• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS XI MA MUHAMMADIYAH NANGAHURE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS XI MA MUHAMMADIYAH NANGAHURE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS XI MA

MUHAMMADIYAH NANGAHURE DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI

Riswana

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA IKIP Muhammadiyah Maumere

email: riswanaanhar@gmail.com ABSTRACT

Riswana. Analysis of High School’s Students class XI Physics Conceptual Understanding Of MA Muhammadiyah Nangahure With Inquiry Learning Model. Paper. Maumere: Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Maumere Muhammadiyah Institute, 2017.

This study aims to determine what percentage of students who understand the concepts of physics with… the factors that affect learning physics. The population in this research is class XI MA Muhammadiyah Nangahure 2016/2017 school year 9 students. The method used in this study is a test, questionnaires and interviews. The test consists of a test descriptions understanding of the concept. This study uses qualitative data analysis. Results from this study reveals that a number of students who understand the concepts of physics with inquiry learning is 50,56 %. The highest of understanding the concept of students based on the material in hydrostatic pressure and the lowest on Archimedes law. From the results of the study are also known factors that affect student learning, are internal factors which consist of interest and by motivation and external factors which families and infrastructure. It concluded that students understand the concept with Inquiry Learning Model is still low.

Keywords : Understanding Concepts, Learning Model, Inquiry 1. PENDAHULUAN

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran fisika adalah kemampuan dalam memahami konsep yang tepat dan benar. Hal ini dikarenakan siswa hanya menghafal teori-teori dan konsep dalam setiap mata pelajaran tanpa menyelidiki bagaimana konsep itu terbentuk. Artinya siswa hanya diajarkan konsep dengan pemahaman secara verbal. Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sangat mendukung pengetahuan yang akan didapatnya karena itu penerapan model pembelajaran yang tepat oleh guru dapat membantu memberikan stimulus aktif kepada siswa. Keaktifan siswa ini dapat memberikan dampak positif bagi kualitas proses belajar siswa.

(2)

Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara dengan guru fisika di MA Muhammadiyah Nangahure ditemukan beberapa fenomena, antara lain : (1) siswa masih cenderung pasif, hanya mencatat apa yang disampaikan guru serta kurangnya respon balik terhadap apa yang dicatat atau disampaikan guru, (2) guru dalam proses pembelajaran kurang menggunakan alat peraga secara maksimal dalam menjelaskan materi pembelajaran, (3) siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung dalam fisika dan sulit menerapkan teori dalam hitungan, (4) Hasil ini membawa dampak pada lemahnya kemampuan siswa dalam memahami kosenp fisika yang diajarkan.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, saat ini banyak sekali model-model pembelajaran yang bermunculan, model-model tersebut mengharuskan adanya perubahan dalam lingkungan belajar, memberikan variasi dimana siswa belajar, bekerja dan berinteraksi sehingga siswa dapat bekerjasama, saling membantu berdiskusi dalam memahami materi pelajaran maupun mengerjakan tugas-tugas. Salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri ini cocok diterapkan dalam pembelajaran fisika

.

Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk menjadi lebih kritis, analisis, argumentatif dan mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan yang ada di alam melalui pengalaman-pengalaman dan sumber lainnya. Dalam pelaksanaannya model pembelajaran inkuiri menghadapkan siswa kepada situasi bertanya-tanya. Pembelajaran ini dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pemahaman konsep fisika yang muncul dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap siswa.

KAJIAN TEORI

1.1.Pengertian Pemahaman Konsep

Bloom dalam Waluya mengatakan pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi, dan mampu mengaplikasikannya.1

1Hamdani, D. Kurniati, E. Sakti, I. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Dengan

Menggunakan Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VIII Di Smp Negeri 7 Kota Bengkulu”. Jurnal Exacta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, ISSN 1412-3617, , 10, (1) , 1-10

(3)

Menurut Nasution pemahaman konsep adalah kemampuan individu untuk memahami suatu konsep tertentu. Seorang siswa telah memiliki pemahaman konsep apabila siswa telah menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Bentuk dari pemahaman konsep berupa pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman Ekstrapolasi.2

Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam prosedur yang luwes, akurat, efisien dan tepat. Indikator pemahaman kosep menurut Shadiq adalah sebagai berikut:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep

2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya)

3) Memberikan contoh dan non contoh dari konsep

4) Memberikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 5) Mengembangkan syarat perlu dan cukup suatu konsep

6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.3

Dari pendapat beberapa ahli di atas pemahaman konsep dapat diartikan kemampuan menangkap dan mengungkapkan kembali suatu materi yang telah diterima dalam bentuk yang lebih mudah dipahami serta kemampuan dalam mengaplikasikannya.

1.2.Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Joyce mengatakan, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Joyce juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah : “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam 2 Suleman, R. Nalole, M. Rival, S. (2013). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep

Penjumlahan Di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Skripsi Kualitatif.1-12

3 Fadilah, N. (2014). Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Prisma Dengan

(4)

merencanakan aktivitas belajar mengajar ”.4 Model pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan para pengajar sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Gulo menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena inkuri menuntut peserta didik untuk berpikir.5

Kuslan dan Stone mendefinisikan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuan. Inkuiri merupakan kegiatan yang menuntut peran aktif siswa secara maksimal dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

Poses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut Kuslan dan Stone ditandai dengan ciri-ciri sebagai beikut:

1) Menggunakan keterampilan proses

2) Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu 3) Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah 4) