• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETEKSI DINI IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA KRATON KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DETEKSI DINI IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA KRATON KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DETEKSI DINI IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA KRATON

KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI

1

Siti Asiyah, 2Dewi Taurisiawati Rahayu, 3Diniar Agustin Prodi D4 Kebidanan STIKes Karya Husada Kediri

aninkamila@gmail.com

ABSTRAK

Di Kabupaten Kediri jumlah kematian ibu dari tahun 2011-2014, yaitu sejumlah 31 pada tahun 2011, 37 pada tahun 2012, 34 pada tahun 2013, 17 pada tahun 2014, dan 15 pada tahun 2015. Salah satu faktor kematian ibu adalah kehamilan berisiko menyebabkan komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang bisa berujung pada kematian ibu bila tidak segera tertangani. Alasan kami memilih desa Kraton karena 28,73% penduduk berpendidikan SD, 22,26% perkerjaan buruh tani dan lokasi di lereng gunung Wilis yang cukup jauh dari rumah sakit rujukan RSUD Kabupaten Kediri. Tujuan dari kegiatan ini adalah mendeteksi sejak dini ibu hamil risiko tinggi dengan melibatkan peran serta keluarga, kader kesehatan dan perangkat desa. Metode yang dipakai meliputi survey untuk mendata jumlah sasaran ibu hamil, Musyawarah Mufakat Desa (MMD), pelatihan kader tentang cara mengidentifikasi kehamilan risiko tinggi, kunjungan rumah untuk konseling pada ibu hamil dan keluarga, pemeriksaan kehamilan dan pembentukan kelas ibu hamil. Kegiatan dilaksanakan tanggal 8 Mei 2017 s.d 27 Mei 2017, hasilnya jumlah ibu hamil yang terdata 30 orang, kategori resiko menurut skore Puji Rahyati, 17 orang (60%) resiko rendah, 10 orang (30%) resiko tinggi dan 3 orang (10%) kriteria resiko sangat tinggi. Pada kegiatan MMD disepakat untuk dilakukan pelatihan kader dan kelar ibu hamil yang dilaksanakan di pondok bersalin desa. Pada kunjungan rumah telah disepakati dengan keluarga untuk perencanaan persalinan yang aman berdasarkan tempat dan penolong disesuaikan dengan risiko ibu hamil. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu selama hamil dan keluarga didukung oleh pengetahun terhadap kehamilannya, yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah serta kurangnya partisipasi masyarakat, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Dengan kita aktif menggerakan peran serta keluarga dan masyarakat maka kehamilan berisiko dapat terpantau dan komplikasi serta kematian ibu bisa dicegah.

Kata Kunci: deteksi dini, kehamilan, risiko tinggi

1. PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam pembangunan millenium tujuan ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu, di mana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Hasil survei menunjukkan telah terjadi penurunan AKI pada tiap tahunnya, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan MDGs 2015 dengan menekan AKI menjadi 102/100.000 KH kenyataannya telah gagal (Bappeda, 2015).

Di Provinsi Jawa Timur jumlah kematian ibu dari tahun 2011-2014, yaitu sejumlah 697 jiwa pada tahun 2011, 669 pada tahun 2012, 642 pada tahun 2013, dan 567 pada tahun 2014. Di Kabupaten Kediri jumlah kematian ibu dari tahun 2011-2014, yaitu sejumlah 31 pada tahun 2011, 37 pada tahun 2012, 34 pada tahun 2013, 17 pada tahun 2014, dan 15 pada

tahun 2015. Terbukti bahwa Kabupaten Kediri telah berhasil menurunkan AKI secara signifikan. Dan pada tahun 2014 hampir semua ibu hamil (88,24%) yang meninggal adalah risiko sangat tinggi pada kehamilannya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Beberapa faktor yang melatar belakangi resiko kematian ibu tersebut adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung. Jika ditarik lebih jauh beberapa perilaku tidak mendukung tersebut juga bisa membawa risiko (Elverawati, 2008).

Desa Kraton mempunyai jumlah 4.110 jiwa dan 1.198 KK, 28,73% pendukuk berpendidikan SD, 22,26% perkerjaan buruh tani. Lokasi Desa Kraton terletak di lereng gunung Wilis yang cukup jauh dari rumah sakit rujukan RSUD Kabupaten Kediri.

