making decisions about the effectiveness and appropriateness of various actions in social situations.”Dari ungkapannya ini, Littlejhon mendukung Kaplan& Heinlein yang menempatkan teknologi sebagai alat (tool) untuk membuat pilihan, rujukan dalam mencapai tujuan. Pengertian ini selanjutnya dimaknai sebagai nilai. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan (Mulyana, 2005).

Nilai tercipta atas perpaduan penggunaan group facebook HIMPPAR sebagai alat dengan interaksi sosial yang terjadi didalamnya. Interaksi komunikasi seperti telah dijelaskan sebelumnya terjadi dalam group facebook HIMPPAR melalui postingan, tanggapan berupa komentar dibawahnya, dll. Melalui cara inilah nilai tercipta. Sesuatu yang ditujukan dengan sengaja maupun tidak untuk menjadi rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan oleh sesama anggota group facebook HIMPPAR.

Dalam group facebook HIMPPAR terdapat visi, misi yang dijadikan landasan baik untuk menentukan postingan seperti apa yang layak maupun menjadi acuan dalam merespon postingan yang ada. Ini seolah menjadi bingkai dalam interaksi komunikasi didalamnya juga. Melalui mekanisme

(33)

60

inilah nilai tercipta nilai, dimana group facebook HIMPPAR diposisikan sebagai alat dari interaksi komunikasi. 24 dari 30 mengatakan senior HIMPPAR memberikan nilai yang baik melalui group facebook HIMPPAR.

Gambar 29 (proses terjadinya nilai)

Gambar diatas merupakan proses terjadinya nilai melalui perpaduan teknnologi (group facebook HIMPPAR ) sebagai tool dengan interaksi sosial, yang dinilai cukup berhasil memberikan nilai yang berdampak bagi anggotanya.

5.3.2.2 Memfasilitasi Perubahan

Perubahan sebagai keadaan bisa diartikan sebagai peralihan, pertukaran (KBBI,2015). Fokus peralihan, pertukaran, perubahan dalam penelitian ini adalah perubahan yang dibawa oleh keberadaan group facebook HIMPPAR terhadap anggotanya, tentu saja berkat sifatnya yang sebagai jaringan komunikasi.

Mahasiswa dari Papua menetap disalatiga berjarak ribuan kilometer dengan budaya jang jauh berbeda masuk dalam frame HIMPPAR sebagai perannya dalam bentuk penyatuan etnis. Motivasi studi, penyebaran nilai, dan terbukanya group untuk menampung kepentingan teknis dari masing-masing anggotanya merupakan peran dari group facebook HIMPPAR sendiri. Pada akhirnya, 27 dari 30 anggota group facebook HIMPPAR mengatakan senior HIMPPAR melalui group facebook HIMPPAR membantu saya menjadi lebih

teknologi Interaksi sosial (komunikasi)

(34)

61

adaptif dengan orang-orang dari etnis diluar Papua di UKSW, namun tetap mencintai Papua didalam hati.

“kami disini merantau jauh tujuannya ya untuk kembali, bangun Papua kami.”(19)

Group facebook HIMPPAR membuat anggotanya menjadi lebih adaptif. Sikap adaptif hanya dapat terjadi bersamaan dengan ‘pemahaman’. “Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai- nilai budaya lain.” (Litvin, 1977). Dibarengi dengan adanya teknologi khususnya media baru yang sifatnya cepat, semua orang dapat menggunakan, dan tidak terbatas ruang dan waktu, seperti halnya group facebook HIMPPAR, pemahaman budaya dan adaptasi dilakukan ‘lebih cepat’. Namun, sebaliknya “Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahamui keanekaragaman budaya sangat diperlukan.” (Litvin,1977).

Kecintaan dan pemahaman akan budaya sendiri tidak boleh hilang karena media baru memiliki potensi besar untuk memungkinkan penggunanya kontak dengan budaya lain, agar kita tetap memiliki ‘jati diri’ dalam hal ini budaya. Hal berubah seiring waktu, begitupun dengan dunia ini. Teknologi ikut andil dalam penyusutan dunia ini, jarak yang begitu jauh dapat ditempuh dengan cepat, pesan dapat disampaikan melalui media hanya membutuhkan waktu sekejap mata.

