• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMANTAKA Halaman Jurnal: Halaman LPPM STMIK DCI:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JUMANTAKA Halaman Jurnal: Halaman LPPM STMIK DCI:"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JUMANTAKA Vol 01 No 01 (2018) PISSN: 2613-9138 – EISSN : 2613-9146

JUMANTAKA

Halaman Jurnal: http://jurnal.stmik-dci.ac.id/index.php/jumantaka/ Halaman LPPM STMIK DCI: http://lppm.stmik-dci.ac.id/

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENCAIRAN KREDIT DENGAN METODE

SCORING SYSTEM PADA KOPERASI MUKTI RESIK

KOTA TASIKMALAYA

Redi Cahyadi1 ,AneuYulianeu2 1Mahasiswa, Teknik Informatika STMIK DCI1

arahbissetia@gmail.com

2Dosen, Manajemen Informatika STMIK DCI2 anjusu09@gmail.com

ABSTRAK

Pengelolaan data yang baik merupakan suatu tolak ukur meningkatnya produktifitas kerja dan informasi yang dihasilkan. Komputer merupakan peralatan yang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia, saat mencapai kemajuan baik dalam pembuatan hardware maupun software, Koperasi Mukti Resik membutuhkan sekali adanya suatu sistem informasi yang menunjang dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi anggota koperasi. Dengan metode scoring system, dibuat sistem pengambilan keputusan pencairan kredit menggunakan salahsatu bahasa pemrograman yaitu Borland Delphi 7.0 yang akan mempermudah proses pengambilan keputusan sehingga proses peminjaman menjadi efektif dan efisien.

Kata Kunci: Sistem Pengambilan Keputusan, Pencairan Kredit Koperasi.

I. PENDAHULUAN

Menurut H. Nana Nur Sumarna (Ketua PKPRI Tasikmalaya) dalam Rapat Anggota Tahunan KPPRI P3U bahwa Koperasi merupakan sokoguru bagi masyarakat Indonesia. Sejak tahun 1896 telah didirikan koperasi oleh Patih R. Aria Wiria Atmaja di Purwokerto, yang merupakan sebuah keprihatinan terhadap sistem ekonomi yang dianut saat itu, yakni sistem ijon. Para petani menggadaikan hasil buminya sebelum dipanen. Dengan uang yang tidak sesuai dengan jerih payah yang telah dilakukan. Dengan kata lain, menjual hasil bumi yang belum dipanen demi uang yang belum tentu setara dengan hasil panen dan kerja keras yang telah dilakukan. Disinilah koperasi hadir

dengan moto dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjadi solusi bagi masalah tersebut. Karena keuntungan koperasi, anggotanya pun ikut menikmati.

Salah satunya adalah Koperasi Mukti Resik Tasikmalaya, yang berdiri sejak 9 September 2004 terletak di Jalan Sukamulya Komplek Perum Mutiara Tasik Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Dalam kesehariannya, koperasi ini telah banyak membantu pegawai PNS Kota Tasikmalaya dalam hal peminjaman uang. Namun masih disayangkan, karena untuk sistem yang digunakan masih tergolong manual yaitu dalam pengambilan keputusan layak tidaknya pencairan kredit masih tergantung keputusan pengurus koperasi.

(2)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220 Jadi masih tergolong bersifat subjektif.

Karena itu, proses pengambilan keputusan lebih baik dilakukan secara komputerisasi sehingga hasilnya objektif.

Kelayakan peminjaman uang pada Koperasi Mukti Resik Tasikmalaya yang belum terkomputerisasi memerlukan waktu tidak sebentar sehingga tidak efisien. Maka dengan pengambilan keputusannya dilakukan secara terkomputerisasi dapat menjadi solusi hal tersebut.

II. LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kredit

1. Definisi Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith) atau dalam bahasa latin (creditum) kepercayaan akan kebenaran. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa. Maka jelas tergambar bahwa arti kredit dalam bahasa ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa.

Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya yang berjudul Money

and Banking mengatakan bahwa kredit

adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

2. Penilaian Kelayakan Kredit

Oki Surya Nugraha (2014:4) menyatakan bahwa penggunaan standart credit scoring dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk meluluskan atau

menolak permintaan kredit yang diajukan. Standar nilai tersebut disusun dari gabungan hasil evaluasi berbagai macam kriteria yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur dan kesedian debitur melunasi pinjaman yang mereka terima tidak sama, maka masing-masing jenis kriteria akan mempunyai bobot timbangan nilai yang berbeda.

