• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Uji Geser Tanah Merah Residual dengan Metode Slurry di Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Uji Geser Tanah Merah Residual dengan Metode Slurry di Kabupaten Semarang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

Analisis Uji Geser Tanah Merah Residual

dengan Metode Slurry di Kabupaten Semarang

Bambang Pardoyo*, Briota Akhbar Wirawan, Khoirul Huda

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Tanah residual terdapat di sebagian besar daerah dengan topografi pegunungan, perbukitan, dan yang bergelombang. Tanah ini berwarna merah atau coklat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis tanah pada kondisi tanah asli dan tanah residual dengan metode slurry. Obyek penelitian adalah tanah merah residual yang diambil dari Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bergas, dan Kecamatan Bawen. Pengujian sifat fisis dan mekanis menunjukkan bahwa sampel tanah termasuk jenis lempung (clay) dengan mineral penyusun kaolinite dan kemampuan mengembang sedang, dan pengujian direct shear dari lokasi L1, L2, dan L3 didapatkan nilai sudut geser residual peak dengan metode slurry sebesar 29.249°; 31.341°; 31.964° dan nilai sudut geser residual konstan sebesar 8.082°; 8.138°; 7.294°, nilai sudut geser tanah asli memiliki nilai sebesar 32.82°; 31.44°; 31.98. Semakin tinggi nilai plasticity index maka nilai free swell semakin tinggi. Nilai sudut geser residual peak dan plasticity index masih di dalam lingkup standar deviasi hasil pengujian. Nilai sudut geser residual konstan dengan metode slurry jauh lebih kecil dibanding grafik hasil pengujian.

Kata kunci: tanah merah; residual; slurry; direct shear; free swell

Abstract

[Title: Analysis Of The Residual Red Soil Shear Test With The Slurry Method In The Regency Of Semarang] Residual soil is found in most areas with mountainous, hilly, and undulating topography. This

soil is marked by red or brown color. This study aims to determine the physical and mechanical properties of soil in the original soil and residual soil conditions using the slurry method. Research objects were taken from residual red soil of The East Ungaran District, Bergas District, and Bawen District. Analysis of the physical and mechanical properties test shows that the soil sample is a type of clay with kaolinite constituent minerals and moderate swelling ability, and direct shear testing from locations L1, L2, and L3 obtained residual peak shear angles using the slurry method of 29,249 °; 31,341 °; 31,964 ° and constant residual shear angle value of 8,082 °; 8,138 °; 7,294 °, the value of the original soil shear angle has a value of 32.82 °; 31.44 °; 31.98. The higher the value of the plasticity index, the higher the value of the free swell. The relationship between the plasticity index and the value of the residual peak shear angle shows that the results of the peak shear angle and the plasticity index are still within the scope of standard deviation. The value of the constant residual shear angle with the slurry method is much smaller than the test result graph.

Keywords: red soil; residual; slurry; direct shear; free swell

1. Pendahuluan

Tanah yang terbentuk langsung akibat pelapukan kimiawi disebut tanah residual (residual soil). Tanah ini

tetap pada tempat pembentukannya di atas batuan asalnya (Wesley, 2010). Pada umumnya, proses pelapukan yang membentuk tanah residual disertai dengan kehilangan bahan serta penurunan kekakuan dan kekuatan bahan. Karena hal ini, ada alasan untuk berpendapat bahwa tegangan horisontal akan menjadi kecil dibandingkan

--- *) Bambang Pardoyo.

(2)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

masih tersisa dan berpengaruh pada stabilitas lereng. Sudut geser dalam tanah residual terutama tanah tufa lebih tajam dibandingkan dengan tanah sedimen dan terjadi perubahan tekanan air pori yang signifikan selama perubahan musim. Batuan induk akan memberikan kontribusi butiran kasar pada komposisi tanah residual, sedangkan adanya butiran halus merupakan akibat pelapukan oleh cuaca (Winduhutomo dkk., 2010).

Menurut Badan Pusat Statistik , berdasarkan data kejadian bencana alam di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2018, kejadian bencana alam yang terbesar adalah bencana alam longsor sebesar 555 kejadian, ditunjukkan pada Tabel 1(Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2018). Sedangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat di Kabupaten Semarang telah terjadi bencana tanah longsor sebanyak 13 (tiga belas) kali (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2018). Berdasarkan tingginya jumlah bencana alam tanah longsor pada Kabupaten Semarang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang menetapkan Kecamatan Bawen menjadi salah satu kecamatan rawan longsor di wilayah Kabupaten Semarang (Tribun Jateng, 2017). Kabupaten Semarang memiliki nilai longsor 1,6 dari maksimum 4,3, dimana dominasi daerah rawan longsor sekitar 791,27 km2 (Hani’ah dkk., 2017). Permasalahan rawan longsor pada bidang geoteknik banyak terjadi pada tanah lunak, tanah lempung ekspansif, tanah, tanah clayshale.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada tanah ekspansif di daerah Kapupaten Grobogan, SikaCim Accelerator tidak memberikan hasil yang efektif terhadap sifat fisik, tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, klasifikasi tanah menurut AASHTO tetap pada kelompok yang sama yaitu A-7-5 dan sifat mekanik meningkatkan nilai CBR dan UCS, sebaliknya terjadi penurunan potensi pembengkakan dan tekanan pembengkakan dengan nilai CBR, UCS, dan uji swelling yang optimal. dengan 2.5% SikaCim Accelerator dan waktu pengeringan 7 hari (Pardoyo dkk, 2020), tanah ekpansif dan tanah putih dari Nusa Tenggara Timur, penelitian uji indeks sifat, secara umum pada semua persentase campuran tanah putih tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dan sifat mekanik tanah, untuk campuran tanah putih dengan persentase 3,5% -5% , dengan jarak tanam 7 hari 14 hari, nilai free swell menunjukkan trend yang positif (Pardoyo & Hardiyati, 2020).

Sedangkan pada tanah clayshale di daerah Bawen Kapubaten Semarang mengenai tingkat durabilitas yang telah dilakukan penelitian adalah hasil sifat fisis pada uji Atterberg adalah tanah clayshale sebagai tanah anorganik dengan plastisitas tinggi, serta susut pada uji penyalaan sebagai anorganik. Sedangkan free swell dan mineral garam, semakin tinggi unsur garam, semakin tinggi free swell dan uji mekanisnya kuat tekan bebas dikategorikan sebagai tanah padat sedangkan uji Slake durability tergolong durabilitas sangat rendah (Pardoyo dkk., 2020), clayshale dilihat dari pengaruh akibat penjemuran, hasilnya tentang pengaruh pengeringan dapat menurunkan

Kabupaten Purbalingga 2 Kabupaten Banjarnegara 89 Kabupaten Kebumen 12 Kabupaten Purworejo 25 Kabupaten Wonosobo 26 Kabupaten Magelang 88 Kabupaten Boyolali 14 Kabupaten Klaten 5 Kabupaten Sukoharjo 1 Kabupaten Wonogiri 25 Kabupaten Karanganyar 14 Kabupaten Sragen 8 Kabupaten Grobogan - Kabupaten Blora 2 Kabupaten Rembang 1 Kabupaten Pati 5 Kabupaten Kudus 9 Kabupaten Jepara 12 Kabupaten Demak 1 Kabupaten Semarang 13 Kabupaten Temanggung 29 Kabupaten Kendal 12 Kabupaten Batang 3 Kabupaten Pemalang 4 Kabupaten Tegal 14 Kabupaten Brebes 24 Kota Magelang - Kota Surakarta - Kota Salatiga - Kota Semarang 53 Kota Pekalongan 2 Kota Tegal -

(3)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

nilai kadar air, sangat mudah terjadi pelapukan, memiliki sifat durabilitas yang sangat rendah, semakin lama pengeringan pada uji UCS, semakin besar nilai qu, uji modulus elastisitas, semakin lama pengeringan, semakin besar nilai E50 dan etan nilai (Pardoyo, Sadono, & Fahreza, 2020) dan clayshale dilihat dari perilakunya, hasilnya pada uji durabitas dikategorikan tingkat ketahanan batuan sangat rendah dan rendah, sedangkan uji free swelling dikategorikan sebagian besar tingkat perkembangan sedang dan kecil, nilai shale rating semua sampel dikategorikan rendah dengan kemiringan aman berkisar antara 7 ° -22 ° atau rasio kemiringan adalah antara 8H. : 1V -3H: 1V dan nilai ketebalan lapisan pemadatan berkisar 0 -400 mm, untuk densitas nilai pemadatan berkisar 1,72 -2,10 t / m3.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada nilai sudut geser residual dan density dapat ditentukan dengan pengujian sampel yang menyerupai kondisi residual, yaitu dengan metode slurry. Kayyal & Wright (1991) telah membuktikan bahwa kekuatan geser pada tanah lempung di wilayah Beaumount–Paris yang mengalami siklus basah–kering sangat mirip dengan kekuatan geser dari spesimen yang dikonsolidasi secara normal dari slurry. Hasil penelitian yang dilakukan Jackson (2015) di Universitas Kota London, sudut kerucut tempat sampel akhirnya menurun mendekati sudut gesekan melunak sepenuhnya, sedangkan peneliatian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai tanah clayshale dengan metode slurry pada uji sudut geser di daerah Bawen, hasilnya adalah nilai sudut geser residual, semakin tinggi nilai batas cair (plasticity index), nilai sudut geser residual

akan semakin rendah, sedangkan hubungan antara nilai free swell, liquid limit, dan shrinkage limit menunjukkan semakin besar nilai free swell, semakin besar nilai liquid limit dan shrinkage limit.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa tanah merah pada kondisi residual masih jarang dilakukan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Semarang dan masih sedikitnya referensi metode untuk menentukan nilai sudut geser residual, maka dilakukan pengujian analisis uji geser tanah merah residual dengan metode slurry di daerah kabupaten Semarang.

2. Bahan dan Metode

Pengambilan tanah untuk penelitian diambil dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Ungaran Timur (L1), kecamatan Bergas (L2), dan kecamatan Bawen (L3), kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Lokasi pengambilan sampel pada Gambar 1 (Google Earth,2019).

Tanah lempung mempunyai tingkat kembang susut yang tinggi akibat pengaruh cuaca di Indonesia yaitu musim penghujan dan musim kemarau. maka diperlukan pengklasifikasian derajat pengembangan uji free swell dapat dilihat pada Tabel 2 (Holtz & Gibbs 1956).

Di dalam komposisi tanah mempunyai 3(tiga) fase yaitu udara , air dan solid (butiran), sedangkan yang termasuk di bidang geoteknik dalam pengklasifikasikan tipe tanah berdasarkan nilai Atterberg dapat dilihat pada Tabel 3 (Budhu, 2010). Jenis tanah lempung berdasarkan unsur mineralnya dan nilai berat spesifik secara umum dapat dilhat pada Tabel 4 (Das & Sobhan, 2014).

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel di tiga

kecamatan di Kabupaten Semarang. (Google Earth, 2019)

Tabel 2. Tipe tanah berdasarkan hasil atterberg

limit test (Budhu, 2010)

Tipe Tanah Liquid Limit (%) Plasticity Limit (%) Plasticity Index (%)

Pasir (Sand) Nonplastic

Lanau (Silt) 30 – 40 20 – 25 10 – 15 Lempung (Clay) 40 – 150 25 – 50 15 – 100

Tabel 3. Klasifikasi derajat pengembangan (Holtz

and Gibbs 1956)

Derajat Pengembangan Swelling Potensial (%)

Rendah < 50 Sedang 50 – 100

Tinggi 100 – 200 Sangat Tinggi > 200

Gambar 2. Hubungan antara sudut geser dengan

(4)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

Dari hasil pengujian tes kuat geser tanah dengan indeks plasitsitas, Peneitian yang telah dilakukan oleh Carter and Bentley pada tahun 2016, dihasilkan ubungan antara kuat geser dan indeks plastisitas , dapat dilihat pada Gambar 2 (Carter & Bentley, 2016).

Pada penelitan ini, dilakukan dengan langkah- langkah pengujian tes sesuai alur penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Pengujian sifat fisis dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasikan jenis tanah, meliputi : kadar air (ASTM International D2216-19, 2019), batas konsistensi atterberg (ASTM International D4318, 2005), berat spesifik tanah (ASTM International D854, 2010), sedangkan sifat mekanis meliputi : Free Swell Test (IS 2720-40, 1977), pemadatan Proctor Standard (ASTM International D1557, 2012), Direct Shear (ASTM Standard D3080/D3080M - 11, 2012).

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Sifat Fisis

Hasil penelitian yang telah dilakukan di laboratorium mekanika tanah di departemen teknik sipil Universitas Diponegoro Semarang, rekapitulasi hasil uji sifat fisis tanah residual dapat dilihat di Tabel 5.

a. Kadar Air, Berat Spesifik (Gs), Atterberg Limit, dan Grain Size

Berdasarkan klasifikasi tipe tanah pada Tabel 3, sampel L1, L2, dan L3 termasuk dalam jenis lempung (clay) (Budhu, 2010) dengan jenis mineral berupa kaollinite pada Tabel 4 (Das & Sobhan, 2014). Nilai-nilai LL dan PI kemudian dimasukan kedalam

klasifikasi USCS dan AASHTO dengan A-line chart pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Berdasarkan Sistem Klasifikasi USCS, semua sampel berada di atas garis A-line dan berada di sebelah kanan 50% LL sehingga ketiga sampel dikategorikan sebagai lempung anorganik dengan plastisitas tinggi atau CH, sedangkan berdasarkan Sistem Klasifikasi AASHTO, semua sampel berada di atas garis dan berada di sebelah kiri garis diagonal sehingga ke 3 (tiga) sampel dikategorikan sebagai A-7-6 termasuk tanah berlempung.

b. Free Swell

Dari hasil pengujian, didapatkan nilai free swell pada Tabel 2, berdasarkan klasifikasi derajat pengembangan semua sampel di 3 (tiga) lokasi memiliki derajat pengembangannya sedang. Tanah yang memiliki derajat pengembangan sedang dapat digunakan sebagai stabilitas lereng (Holtz and Gibbs 1956).

c. Pengujian Density

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan nilai yang terjadi pada tanah asli dan tanah yang sudah di slurry, dan ternyata dari hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai b dan d mengalami penurunan pada tanah yang sudah di slurry sebesar 9,5 % dan 9,0 % dari tanah asli dan untuk d Proctor mengalami kenaikan sebesar = 4,3 % dari tanah asli.

3.2. Sifat Mekanis

Dari hasil penelitian uji sifat mekanis tanah merah residual yang telah dilakukan, dibagi menjadi dua bagian , yaitu Standard Proctor dan Direct Shear.

a. Standard Proctor

Pemadatan tanah untuk penentuan kadar air optimum (OMC) pada penelitian ini menggunakan Potassium feldspar 2,57

Sodium dan kalsium feldspar 2,62-2,76

Chlorite 2,6-2,9 Biotite 2,8-3,2 Muscovite 2,76-3,1 Hornblende 3,0-3,47 Limonite 3,6-4,0 Olivine 3,27-3,37

dengan metode slurry - Proctor - Free swell

- Analisa Butiran (grain size) - Density

Analisa dan pembahasan

Selesai Ya Tidak

Kesimpulan dan saran

(5)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919 Gambar 6. Grafik Standard Proctor di Lokasi 1 Gambar4. Grafik plastisitas sampel setiap titik

sistem USCS (Das & Sobhan, 2014)

metode Standard Proctor. Nilai kadar air optimum (OMC) digunakan sebagai campuran untuk direct shear (peak) pada lokasi 1. Grafik penentuan kadar air optimum pada Gambar 6

Dari hasil plotting grafik diatas pada lokasi 1, lokasi 2 dan lokasi 3 didapatkan hasil kadar air optimum (OMC) dan berat isi kering pada uji standard Proctor, dapat dilihat pada Tabel 6.

b. Direct Shear (Residual)

Langkah awal dari pengujian uji direct shear , terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk menentukan kecepatan penggeseran (Vg), dengan

melakukan pengujian konsolidasi terlebih dahulu pada beban normal 5 kg, 10 kg, dan 15 kg pada masing– masing lokasi. Sebagai contoh hasil pengujian konsolidasi dengan beban 5 kg L1 pada Gambar 7.

Dengan melakukan pengujian yang sama pada

10 kg dan 15 kg pada lokasi 2 dan lokasi 3, rekapitulasi hasil kecepatan pergeseran selengkapnya, dapat dilihat Tabel 7.

Setelah mengetahui kecepatan pergesaran (Vg), dilanjutkan dengan pengujian direct shear test, Hasil pengujian direct shear test dengan metode slurry berulang- ulang , sehingga nilai gaya normal dan gaya geser sudah konstan, maka dapat digambarkan sesuai pada Gambar 8, Gambar 9, dan Gambar 10. Pada Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar 10, memperlihatkan proses pengujian pada masing–masing pembebanan memiliki nilai gaya geser puncak atau peak strength dengan beberapa siklus, akibat gaya geser pada kecepatan pergeseran(Vg), maka nilai gaya geser mengalami penurunan, sehingga nilai gaya geser tidak mengalami perubahan signifikan. Hasil perbandingan antara gaya normal / gaya geser per satuan luas sampel disebut tegangan normal / tegangan geser.

Tabel 5 Rekapitulasi Sifat Fisis Tanah Merah

Residual Sampel L1 L2 L3 Kadar Air (%) 26,19 26,91 27,87 Berat Spesifik (Gs) 2,59 2,61 2,60 Batas Cair (%) 53,36 53,75 53,01 Batas Plastis (%) 26,77 25,42 24,33 Indeks Plastis (%) 26,59 28,33 27,68 Gra in siz e Gravel (%) 0,80 0,26 0,40 Sand (%) 26,36 16,96 40,10 silt (%) 56,33 66,82 41,31 clay (%) 16,51 15,96 18,19 Free Swell (%) 50,00 60,00 55,00 D en si ty Gr/cm3 γb Tanah Asli 1,72 1,66 1,70 γd Tanah Asli 1,36 1,30 1,33 γb Tanah Slurry 1,55 1,50 1,53 γd Tanah Slurry 1,23 1,19 1,20 γd proctor 1,38 1,45 1,34

Gambar 5. Grafik plastisitas sampel setiap titik

(6)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919 Gambar 7. Grafik hubungan tegangan normal

residual terhadap tegangan geser residual sampel l1

Gambar 8. Hubungan pengujian plasticity index dengan free swell

Gambar 9. Hubungan plasticity index dan sudut

geser asli peak,slurry peak dan slurry konstan

Gambar 10. Grafik hubungan plasticity index dan sudut geser residual peak (Carter & Bentley, 2016)

Gambar 11. Grafik hubungan akar waktu dengan

penurunan sampel l1 dengan gaya normal 5 kg

Gambar 12. Grafik hubungan gaya nomal dan gaya

geser metode slurry pada sampel l1 beban 5 kg, 10 kg, dan 15 kg.

Gambar 131. Grafik hubungan gaya nomal dan

gaya geser metode slurry pada sampel l2 beban 5 kg, 10 kg, dan 15 kg.

Gambar 14. Grafik hubungan gaya nomal dan gaya

geser metode slurry pada sampel l3 beban 5 kg, 10 kg, dan 15 kg.

(7)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

Tegangan geser akhir yang diambil adalah tegangan geser pada siklus ke 10 sebagai tegangan geser residual. Hasil tegangan residual pada masing – masing sampel pada Tabel 8. Kemudian hasil antara tegangan normal residual dan tegangan geser residual pada Tabel 8, dilakukan penggambaran antara nilai tagangan normal residual sebagai absis dan nilai tegangan geser residual sebagai ordinat, sebagai contoh pada lokasi L1, menghasilkan nilai sudur geser residual kondisi puncak (peak), dapat dilihat Gambar 11, sedangkan hasil selengkapnya untuk 3(tiga) lokasi, dapat dilihat pada Tabel 9, sedangkan padaTabel 10, merupakan hasil nilai sudut geser tanah kondisi konstan. Pengujian uji direct shear yang telah dilakukan pada kondisi tanah asli untuk sampel di lapangan, nilai sudut geser tanah asli dan hasil selengkapnya pada Tabel 11.

Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 11, menunjukkan hasil nilai sudut geser peak tanah asli dibandingkan dengan sudur geser residual pada kodisi puncak, nilai sudut geser residual peak lebih kecil.

3.3. Hubungan antara pengujian.

a. Hubungan Plasticity Index dengan Free Swell

Hubungan hasil uji plasticity index,uji liquid limit sebagai sumbu ordinat dan uji free swell sebagai sumbu absis, diplotkan pada Gambar 12, menghasilkan grafik hubungan antara uji plasticity index,uji liquid limit dan

uji free swell

Berdasarkan Gambar 12, bahwa semakin besar nilai plasticity index terhadap nilai free swell, semakin besar plasticity index, maka semakin besar pula nilai swell, semakin besar pula nilai liquid limit , maka nilai free swell semakin besar pula.free swell, demikian pula liquid limits terhadap nilai free

b. Hubungan Plasticity Index dengan Sudut Geser Hubungan hasil uji antara nilai Plasticity Index dengan sudut geser asli peak, slurry peak dan slurry konstan yang diplotkan pada Gambar 13, menghasilkan grafik hubungan antara plasticity index dan nilai sudut geser tanah asli peak, slurry peak dan slurry konstan.

Berdasarkan Gambar 13, dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai plasticity index, nilai sudut geser residual tanah asli sesuai kaidah maka akan semakin rendah, untuk nilai sudut geser residual peak tanah slurry tidak sesuai kaidah, sedangkan nilai sudut geser residual konstan tanah slurry hasilnya mendatar.

Perbandingan hasil pengujian nilai plasticity index dengan sudut geser residual tanah asli peak, tanah slurry peak dan konstan diplotkan grafik Carter & Bentley (2016) dapat dilihat pada Gambar 14. Menurut Gambar 14 dari Carter & Bentley (2016), hasil penelitian tanah slurry dan tanah asli pada 3 lokasi menunjukkan bahwa hasil sudut geser peak dan Plasticity Index masih dalam lingkup standart deviasi hasil pengujian, sedangkan nilai sudut geser residual konstan dengan metode slurry jauh lebih kecil dari grafik hasil pengujian.

Tabel 6. Nilai Tegangan Nomal Residual dan

Tegangan geser Residual

Sampel Tegangan Normal Residual (kN/m²) Tegangan Geser Residual (kN/m²) L1 15,79 7,23 31,58 9,41 47,36 11,71 L2 15,79 7,61 31,58 8,90 47,36 12,13 L3 15,79 5,94 31,58 7,42 47,36 9,98

Tabel 8. Nilai Sudut Geser Residual (ф'r) Peak Lokasi L 1 L 2 L 3 Satuan

tan ф 0,560 0,609 0,624

Ф'r 29,248 31,341 31,964 0

Tabel 9. Nilai Sudut Geser Residual (ф'r) Konstan Lokasi L1 L2 L3 Satuan

tan ф 0,142 0,143 0,128

ф'r 8,082 8,138 7,294 0

Tabel 10. Nilai Sudut Geser (ф) Peak Tanah Asli Lokasi L 1 L 2 L 3 Satuan

tan ф 0,645 0,549 0,558

Ф’r 32,822 31,442 31,983 ⁰

Tabel 7. Rekapitulasi Kecepatan Penggeseran (Vg)

Lokasi Gaya Normal (Kg) Vg (Mm/Menit) L1 5 0,0097 10 0,0143 15 0,0218 L2 5 0,0094 10 0,0156 15 0,0243 L3 5 0,0131 10 0,0163 15 0,0218

(8)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

konstan sebesar 8.082°; 8.138°; 7.294°, nilai sudut geser tanah asli memiliki nilai sebesar 32.82°; 31.44°; 31.98, Sedangkan hubungan antara nilai plasticity index dengan free swell peak, semakin tinggi nilai plasticity index maka nilai free swell akan semakin tinggi, dan hubungan antara plasticity index dengan nilai sudut geser residual peak menunjukan hasil sudut geser peak dan plasticity index masih didalam lingkup standart deviasi hasil pengujian, sedangkan nilai sudut geser residual konstan dengan metode slurry jauh lebih kecil dari grafik hasil pengujian.

Ucapan Terima Kasih

Tertuju kepada semua dosen dan staf laboratorium Mekanika Tanah dan civitas akademik Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan Fakultas Teknik Undip yang telah mendanai keberlangsungan jurnal ini.

Daftar Pustaka

Adelia, P. F., Koesriharti, Sunaryo. (2013). Penambahan Unsur Hara Mikro (Fe dan Cu) dalam Media Paitan Cair dan Kotoran Sapi Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Merah (amaranthus tricolor l.) dengan Sistem Hidroponik Rakit Apung. Jurnal Produksi Tanaman, 1(3), 48–58.

Adilaksono, I. C., Susilo, B., Sugiarto, Y. (2014). Rancang Bangun Mesin Pasteurisasi Jus Buah Otomatis dengan Teknologi berbasis Ohmic Heating. Jurnal Teknologi Pertanian, 15(2), 121–128.

ASTM International D1557. (2012). Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using Modified Effort (56,000ft-lbf/ft3 (2,700 kN-m/m3)). ASTM International. https://doi.org/10.1520/D1557-12.1.3.1.3

ASTM International 19. (2019). ASTM D2216-19 - Standard Test Methods for Laboratory Determination of Water (Moisture) Content of Soil and Rock by Mass. ASTM International, 7. https://doi.org/10.1520/D2216-10

ASTM International D4318. (2005). Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and Plasticity Index of Soils. Report, 04(March 2010),

Bencana Tanah Longsor Kabupaten Semarang Tahun 2018.

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. (2018). Jumlah Kejadian Bencana Alam Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2018. https://jateng.bps.go.id/indicator/152/511/1/jumlah -kejadian-bencana-alam-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-jawa-tengah.html.

Budhu, M. (2010). Soil Mechanics and Foundations. United Kingdom: Wiley.

Carter, M., Bentley, S. P. (2016). Soil Properties and their Correlations: Second Edition. In Soil Properties and their Correlations: Second Edition. https://doi.org/10.1002/9781119130888.

Sobhan, K., Das, B. M. (2014). Principles of Geotechnical Engineering. United States: Cengage Learning. Hani’ah, Firdaus, H. S., Nugraha, A. L. (2017). Analysis

of Environmental Vulnerability in the Landslide Areas (Case Study: Semarang Regency). IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 98(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/98/1/012013.

Holtz, W. G., Gibbs, H. J. (1956). Triaxial shear tests on pervious gravelly soils. Journal of the Soil

Mechanics and Foundations Division, 82(1),

867-1.

IS 2720-40. (1977). Determination of Free Swell Index of Soils.

Jackson, R. (2015). Manual of Soil Laboratory Testing. Environmental & Engineering Geoscience. https://doi.org/10.2113/gseegeosci.21.3.247. Kayyal, M. K., & Wright, S. G. (1991). Investigation of

Long-Term Strength Properties of Paris and Beaumont Clays in Earth Embankments. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004. Pardoyo, B. & Hardiyati, S. (2020). The Effect of

Swelling on the Composition of a Mixed White Soil with Expansive Clays in the Godong - Purwodadi Area Km 49, Grobogan Regency. http://sersc.org/journals/index.php/IJAST/article/v iew/34001/18826.

Pardoyo, B., Sadono, K.W., & Fahreza, D. M. T. (2020). The Effect of Clay Shale Drying on the Reduction of Compressive Strength and Durability in Bawen Sub-District, Semarang Regency. Civil Engineering and Architecture, vol 8 no.6, 1359–

(9)

doi: 10.14710/teknik.v42i1.33261 Copyright © 2021, TEKNIK, p-ISSN: 0852-1697, e-ISSN: 240-9919

1369. https://doi.org/DOI: 10.13189/cea.2020.080619.

Tribun Jateng. (2017). Data Kecamatan Rawan Longsor Pada Kabupaten Semarang.

Wesley, L. D. (2010). Mekanika Tanah untuk Tanah

Endapan & Residu. Yogyakarta: Andi.

Winduhutomo, S., Puswanto, E., Widiyanto, K.,

Raharjo, P. D. (2010). Analisis Geologi Teknik Kegagalan Lereng Pada Karangsambung ( Studi Kasus : Instabilitas Embung dan Cara Mengatasinya ). 978–979.

WSP International. (2001). Panduan Geoteknik 1 Proses Pembentukan dan Sifat-sifat Dasar Tanah Lunak. Pusat Litbang Prasarana Transportasi.

Gambar

Gambar 1.  Lokasi pengambilan sampel di tiga  kecamatan di Kabupaten Semarang. (Google Earth,  2019)
Gambar 3.   Flowchart Tahapan Penelitian.
Tabel 5  Rekapitulasi Sifat Fisis Tanah Merah  Residual  Sampel  L1  L2  L3  Kadar Air (%)  26,19  26,91  27,87  Berat Spesifik (Gs)  2,59  2,61  2,60  Batas Cair (%)  53,36  53,75  53,01  Batas Plastis (%)  26,77  25,42  24,33  Indeks Plastis (%)  26,59
Gambar 8.    Hubungan pengujian plasticity index  dengan free swell

Referensi

Dokumen terkait

Muhammad Fajar Fadhilah (2013:5) menyatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis

Menurut manajer operasional Pantai Seafood Restaurant, cara yang paling efektif dalam berkomunikasi dengan pelanggan adalah melalui pelayanan langsung dengan hospitallity

Unit Kerja dalam Instansi yang memiliki kewenangan terhadap bidang tertentu yang berkaitan dengan aplikasi generik agar menyusun spesifikasi acuan atau spesifikasi dasar yang berisi

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana implementasi Komunikasi Pemasaran Terpadu yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara dalam mempromosikan

Indikasi penurunan emisi RKA K/L Implementasi RKA K/L Indikasi penurunan emisi RKA K/L Implementasi RKA K/L Anggaran PI, Status emisi, index ketahanan Indikasi p.emisi &amp;

1) Ketepatan ekstraksi subyek sangat berpengaruh kepada hasil penghitungan fitur estetik yang digunakan, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil ekstraksi fitur estetik dan nilai

1. Gambarlah Iingkaran Mohr untuk elemen kecil yang mengalami tegangan normal hanya satu arah saja dan tegangan geser saja seperti ditunjukkan pada gambar dibawah

VPN (Virtual Private Network) merupakan suatu cara untuk membuat MDULQJDQ EHUVLIDW ³ SWLYDWH´ dan aman dengan menggunakan jaringan publik, misalnya internet.VPN ( Virtual