• Tidak ada hasil yang ditemukan

tr!ni DEW! WANT!. S" Peneliti Pad a Ralai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aeeb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tr!ni DEW! WANT!. S" Peneliti Pad a Ralai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aeeb"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

L,tPORAN /lrlsn PENIiLlTlrlN

DAIHJ8SAlAIII

PENGARlfH BllDA YA ACEH DALAM PELAKSANAAN

lIPACARA

PERKAWINAN ANTAR ETNIS JAWA OAN

MINANGKABA

U

DJ

KOTA SABANG

Oleh:

tR!NI

DEW! WANT!

.

S"

Peneliti

Pad a

Ralai Kajian

Sejarah

dan

Nilai Tradisional

Banda

Aeeb

PI'SAT PE"ELlTL,,"" ILMI-IL\1l SOSI'l.LD,\\ III OWl< l NIVERSITAS SYIAH KUALA

DARlISSALAM, RANDA ACEH 2003

(2)

2. , J 4 5.

6

ILMU SOSIAL OAN BUOA YA

.3 Judul Penclitian

b. Bldang !lmu Pcnclu]

a Nama Ll.!ng~3p dan Gclar b. kills Kcla.nlm

"

Golongan Pang kat dan JP d Jabalan Fungsiom:tl

c. Jabatan Struktural f. Fakultasllnstansl g Pusal Pcncl!l1::m Lokasl PenelltJan

KerJasama dcngan InstiluSl Lam a Nama Instansl

Alamat Lama Peneiltlan Bl:lya yang Dlpcrlu!...an

a Sumbcr dana b Sumber Lam

lumlah BIIlV3

Pcngaruh Budaya Aceh Dalam Pclaksanaan Upac3ra Perkawman Antar ELms Jaw3 dan MlIl:mgkabau di KOLa Sabang

Soslal Budava Inm [k\\I Wanu, SS PCfl.':lllpUan

PenaIa MudJ

n.:

I (Ill bll3~I-lX-+O':; Asslsten Penciltl Madya

Balal Kajlan SCjarah d::n Nllai Tradlslonai Band .. Acch

Um\crsuas S~lah Kuala "ota Sabang

8 (delapan) bulnn

DIP Nomor 02 \.XX11l006 .. 200.3 1 Januan 2003

Rp. 2.400000.00

([~ua Jura Empat Ratus Rlbu Rupiah) 8anda Acch,

PcnciltJ,

cru\

-

.

Inn! Dewl WantJ, S.S

NIP 132148405

a . d D ",d,ry. M.A 124

(3)

KATA

PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur

Alhamdulilloh peneliti haturkan kehadirat Allah

SWT. aIlS

rahm

at,

lauftk serta hidayah-Nya

yang

diberikan

_

sehingga

peneliti

dapal

menyelcsaikan

penelilian

yang

berjudul PENGARUH BUDA Y

A ACEH

DALAM

UPACARA

PERKWINAN

ANTAR

SUKU BANGSI\

MI

NANGK

ABAU DAN

SUKU

BANGSA JAWA

DI KOTA SABANG.

Pcnelilian ini

dilaksanakan

oleh Program Latihan Pusal i'cnelili1 n

11mu-llmu Sosial

Univesilas Syial1

Kuala

Darussalam Banda Aee 1

.

Tujuan kegiatan

ini

adalah untuk meningkalkan dan mengembangk2ll

pengelahuan dan keterampilan peserta dalam

b,dang penelilian ihru

sosial budaya.

Te

rima kasih

yang

lidak terhingga penelili

halurkan

kepa

ca

Dircktur Pusat Penelitian 11mu-11mu

Sosial Universilas Syiah

Kua

la

Bapak Prof. Bahrein T.

Sugihe

n

,

MA

,

Sekrelaris

dan

se

luruh

s

lar

yang

lelah

bekerja

keras membimbing

,

mengaral1kan dan membantu pendili

dalam kegialan

pelatihan

hingga

selesainya

hasillaporan

ini.

Akhir

kata

dengan

segala

kerendahan hali penulis berharap

semoga

laporan

peneli

tian

ini dapal memberi manfaal bagi pembaea

.

Banda

Aceh,

Desember

2003

(4)

I. PENDAlIlJLlJAN ... A Latar Belakang ". B Perurnusan Masalah ".

C. Ruang Lingkup Penellt'lan . . ... .

o

TUJuan Penelitian ... .

11. LANDASAN TEORI TENTANG AKULTURASI BUDAYA ... .

III MFTODOLOGI PENELlTIAN ... . A Inkasl ... ... .

B Populasi dan Sampel ... .

C.

Teknik Pengumpulan Data .. .

D Anaiisls Data ... ..

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELlTIAN A Keadaan Alam ... .,' 8 Kependudukan .... 3 3 .. ... 5 9 9 9 9 10 11 . 11

V PERKAWINAN ANTAR SlJKU BANGSA MlNANGKABAlJ DENGAN SlJKU BANGSA JAWA DJ KOTA SABANG ... ... .16 A Pelaksanaan Upacara Perkawinan dl KOla Sabang ... " ... 16

8 Pcngaruh Budaya Aceh Dalam Pcrkawlnan SuJ...u 8angsa Jawa

dengan Suku Bangsa Mmangkabau .... . ... " ... ... 22

C Slkap

Masyarakat Sabang Tcrhadap Pcrbcdaan Buday.

..

25

VI. PENUTUP ... .

38

Daftar Pustaka ... . . .39

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Lataf Belakang

Indonesia adalah negara kcpulauan yang Icrdlri dari berbagal suku bangsa Jan budaya Pada umumnya masmg-1Il3Slllg suku bangsa tclah mcncmpatl sualu \\ da:,'ah pemukllnan bersama, dalam hat 1nl daparlah diasuffiStkan bahwa sellap wilayah daralan

lndonesJa yang sudah dihunI Icrbagl habls alas wilayah ash seJumlah suku ban!:sa Aklbat berbagai hal terjadi perpindahan berbagat suku bangsa anlar daerah salu ke daerah lain IIlI It:fJadl hampir d. selufuh wilayah Indonesia, 1I11salnya l..elompoJ.. suku ball;sa Jawa l1dak hanya bennuklm d. pulau Jawa tClapi suku bangsa mi telah berp1l1clah

mencmpatl kepulauan Sumalera Icbih dan dua abad yang lalll Demlk1<lIl Juga faktor

sosml budaya menyebabkan kelompok suku bangsa Mmangkabau telah melakul:an peranlallan ke daerah lain dan bermukim d! hamptr sCliap daerah d! Indonesia

DI Propmsi Nanggroe Aceh Darussalalll mesklpun lerdin dan sClIlbilan kelompoJ.. ~;lIb

slIku bangsa hampir setiap daerah di proplnsl im melllpunY31 pcngaruh adallslladal A( eh yang sangat kental. Buday3 masyarakat Aeeh menJlwal di seliap sendl kehidupan

Para pendalang dari kelompok suku bangsa di luar Acch juga dapat merasakan :.c: ldi kellldupan yang relah menjadl tatanan masyarakal Aceh, !lamun pada pnnsipnya scba~1 masyarakat yang mempunYal keyaklllan. kepnbadian sukll bangsa atau disebuI J1 ga dengan Local Genius yang berbeda maka setlap suku bangsa IIU jugiJ mgm le ap melakukan berbagai tindakan budaya dan scuap daerah lIl3!iing-masing, salah satUl ya dapa! dllullJukkan dalam pelaksanaan upacara uda! perkawtnan

(6)

mempellgaruhl kehidupan sosla! budaya masyarakamya. Seeara fCDomena senlllnen suku bangsa dan kccurigaan terhadap pendatang mudah sekali muncul d! lengah kehidu~an bcnnasyarakal.

Kcla Sabang yang tcrletak di Pulau Weh adalah baglan dan Propmsl Nunggroc Ac eh Oarussalarn pada saal hamp!r seluruh dacrah dl propmsi ini mcngalallll gcjolak sO'!:i'll

akibal konOik politik namun Sabang tidak tergoyahkan. Akuvuas masyarakat berJa an

normal sehmgga dalam kondlsl \larurat militer yang diberlakukan bag:! Propinsl Nanggloe Aceh Oarussa!am. SabaDg termasuk daerah "puuh" aninya daerah Ini dltlllggap benih dan basIs gerakan sparalis.

Suku bangsa Aceh adalah suku bangsa dominan yang menempall daerah Sabang. dl lllar suku bangsa Aceh berarti suku bangsa pendatang. Agar blsa eksls suku bangsa pendalang sebailatya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekltarnya Unluk Ilu berbag,1I cara dilakukan oleh masyarakat pendatang terutama yang tIlcnyangLut pclaksanaan adal istiadal dl <L1erah tempat tinggalnya. Scb~liknya masyarakat scba~al

pcndukung kcbudayaan tenlu tidak lepas dan kClIlgman untuk mclakukan aktl\ I as budaya menuru[ adat istiadat yang dimilikinya. Sehingga tidak jardng kita melihat dalam pclaksanaall upacara adat terJildt percampuran beberapa adcu iSlladat anlar saw daclail dcngan dacrah latnnya.

Scl..Jlas memang haJ ini SlJal~ yang waJar terJadi di lingkungan masyarakat lllaJemllk 1l31ll1ln perlu kita analisa leblh dalam jika pacta hngkungan masyarakat dengan latar belakang. budaya yang berbeda dapat berjalan harmonjs mengapa tetap lefjadl konflik budaya d! beberapa daerah dt Indonesia, bagaJmana seharusnya masyarakat mcnYlkapl

(7)

3

perbcdaan budaya terse but, atau apakah ada unsur kelerpaksaan sehingga masyarakat pendal3ng harns patuh lerh~dap aturan adat yang bcrlaku d! lingkungan tempat

linggalnya.

B. I'erumusan masalah

SCSUaI dengan ialar belakang masalah dl atas maka dipcrlukan pencltllan dcngan melakukan perumusan rnasalah Y3ltu .

Bagaimana pelaksanaan upacara adat perkawinan 31l1ar sul..u Mlllangkabau dan suku bangsa Jawa yang ada di kola Sabang_

] 13agallnana sikap masyarakat Sabang terhadap perbedaan budaya dl Imgkun!an tcmpat linggalnya ?

C. iluang Liogkup Penelilian

AdaplIn yang menjadi 53S3ran pcncilll3n mi adalah masyarakat suku ban~ sa Mmangkabau dan masyarakat suku bangsa Ja\\3 yang benempal unggaJ dl I...ola Sahaug.

Alasan penulihan hanya kola Sabang disebabkan masyarakat pendatang seJak mEsa I..olonial konscnlTasi pemukllnan banyak terdapat dl tengah kola yang Juga dlJadlkan

sebagm kola pelabuhan.

D. Tuju:ln f'enelitian

(8)

domman pada hngkungan masyarakat Minangkabau dan Jawa da am melaksanakan upacara perkawinan

2. Mengetahui bagaimana sikap masyarakal terhadap perbedaan budaya dl

Imgkungan lempat lmggalnya.

Diharapkall juga dan peneltuan ini akan memberikan manfaat :

Menambah wawasan )'3ng lebih luas lel1lang kebcradaan adat Istiadal masyarakat

Mmangkabau dan Jawa yang ada dl S3bang.

, Oapal lIlemberikan sumbangan penllklran bahwa senll1nen suku bangsa (hUt elllosenlrisme dalam IlIlgl..ungan hldup berm3syarakat ndak perlu dnllunculbn

deml menjaga ketemraman dal~ kedamamn d. Imgkungan lernpat linggalll1llf!f!' dl

IlIIgkungan hidup bernegara.

(9)

11. LANDASAI'o TEORI TENTAI'oG A KUL TUllASI

BUDA YA

Pcrkawman meRUm! kamus Sosiologl dan kependudukan

adalah SlIatu ."-alln yang sah dan resmi antara seorang pria dengan scorang wanila,

yang melalnrkan berbafa! hal.. dan kewajiban antar mercka dan keturunannya Bcrb'lsal

musyarakat Illcmanciallg perka\\ man sebagai suatu yang pentlllg. Dari sebuah pemenuhau

kebutuhan reproduk~.I. kemudmn bcrl..embang mcnjadi sua

tu kejad131l yang dlikuti oleh berbagal

IlIldakan. mlal -mlal, atumn-aturan dan kepcft.:3}aa

n Bagi beberapa m3syerakat, perkawlIlan dianggap

tahapan baru dalam hidup seseorang yang kemudlan muneul

"selamat menempuh hidu) bam" Se lam ItU perkawinan merupakan

penggabungan dua buah kelompok kekerabat31 yang melllmbulkall hak clan kewajiban

terteRlu bagi tiap keiompok (Kocnljar<llllngrat

,

199093)

Dalam perkawinan mengalanll berbagal proses mulal dan lahap pengenalan

pemihhan JoJoh, upacara adal perkawman

dan tahap selelah pelaksanaan upacara pcrkawlI1an Kcgtatan.kcgl3tan Im Ildak tcrlcpas dan

undakan budaY3 dan penlaku budaya para pendukungnnya. sehmgga melalUl suatu

upacara adal perkawman sekahgus dlJadikan aJang atraksi budaya

yang dapal menul1Jukkan identltas

elms yang mendukungnnya

Banyak anggapan bahwa pelaksanaan upacara

adal (perkawlIlan) akan IUlllur apablla letah bcrada j3uh di daerah asalnY3 Namull beberapa ICSIS penclil1an

menyatakan hat llll

belum scpenuhnya beaar, upacara adal pcrkawman

yang dilaksanakan dl luar daerab asal pendukung kebudayaan itu mcmunculkall

akullUra51 atau percampuran budaya (Han Waluyo. 1993.1). Hal ini tentunya

tidak terlepas dari pola hubungan antar

elms yang lefjadi dl dalamnya

Ada IIga faktor yang menentukan corak hubllngan antar ctnis

dalam sualu ma~} arabl

maJel1luk )i.IIIU hkuasaan. perscpsi da"

tUJlIan Kekualan adalah faktor ulama dahlin menenlukan SIIlla!.1 hubungan antar elms, sedangkan

fal..tor·faklor lamnya dllelllukan olch faktor ulama Kelompok etnis yang memet;ang

i..ekuasaan diseblll dummam group atau

keiompok dOllllllan yang banyal.. menentukan

'Oafuran mam'· dalam masjarakal IIHIJemuk

tersebuI Dalam tuhsan Usman Pell) kelompok domman dalam

(10)

mcncoba berfungsi sebagm v.-adah pcmhauran kelOlllpok-kelompok ellllS 1311111)a Scbag,1l kdompok minoritas mereka menggunakan kelompok dominan seba!!<lI oncntasl

akulturaSl dalam kehidupan ber~ma Selungga in! dapat dlwuJudkan dalam bl!lltlk bahasa, etlket pakaian sistem budaya, makanan, dan lam-lain. SelanJutnya mcnunJl Pe Iy

SepCr1L dlgall1barkannya Icntang orang Batak yang linggaJ di Bandullg berusa la mcnyesuaikan diri dengan bahasa Sunda dan bertingkah laku halus sepeni orang Sunja

agar dapm dlterima dalam pergaulan di m3syarakaL Tetap! dalam keilldupan mtern kelolllpok-kelompok etnis Ilunonlas 1ll3SIh banyak mempcnailankan kesetlaan primord al mereka seperu penggunaan babasa clan adat keblasaan lainnya yang dlperiukan unllk

mClllpcrtahankan identitas emls mereka.

Suatu hat yang tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakal Saballg adalah l1las)ara~al yang plural dJsebabkan adanya migrasi 1nl telalt terJadi masa Kolomal Bclanda Pada ScUll

dIJ~l(ill.an pclabuhan bebas Szbang mCIlJadl tempat l.edatallgall omug Ulltlll. ml!ngub.lh naslb dan mencari kehidupan Ildak hanya etl1lS Aceh tClapi Juga Batak, Jawa, Padang d \n lam-lam ~ang pada akhirn}a mcmbentuk masyarnkat Sabang yang plural (Rusdl Suti. 2001 I) SelanJutnya masyarakal <;abang sendm ellggan menyebul din m~rcka deng.lII sebutan CilllS tcrtentu. mereka Ichlh suka dlscbut "oral1g Sabang" Apakah dalalTl l.aSJ~ Sabang Juga merupakan akuhurasl budaya.

Dalam bcbcrapa tcon tentang akulturasl budaya MalulIlowski dalam bukunya Ide DIIWIlIlf.·, Of Culture Change )ang juga dikutip oleh KoenlJaralllngral da1am Peranlll Lol.al Gelllus Dalam Akulturasl mcngatakan bahwa proses akulturasi sebalknya dllnulal

dcngan menentukan secennat mungklll dalam wujud apa sualu kebudayaall ilu datang mempengaruiu suatu kebudayaan penerima dan apa ISI pcngaruh itu. Kemudian klran:la b3lk pula dllciiu sifat dan kcadaan masyarakat yang dipengarulll oleh lIllsur-unsur kcbudayaan aSlllg. Sedangkan haJ yang palmg pentmg adalah meneliu slfal dan lnanU.5la yang membawa pengaruh nu serta mOUvasl yang mendorong mereka ullmk Illcl1Ibawanya Akhirnya peril! dltelili pula keadaan linghll1gall alam tempat pros~s akuhuraSl yang bersangkutan berlangsung. (AyaITohaedl, 1986: 81'

ISI1iah lowl Gelllu.\ 'l\ .. alnya berasal dan Alltropolog Quarnch Wales ~ang

(11)

7

olch scl..allan kelompok manusla sebagai pengalaman dari Judup yang mereka a131111. (1986:n

Kd)Uuayaan masyarakal atau bangsa pada umumnya dapal dlscbul lTlaJlI alau ber!..embang apabila di dalamnya tercapal anasir kebudayaan baru dan ilu dapat

I.hscbabkan oleh dua kemungkman. y3\tu karena adanya penemUilll (mVl!flllOfl mnO\'CIIILII) mall

karcna

adanya

percampural.

kebudayaan

(tJ(;CldwrGIIOII).

Yang

dllllill..sud dcng.311 penclIluan dismi ialah terclplanya tingkah Jaku baru sebagal aklbat IImbulm'3 pcngalaman baru dari masyarakat pendukungnya c!alam mengahadapi hugkulIgan tCIllll31 Imggalnya Pcrcampuran atau a!...ultllrasi kebudayaan dapat tcrjadi apablla ada dJa kcbudayaan masyarakat atau bangsa yang masing-masmg melmliki kebudayaan terten 1I, [all! sahng berhubungan. Perhubungan ilulah yang menyebnbkan terJadinya sebafll1 (dlrusl) kebudayaan. Di dalam proses sebaran kebudayaan selalu dapal dipcrhallkan dua kell111llgk1l1an, yaitu menerima alau menolak masuknya anaslr kebudayaan asing ya 19 mendatnngm) a

Oalam hal menerima alall mcnolak pcngaruh anaslr kcbudayaan aSlOg Ill! yang aLfal ix:rpcran adalclh pola kebudayaan (pauC'rtJ (?f <:ullllre) dari kedua masyarakal atau bangsa yang bertcmu itu. Jika ada pola yang sama alau hampir sama, kemungkman menenrla penganlh kebudayaan asing itl! leblll besar Sebaliknya apabila tldak ada kesmnaan pcla kcbuduYililll dan kedua masyaral..at alau bangsa yang berlemu lIu kemungkllliln Illcllol.tk an3S1f lcbudayaan asing ill! leblh besar. Apabila anasir keuudayaan yang dalang dapal dncrllllil dan dapat disestlatkan dengan poln kebudayaan yang m.:nenllltl. akan IcrJadl suatu proses percampWClIl kebudayaan. Apablla Icrjadi yang denuklan Ilu di dalam kebudayaan masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan asing, daps! terjadl d la J,.enlungllnan proses, yaitu proses perornbalan atau proses p~nyesuaian ~ebtldilyaan

Pada umumnya proses pcrcampurnn kebudayaan nu lerjadi secara udak d,sada'I,

schingga banyak juga anasir kcbudayaan asing yang Ilctral sifalllya, blasanya dttertlll;,l juga, karena unsur-unsur yang netral iw sesungguhnya hanya merupakan sebagtan saja dari keseluruhan pola kebudayaan asing yang lelah dllcrima olch kebud3yann masyarakal

)'3ng mcnenmn pengaruh ilu

Oan malan beberapa konsep tel1lang local gellluJ maka ada beberapa kesimpul.m yang dapal dlambil yaitu c:xtremc accullurUliuII yaitu kebudayaan lokal bmasa ol{ h

(12)

pcngaruh kebudayaan baru, I:x:al genllls atau basic personality yaitu kedu3 kebudaycan 1l1<1.\yru"kat }lIllg sating berhubungan itu 5am3 kuat, dan terjadi penyesulllan kcbudaY;:1l1l Dalum hal iOl pcrcampuran kcbudayaan sepcrti ini sebagai bcntuk hibridisasi. I1lzka dalam I..ebudayaan bentuk sepertl illi dlanggap penting dlsebabkan percampUlan kebudayaan yang sating mempcngaruhi (clapi membentuk budaya barn .

Dengan demikian KoenlJaraningrat sendin berpendapat bahwa local go!/llII\ mau haHt' penollo/IlY dalam kehidupan kebudayaan amat penling, karena akan mencnlukan Slral

(13)

In. METODOLOGI PENELlTIAN

A. Loknsi

Pcnelltian Ini dilakukan d. kola Sabang Propinsl Nanggroe Aceh Darussalam Scope spal1aln)3 dibatasi pada dacrah-dacrah yang dianggap dapat mcwakdl komunltas ctnis

Mmongkabau ala

u

Komunitas etnis Jaw.: yang

ada dl KOla

Sabang, Y:1I1U

kl!lurah:ln

KOla

ala:) dcngan kola Bawah Tengah. Alasannya dua daerah 1nl secara purposi"c berda!arkan Jumlah kedua etnis tersebut cukup tmggl dlbandingkan daerah lam d. kOla Sabang

B. Populasi dan SarupeJ

Populasl dalam peoelitian 1nl adalah scluruh masyarakat elms Ja\\3 dan Mmang,abau

yang ada d! Sabang. Sedangkan sampel yang akan diambil adalah Masyarakat kclompok

elms r.lmangkabau dan Jawa yang sedang dan pemah melakukan upacara pcrkawlIlan d.

kOla Sabang.

c.

.

,

cknik Pcngumpul Data

Data yang diambil dalam ~nelitlan mi berasal dan dua macam sumber data. yaltu

data sckunder dan data primer Data sekundcr dlperolch mclalUl data verbal. yang scbagJan besar berisi bahan·bahan tulisan yang memuat proses sosl8l dan gejala·;~ejala

soslal yang terprinci. Selaln data verbal, peneilli Juga akan melakukan pencanan ler ladap

jcnls data sekunder lain. Kcuntungan yang akan diperolch jika menemukan data tcrsebut adalah dapat menganai1s1s leblh awal dan hasllnya akan menglsl kekumngan yang Icrdapat pada data sekunder dan data pnmer Data sekunder menJadl sanga! b~rgun:l bagl

(14)

scbuah penehtian yang benuJuan memb3;ldingkan dan menganalisis penyebab ;ebuah perubahan, seperti dalam upacara perkaWlnan.

Jcnis data selanjutnya adalah data pnmer yaitu data yang diperoleh langsu 19 dad

respond~n dan informan meIalUl \"'awancara dengan ,\yMem !Jnowbol/. Gunan)'3 untuk mengclahul pengalaman responden (pelaku upacara adal) dalam pelaksanaan upacara

ada! perkawman yang pemah dila!ulOya.Wawancara Jangsung dlperlukan :;upa)3

pertanyaan yang diajukan nantinya dapat temp berada pada lopik yang lengah C Ibahas dan dupal bersifat objektif

Semenlara itu informan dlpillh dengan rnengb'Unakan rancangan mm r .mdum .\ump!mg khususnya pada teknik purposivc sampling Sebelum penelitian dilaksanakan

pencll!1 ter!cbih dahulu menanyakan kepada key IIlforman mengenal slapa lokoh-Iokoh yang banyak mcngetahUl seluk-beluk upacnra perkavJlnan, yaltu tokoh adat, to!.:oh agarn') dan pcmuka masyarakat. Kctlga lokoh Icrsebut dianggap mengclahUi slapa saJa anggota

mnsyarakat (dalam wilayahnya) yang menge13hui seeara luns tentang scluk helu!.: upacara

perka\\1[]an balk pada masa dahulu maupun sekarang.

Selam itu penelitl Juga melakukan observasi yaitu melakukan pcngarnalan secara

langsung di lapangan dan keikutsertaaan peneliti pada saal upacara berlangsung, se1mgga

dapat membuktikan kebenaran data yang dlperoleh.

D. Analisis Oata

Data yang telah terkurnpul dianal1sls dengan menggunakan pendekatan !.:ualllataif SdanJumya akan dilakukan pemlsahan data yang relevan dan data yang udak ro!levan

dengan tUJuan penelitian atau senng dlsebut dcngan reduksi data. Proses In akan

(15)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELlTIAN

A. Keadaan Alam

KOla Sabang merupakan bagla" dan Provmsi Nanggroe Acch Darussalam.

Sa bang terletak di Puiau Weh, salah salU pulau yang terletak d, ujung puJau Sumatera.

S~cara a~lronomis daerah 101 terletak antara 05°46'28" - 05·5~'28·· LU dan

95

°

'3"n"_

95'22'36" RT. Disinilah terlctak tugu nol kllometer, yallu lugu perhllungan Jilfak WI ayah

J..edaulalan Negara Republik Indonesia Batas-batas daerah Kola Sabang )31tU sebelah

Utara dan Tlmur berbatasan dengan Setal Malaka, sebelah Selatan dan Barat dengan Samudera Indonesia.

Dapa! dikatakan dacrah Sabang merupakan kawasan yang sanga! strategls, karena h.:rktaJ.. p<lda Jalur masuk baglan Barat dun antara kawasan A~la PaslliJ.. dan ASia Baral

Oa)il Olch "arena itu, Sabang pemah menJadl tcmpat pengls!an bahan bakar. pcngismn

air baslh dun pusat jasa pelayanan bag! kapal-kapal yang menggunakan pela~'aran

mtemaslonal

Pelabuhan Sabang dengan berbaga! penmggalan masa lalunya senng dikul'l. ungl

olen bcrtagal kapa! jaJur IOtcrnaslonal, balk kapaJ penumpang alau barong dengan IUJuan

Lautan Hindu! dan Pasifik. Sabang juga dapat ditempuh melalui l'dara dengan pelnbuhan

Malmun Saleh yang terletak di COl Bak U (3 Km dan KOla Sabang).

Suh

u

rata

·rata

di

Sabang adalah

22"

.

29

·

C

dcng.n mUSlm hUJan dan

bulan

Oktober sampai dengan bulan Januari. Curah hujan rOlla-rata 44 mnvbulan dengan han

(16)

II1cl1Jadl daerah scjuk bahkan selama musim kcmarau. Luas seluruh wilayah dacnh ini adalah 15 300 Ha atau 153 Km'

B

.Kep

endudukan

Pada waktu penycrahan kedaulatan Jumlah penduduk Sabang sediklt yallu kurang

Icbih 6.000 Jlwa. Kemudlan berangsur·angsur benumbah pada permulaan tahun 1965

dengan Jumlah pendud!1kkira·t..;ra 13.000 jlwa (menu rut catatan kantor wedana Sabang).

JUIl11ah )ung pa5ti baru dikctahUl sctclah dilakukan sensus pada tahun 1971, ya.tu 17.225

jlwu terdm dari 16.572 jlwa WNI dan 653 jiwa WNA, yang tcrdapat d. 18 daerah. Pada whun 1990 Jumlah pendudr..k d. daerah mi adalah 24,4 ribu jlwa dan pada tahun 1000 sebesar 22. 734 jiwa.

Penumbuhan penduduk d. KOla Sabang disebabkan oleh 2 hal, yaitu pertumhuhan

penduduk sccara alami dan pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh adanya migrasl

Selarna penode 1971-1998 Hngkat penurnbuhan penduduk Kota Sabang tufun dan 2.37%

pada perlode 1971-1980 mer.Jadi 0,27% pada periode 1990-1998

Oampak keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan dl antaranya pada

perubahan komposisi penduduk mcnurut umur yang tercemlln dengan scr1akin

rendahll~ a proporsi penduduk lIdak produJ...lI( Dalam kurun waktu 1995-1998 komposlsl

penduduk umur 0-14 tahun ml!ngalami penurunan dari 35,77% pacta tahun 1995 nlfnjadJ

30,36°.0 pada tahun 1998. Sedangkan komposlsl penduduk UStS produklir (15-64 Llhun) naik dan 61,0 I % tahun 1995 menjadi 65,66% pada tahun 1998 Hal Icrsebut berda npak

(17)

13

tclnh berkurangdari 64 pada tahun 1995 menjadi 52 penduduk udak produklifparu: tahun 1998

a.

Pendidikan

Pendldtkan mempunyal peranai1 penung bagl suatu bangsa dan mcrupakar salah

saIl! !',arana untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan manusla Kuallt3s sumber

daya manUSI3 (SDM) sangat tergantung dan kualn8s pendldikan Dengan dCl1likian,

program pendldikan mempunyal andl! besar terhadap kemaJuan ekonoml maupun SOSIUI. Kola Sabang telah mengalami perkembangan dalam bldanng pendidikan (cngan cukup bal" Keberhasilan 1111 didukung oh.:h bebempa hal, antara lam terSl.!dmn)3 .. arana dan prasarana penunjang pendidlkan berupa gedung dan samna fislk lamnya, t'danya kClkutsertaan pemerintah daJam memajukan pendidikan misalnya dengan lanl:amya tmnsportasl, adanya anluSlas masyarakat terhadap pendidlkan yang dlllha' dan

banyakn~a Jcmbaga pendldtkan yang ada dalam wilayah KOla Sabang, mt!nmgl;atnY<I tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, serta meningkatnya pendapatan masyarakal hmgga menyekolahbn anak mereka sampai ke tmgkat perguruan unggl

b

.

Mata Pencaharian Penduduk

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan

manU~1a kan:na mencakup dlmensl ekonoml dan SO~1a1.

Pola kcgiatan penduduk usta 10 tahun kt! alas di Kota Sabang secara nyata b('rbcda anlilra lakl-Iakl dan pen:mpuan. Sccara umum, pna terutama yan!! de\\3sa leblh

(18)

keg],lIan non ekonorru sepcrti men gurus rumah tangga Selama periode 1996·1998

penduduk USI3 kerja menmgkat dall 19,9 ribu pada lahun 1996 menjadi 20,3 nbl Jlwa pada tahun 1998 atau terjadl penmgkatan rata-rata 1,19% per tahun. Dcmlklan pula

halnya angkatan kerja terus mengalaml tmgkat pertumbuhannY8 maslh d, alas

pertumbuhan penduduk usia kerJ3 yaitu sebesar 4,930

'0 pertahun.

KOmpoS1S1 penduduk yang bekerja menuTUI lapangan usaha pada lahun 1998

mengalaml perubahan dibandlOgkan tabun 1996 dan 1997. Persentase pt:nduduk yang

bekerJu III scktor pertanian cenderung menurun dibandingkan tahun 1996, yam dari 34,43°0 mcnJadi 30,73%. Namun jika dlbandm&kan dengan tahun 1997 tcrlihat adanya

pcnmgkatan yaitu dari 27,Ol~o tahu 1997 r.1erjadi 34,43% tahun 1998 Hili 1nl

dikart:nakan akibat krisis moncter pada pcrtengan tahun 1998 membuat sebaglan Pf'kerja

pind<.lh l..c ~ektor pertal1lan yang h:blh menguntungkan karena bebcrapa komodnas

~rtanlnn harganya meningl..at

Indlkator lain yang dapat digunakan untuk membcnkan gambaran tentang

kedudukan pekerja adalah status pekc~aan Sebagian besar pcke~a d! Kota S'lbang

berstatus buruh/kal)'awan, yaltu dan 34.52~0 pada tahun 1997 naik mcnjadl 3i,9..t~0

tahun 1998 Sedangkan status pekerJaan berusaha dengan buruh teta~ persenta;enya

maslh kccil. yaitu di bawah 50 0

Kcterhbatan penduduk dalam keglalan ekonomi d!ukur dcngan pars! pcnduduk yung kcrJ3 atau mencan pcke~aan yang dlsebut dengall Istilah Tingkat Partl ;Ipasi

Angkatan KerJa (TPAK). 01 Kota Sabang seeara keseluruhan sclama tahun 1996-1998

lerus ITImcngalami peningkalan, Y31IU dan 50,83% pada lahun 1996 menjadl 54,6700 pada tahun 1998 lIal ini menunJuHan !cblh dan sl!lcngah pcnduduk KOla Sabang tdah al..uf

(19)

15

sccara el..onomis, baik bekerJ3 maupun mencari pekerjaan. Dilihat dari perbcdaan Jenis kelallllJ1. TPAK pna lebih unggl dibandingkan TPAK wanita, Y3itu 70,34% berbandmg 39,580'0. Hal ini tentunya disebabkan pria merupakan pencari nafkah mama d! dalam kduarga

Kc:-.cmpatan kerja yang ada memberikan gambaran besamya penycrapan 1,;03g" kefJ;) scnmgga angkatan kefJ3 yang IIdak berhs!Od terserap merupakan masalah karena

mereka terpaksa menganggur. Angka pengangguran terbuka dl Kola Sabang sdama perlodc 1996-1998 cenderung nalk, yaltu dan 8.08~o pada tahun 1996 mCnjadl I C,-I8°,o

pada tahun 1998.

c.

Agama dan Kepercayaan

Agama merupakan Sualu benluk kepercayaan rang dianul dan dl)akim

kebenarann~ a oleh pemeluk agama tersebut Dalam kehiduoan seorang manUSl8, a~ama pentlllg anmya sebagai landasan dan slstl!m kontrol manUSl3 dalam berpenla~u serta ml;!n!;l.!qakan suatu perbuatan

I\:nduduk Kota Sabang pada ulllumnya pemeluk agarna Islam dengan Jlmlah 21.922, Katolil:: 211, Protest~n 388, dan Budha 213 (Sumber: Kantor Carnat dalam Kota Sabang dal.m Angka 2000)

Untuk menunjang kcgaitan Ibadah sehari·han masyarakat Kota Sabang, pemellntah daerah bcrsama masyarakat tclah menyedlakan samna ibadah, yang terdlri dari 17 ITI!sjld,

(20)

SUKUBANGSA JAWA DI KOTA SABANG

A. I)e-Iaksanaan Upacara Perkawinan di Kola Sabang

Proses pcralihan kehidupan yang paling penting dalam masyarakat adalah masa

melaJang ke tlngkat hidup berkeluarga 313U perkawlnun. Perkawinan merupakan pengatur

tingkllh laku manusia yang berkaitan dengan kehidupan kelammnya (Ko~nIJnran1r!:'Tal. 1998"93) Perkawinan membatasl seseorang untuk berscwhuh dengan la\\an Jems lam selalll suaml al3U isrrinya Seisin itu, perkawlnan ml!lmhki berbag.:u rungsl dalam kehldupan bermasyarakat yailu membcri perlindungan kepada an.1.k~allak hasil JX!rkuwman, memenuhi kcbutuhan rnanusia akan SCOfdng leman hidup, memto;,uhi kebuwhan akan harta dan gcngsi tempi Juga unluk memeliharo. hubungan balk dengan

kelompo\.. j..erabat tertemu. ?erkawman dalam pandangan informan yang dapat

dlslrnpulkan dari beberapa hasll wawancara memihki tujuan yaitu:

a TUJuan yang bersifat blOlogls. Dalam tUJu:.m im Icrkandung hasral untuk mem('nuhi kebutuhan naluri biologis manusia dan juga untuk menambah atau melal1Jlltkan

!..clurunan

b. TUJuan ~ang bersifat agama. Seoogai penganul agamJ Islam masyarak:u !"ota Sabang mdangsungkan perkawi.1an untuk mengamalkan perintah agama yang mcwaJlbkan

scscorang untuk kawm apablla mempunyal kelOginan clan telah mampu seeara fislk dan ckonomi. Kawin yang dHlIlggap menglkutl sunnah Rasul mcrupakan perbU<llan

(21)

17

tcrpuJI dalam agama jika syarat-syaratnya terpenUhl dan sekallgus menslaiulkan kchldupan manusia dalam mengcndalikan hawa nafsu sehmgga tldak memmbulkan

fitl1ail.

c TUJuan yang bersifat cl..onolTIl. TUJuan 1nl dJmaksudkan bahwa han3 yang dlpc:rokh ~elama ot:rumah tangga dlkelo[a secara baik dan bcrtanggu:lgJa\\ub guna dl\\U:lskan

kcpada keturunannya

d TUJuan untuk mempererat tali silaturahml dan memper!U8' Janngan kduarga sena

J..dcrabalan antara dua keluarga yang mcllllukan hubungan pt:rkawman

Sellap f";!rka\vinan Icntu mengalaml proses. DirnUl31 dan tahap pclTIlllhanlodoh

hlllggu prose!) pesta perka\\ man Pada rnasyaral-.at Sabang ada lanmgan-Iarangan ) ang mau tak mau hams dipatuhl dalum mcmtllh Jodoh, scpcrti tidak memkah antara saudara sckandung dun menghindan peftllkahan dengan saudara sekerabat Oalam pcmiilhan

Joduh, mcrd.a masih mcnganut sistcm pcnllhhan yang dlanjurkan oleh agama Islam yakm menllllh pasangan yang sesuai hadist Rasulullah yang dinwayatkan oleh Bl khan dan Muslim yang berbunyl, plilhlah olehmu pasangan-pasangan alas -t hal . I karena

kcturunannya, 2. karena rupanya. 3. karena agamanya, 4. karena hartanya, sesungguhnya sebalk-balk pilihan adalah a.,abila didasarkan alas agamanya. Oalam membma keluarga

faktor agama sangat menentukan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasan Al 3asri, "13110. ada dua orang yang dalang mc1amar anakmu, maka tenmalnh yang paling baik agalllan~ a karena Jika la senang kepaC:a ISlrInya past! 13 rnenghonnalinya, scdangku 1 bila

ia mcmbcncmya in tidak akan mcngamayanya l

(22)

01 Ilhat dari ha) tersebut, dalam pemilihanjodoh dalarn masyarakat Sabang IIgama menJ3dl pihhan pertama. Hal ini disebabkan pada umumnya masyarakat Slbang bcragama Islam maka jodoh yang dipilih adalah orang yang beragama Islam pula. Apabda ada pasangan yang memiliki perbedaan agama, sebelum mereka resml ,naka saJah satu dari pasang.m tcrseb~t harus masuk ke agarr.a pasangannya misalnya slam.

Akan (Clap. di kota ini Jarang klla temu) seorang yang beragama Islam kclua' dari agaman)3 karcna menikah dengan orang yang bcragama lain. Blasanya orang yang bcragama lam akan masuk Islam dahulu sebelum mcnikah dengan pasangannya

Selaln agama, ada IIga hal lagi yang penling dalam pcmlllhan Jodoh yakni rupa, keturunan dan harta. Rupa

alau

pcnampilan biasanya juga mcrupakan suatu hal yang dlpcrtlmbangkan dalam pemilihan Jodoh Namun hal itu tidak mutlak karena ada hallai" yang dapat dipertimbangkan scpcrti pcrilaku, tata krama, budi pekcrti, dan kClaatan dalam bcragama_ Dalam hal keturunan, biasanya dipcnimbangkan asal usul dan calon pasangan seperti latar belakang keluarga, ada penyakit turunan atau tidak dall lam sebagamya. Sebagaimana masyarakat Aceh lalllnya, masyarakat Acch yang ada d kota

101 tcntunya menginginkan menantu yang berasal dari kalangan terpandang s!pcrti

bangs..'lwan atau intelektual Seorang Ibu atau bapak yang bcrasal dan kalangan bangsa, .. an tcntunya juga mcngmglhkan anaknya menikah atau mcndapal pasangan sc'!'corang yang berasal dan kalangan bangsawan, Namun dcmlJ..mn seandaJl\)a anak tersebut tidak mendapat jodoh dari ~alangan bangsawan, sebagai orang tua mcrcka tetap mcncnma keberadaan anak mcnantunya dcngan penuh kebahagiaan. McrcJ..a akan bcrusaha mcnymgkirkan kemginan mereka terhadap anak dan berharap si anak mcn:iapat kcbahaglannya.

(23)

19

ilarta merupakan suatu ha! yang patUl diperhitungkan dalam pemlhhan loooh.

Scbagal orang tua tentunya mcnginginkan anaknya mendapat kebahagiaan. Salah satu pcnunJang kebahagiaan tcrsebut adalah dengan tcrcu~upmya sandang, pangau. dan

papan Dcngan demtklan, harta menlpakan salah saW ha! yang Juga pentmg karena

dcngan Icrcukupinya kebuluila:1 maka lcrcapainya scbuah kcluarga bahagl:l akan mudah tcrcapal

Pada laporan penelitian hanya dlgambarkan bagaimana pelaksanaan U )Beara

perka\'I.'man ctnis Minangkabau dan Elms Jawa yang ada di Kola Sabang. Kota Sabang yang mcrupakan kola multietnik mendorong tcrjadinya perkawinan campuran !.epeni

perkawman antara elms Mmangkabau dcngan lawn, atau etnis Jawa cengan Minangkabau dan lain sebagainya. Namun suatu kenyataan bahwa ctnis Mmangkabau dan I::.tnlS Jawa yang telah bertahun-tahun bertempat lmggal dan sebagmn memang lahu

dan dlbl.:sarkan di kOla Sabang Icblh lcrbl:lsa mcnycbul dm mcrcka dt!ngun kala "orang

Saban~-

-Dalam pe:milihan Jodoh para Informan umumnya menyatakan tidak pemah

mcmpcnnasalahkan asal usul suku calon menantu yang akan dnenmanya mcreka Icblh mClllcntmgkan akhlak dan perilaku yang paik. Jadi meskipun mforman orang jaw~ lidak pcrnah memlkirkan harus Illcmpunyal menantu dan clnis Jawa juga. Demikl8n Juga dcngan kelompok etnis MlOangkabau bcbcrapa infonnan mempunyai pcndapal yang

sama d~ngan etms Jawa. "Kaml adalah orang Sabang Jadl kaml lkuli saJ3 lata ca -a dan kculasaa:l )8ng sudah berlaku dlsioi sejak dahulu··.

Uerdasarkan haltcrsebut, masyarakat Sabang dapat dlkatakan scbagal maSYlra!.;at

(24)

Pcrkawinan campuran yang sering dilal-ukan oleh warga Sabang bukanlah rnerupakan suatu hal yang bagi masyarakat dikatakan istimewa karena memang pada umu nnya

masyarakat melakukan pcrka.vinan campuran ini. Kendala yang dihadapl c.alam perkawinan campuran yang biasanya terjadi akibat perbedaan budaya sebisa mU:lgkin mercka hadapi dan menjadikan hal ilu bukan sebagai suatu kendala atau ma::alah. Sebagai masyarakat yang multietnik masing-masing etois telah mengetahui kekurttngan dan kelebihan etnisnya dan elnis lain, hingga mereka dapat menerima kcberadaan ernis lain dan menjalin hubungan yang bcrsifat akrab dengan etnis lain.

Pcrkawinan hampir tidak pemah merupakan scsuatu peristiwa yang hanya mcnyangkut dua Of8ng yaitu suami dan iSlri saJa. Oalam hnrnptr semua rnasyarakat )rang

yang mengambil prakarsa untuk Illcnikah adalah laki-Iaki. Dengan dCnltkian laki-Iaki ditumut untuk memenuhi syarat-syarat tcrtcntu, demikian halnya dalam masyaraka' kola Sabang Adapun syarat-syarat untuk dapat Illcnikah sepeni halnya seuap adat isuadat dan

berbagal suku bangsa salah satunya adalah ",as kawm.

Mas kawin adalah sejumlah harta yang dibcrikan oleh pihak laki-Iaki k'!pada

pihak perempuan (baik untuk gadis itu maupun untuk kerabat gadis itu), Pada a\lyalnya mas kawin mcrupakan bcntuk dari ganli rugi karcna pada masa dabulu apabila scJrang

percmpuan di bawa keluar dari kelompoknya karena turut ke dalam kelompok ~;uarni maka kelompok yang ditinggalkannya merasa dirugikan dan dikompensasi dengall mas

kawl1l (Koentjaraningrat, 1998: 101). Besar kecilnya lTlas kawin tcnlunya berbeda-beda yang terkadang ditentukan bcrdasarkan kesepakatan antara pihak laki-Iaki dan pthak

pcrcmpuan. Pcncntuan mas kawin terbC:ang discsuaikan dengan kedudukan, kepanlialan, kecantrkan dan usia si gadls. D.1lam agama [s:am mas kawlO memang merupakan salah

(25)

21

satu syarat sah menikah. Namun dalam Islam tidak ditcntukan besar kecilnya mas k,nvm Hu karcna hal Hu disesuaikan dengan kemampuan plhak lakl-lakl. Pada masyarakat kOla Sabang karcna berada dalam lingkungan Provillsi Nanggroc Aceh Darussalam maka mas kawln yang berlaku adalah emas dengan ukuran berat adalah mayam1 Ukuran hesar kecilnya mayam ini tidak ditentukan karcna disesuaikan juga dengan kemampuan ~ihak

laki·lak

i

Di kOla

Sabang ini besarnya

mas

ka\\1n pada

umunm

ya

antara 5

sampai

de

19an

10 mU)'£1m.

Scbelum menuJu kc jenJang perkawinan, pada umumnya masyarakat SaJang mengcnal )ang disebut telangke atau perantara yang merupakan orang yang dJlUlkan

baik lab-Iakl maupun percmpuan. Telal1$!,ke ini benugas melakukan pendekatan dC"lgan

kdunrga sang gadis untuk memberitahukan maksud dan ketngman I..cluarga sang

jJe1l1uda Pada masyarakat kOla Sabaug, fungsl lefallgke sudah mulal mcmudar bankall pada bcbcrapa pcrkawinall saal im sudah udaJ.. lagl mcnggunaJ..an Jasa 1i!f(III)!,kl'. 11, I mi l11ungklll terJadl dikarenakan ul11umllya pcrkawman yang terjadi d! Kota Sa bang acalah pcrkawman anlar etnis (campuran) dan pasangan tcrsebut sudah sepakat untuk mcmkah hmgga umumnya pihak keluarga laki-lakl langsung datang ke rurnah keluarga {:ihak waruta untuk melamar clan memberikan tanda rkalan.

Melamar dilakukan oleh pihak keluarga laki-Iaki dengan mendatangi rumah pihak keluarga perempuan. Pada saat neara melamar itu, disertai dengan aeara pertuna.l1gan drmana plhak laki-Iaki membawa barang yang akan dlberikan kcpada SI gadis se1:agal landa bahwa gadis tersebuI sudah diikat (sudah ada yang memiliki). Pada umumnya barang yang dlberikan berupa emas dan beberajA !tcl pakaian. Apabda salah satu dari

(26)

pasangan tersebut ingkar stau membatalkan hubungan terdapat sangsi yang mau tak mau harus dlikuti Apabila yang ingkar Itu pihak laki·laki maka seluruh hana hantaran (tanda) yang dlbenkan kepada si gadis pada aeara peminangan menjadi hangus dan tldak akan dikcmballkan lag!. Sedangkan apabila yang membatalkan atau yang IIlgkar ItU plhak

perempuan maka dia harus mcngembalikan hantaran

alau landa

yang dtbcrikan oleh

plhak

lakl-laki

dengan

nilai

2 kah

lipat

Suaru perkawinan dapat dikatakan hambar tanpa adanya

upaeaTa

perkawinan Hal 1nl dapa! dllihat dari perisuwa perkawinan vang sebagian bcsar dilaksanakan oleh S~llap pasangan di Kota Sabang. Dengan ad&.nya kansep budaya malu yang maslh kenlal akan mClllunculkan rasa tidak enak kc1uarga pasangrm pcngantm apabda hanya mCfI.::Slr .knn pcrkawman d] hadapan penghulu saja. Oleh karena itu sudah tcrtanam dl masyarakat

KOla Sabang bahwa mereka harus mengadakan sebuah upacara untu" meresrr.lkan

sekallgus mensosialisasikan perkawinan kepada masyarakat.

B. Pengaruh Budaya Aceh Dalam Perkawinan [tnis Jawa dan E,tnis

\1inangkabau

Upacara perkawinan biasanya diadakan sesuai dengan kesepakatan kedua bclah plilak, apabila pasangan tersebu( kcduanya berasal dari ctnis Aceh maka adal pcrkawinan

yang dmdakan adalah adat perka\llnan Aceh walaupun terkadang tldak st:.:cara sempJma

karena dlsesuaikan dengan kondlsi ckonoml Namun seandalOya pasangan tl!rs~but

bemsal dari I!tnis yang bcrbeda seperti etms Minangkabau dan Aceh maka upa:ara perka\\ lOiln 1l1crupakan percampuran antara M.inangkabau dan Aceh. Sedangkan apabila

(27)

yang mcnikah adaJah pasangan yang bcrasal dari emis Jawa dan Minangkabau. selain

menggunakan sebagian adat Minangkabau dan Jawajuga menggunakan adat Aceh Sl.!pt:rti

bennal, menggunakan pakaian Aceh dan menghidangkan makanan yang mcruJakan

makanan khas Aceh seperti gule kambing ditambah nangka, asam keeng dan lam· lam.

Penggunaan Identitas dan Clrl Aceh pada setiap pasangan yang memkah dima)..slIdkan

sebagal penghonnatan sekalib'11S menjunjung adat istiadat dacrah setclllpat Ilal telscbut bukanlah merupakan suatu kcharusan. namun ada semacam perasaan

t

ahwa

b.lgalmunapun yang namanya cm Acch harus digunakan walaupun hanyu sekc.:dar

pakalan pcngantin. Hal tersebut sesuai dengan peribahasa "dimana bumi dipiJuk jlsitu langn dIJunJung" dan sesuai dengan pcnuturan salah seorang mforman yang bcrasal dan etms Jawa

"Ketika saya memkah, saya diarak dengan iringan rebana dan salawat dan

ketika tiba dl kedlaman pcngantm perempuan Sa)3 dlsambut dengan kuda

lumping."

Dan pcnuturan informan tersebut di alas sangat jelas adanya percampuran budaya )aitu budaya Aceh dan budaya Jaws dalam upacara per\..awmannya.

Oalam menjamu tamu poloa 5;13t kenduri perkawman, umumnya dllakukan dengan

cam prasmanan. Namun untuk hldangan bagl plhak keluarga lakl-Iaki, nasi. lauk pauk dan kue-kue dihidangkan di atas ambal atau tikar yang lelah dlsusun dl ruang tamu atau

di dcpan pelaminan. Hidangan yang merupakan jamuan kenduri memlliki bcbcrapa

variaSl seperll gule Aceh yang terdlri dari dagmg dan nangka, gado-gado. sambal gureng kcntang, rendang, kerupuk, Iciur, ikan asam maills dan lam sebagamya. Vanasl ludungan

(28)

Makin Imggi tingkat ekonomi pihak perempuan makin banyak jumlah hidangan dan

makin bervanasi jenis hidangan yang disuguhkan.

Masyarakat Minangkabau yang ada di kOla Sabang Juga melaksanakan up<lcara pcrkawman pada umumnya dengan menggabungkan aolara dun kebudayaan yailu .-\ceh

dan Mmangl..abau meskipun antara ~edua mempelai tidak ada yang berlatar belakang

ctnis Mmangkaba

u

.

Seperti dituturkan olch

informan

pada

saat aeam

peSln

pcrb"

lIlan

anaknya berlangsung :

"B~san datang atau pcnyambutan besan dllakukan oleh kerabat debt )ao1;: umumnya juga sudah bercampur dengan etms Aceh, kemudian tetangga kanar km yang LU3-tua juga sebaglan adalah etms Aceh dan elnis Jawa, jadl kita pal-al f eara penyambulan ini ala Aceh atau ala Sabang sayajuga tidak tau iagi yang penlmg kll3 tClap mclakukan tradisi".(Bapak Raingm, 64 tahun)

Jib J...lta meiihat adat Minangkabau dalam u!'acara perkawinan tidak berbeda de 19an pclaJ...sanakan upacara adat elms lainnya_mem~unyai aturan dan tahap-tahap ,ang mcmerluJ...an waktu dan dana yang tidak sedikit Jumlahnya Adat Mmangkabau d.tlam pcrkawman seperti baralek (pc~ta amt), upacara babako (mcnJcmput baju pengant n dl rumah kClurunan dari pihak bapak), malam bamUl dan bmagak gala (memasang claun inai/memcrahl kuku dan pembenan geJar kepada marapulai/pcngantin lakl·laki), hakwam kUjI (khatam kaji AJ Quran), ml/lapel! atau manJupUlk maraplIlllI (melepas pcnganltn

aki-lakilmcnJemput) dan menJelaflK merlllall (benamu ke rumah mertua sctelah pesta usai) hamplr tldak pemah lagi dllaksanakan secara lengkap olch masyarakat mlllangknbau yang ada dl km Sabang.

Beberapa istilah dalam bahasa masth diketahUl t';lapI aluran dan lala :ara kcgiatannya tidak lagi begllu dipahami oleh mercka. lIal ini disebabkan bebe-apa mfonnan yang datang ke Sabang masa Jepang saat meiakukan perantauan maslh

(29)

25

tagolong berusla mudajadi bclum paham masalah ada! istiadat perkawinan. Masyankal yang rIl\!r.lntau pada masa sesudah kemerdekaanjuga mempunyal alasan tidal.: menglkutl

adal d. kampung halaman dengan alasan lIdak adaoya para mmk mama!.: dan pc.uah

negan yang paham betul men genal ada! istladat yang berlaku di kampung halamannya. Maka untuk mempermudah sekaligus sebagal penghonnalan kepada masyarakat di

daerah tempa! tinggalnya mercka lebih menggunakan adat secara nasional. Art nya

busuna temaJ..di oleh ada! Isuadat Minangkabau telapl pelaksanaan upacant ItU selldlri

jauh clan upacara adat. Malah Icblh didominasi oleh adat Acch, misalnya makanan rang

dis3Jlkan, cara pcnyambutan LamU. bara"lg bawaan yang disampaikan clari pihak pn.l ke pihak wamta, dan lain-lain.

C. Sikap Masyarakat Sabang Tcrhadap Perbejaan Budaya

Keanekaragaman budaya atau dalam kebudayaan senng Juga disebut dergan pluralitas merupakan cin khas bangsa Indonesia yang terdin dan banyak suku bangsa. Pluralllas terutama nampak dalam suatu masyarakat yang heterogen. Sikap plura Has dalam kehldupan suatu masyarakat yang hcterogen sudah pasti akan turut menentukan corak mteraksl yang ada dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Pada masyarakat Sabang. corak interaksi yang terjadi antara sulu bangsa yang iaw dengan suku bangsa lainnya maupun antar suku bangsa terjalin dengan baik. Walaupun penduduk di Sabang terdiri dan berbagai suku bangsa yang berbcda namun mcrcka tidak pernah salmg mendesak atau menakklukkan di aotara suku bangsa yang ada lial 1111

(30)

mcnycbabkan lidak ada ke\ompok suku bangsa tcnentu )'ang terdesak atau rn( rasa didesak oleh suku hangsa yang lain.

Secara Ideal pluralisme kl..budayaan beral1i pcllolakan kefanatikan. purbasargka, raSlsmc, dan penerimaan sikap meaghargai kebudayaan tradlsional orang lam (HavIJand.

1988: 290). Bentuk pluralilas kebudayaan dap<t kita lihat di Kola Sabang de 19an

penduduknya

yang

bersifat

heterogen dcngan bermacam-macam kebudayaan dan bahasa

serta rncmihki lradisi kebudayaan dan nilal-nilainya sendiri hidup sccara bcrdampllgan dcngall suku bangsa-suku bangsa lainnva. lIal ini tcrlihat yang mana suku bangsa hwa, Minangl..abau, Batak dan lamnya sebagai pcnduduk pcndatang yang mempunyal bahasa,

kcblldu)aan dan makanannya scndlri, namun mercka dapat mcnghargal I..cbud3\aan penduduk asll setempat dan hidup bersama dalam saw masyarakat yang plural is.

Kelompok-kelompok suku bangsa dl Kota Sabang daoa' hltjup secam bcrdampllgan

dan damal tidak terlepas dan peran setiap anggota warga masyarakat dalam memllpuk rasa kebersamaan dan mempunyai satu tujuan hidup sang c'amai sejahtera Daiam

mcncapal kehldupan yang seJahtera serta rasa aman dan damai juga tldak terlepas dan slkap masyarakat setempat dalam hat menerima kedatangan para pendatang, balk untuk bermukin maupun yang tidal< berrnukim di Sabang. Kehadiran berbagai keJompok iUku

bangsa yang awaJnya terjadi pada masa penjajahan membawa sikap terscndm bagi

pendudul.. ash seperti yang dlkemukakan oleh salah searang informan (RamI!, 64 tahun). ~Pada mulanya ketika orang luar datang ke Sabang, omng Aceh merasa ccma5.

Kece

masan

ini disebabkan karena pulau Sabang

ini

kecil

namull didalanskan

orang lain ke Sabang, sedangkan sawah dan ladang di Sabang tidak ada sehi 199a

spa yang akan kita makan nantinya di sini. Itulah pera5aan masyarakat di SaJang

(31)

Kceemasan yang timbul pada masa itu disebabkan pula kehadian berbagai suku

bangsa lerdm dari beribu-ribu Olang" yang berpengaruh pada soal pangan masyarakat.

Scml!ntara Itu pemcrintah Jepang mcngatakan agar masyarakat jangan berplklr ke amh

itu, telapl berplkir agar sekutu udak masuk lagi ke Sabang.

SeJalan dengan perkembangan. slkap atau eara berplkir masyarakat dalam

menerima kehadiran para pendatang dewasa ini sudah berpengalaman dan berpandangal1

IU35. Mercka berprinsip apabda orang yang datang ke Sabang ml membawa salU ra1mat

kepada masyarakat Sabang. maka tidak ada masalah asalkan Jangan mcmhawa

kemelaratan seperti mclakukan suato perbuatan yang mela:1rgar susila alall syanat Islam

di Aceh

ApabJla kita berbicara tentang pluralitas dalam l11(1syarak"t maJcmuk. maka Idak

1~r1~pas dan masalah etnosentnsmc. Mcnurut lIavlland (1988: 292) Clnoscntnsmc Il1crupakan masalah bcsar y::llg. mclckat pada pluralitas I..cbudayaan, yaitu kcpercayaan

bahwa kcbudayaan sendin Icblh balk daripada semua kcbudayaan lam. Leblh I;\njut

Hav!land mengatakan bahw'''' dalam bentuknya yang nomlal, etnosentrisme mengacu

pads perasaan positif seseorang tentang kebudayaannya sendin dlmana fungsl perasaan

adalah mcmperkuat ego seseorang dan ikatan sosialnya kepada kelompoknya.

Pada masyarakat kota Sabang etnosentrisme tidak terjadi. Dalam kehid'lpan

masyarakat setiap suku bangsa dan kebudayaannya tidak pemab bcrusaha

menyebarluaskan kepercayaannya pada kebudayaan lain. Setiap kelompok suku bangsa

di samplng mempunyai kebudayaan sendiri juga dapat menenma budaya lain serta capat

mellghargal budaya masyarakat asli setcmpat schingga kesejahteraan masyalakat

(32)

mu.s.dah-masalah S05131 scpeni kctJdaktcnangan scrta pennusuhan. SCliap masyarakat berusaha

melthat bahwa setiap orang yang satu lcrikat pada yang lam karena saling bcrhubungan.

Kcdatangan berbagai kclompok masyarakat ke kota Sabang yang mcnyebabkan

masyarakat di Sabang sangat heterogen pada awalnya dimulai pada masa kelomal Bclanda Pada masa ini didatangkan bcrbagal kelompok masyarakat, balk yang bemsal

dart

lawn

maupun

daerah-daerah

lamnya

di Indonesia. Mcreka bekerjn

scbag31

buruh

pada pcrusahaan Belanda yailu Sabang Maskapai yang dlkoordinir oleh pemc:nntah

8clanda Kclompok nrasyarakat ini didatangkan olch Bclanda scbab pada Illata itu

masyarakat di Sabang sangal scdikll Sclain faklor di alas. kcdatangan bcrbagai J..clompok

masyaraJ..al Juga disebabkan karena lLIJu3n untuk mencan suatu pcnghidupan sepcrtt yang

dikalakan olch salah seorang Informan (Dj afar. 69 tahun):

"Pada tabun 1905 orang tua saya datang dan menetap dl Sabang penama kali dengan tujuan mencan nafkahJpenghldupan. Pada masa

itu

ada perusahaan Sabang Maskapai dan orang tua saya bekerja dibaglan dok sebagai peny!lam.

Pada masa itu penduduk sudah bcrcanrpur dimana ada vang berasal dan lawa,

Nlas, Arab vang scmuanya didalangkan oleh pemerintah Belanda. Bagi keloTIpok

l1lasyarakat tersebut tidak ada pemisahan tcmpat mereka benempat tinggal (la lam

satu wtlayah yaitu kongsi yang dianggap sebagai asrama peJabuhan, kccualt .)rang NI<!.S bertempat tinggal di tangsi Nias".

Selclah kemerdekaan bcnambahnya jumlah pcnduduk pendatang dlmoLivasl oleh

dorongan karena lahan di daerah asal sudah mulai berkurang dan tidak subur Jagl sena

mala pcncaharian yang tcrbala5. Scmentara ilu mereka bcranggapan bahwa dl

Se

bang

lahan maslh banyak. SelanJutnya kedatangan berbagai kelolllpok masyara"-at terJadl pada ma<.;n cra pcJabuhan bebas (/reeporl) pada tahun 1973 Umumnya ked3tangan Itll!reka

didorong oleh faktor ekonorni. Dalam era im duandai dengan peningkatan ckonoml yang

(33)

29

bCfusaha mencari penghidupan di Sabang. Dalam perkembangan selanJUlllya kedarangan

berbagai kelompok masyarakat juga disebabkan oleb perkembangan Sa bang sehagai

dacrah pariwisata yang menyebabkan kedatangan penduduk pendatang bail. yang

rncnctap ruaupun musiman. 01 samping hal-hal d, atas kedatangan orangorang kc S<lhang

disebabkan pula karena pekerjaan sebagal pcgawai negeri yang menycbabkan mi~rt:ka

pindah ko daerah

ini.

Kedatangan berbagal keJompok masyarakat di Sabang ini menyebabkan ITII!reka

hjdup mcnyatu seeara berdampingan dengan kelompok masyarakat lain. Untuk itu ~cljap

kciompok masyarakat ini hanr~ mengadakan interaksi antara satu dengan yang la nnya

untuk membentuk kerjasama yang didasari karena adanya persamaan kepent ngun

mcrcJ...a dan sebagai makhluk 'iosJal sudah pasti mcreka memiliki pcrasaan 5aling

mcmblltuhkall sehingga seLagai makhluk sosial mcrcka perlu mengadakan inttraksi

lItlluk rn~ncapai suatu kchidupan yang damai sCJ3htera.

A6rar tercapainya suatu kehidupan yang damai sejahtera tidak terlcpas daei .>eran

para anggota masyarakat dalam mcmuplIk dan mcmbina east! kcbersamaan dl kalungan

mcreka. Walaupun menllhkl lalac bc1akang yang berbeda baik budaya m3upun agama

namun dlantara mereka tedalin sualu hubungan yang baik dan mercka juga !.aling

mcngilargai budaya setiap suku bangsa umumnya dan budaya penduduk asli khusL.snya.

Hal ini tercermin dalam penjelasan salah seorang infonnan (Ramli. 64 tahlm),

"Pendapat orang di Sabang irti maupun dimana~ntana di setiap daerah sama saja. Negen

ini

Indone

sia

punya, siapa saja orang Indonesia bisa datang

dan

tingsal

di

!>In! bersama penduduk asli Sabang. Akan tClap! jangan lupa Sabang ini lllccupakan kampung kaml (orang Aceh). Indonesia negeri kita, namun Sabang adalah kampung kami. Oleh karena itu siapa saja yang datang ke Saballg in;

hormatilah kampung ini, orallg~orang ash yang ada di kampung inl. Kepada para

pt!ndatang tidak ada masalah. Akcn tClapl kami Ildak akan mclcpas I..nlllpung

(34)

horunaulah cara kanll orang Acch Itulah pcndapat masyarakat 11 Sabang, 1nl

kampung saya, negen klta bers3m3. Jadi budaya Aceh tctap dominan"

Dcngan kesadaran dan salmg menghonnati di antara warga masyarakat yang

berbcda bUlk suku bangsa, bahasa dan agama "amur masing.masmg suku bangsa tcr:icbut

tidak IllcnonJolkan daerah asalnya dan mereka saling mendukung sehingga d!llam

kehldupan bennasyarakat udllk pemah terjadl bcntrokan dan kehidupan bemlnsyarakat dapal lerelpta secara damal

S\.!fXl11 yang telah dlJclas!...an di alas, pcnduduk kola Sabang sangat hl.!tcrogl.!n atall

disebut masyarakat majemuk (p11lral SOCiety) Mayontas pcnduduk bcrasal dan Aceh

sebagal pcnduduk asli dan lainnya berasal dari Ja\'y'a, Minangkabau. Bata!.. serta suku

bangsa lamnya sebagai pcnduduk pendatang. Kedatangan berbagai kclompok suku

bangsa 1111 dl l..Ola Sabang dlperhadapkan dengan kelompok suku bangsa Aceh sehagul

pendudul.. aslJ sudah barang tentu terjadinya jalinan hubungan atau mteraksl dl a1tara

mereka

Suatu mteraksi sangat rapat hubungannya dcngan struktur soslal l11as) arakHt nu

sendln Bila struktur soslai masyarakat itu telah mantap maka mteraksl antara anggota

masyarakatnya akan membcntuk suatll kch,dupan yang harmoms. Di kota Sabang )ang

mana pcnduduknya yang terdin dan berbagal suku bangsa baik sebagai pcndudu~ asii

maupun pcndatang dapat hldup sating honnat menghormati, bekerJasama seC3ro.

harmollls lnteraksi antar pcnduduk asli Jcngan pendalang di Sabang sang:.tt balk s(kali.

Walaupun mcreka mempunyal perbedaan dalam adat istiadal. tempi kt:mudlan m(~reka

dapn! mcnenma suatu kebersamaan untuk meningkatkan tarar hidup mcreka tnaka

(35)

31

mercka bckerja secara bersama-sama. Oalam kchidupan masyarakat mcrcka sl,dah rnenyatu sehmgga tidak ada perbedaan sepeni yang dikatakan oleh salah sec "ang

inform<lll (DJafar, 74 tahun),

"Kna ini orang lnd~nesia tidak ada lagi menyebut karuu orang Jawa. orang Aceh, tClapl orang Indonesia

Te~Fllmllya

interaksi yang

baik

diantara anggota masyarakat

satu

dengan

yang lalll

menycbabkan sikap-sikap saling tertutup dan berprasangka yang mcrupakan ketegallgan dalam masyarakat dapat dihindarkan. Interaksi yang lcrjadi antara penduduk pendalnng dipcrhadapl dengan penduduk ash tentunya ada faktofwfal..-tor tertcntu yang men. alin interaksi antara mereka berupa kegiatan mata pencaharian organisasi sosial dl lingkulIgan temp;}! tinggal perkawinan, keagamaan dan bahasa.

Dalam aspek mala pencaharian hidup yang dilakukan oleh seseorang dlllam memcnuhl kebutuhan hidupnya tidak mungkin dapat dilakukan seorang dlri lanpa mempLlllyal pringan hubungan dengan orang lam dan tidak terbatas di lingkungan telOpat tinggalnya. Pada masa kolonial Belanda terlihat bahwa berbagai kelompo\.. suku ba 19sa di Sabang. mata pencahanannya ad31ah sebagai buruh pada perusahnan maskapal Belanda Interaksi terjadi karcna mcreka 5ama-S3ma scbagai buruh mercka mHasa senasib dan sepenangungan. Apalagi padJ

masa

ini kelompok-kelompok suku ba'gsa sudah bercampur atau tidak ada pcru~ahaao tcmpal untuk bermukim. Tempat bcmlUkim dalam satu wilayah ini memebabkan terjadmya interaksi dan dlJadikan sebagai sarana kOll1unikasi antar suku bangsa terscbut. Dengan sarana tersebut mereka dapal Sltling berintcraksl dan bantu-membantu bila manghadapi kesulitan-kesulnan. Walaupun mereka

(36)

karena sllal yang ada dl dalam din setiap manusi<.a bahwa mercka mempl nyai kocenderungan untuk hidup bennasyarakat dan berkelompok secara aman dan d Imai serta mgtn mencapai kebahagiaan. Selain itu daJam aspt:k mata pencaharian hdup sekarang im terlihat bahwa berbagai kelampok suku bangsa di Sabang 1131a pencahanannya adalah sebagai pegawai negeri, pedagang. dan sebagainya. Inte~aksl

terJ3di karena sebagai sesama pekeJja dan juga disebabkan ad£.nya saling mengisl dllam pemenuhan kebutuhan hidup mereka.

Dalam kegiatan organisasi sosial di Sabang terlihat adanya kerjasama anggota masyarakat dalam berbagal aspek SCpertl ansan, PKK. karang taruna yang mcllbHlkan sctiap anggota masyarakat. Keglatan pemuda pacta urnumnya lebih diarahkan pada keglatan pramuka. Dilain pihak kegialan olah raga juga mempunyai peranan dalam membma hubungan di antara masyarakat seperti kcgialan bola volley, bola kakl dan scbagal1lya. Dalam kegiatan argalllsasi ter!:ebut berbagai macam kelompok mas\·arakat bcrkumpul schingga dapat lerclpla suatu Jalinan hubungan yang baik antar warga masyarakat.

SelanJutnya interaksl yang dlakibatkan a[ch perkawman adalah terJadmya perkawman campuran antar suku bangsa (amalgamasi). Sedangkan hal-hal yang bcrhubungan dengan perkawlIlan ideal dan pembatasan Jodoh dalam masyarakal tidak lagl tJapal ddakukan sepenuhnya. kan:na masyarakat di Sabang mcrupakan campurall dan bcrbagal suku bangsa. Dengan kcma!cmukan masyarakal sepeni itu perka\,man call1puran sudah banyak tCrJadl. Pada prinsipnya \valaupun mcreka dan suku bangsa yang

(37)

33

bcrbeda melalui perkawinan mereka Juga dapal mcnJahn hubungan dan hidup bcrsama dalam salll runah tangga.

Pclaksanaan perka\\1nan campuran dl Kola Sabang dapat dibedakan alas perkawman antar suku dan perkawman scsama suku. Perkawinan yang umum terJadi adalah perkawinan antar suku. Perkawinan antar suku yang sering terjadi di Saballg lui adabh Imsalnya antara orang Aceh denan Jawa orang Aceh dengan Mmangkabau •• )rang Jawa dcngan Minangkabau dan sebagamya. Perkawinan campuran ini lerJadl secara limbal balik seperti perkawman anlura lakl-Iaki Aceh dengan perempuan Jawn a!~ upun scbaliknya Perkawinan campuran sepeni lOi udak sclamanya mengorbankan scmu: adal yang bcrsangl-..utan, ada kalanya perkawmail dilangsungkan dcngan mcnggabungkar adal

keduanya Namun umumn)-a sebelum dilangsungkannya perkawman dmdakan dulu

pcnnufakatan anlar kedua keluarga vang bcrsangkulan. pennufakatan dilaksattakan sccara damai namun kebanyakan diambil secara adat Aceh. ini discbabkan karena adat alau I-..chudayaan yang leblh dominan til Sabang adalah budaya Aceh Wait upun kclolllpol-..-kcJompok suku bangsa yang b.:rdapat dl Sabang 101 mlsalnva SUKU b,mgsa

MlnangJ...abau melakukan adat ISlladalnya namun terbaur juga dengan adat Aceh Akan le13pl ada Juga diselipkan aldal Minangl-..abau (clapi sudah dikombinaslkan Scpcm yang diungkapkan oleh seorang IOfonnan (Ramli. 64 lahun):

"Sewaktu saya menikahkan anak saya dengan orang Jawa. pelaksanaan perka\\'lnan rang dllakukan domman secara adat Acch namun ada juga mcmakai adal Jawn

)<1110 pelaksanaan upacara mandi dengan menggunakan adal Jawa. Jad! pelaksanaan

perkawlOan dilakukan secara berbaur".

Percampuran budaya yarg lerjadi mC:'1)ebabkan dalam pelaksanaan upacara pcrkav .. 'man tldak ada yang asl!, semuanya berbu.ur sehmgga daJam upacara perkawtnan

(38)

diadakan pc:uscjuek secara adat Acch clan juga diadakan gagar mayang secara adat hW8. Perkawman campuran yang terpdi seperti ini tidak ada masalah bagi setlap keJompok

masyarakat Pada dasamya sellap masyarakat berprinsip kalau sudah salll1g kenaJ maka

sudah mcrupakan kodrat Tuhan. !-/al-hal dl alas menyebabkan 5ukUlsme I..clompol.. suku

bangsa Icrscbut mcnghilang, sehmgga menjadikan kehidupan masyarakat dl KOla Sabang

Itu aman

dan

lenteram. Antara satu

suku

dengan suku

lain

tldak pemah ada ~nt'okan

kart:na sudah bersatu sepertl Icblh lanjut dljelaskan oleh (Ramh, 64 tahun):

"Masyarakat di KOla Sabang sudah bersatu dan tidak ada bentTokan, anak-anak

h.3\ ... '11 dengan suku Jawa, Batak. dan sebagainya. Jadi mlsalnya apabda Dr8ng Acch marah dengan orang Batak sedangkan menuntunya orang Batak bagalmana pula la bisa marah. Dengan demlkian tldak ada lagi berblcara masalah beda suku

d, Sabang ini".

Hal d, atasjuga dipe:negas old infonnan (Poniman, 65 tahun),

"Antar suku tidak pemah ada benlrokan. Saya orang Jawa, anak sa)a kawm d~ngan orang Aceh. Minangkabau, udak ada masalah Jad\ kallll sudah

knar-bcnar satu bangsa satu bahasa di Sabang mi".

BenlUk perkawinan yang lain adalah perkawinan secara saru SUkll Pcrka\\lIIan s~macam 1nl sceara adat tidak masalah kar~na lidak ada pcrbl!daan ada!. Apablla [i:rJadl perkawman anlara orang Aceh dengan orang Aceh. maka pelaksanaan perkawlIlan

scpenuhnya sccara adat Aceh. Namun apabJla pc:rkawinan sesama suku dl luar .\ceh. umumnya pelaksanaan perkawman dilakukan secara berbaur yaitu di sampmg mer1akai

adat suku yang bersangkutanJuga memakai adat Aceh. Bcntuk-bentuk perkawtnan di alas

umumnya adalah perkawman yang satu agama, sedangkan P'!rkawman anlar agama

jarang ti!l)adl

Dan segi aspek keagamaan, lII~eraksi terjalin dengan balk. walaupun antara

(39)

35

Budha dan rnayoritas Islam, namun hal ini bukan merupakan penghaJang bagi me -eka

daJam bennteraksi. Kehidup.11l keagamaan d. Kota Sabang telah terbina, me"eka

mellJalnnk.an agamanya masing-masing tanpa mencampuri agama lain. Keadaan !-erta loieransl agama antar penganumyu dapal dikatakan memadai, hat 1nl discbabkan Jteh

karcna penduduk Sabang lebih heterogen baik dilihat dari suku bangsa maupun agamanya. Antar pemeluk agama sama-sama saling menjaga, menghargai dan men. aim

hubungan yang baik. Antar perneluk agama juga tidak pemah mengganggu aktlvltas dari masmg-rnasmg agama balk yallg Illcnyangkul ibadah muupun yang bubn kcglalan

ibadah.

Bcgitu pula dilihat dad aspek bahasa, bahasa di dalam kehidupan masyarakat mcmpunyai rungsi utama sebagm alat intcraksi sasial. Bahasa tidak dapal dlplsahkan dari kcllldupan budaya manusia., karena antara bahasa dan budar'a ada scmacam hubuJll!.an timbs! bahk. Bahasa merupakan salah salU hasil budaya manusia sedangkan bu,jaya manUSta banyak yang dipengaruhl oleh bahasa. Dengan perkataan lain dapat dtkatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. 01eh karena bahasa merupakan alat pcnting untuk komunikasi dalam suatu kehidupan masyarakat, pemeliharaan, pcnycbaran serts penmg).;atan aspek dan nilal hakiki dari budaya bangsa, oleh karena itu bahasa

senllg dlsebutkan sebagai faktor domman dari kcbudayaan.

Seliap individu 5eJak lahir bcrada dalam kelompok dlmana ia hidup, dibcsarkan dan berkembang. Setelah seseorang dewasa melalui pergaulan. senngkaJi berada di luar

kelol11poknya sendiri dan Itngkungall akall banyak mcmpengaruhinya. KelompoJ.. sdain

mempunyai bentuk cin. identitas tersendiri. juga mempunyai bahasa "asllhan kclompok".

(40)

berkembang adalah bahasa dari kclompoknya keberadaannya di War kclompok

~ata"anlah dtsebahkan keperluan pendidt"an :Hau pekcrJaan. menghamskan mdlVldu

terscbut mempclaJan. mengetahUi dan L.::cmudlall mcmpcrgunakan bahusa d, luar kelompok bahasa "awalnya" (T. A Ridwan. 1989. 152).

Pola komunikasi antar suku pada masyarakat KOla Sabang aclalah

mempergunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang pIling domman dalam kchidupan masyarakat. akan IClap' adakalanya sewnktu m(:reka bcrkOJllumkasl dengan sesama sukunY8 mereka mempergunakan bahasa 8\valnya alaU

bahasa daerahnya scndiri. Namun tidak scmua saku melakukannya. ada juga anlnr se:;.a.ma suku mereka dalam berkomunikasl juga mcmpergunakan bahasa Indonesia. Se<rang

l(lloman (Pomman, 65 tahun) mengatakan:

"Budaya kesukuan pada tingkat anak sudah mulai luntur, bahkan bahaS2 Ibu antara hisa dan tidak bisa. Sepeni saya mengeni bahasa Jawa, tet~pl udak la lcar. Schingga Icbih balk mempeq,'llnakan bahasa Indonesia saja"

Seorang mfonnan lainnya (Katlmm, 74 lahun}juga menjelaskan,

"Bahwa udak ada dl3jarkan bud3ya kelompoknya ataupun budaya d. luar

kelompoknya Namun mcreka dengan sendmnya mengela~ul bahwa budaYl ltu ada. Misa Inya .apabJla ada yang bcrblcara melllpergunakan bahasa 3w3.1 at3lpun bahasa di luar kclompoknya. maka mcreka mengerti akan tClapi jika SJdah berkumpul dan berbaur tClap mcmpcrgunakan bahasa Indonesia".

Oan paparan d. alas. bahasa IndonesJa merupakan bahasa yang l.lZIm

dlpergunakan oleh anggota masyarakat dalam bcnnteraksl. Penggunaan bahasa daerah hanya dipergunakan dalam bcnnlcraksi dengan sesamanya saJa. dl samping !tu ada puis dalam berinl~r'dksi dcngan sesamanya mempergunakan bahasa Indonesia. Walaupun

demikian umumny.a mcreka masih mengenl bahasa daerahnya. hanya saJa dalam

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Seksi Pendaftaran Tanah dan Kepala Sub Direktorat Agraria atas nama Bupati atau Walikota Kepala Daerah menandatangani buku tanah tersebut dan menerbitkan salinan buku tanah

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

Dari proses belajar yang dilakukan pada awal pertemuan sampai dengan pertemuan keempat dapat disimpulkan bahwa penerapan STAD kolaborasi edmodo dapat

Beragamnya suku di desa Patila bukan alasan bahwa perbedaan itu akan memberikan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik, mungkin ada sedikit hal yang terjadi dikalangan

Kondom tidak dapat diterima dengan alasan kondom tidak nyaman digunakan pada saat hubungan seksual, sedangkan germo, yang berada diposisi terbaik untuk mendorong penggunaan

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kedua subjek mengalami masa sulit pada awal perceraian orang tuanya, namun seiring berjalannya waktu dan dibantu

harga gabah adalah model hybrid ARIMA (0,1,[12]) BP dengan struktur jaringan 5-14-1 dengan transformasi mean-standar deviasi pada preprocessing dan fungsi aktivasi

Padding  adalah  sebuah  properti  untuk  mengatur  jarak  pisah  antara  tepi  suatu  elemen,  satuannya  adalah  pixel.  Padding  ini  dimiliki  oleh  semua