2.1.2 Sistem Pengambilan Keputusan Pencairan Kredit

1. Sistem Pendukung Keputusan

Muhammad Fajar Fadhilah (2013:5) menyatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem Pendukung Keputusan dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.

Aplikasi SPK menggunakan data, sehingga memberikan antamuka pengguna yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. SPK lebih ditujukan unuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan kriteria yang kurang jelas. SPK tidak dimaksudkn untuk mengotomatiskan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia.

Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil

(3)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220 pengolahan data, informasi dan rancangan

model. Tujuan SPK adalah :

a. membantu pengambilan keputusan terhadap masalah yang semi terstruktur.

b. memberikan dukungan atas pertimbangan pengambilan keputusan dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi pengambilan keputusan.

c. memberikan alternatif pemecahan masalah dengan cepat, karena menggunakan komputer dalam aplikasinya.

d. meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan. Sebagai contoh, semakin banyak data yang dimasukkan semakin banyak pilihan proses pemecahan masalah yang bisa dievaluasi.

Pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi, yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antar berbagai komponen dalam berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, pengalaman serta wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel.

2. Metode Scoring System

Metode Scoring System merupakan sisi diagnosis suatu proses pengukuran atribut yaitu pemberian makna atau interprestasi terhadap skor skala yang bersangkutan. Sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), Scoring System disebut juga sebagai skor skala, memerlukan suatu norma pembanding agar dapat di interprestasikan secara kualitatif. Pada dasarnya interprestasi skor skala selalu bersifat normatif, artinya

makna skor diacukan pada posisi relative skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi terlebih dahulu.(Muhammad Fajar Fadhilah, 2013:5)

Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan statistic deskriptif dari distribusi data skor kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subjek (n) dalam suatu kelompok, mean skor skala (M), deviasi standard skor skala (s) dan varians (S2), skor minimum (Xmin) dan maksimum (Xmax), dan statistik-statistik lain yang dirasakan sangat perlu. Deskripsi data ini memberikan berupa gambaran penting mengenai keadaan distribusi skor skala pada kelompok subjek yang dikenal pengukuran dan berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan subjek pada aspek variabel yang diteliti.

Langkah-langkah menentukan kategorisasi berdasarkan jenjang (ordinal) menurut Saifuddin Azwar (2012:147) adalah sebagai berikut :

a) Menentukan data statistic secara deskriptif berupa rantang minimun (Xmin), rantang maksimum (Xmax), luas jarak sebaran, mean teoritis (µ)

dan devisiasi standar (σ).

b) Menghitung data statistic secara deskriptif sebagai berikut :

Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum.

Xmax = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum.

Luas jarak sebaran = Xmax – Xmin

σ = Luas jarak sebaran / 6

µ = Banyaknya pertanyaan * kategori. c) Menghitung P dengan menggunakan

tabel distribusi normal, terlebih dahulu menentukan Zmin dan Zmax dengan rumus :

Zmin = (Xmin –µ) / σ

Zmax = (Xmax –µ) / σ

Untuk penentuan nilai P hanya dimungkinkan menggunakan tabel

(4)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220 distribusi. Maka dari itu dibutuhkan tabel

distribusi normal untuk mengetahui nilai Pmin dan Pmax.

Berikut adalah tabel distribusi normal

Tabel 2.1 Tabel Distribusi Normal

d) Memilih p dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditemukan rentang skala prioritas dengan 3 kategori, yaitu:

X < (µ – (p * σ)) Kategori rendah

atau tidak layak.

(µ – (p * σ)) ≤ X < (µ + (p * σ))

Kategori sedang atau layak

(µ + (p * σ)) ≤ X Kategori tinggi atau

sangat layak.

