• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN MIN 5 TAPANULI TENGAH (Tinjauan Terhadap Pendidikan Inklusif)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN MIN 5 TAPANULI TENGAH (Tinjauan Terhadap Pendidikan Inklusif)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN MIN 5 TAPANULI TENGAH (Tinjauan Terhadap Pendidikan Inklusif)

Sapirin

Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Tapanuli Tengah

e-mail: sapirinnasution@gmail.com

Abstract: Communication in a leadership is a very important element in achieving the success of the goals to be achieved by an organization. Therefore, a leader should be good at communicating both verbal and non verbal. Good communication will be able to increase motivation, so that the information conveyed can be well received and this will be able to improve performance and work control will also be implemented well. This research uses descriptive qualitative research methods with field studies. This research was conducted at MIN 5 Central Tapanuli. The results of the study found that in an organization the leader is a communicator. Effective leaders generally have effective communication skills, so that more or less will be able to stimulate the participation of the people they lead. In an organization that is both commercial and social oriented, communication within the organization or institution will involve four functions including informative, Regulative, Integrative and Persuasive. This communication process will experience many obstacles. Some Communication Barriers can be Sematic Barriers, Mechanical Barriers, Anthropological Barriers and Psychological Barriers. To overcome these problems, leaders must improve effective communication skills that include understanding communication, organizational culture supporting climate, and good attention

Keyword: Interpersonal Communication, Principal, Leadership Effectiveness PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan proses administrasi dan interaksi antar elemen pada suatu organisasi atau lembaga, baik internal maupun eksternal. Tanpa adanya jalinan komuni-kasi yang baik dan benar besar kemung-kinan semua proses di dalam organisasi/ lembaga tersebut tidak akan dapat ber-jalan dengan maksimal dan sesuai dengan yang telah direncanakan. .Kemampuan komunikasi yang baik akan sangat membantu semua proses yang ada dalam suatu organisasi/lembaga. Agar dapat menjalankan kepemimpinannya, seorang pimpinan setidaknya harus me-miliki kompetensi dasar, yakni: 1) diagnosis, 2) mengadaptasi, dan 3)

meng-komunikasikan. Kemampuan diagnosis merupakan kemampuan kognitif yang dapat memahami stuasi saat sekarang dan apa yang di harapkan pada masa yang akan datang. Kompetensi mengadaptasi adalah kemampuan seseorang menyesuai-kan prilakunya dengan lingkungannya. Sedangkan kompetensi mengkomunikasi-kan terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan-pesannya agar dapat dipahami orang lain dengan baik dan jelas.1

Terkait dengan kepemimpinan maka komunikasi yang baik sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemimpin karena

1Wiryanto, Dasar-dasar Ilmu Komunikasi.

(Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia, 2006), h. 67.

(2)

berkaitan dengan tugasnya untuk mem-pengaruhi, membimbing, mengarahkan, mendorong anggota untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, peren-canaan, pengendalian, koordinasi, latihan ,manejemen konflik serta proses-proses organisasi lainnya. Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika seorang pemimpin tidak mem-berikan kenyamanan, malahan yang ada adalah ketakutan bagi bawahannya dalam menyampaikan informasi kepadanya. Komunikasi adalah untuk membangkitkan pengertian bersama kepada orang lain, hal ini berarti bermkomunikasi merupa-kan suatu kebutuhan hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia akan dapat berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga kehidupan manusia akan bermakna. Disisi lain ada sejumlah kebutuhan dalam diri manusia itu hanya dapat dipenuhi melalau komunikasi dengan sesama. Makin banyak manusia itu melakukan aktivitas komunikasi antara satu dengan yang lainnya, akan semakin banyak informasiyang didapatnya dan semakin besar peluang keberhasilan seseorang itu dalam kehidupannya.

Istilah komunikasi berasal dari per-kataan latin “communicatio” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikir-an”. Istilah communicatio tersebut ber-sumber pada kata “communis” yang berarti “sama”. Jadi yang dimaksud sama disini adalah “sama makna”. Komunikasi interpersonal dapat menjadi pemicu ben-tuk komunikasi yang lainnya. Pengeta-huan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk mernahami apa yang terjadi ketika orang saling ber-komunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Hal ini karena pemahaman yang diperoleh melalui proses persepsi, maka

pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya me-mahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.2

Dalam komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita atau pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau organisasi komu-nikasi. Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara atau komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera berkibar, atau benda lain yangmempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pen-dengar, penonton, pembaca,anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain. Komunikasi organisasi dapat didefini-sikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Struktur organisasi cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari bawah-an kepada pimpinbawah-an sbawah-angat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya. Komunikasi yang terjadi di sekolah, ter-utama antara kepala sekolah denganguru, jika dilakukan secara baik dan intensif maka akan mempengaruhi sikapguru dalam mengemban tugasnya sehari-hari, yang berujung pada terjadinya pening-katan kinerjanya di sekolah. Sebaliknya, apabila proses interaksi komunikasi yang terjadi di sekolah itu kurang baik, maka akan melahirkansikap yang apatis.

2Suranto. AW. Komunikasi Sosial Budaya.

(3)

Pada dasarnya komunikasi merupa-kan diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus terdapat ke-samaan makna.3 Jika tidak terjadi

ke-samaan makna, maka komunikasi tidak berlangsung. Dengan kata lain, apabila seseorang menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain, maka komunikasi terjadi atau berlangsung jika orang tersebut mengerti apa yang di-maksudkan. Sebaliknya jika tidak paham akan maksudnya, maka orang tersebut tidak menyahut atau tidak memberikan reaksi, berarti komunikasi tidak berjalan. Komunikasi yang dibicarakan disini adalah komunikasi antar manusia atau komunikasi sosial yaitu komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam ke-hidupan masyarakat. Jadi komunikasi merupakan proses sosial yang berlang-sung antara manusia secara terus menerus dan berkesinambungan.

Komunikasi memiliki arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman apalagi untuk melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama Hambatan dalam berkomunikasi dapat terjadi pada setiap unsur komuni-kasi. Hambatan serius dari proses ber-komunikasi adalah ketidakmampuan komunikator menyampaikan pesan. Message/pesan juga merupakan titik prio-ritas kedua yang harus diperhatikan oleh komunikator. Message yang menarik, menjadi kebutuhan komunikan serta disampaikan dengan penuh antusias akan menjadikan komunikasi berhasil.

Sebaliknya, pesan yang baik bila di-sampaikan kurang menarik akan meng-akibatkan kegagalan komunikasi. Faktor komunikan pun dapat menjadi penyebab hambatan keberhasilan komunikasi

3Effendy Uchjana Onong. Ilmu Komunikasi.

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003), h. 23.

Hambatan komunikasi yang di-sebabkan oleh komunikan antara lain kurang perhatian, kurang tertarik akan pesan yang disampaikan dan tidak merasa membutuhkan pesan yang disampaikan

Terutama ketika terjadi perbedaan pendapat atau konflikdiantara mereka.Jika hal itu terjadi, maka dapat berdampak pada hasil kerjayang tidak maksimal.Oleh karena itu, diantara kedua belah pihak perlu terjalin komunikasi duaarah atau komunikasi timbal balik yang intensif. Sehingga saling memilikiketerbukaan dan kerjasama yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru,agar tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai. Pada umumnya, komunikasi berlangsung secara timbal balik danmenghasilkan feedback secara langsung dalam menanggapi suatu pesan. Komunikasi yang dilakukan dengan dua arah dan feedback secara langsungakan sangat memungkinkan untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Hakikat dari hubungan interpersonal ini adalah ketika berkomunikasi, kepala sekolah bukan hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga membangun relationshipbaik kepada komunikan (guru) maupun pihak-pihak yang terkait di sekolah. Hubungan inter-personal terbentuk ketika proses pengolahan pesan secaratimbal balik ter-jadi, baik verbal maupun non verbal atau vertikal maupun horisontal. Ketika hubungan interpersonal tumbuh, maka terjadi pulakomunikasi interpersonal yaitu proses komunikasi yang membutuh-kan personal lebih dari satu orang.Dalam hal ini, penelitian ini dilakukan di MIN 5 Tapanuli Tengah untuk melihat bagai-mana komunikasi interpersonal kepala madrasah MIN 5 Tapanuli Tengah dalam meningkatkan efektivitas kepemimpinan kepala madrasah.Yang menjadi penekanan dalam penelitian ini dalam komunikasi interpersonal adalah karena di MIN 5 Tapanuli Tengah memiliki program ung-gulan dalam meningkatkan mutu mad-rasah yaitu program tahfiz, pidato 3

(4)

bahasa, literasi, dan shalat duha. Dalam meningkatkan program unggulan ini tentu tidak terlepas dari kepemimpinan kepala madrasah dalam membangun komunikasi interpersonal terhadap guru-guru mad-rasah di MIN

METODE PENELITIAN

Metode penelitian memegang peran-an penting dalam sebuah penelitiperan-an, metode yang dipakai sebagai alat untuk membantu dalam memecahkan masalah dan membuktikan hipotesis.Cara utama yang dilakukan setelah penyelidikan mem-pergunakan kewajaran yang ditinjau dari tujuan penyelidiki. Berdsarkan pendapat di atas , maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, adapun metode deskriptif yang dipakai karena sangat cocok dengan permasalahan dan merupakan pemecahan masalah. Supaya sasaran penelitian yang diterapkan ter-capai, maka dalam metode ini perlu ada-nya langkah-langkah yang sistematis berencana yang sesuai dengan kaidah keilmuan. Sistematis artinya penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan kerangka tertentu dan yang paling sederhana sampai yang kompleks hingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Berencana artinya penelitian sudah diper-kirakan sebelum pelaksanaan. Konsep ilmiah artinya mulai dari awal sampai akhir kegiatan penelitian selalu mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan yakni yang berupa prinsip-prinsip yang diguna-kan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pengumpulan data primer yaitu data yang diproleh dengan survey lapagan yang mengguna-kan metode pengumpulan data ordinal yaitu wawancara dan kuisioner/Angket Penelitian. Pengumpulan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipub-likasikan kepada masyarakat pengguna data. Dalam penelitian ini data diperoleh

dari studi Perpustakaan dan lembaga atau objek penelitian.

Metode analisis data yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Analisis data adalah mengatur urutan data, meng-organisasikanya kedalam satu pola, kate-gori dan satuan uraian dasar.Sehingga dapat di temukan tema, dan dapat rumuskan hipotesis kerja seperti yang di-sarankan data. Untuk memperjelas penu-lisan ini maka peneliti menetapkan metode analisis deskriptif yaitu menyaji-kan dan menganalisis fakta secara sis-tematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Temuan Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah merupakan suatu lembaga pendidikan sederajat pada tingkatan pendidikan dasar yang dikelola di bawah naungan Kementerian Agama setempat. Kurikulum di Madrasah Ibtida-iyah merupakan kurikulum yang sesuai dengan yang ada pada pendidikan di sekolah dasar ditambah dengan kulum Madrasah itu sendiri, artinya kuri-kulum di Madrasah menggunakan sistem ganda yakni kurikulum Dinas Pendidikan dan kurikulum Kementerian Agama. Mad-rasah Ibtidaiyah Negeri 5 Tapanuli Tengah merupakan salah satu Madrasah yang ada di daerah Pinangsori. Jumlah Madrasah Ibtidaiyah yang ada di daerah Pinangsori ada dua yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3Tapanuli Tengah dan Madrasah Ibtida-iyah Negeri 5 Tapanuli Tengah.

Bangunan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Tapanuli Tengah berdiri di atas tanah seluas 1.388 M² yang terletak di jalan Jenderal Ahmad Yani Kelurahan Pinangsori Kecamatan Pinangsori Kabu-paten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara, adapun jarak dari Kecamatan 100 M, jarak dari Kabupaten 20 KM dan jarak

(5)

dari Provinsi 400 KM. Madrasah Ibtida-iyah Negeri 3 Tapanuli Tengah saat ini dipimpin oleh SURIONO, S.Ag. di bawah kepemimpinan beliau Madrasah Ibtida-iyah Negeri 5 Tapanuli Tengah telah menjadi sekolah unggulan di daerah Pinangsori dan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Tapanuli Tengah telah banyak meraih prestasi baik di tingkat Kecamatan, Kabupaten dan juga Provinsi dan sejak tahun 1997 M, Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pinangsori 5 mendapat Akreditasi A.4

Adapun Visi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Tapanuli Tengahadalah ” Unggul dalam prestasi, cerdas, terampil dan ber-akhlak mulia, terwujudnya warga sekolah yang dapat melestarikan fungsi ling-kungan, mencegah terjadinya pencemaran dan mencegah terjadinya kerusakan ling-kungan di dalam sekolah dan di luar sekolah”.5Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri5 Tapanuli Tengah adalah:

a. Menanmkan nilai-nilai karakter islami b. Mengajarkan kemampuan baca, tulis

al-Qur’an dan menghafal surah-surah pendek (juz 30)

c. Mengajarkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum

d. Melatih dan meningkatkan kreatifitas sesuai bakat dan kemampuan

e. Membiasakan disiplin, mandiri dan ber-tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, dirumah, sekolah dan masyarakat.

f. Menciptakan lingkungan madrasah yang asri, hijau dan kondusif

g. Menerapkan strategi dan model pem-belajaran yang menyenangkan).6

Daftar personil MIN 5 tapanuli Tengah Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran 2019/ 2020 baik sebagai tenaga pendidik

4

Muharram Lubis, Komite MIN 5 Tapanuli Tengah, Wawancara,15 Oktober 2019.

5

Dokumen Tata Usaha MIN 5 Tapanuli Tengah, 14 Oktober 2019.

6

Dokumen Tata Usaha MIN 5 Tapanuli Tengah, 14 Oktober 2019.

pun tenaga kependidikan dapat diketahui bahwa sebagaian besar tenaga pendidik dan kependidikan di MIN 5 Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran 2019/2020 seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di MIN 5 Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran 2019/2020 berpendidikan S1 sebanyak 20 orang (100%). Jumlah laki-laki 7 orang (35%), dan perempuan 13 orang (65%). Untuk dapat mengetahui keadaan siswa MIN 5 Tapanuli Tengah Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapa-nuli Tengah pada Tahun Pelajaran 2019/ 2020dapat dilihat bahwa pada tahun pelajaran 2019/2020 jumlah siswa di MIN 5 Tapanuli Tengah adalah 375 siswa. Dari total 375 siswa tersebut, 170 (45,33%) diantaranya adalah laki-laki dan 205 (54,67%) adalah perempuan.

Selain data mengenai keadaan siswa, peneliti juga mendapatkan data mengenai pekerjaan orangtua siswa. Data mengenai pekerjaan orangtua siswa dapat diketahui bahwa sebagian besar orang tua siswa di MIN 5 Tapanuli Tengah pada tahun pela-jaran 2019/2020 bekerja sebagai wira-swasta sebanyak 195 (48,50%), tani sebanyak 148 (36,81). Sisanya orang tua siswa bekerja sebagai PNS sebanyak 27 (6,71%), nelayan sebanyak 20 (4,97%), TNI/POLRI sebanyak 7 (1,74%), dan karyawan swasta sebanyak 5 (1,24%). Komunikasi Interpersonal di MIN 5 Tapanuli Tengah

Pada proses komunikasi interper-sonal terdapat komponen-komponen komunikasi yang saling berperan dan terintegrasididalamnya sehingga proses komunikasi tersebut dapat berlangsung secara baik. Komponen-komponen komunikasi interpersonal antara lain:7

1. Pengirim-penerima

Dalam komunikasi interpersonal me-libatkan paling tidak dua orang, setiap orang yang terlibat dalam komunikasi

7Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi.

(Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia, 2006), h. 32.

(6)

interpersonal memformulasikan dan mengirim pesan sekaligus menerima dan memahami pesan.

2. Encoding dan Decoding

Encoding adalah tindakan yang

menghasilkan pesan yaitu pesan-pesan ynag akandisampaikan diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata, simbol dan sebagainya. Sebalik-nya tindakan untukmenginterpretasikan dengan memahami pesan pesan yang diterima disebut dengan decoding.

3. Pesan

Dalam komunikasi interpersonal pesan bisa berbentuk verbal (kata-kata) atau non verbal (gerakan, simbol) atau gabungankeduanya.

4. Saluran

Para pelaku komunikasi inter-personal pada umumnya bertemu secara tatap muka, sehingga terjalin hubungan antarapengirim dan penerima informasi. 5. Gangguan

Dalam komunikasi interpersonal sering terjadi kesalahpahaman yang di-sebabkan adanya gangguan saat ber-langsungnya komunikasi. Gangguan ini mencangkup tigahal:

a. Gangguan fisik, biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik seperti kegaduhan intruksi dan lain lain-lain. Kondisi tersebut akan me-nimbulkan kekacauan dalam infor-masi.

b. Gangguan psikologis, yang timbul karena perbedaan gagasan dan penilaian subjektif di antara orang-orangyang terlibat dalam komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai-nilai, sikap dan status.

c. Gangguan semantik, terjadi karena kata-kata atau symbol yang digunakan dalama komunikasi memiliki arti ganda sehingga penerima gagal menangkap maksud dari pengirim pesan.

6. Umpan balik

Umpan balik sangat penting dalam komunikasi interpersonal karena

pengirim dan penerima secara terus-menerus danbergantian memberikan umpan balik baik secara verbal maupun non verbal.

7. Bidang pengalaman

8. Komunikasi akan lebih efektif bila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama sehingga pembicaraan bisa berjalan dengan lancar.

9. Akibat, dalam proses komunikasi selalu timbul adanya berbagai akibat, baik positif maupun negatif pada pihak-pihak yangterlibat dalam proses komunikasi.

