• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI PEDOMAN AKADEMIK AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI PEDOMAN AKADEMIK AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA JAKARTA"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

PEDOMAN AKADEMIK AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN ... 1

BAB I PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM ... 5

Pasal 1 Pengertian Umum ... 5

Pasal 2 Ketentuan Umum... 8

BAB II KEBIJAKAN SELEKSI MAHASISWA BARU ... 8

Pasal 3 Tujuan dan Azas Seleksi ... 8

Pasal 4 Persyaratan Seleksi Mahasiswa Baru ... 9

Pasal 5 Jalur-Jalur Seleksi ... 9

Pasal 6 Penetapan Keputusan Kelulusan Seleksi ... 11

BAB III SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ... 11

Pasal 7 Sistem Kredit Semester ... 11

Pasal 8 Standar Penyelenggaraan Program Studi ... 12

Pasal 9 Kuliah ... 14

Pasal 10 Kuliah Pengganti ... 15

Pasal 11 Responsi dan Mentoring ... 16

Pasal 12 Praktikum, Praktik, Studio dan Bengkel ... 16

Pasal 13 Kelas Paralel dan Koordinator Mata Kuliah ... 18

Pasal 14 Kerja Praktik (KP) ... 18

Pasal 15 Proyek Akhir Diploma ... 21

BAB IV SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN ... 22

Pasal 16 Ujian Reguler, Persyaratan Mengikuti Ujian, Ujian Susulan dan Ujian Khusus ... 22

Pasal 17 Kuis, Assessment, Learning Outcome Assessment dan Pekerjaan Rumah ... 26

Pasal 18 Standar Penilaian Pembelajaran dan Harkat lndeks Nilai Mata Kuliah ... 27

Pasal 19 Evaluasi Keberhasilan Studi, Indeks Prestasi dan Kuota Beban Studi Semester ... 30

Pasal 20 Evaluasi Masa Studi Program Diploma-3 ... 32

Pasal 21 Kinerja Studi Minimal ... 32

Pasal 22 Evaluasi Kelulusan Studi/Judicium ... 32

Pasal 23 Predikat Lulusan ... 33

Pasal 24 Laporan Kemajuan Studi ... 34

Pasal 25 Pemutusan Studi dan Undur Diri ... 35

(3)

Pasal 27 ljazah Kelulusan dan Transkrip Akademik ... 36

Pasal 28 Daftar Nilai Mata Kuliah dan Surat Keterangan Lulus ... 37

Pasal 29 Kewajiban Publikasi Karya Akhir untuk Persyaratan Kelulusan Studi ... 37

Pasal 30 Kewajiban Lulus Ujian Kecakapan Bahasa Asing untuk Persyaratan Kelulusan Studi ... 38

Pasal 31 Gelar Akademik Lulusan Akademi Telkom Jakarta ... 39

Pasal 32 Sidang Akademik ... 39

Pasal 33 Wisuda ... 41

BAB V KETENTUAN REGISTRASI ... 42

Pasal 34 Kewajiban Registrasi dan Kartu Studi Mahasiswa (KSM) ... 42

Pasal 35 Perubahan Rencana Studi ... 43

Pasal 36 Biaya Pendidikan ... 43

Pasal 37 Perwalian ... 45

Pasal 38 Perwalian Daring ... 46

Pasal 39 Tugas dan Wewenang Dosen Pembimbing Akademik ... 46

Pasal 40 Ketentuan Status Mahasiswa ... 47

Pasal 41 Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) ... 47

Pasal 42 Perpanjangan Status Mahasiswa dan Masa Berlaku Kartu Tanda Mahasiswa ... 48

Pasal 43 Cuti Akademik... 49

Pasal 44 Mahasiswa Tidak Registrasi dan Terkena Sanksi Skorsing ... 50

Pasal 45 Mahasiswa Percobaan ... 51

BAB VI PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS ... 52

Pasal 46 Program Blended Learning... 52

BAB VII PEDOMAN KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN ... 54

Pasal 47 Hakikat Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik dan Otonomi Keilmuan ... 54

Pasal 48 Pelaksanaan Kebebasan Akademik ... 55

Pasal 49 Pelaksanaan Kebebasan Mimbar Akademik ... 56

Pasal 50 Pelaksanaan Otonomi Keilmuan ... 56

Pasal 51 Pengembangan Budaya Akademik ... 57

BAB VIII PEDOMAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK ... 57

Pasal 52 Hakikat Suasana Akademik ... 57

Pasal 53 Bentuk-Bentuk Pengembangan Suasana Akademik ... 58

Pasal 54 Sumberdaya Pendukungan Pengembangan Suasana Akademik ... 59

Pasal 55 Kineria Pengembangan Suasana Akademik ... 59

BAB IX PEDOMAN PENGEMBANGAN SUASANA NON AKADEMIK ... 60

(4)

Pasal 57 Pengertian Umum ... 61

Pasal 58 Tata Krama Kehidupan Kampus ... 62

BAB X HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA ... 65

Pasal 59 Hak dan Kewajiban Mahasiswa ... 65

BAB XI TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS ... 65

Pasal 60 Waktu Kegiatan Kampus ... 65

Pasal 61 Penegakan Hukum ... 66

Pasal 62 Bentuk Pelanggaran Non Akademik ... 66

Pasal 63 Pelaporan ... 67

BAB XII PENEGAKAN TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DALAM KAMPUS ... 67

Pasal 64 Bentuk, Klasifikasi dan Contoh Pelanggaran ... 68

Pasal 65 Klasifikasi Sanksi Pelanggaran ... 70

Pasal 66 Penanganan Pelanggaran ... 70

Pasal 67 Sidang Pemeriksaan Pelanggaran Disiplin ... 70

Pasal 68 Hal-Hal yang Memberatkan atau Meringankan Hukuman ... 71

Pasal 69 Keberatan Terhadap Sanksi ... 71

BAB XIII KEBIJAKAN BEASISWA ... 72

Pasal 70 Tujuan Beasiswa ... 72

Pasal 71 Jenis-jenis Beasiswa ... 72

Pasal 72 Bentuk-Bentuk Beasiswa... 73

Pasal 73 Azas-azas Pengelolaan Beasiswa ... 73

BAB XIV PERALIHAN ... 73

Pasal 74 Peralihan ... 74

BAB XV PENUTUP ... 75

(5)

BAB I

PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Pengertian Umum

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Akademi Telkom Jakarta adalah institusi Pendidikan Tinggi dengan nama lengkap Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta.

2. Pimpinan Akademi Telkom Jakarta adalah Direktur dan para Wakil Direktur di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta.

3. Direktur adalah organ Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta yang memimpin penyelenggaraan pengelolaan Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta. 4. Senat Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta yang selanjutnya disingkat

Senat adalah badan normatif dan perwakilan di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta yang menjalankan fungsi menyusun, merumuskan, menetapkan kebijakan, dan memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan Akademi Telkom Jakarta.

5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan/atau pendidikan profesi di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta.

6. Ketua Program Studi adalah seorang dosen yang diberikan tugas dan tanggung jawab memimpin penyelenggaraan Program Studi, yang dibantu oleh Sekretaris dan Staf Program Studi.

7. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

8. Dosen pembimbing akademik atau dosen wali adalah dosen yang ditetapkan menjadi penasehat akademik mahasiswa melalui Surat Keputusan Direktur.

9. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi yang terdaftar dan belajar di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta.

10. Calon mahasiswa baru adalah peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru yang telah dinyatakan diterima di Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta.

11. Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

12. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

(6)

13. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

14. Pendidikan akademik adalah Pendidikan Tinggi pada program sarjana dan/atau program pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan berbagai cabang keilmuan.

15. Pendidikan vokasi adalah Pendidikan Tinggi pada program diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk untuk menjadi profesional dengan keterampilan/kemampuan kerja tinggi pada pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu, sampai program sarjana terapan dan dapat pula dikembangkan hingga program magister terapan dan doktor terapan.

16. Pendidikan profesi adalah Pendidikan Tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus, yang dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dan bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi.

17. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

18. Registrasi adalah proses administrasi akademik pada setiap awal semester yang ditujukan untuk mengesahkan status pencatatan administratif sebagai mahasiswa aktif dan sekaligus untuk mengesahkan rencana studi mahasiswa pada semester tersebut.

19. Perwalian adalah proses konsultasi akademik seorang mahasiswa kepada seorang dosen yang ditugaskan sebagai Dosen Wali/Penasehat Akademik mahasiswa, dengan maksud mengarahkan mahasiswa selama melaksanakan studi di Akademi Telkom Jakarta serta mendukung pengembangan atmosfer akademik yang kondusif bagi keberhasilan studi mahasiswa.

20. Status mahasiswa adalah status pencatatan administratif mahasiswa pada suatu semester yang terdiri dari 5 tipe status, antara lain aktif, cuti, drop out, meninggal dunia dan lulus. 21. Status mahasiswa aktif adalah status mahasiswa yang sedang melaksanakan studi dalam

suatu semester berjalan.

22. Status mahasiswa cuti adalah status mahasiswa yang sedang mengambil cuti akademik atau tidak melaksanakan kegiatan akademik apapun dalam satu semester.

23. Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) adalah kartu identitas yang mengukuhkan pencatatan resmi seseorang sebagai mahasiswa Akademi Telkom Jakarta yang diterbitkan dengan standar atribut dan pengaman tertentu. KTM memiliki masa berlaku berdasarkan ketentuan yang berlaku.

