• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Rentang Diameter Dengan Angka Bentuk Jenis Kapur (Dryobalanops aromatica) pada Hutan Produksi Terbatas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Rentang Diameter Dengan Angka Bentuk Jenis Kapur (Dryobalanops aromatica) pada Hutan Produksi Terbatas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Rentang Diameter Dengan Angka Bentuk Jenis Kapur

(Dryobalanops aromatica) pada Hutan Produksi Terbatas

Sarintan Efratani Damanik

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Simalungun

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai angka bentuk jenis kapur ( Dryobalanops aromatica) secara spesifik berdasarkan pengukuran pohon rebah di hutan Produksi Terbatas pada areal IUPHHK PT. keang Nam Development Indonesia, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Pengukuran terkontrol hanya berpengaruh kepada peningkatan nilai angka bentuk secara matematis, tetapi tidak berbeda nyata mempengaruhi angka bentuk secara keseluruhan berdasarkan uji statistik pada taraf kepercayaan 95% maupun 99%. Hubungan antar rentang diameter dengan angka bentuk kapur ( Dryobalanops aromatica) secara linier adalah Y = 0,9517 – 1,1131 X dengan koefisien korelasi r 0,9559.

---Keyword : Dryobalanops aromatica

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistim silvikultur Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI) telah menyadari bahwa variasi potensi pohon atau bentuk kayu (taper) sangat besar sehingga penak-siran potensi kayu berdasarkan kelompok jenis dalam lingkup kualitas tapak (site). Besarnya pengaruh tempat tumbuh (tapak) terhadap kesilindrisan kayu tidak dapat diukur secara tepat kalau hanya berdasarkan kenampakan luar saja. Ketelitian pengukuran akan menambah keakurat pendugaan potensi maupun angka bentuk kayu di areal yang sama khususnya untuk pohon rebah (yang ditebang) secara spesifik

untuk jenis kapur (Dryobalanops

aroma-tica) dan untuk mendapatkan informasi

yang lebih luas a tas keterikatan variabel yang mempengaruhi nilai angka bentuk yang terjadi.

Kapur (Dryobalanops aromatica)

adalah salah satu jenis komersil yang memi-liki kecepatan pertumbuhan (riap) yang kecil dibandingkan jenis meranti. Kayu jenis ini tumbuh dan berkembang pada kondisi tanah hutan yang relatif kurang subur dan dominan pasir, maka pertumbuhan pohon pada kondisi tanah hutan yang relatif kecil dibandingkan dengan pertumbuhan pohon pada kondisi tanah hutan yang lebih subur. Angka bentuk jenis kapur dipandang perlu untuk diteliti agar dapat memberikan informasi angka

(2)

bentuk khususnya angka bentuk jenis tertentu.

B. Pembahasan Tertentu

Penelitian ini merupakan respon dari saran penelitian angka bentuk pohon berdiri yang dilakukan oleh Balai Penelitian Kehutanan Pematangsiantar di areal yang sama khususnya untuk pohon rebah (yang ditebang) secara spesifik untuk jenis kapur

(Dryobalanops aromatica) dan untuk

men-dapatkan informasi yang lebih luas atas keterkaitan variabel yang mempengaruhi nilai a ngka bentuk yang terjadi.

C. Hipotesa

Penelitian ini ditetapkan asumsi bahwa pohon contoh memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif sama karena tumbuh pada tapak yang memiliki kualitas yang sama.

Diduga pengukuran terkontrol akan memberikan hasil yang berbeda dengan pengukuran yang kurang terkontrol. Dalam hal ini pengukuran pohon rebah adalah pengukuran terkontrol.

Hipotesa 1 :

HO :Angka bentuk Kapur ( Dryobalanops aromatica) berdasarkan pengukuran pohon

renah sama dengan angka bentuk kelompok Meranti

H1 :Angka bentuk Kapur ( Dryobalanops

aromatica) berdasarkan pengukuran pohon

rebah tidak sama dengan angka bentuk kelompok Meranti

Hipotesa 2

HO : Ada hubungan rentang diameter dengan angka bentuk kayu kapur ( Dryobalanops

aromatica)

H1 : Tidak ada hubungan rentang diameter dengan angka bentuk kayu kapur

(Dryobalanops aromatica)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempengaruhi angka bentuk jenis kapur (

Dryobalanops aromatica) yang diukur

berdasarkan pohon rebah (yang sudah ditebang) dan mendapatkan informasi lebih komprehensif antar hubungan rentang diameter dengan angka bentuk Kapur (

Dryobalanops aromatica).

TINJAUAN PUSTAKA

A. Angka Bentuk Kayu Bulat

Pendugaan potensi pohon dalam inventarisasi hutan biasanya dilakukan dengan bantuan tabel volume yang umumnya disusun berdasarkan metode regresi antara potensi pohon dengan diameter dan tinggi pohon dengan menggunakan angka bentuk batang. Dalam aplikasinya pemakaian angka bentuk bagi setiap jenis adalah bervariasi (Wahyono, 1990).

Diareal IUPHHK PT. Keang Nam Development Indonesia Mandailing Natal

(3)

pernah dilakukan penelitian mengenai angka bentuk kelompok meranti pada hutan produksi terbatas dengan hasil angka bentuk 0,75. Siwanto et. Al (1996) mendapatkan angka bentuk kapur ( Dryobalanops lanceolata, Burck) di Kalimantan Barat

sebesar 0,75.

B. Rentang Diameter Kayu Bulat

Hutan alam tersusun dengan struktur yang tidak seragam sehingga terdapat perbedaan yang khas yang dapat dibedakan atas klas diameter atau tingkat pertumbuhan mulai semai, sapihan, tiang, pohon inti dan pohon tebang (versi TPTI). Rentang diameter kayu bulat dengan variasi ukurannya sebanding dengan tinggi pohon yang ditemukan oleh tingkat riap pohon. Site yang kurang subur cenderung tumbuh lambat dan faktor gentik pun tidak bisa menghilangkan pengaruh faktor edafik yang kurang subur.

METODE PENELITIAN

A. Bahan dan Alat

Bahan penelitian adalah pohon rebah hasil penebangan yang telah terdapat di Tempat Pengumpulan Kayu (TPK) dikawasan hutan produksi terbatas areal.

IUPHHK PT. Keang Nam. Peralatan yang digunakan adalah pita diameter, meteran panjang, tally sheet pengukuran, alat tulis, kalkulator dan komputer.

B. Pengolahan Data

Penentuan volume pohon contoh ditentukan dengan menggunakan rumus volume aktual dan volume ideal. Volume aktual dihitung dengan rumus Smalian (Sihombing, 2005)

Vs = (Ap + Au) / 2 x L Dimana

VS : Volume Smallian (M3)

Ap : Luas bidang dasar pangkal batang (m2) Au : Luas bidang dasar ujung batang (m2) L : Panjang batang (m)

Volume ideal dihitung dengan rumus silinder : v = ¼ π.d2x L

Dimana

V : Volume ideal (m3)

D : Diameter rata – rata pangkal batang (m) L : Panjang batang (m)

Π : 3,14

C. Penentuan Nilai Angka Bentuk (F)

Nilai angka bentuk dihitung dengan membandingkan volume aktual terhadap volume ideal yang dirumuskan sebagai berikut : F = V.Act/V.Ideal

(4)

Uji beda nyata untuk mengetahui tingkaty signifikasi nilai angka bentuk jenis kapur dilakukan dengan penggunaan nilai rata – rata angka bentuk menurut prosedur uji kenormalan yang dirumuskan dengan :

F + Z (0,95;db) untuk taraf 95% F + Z (0,95;db) untuk taraf 95%

Selanjutnya selang kepercayaan menu-rut taraf masing-masing dibandingkan de-ngan nilai angka bentuk rataan secara khusus pada areal yang sama yaitu 0.7500.

E. Hubungan Rentang Diameter Dengan Angka Bentuk

Hubungan rentang diameter dengan angka bentuk secara linier dirumuskan sebagai persamaan regresi linier dirumuskan s ebagai bentuk persamaan regresi linier (Murray, S. 1998) Sebagai berikut :

Y = A + B,X Dimana

Y : Taksiran angka bentuk (cm)

X : Variabel bebas rentang diameter (cm) A,B : Konstanta linier

Selanjutnya nilai koefisien korelasinya ditentukan berdasarkan perhitungan rumus sebagai berikut : . ( ) = N. ∑ XY − (∑ X) (∑ Y) (N. ∑ X − (∑ X) N. ∑ Y − (∑ Y) ) =(∑ X) . (∑ X) − (∑ X)(∑ X. Y)N. ∑ X − (∑ X) =N ∑ X. Y − (∑ X). (∑ Y)N. ∑ X − (∑ X)

Sementara toleransi variabel bebas terhadap variabel terikat melalui persamaan regresi yang dihasilkan adalah mengikuti perhitungan sebagai berikut :

± . (0.95 ; ) 95 %

± . (0.95 ; ) 99 %

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Angka Bentuk Kayu Bulat

Hasil pengukuran ke 51 pohon contoh menghasilkan nilai angka bentuk terkecil yaitu 0.5679 dan terbesar 0.9445 dengan rata – rata sebesar 0.7596. kisaran angka bentuk dapat dilihat pada Tabel 1.

