PENERAPAN METODE KOOPERATIF STAD KOLABORASI EDMODO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER DI
SMK TARUNATAMA GETASAN KABUPATEN SEMARANG
Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Suherni (702010094)
Ir. Christ Rudianto, MT. Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
PENERAPAN METODE KOOPERATIF STAD KOLABORASI EDMODO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER DI
SMK TARUNATAMA GETASAN KABUPATEN SEMARANG
1)Suherni, 2)Ir.Christ Rudianto, MT., 3)Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc. Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)702010094@student.uksw.edu, 2)xrudianto@yahoo.com 3)widya.damayanti@staff.uksw.edu,
Abstrak
The low scores of students’ learning outcomes of the computer system’s subject in the vocational school of Tarunatama (SMK Tarunatama) become the background of this
study. This can be seen from the average of their daily tests which show that 43% of the
students have not passed the minimum standard score as their scores are under the
Minimum Standard of Learning Mastery at the school that is 80. The purpose of this
study is to observe the influence of the learning models of Student Teams Division
Achievement (STAD) which is aided by Edmodo toward students’ outcomes of the computer system’s subject of the 9th grade in SMK Tarunatama in Getasan, Semarang Regency of the first semester in 2014/2015 Academic Year. This study applies the quasi
experimental system with the design model of nonequivalent control group design. There
are 28 students used as the samples in the experimental group and 26 students used in the control group. The results of this study shows the average of the students’ learning outcomes in the experimental group are higher than the control group. The improvement
of the experimental group is 36,11% whereas the improvement of the control group is
29,46%. The value gap between the experimental group and the control group is 6,49%.
During the teaching and learning process, the students can accept the individual
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana
differences which are seen from the group work. Moreover, they also can elaborate their
social skills.
Keywords: Edmodo, STAD cooperative learning method, learning result
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer di SMK Tarunatama
melatarbelakagi masalah dalam penelitian ini. Nilai rata-rata ulangan harian siswa tidak
sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), yaitu 80. Sebanyak 43%
siswa tidak memenuhi SKBM. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan edmodo terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Komputer kelas XI TKJ di SMK
Tarunatama Getasan Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan quasi eksperimenttal research dengan model desain
nonequivalent control group design. Sampel yang digunakan pada kelas eksperimen
sebanyak 28 siswa dan kelas kontrol 26 siswa. Hasil penelitian menunjukan rata-rata
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Peningkatan rata-rata untuk kelas eksperimen 36,11% dan kelas kontrol 29,46%. Selisih
nilai kelas eksperimen dan kontrol adalah 6,94%. Selama proses pembelajaran, siswa
dapat menerima perbedaan individu terlihat dari kerjasama kelompok dan dapat
mengembangkan keterampilan sosial.
Kata Kunci : Edmodo, Student Teams Achievement Division (STAD), Hasil Belajar
1. Pendahuluan
dalam dirinya. Padahal guru harus melibatkan siswa dalam proses belajar, memastikan mereka bisa memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan mereka. Siswa lebih aktif berperan membangun pengetahuan mereka dengan belajar mengalami sendiri seperti melibatkan siswa dalam sebuah diskusi [2].
Hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran di SMK Tarunatama jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) menemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer kurang memuaskan. Hal tersebut dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yaitu 43% siswa belum tuntas dan tidak sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) pada sekolah yaitu 80, apabila hasil belajar siswa <80 maka siswa tersebut dinyatakan tidak lulus (remedial). Dari 54 siswa yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas TKJ A 28 siswa dan kelas TKJ B 26 siswa,
yang memperoleh nilai ≥80 (lulus) adalah sebanyak 31 siswa (57%) dan 23 siswa (43%) memperoleh nilai <80 sehingga harus mengikuti pelajaran remedial. Rendahnya hasil belajar siswa diduga karena kurangnya minat siswa untuk mempelajari pelajaran sehingga kesulitan memahami konsep-konsep akademis karena penyajian materi dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru hanya terbatas pada model konvensional dengan metode ceramah.
Hasil belajar merupakan hal yang penting karena menentukan keberhasilan suatu pembelajaran yang ingin dicapai. Hal itu berarti guru harus benar-benar pandai memilih model pembelajaran yang akan dilaksanakan dan pemilihan media yang variatif. Tentu saja model yang dipilih harus sesuai dengan materi pembelajaran serta siswa yang menjadi sasaran pembelajaran tersebut agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tanpa remedial. Walaupun pada akhirnya harus ada yang remedial, jumlahnya tentu harus dikurangi.
seperti keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Alasan memilih STAD karena memiliki kelebihan yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dapat meningkatkan kreativitas siswa, dapat mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain, dapat menyakinkan dirinya untuk saling memahami satu sama lain. Selain pembaharuan model pembelajaran, pada penelitian ini menggunakan edmodo sebagai bantuan media yang mendukung
dalam proses pembelajaran menggunakan STAD. Edmodo merupakan
pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS) dengan elemen sosial yang menyerupai facebook sehingga guru dan siswa dapat terhubung, berkolaborasi dan berbagi konten seperti guru dapat mengirim materi, tugas dan kuis kepada siswa dan siswa dapat mengunduh materi dan mengirim tugas.
Sehingga penerapan STAD kolaborasi edmodo diharapkan siswa menjadi lebih tertarik
dalam pembelajaran.
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Rini di SMK Negeri 1 Stabat menunjukkan bahwa di kelas eksperimen hasil belajar Fisika mengalami peningkatan dari rata-rata pretest 37,1 menjadi 78,8 dalam kategori baik [3]. Penelitian yang dilakukan oleh Fathoni tentang Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK
Perindustrian Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan hasil nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 58,29 meningkat menjadi 75,33 setelah diberi perlakuan [4].
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang perbedaan hasil belajar siswa di SMK dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Sedangkan perbedaan dari penelitian terdahulu dan yang dilakukan adalah jenis mata pelajaran dan responden siswa yang berbeda serta media yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 1. Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Yang Dilakukan
Peneliti/ Tahun Mata Pelajaran Responden Metode Media
Fathoni, 2011 Otomotif SMK Kelas X STAD -
Rini, 2013 FISIKA SMK Kelas X STAD Macromedia Flash
Suherni, 2014 Sistem Komputer SMK Kelas XI STAD Edmodo
Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan yang positif, saling tatap muka, setiap individu bertanggung jawab, adanya komunikasi antar kelompok dan evaluasi proses kelompok. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya sehingga seluruh anggota diharapkan mampu untuk memberikan peran aktif dalam kegiatan kelompok [5]. Sementara tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa [6].
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda [7]. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa dalam anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis [8].
Pembelajaran model kooperatif tipe STAD memiliki beberapa komponen utama yang menjadi dasar dalam setiap pembelajaran yang menggunakan tipe ini. Komponen STAD adalah sebagai berikut [9]:
2. Tim. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Tim terdiri dari empat atau lima orang siswa yang mewakili seluruh bagian dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas.
3. Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode guru memberikan presentasi dan siswa sudah melakukan satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual.
4. Skor kemajuan individu. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini.
5. Penghargaan tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
Penerapan cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran TIK secara garis besar dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 2. Fase-fase Penerapan Cooperative Learning STAD [10]
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2 Menyajikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing kelompok belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5 Evaluasi kelompok dan kuis individu
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu kelompok
Tabel 3. Perhitungan Perkembangan Skor Individu [9]
No Nilai Tes Skor
Perkembangan
1 Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin
2 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin
3 Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4 Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5 Pekerjaan sempurna (tanpa melihat skor dasar) 30 poin
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh apabila skor rata-rata siswa mencapai kriteria pada tabel 4. Menghitung skor kelompok dilakukan dengan cara membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor kelompok tersebut.
Tabel 4. Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok [9]
No Rata-rata Skor Kualifikasi
1 0< N < 5 -
2 6< N < 15 Tim baik (Good Team)
3 16 < N < 20 Tim baik sekali (Great Team)
4 21< N < 30 Tim istimewa (Super Team)
Pada tabel 4, keterangan dari N adalah nilai siswa dengan rata-rata skor
21≤N≤30 termasuk dalam kualifikasi tim istimewa (super team), rata-rata skor
16≤N≤20 termasuk dalam kualifikasi tim baik sekali (great team), rata-rata skor
6≤N≤15 termasuk dalam kualifikasi tim baik (good team) dan rata-rata skor
0≤N≤5 tidak memilik kualifikasi.
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan guru.
keperluan pembelajaran dan merupakan sarana fisik menyampaikan materi pelajaran [12].
Edmodo adalah sebuah platform pembelajaran sosial untuk guru/dosen,
siswa/mahasiswa maupun untuk orangtua/wali yang dikembangkan sekitar
2007-2008 oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara yang merasakan kebutuhan untuk
berkembang di lingkungan sekolah/kampus untuk mencerminkan bahwa dunia yang semakin global sehingga perlu keterhubungan [13]. Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi kebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan. Edmodo merupakan pembelajaran berbasis Learning Management System (LSM) dengan elemen sosial menyerupai facebook sehingga guru dan siswa dapat terhubung, berkolaborasi dan berbagi konten seperti guru dapat mengirim materi, tugas dan kuis kepada siswa dan siswa dapat mengunduh materi dan mengirimkan tugas. Edmodo memiliki fitur yang khusus untuk mendukung kegiatan pembelajaran [14]. Fitur edmodo yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa adalah Assigment, File and Links, Quiz, Polling, Gradebook, Library, Awards Badges, dan Parents Code. Manfaat fitur edmodo dalam penelitian yaitu guru dan siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang akan datang, balasan terhadap notes yang diposkan, alerts dan pesan pribadi dari guru dan siswa. Untuk guru dapat melihat apakah ada notifikasi jika ada anggota baru bergabung, guru yang ingin berkoneksi, jika ada tugas tersedia dalam waktu dua minggu dan menunggu untuk dikerjakan. Siswa juga dapat melihat notifikasi nilai yang sudah diberikan oleh guru terhadap tugas yang telah dikerjakan.
Media edmodo digunakan dalam penelitian ini dengan mengikuti kriteria pemilihan media, yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi, (3) praktis, luwes, dan bertahan dapat dipergunakan di mana pun, kapan pun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana [15].
tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya [17]. Untuk mengukur bukti keberhasilan siswa setelah mengalami proses belajar digunakan alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Bentuk hasil belajar yang diukur oleh sekolah pada umumnya berdasarkan Peraturan Pendidikan Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenikan kelas [6].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment research dengan menggunakan nonequivalent control group design. Quasi
experimental research merupakan eksperimen semu yang melibatkan penggunaan
kelompok subjek utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas [20]. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sama-sama diberikan pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik [21].
Penelitian ini dilakukan di SMK Tarunatama Getasan dengan mengambil kelas TKJ A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa dan kelas TKJ B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Pengambilan sampel dilakukan cara cluster random sampling. Teknik ini dipilih karena peserta didik berada pada tingkat yang sama yaitu kelas XI, semester yang sama dan diajar dengan kurikulum yang sama oleh guru yang sama pula. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XIA sebagai kelompok eksperimen yang akan diberikan treatment atau perlakuan dengan penerapan STAD kolaborasi edmodo. Sedangkan kelompok kontrol adalah siswa kelas XIB yang tidak
mendapat perlakuan.
mengetahui pendapat siswa setelah diberikan perlakuan STAD kolaborasi edmodo. Pada penelitian ini angket digunakan untuk memberi informasi tambahan dalam mengukur keberhasilan pemberian perlakuan.
Tabel 5 berikut menunjukan aspek-aspek yang diamati dalam observasi sebelum pemberian perlakuan disertai dengan hasil pengamatan.
Tabel 5. Hasil Observasi Secara Keseluruhan
Aspek yang
diamati Keterangan
Model-model mengajar guru
Model mengajar guru terkesan santai dan terkendali. Cara mengajar guru tegas, namun disisi lain juga interaktif mengajak siswa bercanda. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di kelas, jika ada kelas praktikum siswa diarahkan ke ruang laboratorium. Pembelajaran diawali dengan penjelasan materi yang kemudian dilanjutkan dengan penugasan latihan soal. Metode yag digunakan adalah metode ceramah. Dalam penugasan tugas praktik siswa diberikan soal berupa lembaran soal. Namun saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru. Mereka mendengarkan musik video, bermain game, atau membaca artikel yang mereka anggap lebih menarik. Ketika pelajaran telah usai, hal yang diterapkan oleh guru adalah ketertiban, keteraturan, kedisiplinan, kerajinan, dan kerapian. Buktinya adalah dengan menginstruksikan siswa mematikan komputer, kemudian mengembalikan kursi ketempat semula dan merapikannya.
Kondisi siswa
Ketika masuk dalam laboratorium biasanya siswa cenderung ribut dan langsung menyalakan komputer untuk memainkan game, mendengarkan musik video, atau mencari artikel yang mereka anggap menarik (contoh : berita terbaru artis idola), tapi hal ini dapat dikendalikan guru ketika mulai menjelaskan materi. Siswa diinstruksikan untuk meminimize atau menutup hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi pembelajaran, namun ketika tugas diberikan guru keributan dan penyalahgunaan fasilitas pembelajaran kembali terjadi. Bahkan karena asik bermain game seorang siswa pandai tidak menggubris pertanyaan dan ajakan diskusi dari siswa yang kurang pandai.
Pada proses pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang dapat merangsang pengetahuan siswa terhadap materi, biasanya siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut diberikan nilai tambahan dengan memberikan tanda plus (+) pada daftar nilai. Berdasarkan daftar nilai yang dimiliki guru nilai tambahan kebanyakan diperoleh tiga siswa pandai yang memiliki nilai rata-rata tertinggi pada kelas tersebut.
Lingkungan fisik sekolah
Dari hasil pengamatan lingkungan SMK Tarunatama Getasan, lingkungan fisiknya tergolong cukup baik. Hal tersebut dilihat dari kondisi bangunan yang masih berdiri kokoh, lokasi yang dapat dijangkau serta kondusif untuk melakukan pembelajaran.
Perlengkapan ruang belajar
Sekolah memiliki dua laboratorium komputer yang masing-masing dilengkapi pendingin ruangan dan LCD projector. Perlengkapan tersebut disediakan untuk menciptakan suasana nyaman ketika pembelajaran berlangsung, selain itu juga
memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi. Jumlah PC persiswa 26 meja
komputer.
Perangkat administrasi
Perangkat administrasi pembelajaran mulai dari silabus, prota, promes, RPP, daftar hadir, daftar nilai, soal-soal latihan, serta soal ulangan. Selain itu terdapat program kerja ekstrakulukuler untuk pembelajaran kelas XI. Administrasi kelas membantu guru dalam proses pembelajaran.
Perangkat kurikulum
Dalam observasi tersebut pengamatan terhadap tempat, aktivitas dan pelaku yang terlibat dalam penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan dalam penelitian seperti ruang dalam aspek fisik sekolah, semua orang yang terlibat dalam situasi sosial yaitu kepala sekolah, staff, guru dan siswa serta seperangkat kegiatan yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Instrumen tes yang dipakai adalah pretest dan posttest dengan soal yang sama, hanya dibedakan pada penomoran soal.
Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes
Indikator Nomor Soal
Dapat menjelaskan sistem bilangan komputer 1, 2, 8, 10
Dapat mendeskripsikan sistem bilangan dalam komputer
3
Dapat menuliskan sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal
5, 4, 7, 9, 6
Dapat menjelaskan cara mengkonversi bilangan pada sistem komputer
11,12,13,1,4,15
Untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai pemberian perlakuan, kepada responden diberikan sepuluh pertanyaan dalam angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Pertanyaan disusun berdasarkan unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka dan kemampuan berkomunikasi seperti nampak pada tabel 7 [18].
Tabel 7. Indikator Angket Untuk Mengetahui Respon Siswa Terhadap Perlakuan [18]
1. Siswa senang dengan pembelajaran karena
penggunaan media dan model pebelajaran membuat siswa tertarik dan suasana pembelajaran menyenangkan
2. Siswa aktif dan saling menghargai
pendapat siswa lain
Prosedur ini dirancang untuk mengetahui apakah STAD kolaborasi edmodo berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Gambar 1 dibawah ini merupakan prosedur penelitian yang dilakukan selama 4 minggu. Dalam gambar 1 dijelaskan tahap-tahap saat melakukan penelitian dari awal observasi sampai dengan penarikan kesimpulan penelitian.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Tanggung jawab perorangan
3. Siswa menguasai konsep materi pembelajaran
4. Siswa semakin akrab dengan guru dan sesama
siswa
5, 6, 7, 8
Tatap muka 5. Siswa dapat mengerjakan tugas 9
Kemampuan berkomunikasi
Adapun rancangan prosedur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses penelitian diawali dengan mengidentifikasi masalah dan menentukan tujuan penelitian.
2. Kajian pustaka untuk mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang telah ditemukan.
3. Menyusun perlengkapan penelitian mulai dari instrumen penelitian sampai bahan ajar penelitian dan melakukan uji-coba dan perbaikan soal tes. Kemudian mendesain edmodo untuk interaksi antara guru ke siswa dan siswa ke guru.
4. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan.
5. Proses pembelajaran dikelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan edmodo berkolaborasi STAD dan di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.
6. Pemberian posttest untuk mengetahui hasil belajar sedangkan angket untuk mengetahui tanggapan siswa setelah treatment.
7. Pengolahan data dan analisis hasil penelitian untuk mengetahui tanggapan dan kelayakan media pembelajaran selama digunakan dalam proses pembelajaran. 8. Pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan untuk mengetahui
apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.
edmodo didesain terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Sebelum
pembelajaran, guru maupun siswa membuat akun edmodo melalui website
www.edmodo.com. Guru mendaftar sebagai “I’m Teacher” sedangkan siswa
mendaftar dengan “I’m Student”. Setelah itu, guru membuat group khusus dan diberi nama Teknik Komputer dan Jaringan. Melalui group khusus ini, siswa
diminta untuk join dengan group code “eqdz9x” yang sudah dibuat guru. Siswa
yang sudah terdaftar sebagai anggota group dapat merubah setting akun, memposting dan berinteraksi dalam group tersebut. Proses terakhir adalah melakukan evaluasi pada media pembelajaran yang telah dibuat. Apabila ada siswa yang lupa password, mereka diminta untuk membuat akun edmodo baru dan join kembali dengan group code yang sudah ada. Pada tabel dapat dilihat RPP guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat.
Tabel 8. Perbandingan Pembelajaran Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen Kontrol
Kegiatan Awal
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Kegiatan Awal
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Menyajikan informasi dalam bentuk materi ajar, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, membimbing kelompok belajar dan evaluasi kelompok dengan memberikan kuis individu
Kegiatan inti
Menyajikan informasi dalam bentuk materi ajar, memberikan pertanyaan dan siswa menjawab, memberikan tugas kepada siswa dan mengawasi proses pembelajaran
Kegiatan Akhir
Memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dan menarik kesimpulan tentang materi sistem komputer
Kegiatan Akhir
Menarik kesimpulan tentang materi sistem komputer
7. Hasil dan Pembahasan
Tabel 9. Rata-rata pretest dan posttest
Kelas Pretest Posttest
Kontrol 46,92 76,38
Eksperimen 46,21 83,32
Perbedaan rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 2. Grafik Rata-rata Pretest-Posttest
Pada gambar 2 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar di kelas eksperimen naik 36,11% dari rata-rata pretest 46,21 menjadi rata-rata posttest 83,32. Sedangkan pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan 29,46% dari rata-rata hasil pretest 46,92. Bila dilihat dari rata-rata hasil posttest, nilai kelas eksperimen 83,32 lebih tinggi daripada kelas kontrol 76,38. Selisih nilai 6,94 menunjukan perbedaan hasil yang terjadi setelah menerima perlakuan atau treatment.
Penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah Sistem Komputer dengan topik Sistem Bilangan Pada Komputer. Sebelum melakukan proses pembelajaran, dibuatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajran.
Tabel 10. Langkah-langkah penerapan pembelajaran STAD yang dikolaborasikan dengan fitur-fitur edmodo kelas eksperimen
Langkah-langkah STAD
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Fitur
edmodo pada pelajaran sistem komputer dan memotivasi siswa belajar
sistem komputer. Melalui Library,
guru dapat mengunggah bahan ajar, materi, presentasi, sumber referensi,
gambar video. Pada Library
terdapat File dan Links yang dapat
digunakan guru untuk membagikan dan mengirim materi tentang sistem bilangan pada komputer kepada kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru
menggunakan polling untuk
mengetahui tanggapan siswa yang harus dijawab secara individu
Sebelum masuk dalam pembelajaran, siswa dikenalkan terlebih dahulu tentang penggunaan edmodo, pendaftaran dan cara penggunaannya. Setelah siswa mengerti dan paham tentang edmodo, kemudian siswa diberi tugas individu untuk mendaftarkan diri masing-masing siswa untuk login edmodo dan bergabung dalam sebuah group khusus yang tersedia di fitur edmodo. Setelah login dan memiliki akun edmodo. Kemudian pembelajaran dilakukan dengan memberikan perlakuan menggunakan model STAD. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu kelompok mereka telah mempelajari dan menguasai materi yang sudah diunggah di edmodo melalui fitur File dan Links, sebelum materi diajarkan siswa dapat mengakses materi kapan dan dimana saja sehingga siswa sudah memiliki referensi masing-masing dalam fitur Library.
Pada saat pembelajaran, materi Sistem Komputer disampaikan oleh guru dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa dan perwakilan kelompok untuk bertanya berhubungan dengan materi yang diajarkan saat itu. Jika ada siswa yang malu bertanya langsung saat pembelajaran, siswa juga dapat bertanya seusai pembelajaran kapan dan dimana pun melalui edmodo pada fitur Polling. Jadi tidak membatasi siswa belajar dan bertanya kepada guru karena melalui fitur Polling ini dapat terjalin interaksi antara guru dan siswa serta antar siswa lain.
Setelah materi disampaikan oleh guru, kemudian diberikan tugas kelompok yang dapat diunduh melalui fitur edmodo File dan Links. Siswa diberikan kesempatan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Guru memantau jalannya diskusi kelompok serta membimbing kelompok jika ada yang mengalami kesulitan dan anggota kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada kelompok lain. Seusai diskusi, guru menunjuk kelompok untuk mempresntasikan hasil diskusinya dan mengirimkan hasil diskusi ke edmodo. Setiap kelompok dengan hasil yang terbaik saat mempresntasikan diberikan penghargaan berupa pujian langsung kepada siswa.
fitur edmodo penghargaan dapat dilakukan melalui fitur Gradebook. Berdasarkan pernyataan di atas hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bentuk pola kegiatan yang sebagian besar dimiliki model STAD yang dikolaborasikan dengan edmodo yaitu: siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menguasai materi
pelajaran, tanggung jawab perorangan, partisipasi dan evaluasi.
Pada pembelajaran STAD pemberian skor individu dan keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan tiga cara, yaitu menghitung skor individu, menghitung skor kelompok, dan pemberian hadiah. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok [9].
Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:
a. Menentukan nilai awal (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya
b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini. c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.
Tabel 10. Langkah-langkah Menghtung Skor Individu
No Kriteria Nilai
Peningkatan
1 Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai
awal
5 Poin
2 Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah
nilai awal
10 Poin
3 Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10
di atas nilai awal
20 Poin
4 Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30 Poin
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat tim baik, tim sangat baik dan tim super. Kriteria untuk perkembangan skor kelompok adalah sebagai berikut.
Tabel 11. Langkah-langkah Menghitung Skor Kelompok
No Rata-rata Skor Kualifikasi
1 0< N < 5 -
2 6< N < 15 Tim baik (Good Team)
3 16 < N < 20 Tim baik sekali (Great Team)
4 21< N < 30 Tim istimewa (Super Team)
Berikut adalah perhitungan perkembangan skor individu dan kelompok.
Tabel 12. Perhitungan Skor Perkembangan Individu Kelompok Kelas Eksperimen
Kel 3 11 50 100 90 95 30
Nilai dasar (awal) = nilai kuis/tes siswa.
Nilai kuis/tes terkini = rata-rata nilai kuis I dan kuis II.
Nilai penghargaan kelompok = rata-rata nilai peningkatan di kelompok.
setiap anggota kelompok mengalami kenaikan lebih dari 10 poin dari nilai tes nya. Walaupun kelompok satu tergolong super team, terdapat anggota kelompok nomor absen empat yang mengalami penurunan nilai 50 pada kuis kedua sehingga mengakibatkan rata-rata nilai kurang tetapi mengalami peningkatan 5 poin sehingga mendapatkan skor 20 pada nilai peningkatan. Dalam wawancara, anak
tersebut mengatakan bahwa saat pembelajaran berlangsung kurang
memperhatikan saat penjelasan sehingga mengalami kesulitan pada operasi bilangan logika. Penghargaan untuk tim dilihat dari perkembangan skor individu setiap anggota kelompoknya. Kelompok 2 mendapatkan penghargaan perkembangan individu tertinggi karena setiap anggota mendapatkan nilai 100 pada kuis kedua yaitu nomor absen 1, 7, 8, 9, 22, 28.
Tahap pemberian penghargaan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Pemberian penghargaan kelompok bertujuan untuk memotivasi siswa agar aktif selama menyelesaikan tugas-tugas kelompok sehingga didapatkan kelompok yang kompak. Pemberian penghargaan diberikan berupa pujian langsung kepada kelompok yang terbaik.
Pencapaian tujuan pembelajaran menggunakan STAD telah tercapai pada penelitian ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif yaitu meningkatnya hasil belajar akademik siswa, penerimaan terhadap keragaman dimana siswa dapat menerima teman-temanya yang mempunyai berbagai macam latar belakang, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mengungkapkan pendapat dan bekerja dalam kelompok
dapat menarik perhatian siswa dengan saling bertukar ide dalam belajar kelompok sehingga siswa tertarik untuk belajar memahami konsep materi dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan. Presentase tersebut dapat digambarkan dalam diagram dibawah ini:
Gambar 3. Presentasi Hasil Jawaban Angket Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari 28 responden presentase dari setiap jawaban angket adalah 56% menjawab setuju, 38% sangat setuju, 6% kurang setuju dan 0% untuk jawaban tidak setuju.
8. Simpulan
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dari perhitungan angket, siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap treatment atau perlakuan yang diberikan. Dari 28 responden terdapat 94% yang menunjukan persetujuan menanggapi mengenai penerapan STAD kolaborasi edmodo. Sementara melalui STAD selama proses pembelajaran siswa dapat menerima perbedaan individu yang terlihat dari kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan keterampilan sosial.
9. Daftar Pustaka
[1] Sudjana, Nana, 1989, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV. Sinar Baru
[2] Smaldino, Sharon, Lowther, Debora, dan Russell James, 2011, Instructional Technology dan Media For Learning (Teknologi Pembelajaran dan Media
Belajar) Edisi kesembilan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
[3] Wahyuni, Rini, 2013, Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Berbasis Macromedia Flash dan Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Impuls dan Momentum Di SMK Negeri 1 Stabat T.P. 2012/2013
[4] Fathoni. 2011. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK
Perindustrian Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi
[5] Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers
[6] Depdiknas. 2011. Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
[7] Isjoni, 2013, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok, Bandung: Alfabeta
[9] Slavin, 2011, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Penerbit Nusamedia
[10]Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta : Kencana.
[11]Sukiman, 2012, Pengembangan Media Pembelajaran, Yogyakarta:
Pedagogia
[12]Rusman, dkk, 2011, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada
[13]Siyamta. 2010. Jejaring Sosial Edmodo untuk pembelajara. Diktat: Modul
[14]Umaroh, Sofia. 2012. Penerapan Project Based Learning Menggunakan Microblogging Edmodo untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi
UPI : Bandung
[15]Arsyad, 2011, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada
[16]Purwanto, 2008, Evaluasi Hasil Belajar, Surakarta: Pustaka Belajar
[17]Uno, Hamzah B., 2011, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
[18]Risdiawati, Yania. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi
Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Imogiri
Tahun Ajaran 2011/2012.
[19]Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta.
[20]Duda, Hilarius. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada konsep sistem ekskersi untuk meningkatkan kemampuan berpikir Kritis
siswa Kelas XI. Jurnal Tesis UPI: Bandung