• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP FOR HOUSEHOLD SECTORS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP FOR HOUSEHOLD SECTORS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI MENGENAI EFISIENSI ENERGI POMPA AIR SUMUR YANG

DIGUNAKAN PADA SEKTOR RUMAH TANGGA

STUDY ON ENERGY EFFICIENCY OF WELL PUMP

FOR HOUSEHOLD SECTORS

Khalif Ahadi, Tri Anggono, Dedi Suntoro

Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Indonesia

lifahadi@yahoo.com, anggono_tri@yahoo.com, dedisunt@yahoo.com

Abstrak

Saat ini, pemerintah sedang menggalakkan program hemat energi, tidak terkecuali pada sektor rumah tangga. Pada sektor rumah tangga, penghematan energi dapat dilakukan salah satunya dengan pemberlakuan standar mutu hemat energi yang membatasi peralatan yang kurang efisien. Pada tulisan ini dibahas pengujian pompa air yang biasa digunakan pada sektor rumah tangga untuk memberikan gambaran efisiensi pompa air yang beredar serta potensi penghematan energi dengan pemberlakuan standar mutu hemat energi untuk pompa air tersebut. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan parameter nilai

head, debit air, dan parameter listrik pompa air tersebut, yang kemudian dilakukan perhitungan. Hasil

perhitungan menunjukkan nilai efisiensi dari pompa air yang diuji tersebut berada pada nilai 23,1% hingga 39,73%, di samping itu, hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang diuji mempunyai faktor daya yang baik dengan rata-rata 0,92. Berdasarkan hasil tersebut, jika diberlakukan standar mutu hemat energi dengan batas nilai efisiensi minimum 29,2%, akan dapat menghemat energi listrik nasional sekitar 555,4 MWh per tahun. Selain nilai efisiensi minimum tersebut, rekomendasi kriteria nilai efisiensi untuk jumlah bintang pada label hemat energi akan disajikan.

Kata kunci: Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM); pompa air sumur; peralatan rumah tangga; konservasi energi; label hemat energi

Abstract

Currently, the government is promoting energy-saving programs, including in the household sector. In the household sector, the energy savings can be done either by the application of energy-saving quality standards that restrict less efficient of home appliances. This paper discusses the testing of water pump which is used in the household sector to illustrate the well pump efficiency and potential energy savings with the implementation of energy-saving quality standards for the well pump. Testing is done to get the parameter of head, water flow, and the electrical parameters of the well pump. Based on the calculation of the measurement results, the efficiency of the well pump being tested is about 23.1% to 39.73%, meanwhile, the measurement results show that the majority of the samples under tested had a good power factor with average 0.92. From these results, if the energy-saving quality standards imposed by the minimum efficiency value limits of 29.2%, will be able to save the national electrical energy of about 555.4 MWh per year. In addition to the minimum efficiency values, recommendations efficiency value criteria for the number of stars on the label energy saving will be presented.

Keyword: Minimum Energy Performance Standard (MEPS); well pump; home appliances; energy conservation; energy efficiency labelling

(2)

PENDAHULUAN

Pompa adalah peralatan yang digunakan untuk menaikkan fluida cair dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan fluida cair dari tekanan rendah ke tekanan tinggi atau sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem perpipaan. Pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu pompa perpindahan positif (positive displacement pump) dan pompa dinamik (dynamic pump) [1][2]. Pompa perpindahan positif terdiri dari pompa torak (reciprocating pump), pompa putar (rotary

pump), dan pompa diafragma (diaphragm pump).

Sedangkan pompa dinamik terbagi menjadi tiga macam, yaitu pompa sentrifugal, pompa aksial, dan pompa efek khusus (special-effect pump). Pompa efek khusus terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pompa jet, pompa gas lift, dan pompa hidraulik ram.

Jenis pompa air yang umum digunakan pada sektor rumah tangga adalah pompa sentrifugal dan pompa jet. Pompa sentrifugal biasa digunakan untuk menaikkan air dari sumur yang dangkal dengan kedalaman kurang dari 8 m, sedangkan pompa jet digunakan untuk menaikkan air dari sumur dengan kedalaman lebih dari 8 m.

Pompa sentrifugal dan pompa jet digerakkan oleh motor yang mengkonsumsi energi listrik untuk memutar impeler. Pompa air yang digunakan pada sektor rumah tangga ini mengkonsumsi daya yang tidak sedikit dan frekuensi penggunaannya relatif tinggi. Di Eropa, pompa sirkulasi dengan masukan daya di bawah 250 W berkontribusi sekitar 5-10% terhadap tagihan listrik rumah tangga [3]. Di

Amerika Serikat, rata-rata energi listrik yang digunakan oleh setiap unit pompa untuk sumur mencapai 80 kWh/tahun dan penggunaan pompa air untuk kolam renang rata-rata mencapai 790 kWh/tahun[4]. Sedangkan berdasarkan survey di Indonesia, yang pernah dilakukan pada sektor rumah tangga Golongan Tarif R1 dengan kontrak daya 450VA-900VA, didapati bahwa penggunaan energi listrik didominasi oleh lampu penerangan 26%, refrigerator 21%, Televisi 13%, dan pompa air 10%[5]. Belum ditemukan hasil survey pada golongan tarif yang lain.

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan program hemat energi, tidak terkecuali pada sektor rumah tangga. Pemakaian energi listrik pada sektor rumah tangga berdasarkan data PLN tahun 2015 adalah sebesar 88.682,13 GWh atau sebesar 43,72% dari total energi listrik yang terjual oleh PLN sebesar 202.845,82 GWh. Pemakaian energi listrik tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor industri yaitu 64.079,39 GWh (sekitar 31,59%) [6]. Pada sektor rumah tangga ini, konsumsi energi dapat dibatasi salah satunya dengan menggunakan peralatan yang efisien.

Standar mutu hemat energi untuk jenis lampu swa-balast dan sistem pengkondisi udara tipe AC Split telah dirintis melalu program Label Hemat Energi dan SKEM (Standar Kinerja Energi Minimum). Namun peralatan rumah tangga lainnya masih belum ditetapkan standar mutu hemat energinya. Untuk menyusun standar mutu hemat energi, perlu dilakukan penelitian melalui uji laboratorium. Pengujian pompa untuk sumur, berbeda dengan pengujian pompa kolam renang yang parameter head-nya dapat diabaikan. Hal

(3)

ini seperti yang telah dilakukan oleh Energy Star, yaitu kualifikasi efisiensi energi pompa kolam renang harus mempunyai nilai energy factor (EF) > 3,8. Nilai EF adalah volume air yang dipompa dibagi dengan energi listrik yang dikonsumsi oleh motor pompa dalam satuan galon/Wh [7]. Pada pengujian pompa untuk sumur, parameter tekanan juga harus diukur. Nilai tekanan yang terbaca pada pressure gauge perlu dikonversi menjadi parameter ketinggian head [9]. Konversi tekanan untuk mendapatkan nilai head dapat menggunakan rasio 2,31 ft per psi [8] atau 0,1 m per kPa [9]. Nilai tinggi head dalam satuan meter juga bisa didapatkan dari konversi tekanan yang terukur menggunakan persamaan [10][20][21]: dengan: H = tinggi (head) (m)

p = tekanan terukur (pressure) (kPa) γ = berat spesifik (untuk air = 9,807 kN/m3

)

ρ = massa jenis (untuk air ≈ 1000 kg/m3

) g = percepatan gravitasi (9,807 m/s2) SG = specific grafity (untuk air = 1)

Pada pompa-pompa besar yang digunakan di industri, efisiensi pompa biasanya dihitung dari perbandingan daya air (hydraulic) terhadap daya poros (shaft) [15] [16] [17]. Sedangkan efisiensi motor penggerak yang menghasilkan daya poros dihitung terpisah. Namun untuk pompa air sumur yang biasa digunakan pada sektor rumah tangga,

efisiensi energi dihitung dari perbandingan daya keluaran air terhadap daya listrik yang dikonsumsi oleh motor penggerak. Efisiensi pompa air tersebut dipengaruhi rugi-rugi pada motor yang berubah menjadi panas. Nilai

rugi-rugi pada motor ini dipengaruhi oleh ukuran motor dan beban pada motor [9]. Efisiensi sistem pompa dan motor pada pompa air sumur biasanya mempunyai nilai sekitar 0,15 hingga 0,6 [8], namun penelitian sebelumnya menunjukkan nilai efisiensi maksimum sebesar 14,4% [18]. Nilai tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan [8] [19]:

⁄ dengan:

EP = daya listrik (kW)

WP = daya air (hp) yang dihitung dengan

persamaan [2] [8] [19]:

dengan:

H = tinggi head (ft)

Q = debit (gpm = galon per menit)

Efisiensi pompa air juga dapat dihitung menggunakan persamaan [11]:

Nilai EP adalah daya listrik (kW) dan WP adalah daya keluaran air yang dihitung dengan persamaan [11] [20]:

dengan:

Q adalah debit (m3/menit)

H adalah tinggi head total pompa (m)

Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data awal sebagai pendukung dalam penyusunan standar mutu hemat energi berupa SKEM dan label hemat energi untuk peralatan pompa air sumur yang biasa digunakan pada sektor rumah tangga. Pompa air untuk industri tidak dibahas pada tulisan ini.

(4)

METODOLOGI

Pengujian dilakukan terhadap 24 sampel uji dari 7 merek yang mudah didapatkan. Sampel tersebut terdiri dari 8 model/tipe pompa air sumur dangkal, 8 model/ tipe pompa air semi

jetpump, dan 8 model/tipe pompa air jetpump

yang didapat dari pasar yang berada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Tidak semua merek mempunyai ketiga jenis pompa tersebut. Masing-masing model/tipe hanya diwakili oleh 1 sampel uji. Pengujian pompa air untuk sektor rumah tangga dilakukan dengan menggunakan peralatan yang tampak pada Gambar 1 yang terdiri dari:

A. Bak simulasi penampung air B. Digital power meter

C. AC power source D. Pengukur tekanan E. Pengukur debit air

Gambar 1. Peralatan uji kinerja pompa air Untuk mendapatkan parameter head pada pengujian setiap sampel, dilakukan pengaturan bukaan katup saluran air dan mengukur tekanannya. Pengambilan data pengukuran tekanan dilakukan sepuluh kali untuk bukaan katup yang berbeda. Dari hasil pengujian dengan pengaturan bukaan katup tersebut, didapatkan nilai tekanan, debit air, dan konsumsi daya listrik. Nilai head yang merupakan hasil konversi dari nilaitekanan yang terukur tersebut, perlu

ditambah dengan tinggi statis pompa yang merupakan panjang pipa dari permukaan air di bak penampung menuju pompa. Pada tulisan ini rugi-rugi tekanan terutama pada kontur pemipaan tidak diperhitungkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter pengukuran yang diperlukan untuk mendapatkan nilai efisiensi adalah daya listrik, debit dan head. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengukuran

No. Sampel Daya (watt) Faktor Daya Tekanan (bar) Debit (galon/menit) 1 215,7 0,967 1,4 5,2 2 371,9 0,842 2,4 7,5 3 468,1 0,904 2,8 8,5 4 351,5 0,806 3,1 6,7 5 362,8 0,826 3,1 6,8 6 312,0 0,877 2,4 6,2 7 354,9 0,895 3,0 7,2 8 334,0 0,771 2,7 6,8 9 782,1 0,913 4,1 8,8 10 469,9 0,991 1,8 9,5 11 435,8 0,950 3,2 7,9 12 379,8 0,998 2,4 8,2 13 408,0 0,973 3,1 6,0 14 405,2 0,984 3,0 6,5 15 779,8 0,917 4,2 8,9 16 667,9 0,923 4,6 8,0 17 722,9 0,993 4,8 8,9 18 623,3 0,981 4,5 8,0 19 769,0 0,949 4,6 8,3 20 666,5 0,908 4,5 9,0 21 720,0 0,965 4,9 8,5 22 711,0 0,902 4,2 8,2 23 772,0 0,957 5,5 8,2 24 704,5 0,881 5,0 8,7

Alat ukur yang tersedia menunjukkan nilai pengukuran tekanan dalam satuan bar, debit dalam satuan galon/menit dan daya dalam satuan watt (W). Hasil pengukuran dalam satuan-satuan tersebut perlu dikonversi untuk menghitung efisiensi pompa menggunakan persamaan (2)

(5)

atau (4). Hasil konversi dan perhitungan daya air ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Konversi hasil pengukuran dan hasil perhitungan daya air

No.

Sampel Daya (W) Head (m) Head (ft) (m3/mnt) Debit Daya Air (W) Daya Air (hp) 1 215,7 15,48 50,86 0,0197 49,9 0,0668 2 371,9 25,47 83,69 0,0283 117,9 0,1585 3 468,1 29,55 97,09 0,0321 155,1 0,2084 4 351,5 32,61 107,14 0,0253 134,9 0,1813 5 362,8 32,61 107,14 0,0257 137,0 0,1840 6 312,0 25,47 83,69 0,0235 97,9 0,1310 7 354,9 31,59 103,79 0,0273 141,0 0,1887 8 334,0 28,53 93,74 0,0257 119,9 0,1610 9 782,1 42,81 140,65 0,0333 233,1 0,3125 10 469,9 19,35 63,59 0,0359 113,6 0,1525 11 435,8 33,63 110,49 0,0299 164,4 0,2204 12 379,8 25,47 83,69 0,0310 129,1 0,1733 13 408,0 32,61 107,14 0,0227 121,0 0,1623 14 405,2 31,59 103,79 0,0246 127,1 0,1704 15 779,8 43,83 144,00 0,0337 241,5 0,3236 16 667,9 47,91 157,40 0,0303 237,3 0,3180 17 722,9 49,95 164,10 0,0337 275,2 0,3688 18 623,3 46,89 154,05 0,0303 232,3 0,3112 19 769,0 47,91 157,40 0,0314 245,9 0,3299 20 666,5 46,89 154,05 0,0340 260,6 0,3501 21 720,0 50,97 167,45 0,0322 268,3 0,3594 22 711,0 43,83 144,00 0,0310 222,1 0,2982 23 772,0 57,08 187,55 0,0310 289,3 0,3884 24 704,5 51,99 170,80 0,0329 279,6 0,3752

Hasil perhitungan efisiensi sampel pompa air yang diuji ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 2. Nilai efisiensi tersebut dihitung

menggunakan persamaan (4) yaitu misalnya untuk sampel 10 sebagai berikut:

Pada Gambar 2 tersebut, terlihat adanya produk yang mempunyai efisiensi lebih rendah jika dibandingkan dengan produk lainnya. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi pompa air yang diuji tersebut terlihat bahwa nilai minimum yang ada adalah 23,1% dan nilai maksimum sebesar 39,73%. Selain itu didapatkan juga nilai efisiensi rata-rata dari seluruh sampel pompa air yang diuji adalah sebesar 34,04% dan nilai tengah sebesar 34,77%. Besarnya nilai tengah yang mendekati nilai rata-rata mengindikasikan jumlah sampel yang efisiensinya lebih besar dari rata-rata hampir sama dengan jumlah sampel yang efisiensinya lebih kecil dari rata-rata. Selain itu, nilai tengah ini juga dapat dijadikan acuan sebagai nilai batas antara bintang 2 dan 3 untuk klasifikasi label dengan skala bintang 1 hingga 4.

(6)

Di beberapa negara, untuk membatasi peredaran peralatan yang tidak efisien, ditetapkan standar mutu hemat energi berupa label hemat energi maupun MEPS (Minimum

Energy Performance Standards). Sebagai

contoh, Thailand saat ini menargetkan pengembangan MEPS untuk 50, dan HEPS (High Energy Performance Standards) untuk 54 peralatan berbeda [12], dimana kriteria untuk menetapkan MEPS adalah bahwa sekitar 3% produk dengan efisiensi yang rendah akan dihilangkan dari pasar, dan sekitar 20% dari produk efisiensi tinggi akan dipromosikan dalam HEPS. Namun, nilai persentase dapat berubah tergantung pada komite teknis dan pendapat publik. Selain itu, nilai untuk menentukan HEPS tidak dapat dimonopoli sehingga diperlukan dua atau tiga merek [13].

Jika penentuan MEPS mengacu pada penghilangan 3% produk dengan efisiensi rendah seperti yang dilakukan di Thailand, maka dari sampel yang ada seluruhnya akan lolos. Namun demikian, untuk meningkatkan efisiensi kinerja dari produk yang beredar dan penghematan energi, penentuan nilai MEPS dapat dilakukan dengan cara lain, misalnya, dari hasil perhitungan efisiensi tersebut dapat dilihat bahwa terdapat selisih yang cukup dominan antara nilai efisiensi ke-2 terendah (24,2%) dengan nilai efisiensi ke-3 terendah (29,7%) yang mencapai 5,5%. Penetapan MEPS dapat ditentukan misalnya dengan batasan nilai efisiensi 29,2%, sehingga akan terdapat 8,3% dari populasi sampel yang dihilangkan dan digantikan oleh pompa air dengan perbaikan efisiensi mencapai 5% (batas MEPS yang

ditentukan yaitu 29,2% dikurangi nilai efisiensi terbesar dari produk yang akan dihilangkan, yaitu 24,2%). Di Indonesia, penjualan pompa air mencapai 1,7 juta unit per tahun [14], jika diasumsikan populasi sampel mewakili pompa air yang beredar, maka perbaikan efisiensi kinerja pompa air akan mencakup sekitar 141 ribu unit.

Dengan asumsi penggunaan pompa air sekitar 1 jam per hari dan daya terukur menggunakan nilai terendah yaitu 215,7 W, penghematan energi dengan penetapan MEPS pada batasan nilai efisiensi 29,2% tersebut dapat mencapai sekitar 3,94 kWh per unit setiap tahun atau sekitar 555,4 MWh per tahun dari seluruh unit pompa air yang digantikan (8,3% dari penjualan produk per tahun). Nilai penghematan energi tersebut akan semakin besar jika melihat pola penggunaan pompa air oleh masyarakat yang biasanya melebihi 1 jam per hari dan pompa air yang dipilih mengkonsumsi daya lebih besar.

Selain dalam bentuk MEPS atau SKEM, standar mutu hemat energi juga dapat dirintis melalui program label hemat energi yang akan mengedukasi konsumen dalam memilih produk yang lebih efisien. Untuk penentuan nilai label dapat ditentukan salah satunya dengan menggunakan distribusi normal dari jumlah populasi sampel sehingga didapatkan kriteria seperti pada Tabel 3.

Tentunya batas populasi sampel untuk menentukan nilai kriteria tersebut masih dapat diubah dengan mempertimbangkan, misalnya, nilai efisiensi yang lebih baik atau pengaruh terhadap kesiapan industri lokal.

(7)

Tabel 3. Nilai efisiensi untuk klasifikasi label Label Batas Efisiensi (%) Keterangan 1 bintang 29,2 < Efisiensi ≤ 31,4 30% populasi sampel 2 bintang 31,4 < Efisiensi ≤ 34,8 50% populasi sampel 3 bintang 34,8 < Efisiensi ≤ 37,9 80% populasi sampel 4 bintang > 37,9

Tentunya batas populasi sampel untuk menentukan nilai kriteria tersebut masih dapat diubah dengan mempertimbangkan, misalnya, nilai efisiensi yang lebih baik atau pengaruh terhadap kesiapan industri lokal.

Parameter lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen dalam memilih peralatan listrik adalah nilai faktor daya. Dari sampel yang didapat, tidak ada sampel pompa air yang mencantumkan nilai faktor daya, bahkan ada juga yang tidak mencantumkan konsumsi daya. Dari hasil pengujian, didapatkan nilai rata-rata faktor daya sekitar 0,92 dan terdapat sampel yang memiliki nilai faktor daya terkecil hingga 0,77. Faktor daya yang rendah pada peralatan listrik seperti motor penggerak pompa air dapat menyebabkan arus yang mengalir menjadi lebih besar.

Peningkatan arus dapat meningkatkan temperatur pada kawat, yang artinya ada energi listrik yang berubah menjadi energi panas, padahal perubahan energi yang diharapkan hanya berubah menjadi energi gerak. Pada sistem kelistrikan, arus yang meningkat juga dapat menyebabkan MCB ‘trip’. Misalnya pada tegangan kerja 220 V, pompa air dengan daya 330 W dan faktor daya 0,92 akan mengkonsumsi arus 1,63 A. Namun jika faktor daya pompa tersebut 0,77, arus yang dikonsumsi akan menjadi 1,95 A. Nilai arus tersebut akan sangat

berpengaruh bagi pelanggan sektor rumah tangga Golongan Tarif R1 dengan kontrak daya 450VA dimana arus yang dibatasi oleh MCB hanya mencapai 2 A, sehingga peralatan lain yang membutuhkan arus lebih dari 0,05 A harus dimatikan agar MCB tidak ‘trip’. Perbaikan faktor daya akan mengurangi kenaikan arus dan menghindari hal-hal tersebut. Pada peralatan pompa air, perbaikan nilai faktor daya dapat dilakukan dengan menambahkan komponen kapasitor yang tentunya akan menambah biaya produksi pompa air tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan dari hasil pengujian, didapatkan nilai efisiensi pada sampel pompa air yang diuji berada pada nilai 23,1% hingga 39,73% dengan nilai efisiensi rata-rata 34,04%. Penetapan MEPS dengan batas nilai efisiensi 29,2%, dimana perbaikan efisiensi setidaknya mencapai 5%, dapat menghemat energi listrik sekitar 555,4 MWh per tahun.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang diuji mempunyai faktor daya yang baik dengan nilai rata-rata sekitar 0,92. Nilai faktor daya terkecil dari sampel yang diuji adalah sebesar 0,77.

Saran

Jika mengacu pada hasil pengujian terhadap 24 sampel tersebut, penetapan klasifikasi pada program labelisasi, dapat ditentukan dengan kriteria:

 1 bintang: 29,2% < efisiensi < 31,4%  2 bintang: 31,4% < efisiensi < 34,8%

(8)

 3 bintang: 34,8% < efisiensi < 37,9%  4 bintang: efisiensi > 37,9%

Penentuan sampel dititikberatkan pada jenisnya, bukan pada lokasi pengambilan sampel. Namun demikian, saat program labelisasi akan diterapkan, dapat ditambahkan data pengujian sampel dari kota lain.

Pada penetapan standar mutu hemat energi untuk pompa air yang digunakan di sektor rumah tangga, selain tingkat efisiensi, perlu juga dicantumkan nilai parameter konsumsi daya dan faktor daya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala P3TKEBTKE yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kegiatan penelitian ini. Selain itu juga ucapan terima kasih ditujukan kepada Saudara Aminuddin atas pencerahannya dan juga kepada Kepala Bidang Sarana Penelitian beserta jajarannya yang telah membantu dalam hal penyediaan peralatan pendukung pengujian.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Norrie, 2010. Pumps-Type and Operation, Compressionjobs.

http://articles.compressionjobs.com/article s/oilfield-101/3242-pumps-oil-gas-field-rotor-casing?showall=1 (online) diakses pada 28 Februari 2017.

[2] Industrial Technologies Program (ITP), 2006. Improving Pumping System Performance: A Sourcebook for Industry 2nd edition. United States Department of Energy, Office of Energy Efficiency and

Renewable Energy. Colorado: National Renewable Energy Laboratory.

[3] Nipkow, J., Anette Michel, 2011.

Circulation pumps: recommendations,

Best Products of Europe, Paris: TIG (Topten Internationl Group).

[4] DOE, 2012., Operating Characteristics of Electric Appliances in the Residential Sector, Building Energy Data Book, U.S.

Department of Energy.

http://buildingsdatabook.eren.doe.gov/Tab leView.aspx?table=2.1.16 (online) diakses pada 6 Desember 2016.

[5] BPPT, 2012. Perencanaan Efisiensi dan

Elastisitas Energi 2012, Jakarta: BPPT

Press.

[6] PLN, 2016. Statistik PLN 2015, Jakarta: PT.PLN (Persero).

[7] Energy Star, 2013. Certified Products,

Pool Pumps Key Product Criteria.

https://www.energystar.gov/products/other /pool_pumps/key_product_criteria (online) diakses pada 21 Februari 2017

[8] HES, 2008. Well-pump energy calculation

method, Home Energy Saver & Score:

Engineering Documentation. http://hes-

documentation.lbl.gov/calculation- methodology/calculation-of-energy-consumption/major-appliances/ miscellaneous-equipment-energy-

consumption/well-pump-energy-calculation-method (online) diakses pada 6 Desember 2016.

[9] Richards, A., Peter Smith, 2003. How

efficient is your pump?, Agfact E5.11 first

(9)

http://www.ruralresidentialliving.com.au/ water/resource_downloads/How%20effici ent%20is%20your%20pump.pdf (online) diakses pada 27 Pebruari 2017.

[10] Karassik, Igor J., Joseph P. Messina, Paul Cooper, Charles C. Heald, 2001. Pump

Handbook, Third Edition, McGraw-Hill

Book Co, New York.

[11] BSN, 2009. SNI 7518:2009, Pompa

rotodinamik – Cara uji unjuk kerja hidrolis, kelas 1 dan 2 (ISO 9906:1999,

Rotodynamics pumps Hydraulic

performance acceptance tests – Grades 1 and 2, MOD). Jakarta.

[12] Hathaway, D., Yanbing Zhao, 2011.

Energy Efficiency Standards and Labeling

in Asia. ICF International.

http://clasp.ngo/~/media/Files/SLHeadline s/APP%20Workshop/ICF%20EE%20SL% 20in%20Asia.pdf

[13] Thailand Country Team, 2013. Activity

4.2: Lessons Learned Report on Energy

Standards & Labeling (ES&L)

Implementation in Thailand, Barrier

Removal to the Cost-Effective Development and Implementation of Energy Efficiency Standards and Labeling Project, BRESL.

[14] Jati, Yusuf W., 2010. ACFTA Bisa Gerus

Pasar Lima Produk Elektronik, Bisnis

Indonesia, Rabu 27 Januari 2010, Hal. i2. Available at: Kliping Berita Badan Standardisasi Nasional (BSN) http:// www.bsn.go.id/main/berita/berita_det/157

4/ACFTA-bisa-gerus-pasar-lima-produk-elektronik#.WL475G997IV (online) diakses pada 6 Maret 2017.

[15] Thoharudin, Arif Setyo Nugroho, Stefanus Unjanto, 2014. Optimasi Tinggi Tekan dan

Efisiensi Pompa Sentrifugal Dengan Perubahan Jumlah Sudu Impeler dan

Sudut Sudu Keluar Impeler (β2)

Menggunakan Simulasi Computational

Fluid Dynamics, Prosiding Seminar

Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014, 15 November 2014, p: B35-B40, Yogyakarta.

[16] Winarto, S., 2016. Optimasi energi

Pompa, Jurnal Forum Teknologi Vol. 06

No. 2, Cepu.

[17] Saksono, P., 2011. Analisis Efisiensi

Pompa Centrifugal pada Instalasi

Pengolahan Air Kampung Damai

Balikpapan, Proton Jurnal Ilmu-ilmu

Teknik Mesin, Vol.3 No.2: Oktober 2011, Malang.

[18] Emiliawati, A., 2014. Kajian Efisiensi

Pompa Air Rumah Tangga, Tesis Magister

Pengelolaan Sumberdaya Air Program Studi S2 Teknik Sipil, Program Pascasarjana Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

[19] Frazier, Robert S., Carol Jones, 2017.

Irrigation Pump System Testing, Oklahoma

Cooperative Extension Fact Sheets BAE-1525 Oklahoma Cooperative Extension Service, Division of Agricultural Sciences and Natural Resources, Oklahoma State University.

[20] Sularso, Haruo Tahara, 2000. Pompa Dan

(10)

Pemeliharaan, Cetakan Ketujuh, Pradnya

Paramita, Jakarta.

[21] Engineering ToolBox, 2017. Converting

Pump Head to Pressure and Vice Versa.

http://www.engineeringtoolbox.com/pump -head-pressure-d_663.html (online) diakses pada 27 Februari 2017.

Gambar

Gambar 1. Peralatan uji kinerja pompa air  Untuk  mendapatkan  parameter  head  pada  pengujian  setiap  sampel,  dilakukan  pengaturan  bukaan  katup  saluran  air  dan  mengukur  tekanannya
Gambar 2. Efisiensi pompa air yang diuji

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kondisi nyata dilapangan pada saat proses produksi tidak adanya interaksi langsung yang terjadi antara manusia dengan lingkungan kerja pada mesin oven 2,

1) Memimpin/mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan kegiatan pendampingan dalam pelaksanaan program. 2) Memimpin/mengkoordinasikan dan

DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini membahas dan menyajikan tentang : Ruang lingkup pengawetan tanah dan air, Fungsi pokok tanah dalam usahatani berkelanjutan, Perubahan

Alasan lain mengapa permainan tenis meja ini tidak ajarkan adalah karena meskipun sekolah memiliki lapangan (meja tenis meja) yang cukup mengcover siswa dalam satu

Service ini berfungsi untuk request semua respon yang belum pernah diambil sebelumnya dengan parameter NPWP penyelenggara pos data impor barang kiriman dengan

Pengujian kadar gula pereduksi pada pulp limbah kayu adalah untuk mengetahui kandungan monomer glukosa yang dihasilkan setelah proses sakarifikasi dan setelah fermentasi

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA), menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap pertumbuhan bobot benih ikan

 Diklat karena keterbatasan jumlah cadangan calon peserta yang terdata pada UPTD Dinas Pertanian masing-masing provinsi, sehingga peserta yang berhalangan untuk hadir