10. Etika, Etika meliputi komunikasi yang pantas dan tidak pantas dilakukan dalam berkomunikasi.

Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, khususnya di MIN 5 Tapanuli Tengah paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada lingkungan kongkrit dannyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan, halaman dan jalanan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen komunikasi merupakan unsur dalam prosesterjadinya komunikasi inter-personal. Apabila komponen sudah ada dan dapat dijalankan dengan baik sesuai dengan kebutuhan, maka proses komu-nikasi dapat berlangsung secara efektif. Pada lingkungan madrasah, komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dengan komunikan memiliki tujuan yang ingin diperoleh dan disepakati.Oleh karena itu keberhasilan komunikasi interpersonal tidak terlepas dari tujuan komunikasi itu sendiri. Dari sini dapat dilihat bahwa tujuan dari komunikasi interpersonal antara lain:

1. Menemukan diri sendiri 2. Menemukan dunia luar

3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

4. Berubah sikap dan tingkah laku

Hubungan interpersonal akan ter-bentuk dengan baik manakala ditandai

(7)

dengan adanya empati, sifat positif, saling keterbukaan, dansikap percaya. Kegagalan komunikasi terjadi bila isi pesan dipahami akan tetapi hubungan diatara komunikan menjadi rusak. Selain itu,ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam komuni-kasi interpersonal, antara lain :8

1. Menyampaikan informasi, ketika ber-komunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki berbagai macam harapan dan tujuan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampai-kan informasi kepada orang lain agar orang tersebut mengetahuisesuatu. 2. Berbagi pengalaman, komunikasi

inter-personal juga memliki tujuan untuk saling membagi pengalaman pribadi kepada orang lain mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang menyedihkan.

3. Menumbuhkan simpati, simpati adalah suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan bagaimana beban yang sedang dirasakan orang lain. Komu-nikasi juga dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa simpati seseorang kepada oranglain.

4. Melakukan kerjasama, tujuan komu-nikasi interpersonal yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi keduanya.

5. Menceritakan kekecewaan, komunikasi interpersonal juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kesalahan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk ke-kecewaan atau kekesalan secara tepat secara tidak langsung akan dapat mengurangi beban pikiran.

6. Menumbuhkan motivasi, melalui komu-nikasi interpersonal, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk

8Ibid,.

melakukan sesuatu yang baikdan positif. Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diriseseorang untuk me-lakukan sesuatu.

Tujuan dari komunikasi inter-personal itu sendiri merupakan suatu

action oriented, yaitu tindakan yang

ber-orientasi pada tujuan tertentu. Oleh sebab itu kualitas komunikasi perlu ditingkatkan untuk menumbuhkan hubungan inter-personal. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yang juga dikemukakan oleh Suranto antara lain :9

1. Toleransi

2. Kesempatan-kesempatan yang seim-bang

3. Sikap menghargai orang lain

4. Sikap mendukung, bukan sikap ber-tahan

5. Sikap terbuka

6. Pemilikan bersama atas informasi 7. Kepercayaan 8. Keakraban 9. Kesejajaran 10. Kontrol 11. Respon 12. Suasana emosional

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam komuni-kasi interpersonal agar memiliki sikap yang terbuka antarakepala sekolah dan guru sehingga menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerjasama yang baik. Hubungan perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan (sekolah) salah satunya antara kepala sekolah denganguru.

Pada suatu komunikasi inter-personal diharapkan mengetahui aspek-aspek yang harus diperhatikan agar satu sama lain dapat saling memahami dan me-mahami saatberkomunikasi. Aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh pelaku komunikasi agar komunikasi

9Suranto.Komunikasi Sosial, h. 33

(8)

sonal terjalin secara efektif di madrasah adalah:

1. Keterbukaan

Keterbukaan dalam komunikasi interpersonal dapat dipahami sebagai keinginan untuk membuka diri dalam rangkaberinteraksi dengan orang lain. Kualitas keterbukaan mengacupada se-jauh mana komunikator terbuka pada komunikan dan demikian juga sebaliknya, kesediaan komunikator bereaksisecara jujur terhadap stimulus yang datang, serta mengakuiperasaan dan fikiran yang ada. 2. Empati

Orang yang empatik mampu me

-mahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka untuk masa yang akan datang. Sikap empati adalah adanya usaha masingmasing pihak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain dalam upaya melakukan pemahaman terhadap orang lain.

3. Dukungan

Dukungan dapat berupa ungkapan non-verbal seperti gerakan mengangguk-kan kepala, mengedipmengangguk-kan mata, tersenyum atau bertepuk tangan.

4. Sikap positif

Dalam komunikasi interpersonal di-artikan sebagai kemampuan seseorang dalam memandang dirinya secara positif danmenghargai orang lain. Sikap positif tidak dapat lepas dariupaya mendorong dan menghargai akan pentingnya orang lain.Dorongan positif pada umumnya berbentuk pujian ataupenghargaan, dan terdiri dari perilaku yang diharapkan. 5. Kesetaraan

Komunikasi interpersonal akan efektif apabila suasananya setara, artinya adanya pengakuan kedua belah pihak sama sama berharga terhadap apa yang disampaikan. Adanya pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak samasama bernilai dan berharga dan masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disampaikan.

Pemahaman diri pribadi ini ber-kembang sejalan dengan perubahan

perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemaharnan akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selarna ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini. Kesadaran pribadi me-miliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self

esteem), dan identitas diri kita yang

berbeda beda (multiple selves).Pada penelitian ini Komunikasi Interpersonal diukur berdasarkan bagaimana kepala sekolah Menyiapkan Ide atau Gagasan, Menegur dan member sanksi bawahan, Menyampaikan Pesan, dan Kedekatannya dengan bawahan.

Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah MIN 5 Tapanuli Selatan dalam Meningkatkan Efektivitas

Kepemimpinan

Pada dasarnya kepala madrasah dalam menyelesaikan administrasi kantor dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti: instruksi-instruksi dari kantor pusat, peraturan peraturan dari dinas-dinas yang berhubungan, fasilitas kantor dan tenaga tata usaha yang disediakan, serta kebiasa-an dkebiasa-an praktik dari sistem sekolah. Suatu yang lebih mengherankan lagi adalah bahwa sering terjadi kepala sekolah meng-atur dan menjalankan kantor sekolah yang dipimpinnya menurut kebijaksanaannya sendiri. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa sering terjadi kepala sekolah men-jalankan tugas sehari-hari tidak sesuai sebagaimana mestinya.

Ada beberapa kriteria pemimpin atau kepala sekolah yang efektif, antara lain: (1) tidak memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya, (2) pandai membuat dan menyusun perencanaan dan segala sesuatu yang diperbuatnya sesuai dengan apa yang telah diperhitungkan dan bertujuan, (3) memiliki keahlian, khusus-nya kahlian yang berhubungan dengan tugas kepemimpinan yang dipegangnya,

(9)

(4) harus menyadari bahwa baik-buruk-nya tindakan yang ada di luar sekolahbaik-buruk-nya mencerminkan baik-buruknya sekolah yang dipimpinnya, (5) mengawasi hubungan antar anggota dalam sekolah-nya agar tidak terjadi perselisihan dan berhubungan membangun hubungan yang harmonis,(6) harus dapat membesarkan hati para anggota yang giat bekerja dan banyak sumbangannya terhadap mad-rasah, (7) dalam hal menyelesaikan per-selisihan atau menerima pengaduan di antara anggota, ia harus dapat ber-tindak tegas dan tidak pilih kasih, (8) merasa bukan seorang yang berdiri di luar atau diatas sekolahnya, (9) bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama sekolah, (10) memiliki suatu konsep yang baik dan realistis, (11) tindakan ter-hadap anak buahnya hendaknya men-cerminkan tindakan terhadap anggota keluarganya, dan (13) menyadari bahwa dirinya merupakan tempat melemparkan kesalahan atau keburukan yang terjadi di dalam kelompoknya.

Dengan demikian, jika hal tersebut di atas dimiliki dan dilaksanakan oleh kepala sekolah, tidak mustahil jika sekolah yang dipimpinnya akan bermutu. Berkaitan dengan kriteria tersebut, kepala sekolah tidak dapat bersikap bahwa ia mengetahui segala hal yang bersifat teknis dan khusus mengenai kegiatan sekolah. Tugas pokok seorang kepala sekolah adalah merumus-kan tujuan-tujuan, pengembangan organi-sasi, mengatur personal dan sumber-sumber material, menyusun perencanaan dan mengelola pencapaian tujuan-tujuan sekolah, meningkatkan kesanggupan pro-fesional para guru, dan penilaian hasil-hasil yang telah dicapai. Namun demikian, perlu disadari bahwa kepala sekolah tidak dapat mengerjakan semua kewajiban tanpa bantuan orang lain. Guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, tugas kepala sekolah harus dibantu oleh pihak-pihak lain, yaitu para guru dan petugas yang lain serta para

siswa dan wakilnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya dan sangat tepat jika dalam memimpin sekolah, kepala sekolah berfungsi sebagai administrator sekolah dan supervisor sekolah di sekolah yang dipimpinnya

Kepala madrasah memiliki berbagai tugas dan tanggung jawab, khususnya di sekolah yang dipimpinnya, baik secara langsung maupun tidak. Salah satu tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah program pelayanan siswa di sekolahnya, ada beberapa bidang yang menjadi tanggung jawab seorang kepala sekolah, antara lain10 (1) kehadiran siswa di

seko-lah dan masaseko-lah-masaseko-lah yang ber-hubungan dengan siswa, (2) penerimaan, orientasi, klasifikasi dan penunjukkan kepada kelas dan program studi, (3) evaluasi dan pelaporan kemajuan siswa, (4) supervisi program-program bagi siswa yang mempunyai kelainan, (5) pengen-dalian disiplin siswa, (6) program bim-bingan, (7) program kesehatan dan keamanan, (8) penyesuaian pribadi, sosial dan emosional siswa. Peranan kepala sekolah dalam mengatur dan memimpin kantor sekolah sangat menentukan bagi jenis operasi kantor. Namun, kenyataan-nya dalam bakenyataan-nyak hal kepala sekolah tidak merancang penggunaan waktu mereka bagi supervisi, bagi konsultasi dengan murid-murid, guru-guru dan orang tua, bagi kepemimpiinan dalam pekerjaan dan bagi studi dan pertumbuhan professional. Jika kepala sekolah tidak merancangnya, kegiatan-kegiatan tersebut cenderung ter-dorong ke samping oleh pekerjaan kantor dan banyak waktu mereka dihabiskan oleh pekerjaan rutin kantor dan tulis menulis.

Permasalahan bisa terjadi akibat kita salah mengkomunikasikan pesan kepada komunikan. Kadang hal ini ter-lupakan, padahal, manusia di dalam ke-hidupannya harus berkomunikasi, artinya

10Abdul Somad. Komunikasi Efektif. (Jakarta:

(10)

memerlukan orang lain dan membutuh-kan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Dalam berkomunikasi sering kali kita menjumpai banyak per-bedaan. Perbedaan gaya berkomunikasi seringkali menjadi suatu permasalahan. Perdebadaan tersebut seringkali memicu fenomena etnosentrisme. Sehingga tak heran seringkali konflik diantara suku dibangsa ini disebabkan adanya salah menginterpretasikan perkataan ataupun maksud dari ucapan seseorang atau kelompok tertentu. Selain itu juga dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk ber-interaksi antar individu maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan dapat mencegah konflik.

Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang pemim-pin harus memiliki wawasan yang luas, jujur, bertanggungjawab, berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga harus mempunyai keahlian berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat menentukan berhasil atau tidaknya se-orang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Setiap pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya ter-sebut akan mengeluarkan gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang pemimpin tersebut dapat mengambil ke-putusan berdasarkan gagasan/ide ter-sebut. Kepemimpinan yang berhasil mem-pengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan men-jalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam memimpin untuk mem-pengaruhi bawahan. Keyakinan dan ke-percayaan hanya dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi.

Konsep pendidikan Islam multi-kultural dapat menumbuh suburkan dialog intern agama maupun antar umat beragama. Melalui konsep ini maka ber-muara pada konsep pluralisme agama yang cakupan manusia muslim bukan hanya terbatas pada pemeluk agama Islam, melainkan setiap orang yang menyerahkan hatinya. Dalam mengartiku-lasikan gagasan ini, ditunjukkan adanya kekuatan penguasaan terhadap khazanah intelektual klasik Islam dan modern. Multikulturalisme merupakan suatu ke-harusan yang melibatkankan berbagai aspek, yang lebih berperan adalah pendi-dikan. Pendidikan Islam tidak dapat ber-jalan dengan suatu kelompok saja, karena umat Islam hidup dengan berbagai keragaman. Dengan demikian pendidikan Islam harus memformulasi konsep pendi-dikan yang menghasilkan pesera didik yang dapat menerima keberagaman. Jadi pendidikan multikultural merupakan stra-tegi yang menjadikan latar belakang kebudayaan peserta didik sebagai usaha untuk meningkatkan pembelajaran yang dijadikan sebagai penunjang memperluas konsep-konsep budaya, perbedaan, ke-samaan dan demokrasi.11 Hal ini berarti

pendidikan Islam yang berbasis multi-kultural menggunakan pendekatan prog-resif agar dapat bertransformasi pendi-dikan dan budaya masyarakat secara menyeluruh.

Dalam konteks di Tapanuli Selatan, dengan pendidikan multikulturalisme di-harapkan akan melestarikan keragaman budaya dan agama di Tapanuli Selatan. Untuk merealisasikan konsep tersebut maka diperlukan untuk membentuk konsep pendidikan yang berbasis multi-kulturalisme. Berdasarkan uraian di atas maka ada beberapa konsep yang dapat dikembangkan dari dalam pendidikan Islam multikulturalisme yaitu:

11Samsul Arifin, Studi Agama, Perspektif

Sosial dan Isu-Isu Kontemporer, (Malang.

(11)

1. Menghargai dan mengayomi berbagai bentuk keragaman dengan tujuan akan menimbulkan kearifan oleh peserta didik dengan berbagai keberagaman. 2. Perlu adanya usaha sistematis agar

membangun pemahaman dan kesa-daran peserta didik terhadap multi-kulturalisme.

3. Yang paling penting adalah menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang dan memberikan mediasi untuk mengekspresikan karakteristik yang mereka miliki sehingga merasa adanya kebersamaan.

4. Adanya diberi kesempatan untuk ber-kembangnya terhadap pandangan untuk diri sendiri kepada setiap anak didik

Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawab-nya, baik selaku pimpinan maupun para staf, agar semua pekerjaan dapat ter-laksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta, karena apa pun bentuk instruksi, informasi dari pimpinan, masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebuah organisasi membutuhkan tiga hal:

Pertama, pemimpin dan semua

anggota-nya harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang membutuhkan penger-tian yang mendalam mengenai issue komunikasi. Kedua, komunikasi organi-sasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang

efektif. Lebih spesifik iklim ini akan mem-butuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif.

Ketiga, komunikasi yang efektif

mem-butuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi di-kembangkan sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen.

KESIMPULAN

Komunikasi dalam sebuah kepemim-pinan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organi-sasi. Oleh karena itu seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal. Komu-nikasi yang baik akan akan mampu me-ningkatkan motivasi, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkat-kan kinerja serta control kerja juga ameningkat-kan terlaksana dengan baik. Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komuni-kasi yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi antara lain fungsi informative, Regulatif, Integratif dan Persuasif. Proses komunikasi ini akan mengalami banyak hambatan. Beberapa Hambatan Komunikasi dapat berupa Hambatan Sematik, Hambatan Mekanik, Hambatan antropologis dan Hambatan psikologis. Untuk mengatasi masalah ter-sebut maka pemimpin harus meningkat-kan kemampuan komunikasi yang efektif yang mencakup pemahaman komunikasi yang baik, iklim budaya pendukung organisasi, dan perhatian yang baik.

(12)

DAFTAR BACAAN A.W, Widjaja. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Bina Aksara, 1987.

AW. Suranto. Komunikasi Perkantoran “Prinsip Komunikasi untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran”. Yogyakarta: Media Wacana, 2005.

Effendi, Onong U. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1986. Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasai. Jakarta; Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi P2LPTK, 2001.

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Nawawi, Hadari. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan industry. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss, 2006.

Prawirosentono, Suyadi. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE, 1999.

Rivai dan Veithzal. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut dalam penelitian ini akan diterapkan algoritma Huffman untuk melakukan pengkompresian data citra menjadi lebih kecil dan data citra yang dikompresi

Metode yang digunakan adalah simulasi komputerisasi dengan SAP 2000 versi 14 terhadap 5 sampel untuk mendapatkan ukuran jarak lubang yang optimum pada balok baja profil I dengan

Ini berarti f hitung > f tabel yaitu 12,510 > 3,44, artinya H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara modal kerja

Sedjarah yang pasti adalah sedjarah DIRI, kedjadian yang dialami oleh diri kita dimulai dari tidak ada, mendjadi ada, dan kemudi- an tidak ada.Kita semua mengalami itu, dan

Kecenderungan Internet Addiction Disorder Mahasiswa Fakultas Dawah dan komunikasi ditinjau dari religiositas.. Jurnal Dakwah,

Apabila Sistem 'anajemen #ingkungan sudah dijalankan secara efektif di buktikan dengan hasil internal audit dan kajian manajemen, maka saatnya 'anagement epresentatie

3.8 Untuk ruang yang dilengkapi dengan sarana pengelompokan ke dalam ruang yang lebih kecil ( misalnya dengan sekat bergerak), sinyal visual harus efektif di masing-masing