24. Kartu Studi Mahasiswa (KSM) adalah kartu rencana studi yang WAJIB dimiliki oleh mahasiswa aktif Akademi Telkom Jakarta, sebagai bukti sah bahwa proses registrasi mahasiswa pada suatu semester telah tuntas dilaksanakan. Pengisian KSM dilakukan secara daring melalui sistem akademik daring Akademi Telkom (iGracias) dalam jangka waktu pendaftaran perkuliahan yang ditentukan Akademi Telkom Jakarta melalui kalender akademik di tahun ajaran yang sedang berlangsung. KSM dapat diunduh dan dicetak ketika

(7)

mahasiswa melaksanakan registrasi pada awal semester. KSM dipergunakan sebagai acuan administratif dan berisi jadwal perkuliahan bagi seorang mahasiswa yang menempuh studi dalam suatu semester.

25. Perubahan Rencana Studi (PRS) adalah proses pencatatan administratif mengenai perubahan terhadap rencana studi yang diambil oleh mahasiswa pada proses registrasi sebelumnya. PRS dilakukan pada durasi waktu setelah registrasi Tahap 2 selesai. Mahasiswa tidak dapat lagi mengambil atau merubah KRS setelah masa registrasi dan PRS berakhir. 26. Kartu Ujian adalah kartu bukti kepersertaan mahasiswa dalam ujian yang dilaksanakan di

Akademi Telkom Jakarta. Kartu Ujian berisi daftar jadwal ujian mata kuliah yang diikuti oleh mahasiswa Akademi Telkom Jakarta untuk digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) dan sekaligus sebagai kartu pencatatan kehadiran mahasiswa pada setiap waktu ujian yang bersangkutan.

27. Kurikulum adalah seperangkat rencana program pendidikan dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sebuah institusi pendidikan.

28. Kalender Pendidikan Akademi Telkom Jakarta adalah kalender yang ditetapkan oleh Direktur yang dipergunakan sebagai acuan keselarasan penjadwalan dengan mengakomodasikan seluruh kebutuhan kegiatan pendidikan di Akademi Telkom Jakarta, kalender pendidikan nasional, serta hari-hari besar dan keagamaan serta cuti bersama nasional di Indonesia. 29. Laporan Kemajuan Studi (LKS) adalah laporan hasil studi yang ditempuh mahasiswa dalam

satu semester. LKS berisi daftar nilai mata kuliah mutakhir serta catatan umpan balik dari dosen wali dan program studi, yang disampaikan secara kumulatif dan periodik setiap semester kepada orang tua mahasiswa. Penyampaian LKS dimaksudkan agar perkembangan studi mahasiswa dan kemajuan sistem pengelolaan pendidikan dapat terpantau secara bertahap, dengan melibatkan peran partisipatif dari pihak keluarga/orang tua, sehingga dapat dievaluasi hal-hal yang dapat mendukung peningkatan studi dan mencegah kegagalan studi mahasiswa.

30. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki oleh seluruh Civitas academica untuk mendalami dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni secara bertanggung jawab melalui pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.

31. Kebebasan mimbar akademik adalah wewenang yang secara terbatas hanya dimiliki oleh guru besar dan/atau dosen dan/atau cendekia yang memiliki reputasi, otoritas, dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.

32. Otonomi keilmuan adalah otonomi Civitas academica pada suatu cabang Ilmu Pengetahuan, Ekonomi, Teknologi dan/atau Seni dalam menemukan, mengembangkan, mengungkap, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.

33. Suasana akademik adalah suasana kecendekiaan yang kondusif bagi pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan bagi proses transformasi Ilmu Pengetahuan

(8)

dan/atau Teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan potensi civitas academica, kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, dan reputasi Akademi Telkom Jakarta.

34. Civitas academica adalah masyarakat akademik, terdiri dari komunitas dan/atau pribadi dosen dan mahasiswa yang memiliki tradisi ilmiah maupun kebebasan akademik dengan mengembangkan budaya akademik yang menjadi ciri khas suatu perguruan tinggi.

35. Budaya akademik adalah seluruh sistem nilai, gagasan, norma, tindakan, dan karya yang bersumber dari Ilmu Pengetahuan, Ekonomi, Teknologi dan Seni sesuai dengan asas Pendidikan Tinggi.

Pasal 2 Ketentuan Umum

1. Seluruh ketentuan aturan dalam Keputusan ini tidak bertentangan dan sejalan dengan seluruh ketentuan aturan Akademi Telkom Jakarta serta ketentuan aturan dan perundangan yang berlaku secara nasional di lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Seluruh ketentuan aturan dalam Keputusan ini berlaku bagi seluruh mahasiswa dan pihak penyelenggara proses pendidikan di Akademi Telkom Jakarta.

3. Seluruh dosen yang ditugaskan untuk mengampu penyelenggaraan akademik memenuhi atau melebihi ketentuan-ketentuan kualifikasi minimum dan kewenangan yang telah diatur dalam regulasi dan standar nasional pendidikan tinggi di Indonesia, dengan penyesuaian seperlunya untuk keadaan di Akademi Telkom Jakarta.

4. Seluruh penyelenggaraan akademik harus selalu tercatat dan terintegrasi dalam sistem informasi akademik Akademi Telkom Jakarta sesuai ketentuan regulasi nasional serta dilaporkan secara berkala dengan benar, akurat, transparan, dan akuntabel ke sistem informasi akademik nasional pada kementerian yang membidangi pembinaan pendidikan tinggi.

BAB II

KEBIJAKAN SELEKSI MAHASISWA BARU

Pasal 3

Tujuan dan Azas Seleksi

1. Seleksi mahasiswa baru ditujukan untuk menghasilkan masukan proses pendidikan dengan kualifikasi sesuai program studi yang dituju dan memenuhi ambang batas ukuran yang menjamin kesuksesan dalam menempuh studi sampai lulus.

2. Seleksi Mahasiswa Baru Akademi Telkom Jakarta harus dilaksanakan dengan memberlakukan azas-azas berikut:

a. Menganut Good University Governance (GUG), yaitu tranparency, accountability, responsibility, independency dan fairness.

b. Kelulusan seleksi dilakukan berdasarkan penilaian yang objektif terhadap terlampauinya kriteria yang ditetapkan.

(9)

3. Dengan tetap memberlakukan azas-azas sebagaimana pada Ayat (2) dan tujuan seleksi mahasiswa baru pada Ayat (1), seleksi mahasiswa baru Akademi Telkom Jakarta memperhatikan pemerataan kesempatan akses pendidikan tinggi bagi para mahasiswa baru, tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan, dan gender, sehingga juga memperhatikan keterwakilan gender dan provinsi asal calon mahasiswa.

4. Dengan memberlakukan azas-azas sebagaimana pada Ayat (2) di atas, maka dalam pelaksanaan kegiatan seleksi mahasiswa baru berlaku azas-azas yang sama dengan pada penyelenggaraan Akademi Telkom Jakarta, yaitu:

a. tidak melakukan pembohongan publik,

b. menerapkan rasa hormat dan kesantunan kepada masyarakat sebagai konsumen, c. tidak memungut biaya selain yang tercantum dalam pengumuman,

d. menerima laporan jika terjadi pungutan selain yang tercantum pada pengumuman. e. melindungi dan menjamin tahap-tahap dan bagian-bagian dari proses kegiatan

seleksi yang rawan dengan adanya suatu Pakta lntegritas.

5. Kuota penerimaan mahasiswa baru pada program studi Teknik Telekomunikasi dari setiap jalur seleksi untuk setiap Tahun Akademik ditetapkan oleh suatu Keputusan Direktur. 6. Seleksi Mahasiswa Baru Akademi Telkom Jakarta menyediakan alokasi kuota penerimaan

bagi masyarakat yang kurang mampu tetapi memiliki keterpenuhan persyaratan akademik, yaitu pada jalur seleksi penerimaan mahasiswa berbeasiswa, baik yang didukung oleh sumber pendanaan eksternal maupun dari sumber pendanaan internal.

Pasal 4

Persyaratan Seleksi Mahasiswa Baru

1. Untuk program studi Diploma-3 di Akademi Telkom Jakarta, peserta seleksi berasal dari lulusan SMA/MA atau Pondok Pesantren atau institusi pendidikan khusus lainnya yang telah mendapatkan keterangan penyetaraan dari Dinas Pendidikan Menengah setempat/atau SMK yang memiliki kelinieran bidang keilmuan dengan program studi yang dituju.

2. Bidang keilmuan program pendidikan peserta seleksi yang tidak linier dengan bidang keilmuan program studi yang dituju akan diwajibkan untuk mengikuti program Matrikulasi oleh Akademi Telkom Jakarta.

3. Menyertakan surat keterangan bebas narkoba dan surat keterangan sehat dari instansi terkait.

Pasal 5 Jalur-Jalur Seleksi

1. Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dilaksanakan pada setiap tahun akademik, yaitu melalui jalur-jalur seleksi diantaranya:

a. Jalur Prestasi Akademik (JPA). b. Jalur Unggulan (JU).

(10)

c. Undangan Saringan Mitra (USM). d. Computer Based Test (CBT).

e. Jalur lain yang akan diatur dalam ketentuan tersendiri.

2. Jalur Prestasi Akademik (JPA) adalah jalur seleksi yang tujuan utamanya adalah untuk memeratakan penjaringan calon mahasiswa terbaik dari sekolah menengah di seluruh lndonesia. Jalur seleksi ini didasarkan pada nilai rapor siswa-siswa SMA/MA/SMK kelas Xll dari semester 1 hingga semester 4, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai rapor untuk seleksi pada program studi eksakta adalah dari mata pelajaran Fisika, Matematika, Bahasa lnggris dan Bahasa lndonesia.

b. Nilai rapor untuk seleksi pada program studi non eksakta adalah dari mata pelajaran Matematika, Bahasa lnggris dan Bahasa lndonesia.

c. Penilaian JPA juga didasarkan pada indeks peringkat sekolah yang didasarkan pada prestasi belajar alumni yang telah menjadi mahasiswa Akademi Telkom Jakarta dalam empat tahun terakhir (lndeks Prestasi Hasil Belajar Mahasiswa rata-rata alumni dari masing-masing SMA/MA/SMK).

3. Jalur Unggulan (JU) dalam bentuk Beasiswa Unggulan dan OPES adalah jalur seleksi yang ditujukan untuk menjaring siswa-siswa berkualifikasi unggulan untuk diberikan beasiswa dalam bentuk pembebasan biaya pendidikan yang diatur sesuai rekomendasi dari hasil ujiannya berupa pembebasan UP3 (Uang Partisipasi Penyelenggaraan Pendidikan) dan/atau SDP2 (Sumbangan Dana Pengembangan Pendidikan) dan/atau BPP (Biaya Pelaksana Penyelenggaraan Pendidikan) atau beasiswa penuh sampai lulus, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kelulusan seleksi didasarkan pada:

i. Hasil ujian yang dirancang khusus dengan tingkat kesulitan sangat tinggi.

ii. Penilaian SMA/MA dan SMK peserta olimpiade sains/lomba karya siswa/jenis lomba/inovasi lainnya, atau siswa-siswa SMA/MA dan SMK dengan prestasi yang sangat menonjol pada suatu bidang atau soft skill, dengan ketentuan:

− Jenis kepesertaan lomba siswa dan prestasi yang dapat diakui dan memiliki kesesuaian dengan program studi di Akademi Telkom Jakarta yang dituju, ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

− Para pemenang lomba siswa dan siswa yang memiliki prestasi sangat menonjol dapat diberikan undangan untuk mendapat perlakuan seperti yang diberikan kepada calon mahasiswa baru lulusan dari seleksi JPU atau perlakuan khusus berdasarkan Keputusan Direktur.

− Kriteria pemenang lomba siswa dan prestasi yang dapat diberikan undangan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

− Peserta lomba yang tidak mendapatkan undangan diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi dengan perlakuan seperti JPA pada Ayat (2). b. Kepada mahasiswa baru dari lulusan seleksi Jalur Unggulan (JU) yang diberikan

beasiswa sampai lulus maka pemberian beasiswa semester pertama didasarkan pada kelulusan seleksi, sedangkan pada semester berikutnya didasarkan pada persyaratan indeks prestasi minimum tertentu yang selanjutnya akan diatur melalui ketentuan

(11)

tersendiri. Jika pada semester berikutnya tidak terpenuhi ketentuan indeks prestasi minimum, maka kepada mahasiswa tersebut dikenai pengurangan beasiswa sampai tercapainya kembali indeks prestasi minimum untuk mendapatkan beasiswa penuh. 4. Jalur Mitra (USM) adalah jalur seleksi yang didasarkan nilai rapor siswa-siswa SMA kelas Xll dari semester I hingga semester lV yang diberikan undangan khusus dalam rangka kemitraan Akademi Telkom Jakarta dengan Sekolah dan instansi tempat berkerja orangtua/wali para peserta seleksi, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Di samping nilai rapor SMA kelas Xll dari semester I hingga semester lV, lamaran para peserta seleksi juga dilengkapi formulir rekomendasi dari sekolah dan atau orangtua/wali penjamin studi peserta tersebut yang berasal dari instansi yang telah bekerjasama dengan Akademi Telkom Jakarta.

b. Kelulusan seleksi didasarkan pada penilaian seperti pada seleksi JPA, sebagaimana pada Ayat (2) dan juga kontribusi biaya pendidikan awal, yaitu UP3 & SDP2.

c. Faktor kontribusi biaya pendidikan awal bersifat terbatas dalam kelulusan seleksi. 5. Jalur Computer Based Test (CBT) adalah jalur seleksi berbasis Ujian Tulis (UT) sebagaimana

pada Ayat (5) yang didukung oleh pelaksanaan seleksi secara daring.

6. Penerimaan mahasiswa baru pada program diploma/vokasi dilakukan sesuai hasil tes penerimaan mahasiswa dimaksud.

Pasal 6

Penetapan Keputusan Kelulusan Seleksi

1. Panduan umum dan formula yang digunakan dalam penetapan dan penghitungan skor seleksi ditetapkan dalam keputusan tersendiri.

2. Penentuan kelulusan seleksi mahasiswa baru dari setiap jalur seleksi dibahas dan direkomendasikan oleh sidang kelulusan seleksi mahasiswa baru, yaitu berdasarkan panduan dan formula pada Ayat (1) dan data hasil pelaksanaaan seleksi yang disediakan oleh tim pelaksana seleksi.

3. Rekomendasi sidang kelulusan seleksi sebagaimana pada Ayat (2) dikukuhkan oleh Keputusan Direktur, kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk mengumumkan hasil seleksi kepada para peserta seleksi.

BAB III

SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 7

Sistem Kredit Semester

1. Pendidikan di Akademi Telkom Jakarta diselenggarakan dalam sistem kredit semester, terdiri dari bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran berikut:

a. Kuliah, tutorial, kuliah umum,

(12)

c. Praktikum/bengkel/praktik yang sejenis di laboratorium,

d. Kerja lapangan/industri, kerja praktik, co-op atau bentuk pemagangan lainnya, e. Penyusunan Proyek Akhir,

f. Pameran atau bentuk lain yang setara.

2. Sistem kredit semester merupakan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen/tenaga pengajar/laboran, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program studi.

3. Satuan Kredit Semester, yang selanjutnya disingkat SKS, adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang dibebankan pada mahasiswa melalui berbagai bentuk pembelajaran terjadwal per minggu selama satu semester.

4. Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) SKS.

5. Satu SKS setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester dengan rincian sebagai berikut:

a. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial, mencakup: i. Kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu;

ii. Kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 50 (lima puluh) menit per minggu;

iii. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester. b. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk pembelajaran lain yang

sejenis, mencakup:

i. Kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu; dan

ii. Kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester. c. 1 (satu) SKS pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio, praktik bengkel,

praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah 160 (seratus enam puluh) menit per minggu per semester.

6. Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu yang terdiri dari:

a. Pertemuan tatap muka perkuliahan sebanyak 14 (empat belas) kali.

b. Pertemuan ujian sebanyak 2 pertemuan yang terdiri dari Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester.

7. Satu tahun akademik terdiri dari 2 (dua) semester, yaitu:

a. Semester Ganjil yang berjalan pada bulan September sampai dengan Januari, dan b. Semester Genap yang berjalan pada bulan Februari sampai dengan Agustus.

Pasal 8

Standar Penyelenggaraan Program Studi

1. Penyelenggaraan Pendidikan dalam Program Studi meliputi pendidikan vokasi sebagaimana pada Pasal 1 Ayat (8) meliputi pendidikan akademik, pendidikan vokasi dan pendidikan profesi sebagaimana pada Pasal 1 Ayat (13), (14) dan (15).

(13)

2. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa maka Beban studi program diploma III sekurang-kurangnya 110 (seratus sepuluh) SKS dan sebanyak-banyaknya 120 (seratus dua puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 6 (enam) semester dan dapat ditempuh dalam waktu sekurang-kurangnya 6 (enam)

semester dan selama-lamanya 10 (sepuluh) semester setelah pendidikan menengah.

3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.

4. Masa studi terpakai bagi mahasiswa dengan beban belajar adalah 3 (tiga) sampai 4 (empat) tahun untuk program diploma tiga;

5. Pendidikan vokasi yang dilaksanakan adalah Program Ahli Madya (Diploma-3/D3), dengan standar kurikulum dan masa studi sebagai berikut:

a. Kurikulum Program Diploma-3 di Akademi Telkom Jakarta adalah 111 SKS yang ditempuh dalam waktu 6 (enam) semester setelah menempuh kelulusan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan yang sebidang atau yang setara dengan keduanya.

b. Jika mahasiswa Program Diploma-3 belum lulus setelah menempuh 6 (enam) semester, maka perpanjangan masa studi dapat diberikan paling banyak 4 (empat)

semester dengan memperhatikan evaluasi sisa beban studi yang memungkinkan

untuk diselesaikan.

6. Penyelenggaraan Program Diploma-3 dirancang untuk menghasilkan lulusan dengan keterampilan umum berikut:

a. mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan beragam metode yang sesuai, baik yang belum maupun yang sudah baku.

b. mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur.

c. mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian terapannya didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.

d. mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara akurat dan sahih serta mengomunikasikannya secara efektif kepada pihak lain yang membutuhkan.

e. mampu bekerja sama, berkomunikasi, dan berinovasi dalam pekerjaannya.

f. mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya.

g. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja di bawah tanggung jawabnya, dan mengelola pengembangan kompetensi kerja secara mandiri.

h. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

(14)

Pasal 9 Kuliah

1. Perkuliahan merupakan kegiatan tatap muka/pertemuan antara dosen dan mahasiswa yang bertujuan untuk menyampaikan materi mata kuliah.

2. Kegiatan dalam perkuliahan dapat berupa ceramah, tanya jawab, presentasi atau kegiatan lain sesuai dengan metode Student Centered Learning (SCL) yang telah ditetapkan sesuai rancangan kurikulum dan silabus mata kuliah agar materi mata kuliah dapat dipahami oleh mahasiswa.

3. Satu tahun akademik terdiri dari 2 (dua) semester, yaitu:

a. Semester Ganjil yang berjalan pada bulan September sampai dengan Januari, dan b. Semester Genap yang berjalan pada bulan Februari sampai dengan Agustus.

4. Pada program pendidikan akademik, tatap muka dalam perkuliahan untuk suatu mata kuliah adalah sebagai berikut:

a. Mata kuliah 2 SKS dilaksanakan dalam 1 pertemuan tiap minggu selama 100 menit. b. Mata kuliah 3 SKS dilaksanakan dalam 1 pertemuan tiap minggu selama 150 menit. 5. Pada program Pendidikan vokasi, beban SKS mata kuliah terdiri dari kuliah teori dan materi

praktik dalam komposisi jumlah jam sesuai aturan yang berlaku, dengan ketentuan waktu pelaksanaan kuliah teori dan materi praktik sebagaimana pada Pasal 7 ayat (5).

6. Beban belajar mahasiswa adalah 48 (empat puluh delapan) jam per minggu setara dengan 18 (delapan belas) SKS per semester, sampai 64 (enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) SKS per semester.

7. Teknis dan prosedur pelaksanaan kuliah diatur lebih rinci dalam rancangan dan aturan implementasi kurikulum program studi untuk pendidikan vokasi yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur tersendiri, sesuai standar dan aturan yang berlaku.

8. Mata kuliah matrikulasi dapat diberikan sebagai prasyarat mata kuliah tertentu. 9. Standar Kehadiran Mahasiswa Dalam Perkuliahan terdiri dari:

a. Para mahasiswa wajib hadir minimal 75 % dari total pertemuan tatap muka di kelas dalam satu semester. Apabila jumlah kehadiran mahasiswa kurang dari 75% maka mahasiswa tidak dapat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).

b. Jika mahasiswa tidak dapat hadir kuliah maka mahasiswa wajib memberitahukan alasan ketidakhadirannya kepada dosen yang bersangkutan.

c. Para mahasiswa diberikan toleransi waktu keterlambatan maksimal 15 menit dari jadwal perkuliahan di kelas.

d. Mahasiswa berhak meminta hak presensi kuliah jika mereka memenuhi ketentuan kehadiran yang telah ditetapkan dosen pengampu mata kuliah pada hari tersebut untuk referensi penilaian kehadiran oleh dosen baik secara tatap muka atau daring. e. Dalam setiap perkuliahan, para mahasiswa wajib menggunakan seragam (untuk hari

Senin-Kamis) dan batik/kaos berkerah (untuk hari Jumat) dengan rapi, bersih, sopan, (tidak memakai pakaian dan celana ketat) dan memakai sepatu.

(15)

g. Selama perkuliahan berlangsung mahasiswa wajib bersikap sopan terhadap dosen dan mahasiswa lainnya.

h. Para mahasiswa wajib berperan aktif dalam setiap perkuliahan di kelas.

i. Para mahasiswa wajib mengerjakan tugas yang diberikan oleh setiap dosen supaya dapat memahami materi perkuliahan serta sebagai referensi penilaian.

10. Jika ketidakhadiran mahasiswa disebabkan sakit atau ada alasan yang dapat diterima dosen, maka ketidakhadiran mahasiswa dapat diganti dengan suatu penugasan khusus. Pengerjaan tugas tersebut akan ditukarkan dengan presensi sehingga mahasiswa tetap dapat mengikuti UTS dan/atau UAS.

11. Pelaksanaan pertemuan harus dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Apabila berhalangan hadir, maka dosen pengampu diwajibkan melakukan pertemuan pengganti.

Berita Acara Perkuliahan dan Monitoring Pelaksanaan Perkuliahan

a. Setiap kali pelaksanaan tatap muka perkuliahan dengan mahasiswa, dosen diwajibkan mengecek kehadiran mahasiswa dengan menginput presensi daring pada sistem iGracias secara tepat waktu atau dalam jangka waktu yang telah ditentukan. b. Materi yang diajarkan harus ditulis dengan jelas pada form Berita Acara Perkuliahan

di sistem akademik iGracias.

c. Berita Acara Perkuliahan pada sistem akademik iGracias digunakan Ketua Program Studi untuk memonitor pelaksanaan perkuliahan. Jika seorang dosen tidak melaksanakan perkuliahan dua kali berturut-turut, atau tiga kali tidak berturut-turut dan tidak ada penggantian pertemuan, Ketua Kelas dapat melaporkan kepada Kaprodi/Ka Bagian Administrasi Akademik (BAA), untuk menghindari pemunduran pelaksanaan kuliah.

Pasal 10 Kuliah Pengganti

1. Kuliah pengganti dapat dilakukan jika ada beberapa pertemuan/perkuliahan yang tidak dapat diselenggarakan. Dalam hal ini, dosen dapat menyelenggarakan pertemuan pengganti, dengan jadwal yang disetujui bersama antara mahasiswa dan dosen; dengan catatan bahwa kegiatan Kelas Pengganti tersebut telah disetujui BAA Akademi Telkom Jakarta sebagai bahan kajian monitoring dan evaluasi kegiatan perkuliahan selama satu (1) semester. Form Penggantian Jadwal Kuliah harus diisi sebagai rekam jejak performansi dosen dalam mengajar.

2. Penggunaan jumlah kelas juga harus sepengetahuan pihak BAA, untuk menghindari pemakaian ruang pada waktu yang sama.

3. Jadwal pertemuan yang tidak terselenggara karena hari libur diharuskan untuk diganti pada hari lain dan waktu pelaksanaannya sesuai dengan kesepakatan dosen dan mahasiswa serta atas sepengetahuan BAA Akademi Telkom Jakarta.

(16)

Pasal 11

Responsi dan Mentoring

1. Responsi adalah kegiatan pembelajaran terstruktur pada program pendidikan akademik yang dibimbing oleh dosen atau asisten yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi kuliah melalui latihan soal, diskusi, mentoring atau kegiatan terbimbing lainnya. 2. Mata Kuliah yang akan dilaksanakan responsi ditentukan oleh Ketua Program Studi dan

penambahan waktu responsi dapat dilakukan dengan persetujuan Kaprodi.

3. Responsi untuk mata kuliah 3 SKS dijadwalkan selama 50 menit per minggu atau 100 menit per dua minggu dengan penjadwalan yang digabungkan dengan kegiatan kuliah pada Pasal 9 Ayat (4).

4. Untuk mata kuliah dengan 2 SKS diberikan responsi atau mentoring berdasarkan urgensi kebutuhan yang ditetapkan pada rancangan kurikulum dan silabus mata kuliah, dengan total waktu maksimal adalah 1/2 dari jumlah pertemuan kuliah.

5. Jika dibantu oleh asisten, maka materi dan tugas-tugas untuk responsi diberikan atau dikoordinasikan oleh dosen pengampu mata kuliah, dengan lingkup yang diupayakan mengarah kepada studi kasus/pekerjaan tim dengan tujuan menumbuhkembangkan softskills mahasiswa.

6. Kegiatan pembelajaran dan penilaian dari kegiatan responsi wajib dilaporkan kepada dosen pengampu mata kuliah sesuai waktu yang ditetapkan dan menjadi bagian penilaian kelulusan mata kuliah yang dikompilasikan dengan hasil penilaian dari kegiatan lainnya. 7. Pada program pendidikan vokasi, responsi yang merupakan kegiatan pembelajaran

terstrukur dapat dilaksanakan secara selektif berdasarkan urgensi kebutuhan yang ditetapkan pada rancangan kurikulum dan silabus mata kuliah sebagai tambahan dari kuliah dan praktik yang merupakan kegiatan pembelajaran wajib terjadwal.

Pasal 12

Praktikum, Praktik, Studio dan Bengkel

1. Praktikum, Praktik, Studio dan Bengkel adalah kegiatan pembelajaran melalui pengalaman untuk menerapkan, menguji atau simulasi suatu keadaan nyata dari hal-hal yang terdapat dalam teori atau konsep.

2. Secara khusus, pengertian masing-masing konsep diatas adalah sebagai berikut:

a. Perkuliahan Praktikum

i. Merupakan kegiatan perkuliahan di lab yang yang tersusun dari satu atau lebih mata praktikum, yang tercantum secara jelas dalam kurikulum suatu Program Studi, dan mempunyai kedudukan setara dengan mata kuliah biasa lainnya. ii. Tujuan Perkuliahan Praktikum adalah untuk:

− memberikan pemahaman lebih baik terhadap konsep keilmuan dan teknologi secara maksimal akan berbagai teori yang telah diberikan sebelumnya di kelas.

(17)

1) Membaca dan menyusun suatu rangkaian/algoritma, 2) Mewujudkan suatu rangkaian/algoritma,

3) Mengatasi gangguan yang dihadapi atau pun kombinasi di antaranya, 4) Memberikan kesempatan berlatih bekerja secara kelompok.

iii. Pelaksanaan dan pengawasan kegiatan perkuliahan praktikum menjadi tanggung jawab dosen pengampu mata praktikum dan dibantu oleh instruktur dan/atau asisten laboratorium.

iv. Asisten Laboratorium adalah adalah instruktur yang membantu dosen untuk pelaksanaan praktikum dan praktik untuk mendukung pemahaman perkuliahan teori.

v. Materi berupa modul-modul terstruktur sebagai komplemen dari teorinya dalam bentuk Modul Praktik.

vi. Modul Praktik merupakan unit terkecil pada suatu Mata Kuliah Praktikum. Suatu Mata Praktikum tersusun dari empat sampai enam modul yang masing-masing membutuhkan waktu kegiatan antara dua sampai tiga jam.

vii. Sebagai indikator keberhasilan peserta perkuliahan praktikum yang telah selesai menempuh perkuliahan praktikum akan diberikan nilai yang berupa berupa angka dengan skala 0 – 100 dan dikonversikan ke dalam huruf. Nilai yang dinyatakan lulus yaitu A, AB, B, BC dan C; sedangkan nilai yang dinyatakan tidak lulus adalah D dan E.

viii. Seluruh kegiatan Perkuliahan Praktikum dilaksanakan dalam pengawasan Laboran. Laboran adalah seorang yang diangkat untuk mengkoordinasikan dan mengembangkan kegiatan beberapa laboratorium serumpun yang mendukung suatu bidang spesialisasi.

b. Perkuliahan Praktik/Studio/Bengkel

i. Membuktikan dan mempraktikkan/menerapkan konsep keilmuan dan teknologi secara baik terhadap teori-teori yang telah diberikan.

ii. Materi berupa modul-modul terstruktur sebagai komplemen dari teori dan sebaliknya (disertai aplikasi praktis dan proyek-proyek).

iii. Melatih keterampilan mahasiswa untuk mendapatkan hasil berupa perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software).

iv. Kegiatan praktik dilaksanakan di Laboratorium atau ruang kelas atau di luar Akademi Telkom/Industri (perusahaan).

v. Dibimbing oleh dosen atau asisten dosen. Asisten dosen bertugas untuk memberi responsi atau latihan soal, tidak diperbolehkan memberi kuliah. Asisten dosen tidak boleh memberi penilaian suatu mata kuliah praktik. vi. Menghasilkan perangkat hardware atau software untuk bengkel.

3. Pada program pendidikan vokasi, praktik bersama-sama dengan kuliah merupakan kegiatan pembelajaran wajib terjadwal untuk suatu mata kuliah sebagaimana pada Pasal 7 Ayat (5). 4. Pada program pendidikan akademik, mata kuliah praktikum, studio atau bengkel

(18)

menempuhnya diberikan indikator keberhasilan pembelajaran dengan penilaian sebagaimana pada Pasal 18.

5. Dalam pelaksanaan praktikum, praktik, studio atau bengkel, dosen pengampu dibantu oleh laboran dan para asisten yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya berada di bawah koordinasi dosen pengampu tersebut.

6. Materi, tugas-tugas dan penilaian untuk mata kuliah praktikum, praktik, studio atau bengkel diberikan dan dikoordinasikan oleh dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan. 7. Ketentuan aturan yang lebih rinci mengenai teknis dan prosedur pelaksanaan praktikum,

praktik, studio atau bengkel untuk setiap jenjang program dan jenis pendidikan maupun bidang keilmuan diatur dalam rancangan dan implementasi kurikulum masing-masing Program Studi.

Pasal 13

Kelas Paralel dan Koordinator Mata Kuliah

1. Kelas Paralel adalah kelas mata kuliah yang mempunyai jumlah kelas lebih dari satu. Ketentuan-ketentuan untuk kelas Paralel adalah:

a. Kelas paralel harus menggunakan Silabus/RPS dan SAP yang sama.

b. Dalam kelas paralel digunakan soal UTS dan UAS yang sama dari hasil kolaborasi antara dosen pengampu mata kuliah tersebut.

c. Kelas paralel menggunakan standar penilaian yang sama.

d. Mata kuliah yang mempunyai kelas paralel memiliki seorang koordinator mata kuliah (ditunjuk oleh Ketua Program Studi dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur).

2. Koordinator mata kuliah merupakan salah satu Dosen pengampu mata kuliah tersebut pada kelas paralel.

3. Tugas dari Koordinator mata kuliah adalah:

a. Mengkoordinasikan pembuatan dan penggunaan silabus, SAP, Handout, soal UTS dan UAS, serta kesepakatan standar penilaian yang diberikan dalam kelas paralel. b. Mensinkronkan penyampaian materi kuliah pada semua kelas paralel.

c. Mengkoordinasikan proses evaluasi kelas paralel tersebut.

Pasal 14 Kerja Praktik (KP)

1. Kerja Praktik (KP) merupakan suatu latihan yang dirancang secara cermat untuk menciptakan suatu pengalaman kerja tertentu bagi mahasiswa, yang dilakukan dalam suasana belajar. Dengan melaksanakan Kerja Praktik, mahasiswa dilatih untuk mengenal dan menghayati lingkup pekerjaan di lapangan, guna mengadaptasi diri dengan lingkungan untuk melengkapi proses belajar yang telah diperoleh dari bangku kuliah.

(19)

a. agar mahasiswa memiliki pengalaman praktik sesuai program studinya masing-masing.

b. agar mahasiswa mempunyai gambaran nyata mengenai lingkungan kerjanya, mulai dari tingkat bawah sampai dengan tingkat yang lebih tinggi.

c. agar kehadiran mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapangan diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan baru bagi dirinya serta instansi tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

d. agar mahasiswa dapat mengisi masa liburan antar semester dengan sesuatu yang berguna dan menunjang keahliannya.

3. Kerja Praktik dengan takaran beban akademik 6 (enam) SKS dilaksanakan dalam rentang bulan Juli—Desember, yaitu paling awal sesudah berakhirnya Semester 4 hingga pertengahan semester 5, selama minimal 5 (lima) bulan sampai maksimal 6 (enam) bulan di luar jadwal perkuliahan, pada jam kerja penuh (8 jam per hari) dalam hari kerja penuh (5 hari per minggu) di lokasi kerja instansi, perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi multilateral, organisasi pemerintahan atau perusahaan rintisan yang ditetapkan atau berdasarkan permohonan usulan mahasiswa yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Akademik. 4. Lingkup tugas Kerja Praktik adalah sebagai berikut:

a. Kerja Praktik merupakan implementasi dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan untuk berkontribusi membantu pemecahan masalah di berbagai perusahaan/instansi dengan bidang kerja yang sesuai rumpun ilmu Program Studi.

b. Para mahasiswa ditugaskan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan di lokasi kerja dengan jenis pekerjaan spesifik setingkat jurusan atau berupa studi pada lingkup pekerjaan.

c. Setiap mahasiswa harus dapat memberikan manfaat bagi tempat kerjanya, sehingga setiap pengiriman mahasiswa untuk Kerja Praktik di suatu instansi harus disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing kantor atau proyek.

d. Lingkup pekerjaan Kerja Praktik bukan hanya mencakup studi, namun harus memberikan suatu hasil kerja nyata/konkret, seperti: analisis dan hasil atau rekomendasi penyelesaian suatu masalah, produk sederhana, desain, perencanaan, modul pelatihan, modul prosedur kerja, atau lainnya.

e. Pelaksanaan Kerja Praktik dibimbing oleh Pembimbing Lapangan dari perusahaan/instansi dan Pembimbing Akademik dari Akademi yang dikoordinasikan oleh Bagian Administrasi Akademik (BAA).

f. Pembimbing Akademik untuk kegiatan Kerja Praktik adalah Dosen yang ditugaskan secara khusus oleh Kepala Program Studi (Prodi).

5. Kewajiban mahasiswa peserta Kerja Praktik (KP):

a. menaati segala ketentuan dan tidak melanggar aturan yang ditetapkan oleh instansi/perusahaan, termasuk menjaga kerahasiaan instansi/perusahaan,

b. melaksanakan seluruh tugas yang diberikan oleh instansi dengan kualitas sebaik-baiknya sesuai waktu yang diberikan,

(20)

d. memelihara kejujuran dan kedisiplinan,

e. berlatih menumbuhkan kemampuan untuk memadukan dengan baik, antara arahan Pembimbing Lapangan dengan inisiatif dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas, f. berlatih menumbuhkan kapabilitas dan profesionalitas dalam bekerja,

g. menjaga nama baik almamater,

h. menyusun dan mempresentasikan laporan kepada para pembimbing. 6. Persyaratan dan prosedur Kerja Praktik (KP):

a. Peserta adalah mahasiswa Program D3 yang telah menyelesaikan semua mata kuliah kuliah di tahun pertama dengan lP > 2,00.

b. Kerja Praktik dapat dilaksanakan paling awal sesudah berakhirnya Semester 4. c. Pengelolaan KP dilaksanakan oleh Bagian Administrasi Akademik (BAA) dengan masa

pendaftaran yang dimulai pada saat pelaksanaan semester 4 (empat).

d. Mahasiswa peserta Kerja Praktik diwajibkan mengambil SKS mata kuliah Kerja Praktik.

7. Laporan Kerja Praktik berupa pengisian buku kerja yang disediakan oleh Akademi. 8. Laporan Kerja Praktik wajib disusun dengan memuat:

a. Pra-Laporan, terdiri dari:

i. Sampul Depan dan Sampul Dalam

ii. Lembar Pengesahan I dari perusahaan/instansi yang ditandatangani oleh Pembimbing Lapangan di atas kertas berlogo perusahaan/instansi atau dibubuhkan stempel/cap perusahaan/instansi, dengan memuat judul, lokasi dan durasi waktu KP.

iii. Lembar Pengesahan ll dari Akademi ditandatangani oleh Pembimbing Akademik.

iv. Kata Pengantar.

v. Daftar lsi, Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan lainnya jika ada.

b. Pendahuluan, membahas latar belakang penugasan, lingkup penugasan, target pemecahan masalah, metode pelaksanaan tugas/pemecahan masalah, rencana dan penjadwalan kerja, ringkasan sistematika laporan.

c. Profil Perusahaan/lnstansi, Struktur Organisasi, dan lokasi/unit pelaksanaan kerja. d. Teori Dasar untuk lingkup pekerjaan yang ditugaskan.

e. Laporan Pelaksanaan Kerja.

f. Analisis Hasil Pelaksanaan Kerja/Pemecahan Masalah. g. Penutup (Kesimpulan dan Saran).

h. Lampiran:

i. Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan dari perusahaan/instansi. ii. Lembar Berita Acara Presentasi dan Penilaian Pembimbing Akademik. iii. Lain-lain (jika perlu).

i. Tebal keseluruhan laporan tidak lebih dari 50 halaman, mencakup baik Pra-Laporan, lsi Laporan maupun Lampiran.

j. Buku laporan kerja dicetak dan dijilid soft cover putih laminasi sebanyak: satu eksemplar untuk arsip mahasiswa, satu eksemplar untuk perusahaan/instansi, satu

(21)

eksemplar untuk Pembimbing Akademik, dan diunggah ke dalam repository Akademi.

9. Laporan Kerja Praktik wajib diserahkan dan dipresentasikan ke hadapan Dosen Pembimbing Akademik paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya pelaksanaan kerja.

10. Laporan Kerja Praktik wajib diserahkan dan dipresentasikan ke hadapan dosen penguji yang ditentukan oleh BAA yang berkoordinasi dengan Prodi paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya Kerja Praktik.

11. Mekanisme dan Prosedur dituangkan secara detil dalam Buku Panduan Kerja Praktik.

Pasal 15

Proyek Akhir Diploma

1. Proyek Akhir adalah karya tulis ilmiah dari hasil karya akhir yang wajib disusun oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat penyelesaian pendidikan di pada Program Diploma-3 (D3) di lingkungan Akademi Telkom Jakarta, yang ditujukan sebagai penjuru (capstone) bagi capaian kompetensi kelulusan, antara lain sebagaimana disebutkan pada Pasal 8.

2. Proyek Akhir (PA) dialokasikan pada semester terakhir dengan beban studi 4 (empat) SKS. 3. Keluaran suatu Proyek Akhir (PA) dapat berupa prototipe, model atau produk lainnya, serta

dokumentasi Laporan Proyek Akhir.

4. Pelaksanaan Proyek Akhir dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok. 5. Proyek Akhir berkelompok paling banyak terdiri dari 5 (lima) orang mahasiswa.

6. Pada Proyek Akhir berkelompok, setiap anggota mengambil judul yang merupakan bagian dari satu tema besar dan membuat laporan masing-masing dengan memperlihatkan keterkaitan antar-anggota kelompok.

7. Untuk dapat mengambil Proyek Akhir seorang mahasiswa dipersyaratkan: a. Mahasiswa terdaftar secara aktif di Akademi Telkom Jakarta.

b. Telah lulus tingkat 1 dan tingkat 2 atau sekurang-kurangnya telah lulus 90 SKS. c. Telah menyelesaikan Kerja Praktik (KP).

8. Pembimbing Proyek Akhir terdiri dari Pembimbing l dan Pembimbing ll dengan persyaratan yang mengacu pada ketentuan standar dan regulasi nasional pendidikan tinggi, yaitu:

a. Pembimbing I adalah dosen tetap yang minimal berpendidikan S2 (Magister) dengan jabatan akademik minimal Asisten Ahli (AA) pada bidang keahlian yang linier dengan Program Studi,

b. Pembimbing II adalah dosen yang minimal berpendidikan minimal S2 (Magister) pada bidang keahlian yang linier atau mendukung topik Proyek Akhir, atau dapat berasal dari praktisi atau industri dengan pendidikan S2 dan pengalaman kerja minimal 5 tahun atau dengan pendidikan S1 dan pengalaman kerja minimal 10 tahun pada bidang yang sesuai dengan topik Proyek Akhir dan disetujui oleh Program Studi. 8. Pengujian Proyek Akhir dilaksanakan oleh dosen pembimbing dan minimal 2 (dua) orang

penguji. Salah satu penguji bertugas sebagai Ketua sidang, satu penguji bertugas sebagai Sekretaris sidang dan penguji lain serta pembimbing sebagai Anggota sidang.

(22)

a. Dosen yang minimal berpendidikan minimal S2 (Magister)

b. Praktisi atau industri dengan pendidikan minimal S1 dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun atau lebih setelah menempuh pendidikan S1 pada bidang yang sesuai dengan topik Proyek Akhir dan disetujui oleh Program Studi,

9. Penjelasan lebih detil terdapat dalam Buku Panduan Proyek Akhir.

BAB IV

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN

Pasal 16

Ujian Reguler, Persyaratan Mengikuti Ujian, Ujian Susulan dan Ujian Khusus

1. Evaluasi pembelajaran kegiatan akademik perkuliahan dilakukan dalam bentuk ujian yang terdiri dari ujian Reguler, ujian Susulan dan ujian Khusus.

2. Ujian Reguler dilaksanakan secara terjadwal, terdiri dari Ujian Tengah Semester (UTS) yang diselenggarakan pada pertengahan semester dan Ujian Akhir Semester (UAS) pada akhir semester.

3. Persyaratan untuk dapat mengikuti UTS adalah adanya Kartu Ujian Tengah Semester. 4. Persyaratan untuk dapat mengikuti UAS adalah kehadiran minimal sebesar 75% dari total

pertemuan dan Kartu Ujian Akhir Semester.

5. Ujian wajib diikuti oleh mahasiswa sesuai dengan jadwal dan ruangan yang telah ditetapkan untuk setiap mata kuliah, sesuai yang tercantum pada Jadwal Ujian BAA atau pada Kartu Ujian.

6. Pada setiap pelaksanaan ujian:

a. Mahasiswa wajib membawa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) yang berlaku dan Kartu Ujian juga digunakan untuk pencatatan keikutsertaan ujian.

b. Mahasiswa WAJIB memakai seragam (khusus batik untuk hari Jumat) dan celana/rok dengan material bahan kain warna gelap.

7. Hak Peserta Ujian:

a. Memperoleh soal dan lembar jawaban ujian.

b. Menanyakan soal yang tertulis tidak jelas, salah cetak atau kurang lengkap.

c. Meninggalkan ruang ujian dengan seijin pengawas, apabila telah menyelesaikan ujian.

8. Kewajiban Peserta Ujian:

a. Menyiapkan diri untuk dapat mengikuti terus selama berlangsungnya ujian tanpa keluar dari ruang ujian.

b. Membawa sendiri alat tulis dan alat bantu lainnya yang diperlukan dan diizinkan oleh Dosen Penguji.

c. Mengenakan pakaian seragam dan bawahan (rok/celana) berbahan katun (non-jeans) dan berwarna gelap.

d. Membawa KTM dan/atau membawa Kartu Ujian yang berlaku. e. Mengisi daftar hadir.

(23)

f. Mengerjakan ujian pada lembar jawaban ujian yang disediakan. g. Menjaga kebersihan ruang ujian.

h. Meninggalkan lembar jawaban yang telah diisi untuk diambil oleh pengawas ujian. 9. Larangan Bagi Peserta Ujian pada saat ujian berlangsung adalah:

a. Bekerjasama dengan sesama peserta ujian atau orang lain atau menyontek dalam mengerjakan ujian.

b. Merokok, minum, atau makan selama ujian berlangsung. c. Mengganggu ketenangan dan ketertiban ujian.

d. Mengenakan celana jeans, jaket/sweater, atau berkaca mata hitam. e. Mengubah kedudukan, posisi, atau susunan tempat duduk.

f. Meninggalkan ruang ujian tanpa seijin pengawas ujian.

g. Membawa buku, tas, kertas, dan kelengkapan lain ke tempat duduk, kecuali sifat ujian membolehkan hal itu.

h. Menggunakan alat komunikasi dalam bentuk apapun (smartphone dan lain-lain) 10. Sanksi bagi Peserta Ujian:

a. Peserta ujian yang tidak memenuhi kewajiban dapat diberikan sanksi berupa peringatan lisan dan melapor kepada koordinator ujian/BAA. Apabila tidak mengindahkan peringatan lisan, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti atau melanjutkan ujian.

b. Peserta yang terlambat hadir ujian lebih dari lima belas menit setelah ujian berlangsung tidak diperkenankan mengikuti ujian.

c. Peserta ujian yang melanggar larangan, dicatat dalam berita acara dan dosen penguji berhak memberikan nilai E untuk mata ujian tersebut dan tidak lulus.

11. Kewajiban Dosen Mata Kuliah:

a. Membuat dan menyerahkan soal ujian kepada Bagian Administrasi Akademik paling

lambat satu minggu sebelum ujian hari pertama dilaksanakan.

b. Menghadiri dan mengawasi pelaksanaan ujian mata kuliah yang bersangkutan. c. Memeriksa lembar jawaban ujian.

d. Memberi nilai atas hasil jawaban ujian.

e. Menyerahkan hasil pemeriksaan lembar jawab ujian ke BAA melalui formulir nilai UTS dan UAS masing-masing kelas paling lambat dua minggu setelah ujian mata kuliah yang bersangkutan atau sesuai jadwal koreksi yang telah disepakati bersama (tercantum dalam Kalender Akademik).

f. Menyerahkan Berkas Soal Ujian kepada mahasiswa masing-masing kelas.

g. Memberi penjelasan mengenai soal ujian kepada semua peserta ujian mata kuliah yang bersangkutan dan meralatnya jika diperlukan.

12. Hak Dosen Mata Kuliah:

a. Memperoleh vakasi pembuatan soal, pengawasan ujian dan pemeriksaan jawaban ujian sesuai peraturan berlaku (khusus untuk dosen penguji dengan status kepegawaian dosen Profesional dan dosen Luar Biasa yang menjadi Dosen Koordinator Mata Kuliah).

(24)

b. Memberi nilai 0 (nol) pada hasil ujian atau nilai E pada mata kuliah yang bersangkutan terhadap mahasiswa yang tercatat dalam berita acara karena mencontek, bekerja sama, atau tidak menyerahkan lembar jawab ujian pada saat ujian selesai.

13. Sanksi bagi Dosen Mata Kuliah:

a. Dosen Mata Kuliah yang menyerahkan naskah soal ujian pada hari pelaksanaan ujian, vakasi pembuatan soal ujian dipotong sebesar 50% dari tarif yang berlaku dan diharuskan untuk menggandakan naskah soal sendiri (khusus untuk dosen penguji dengan status kepegawaian dosen Profesional dan dosen Luar Biasa yang menjadi Dosen Koordinator Mata Kuliah).

b. Dosen Mata Kuliah yang tidak menyerahkan soal ujian sampai pada saat pelaksanaan ujian, diwajibkan menyelenggarakan ujian sendiri diluar jadwal resmi, paling lambat satu bulan setelah ujian dengan menanggung segala biaya dan administrasinya. c. Dosen Mata Kuliah yang tidak menyerahkan hasil pemeriksaan jawaban ujian dalam

kurun waktu durasi pemeriksaan yang telah ditentukan institusi setelah pelaksanaan ujian mata kuliah yang bersangkutan, diberi teguran tertulis oleh Kepala Prodi/BAA yang bersangkutan dengan tembusan kepada Wadir 1 dan Direktur. Tambahan bagi Dosen berstatus luar biasa dan non-tetap dengan kewenangan sebagai Dosen Koordinator, vakasi pemeriksaan soal ujian dipotong sebesar 50% dari tarif yang berlaku.

d. Dosen Mata Kuliah yang menghilangkan lembar jawab ujian, diwajibkan menyelenggarakan ujian kembali paling lambat satu minggu setelah ujian akhir semester terjadwal dilaksanakan dan tidak memperoleh vakasi apapun dari pelaksanaan ujian tersebut.

e. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh Dosen Mata Kuliah akan berpengaruh terhadap pertimbangan penilaian loyalitas dosen.

14. Hak Pengawas Ujian:

a. Memperoleh vakasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Bertugas sebagai pengawas ujian lebih dari satu mata ujian pada waktu yang tidak bersamaan.

15. Kewajiban Pengawas Ujian:

a. Mempersiapkan diri untuk tugas pengawasan dengan mempelajari tata tertib ujian yang berlaku.

b. Hadir di tempat ujian selambat-lambatnya 15 (lima belas) menit sebelum ujian dimulai.

c. Mengenakan pakaian seragam atau bebas rapi dan tanda pengenal pengawas ujian. d. Memerintahkan kepada peserta ujian untuk menyimpan buku-buku atau benda-benda lain yang tidak digunakan dalam ujian di depan ruang ujian untuk mata ujian yang bersifat tutup buku.

e. Memeriksa keaslian ‘note’ (buatan sendiri dengan tulisan tangan mahasiswa) yang dibawa masing-masing mahasiswa untuk mata ujian yang bersifat Open Note. f. Memeriksa keutuhan segel amplop dokumen ujian, dan membuka segel amplop

(25)

g. Membagikan soal dan lembar jawab ujian kepada peserta ujian.

h. Menanyakan hal-hal yang tidak jelas kepada pengawas keliling, panitia ujian atau dosen penguji.

i. Mengedarkan daftar hadir peserta ujian.

j. Mengendalikan situasi dan kondisi tempat ujian serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga ketertiban dan ketenangan ujian.

k. Memerintahkan kepada peserta ujian untuk keluar dari ruang ujian apabila yang bersangkutan tidak terdaftar di ruang tersebut.

l. Melaporkan kepada Pengawas Keliling jika ada peserta ujian yang melanggar peraturan dan pengawas tidak dapat mengatasinya.

m. Membuat berita acara tentang segala kejadian yang terjadi selama ujian berlangsung serta menandatanganinya.

n. Mengumpulkan serta menyusun lembar jawaban ujian sesuai daftar hadir peserta ujian.

o. Menyerahkan lembar jawab ujian, berita acara dan daftar hadir peserta ujian kepada koordinator lokasi atau Pengawas Keliling.

16. Larangan bagi Pengawas Ujian:

a. Mengenakan kaos, celana jeans, sandal atau sepatu sandal. b. Merokok dan/atau membaca selain bahan yang sedang diujikan.

c. Melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketenangan dan konsentrasi peserta ujian.

d. Meninggalkan ruang ujian sebelum seluruh lembar jawab ujian terkumpulkan. e. Memberikan jawaban kepada peserta ujian.

f. Mengijinkan terjadinya plagiat dan/atau kegiatan mencontek selama proses ujian. 17. Ujian Susulan adalah ujian yang dilaksanakan di luar ujian reguler dan merupakan hak

mahasiswa yang tidak bisa mengikuti Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semester dengan alasan:

a. sakit dengan surat keterangan dokter atau surat keterangan rawat inap rumah sakit, b. mendapat musibah, dikuatkan dengan adanya surat keterangan dari yang

berwenang,

c. salah satu anggota keluarga meninggal (terbatas pada anggota keluarga inti dan kakek/nenek), dikuatkan dengan adanya bukti dalam bentuk apapun.

d. tidak dapat mengikuti ujian atas ijin Akademi Telkom Jakarta atau negara.

18. Ujian Susulan UTS dilaksanakan secara terjadwal paling lambat dua minggu setelah UTS berakhir.

19. Ujian Susulan UAS dilaksanakan secara terjadwal satu minggu setelah pelaksanaan UAS berakhir.

20. Ketentuan pelaksanaan ujian susulan adalah sebagai berikut:

a. Bentuk Ujian Susulan ditentukan oleh dosen pengampu mata kuliah dan dapat berbentuk ujian tulis, ujian lisan, atau tugas-tugas lainnya.

b. Ujian Susulan hanya bagi mahasiswa yang tidak mengikuti UTS atau UAS sesuai dengan ketentuan di atas (pasal 16 ayat 17).

(26)

c. Mahasiswa yang mengikuti Ujian Susulan berhak mendapatkan nilai sesuai dengan aturan pada ujian reguler.

d. Ujian susulan tidak diperkenankan bagi mahasiswa yang gugur pada saat ujian berlangsung (yaitu yang terbukti mencontek saat ujian regular berlangsung).

e. Pelaksanaan Ujian Susulan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan Bagian Administrasi Akademik.

f. Hasil ujian susulan yang tidak sesuai dengan prosedur di atas, dianggap tidak sah dan hasilnya tidak dapat diakui.

21. Prosedur pelaksanaan Ujian Susulan:

a. Mahasiswa melapor ke BAA dengan menyertakan Kartu Ujian dan Bukti dari alasan tidak ikut ujian.

b. Administrasi BAA merekap mahasiswa yang berhak ikut ujian susulan.

c. Permintaan soal Ujian Susulan oleh staf BAA kepada Koordinator/dosen mata kuliah. d. Jadwal Ujian Susulan diumumkan ke mahasiswa peserta Ujian Susulan.

e. Pelaksanaan ujian oleh staf BAA.

22. Persyaratan dan pelaksanaan Ujian Khusus diatur sebagai berikut:

a. Ujian Khusus adalah evaluasi belajar untuk suatu mata kuliah tertentu yang dilaksanakan di luar evaluasi belajar reguler atas keputusan Kepala Program Studi dan Wakil Direktur 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dengan mempertimbangkan rekomendasi Sidang Akademik berdasarkan permohonan dari mahasiswa karena kondisi tertentu yang disampaikan melalui Dosen Pembimbing Akademik.

b. Melalui Ujian Khusus nilai mata kuliah seorang mahasiswa dapat diubah sesuai dengan hasil ujian khusus dan sudah mengambil mata kuliah yang bersangkutan. c. Ujian Khusus dapat diberikan kepada mahasiswa paling banyak satu mata kuliah per

tingkat dan tidak dapat dikumulatifkan pada tingkat tertentu.

d. Pelaksanaan Ujian Khusus dilakukan setelah pelaksanaan Sidang Akademik dimana jumlah peserta Ujian Khusus didasarkan pada keputusan Sidang Akademik.

e. Nilai maksimum Ujian Khusus adalah C untuk program Diploma Tiga (D3).

15. Dalam melaksanakan ujian, mahasiswa wajib menaati seluruh aturan ujian sesuai dengan sifat ujian, wajib menjunjung tinggi kejujuran akademik, serta dilarang keras untuk melakukan segala bentuk kecurangan akademik.

16. Segala bentuk pelanggaran terhadap aturan ujian maupun kecurangan akademik dapat menyebabkan mahasiswa dikenakan sanksi akademik dan sanksi pemberhentian studi sesuai ketentuan aturan yang berlaku di Akademi Telkom Jakarta.

17. Prosedur pelaksanaan teknis ujian diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 17

(27)

1. Kuis atau pop quiz adalah evaluasi pembelajaran mahasiswa untuk suatu subbab, bab, modul atau sebagian lingkup perkuliahan yang dilaksanakan di kelas pada jadwal perkuliahan atau responsi dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya.

2. Dosen dapat memasukkan Kuis dalam komponen penilaian secara tersendiri atau tergabung dengan komponen Tugas.

3. Assessment adalah evaluasi pembelajaran mahasiswa untuk suatu subbab, bab, modul atau sebagian lingkup perkuliahan yang dilaksanakan di kelas atau laboratorium.

4. Learning Outcome Assesment adalah evaluasi capaian pembelajaran program studi yang dicapai oleh mahasiswa yang hasil evaluasinya akan digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga learning outcome program studi dapat tercapai. 5. Pekerjaan Rumah (PR) adalah tugas yang diberikan kepada mahasiswa, baik secara

perorangan maupun secara berkelompok, untuk diselesaikan di luar kelas dan di luar jadwal perkuliahan yang dapat dipresentasikan di kelas pada jadwal responsi atau pada jadwal kuliah untuk mendapatkan apresiasi, penilaian, pembahasan dan umpan balik, yaitu berupa penyelesaian soal-soal, memahami bacaan/textbook, menyusun makalah, membuat proyek kecil, melatih keterampilan tertentu atau tugas lainnya.

6. Hasil-hasil penilaian kuis, assessment, dan pekerjaan rumah diberitahukan kepada mahasiswa dan di evaluasi oleh dosen sebagai umpan balik bagi mahasiswa maupun dosen selama perkuliahan berjalan, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran dan diharapkan mencegah kegagalan mata kuliah yang bersangkutan pada akhir semester.

Pasal 18

Standar Penilaian Pembelajaran dan Harkat lndeks Nilai Mata Kuliah

1. Setiap kegiatan akademik diikuti dengan kegiatan evaluasi yang berfungsi untuk mengukur capaian hasil pembelajaran di akhir semester.

2. Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang kegiatan sistematis yang dilakukan untuk menentukan kualifikasi atas perencanaan dan pelaksanaan, pengendalian proses pembelajaran, serta capaian pembelajaran setelah mahasiswa menjalani proses pembelajaran.

3. Penilaian pembelajaran berfungsi untuk: a. memotivasi belajar mahasiswa.

b. menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa memenuhi capaian pembelajaran pada setiap mata kuliah/blok mata Kuliah.

c. menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa memenuhi capaian pembalajaran program studi (Program Learning Outcome) dan pemetaan capaian tersebut terhadap rekomendasi profil lulusan yang sesuai.

d. memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. 4. Lingkup penilaian dilakukan terhadap:

a. perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses pembelajaran oleh dosen. b. capaian pembelajaran mata kuliah/blok mata kuliah oleh mahasiswa.

(28)

c. capaian pembelajaran program studi yang dicapai mahasiswa.

d. keberhasilan unit pengelola program studi dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk menghasilkan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, dilakukan melalui Sistem Penjaminan Mutu lnternal dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal.

5. Sasaran penilaian capaian pembelajaran mahasiswa meliputi:

a. Sasaran penilaian capaian pembelajaran mahasiswa peserta mata kuliah di dalam kelas/kegiatan laboratorium/bengkel/studio/lapangan, meliputi:

i. penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. ii. partisipasi/kinerja mahasiswa.

iii. hasil kerja berupa karya tulis/laporan/karya seni/desain.

b. Sasaran penilaian capaian pembelajaran mahasiswa dalam pengerjaan tugas mata kuliah:

i. penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam pengerjaan tugas.

ii. kedalaman isi, penggunaan bahasa dan struktur penulisan laporan. iii. hasil kerja berupa karya tulis/karya cipta/karya seni/desain; dan iv. partisipasi/kinerja mahasiswa.

c. Sasaran penilaian capaian pembelajaran mahasiswa dalam penyusunan proyek akhir dan/atau tugas akhir meliputi:

i. penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pemanfaatannya dalam penyusunan tugas akhir.

ii. kedalaman isi, penggunaan bahasa dan struktur penulisan buku/laporan proyek akhir.

iii. metode penelitian/penyusunan/penciptaan/perancangan karya/proyek. iv. kreativitas dan penyajian hasil karya tulis/karya cipta/karya seni/desain.

v. kebenaran ilmiah dan orisinalitas. vi. partisipasi/kinerja mahasiswa.

vii. penerapan norma akademik yang berlaku, dan

viii. kemampuan menyampaikan hasil Proyek Akhir mahasiswa baik dalam bentuk hardware maupun software.

6. Untuk masa studi normal, jumlah SKS beban studi pada program studi D3 di Akademi Telkom Jakarta mengacu pada buku kurikulum Program Studi D3. Pada setiap akhir semester dan akhir tahun akademik dilakukan evaluasi pembelajaran mengenai tingkat kelulusan setiap mata kuliah di program studi.

7. Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan dengan penilaian dalam Nilai Skor Mata kuliah (NSM) berdasarkan penjumlahan terbobot dari beberapa komponen nilai evaluasi pembelajaran, yaitu terdiri dari nilai ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugas, kuis dan atau assessment. Assesment terhadap capaian pembelajaran program studi dapat dimasukkan dalam elemen dari semua komponen nilai. Ketentuan terkait komponen nilai dan pembobotan diatur sebagai berikut:

(29)

a. Komponen nilai dan pembobotan terhadap setiap jenis kegiatan pembelajaran ditentukan oleh tim pengajar mata kuliah berdasarkan rancangan kurikulum, sesuai jenjang, jenis program pendidikan dan capaian pembelajaran program studi.

b. Komponen nilai dan pembobotan terhadap setiap jenis kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk penentuan Nilai Skor Matakuliah (NSM) diberitahukan kepada mahasiswa pada awal perkuliahan.

8. Terhadap Nilai Skor Mata kuliah (NSM) dilakukan konversi menjadi harkat indeks Nilai Mata Kuliah (NMK) yang dinyatakan dalam huruf mutu dan angka mutu untuk perhitungan lndeks Prestasi (lP) dengan menggunakan salah satu dari tiga cara, yaitu:

a. Penilaian Acuan Kriteria (PAK), yaitu merupakan penafsiran skor penilaian dengan cara membandingkan capaian pembelajaran mata kuliah dengan kriteria yang ditetapkan berdasarkan ketercapaian learning outcomes suatu mata kuliah.

b. Penilaian Acuan Normal (PAN), yaitu merupakan penafsiran skor penilaian dengan cara membandingkan nilai mahasiswa dengan kelompok peserta mata kuliah, sehingga nilai yang diperoleh mahasiswa menunjukkan posisinya di dalam kelompok tersebut.

c. Penilaian Acuan Gabungan Normal dan Kriteria.

9. Untuk mendapatkan Nilai Mata Kuliah (NMK) dari Nilai Skor Mata kuliah (NSM) dapat digunakan acuan konversi sebagai berikut:

a. Untuk penggunaan Penilaian Acuan Kriteria (PAK):

Nilai Skor Mata Kuliah (NSM) Nilai Mata Kuliah (NMK)

80 ≤ NSM A 70 ≤ NSM  80 AB 65 ≤ NSM  70 B 60 ≤ NSM  65 BC 50 ≤ NSM  60 C 40 ≤ NSM  50 D NSM  40 E

b. Untuk penggunaan Penilaian Acuan Normal (PAN):

Nilai Skor Mata Kuliah (NSM) Nilai Mata Kuliah (NMK) m + 1,2 σ ≤ NSM A m + 0,6 σ ≤ NSM  m + 1,2 σ AB m ≤ NSM  m + 0,6 σ B m – 0,6 σ ≤ NSM  m BC m – 1,2 σ ≤ NSM  m – 0,6 σ C 40 ≤ NSM  m – 0,6 σ D NSM  40 E

m = rataan nilai-nilai mahasiswa kelas dengan NSM > 40 σ = simpangan baku nilai-nilai kelas dengan NSM > 40

Referensi

Dokumen terkait

Produksi getah pinus yang cukup tinggi dan harga yang relatif tinggi pula, serta kecilnya biaya produksi membuat pendapatan yang diperoleh petani penyadap getah

Organisasi ini menyediakan program pelatihan yang memberikan manfaat kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas

a) Motivasi yang diberikan oleh petugas lapangan KB telah berjalan secara optimal dengan melakukan komunikasi yang baik dalam melaksanakan sosialisasi, motivasi

Tahap pengakhiran pada operasi pendaratan di Inchon ini dinyatakan setelah tumpuan pantai berhasil dikuasai dan dilanjutkan dengan operasi darat lanjutan. Hal ini dinyatakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz yang mengajarkan program pembelajaran tahsin dan tilawah faktor primer yang sangat dominan adalah motivasi dan keinginan

Meskipun ada kesamaan timbulnya kegiatan ekonomi, yang disebabkan oleh adanya kebutuhan dan keinginan manusia, namun karena cara manusia dalam memenuhi alat pemuas

SATUAN ACARA PENGAJARAN  (SAP)  1.  Nama Mata Kuliah  : HUKUM KESEHATAN  2.  Kode Mata Kuliah  : PFI 2209 / 2 SKS  3.  Waktu Pertemuan  : 100 menit 

Di dalam penyusunan proposal digitalisasi Laboratorium Fisika Dasar berbasis IoT ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengelolaan layanan laboratorium bagi peserta didik di