Berdasar hasil amatan dari interaksi senior, admin dan sesama anggota group facebook HIMPPAR sebagai sebuah jaringan komunikasi yang telah mengupayakan berbagai hal untuk membawa nilai positif bagi anggotanya melalui peran-peran yang dimainkan didalamnya, tentunya pasti mengakibatkan ‘sesuatu’ yang bisa berupa peralihan, perubahan. Sejauh apa perubahan yang dibawa dapat ditilik dari jawaban anggota-anggotanya sebagai berikut. 30 orang anggota diwawancara mengenai perubahan ini. (jawaban dirangkum dan bila terjadi kesamaan tidak diulang).

 Perubahan Nilai

(35)

62

Nilai bermain didalam pemikiran, untuk kemudian menjadi rujukan dalam menentukan sikap (Mulyana, 2005). Sesuai ungkapan Gastil “The convergence of these parts of our individual lives gives the group a coherent meaning, boundary, purpose, structure, and norms”, contohnya adalah nilai ‘jangan rasis’ seperti yang ditunjukkan senior HIMPPAR menanggapi postingan seorang anggotanya yang berbau SARA seperti dijelaskan sebelumnya.

Dari hasil quisioner yang disebar, admin, senior, sesama anggota group facebook HIMPPAR menginspirasi anggotanya untuk lebih adaptif sejak melakukan studi di UKSW dalam artian/ dari segi toleransi, rasa bahagia, tanggung jawab, rendah hati, open-minded, saling menyayangi, mensupport, stabilitas mental emosional, rasa aman, terlindungi, membutuhkan kesatuan (baik luar/ dalam etnis), dan terakhir merasa dihargai. Banyak hal positif yang dibawa oleh group facebook HIMPPAR terhadap anggotanya,lepas dari hal yang negatif. Toleransi, rendah hati, padahal musuh besar dari etnosentrisme4, namun hal tersebut dapat didobrak melalui peran sebuah group facebook HIMPPAR. Tidak dipungkiri pelajar Papua akan terjerat stereotip. Seperti dijelaskan sebelumnya disebabkan perbedaan yang begitu tinggi dengan masyarakat Salatiga. ‘Rasa minor’ membangun kesatuan yang lebih kuat, yang seharusnya membuat mereka masuk dalam lingkaran etnosentrisme maupun isolasi, namun pada kenyataanya anggota group facebook HIMPPAR merasa diajari dan terinspirasi untuk menjadi toleran dan rendah hati. Ini adalah sebuah perubahan.

Pemikiran terbuka (open-minded) lalu disertai rasa saling menyayangi, saling support, rasa aman , terlindungi, bersatu, rasa dihargai, bahagia seperti yang tertulis diatas merupakan ‘tameng’ untuk menghadapi paparan dari luar. Dengan penguatan secara intern, anggota group facebook HIMPPAR kemudian mampu untuk menghadapi ‘perbedaan’ dari luar, bahkan mampu menumbuhkan motivasi untuk tetap dijalan yang seharusnya

(36)

63

sebagai mahasiswa. Hal ini juga berlaku bagi anggota yang menyimpang, group facebook HIMPPAR melalui admin, senior dan sesama anggota selalu berkepala dingin, sehingga masalah terlihat menjadi kecil kemudian hilang. Contohnya adalah ketika terjadi konflik di Kopeng, anggota, admin dan senior HIMPPAR seperti telah dijelaskan sebelumnya, melakukan upaya-upaya untuk tetap menstabilkan emosi, persepsi dari seluruh anggota.

Group facebook HIMPPAR telah membawa perubahan dalam perannya sebagai media komunikasi dari segi perubahan nilai. Namun tetap memiliki kekurangan, yaitu tidak menghargai waktu.

“kita bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dengan bantuan kaka senior juga, tapi malah jadinya waktu kita habis di mereka.”(20) Beradaptasi memang hal yang baik, namun jika pada akhirnya melupakan tujuan perantauan itu sendiri (untuk belajar) malah menjadi hal yang negatif.

 Perubahan Sikap

Perubahan sikap atas kepercayaan utama sekelompok orang, menurut Deddy Mulyana adalah yang paling sulit untuk diklasifikasikan. Bagaimana faktor kepercayaan mempengaruhi sikap dari dalam diri mereka, orang-orang lain, dan apa yang terjadi dalam dunia mereka. Pendekatan yang digunakan dalam sistem kekeluargaan, pendidikan, ekonomi, politik, agama, asosiasi, kesehatan, rekreasi adalah cerminan ‘sikap’ seseorang maupun kelompok. (Mulyana, 2005)

Contoh perubahan sikap yang disebabkan oleh keberadaan interaksi dalam group facebook HIMPPAR sebagai sebuah jaringan komunikasi adalah ketika Admin HIMPPAR memposting sikap himpunan atas kejadian bentrok yang melibatkan mahasiswa yang ‘dikira’ Papua. Sikap yang ditunjukkan ketua jelas juga diharapkan menjadi dasar pijakan bersikap anggotanya pula untuk masalah itu, seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, untuk tetap bersikap dengan bijak dan berkepala dingin.

