• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

P

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Minggu, 24 Mei 2009

Pada hari Sabtu, 23 Mei 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Minggu, 24 Mei 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Sabtu, 23 Mei 2009, tidak terpantau adanya titik panas di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**) SUMATERA

Sumatera Utara 16 Hujan Ringan

Riau 18 Berawan

Jambi 6 Berawan

Sumatera Selatan 11 Berawan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat - Hujan Ringan

Kalimantan Selatan - Hujan Ringan

Kalimantan Tengah - Hujan Ringan

Kalimantan Timur 2 Hujan Ringan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Sabtu, 23 Mei 2009 laporan, di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 SUMATERA Medan 6.000 m 8.000 m 8.000 m 7.000 m Pekanbaru 6.000 m 6.000 m 8.000 m tad Jambi 12.000 m 13.000 m 13.000 m 12.000 m Palembang 10.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m KALIMANTAN Pontianak 8.000 m 10.000 m 10.000 m Tad Palangkaraya 6.000 m 7.000 m 9.000 m 8.000 m Samarinda 6.000 m 8.000 m 10.000 m 8.000 m Banjarmasin 9.000 m 10.000 m 9.000 m 9.000 m

(2)

2

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 23 – 25 Mei 2009, wilayah Sumatera dan

Kalimantan diprakirakan mempunyai :

a.

Potensi kebakaran Tinggi terdapat di wilayah NAD, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu, Babel, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

b.

Potensi kebakaran Sangat Tinggi di Sumatera terdapat di NAD, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu, Babel, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim.

Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 25 Mei 2009 pukul 07.00 WIB, dii wilayah Sumatera Barat arahnya menuju Barat Laut – Utara sampai ke wilayah Sumut – Riau, diwilayah Riau arahnya menuju Barat laut – Utara , diwilayah Bengkulu arahnya menuju Barat Laut, di wilayah Sumsel arahnya menuju Utara - Barat Laut sampai ke wilayah Jambi, di wilayah Kaltim arahnya menuju Selatan – Barat Daya, Di wilayah Kalsel arahnya menuju Barat sampai Kalteng.

Sumber : Badan Meteorologí, Klimatologi dan Geofísika

B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk mensiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH

II. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 5 (lima) gunung api yang dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya : A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Sabtu, 23 Mei 2009, status kegiatan G. Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). Pada pukul 00.00 – 06.00 WIB terjadi 14 gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda maksimum 2 – 11 mm dan lama gempa 2 – 4,5 detik. 20 kali gempa Letusan dengan amplituda maksimum 3 – 30 mm dan lama gempa 12 – 48 detik. 3 kali Tremor dengan amplituda maksimum 5 – 16 mm dan lama gempa 30 – 134 detik. 1 kali gempa Tremor Harmonik dengan amplituda maksimum 5 mm dan lama gempa 20 detik. 10 kali Gempa Hembusan dengan amplituda maksimum 1 – 3 mm dan lama gempa 10 – 40 detik.

2. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 6 Maret 2009 hingga hari Sabtu, 23 Mei 2009, status kegiatan G. Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

3. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 02 Desember 2008 hingga hari Sabtu, 23 Mei 2009, status kegiatan G. Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (level III).

4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan perkembangan).

(3)

3

Sejak tanggal 21 April 2008 hingga hari Jum’at, 22 Mei 2009, status kegiatan G. Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). Pukul 00.00 – 06.00 WIT, 27 kali gempa Letusan dengan amplituda maksimum 39 – 50 mm dan lama gempa 25 – 75 detik. 15 kali gempa Hembusan dengan amplituda maksimum 6 – 30 dan lama gempa 15 – 45 detik. 1 kali gempa Tektonik Jauh, amplitudo maksimum 15 mm, S P 18 detik dan lama gempa 60 detik.

5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 23 April 2009 hingga hari Sabtu, 23 Mei 2009, status kegiatan G. Slamet masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). Pada pukul 00.00 – 06.00 WIB terekam 428 kali gempa Letusan dengan amplituda maksimum 4 – 32 mm dan lama gempa 90 – 330. gempa Tremor terus menerus dengan amplituda maksimum 4 – 15 mm.

B. Rekomendasi

1. Masyarakat di sekitar G. Api Ibu dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km.

2. Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau.

3. Masyarakat di sekitar G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Karangetang, G. Api Ibu dan G. Slamet dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

4. Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimanti.

5. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

6. Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan.

7. Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah G. Semeru maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas.

8. Belum dipandang perlu adanya pengungsian di semua gunung yang dinyatakan dalam status siaga.

9. Masyarakat sekitar G. Karangetang tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal. 10. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G.

Slamet.

11. Penduduk di sekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

12. Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernafasan.

13. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

(4)

4

III. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Minggu, 24 Mei 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 – 12.00) Siang (12.05 – 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan Berawan dan hujan ringan

Berawan dan hujan ringan 4 Jakarta Timur Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

6 Jakarta

Kep.Seribu Berawan Berawan

Berawan dan hujan ringan 7 Bogor Berawan dan Hujan

Ringan

Berawan dan hujan ringan

Berawan dan hujan ringan 8 Tangerang Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

9 Depok Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

10 Bekasi Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari - Hujan sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari - Hujan lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari - Hujan sangat lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Peringatan Dini : Berpotensi hujan dengan itensitas ringan kadang sedang yang disertai kilat/petir serta angin kencang antara sore hingga menjelang malam hari terutama di wilayah barat, selatan dan timur.

IV. Prakiraan Gelombang Tinggi :

Prakiraan gelombang tinggi untuk tanggal 22 - 23 Mei 2009 pukul 07:00 WIB sebagai berikut : - 2.0 - 3.0 m : Perairan utara Aceh, Perairan barat Mentawai, Perairan Kep. Tanimbar,

Perairan Kep. Aru, Laut Arafuru dan Selatan Marauke yang berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang.

- 3.0 – 4.0 m : Samudera Hindia utara dan baratlaut Aceh yang berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, tugboat, roro, LCT dan Ferry.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika

V. Lain-lain :

1. Tanah Longsor di Kab Karang Anyar, Prov. Jawa Tengah.

Telah terjadi tanah Longsor pada hari Jum,at, 22 Mei 2009 di Desa Balong, Kec. Jenawi, Kab. Karang Anyar Prov. Jawa Tengah, yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, Akibat bencana tersebut 1 unit rumah rusak ringan dan beberapa rumah warga tertimpa longsoran. Upaya penanganan yang dilakukan adalah untuk mengantisipasi longsor susulan aparat setempat meningkatkan patroli diwilayah rawan longsor.

Sumber :BPBD JATENG

2. Banjir di Kota Palopo, Prov. Sulawesi Selatan.

Telah terjadi Banjir pada hari Jum,at, 22 Mei 2009 di Kec. Wara dan Kec Wara Utara, Kota Palopo, Prov. Sulawesi Selatan yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, Akibat bencana

(5)

5

tersebut puluhan rumah terendam dengan ketinggian air mencapai ± 50-100 cm, banjir hanya sebentar karena pada hari sabtu, 23 Mei 2009 sudah surut dan aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Upaya penanganan yang dilakukan adalah TNI dan Masyarakat melakukan pembersihan dari luimpur akibat bencana banjir tersebut.

Sumber : Kodim 1403 / Palopo

3. Gempa Bumi Tektonik

- Telah terjadi gempa bumi tektonik pada hari Minggu, 24 Mei 2009 pukul 01:04:33 WIB dengan kekuatan 5.5 SR pada kedalaman 37 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 0.72 LS - 130.22 BT (97 km Barat laut Manokwari – Papua Barat). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum diperoleh informasi adanya dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika

.

Pengawas,

Drs. Muhtarudin

Jakarta, 24 Mei 2009 An. Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir dengan judul “Kajian Kelayakan Teknis Pembangunan Jalan Lingkar Ambarawa” ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi permasalahan lalu lintas yang ada

Pemahaman tentang asas hukum dan norma hukum atau kaidah hukum, dapat dijelaskan bahwa asas hukum bukanlah merupakan aturan yang bersifat konkrit sebagimana

• Provinsi Lampung, Papua, Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Aceh, Maluku Utara, Sulawesi tengah, Sulawesi Barat, Bengkulu, Maluku, dan Kalimantan Selatan perlu

 Potensi Hujan Lebat di wilayah : Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

• Pembangunan wilayah Sumatera yang sesuai dengan daya dukung lingkungan • NAD • Sumatera Utara • Sumatera Barat • Riau • Jambi • Sumatera Selatan • Lampung

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.. Banyak kendala yang penulis hadapi

Setelah dilakukannya proses eksperimen warna, maka dilakukan proses eksplorasi multilayer pada kulit kayu Saeh dan Lantung yang telah diberi warna dengan menggunakan teknik

475 Kelurahan Aek Parombunan Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga telah terjadi tindak pidana Narkotika yang dilakukan oleh Terdakwa JEKSON PARULIAN SIMANULLANG,