III. ANALISIS MASALAH

3.1 Flow Map Prosedur Penentuan Kelayakan Kredit

Gambar 3.1

Flow Map Prosedur Penentuan Kelayakan Kredit

IV. PERANCANGAN SISTEM

4.1 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan setelah tahap analisis sistem. Model yang digunakan dalam

perancangan sistem ini menggunakan Flow Map, Data Flow Diagram (DFD) dan Entity

(5)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220

4.2 Flow Map Sistem

Gambar 4.1

Flow Map Prosedur Penentuan Kelayakan Kredit 4.3 Data Flow Diagram (DFD)

Berikut adalah Data Flow Diagram (DFD) untuk Sistem Pengambilan Keputusan Kelayakan Kredit pada Koperasi Mukti Resik Kota Tasikmalaya :

Gambar 4.2 Diagram Konteks

(6)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220 Keterangan :

Dari data diatas dapat dilihat alur yang ringkas. Dapat dijelaskan lagi pada DFD level 1 berikut ini :

Gambar 4.3

Data Flow Diagram (DFD) Level 1

Keterangan:

1. Proses 1, Pengolahan data nasabah untuk memasukkan data anggota koperasi yang akan melakukan kredit.

2. Proses 2, Pengolahan data pegawai untuk memasukkan data admin yang menginput kelayakan kredit.

3. Proses 3, Pengolahan data pertanyaan untuk memasukkan data atas jawaban nasabah dari pertanyaan yang diajukan oleh sistem.

4. Proses 4, Pengolahan data palfon kredit untuk memasukkan data besaran palfon kredit yang akan diambil.

(7)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220

Gambar 4.4

Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Pengolahan Data Nasabah

Gambar 4.5

Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Pengolahan Data Pegawai

Gambar 4.6

Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Pengolahan Data Pertanyaan

Gambar 4.7

Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Pengolahan Data Plafon Kredit

(8)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220

4.4 Entity Relationship Diagram (DFD)

Adapun untuk perancangan diagram hubungan entitas atau Entity Relationship Diagram (ERD) untuk sistem ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.8

Entity Relationship Diagram (ERD)

V. IMPLEMENTASI

5.1 Implementasi Sistem

5.1.1 Perangkat Keras (Hardware)

Sebelum dijalankan, terlebih dahulu harus diimplementasikan ke harddisk. Proses instalasi berguna untuk membuka dan menyatakan kembali file-file yang terpenggal serta terkompresi. Cara menginstal aplikasi tidak berbeda dengan aplikasi berbasis windos lainnya. Adapun perangkat yang digunakan :

a. Processor Intel Pentium procesor P6100

b. Memory 1 GB DDR3 c. Harddisk 500 GB HDD

d. Monitor 14,0” HD LED LCD

5.1.2 Perangkat Lunak (Software)

Adapun perangkat yang digunakan : a. Sistem Operasi Microsoft Windows 7 b. Borland Delphi 7 Entreprise Edition c. Database Microsoft Acces 2003

5.1.3 Daftar Tampilan Program yang diaplikasikan

1. Tampilan Halaman Utama

Gambar 5.1 Tampilan Halaman Utama

2. Tampilan Login

(9)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220 3. Tampilan Penilaian Kelayakan Kredit

Gambar 5.3 Tampilan Penilaian Kelayakan Kredit

gian ini merupakan bagian utama artikel hasil penelitian dan biasanya merupakan bagian terpanjang dari suatu artikel. Hasil penelitian yang disajikan dalam bagian ini

adalah hasil “bersih”.

Hanya hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis harus dilaporkan. Gambar, Tabel dan grafik dapat digunakan untuk memperjelas penyajian hasil penelitian secara verbal. Tabel dan grafik harus diberi komentar atau dibahas.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan sistem pengambilan keputusan kelayakan kredit ini dapat membantu pekerjaan pengambilan keputusan pada Koperasi Mukti Resik Tasikmalaya, yakni dengan adanya pertimbangan yang objektif dari sistem yang terkomputerisasi.

2. Dengan sistem ini proses kredit dapat berjalan dengan baik sehingga waktu yang digunakan menjadi efektif dan efisien.yaj

6.2 SARAN

Dalam setiap penciptaan pasti ada kekurangan, untuk itu aplikasi ini diharapan kedepannya agar :

1. Aplikasi dapat terkoneksi dengan jaringan internet.

2. Tampilan aplikasi diperbaiki agar lebih menarik.

3. Kelengkapan fitur dalam aplikasi ditambah untuk mencakup semua data yang dibutuhkan.

4. Dibutuhkan sistem keamanan yang lebih baik.

Demikian saran yang dapat penulis berikan untuk program aplikasi ini semoga dapat diperbaiki, untuk hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Aal Hadian. 2012. Pelatihan Delphi untuk pemula. Jakarta : Lab Elka

Abdul Kadir. 2014. Teori dan Aplikasi Struktur Data Menggunakan Java. Yogyakata : Andi

Abdul Kadir. 2013. Pengenalan Algoritma Pendekatan secara Visual dan Interaksi menggunakan RAPTOR. Yogyakarta : Andi.

Aziz Musthafa dkk 2015, Jurnal EECCIS Vol. 9, No. 2, Desember 2015 Perbandingan Kinerja Algoritma C.45 dan AHP-TOPSIS sebagai Pendukung Keputusan Proses Seleksi Penerima Beasiswa.

Jurnaleeccis.ub.ac.id/index.php/eecc is/article/download/347/257

Dina Dinud. 2017. Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Eko Hari Atmoko. 2013. Point of Sales dengan Proteksi Setoran Kasir dan Stock menggunakan VB 6. Jakarta: Elex Media Komputindo.

(10)

Redi Cahyadi, Aneu Yulianeu / JUMANTAKA Vol 1. No. 1 (2018) 211 - 220 Fitriany Malholtra Gultom. 2014. Bahasa

Pemrograman. Diambil dari : Medan : Universitas Diponegoro

James A. O’ Briens dan George M.

Marakas. 2014. Sistem Informasi Manajemen Edisi 9 Buku 2. Jakarta : Salemba Empat

Muhammad Fajar Fadhilah. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Pengajuan Kredit Mobil Menggunakan Metode Scoring System pada PT. Bentara Sinergis Multifiance. Palembang : Universitas Bina Darma.

Nevrona. 2016. Rave Report. Diambil dari : https://www.nevrona.com/(26 Januari 2017 18:37)

Oki Surya Nugraha. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Peminjaman Modal Untuk Anggota UPK Dengan Metode Scoring Menggunakan Visual Basic 6.0 Pada UPK Kecamatan Kasihan. Yogyakarta : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Saifuddin Azwar. 2012. Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Zulkifli Amsyah. 2015. Manajemen Sistem Informasi edisi 2. Jakarta : PT. Oxemedia Pustaka Utama.

Yulianeu A, 2016, Sistem Berkas, LPPM STMIK DCI, Tasikmalaya.

Yulianeu A, DH, 2016, Penelitian Operasional, LPPM STMIK DCI, Tasikmalaya.

Yulianeu A, Rahmayati NM, 2017, Sistem Pakar Penentu Makanan Pendamping Air Susu Ibu Pada Bayi Usia 6 Bulan Samapai 12 Bulan Menggunakan Metode Forward Chai, Jurnal Teknik Informatika (JUTEKIN) 3(2).

Yulianeu A, 2017, Generate Report Critical Data In BRI Sariwangi Parsing Technique Using, Jurnal Teknik

Gambar

Tabel 2.1  Tabel Distribusi Normal
Gambar 4.2  Diagram Konteks
Gambar 5.1 Tampilan Halaman Utama  2. Tampilan Login
Gambar 5.3 Tampilan Penilaian Kelayakan  Kredit

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu untuk menjadi seorang pelatih dalam lembaga beladiri pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Kota Semarang tidaklah berbeda dengan ketentuan

Apakah tanpa intervensi CBIA (kelompok kontrol) pada ibu-ibu kelompok BKB dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik yang rasional

14 Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945; Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-hak Anak.. Susunan Organisasi KPAI terdiri atas 1 orang ketua, 2 orang wakil ket- ua,

Pengenalan berarti menemukan tempat yang tepat sesuai dengan apa yang dikenalinya, dan pengakuan berarti tindakan yang bertalian dengan hal itu (amal) yang nampak

Jika hikikomori terus berlanjut akan muncul gejala-gejala gangguan jiwa seperti depresi, tidak berani untuk bertemu dengan orang lain atau sulit berinteraksi dengan orang

Dengan pelaksanaan supervisi individual mengikuti kebenaran teori yang ada akhirnya kemampuan guru-guru dalam melaksanakan proses pembelajaran 5M sesuai kurikulum

Melayani konsultasi dari siswa dan orang tua berkenaan dengan aktivitas dan materi belajar siswa semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dengan mengamati berbagai gambar benda, siswa dapat memilih alat ukur yang sesuai untuk mengukur panjang benda yang diukur dengan tepat.. Dengan diskusi, siswa dapat