(2)

Kondisi ini sangat berpotensi terjadi keterlambatan rujukan ibu hamil tidak hanya dari faktor jarak tapi dari faktor pendidikan yang rendah dan juga sosial ekonomi yang kurang. Maka kami memandang perlu untuk memberikan pemahaman pada ibu hamil, keluarga dan juga masyarakat desa Kraton tentang kehamilan resiko tinggi dan melakukan mendeteksi sejak dini ibu hamil resiko tinggi dengan melibatkan peran serta keluarga, kader kesehatan dan perangkat desa. Dengan adanya kegiatan ini ibu hamil, keluarga dan juga masyarakat akan lebih paham tentang kehamilan risiko tinggi sehingga bisa melakukan upaya atau tindakan yang tepat untuk mencegah komplikasi kehamilan dan melakukan upaya rujukan ke petugas kesehatan dengan tepat waktu. Manfaat jangka panjang dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan khususnya ibu hamil. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya risiko tinggi pada ibu hamil yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil, keluarga dan masyatakat, menurut Poedji Rochjati (2011) meliputi: umur ibu yang tergolong risiko tinggi ≤ 20 tahun dan ≥ 35 tahun, paritas yang termasuk risiko tinggi adalah ibu yang hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, jarak anak yang tergolong risiko tinggi ≤ 2 tahun dan tinggi badan yang termasuk risiko tinggi 145 cm atau kurang, yang tergolong risiko tinggi berdasarkan riwayat obstetrik jelek meliputi persalinan yang lalu dengan tindakan, bekas operasi sesarea, penyakit ibu, preeklamsi ringan, hamil kembar, hidramnion/ hamil kembar air, janin mati dalam kandungan, hamil lebih bulan, kelainan letak, perdarahan antepartum, dan preeklamsi berat/eklampsi.

2. METODE PENGABDIAN

2.1. Waktu dan Tempat Pengabdian

Waktu kegiatan tanggal 8 Mei 2017 s.d 27 Mei 2017. Tempat kegiatan di Desa Kraton Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.

2.2. Metode dan Rancangan Pengabdian

1. Metode yang digunakan survey untuk mendata jumlah ibu hamil yang ada di Desa Kraton

2. Pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi ibu dan janin

3. Musyawarah Mufakat Desa (MMD) yang mengundang perangkat desa, kader kesehatan bidan desa dan bidan koordinator Puskesmas Mojo untuk menyepakati kegiatan pelatihan kader dan kelas ibu hamil

4. Kunjungan rumah ibu hamil untuk memberikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang perawatan kehamilan dan perencanaan persalinan yang aman berdasarkan risiko ibu hamil

5. Pelatihan kader tentang cara mengenali kehamilan risiko tinggi

6. Mengadakan kelas ibu hamil dengan melibatkan bidan desa.

2.3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dengan total sampling yaitu seluruh ibu hamil yang ada di wilayah desa Kraton Kecamatan Mojo Kediri sejumlah 30 orang ibu hamil.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil pendataan dan pemeriksaan ibu hamil didapatkan 30 orang ibu hamil dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 1. Kelompok ibu hamil berdasarkan usia kehamilan

No Umur Kehamilan Jumlah %

1 1-12 minggu 2 6,66%

2 13-28 minggu 17 57,66%

3 29-40 minggu 11 37,66%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa ibu hamil paling banyak pada usia kehamilan 13-28 minggu sebanyak 17 orang (57,66%). Tabel 2. Data Ibu Hamil Berdasarkan Paritas

No Paritas Jumlah %

1 Primipara 11 61,11%

(3)

No Paritas Jumlah %

3 Grandemulti 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas ibu hamil berdasarkan paritas mayoritas adalah primipara sebanyak 11 orang (61,11%).

Tabel 3. Data Ibu Hamil Berdasarkan Trimester

No TM Jumlah Prosentase %

1 TM I 2 6,66%

2 TM II 17 56,66%

3 TM III 11 40%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas berdasarkan trimester mayoritas TM II sebanyak 17 orang (56,66%). Tabel 4. Data Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Risiko

No

Kategori risiko berdasar

skore KSPR Jumlah Prosentase %

1 Risiko rendah 17 60%

2 Risiko tinggi 10 30%

3 Risiko sangat tinggi 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas mayoritas bumil KRR sebanyak 17 orang (60%).

Tabel 5. Data Primer Skrining PE, faktor risiko dan gejala klinis Skrinning Preeklamsia

No Faktor Risiko dan Gejala Klinis Jumlah Prosentase %

1 Tidak Gejala klinis 17 85%

2 2 gejala klinis 2 10%

3 3 gejala klinis 1 5%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas ada 15% menunjukan gejala klinik ke arah preeklamsi.

Dari hasil musyawarah masyarakat desa yang dilaksanakan pada hari Jum’at 19 Mei

2017, alternatif pemecahan masalah yang disepakati adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil musyawarah mufakat desa dan alternatif pemecahan masalah

NO MASALAH YANG DITEMUKAN HARI/ TGL JAM ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SASARAN TEMPAT 1 Cakupan deteksi bumil risti oleh mayarakat bulan Januari – April 2017 adalah 22,72%. Jumlah bumil risiko sangat tinggi (KSPR ≥ 12) = 3. Dengan 2 dari Minggu, 21 Mei 2017 Jam 09.00- 11.00 Diadakannya kelas ibu hamil dengan mengundang 30 ibu hamil

Ibu hamil dengan jumlah 30 orang Pondok bersalin desa Kraton 2 Minggu, 21 Mei 2017 Jam 11.00– 13.00 Kader kesehatan dilatih deteksi risiko tinggi ibu hamil

.

Ibu kader dengan jumlah 15 kader di desa Kraton Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Balai desa Kraton Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri

(4)

NO MASALAH YANG DITEMUKAN HARI/ TGL JAM ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SASARAN TEMPAT 3 3 ibu hamil mengalami anemia. Jumlah bumil dengan skrining preeklampsia = 15%. Selasa 22-27 Mei 2017 Dilakukan kunjungan rumah ibu hamil untuk penyuluhan individu dan perencanan

persalinan yang aman

10 ibu hamil risiko tinggi dan 3 ibu risiko sangat tinggi

Rumah ibu hamil

Tabel 7. Implementasi Kegiatan Kelas Ibu Hamil dan Pelatihan Kader

N O HARI/TANGG AL IMPLEMENT ASI RINCIAN KEGIATAN SASARAN TEMPA T FAKTOR PENUNJANG FAKTOR PENGHAMBAT 1 Minggu, 21 Mei 2017 Jam 09.00-11 Wib Diadakannya kelas ibu hamil dengan mengundang 30 ibu hamil Pemeriksaan kehamilan Penyuluhan tentang kehamilan risiko tinggi dan penangananny a. Senam hamil Ibu hamil dengan jumlah 30 Polindes desa Kraton Kec. Mojo Kab. Kediri Dukungan dari tokoh masyarakat, perangkat untuk diadakannya kelas ibu hamil, dengan menyediakan tempat kegiatan.

Motivasi dari ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil cukup

Jumlah peserta kelas ibu hamil hanya sebagian yang hadir (70%) dikarenakan jadwal berbenturan dengan acara ibu hamil 2 Minggu, 21 Mei 2017 Jam 11.00 -13.00 Wib Pelatihan kader tentang deteksi risiko tinggi ibu hamil Memberikan penjelasan tentang kehamilan risiko tinggi, Melatih kader cara pengisian KSPR Ibu kader dengan jumlah 15 kader di desa Kraton Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Balai Desa Kraton Dukungan dari tokoh masyarakat, perangkat untuk diadakannya kelas ibu hamil. Menggunakan pengeras suara. Keadaan kondusif. Semua kader yang hadir dalam pelatihan sepakat untuk melakukan pendampingan terhadap ibu hamil risti. Jumlah peserta kader hanya sebagian yang hadir yaitu 60 % dikarenakan jadwal bebenturan dengan acara kader .

Tabel 8. Hasil kunjungan rumah tanggal 22-27 Mei 2017

No Analisa masalah ibu hamil yang dikunjungi Rencana persalinan

1

Tn.H/ Ny. “I” G2P0010 UK 12 6/7 ballotement, KU ibu baik dengan kehamilan resiko tinggi. KSPR 6

resiko tinggi yaitu pernah gagal hamil.

Penolong Bidan Tempat di puskesmas Dana persalinan mandiri Pendamping suami

Kendaraan yang digunakan sewa

2

Tn. S /Ny. “S” G4P1021 UK 275/7 minggu janin tunggal, hidup, letak kepala, intra uterine, kesan panggul normal, keadaan jalan lahir normal, KU ibu baik dengan kehamilan resiko sangat tinggi KSPR 14

Penolong Dokter

Tempat peralinan di Rumah sakit Dana dari BPJS

(5)

No Analisa masalah ibu hamil yang dikunjungi Rencana persalinan

meliputi usia ibu ≥ 35 tahun, terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun, dan pernah gagal hamil. 3

Ny.’S” GVP4004 uk.38mg” Kehamilan dengan preeklamsia

Ny.”S”Kehamilan dengan Anemia

Penolong Dokter

Tempat peralinan di Rumah sakit Dana dari JamKesMas

Kendaraan Sewa

4

Tn.M/ Ny. “L” G2P1001 UK 32 2/7 minggu tunggal, hidup, letak kepala, intra uterine, kesan panggul normal, keadaan jalan lahir normal, anemia ringan. Jarak anak pertama terlalu dekat (terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun). Oleh karena itu, di sini akan dibahas masalah kesehatan tersebut.

Penolong Bidan Tempat di puskesmas Dana persalinan mandiri Pendamping suami

Kendaraan yang digunakan sewa

5

Ny. “N” G1P0000 UK 26 minggu tunggal, hidup, letak bujur presentasi kepala, intra uterine, kesan panggul normal, keadaan jalan lahir normal, KU ibu baik dengan ISK. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn.P yaitu istri yang sedang hamil dan mengalami ISK dengan Leu +3 wbc 12,2.

Penolong Dokter

Tempat peralinan di Rumah sakit Dana dari BPJS

Kendaraan Sewa

6

Tn.M/ Ny. “A” G3P2002 UK 14 2/7 ballotement, kesan panggul normal, keadaan jalan lahir normal, KU ibu baik dengan kehamilan risiko tinggi dengan KSPR 6 kehamilannya yang sekarang teralalu tua hamil dengan usia ibu ≥ 35 tahun.

Penolong Bidan Tempat di puskesmas Dana persalinan mandiri Pendamping suami

Kendaraan yang digunakan sewa

7

Tn.W/ Ny. “S” G2P1001 UK 34 2/7 minggu tunggal, hidup, letak kepala, intra uterine, kesan panggul normal, keadaan jalan lahir normal (KSPR 6), KU ibu baik dengan Akehamilan resiko tinggi. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga yaitu istri yang sedang hamil resiko tinggi dengan HB 10,3 gr/dl. tinggi badan 145.

Penolong Bidan Tempat di puskesmas Dana persalinan mandiri Pendamping suami

Kendaraan yang digunakan sewa

8

Tn. M /Ny. “L” G2P1001 UK 32 2/7 minggu tunggal, hidup, letak kepala, intra uterine, kesan panggul normal, keadaan jalan lahir normal, KU ibu baik dengan kehamilan resiko tinggi KSPR 10. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn.M yaitu istri yang sedang hamil dan mengalami anemi ringan dengan HB 9,7 gr/dl. Sedangkan untuk masalah yang dialami istri anemi (kurang darah) dan kehamilannya yang ini dengan anak pertama terlalu dekat (terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun).

Penolong Dokter

Tempat peralinan di Rumah sakit Dana dari BPJS

Kendaraan Sewa

Hasil kunjungan rumah yang direncanakan 13 ibu hamil menjadi 8 ibu hamil dikarenakan 3 orang ibu hamil sudah melahirkan dan 2 orang ibu hamil pindah ke luar wilayah desa Kraton.

(6)

Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan MMD Bersama Perangkat Desa dan Puskesmas Mojo

Gambar 2. Kegiatan kelas ibu hamil

Gambar 3. Pelatihan Kader

3.2 Pembahasan

Dari hasil survey didapati 30% ibu hamil kategori risiko tinggi dan 10% risiko sangat tinggi sangat tinggi yaitu KSPR 14 meliputi usia ibu ≥ 35 tahun, terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun dan pernah gagal hamil, KSPR 10 hamil risiko tinggi dengan HB 10,3 gr/dl dan tinggi badan 145. KSPR 10 masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn.M yaitu istri yang sedang hamil dan mengalami anemi ringan dengan HB 9,7 gr/dl dan jarak anak pertama terlalu dekat (terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun). Ibu hamil risiko tinggi adalah ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya. Beberapa kondisi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil dan keluarga serta masyarakat adalah jika ibu hamil didapati mengalami kehamilan risiko tinggi karena bisa berdampak pada angka kesakitan dan kematian ibu hamil maupun janin. Menurut Poedji

Rochjati, faktor-faktor yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya risiko tinggi pada ibu hamil meliputi: umur ibu yang tergolong risiko tinggi ≤ 20 tahun dan ≥ 35 tahun, paritas yang termasuk risiko tinggi adalah ibu yang hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, jarak anak yang tergolong risiko tinggi ≤ 2 tahun dan tinggi badan yang termasuk risiko tinggi 145 cm atau kurang, yang tergolong risiko tinggi berdasarkan riwayat obstetrik jelek meliputi persalinan yang lalu dengan tindakan, bekas operasi sesarea, penyakit ibu, preeklamsi ringan, hamil kembar, hidramnion atau hamil kembar air, janin mati dalam kandungan, hamil lebih bulan, kelainan letak, perdarahan antepartum, dan preeklamsi berat dan eklampsi.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya.

Beberapa faktor yang melatar belakangi resiko kematian ibu tersebut adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung.

Jika ditarik lebih jauh beberapa perilaku tidak mendukung tersebut juga bisa membawa resiko (Elverawati, 2008). Dalam kegiatan pengabdian kami pertama melakukan survey untuk mengidentifikasi ibu hamil risiko tinggi. Data ibu hamil ini kami sampaikan kepada pihak desa melalui musyawarah mufakat desa agar kondisi ini menjadi perhatian pihak desa dan bisa disepakati bersama untuk pemecahan masalahnya. Hasilnya dari MMD disepakati dilakukan pelatihan kader kesehatan untuk melakukan deteksi dini kehamilan risiko tinggi. Dengan memberikan pelatihan ini diharapkan masyarakat khususnya kader bisa paham tentang kehamilan risiko tinggi dan mampu berperan aktif melakukan deteksi dini, jika kader menemukan ibu hamil risiko tinggi di wilayahnya bisa memberikan saran pada ibu hamil dan keluarga serta merujuk ke bidan setempat atau ke Puskesmas. Kesepakatan kedua adalah diadakanya kelas ibu hamil yang bertujuan sebagai sarana belajar ibu hamil tentang perawatan kehamilan dan juga untuk pemeriksaan kehamilan guna memantau kondisi ibu hamil. Tempat dan pelayanannya kelas ibu hamil ini terintegrasi dengan pondok bersalin desa. Kegiatan kami juga

(7)

memberikan pemahaman kepada ibu hamil dan keluarganya. Dengan melakukan konseling langsung dengan cara mendatangi rumah ibu hamil yang kami fokuskan pada ibu hamil risiko tinggi. Salah satu penyebab kematian ibu karena ibu hamil terlambat ditangani karena terlambat dirujuk, salah satu faktor keterlambatan rujukan adalah terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga. Keluarga ibu hamil yang terlambat dirujuk utamanya suami seringkali menolak untuk membawa istrinya ke rumah sakit dan menolak menandatangani surat rujukan. Harapan kami dengan keluarga paham akan risiko ibu hamil lebih awal akan memberikan waktu untuk berfikir dan juga persiapan utamanya untuk pendanaan. Dalam kunjugan rumah ini selain pengetahuan ibu hamil dan keluarga juga dibimbing untuk membuat perencanaan persalinan yang aman sesuai dengan tingkatan risiko yang meliputi penolong peralinan siapa, tempat persalinan, penyiapan dana, pendamping persalinan dan juga kendaraan yang digunakan.

4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Dari seluruh pelaksanaan kegiatan di Desa Kraton Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri yang kami jalani selama 3 minggu, mulai tanggal 8 Mei s/d 27 Mei 2017 kami menemukan beberapa permasalahan ibu hamil berisiko antara lain :

1. Terdapat 40% ibu hamil berisiko, 30% ibu hamil kategori risiko tinggi atau KSPR >6 dan 10% risiko sangat tinggi skore KSPR >10

2. Dari permasalahan yang kami temukan tersebut, kami berusaha mencari alternatif pemecahan masalah melalui MMD, yang mana dalam MMD tersebut kami mengkoordinir pendapat masyarakat mengenai solusi dari masalah di desa Kraton, dengan tujuan agar dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut mendapat dukungan dari seluruh masyarakat desa Kraton disepakati :

a. Dengan diadakannya kelas ibu hamil khususnya bagi ibu hamil risiko tinggi, ibu lebih mengerti tentang perawatan kehamilan

b. Pelatihan kader kesehatan tentang mengenali ibu hamil risiko tinggi.

4.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa

Laporan ini bisa dijadikan referensi serta pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengembangan desa siaga dan mengatasi permasalahan kehamilan berisiko

2. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas)

Diharapkan Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan setempat untuk meningkatkan perananannya dalam menanggulangi masalah kesehatan, khususnya masalah kesehatan ibu hamil 3. Bagi Masyarakat

Semoga dengan diadakannya kegiatan ini dapat menambah wawasan masyarakat tentang kesehatan, khususnya kesehatan ibu hamil dan diharapkan masyarakat terus aktif dalam upaya deteksi dini ibu hamil risiko tinggi

4. Bagi Institusi Pendidikan

Menggiatkan kegiatan Tridarma Perguruan tinggi utamanya pengabdian pada masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu.

5. DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga, Jakarta: EGC.

Cunningham, Garry. 2013. Obstetri Williams : Edisi 23 Volume 2. Jakarta: EGC.

Dahlan Erry Gumilar. 2013. Deteksi Dini Preeklamsia. Symposium, Surabaya Obstretri Gynekologi Update(Sogu 5). Surabaya.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2014. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya : Dinkes Jatim.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2014. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) . Surabaya : Dinkes Jatim.

Prawiroharjo Sarwono. 2010. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jhonson, dkk. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askeb. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rochjati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil Ed. 2 Pengenalan Faktor Resiko Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko

(8)

Tinggi / Poedji Rochjati. Surabaya : Unair.

SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia). 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI. Rahmawati, ErniNur. 2011. Ilmu Praktis

Kebidanan.Victory Inti Cipta. Jakarta. Setiawati, S., dkk. 2008. Penuntun Praktis

Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.

Gambar

Tabel 1. Kelompok ibu hamil berdasarkan usia kehamilan
Tabel 4. Data Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Risiko
Tabel 7. Implementasi Kegiatan Kelas Ibu Hamil dan Pelatihan Kader
Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan MMD Bersama  Perangkat Desa dan Puskesmas Mojo

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh adalah karakteristik ibu hamil risiko tinggi serta sangat tinggi, keterjangkauan responden dengan fasilitas kesehatan terdekat yaitu responden

Hasil kegiatan PKM menunjukkan dari 20 ibu hamil terdapat 50% ibu hamil mengalami kehamilan dengan risiko tinggi kemudian di berikan edukasi melalui penyuluhan dan saat

Berdasarkan pemaparan karakteristik ibu hamil pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang memiliki skor >12 ada 16,13% atau sebanyak 5 responden dengan

informasi dari bidan mengenai kondisi kehamilan, ibu hamil  bersedia ke puskesmas. Bidan berperan penting  untuk memengaruhi ibu hamil dalam memilih tempat persalinan 

Dari segi efektivitas, pelaksanaan program Gerakan Pendampingan Ibu Hamil dan Bayi Risiko Tinggi di Puskesmas Ngronggot secara keseluruhan telah efektif

pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi.. baru

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada ibu hamil yang berada di Desa Karang Anyar Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa terhadap 10 orang ibu hamil trimester III atau 28 minggu, yang

7 1.2.4 Rendahnya pengetahuan ibu hamil terkait modifikasi menu tinggi Fe untuk pemenuhan nutrisi dalam masa kehamilan 1.2.5 Pemahaman keluarga tentang deteksi dini anemia pada ibu