(5)

Tabel 1. Tabel distribusi frekuensi dan nilai a ngka bentuk menurut kelas diameter

No. Urut Kelas Diameter Frekuensi

(Batang) ∑F F Rata – Rata

1 50 – 54 4 3,1256 0,7814 2 55 – 59 7 5,6102 0,8015 3 60 – 64 14 10,7395 0,7671 4 65 – 69 8 5,6477 0,7060 5 70 – 74 11 8,6054 0,7823 6 75 – 79 3 2,1506 0,7169 7 80 – 84 3 2,1709 0,7236 8 > 84 1 0,7890 0,7890 Jumlah 51 38,7413 6,0677 Rata - Rata 6,375 0,7596 0,7585

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai angka bentuk terkecil adalah 0,7060 dan terbesar adalah 0,8015 dengan rata – rata 0,7585. Dari nilai rata – rata angka bentuk yang didapat ternyata lebihg besar dari nilai angka bentuk hasil pengukuran pohon berdiri pada tempat yang sama dengan selisih 0,7596 – 0,7500 adalah 0,0096.

Uji beda menghasilkan selang kepercayaan menurut taraf masing – masing sebagai berikut: a. Selang kepercayaan 99% = 0,7596 + 1.664 * 0,0874 = (0,7596 – 0,1454) – (0,7812) + 0,1454 = 0,6142 – 0,9050 b. Selang kepercayaan 95% = 0,7596 + 1,299 * 0,0874 = (0,7596 – 0,1135) – (0,7596 + 0,1135) = 0,6461 – 0,8731

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa nilai rata – rata angka bentuk pohon rebah sama dengan angka bentuk pohon berdiri (HO diterima). Melalui perhitungan Regresi linier hubungan antara variabel bebas rentang diameter dengan variabel terikat angka bentuk kayu dapat disajikan sebagai berikut : Y = 0,9517070705 – 1,113143249 . X.

Persamaan ini menunjukan hubungan dimana nilai angka bentuk akan semakin kecil sejalan dengan rentang diameter kayu. Angka bentuk secara matematis memiliki kesamaan hubungan dengan perubahan koefisien bentuk pohon. Koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar r = 0,955866553, memperlihatkan tingkat kedekatan hubungan yang diduga. Artinya kedua variabel adalah sangat dekat setelah dibuktikan dengan nilai korelasi yang tinggi.

(6)

Uji statistik untuk menentukan rentang toleransi taksiran berdasarkan taraf kepercayaan 95% dan 99% : a. Selang kepercayaan 99% = 17.2549 + Z (0,95 : 50). S X = 17.2549 + 1,6664 . 1,0504 = 15,5070 – 19,0028 cm b. Selang kepercayaan 95% = 17.2549 + Z (0,99 : 50). S X = 17.2549 + 1,299 . 1,0504 = 15,8904 – 18,6194 cm

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Nilai angka bentuk jenis kapur (dryobalanops aromatica) yang diperoleh adalah 0,7596. Pengukuran pohon rebah hanya sedikit menambah nilai angka bentuk yang dihasilkandari pengukuran pohon sendiri. Secara statistik nilai angka bentuk yang diperoleh dari hasil penelitian tidak berbeda dengan hasil penelitian angka bentuk pohon berdiri. Bentuk persamaan hubungan antara rentang diameter dengan bentuk kapur adalah Y = 0,9517 – 1,1131 X dengan koefisien korelasi (r) 0,9559.

B. Saran

Penggunaan nilai angka bentuk yang dihasilkan dari pengukuran pohon berdiri khususnya kelompok jenis meranti dapat digunakan dilapangan pada areal hutan yang

sama, perlu diadakan penelitian serupa untuk jumlah sampel dan jenis kayu.

PUSTAKA

Anonim, 2003 . Rencana Karya Lima

Tahuann (RKL) PT. Keang Nam

Development Indonesia. Medan. Sumatera Utara.

Anonim, 2004 . Rencana Karya Tahunan

(RKT) PT. Keang Nam

Development Indonesia. Medan. Sumatera Utara.

Anonim, 2004 . Model Pendugaan Volume

Batang Berdiri dengan Integrasi Fungsi Taper Meranti Studi Kelas di HPGH PT. Keang Nam Development Indonesia. Medan.

(7)

Gambar

Tabel 1. Tabel distribusi frekuensi dan nilai a ngka bentuk menurut kelas diameter

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata umur panen, jumlah umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel, dan bobot kering umbi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan pemanfaatan perpustakaan sekolah baik

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model

Dari hasil perhitungan dapat dibuktikan bahwa waktu siklus dalam kondisi eksisting simpang Mitra Batik mempunyai kinerja yang tidak baik. Kinerja tersebut dapat

Untuk beberapa saat Silas mengamati anak kecil tersebut, suatu pikiran terlintas dikepalanya mungkin saja Tuhan telah menggantikan emasnya yang hilang dengan anak tersebut..

Sebagai contoh saat anda mempunyai skema bahwa diri anda penting dan berharga dalam mata kuliah psikologi sosial, anda mempunyai konsep diri sebagai mahasiswa yang

Aset, liabilitas, penghasilan dan bebas atas entitas anak yang diakuisisi atau dilepas selama periode termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain