ISPS CODE
Seri:
Manajemen Pelabuhan
Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak.MM.Msc
Raja Oloan Saut Gurning, ST.Msc.CMarTech.GMRINA.MIMarEST
Penerbit : PT. Andhika Prasetya Ekawahana
ISPS CODE
Seri - Manajemen Pelabuhan
Oleh :- Drs. Eko Hariyadi Budiyanto, Ak, MM, Msc
- Raja Oloan Saut Gurning, ST. Msc. CMarTech. MIMarEST.
Hak Cipta @ 2015, pada penulis. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis,
termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari penulis.
Penerbit :
PT. Andhika Prasetya Ekawahana ISBN: 978-979-17154-2-3
Kami memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya
buku ISPS Code seri Manajemen Pelabuhan ini.
Kode Keamanan Internasional terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan (The
International Ship and Port Facility Security Code – ISPS Code) merupakan
aturan yang menyeluruh mengenai langkah-langkah untuk meningkatkan
keamanan terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan.
Dilatar belakangi meningkatnya kejahatan di laut dan kegiatan terorisme,
sehingga aturan ini dikembangkan sebagai tanggapan terhadap ancaman
yang dirasakan dapat terjadi terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyajian buku ini. Karenanya sungguh diharapkan berbagai masukan dan
kritikan yang membangun agar penyampaian buku ini dapat lebih baik dan
sempurna di kemudian hari.
Kami berharap melalui buku ini dapat menjadi pegangan bagi para pengguna
yaitu pejabat maupun petugas keamanan yang terkait dengan implementasi
ISPS Code diantaranya Port State Officer (PSO), Port Facility Security Officer
(PFSO), Ship Security Officer (SSO), Company Security Officer (CSO),
petugas keamanan pelabuhan dan petugas keamanan kapal. Semoga
Halaman
PRAKATA ... iii
DAFTAR ISI
ISPS CODE
I. PENDAHULUAN
... v
... 1
... 1
1.1. Latar Belakang
1.2. Sasaran
1.3. Definisi
1.4. Penerapan
... 1
... 1
... 2
... 4
1.5. Tugas dan tanggungjawab Pemerintah
1.6. Organisasi keamanan yang diakui atau
... 4
Recognized Security Organization (RSO) ... 4
II. KEAMANAN KAPAL ... 5
2.1. Penilaian keamanan kapal (Ship Security Assessment) .. 5
2.2. Rancangan keamanan kapal (Ship Security Plan) ... 5
2.3. Perwira keamanan perusahaan (CSO), Perwira
keamanan kapal (SSO) ... 6
2.4. Pelatihan (Training), praktek latihan (Drill), dan
pelaksanaan latihan (Exercise) ... 6
III. KEAMANAN FASILITAS PELABUHAN ... 6
3.1. Penilaian keamanan fasilitas pelabuhan (Port Facility
Security Assessment) ... 6
3.2. Rancangan keamanan fasilitas pelabuhan (Port Facility
Security Security Plan) ... 7
3.3. Perwira keamanan fasilitas pelabuhan (PFSO) ... 7
3.4. Pelatihan (Training), praktek latihan (Drill), dan
pelaksanaan latihan (Exercise) ... 7
Halaman
IV. PROSEDUR PEMENUHAN ISPS CODE ... 8
4.1. Kajian ulang dan persetujuan penilaian keamanan kapal
dan fasilitas pelabuhan ... 8
4.2. Verifikasi
4.3. Sertifikasi
... 9
... 10
V. PENJELASAN PETUNJUK IMPLEMENTASI/PENERAPAN
ISPS CODE ... 11
5.1. Keputusan dan peraturan-peraturan implementasi/
penerapan ISPS Code ... 11
5.2. Komite keamanan pelabuhan (Port Security Committe) 12
5.3. Pengawasan ... 12
5.4. Catatan (Record) ... 12
5.5. Pernyataan keamanan atau Declaration of Security
(DoS) ... 13
5.6. Keamanan tingkat 1 ... 15
5.7. Prosedur pemberitahuan kedatangan awal
terhadap keamanan kapal ... 18
5.8. Komunikasi kapal yang akan memasuki dan
meninggalkan pelabuhan
... 19
1
ISPS CODE
ISPS CODE
Langkah-langkah khusus peningkatan keamanan pelayaran yang
dikenal dengan nama ISPS Code atau kode Internasional keamanan
kapal dan fasilitas pelabuhan
1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1. Meningkatnya kejahatan di laut dan kegiatan terorisme, membuat negara- n e g a r a a n g g o t a I M O m e n g a d a k a n pertemuan pada tanggal 9 s/d 13 desember 2 0 0 2 d i L o n d o n u n t u k m e l a k u k a n perubahan pada konvensi internasional mengenai keselamatan jiwa di laut atau Safety Of Life At Sea (SOLAS) 1974.
2. Perubahan/amandemen SOLAS 74 ini dilakukan pada Bab V. Keselamatan Pelayaran (Safety Of Navigation) dan penambahan pada Bab XI menjadi Bab XI-1 m e n g e n a i l a n g k a h - l a n g k a h k h u s u s p e n i n g k a t a n k e s e l a m a t a n p e l a y a r a n (special measures to enhance maritime
safety) dan Bab XII-2 langkah-langkah
khusus peningkatan keamanan pelayaran (special measures to enhance maritime s a f e t y ) y a n g d i k e n a l d e n g a n n a m a
International Ship and Port Facility Security Code (ISPS Code) atau kode internasional
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan.
3. International Ship and Port Facility Security
Code (ISPS Code) terbagi atas 2 bagian:
- B a g i a n ( P a r t ) A , m e r u p a k a n Mandatory/kewajiban = seksi 1 s/d 19. - B a g i a n ( P a r t ) B , m e r u p a k a n Guidance/Pedoman/Penjelasan = seksi 1 s/d 19.
1.2. SASARAN
1. Membangun suatu kerangka kerja yang melibatkan kerjasama antara Pemerintah negra-negara penandatangan, badan- badan pemerintah, pemerintah lokal dan industri pelayran serta industri pelabuhan u n t u k m e n g i d e n t i f i k a s i a n c a m a n k e a m a n a n d a n m e n g a m b i l t i n d a k a n pencegahan terhadap peristiwa keamanan yang berakibat kepada kapal atau fasilitas p e l a b u h a n y a n g d i g u n a k a n u n t u k perdagangan internasional.
2. Menetapkan peran masing-masing dan t a n g g u n g j a w a b p e m e r i n t a h penandatangan, badan-badan pemerintah, pemerintah lokal, industri pelayaran dan i n d u s t r i k e p e l a b u h a n , p a d a t i n g k a t nasional dan tingkat internasional untuk menjamin keamanan maritim.
2
ISPS CODE
3. Menjamin secara dini dan keberhasilan m e n g u m p u l k a n i n f o r m a s i d a n pertukarannya yang berhubungan dengan keamanan.
4. M e n y e d i a k a n s u a t u c a r a t e r h a d a p p e n i l a i a n k e a m a n a n u n t u k i t u rancangannya harus ada dan tatacaranya u n t u k m e n a n g g a p i n y a t e r h a d a p perubahan tingkat keamanan.
5. M e n j a m i n k e p e r c a y a a n y a n g c u k u p terhadap langkah keamanan maritim dan proposional pada tempatnya.
1.3. DEFINISI
1. D e s i g n a t e d A u t h o r i t y ( D A ) a d a l a h Penyelenggara yang dikenal didalam Pemerintah yang mengadakan perjanjian sebagai yang bertanggung jawab untuk memastikan implementasi dari ketentuan- ketentuan pasal ini yang menyinggung tentang keamanan fasilitas pelabuhan dan hubungan kapal/pelabuhan dari sudut pandang fasilitas pelabuhan, dalam hal ini
Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
2. Ship Security Oplan (Ssp) atau Rancangan
Keamanan Kapal adalah suatu rancangan
y a n g d i b u a t u n t u k m e m a s t i k a n penerapannya terhadap langkah/tindakan diatas kapal yang dirancang bangun untuk m e l i n d u n g i m a n u s i a d i a t a s k a p a l , muatannya, unit transportasi muatan, perbekalan kapal atau kapalnya sendiri dari resiko peristiwa/kejadian keamanan.
3. Port Facility Security Plan (PFSP) atau
Rancangan Keamanan Fasilitas Pelabuhan
adalah suatu rancangan yang dibangun u n t u k m e m a s t i k a n p e n e r a p a n n y a terhadap langkah/tindakan yang dirancang b a n g u n u n t u k m e l i n d u n g i f a s i l i t a s pelabuhan dan kapal-kapal, manusia, muatannya, unit transportasi muatan dan p e r b e k a l a n k a p a l d i d a l a m f a s i l i t a s pelabuhan dari resiko peristiwa/kejadian keamanan.
4. Ship Security Officer (SSO) atau Perwira
Keamanan Kapal adalah personil diatas
kapal, yang bertanggung jawab terhadap Nakhoda, yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penanggung jawab terhadap keamanan kapal, termasuk implementasi d a n p e m e l i h a r a a n d a r i r a n c a n g a n keamanan kapal dan untuk berkoordinasi dengan petugas keamanan perusahaan dan petugas keamanan fasilitas pelabuhan. 5. Company Security Officer (CSO) atau
Petugas Keamanan Perusahaan adalah
personil yang ditugaskan oleh perusahaan u n t u k m e m a s t i k a n b a h w a p e n i l a i a n keamanan kapal telah dilaksanakan, bahwa s u a t u r a n c a n g a n k e a m a n a n k a p a l diperkuat, disampaikan untuk persetujuan, d a n k e m u d i a n m e n e r a p k a n n y a d a n memeliharannya, dan untuk berhubungan dengan petugas fasilitas pelabuhan dan petugas keamanan kapal.
6. Port Facility Security Officer (PFSO) atau
Petugas Keamanan Fasilitas Pelabuhan
3
ISPS CODE
p e n a n g g u n g j a w a b u n t u k p e n g e m b a n g a n , p e n g e m b a n g a n , penerapan, perubahan dan pemeliharaan d a r i r a n c a n g a n k e a m a n a n f a s i l i t a s p e l a b u h a n d a n u n t u k b e r h u b u n g a n dengan petugas keamanan kapal dan petugas keamanan perusahaan.
7. Security Level 1 atau Keamanan tingkat 1 adalah tingkat dimana perlindungan minimum dari langkah keamanan yang tepat semestinya tetap dipelihara setiap saat.
8. Secirity Level 2 atau Keamanan tingkat 2 a d a l a h t i n g k a t d i m a n a t a m b a h a n perlindungan dari langkah keamanan yang tepat semestinya tetap dipelihara untuk jangka waktu tertentu sebagai hasil dari p e n i n g k a t a n r e s i k o d a r i p e r i s t i w a keamanan.
9. Security Level 3 atau Keamanan tingkat 3 adalah tingkat untuk kelanjutan tindakan p e r l i n d u n g a n s e c a r a k h u s u s y a n g semestinya ditetapkan untuk jangka waktu terbatas ketika suatu peristiwa keamanan dimungkinkan atau nyata, meskipun bisa j a d i t i d a k m u n g k i n u n t u k d a p a t menemukan/mengenali tujuan sasaran yang khusus.
10. Mobile Offshore Drilling Unit atau Unit Pengeboran Lepas Pantai yang berpindah- pindah adalah suatu unit pengeboran lepas pantai yang digerakkan secara mekanis seperti ditegaskan didalam aturan IX/1, tidak dalam lokasinya.
11. Ship to Ship Activity adalah setiap kegiatan yang tidak berkaitan dengan fasilitas pelabuhan yang meliputi pemindahan muatan dan atau orang dari sebuah kapal ke kapal lain.
12. Ship/Port Interface atau Kapal/Pelabuhan berinteraksi adalah interaksi yang terjadi ketika suatu kapal yang berlangsung dan segera terkena akibat oleh tindakan yang melibatkan pergerakan manusia, barang- barang atau perbekalan-perbekalan dari pelayanan pelabuhan ke atau dari kapal. 13. Declaration of Security atau Maklumat
Keamanan maksudnya suatu persetujuan yang dicapai antar suatu kapal dan bisa juga suatu fasilitas pelabuhan atau kapal yang lainnya dengan yang mana ia berinteraksi, menetapkan langkah keamanan yang masing-masing akan menerapkannya. 14. Recognized Security Organization atau
O r g a n i s a s i k e a m a n a n y a n g d i a k u i maksudnya suatu Organisasi dengan k e a h l i a n y a n g t e p a t d a l a m b i d a n g keamanan dan dengan pengetahuan yang tepat dalam bidang operasional kapal dan p e l a b u h a n , y a n g d i k u a s a k a n u n t u k melaksanakan suatu penilaian, atau suatu pemeriksaan atau suatu persetujuan atau suatu kegiatan sertifikasi, dipersyaratkan oleh bab ini atau bagian A dari Peraturan ISPS ini.
15. Port Security Commitee (PSC) atau Komite Keamanan Pelabuhan adalah organisasi yang terdiri dari Adpel/Kanpel selaku
4
ISPS CODE
Koordinator, Kabid/Kasi Penjagaan dan P e n y e l a m a t a n s e l a k u K o o r d i n a t o r Pelaksana dan Perwakilan Instansi terkait selaku anggota.
16. Port Security Officer (PSO) adalah pejabat Kabid/Kasi Penjagaan dan Penyelamatan s e b a g a i K o o r d i n a t o r K e a m a n a n Pelabuhan.
17. Ve r i f i k a s i a d a l a h p e m e r i k s a a n / a u d i t terhadap Rancangan Keamanan kapal (SSP), dan atau Rancangan Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSP) serta semua ketentuan dan prosedur terkait dalam rancangan keamanan kapal dan pelabuhan yang harus dipenuhi.
1.4. PENERAPAN
Penerapan ISPS Code sesuai Amandemen S O L A S 7 4 d a n K e p u t u s a n M e n t e r i P e r h u b u n g a n N o . K M . 3 3 Ta h u n 2 0 0 3 pemberlakuan amandemen SOLAS 74 di Indonesia mulai tanggal 1 Juli 2004 terhadap: 1. Kapal-kapal yang melakukan pelayaran
Internasional, dengan rincian sebagai berikut:
a. Kapal Penumpang termasuk kapal penumpang berkecepatan tinggi b. Kapal barang termasuk kapal barang
berkecepatan tinggi diatas 500 GT c. Unit Pengeboran Minyak Lepas Pantai
atau Mobile Offshore Drilling Unit (MODU)
2. P e l a b u h a n / F a s i l i t a s p e l a b u h a n y a n g m e l a y a n i k a p a l - k a p a l p e l a y a r a n internasional.
Peraturan ini tidak diterapkan terhadap: 1. Kapal Perang dan kapal bantuannya. 2. K a p a l l a i n y a n g d i m i l i k i a t a u
dioperasikan oleh pemerintah negara- negara penandatangan dan digunakan hanya pada pelayanan non komersial oleh pemerintah.
1.5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH
1. Menetapkan Designated Authority (DA) 2. M e n u n j u k R e c o g n i z e d S e c u r i t y
Organization (RSO)
3. Menetapkan Tingkat keamanan (Security Level)
4. P e n g e s a h a n P o r t F a c i l i t y S e c u r i t y Assessment (PFSA) dan Port Facility Security Plan(PFSP)
5. Pengesahan Ship Security Plan (SSP) 6. Verifikasi dan sertifikasi
7. Menetapkan persyaratan-persyaratan u n t u k D e k l a r a s i K e a m a n a n a t a u Declaration of Security (DoS)
8. M e n y a m p a i k a n i n f o r m a s i k e p a d a Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan kepada industri-industri pelayaran dan pelabuhan
9. Pengawasan
1.6. ORGANISASI KEAMANAN YANG
DIAKUI ATAU RECOGNIZED
SECURITY ORGANIZATION (RSO)
Tugas dan kewenangan RSO ditetapkan oleh D i r e k t u r J e n d e r a l P e r h u b u n g a n L a u t berdasarkan ketentuan, kapasitas dan aplikasi yang disampaikan oleh masing-masing calon RSO, tapi tidak melampaui dari batasan- batasan dibawah ini: