• Tidak ada hasil yang ditemukan

boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan; b. kepastian hukum, yaitu jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan; b. kepastian hukum, yaitu jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB V

Peran Aparatur Negara Dalam Mengimplementasi Peraturan Walikota No. 30 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Publik Di Bidang Pelayanan KTP-EL Dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruinya

5.1 Peran Aparatur Pemerintahan Kecamatan Dalam Mengimplementasikan Peraturan WALIKOTA No.30 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Publik Di Bidang KTP-El

Dalam menentukan lancarnya dan kemajuan roda pemerintah sangat dibutuhkan peran aparatur negara atau pemerintah selaku abdi masyarakatat untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik. Salah satu peranan aparatur pemerintah adalah memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Dalam hal ini aparatur kecamatan Tingkir dalam memberikan pelayanan harus benara-benara mehami tugas-tugas bidang pekerjaannya baik secara teknis maupun non teknis agar apa yang menjadi harapan atau tujuan dari PERWALI No.30 tahun 2011 bisa tercapai. Pada bagian ini, penulis akan menjabarkan analisis dari hasil penelitian peran aparatur negara dalam mengimplemenasi kebijakan peraturan walikota No.30 tahun 2011 tentang standar pelayanan publik dibidang penanganan KTP-El di Kecamatan Tingkir kota Salatiga. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan observasi di lapangan secara mendalam berdasarkan teori Uphoff (dalam Suwondo, 2005) mengemukakan tiga kaidah yang harus secara setia dijalani yaitu : 1) Accountabilitas (pertanggung jawaban); 2) Fairnes (keadilan); 3)

Tranparancy atau keterbukaan, serta Suwondo (2003) mengemukakan empat kaidah yang juga

harus secara setia dilaksanakan yakni: 1) Responsibility (bertanggung jawab); 2) Independency (kemandirian); 3) Freedom (kebebasan) dan 4) Efisiensi dalam alokasi sumber daya. Sementara itu dari versi UNDP juga ditetapkan beberapa karakteristik dasar dalam penyelenggaraan good

governance yaitu, partisipatif, transparansi dan akuntabilitas, efektif dan berkeadilan, supremasi

hukum, orientasi konsensus, akomodatif terhadap suara penduduk miskin dan rentan dalam proses pembuatan keputusan (Dwipayana dan Eko, 2003). Yang berpedoman pada tujuan dan asas dari PERWALI No.30 tahun 2011 yaitu a). mewujudkan pelayanan kependudukan dan akta-akta Catatan Sipil yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau; b). meningkatkan kualitas layanan publik; c). meningkatkan pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik secara memadai; d). mewujudkan tertib administrasi kependudukan; dan e). Menciptakan data base kependudukan dan berasakan a. kepentingan umum dimana pemberian pelayanan tidak

(2)

40

boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan; b. kepastian hukum, yaitu jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan; c. kesamaan hak, yaitu pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi; d. keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan; e. keprofesionalan, yaitu pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas; f. partisipatif, yaitu peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat; g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, yaitu setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil; h. keterbukaan, yaitu setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan; i. akuntabilitas, yaitu proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan. k. ketepatan waktu, yaitu penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, yaitu setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.

5.1.1 Kesiapan Sumber Daya Manusia Dalam Mengimplementasikan PERWALI No.30 Tahun 2011 Tentang Satandar Pelayanan Public Di Bidang Penanganan KTP-E-

Dalam mendukung kelancaran proses pelayanan dan implementasi dalam pencapaian tujuan peraturan walikota no. 30 tahun 2011 di butuhkan SDM yang cukup dalam sebuah organisasi, dan apa bila kurang dalam hal jumlah maka kegiatan organisasi tidak akan berjalan lacar secara optimal. Disisi lain SDM atau aparatur pemerintahan harus memiliki kompetensi dan komunikasi, penyesuain terhadap perkembangan teknologi yang baik untuk melaksanakan dan mendistribusikan peraturan walikota No.30 Tahun 2011 tentang standar pelayanan public dibidang pelayanan KTP-El.

Untuk SDM dikecamatan Tingkir secara umum sudah memenuhi persaratan baik secara kuantitas maupun secara kompetensi yang pertama SDM atau apartur pemerintahan kecamatan Tingkir harus mampu berkomunikasi, kemudian yang kedua diikuti dengan kemapuan yang lain yaitu memahami aturan, karena nanti akan menyampaikan kepada warga masyarakat dalam hal ini adalah custamernya dalam pelayanan, nampaknya di

(3)

41

kami sudah memnuhi standar, dan di kecamatan sendiri sudah menyediakan buku-buku yang biasa di pelajari oleh teman-teman kalau ada aturan-aturan baru.1

Untuk berkaitan dengan jumlah personil petugas khusus pelayanan KTP-El, di kecamatan Tingkir yang di bawa koodinir langsung oleh pimpinan camat berjumlah 5 orang terdiri dari 1 kasi pelayanan, 2 petugas IT dan 2 petugas aparatur bagian pendaftaran dan adminstrasi dengan deskripsi pembagian tugas sebagai berikut:

a. Mengontrol

Tugas dan wewenang dalam mengontrol setiap kegiatan proses pelayanan KTP-El adalah tugas kepala camat dan kasi pemerintahan tetapi lebih banayak di serahkan kepada kasi pemerintah yang terlibat langsung dalam oprasioanal pelayanan KTP-El dan apabila ada persoalan trouble atau terjadi dalam kaitan dengan masalah IT bagian IT akan langsung berkoordinasi dengan kasi pemerintahan untuk ditindak lanjuti tahap penanganannya dan apabila harus direkomendasikan kepada pihak DISCAPIL kasi pemerintahan akan membuat berita acara serta menanda tanganinya dan disahkan oleh kepala kecamatan kepada kantor dinas DISCAPIL misalkan printer rusak, atau layar monitor kompouter rusak yang berkaitan dengan fasilitas dan sarana dan prasarana.

Mengingat implementasi kebijakan program KTP-El melibatkan berbagai pihak, bukan hanya Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Jakarta, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, kecamatan, kelurahan dan RT/RW tetapi juga melibatkan pimpinan organisasi vertikal pemerintahan Kota Salatiga. Banyak organisasi terkait maka untuk pencapaian tujuan dan outcome kebijakan, pelaksanaan pelayanan KTP-El di Kecamatan Tingkir kota Salatiga perlu dilakukan koordinasi antar lembaga tersebut. Dengan koordinasi yang efektif, diyakini implementasi kebijakan program KTP-El di Kecamatan Tingkir dapat dilaksanakan secara efektif Fakta menunjukkan bahwa koordinasi yang dibangun cukup efektif, baik secara vertical maupun horizontal seperti koordinasi yang dilakukan dengan Dinas kependudukan dan pencatatan sipil, internal lembaga kecamatan, maupun dengan aparat kelurahan. Koordinasi yang dibangun dengan berbagai pihak cukup berjalan baik.

Berjalan lanacar, bila ada masalah KTP-El ganda, jaringan tidak konek, laporan kematian dalam hal persahratan dan pengajuan bisa di share lewat facebook group, via sms, telfon.

2

(4)

42

Sangat baik karena kita selalu 3 kunci, komunikasi koordinasi, dan konsultatif yang harus kita lakukan, sehingga kalau ad persoalan, kita tidak perna menyelesaikan, tampa 3 hal di atas, suapaya keputusan atau kebijkan yang diambil tidak salah, hubungan nya sangat harmonis dan terjaga.3

Dalam setiap implementasi kebijakan, diperlukan peran yang sangat penting dari berbagai elemen atau sektor kelambagaan yang berkaitan dengan proses atau tahap pengajuan KTP-El yang terkait. Walaupun ada satu elemen pengendali dan pengontrol yang berkaitan dengan pengesahan KTP-El ada di bawa koordinasi dinas catatan sipil dan kependudukan, kecamatan dan lemabaga di bawahnya merupakan tumpuan atau pelaksana utama yang berkaitan dengan administrasi kependudukan, tapi tentu akan membutuhkan elemen lain supaya tujuan yang telah ditentukan bisa tercapai. Adanya elemen-elemen yang saling membantu untuk pengimplementasian sebuah kebijakan tidaklah cukup apabila koordinasi diantara organisasi yang terlibat tidak maksimal. Komunikasi antar organisasi harus terjalin dengan baik apabila sebuah kebijakan ingin terimplementasikan dengan optimal. Aktivitas yang dilakukan dalam mengimplementasikan kebijakan harus dilakukan secara bersama-sama agar tingkat hambatan dan kesulitan saat proses implementasi semakin kecil.

b. Pendaftaran, verifikasi kelengkapan persyaratan administrasi KTP-El

Di bagian ini merupakan bagian terakhir warga masyarakat untuk datang ke kecamatan Tingkir untuk menyerahkan semua persyaratan dokumen pengajuan seperti surat pengantar RW, surat pengantar dari kelurahan, surat kehilangan dari kepolisian bagi KTP-EL yang hilang, surat keterangan nikah, surat cerai bagi yang pengajuan perubahan status di ktp, dan akan dicek semua kelengkapan persyaratan pemohon KTP-El oleh petugas kecamatan dan apabila ada persyaratan yang belum lengkap atau kurang petugas kecamatan akan meminta kepada pemohon atau warga masyarakat untuk segera langsung melengkapinya semua kekurangan persyataan pengajuan KTP-El dan apabila semua persaratan pemohon sudah lengkap warga masyarakat akan diberi tanda terima dan sekaligus meminta kontak telpon yang bisa dihubungi, serta memberikan informasi kalau KTP-El sudah jadi akan dihubungi lewat via sms dan waktu jadi kurang lebih 10 hari kepada warga masyarakat untuk datang ke kecamatan dan membawa tanda terima yang diberikan untuk mengambil KTP-El yang sudah jadi.

2 Hasil wawancara dengan ibu Lailatul Fitryah, Amd, tanggal 26 juni 2018, di kecamatan Tingkir kota Salatiga 3 Hasil wawancara dengan ibu Nunuk Dartini, Spd, Msi, tanggal 29 juni 2018, di kecamatan Tingkir kota Salatiga

(5)

43

c. Perekaman dan imput data

Bagian perekaman merupakan bagian untuk merekam data induvidu atau warga masyarakat pemula pembuat KTP-El dimana warga akan akan dipandu untuk melakukan sidik jari, scan mata, tanda tangan pemohon untuk di bubukan di KTP-El dan pengambilan foto atau gambar. Dan bagian input data dimana memiliki tugas perubahan elemen data kependudukan yang berkaitan dengan perubahan alamt, pendidikan, pekerjaan dan golongan dara dan membuat berita acara pemohon dan perekaman KTP-El ke dinas DISCAPIL

Di bagaian perekaman dan input data proses pelayanan berjalan baik dan sangat efektif tetapi yang sering menjadi persoalan dan masalah yang berkaitan di bagian ini adalah perawatan fasilitas IT, di bagian ini kadang terjadi internet yang susah tersambung/connect karena pusat server data kependudukan ada di kantor dinas discapil, dan apabila ada persoalan seperti ini terjadi pihak kecamatan akan langsung mengontak dan melaporkan ke DISCAPIL untuk segerah menanganinya dan ditindak lanjuti eleh bagian mekanik discapil dengan di pandu lewat fia telfon atau sms.

5.1.2 Peran Aparatur Dalam Pelayanan Administarasi KTP-El Di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

Personil yang disediakan untuk pelayanan non perijinan atau pelayanan KTP-EL dikecamatan timgkir adalah 2 orang dengan tugas pelayanan bukan hanya fokus satu produk pelayanan KTP-El tetapi merangkap dengan beberapa tugas pelayanan seperti pelayanan legalisasai, pelayan KK, dan juga harus mengantar dan menyerahkan dokumen persyaratan pemohonan ke diDinas DISCAPIL.

Sehingga bila satu orang harus keluar meninggal tempat pelayanan admistrasi maka personil yang melaksanakan pelayanan adalah satu orang dengan keadaan ini akan berdampak pada antrian sehingga warga masyarakat harus menunggu dan antri, tetapi demi kelancaran pelayanan yang prima kepada warga masyarakat pemerintahan kecamatan tingkir mengeluarkan kebijakan dan kesapakatan bersama seluruh bagian internal kecamatan apabila terjadi antrian dan banyak pengunjung di bagaian pelayanan umum maka bagian lain akan berpartisipasi untuk membantu member pelayanan kepada masyarkat khusnya bagian pelayanan umum, baik pelayanan KTP-El, legalisai, pelayanan kk, atau pelayanan perijinan.

(6)

44

Dalam mewujudkan hak-hak warga masyarakat terutama dalam peningkatan kepuasan pelayanan terhadap pelanggan salah satu aspek yang di aperhatiakan adalah etika dan nilai-nilai serta tatacara pelayanan yang menjadi bentuk interaksi dan komunikasi sehingga dapat mencipatakan kelacaran pelayanan, diamana menempatkan pelangagan sebagai mitara pemerintahan dalam pencapai tujuan atau outcome peraturan walikota No.30 tahun 2011 tentang satandar pelayanan KTP-El. Untuk mendorong kelancaran pelayanan terkait dengan pelayanan publik dibidang adminstrasi KTP-El adalah sarana dan prasarana pendukung. Sebab faktor tersebut merupakan determinan penting untuk menunjang kelancaran pelayana publik khusnya pelayanan administrasi KTP-El. Selayaknya didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, baik kuantitas maupun kualitasnya.Diyakini bahwa dengan sarana dan prasarana yang memadai niscaya pelaksanaan pelayanan e-KTP dapat diselesaikan lebih efisien dan efektif.

Untuk fasilitas kecamatan tingkir sudah memadai, dimana sudah tersedia 1 unit sepeda motor, jenset untuk mengantipasi bila terjadi listrik padam, 4 unit komputer, 1 ruang tunggu dan pelayanan umum, 1 ruang IT, 1 unit yang di letakan di ruangan pelayanan umu, 1 unit kemera untuk proses perekaman dan 1 buah kursi roda serta jalur evakuasi khusus bagi kaum lansia”.

Untuk fasilitas dan sarana dan prasarana di kecamatan tingkir kota salatiga sudacukup baik dan maju baik akses untuk kelompok rentan, tehnologi kendaran dan trasportasi

Di sisi lain dalam memberikan pelayanan administrasi kepada warga untuk tanggung jawab tugas berjalan cukup efektif tetapi petugas kecamatan tidak menjamin setiap persaratan pengajuan dalam proses verifikasi data pendukung administarasinya bisa selalu lengkap dan valit karena masih banyak dokumen pengajuan KTP-El yang invalid dan dikembalikan dari pihak DISCAPIL untuk di lengkapi dokumen pendukungnya Dari data dibab 4 dapat dilihat bahwa setiap bulan kebutuhan masyarakat untuk pengajuan pembuatan KTP-El yang terbagi di tujuh kelurahan cukup merata diamana berkisar 400-san pemohon per kelurahan yang datang kekecamatan untuk melakukan permohonan KTP-El baik KTP hilang, rusak, pemula, perubahan status atau nama, tetapi dari jumlah pemohon selama 6 bulan sebesar 2.451 masih ada sekitar

(7)

45

180 pemohon yang data dokumennya invalid, yaitu kurangnya data pendukung sebagai persyaratan pembuatan KTP-El, sehingga membutuhkan tindakan bimbingan lanjut dan rapat kordinasi untuk peningkatan pelayanan dan pencapain Tujauan perwali No.30 Tahun 2011. Demi efisien waktu bagi masyarakat kecamatan tingkir yang bila dokumen persaratan pengajuan kurang atau pengambilan KTP-El yang sudah jadi, bagian pendaftaran adminstrasi pelayanan KTP dengan sukarela untuk menghubung warga masyarakat lewat via SMS, untuk datang menyerahkan kekurangan dokumen atau mengambil KTP-El yag sudah jadi di kecamatan, tindakan ini di lakukan sebagai terobosan dan inisatif aparatur kecamatan dalam rangkah mewujutkan kepuasan warga khususnya pelayanan KTP-EL.

Selain pola penanganan pelayanan KTP-EL di atas untuk pencapaian tujuan dan hasil peraturan walikota No.30 Tahun 2011 pihak kecamatan masih mengalami hambatan dalam hal waktu penyelesaian atau jadi KTP-El, dimana waktu jadi KTP-El di kecamatan tingkir membutuhkan waktu kurang lebih 10 sampai 2 minggu terhitung dari waktu pendaftaran, yang di pengarui oleh bebrapa hal diamana proses pendaftaran, perekaman, input, di kecamatan sehari sudah jadi, besoknya langsung diantarkan ke DISCAPIL, tetapi proses di dinas DISCAPIL yang menyita waktu yang cukup lama karena dokumen pengajuan KTP-El harus melewati 5 bagian di DISCAPIL yaitu tahap verifikasi, kepala bidang, kepala bagian, operator dan kepala dinas, sehingga membutuhkan waktu yang lama, dan selain jalur proses pengajuan KTP-El yang bigitu panjang dari pendaftaran di kecamatan sampai jadi di dinas DISCAPIL, yang berdampaak pada waktu jadi KTP-El, masih rendahnya komitmen kedisplinan, penanganan dan kordinasi antar instansi yang berpengaruh terhadap tujuan peraturan WALIKOTA No. 30 tahun 2011, dimana dokumen admistrasi pengajuan KTP-El yang diserahkan kepada pihak di DISCAPIL tidak segerah di tandak lanjuti dalam hal proses ferifikasi tetapi harus menunggu sampai satu kali pengambilan dengan berita acara sebelumnya, sehingga berdampak kepada waktu jadi KTP-El terhadap masyarakat seharus proses verifikasi bisa langsung disaat penyerahan bila ada kekurangan akan diambil pihak ke kecamatan dan petugas kecamatan bisa langsung menghubungi pemohon untuk segerah melengkapi kekurangan dokumen pengajuan KTP-El dengan kondisi ini seperti ini berakibatkan konflik atau perdebatan di kecamatan antara warga dengan pihak petugas pendaftaran administarasi kecamatan kareana warga merasa proses pengajuan dan pembuatan KTP-El sangat berbelit-belit atau di persulit karena membutuhkan waktu yang sangat lama.

(8)

46

Dengan keadaan di atas kurangnya komitmen kerja sama antar lembaga mitra yang berkaitan dengan pelayanan admistrasi KTP-El sehingga berdampak pada lembaga kecamatan atau bawahan dalam hal blangsung dengan warga masyarakat dimana pihak kecamatan harus berusaha keras untuk member pengertian kepada warga, karena warga merasa sangat menyita waktu dengan tertundanya proses jadinya KTP-El.

5.1.3 Peran aparatur kecamatan dalam mengimput data atau IT Di Kantor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

Di bagian ini hanya sedikit interaksi petugas dan masyarakat dalam memberikan pelayanan karena di bagian ini merupakan kelanjutan dari proses pelayanan administrasi dan apa bilah ada warga masayarakat yang melakukan perekaman petugas di bagian pelayanan umum akan memberi arahan dan langsung diantar ke bagian perekaman untuk melakukan perekaman data diri oleh bagian IT, untuk pelayanan yang telah dilakukan oleh aparat kecamatan khususnya bagian IT dalam pelayanan KTP-EL di kantor kecamatan Tingkir kota Salatiga ini sudah berjalan baik dan di bagian ini jarang terjadi konflik langsung dengan masayrakat, kesiapan aparat dalam menyediakan sarana dan prasarana dapat diacungi jempol karena mampu menyediakan tempat yang nyaman serta memperhatikan akan kebutuhan masyarakat selama dalam proses pembuatan KTP-El ini. Selain itu juga kurangnya complain dari masyarakat dapat menjadi tolak ukur dari tingkat kepuasan dari masyarakat yang puas dan nyaman dari kinerja aparat pemerintah di kantor kecamatan.

5.1.4 Peran Aparatur Dalam Melaksanakan Pelayanan KTP-El Di Kantor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

Pemerintah kecamatan sangat berusaha keras dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya mereka selalu mempersiapkan tempat di kantor kecamatan sehari sebelum kegiatan dilakukan dan selalu membersihkan ketika kegiatan selesai agar bersih dan siap digunakan kembali di esok harinya. Mereka sigap dalam melihat dan memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang melakukan proses pembuatan KTP-El, misalnya ketika antrian para aparat di kecamatan dari bagian lain selalu ambil bagian dan berpartisipasi dalam melayaninya agar masyarakat tidak terlalu lamam menunggu selama proses antrian. Mereka selalu berusaha yang terbaik untuk menjaga kenyamanan namun sayang hal ini tidak menjamin bagi masyarakat dalam hal proses verifikasi admisnistrasi pengajuan KTP-El yang jauh dibawah tingkat keberhasilan, sedangkan ini yang menjadi tujuan utama dari kegiatan ini. Hal ini sangat disayangkan karena pihak aparat

(9)

47

kecamatan hanya menyediakan sarana dan prasarana saja untuk melakukan proses pembuatan ktp-el sedangkan semua keputusan dan kebijkan yang berkaitan dengan data administrasi harus dari dinas Catatan Sipil dan yang memproduksi KTP-El tersebut adalah pemerintah dinas DISCAPIL jadi patut dimaklumi karena pemerintah kecamatan tidak bisa berbuat banyak akan hal ini selama dalam proses pembuatan KTP-El tersebut.

Mereka sangat proaktif dan kita masang papan informasi, dan mereka juga lihat tidak hanya pada jam kerja, bias waktu sore hari, kalau ada yang tidak jelas mereka bisa datang ke kantor bahkan lewat telfon, atau medsos, karena kita punya web kantor kecamatan tingki.4

Responsibilitas pemerintahan kecamatan Tingkir dalam pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dengan kebijakan birokrasi, baik yang eksplisit maupun implisit, dan semuanya Sudah sesuai dengan aturan yang berlaku karena ini merupakan program nasional yang didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 26 tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK secara Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2010 yang di berlakukan dan berlaku wajib bagi setiap warga Negara Indonesia. Dapat dilihat karena tidak ada yang dipersulit dan kegiatan ini juga berlangsung dengan waktu yang tidak lama, akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan karena sudah seperti luput dari pengawasan aparat seperti waktu penyelesaian e-ktp yang lama sekali, serta petugas tidak mengingatkan kembali untuk aktivasi e-ktp.

Masih ada warga yang marah-marah karena KTP-El belum jadi di sebapkan oleh kurangnya data persyaratan, bila diminta oleh petugas untuk melengkapi orangnya tidak mau dan di sisi lain KTP di urus secara buru-buru karena besoknya mau dipakai, sedangkan pengurusan KTP-El itu tidak bisa langsung jadi sebagai alternatifnya diajuakan ke pihak DISCAPIL. 5

Serta masih ada warga masyarakat yang mengurus KTP yang secara mendadak sehingga disaat mengajuan pasti terjadi perdebatan atau adu mulut karena demi kebutuhan yang terdesak warga masyarakat menuntut agar bisa memberi kelonggaran kebijakan untuk proses pembuatan yang cepat tetapi pemerintah kecamatan juga tidak bisa membantu karena semua wewenang dan keputusan ada di kantor dinas DISCAPIL, sehingga alternatif yang diberikan oleh aparatur kecamatan kepada warga atau pemohon untuk langsung datang kek kantor dinas DISCAPIL

4 Hasil wawancara dengan ibu Nunuk Dartini, Spd, Msi, tanggal 29 juni 2018, di kecamatan Tingkir kota Salatiga

(10)

48

untuk mengurusnya. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kecamatan tingkir sendiri tidak dapat menjamin apabila dalam proses pengajuan KTP-El kadang masih ada berkas pengajuan yang sudah masuk kedinas catatan sipil dan kependudukan pasti sudah valit, sehingga untuk memenuhi berkas dokumen tersebut terpaksa harus dikembalikan ke petugas kecamatan untuk menghubungi lewat via sms atau telefon kepada pemohon agar datang ke kecamatan untuk membawa kekurangan berkas dokumen pengajuan permohanan pembuatan KTP-El. Pihak kecamatan telah mengarahkan segala cara untuk melayani masyarakat dalam mempermudah proses pemohonan pembuatan atau pengajuan KTP-El.

5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengarui Proses Pelayanan KTP-El Di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

5.2.1 Faktor Pndukung Proses Pelayanan KTP-El Di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

a) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

Di kecamatan Tingkir kota Salatiga untuk fasilitas dan sarana prasarana sudah baik, dari aspek teknologi, penguasaan teknologi, fasilitas untuk kelompok rentan.

b) Komitmen dan respon aparatur

Demi kelancaran dan kepuasan warga dalam pelayanan khususnya dalam hal informasi petugas kecamatan Tingkir dengan suka rela mengontak kepada pemohon lewat via sms walaupun tidak di beri kompensasi ongkos ganti oprasioanl pelayanan itu.

5.2.2 Faktor Penghambat Proses Pelayanan KTP-El Di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

a) Balangkohnya habis

Orang tahu kalau kecamatan yang mencetak, padahal mencetaknya di DISCAPIL, sasarannya mesti kecamatan, ko wwaktunya lama padahal persoalan nasional tetapi kita harus pandai-pandai memberikan pengertian kepada masyarakat, dan kemudian pas ada pemadaman listrik padahal antriannya banayak, ini menimbulkan trouble/masalah juga, nati di kira pelayanan tidak prima, padahal faktor lain.

b) Informasi yang berubah-ubah

Aturan yang berubah-ubah yang kemari belum selesai, nati sudah ganti lagi, kadang-kadang sosialisasinya terlamabat, kadang-kadang-kadang-kadang dari discapil sendri ada narasumber yang beda-beda meberikan informasih walaupun kalau di serap penyampaiannya

(11)

49

sama, tetapi masyarakat bermacam-macam mempersepsikan sehingga terjadi miskomunikasi.

c) KTP-EL ganda

Dimana penduduk melakukan pencetakan atau perekaman KTP di dua wialayah baik dalam kecamatan ataupun luar kecamatan sehingga warga masyarakat tersebut akan panggil melalui surat undangan untuk datang kediscapil dengan tujuan untuk memilih NIK sesuai tempat domisilinya.

d) Rendahnya komitmen bekerja sama

Dalam hal pencapaian tujuan PERWALI No.30 Tahun 2011 tentang standar pelayanan KTP-El. Seperti yang sudah di uraikan di atas bahwa proses dan jalur pengajuan KTP-El yang begtu panjang sehingga berkesan tidak efisien, dan kurangnya komitmen kerja sama antar lembaga atau instansi dalam hal penangan KTP-El, yang berdampak melampui batas waktu jadi yang sudah di tentukan.

Referensi

Dokumen terkait

b. Penduduk melampirkan fotokopi KK; dan c. Dinas menerbitkan KTP-el Baru... PENERBITAN KTP-EL BARU KARENA PINDAH, PERUBAHAN DATA, RUSAK DAN HILANG UNTUK

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dalam penelitian inii dapat disimpulkan pelatihan repetition sprint dan skipping rope berpengaruh terhadap

Palem Baja Palembang telah dapat memenuhi kewajibannya untuk melunasi hutang jangka pendek maupun jangka panjang akan tetapi perusahaan haruslah meningkatkan modal usaha agar

Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau larutan gula jenuh yang didasarkan atas BJ (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung

Berdasarkan hasil penelitian dapat disim- pulkan bahwa meski belum menunjukkan penca- paian kemampuan reflective judgment yang mak- simal, pembelajaran materi ekosistem berbasis

Penelitian ini bertujuan adalah untuk menguji apakah ada hubungan antara kecenderungan kepribadian ekstrovert introvert dengan burnout pada perawat. Pendekatan penelitian

Ada 14 langkah besar Dukcapil dalam 4 tahun ini yaitu : pelayanan terintergrasi, pembuatan KTP-el cukup dengan fotocopi KK, perekaman dan pembuatan KTP-el boleh

(Tampilan data KTP-el pada “Petunjuk Instalasi dan Penggunaan Pembaca KTP-el” ini sengaja diburamkan karena menyangkut privasi data). Export