(37)

64

Group facebook HIMPPAR telah membawa perubahan dalam perannya sebagai media komunikasi dari segi perubahan sikap. Namun tetap memiliki kekurangan. Anggota yang kecewa kemudian menganggap sikap senior bertolak belakang dengan apa yang dipost di group facebook HIMPPAR.

“kadang mereka memang menasehati kami bagaimana bersikap, namun apa yang mereka bicara tidak sesuai dengan apa yang mereka praktekkan sehari-hari.”(21)

Pendapat frontal diatas menunjukkan kesalahan dalam proses pertukaran sikap di group facebook HIMPPAR dari senior kepada anggota yang terjadi di dunia nyata. Meski hanya 1 pendapat ‘miring’ dari 30 pengisi quisioner, namun hal ini tetap diperhitungkan menjadi kritik yang membangun bagi group facebook HIMPPAR kedepan.

Lepas dari hal negatif diatas, rupanya group facebook HIMPPAR menginspirasi anggotanya untuk berubah sikap ke arah yang positif. “sikap adalah suatu kecenderungan yang diperoleh dengan cara belajar untuk merespons suatu objek secara konsisten. Kepercayaan dan Nilai memberikan kontribusi bagi pengembangan dan isi sikap.”(Mulyana, 2005)

Group facebook HIMPPAR mengubah sikap anggotanya yaitu menjadi giat belajar, bersosialisasi sesama anggota HIMPPAR, saling menghargai sebagai perantauan, menghormati etnis lain, menjaga nama baik, berani berorganisasi, berani berpendapat, berkelakuan baik, menegur orang(menyapa) ; ramah, saling menyayangi secara nyata, tidak rasis, rasional, menghormati norma dimana lingkungan sekarang (UKSW Salatiga), kerjasama tim dan kedewasaan serta sopan santun.

Sikap yang positif berakar dari nilai poisitif. Keberhasilan group facebook berperan dalam hal menyebar nilai dapat dilihat dari perubahan sikap yang dihasilkan, dalam hal belajar menjadi lebih giat. Padahal,seperti hasil wawancara dengan senior HIMPPAR, adik-adik yang baru datang ke UKSW sedang gagah-gagahnya, banyak uang dan merasa superior, dan group

(38)

65

facebook HIMPPAR digunakan untuk menasehati secara halus karena cara kasar tidak lagi berguna, dan upaya ini berbuah manis, yaitu anggota merasa terinspirasi untuk giat belajar atas postingan senior dan sesama anggota HIMPPAR.

Untuk perubahan positif yang arahnya kedalam organisasi yaitu bersosialisasi sesama anggota HIMPPAR, saling menghargai sebagai perantauan. Perubahan keluar yang dirasakan anggota yaitu menjadi tidak rasis dan menggormati anggota etnis lain. Secara pribadi anggota group facebook HIMPPAR ‘tertular’untuk semakin dewasa, menjaga sopan santun, berani berorganisasi, berani berpendapat, berkelakuan baik, menegur orang(menyapa) ; ramah, saling menyayangi secara nyata, rasional, dan dalam kerjasama tim.

Sebagai perantau, group facebook HIMPPAR menanamkan untuk menghormati norma dimana lingkungan sekarang (UKSW Salatiga), dan selalu menjaga nama baik.

 Perubahan Perilaku

“Proses-proses verbal merupakan alat utama untuk pertukaran pikiran dan gagasan, namun proses-proses ini sering dapat diganti oleh proses-proses nonverbal, diantaranya perilaku nonverbal.” (Mulyana, 2005)

Dari hasil quisioner yang disebar, berikut adalah perubahan sikap anggota yang terbentuk atas peran group facebook HIMPPAR. Arah yang positif yaitu berani menatap lawan bicara, lebih percaya diri dalam berbicara, tidak cepat marah, mau menerima pendapat orang lain, bawaan diri lebih tenang, santun, menyesuaikan nada suara saat berbincang dengan etnis lain, bersikap baik pada semua orang, menghormati senior (dalam berkata-kata maupun perilaku) dan menyukai kebersamaan.

Perubahan perilaku ini terlihat dari perubahan per individu. Tidak ada patokan yang jelas dari segi antropologi budaya dalam menilai sebuah perilaku masing-masing etnis. “tidaklah bijaksana untuk menyelidiki, menentukan baik buruknya semua unsur perilaku nonverbal karena begitu banyak aktivitasnya”(Mulyana, 2005), namun tentunya perubahan perilaku ini

(39)

66

sangat mungkin terjadi karena dipicu suatu hal, misalnya karena pesan yang disampaikan terus-menerus apalagi diperkuat dengan adanya jaringan komunikasi. Perilaku yang tadinya keras menjadi lebih tenang, yang tadinya pemalu lebih berani berpendapat. Selama berada dijalan yang benar dan positif, maka perubahan ini berada di jalur yang positif pula.

Berani menatap lawan bicara, lebih percaya diri dalam berbicara menandakan perubahan perilaku ke arah yang lebih percaya diri. Tidak cepat marah, mau menerima pendapat orang lain, bawaan diri lebih tenang, santun, menghormati senior (dalam berkata-kata maupun perilaku) merupakan perubahan perilaku ke arah yang lebih rendah hati. Menyesuaikan nada suara saat berbincang dengan etnis lain, bersikap baik pada semua orang berkaitan pada perubahan perilaku karena semakin meningkatnya nilai moral.

Ada satu hal yang identik dengan kebiasaan bepergian etnis Papua ini, yaitu mereka senang pergi dalam kawanan. Apalagi diperantauan, bahkan hasil dari quisioner dari anggota group facebook HIMPPAR menunjukkan mereka menyukai kebersamaan. Kebersamaan merupakan pupuk yang baik bagi persatuan, namun lain cerita jika tidak didasari visi dan misi yang jelas.

“waktu saya selalu habis untuk nongkrong dengan teman-teman HIMPPAR”(22)

Jika hal ini terus berlangsung maka akan berdampak buruk bagi efisiensi&efektivitas waktu yang harusnya bisa di manage untuk hal yang mendukung studi di UKSW.

“refreshing itu perlu,adik untuk supaya tidak stress,toh.”(23)

Ucapan diatas adalah konfirmasi untuk menanggapi postingan ajakan tamasya ke Jogja oleh seorang anggota group facebook HIMPPAR. Kebersamaan bisa berdampak positif maupun negatif tergantung setiap orang.

Kedewasaan dalam berperilaku bisa terbentuk karena faktor lingkungan (Mulyana, 2005), untuk merubahnya memerlukan proses. Untuk

(22) hasil wawancara akan isian quisioner oleh E,pada 10 maret 2015.

(40)

67

semakin membangun group facebook HIMPPAR yang baik ini, kiranya masukan-masukan diterima dengan baik. Dengan dibahasnya relasi teori Holtz(1999) dengan Kaplan & Heinlein (2002) dengan hasil penelitian, maka peranan group facebook HIMPPAR sebagai sebuah jaringan komunikasi terhadap anggotanya di UKSW dapat diketahui dari aspek perubahan nilai, sikap dan perilaku.

Gambar

Gambar 11 ( ucapan hari valentine tanpa melihat perbedaan)  Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015
Gambar  12  (klarifikasi  HIMPPAR  atas  konflik  mahasiswa  dengan  warga  Kopeng). Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015
Gambar 14 (kritik oleh salah satu anggota)  Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015
Gambar 15 ( postingan tentang kegiatan etnis)  Sumber: data primer, dicapture pada 26/03/2015
+3

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan adalah agar perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka sebagai tempat penelusuran informasi dan tempat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka

In order to handle the Referred Vocational School Program, school has formed a special team manager program consisting of: Principal as a responsible, vice

[r]

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perbankan antara sebelum dan sesudah merger pada enam rasio

£ Centre for Indonesian Accounting and M anagem ent Research.. Postgraduate Program, Brawijaya

The flows are listed below: firts , OT are produced and dis- tributed by unqualified enterprise; second , low supervision from government towards OT pro- duction

Berdasarkan fokus masalah pada BAB I serta hasil pembahasan pada BAB IV dan BAB V maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian mengenai “Identifikasi

(6) guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan soal dan jawaban dari pasangan yang sedang presentasi, selain itu guru memberikan kesempatan siswa untuk