• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES

COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK

PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI

Solikhan, Mochamad Ashari, Vita Lystianingrum

Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Email: [email protected]

Abstrak: Pengaturan aliran daya pada sistem transmisi yang menghubungkan satu area dengan area lain semakin dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi, karena saat ini sistem semakin kompleks dengan melibatkan banyak bus.[1]

Static Synchronous Series Compensator (SSSC) mampu mengatur aliran daya pada saluran antara dua daerah pembebanan dengan menyuntikan tegangan reaktif ke saluran sehingga dapat mempengarui besar tegangan dan besar sudut fasa pada salah satu sisi bus, sehingga aliran dayanya berubah.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa SSSC mampu menaikan dan menurunkan aliran daya aktif dan reaktif pada saluran. SSSC pada mode netral tidak mampu mempengarui aliran daya pada saluran. SSSC pada mode kapasitif mampu menaikan aliran daya aktif dari 0,6 pu menjadi 0,75 pu dan daya reaktif dari 0,15 pu menjadi 0,2 pu dengan menyuntikan daya reaktif sebesar 0,045 pu. SSSC mode induktif mampu menurunkan aliran daya aktif dari 0,6 pu menjadi 0,43 pu dan daya reaktif dari 0,15 pu menjadi 0,117 pu dengan menyerap daya reaktif sebesar 0,032 pu. SSSC mampu mempertahankan aliran daya aktif 0,6 pu ketika terjadi penambahan beban induktif dengan menaikan daya aktif sebesar 5% (0.03 pu).

Kata kunci: Aliran Daya, SSSC, PWM.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan sistem tenaga listrik dari waktu ke waktu semakin kompleks seiring kebutuhan listrik yang terus meningkat dan ketergantungan aktifitas manusia terhadap listrik yang makin bertambah. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, semakin banyak pembangkit yang dibangun. Biasanya pembangunan pembangkit jauh dari pusat beban, hal ini dikarenakan faktor lingkungan dan ekonomi. Sehingga dibutuhkan suatu sistem saluran yang panjang dan membentuk interkoneksi dengan melibatkan banyak bus. Untuk menjaga kestabilan dan keaman sistem kelistrikan dengan banyak bus dan generator dibutuhkan alat bantu salah satunya adalah peralatan power elektronics. Peralatan ini mampu meningkatkan kehandalan dan pengamanan sistem. Besarnya beban yang bermacam-macam antara satu daerah dengan daerah lain bisa mengakibatkan aliran daya pada transmisi satu dan lainya berbeda. Ada yang dibatas minimum batasan termalnya dan ada yang overload melebihi batasan termalnya yang bisa menurunkan stabilitas dan keamanan sistem[1].

Dengan perkembangan teknologi elektronika daya maka munculah perlatan Flexible AC Transmission System

(FACTS) yang mampu meningkatkan kehandalan dan

kestabilan sistem. Dengan tujuan tersebut, kontrol FACTS memberi keuntungan yang signifikan dalam memperbesar fleksibilitas dan memperluas batas stabilitas dari sistem tenaga. Untuk mewujukannya peralatan FACTS menaikan performance sistem tenaga dengan mengirimkan dan menyerap daya nyata dan atau daya aktif. Terdapat banyak tipe kontrol FACTS seperti Static Var Compensator (SVC),

Static Synchronous Compensator (STATCOM), Thyristor-Controlled Series Capacitor (TCSC), Static Synchronous Series Compensator (SSSC) and Unified Power Flow Controller (UPFC) [4].

Tugas akhir ini didasarkan pada desain dan simulasi

SSSC yang merupakan salah satu bentuk peralatan FACTS untuk pengaturan aliran daya sistem transmisi tenaga listrik.

2. PRINSIP KERJA DAN PEMODELAN STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC)

2.1 Prinsip Kerja SSSC

Prinsip dasar SSSC adalah menginjeksi maupun menyerap daya reaktif yang dihasilkan oleh inverter secara seri pada saluran melalui suatu transfomator. Dari Gambar 2.1 dapat kita lihat blok diagram rangkaian SSSC yang akan disimulasikan.

Gambar 2.1 Blok diagram rangkaian SSSC Ketika SSSC dipasang pada saluran maka pada sisi kirim terdapat bus bayangan () dengan nilai amplitudo dan

sudut phase tegangannya berubah mengikuti besar perubahan daya reaktif pada SSSC. Ada 3 mode operasi yang akan disimulaiskan yaitu mode netral, mode kapasitif dan mode induktif. Pada mode netral tidak mempengarui tegangan pada , pada mode kapasitif menaikan nilai amplitudo dan sudut

(2)

phase tegangan pada dan pada mode induktif mampu menurunkan nilai magnitudo dan sudut phase tegangan pada . Sistem operasi SSSC diperlihatkan pada gambar 2.2 dengan ketiga mode kerjanya.

Gambar 2.2 Sistem Operasi SSSC Dengan menggunakan diagram pasor pada gambar 2.2, diperoleh persamaan 2.1 dan 2.2 untuk menghitung aliran daya aktif dan reaktif pada saluran.

. . . (2.1) . . . (2.2) Jadi aliran daya akitf maupun reaktif dipengarui oleh besarnya magnitudo tegangan bus kirim dan tegangan pada bus terima, selisih sudut phase tegangan sisi kirim dan terima dan yang ketiga dipengarui oleh nilai impedansi saluran. Jelas dengan pemasangan SSSC mampu mempengarui aliran daya pada saluran dengan merubah nilai magnitudo tegangan dan sudut phase pada bus kirim.

2.2 Komponen-Komponen SSSC

Dari Gambar 2.3 dapat kita lihat bahwa secara umum suatu SSSC terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu : sistem kontrol, pulse width modulation (PWM), inverter, dan transformator. Inverter dioperasikan dengan metode sinusoidal PWM untuk menghasilkan tegangan dan arus. Arus dan tegangan keluaran inverter menentukan arah dan besar aliran daya reaktif SSSC terhadap sistem transmisi melalui trafo kopling.

Gambar 2.4

Pengaruh magnitudo (m) dan sudut (

signal referensi yang dibangkitkan PWM terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Pegaruh m dan (

Pada blok pengaturan yang menghasilkan magnitudo (m) terdiri dari

sequence fundamental value

terlihat pada gambar 2.4. Sedangkan parameter masukan meliputi arus line dan arus referensi. Proses pengaturan yang menghasilkan m secara garis besar adalah signal arus li yang masih berbentuk sinus dijadikan konstanta magnitudo nilai rms melalui blok d

fundamental value, hasilnya digunakan untuk mengurangi nilai referensi arus. Hasil pengurangan tersebut merupakn signal error yang masuk p

sebelumnya harus dikalikan dengan pengali. Fungsi pengali adalah untuk membuat nilai error selalu negatif yaitu pada mode induktif dikalikan dengan +1 karena arus referensi kurang dari arus terukur dan mode kapasitif dikalikan d -1 karena nilai arus referensi lebih dari arus terukur. Signal error masuk kekontrol

menghasilkan signal magnitudo (m) dengan rentang nilai antara 0 sampai 1.

Seperti gambar 2.4 pada pengaturan yang menghasilkan sudut alpha memiliki masukan berupa referensi tegangan

(3)

beroperasi antara maksimum dan minimum secara acak. Sudut dalam radian dirubah kebentuk derajat kemudian ditambah dengan sudut mode yang diinginkan. Untuk mode operasi kapasitif ditambah dengan 90 sedangkan mode

induktif ditambah dengan sudut -90dan jika menginginkan

mode netral tinggal memasukkan nilai 0. Hasil keluaran

digunakan untuk menggeser sinyal referensi PWM. 2.2.2 Pulse Width Modulation (PWM)

Dalam simulasi matlab 7.7 PWM dirangkai seperti pada gambar 2.6 terdiri dari pembangkit gelombang sinus, saklar, pembangkit gelombang triangle, operator dan pembalik signal (negasi).

Gambar 2.6 Rangkaian PWM pada Simulasi Matlab 7.7 Gelombang sinus yang merupakan tegangan referensi PWM dibangkitkan sebanyak tiga macam dengan beda 120

agar tegangan r s t yang dibangkitkan inverter seimbang dengan beda 120. Gelombang sinus yang dihasilkan

dikalikan dengan signal magnitudo (m) dari kontrol sehingga amplitudonya mengikuti kontrol tersebut, sedangkan alpha () digunakan untuk menggeser gelombang sinus, seperti terlihat pada gambar 2.5.

Fungsi switch untuk menghidupkan dan mematikan inverter. Ketika step bernilai nol atau negatif maka menswitch ke nilai inisial yaitu 1, sedangkan ketika step bernilai positif maka menswitch ke gelombang sinus. Inverter akan hidup ketika Swich ke sinus sedangkan switch ke nilai inisial (1) inverter tidak akan bekerja, hal ini karena pengaruh dari kerja bagian operator. Operator memiliki dua signal input dan satu output. Input pertama bisa berupa gelombang sinus maupun nilai inisial (1) tergantung dari kerja switch. Input kedua berupa gelombang triangle atau gelombang segitiga dengan frekuensi (fs). Logika operator adalah output satu jika input pertama (output switch) lebih kecil atau sama dengan input kedua (gelombang triangle) dan jika tidak output nol. Operasi ini dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Gelombang Triangle, Sinus dan Pulsa Gelombang-r

Pada bagian akhir operasi PWM, signal pulsa gelombang r,s t dari operator di nagasi dengan operator not untuk mendapatkan signal lawannya. Jadi jumlah signal pulsa yang dihasilkan PWM ada enam. Pulsa satu dengan lawanya bekerja sama untuk mengkontrol penyalaan dua ideal swicth yang menghasikan satu phasa gelombang .

2.2.3 Inverter

Rangkain inverter mengunakan enam ideal switch seperti pada gambar 2.8 untuk menghasilkan tegangan tiga fasa. Pada umumnya inverter 3 fasa bekerja dengan prinsip switched mode yang rangkaian dasarnya seperti terlihat pada gambar 2.8. Saklar-saklar pada Gambar 2.8 bekerja sedemikian rupa, sehingga bentuk tegangan keluaran (V-r, V-s, & V-t) membentuk tegangan 3 fase.

Kedudukan saklar-saklar yang berpasangan (1 dan S-2, S-3 dan S-4, S-5 dan S-6) diatur sedemikian hingga setiap pasang tidak pernah bersama-sama ON ataupun sama-sama OFF. Artinya jika saklar S-1 dalam keadaan ON, maka saklar S-2 berada dalam keadaan OFF atau se-baliknya. Demikian pula untuk pasangan 3 – 4 dan S-5 – S-6. Proses pengaturan ini dilakukan oleh signal yang dihasilkan oleh PWM.

Gambar 2.8 Rangkaian Inverter dangan Enam Switch 3.1.1 Trafo Kopling

a) b)

Gambar 2.9 a) Rangkaian Transformator, b) Zig-zag Phase-Shifting Transformer pada Matlab 7.7 Rangkaian trafo yang digunakan seperti terlihat pada gambar 2.9a yang salah satu sisinya terhubung secara seri dengan saluran dan sisi satunya terhubung seri dengan SSSC. Rangkaian tersebur disebut dengan trafo kopling. Dalam simulasi dengan menggunakan Zigzag Phase-Shifting

Transforme, seperti terlihat pada gambar 2.9b. 3. HASIL SIMULASI DAN ANALISA Pada tugas akhir ini akan dilakukan bebarapa simulasi yang selanjutnya akan dianalisa, antara lain :

(4)

2. Simualsi sistem dengan pemasangan SSSC mode netral dengan mengubah referensi arus

3. Simulasi sistem dengan pemasangan SSSC mode kapasitif dengan mengubah referensi arus 4. Simulasi sistem dengan pemasangan SSSC mode

induktif dengan mengubah referensi arus

5. Simulasi sistem dengan pemasangan SSSC dengan menambah beban induktif untuk mempertahankan aliran daya aktif pada nilai tertentu.

Hal-hal yang akan dibahas dalam simulasi ini adalah tegangan bus kirim dan bus terima, beda sudut tegangan bus kirim dan bus terima, daya pada SSSC dan aliran daya pada saluran. Semua faktor tersebut dianalisa berdasarkan perubahan referensi arus yang dibuat. Simulasi ini dibuat dengan menggunakan software Simulink 6.0 yang terdapat pada MATLAB 7.7. Parameter-parameter yang digunakan pada simulasi ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1 Data Simulasi Sistem Pembangkit

Tegangan 1 pu

Daya aktif terkirim 0,6 pu

Daya reaktif terkirim 0,15 pu

Beban

Tegangan 1 pu

Daya beban 0,42 pu dengan pf 0.7 Saluran ImpedansiTegangan 0.003774 + j0.036257 pu/ km Panjang 22,2 km SSSC Tegangan 2 Kapasitor DC 40 KV

Tegangan Inverter (Phasa to Phasa)

28 KV Kopling trafo (hubungan

Zigzag-Y) 100KV/28KV ; 150MVA Base Tegangan 500 KV Daya 1500 MVA

3.1 Simulasi Sistem Pada Keadaan Normal

Pada Gambar 3.1 dapat dilihat suatu bentuk konfigurasi sistem tanpa menggunakan SSSC.

Gambar 3.1 Model Sistem Tanpa SSSC. Pada saat keadaan normal, tanpa pemasangan SSSC, sistem line dibuat mengalirkan daya nyata maksimum dari sumber pada bus-1 sebesar 0.6 pu dan daya reaktif 0,15 pu. Dengan nilai tegangan 1  dan beda sudut

keduanya 29.

3.2 Simulasi Sistem Dengan Pemasangan SSSC Mode Netral

Dalam simulasi dengan pemasangan SSSC, mula-mula SSSC tidak dihidupkan, ketika waktu mencapai 0.3 detik SSSC dihidupkan. Tujuan operasi ini adalah untuk mempermudah mengetaui pengaruh operasi SSSC pada saluran.

Gambar 3.2 Rangkain Sistem dengan Pemasangan SSSC Pemasangan SSSC pada simulasi matlab terlihat seperti gambar 3.2 dimana SSSC dipasang pada sisi kirim dan dianggap jadi satu dengan sisi tersebut. Dua parameter yang dapat dirubah nilainya yaitu pertama mode operasi yang menentukan operasi bersifat induktif, kapasitif atau netral dan kedua referensi arus. Pada simulasi pengaruh operasi SSSC akan terlihat pada bus bayangan sisi kirim yaitu bus-x.

Berdasarkan simulasi bahwa berapapun arus referensi yang diberikan tidak berpengaruh pada arus jaringan. Dapat dibuktilkan dari hasil simulasi dengan arus referensi 0.64 pu maupun dirubah ke 0.6 pu pada saat waktu 1 detik, arus pada jaringan tetap  0.62 . Operasi

SSSC pada mode netral tidak mempengarui arus jaringan tetapi kapasitor DC tetap mengisi (Charging) pada level referensi yang ditentukan yaitu 40 KV, sebagaimana terlihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.4 Magnitudo Tegangan dan Selisih Sudut Tegangan antara Bus-x dan Bus-2 Mode Netral Dengan , tegangan dibus-x ketika SSSC hidup sedangkan

 tegangan dibus-x ketika SSSC mati atau tidak dipasang.

Dari gambar 3.4 tegangan setelah dan sebelum pemasangan SSSC tetap 1 pu pada saat stady state, sehingga 

,



dan   0. Dalam keadaan demikian tegangan yang

diinjeksikan tidak ada, sebagaimana perhitungan dibawah dengan menggunakan persamaan 3.1.

  . sin !   . sin! "   … . . . ..(3.1)

Dengan nilai   29 29 0dan  ,



(5)

untuk menentukan daya aktif dan reaktif yang keluar masuk SSSC mengunakan persamaan 3.2 dan 3.3.

& . . cos ), . . . (3.2)

* . . sin ) , . . . .. . . .(3.3)

Dengan ) merupakan beda sudut antara tegangan yang disuntikan dengan arus transmisi. Pada Simulasi ini nilai ) selalu dianggap mendekati 90+%+90untuk mode

induktif dan kapasitif sedangkan mode netral mendekati 0.

Pada mode netral SSSC menginjeksikan tegangan yang sefasa dengan arus line sehingga tidak berpengaruh pada tegangan di bus-x. Jadi pada mode netral SSSC tidak menyerap maupun menyuntikan daya dari atau ke saluran. Karena kontrol telah menghidupkan PWM dan PWM mengaktifkan inverter, maka inverterpun menghasilkan tegangan, sedangkan arusnya sangat kecil hanya digunakan untuk memenui energi yang dibutuhkan untuk operasi ideal

switch pada inverter dan charging tegangan DC kapasitor. Daya pada saluran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 Adapun hasil perhitungan tersebut menunjukan daya aktif dan reaktif berturut-turut 0,6 pu dan 0,15 pu. Hasil perhitungan aliran daya aktif dan reaktif sesuai dengan gambar 3.5.

Gambar 3.5 Daya Real dan Daya Reaktif Jaringan Mode Netral.

3.3 Simulasi Sistem Dengan Pemasangan SSSC Mode Kapasitif

Dengan analisa sama seperti pada mode netral, maka tegangan yang diinjeksikan dapat dicari dengan menggunakan data pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Magnitudo Tegangan dan Selisih Sudut Tegangan antara Bus-x dan Bus-2 Mode Kapasitif Tegangan yang disuntikan sebelum t=1 detik dengan referensi arus 0.78 pu dicari dengan menggunakan persamaan3.1 yaitu  1 . sin 16  1,04 . sin16 " 7

0.126 . Dengan ! merupakan beda sudut tegangan (  dengan arus saluran.

Daya pada SSSC sebelum t=1 detik dapat dicari dengan persamaan 3.2 dan 3.3 sehingga didapat nilai daya aktif dan

daya reaktif berturut-turut 0 pu (0 Mwatt) dan -0,045 pu (-67,9 Mvar). Pengaruh SSSC pada aliran daya saluran dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2. Besarnya kenaikan aliran daya aktif dan reaktif pada saluran berturut-turut 0,6 pu menjadi 0,75 pu dan 0,15 pu menjadi 0,2 pu. Hasil perhitungan sesuai dengan hasil simulasi pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Daya Aktif dan Daya Reaktif Saluran Mode Kapasitif

Dengan langkah-langkah yang sama dilakukan percobaan dengan referensi arus yang berbeda sehingga didapat hasil simulasi dan analisa sebagai mana pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengaruh Referensi Arus terhadap Kinerja Sistem Secara Umum Dalam Mode kapasitif. I/012 pu θ V7, pu V Pu V019 Pu Q019 pu P/012 Pu Q/012 pu 0.78 36 1.04 1 -0.126 -0.045 0.75 0.2 0.73 33 1.029 1 -0.083 -0.029 0.7 0.174 0.7 32 1.018 1 -0.059 -0.019 0.67 0.17 0.66 30 1.008 1 -0.025 -0.008 0.63 0.16

Beberapa hal penting dari tabel 3.1 untuk operasi SSSC dalam mode kapasitif, adalah sebagai beriktu: • Simulasi dilakukan dengan merubah vareabel arus dari

kecil menuju besar mulai dari 0.66 pu mendekati arus dasar (0.6 pu) sampai dengan arus maksimum 0.78 pu. Referensi arus setelah melampau arus maksimum tersebut tidak dapat dicapai oleh SSSC atau dengan kata lain SSSC dapat merubah arus sistem maksimal 0.78 pu. • Perubahan ( 

,

) disebabkan suntikan daya reaktif dari SSSC yang nilainya sangat dipengarui oleh besarnya tegangan injeksi dan besarnya tegangan injeksi sangat dipengarui oleh penyalaan inverter melalui pulsa-pulsa PWM dan bentuk pulsa PWM dikontrol salah satunya oleh arus referensi.

• SSSC pada mode operasi kapasitif mampu menaikan aliran daya aktif 25% dan daya reaktif 33% dengan menggunakan injeksi daya reaktif 0.045 pu pada referensi arus maksimum (0.78 pu).

3.4 Simulasi Sistem Dengan Pemasangan SSSC Mode Induktif

Dengan analisa sesuai dengan mode kapasitif maka mode induktif didapatkan data hasil simulasi dan perhitungan pada tabel 3.2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari tabel 3.2 mengenai pengaruh referensi arus pada sistem

(6)

secara umum untuk mode induktif, hal-hal tersebut diantaranya :

• Pada mode induktif referensi arus dapat bekerja pada sistem dengan pengaruh yang berbeda-beda pada rentang nilai 0.45 pu sampai dengan 0.6 pu. Ketika nilai referensi kurang dari 0,45 pu, SSSC hanya mampu mempengarui arus pada line menjadi 0,45 pu dan ketika referensi melebihi 0.6 pu, maka arus line tetap bertahan pada nilai 0.6 pu.

• Kemampuan maksimal SSSC untuk menurunkan daya pada jaringan adalah 28 % untuk daya aktif dan 22 % untuk daya reaktif dengan menyerap daya reaktif sebesar 0.032 pu.

Tabel 3.2 Pengaruh Referensi Arus terhadap Kinerja Sistem Secara Umum dalam Mode Induktif. I/012 Pu θ V7 , pu V pu V019 pu Q019 pu P/012 pu Q/012 Pu 0.59 27.6 0.996 1 0.025 0.007 0.57 0.14 0.56 26 0.99 1 0.05 0.013 0.54 0.138 0.5 23.9 0.98 1 0.09 0.023 0.49 0.13 0.45 21 0.97 1 0.14 0.032 0.43 0.117

Operasi SSSC pada sistem dengan ketiga mode telah dilakukan dan dianalisa. Ada beberapa hal penting yang bisa dijadikan kesimpulan awal dari kinerja sistem berdasarkan ketiga mode operasari diatas yang disajikan dalam bentuk gambar grafik pada gambar 3.8 dan 3.9.

Gambar 3.8 Grafik Arus Referensi terhadap Tegangan Kirim dan Tegangan Injeksi SSSC.

Grafik 3.9 Grafik Arus Referensi terhadap Daya pada Jaringan dan Daya Reaktif SSSC

Jadi berdasarkan gambar 3.10 maka operasi SSSC pada mode kapasitif berada pada kwadran pertama, pada mode netral tepat pada sumbu-x arah positif dimana tegangan SSSC berhimpit dengan arus jaringan dan sangat kecil sehinggga dianggap nol, pada mode induktif operasi SSSC berada pada kwadran empat. Jika diamati semua operasi berada disisi kanan sumbu-y (arah positif sumbu-x) sehingga tegangan pada kedua kapasitor bernilai positif yang berarti kedua kapasitor DC menyerap daya aktif. Hal ini membuktikan teori pada semua referensi tentang operasi SSSC.

Gambar 3.10 Phasor Diagram Operasi SSSC. 3.5 Simulasi Sistem Dengan Pemasangan SSSC dengan

Penambahan Beban Induktif

Simulasi dilakuklan dengan penambahan beban induktuif sisi terima (bus-3) yang mengakibatkan penurunan aliran daya pada saluran, terlihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Daya Aktif dan Daya Reaktif Jaringan dengan Kenaikan Beban Induktif tanpa Operasi SSSC. Setelah dipasang SSSC maka daya aktif dapat dipertahankan nilainya pada 0,6 pu dengan menyuntikan daya reaktif dengan menaikan referensi arus sebesar 0.08pu dengan mode kapasitif.hasilnya seperti terlihat pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Daya Aktif dan Daya Reaktif Jaringan dengan Kenaikan Beban Induktif dengan Operasi dengan SSSC.

(7)

5. KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan simulasi dengan menggunakan Softwere Matlab Simulink dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Static Syncronous Series Compensator (SSSC)

menggunakan kontrol PWM dengan mode netral tidak memiliki kemampuan untuk mengatur aliran daya saluran karena tegangan yang disuntikan sefasa dengan arus sehingga tidak ada daya reaktif yang diserap atau dibangkitkan.

2. Static Syncronous Series Compensator (SSSC)

menggunakan kontrol PWM dengan mode kapasitif memiliki kemampuan untuk menaikan aliran daya aktif sebesar 0,15 pu dan daya reaktif sebesar 0,05 pu pada saluran dengan menyuntikan daya reaktif 0.045 pu dari saluran.

3. Static Syncronous Series Compensator (SSSC)

menggunakan kontrol PWM dengan mode induktif memiliki kemampuan untuk menurunkan aliran daya aktif sebesar 0,17 pu dan daya reaktif sebesar 0,033 pu pada saluran dengan menyerap daya reaktif 0.032 pu dari saluran.

4. Static Syncronous Series Compensator (SSSC) mampu menjaga aliran daya aktif pada saluran sebesar 0.6 pu ketika terjadi penambahan beban induktif dengan menaikan daya aktif 5%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Uzunovic Edvina, “EMTP, Transient Stability and Power Flow Models and Controls of VSC Based FACTS Controllers”, University of Waterloo , Ontario, Canada, 2001

2. Sood V.K, S.Salem, “Modeling of Series Voltage Source Converter applications with EMTP RV” IEEE International Conference on Power Systems Transients (IPST’05) in Montreal, Canada on June 19-23, 2005. Paper No. IPST05-020

3. Voraphonpiput Nitus,” Power Flow Control with Static Synchronous Series Compensator (SSSC)” Power System Analysi Department, Control and Protection System Division, EGAT Publi Company Limited (EGAT Plc.), 53 Jaransanitwong Rd., Bangkrui Nonthaburi, 11130, Thailand. phone: 66-2-436-2241.

4. Griffo Antonio,” Novel FACTS controllers for power system stability enhancement”, degli university Napoli Federico II, November 2006 .

5. Gabriela, “FACTS Flexible Alternating Current Transmission Systems”, EEH-Power Systems Laborator ETH Z¨urich, 14.January 2005.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Trenggalek pada tanggal 18 Maret 1986 dengan nama Solikhan. Riwayat pendidikan yang pernah ditempuh adalah, SDN Jombok V, SLTPN 1 Pule, dan SMAN 1 Boyolangu.

Setelah lulus dari SMAN 1 Boyolangu, penulis diterima menjadi mahasiswa Teknik Elektro FTI-ITS melalui jalur SPMB dengan NRP 2205.100.161 dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga.

Gambar

Gambar 2.1 Blok diagram rangkaian SSSC  Ketika  SSSC  dipasang  pada  saluran  maka  pada  sisi  kirim terdapat bus bayangan (  ) dengan nilai amplitudo dan  sudut phase tegangannya berubah mengikuti besar perubahan  daya  reaktif  pada  SSSC
Gambar 2.6  Rangkaian PWM pada Simulasi Matlab 7.7  Gelombang  sinus  yang  merupakan  tegangan  referensi  PWM dibangkitkan sebanyak tiga macam dengan beda 120  agar  tegangan  r  s  t  yang  dibangkitkan  inverter  seimbang  dengan  beda  120 
Tabel 3.1 Data Simulasi Sistem  Pembangkit
Gambar 3.5 Daya Real dan Daya Reaktif Jaringan Mode  Netral.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Seleksi adalah kegiatan dalam Manajemen Sumber Daya manusia yang dilakukan setelah proses rekrutmen dilaksanakan, atau proses pemilihan pelamar pekerjaan yang

Tinjauan Umum Tentang Peran Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Dalam Implementasi Hak Bekerja Penyandang Cacat di Kabupaten Sleman ... Tinjauan Umum Dinas Tenaga Kerja dan

(iii) On the spot: untuk menjaga agar nilai dan purchasing power ribawi item tidak naik atau turun karena telah berbedanya waktu (hari) yang berpotensi merubah harga barang

(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam arti mendukung keterampilan guru dalam merumuskan soal-soal tes uraian adalah (a) faktor pengetahuan guru itu sendiri, (b)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh kemampuan komunikasi matematika antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

n Dalam window New Project, beberapa tipe project ditampilkan berdasarkan berbagai kategori, kita dapat membuat Visual Basic. project, a Visual C# project, atau a Visual C++

Penelitian ini dimaksudkan untuk menetukan pengaruh tingkat kematangan mangga terhadap vitamin C yang terdapat pada berbagai varietas buah mangga yang beredar di daerah

To have a clinical trial Kalanjaga padai with NEERADIMUTHU RASAYANAM as internal medicine and AADUTHEENDAPALAI VEMBU THYLAM as external application.. To study the biochemical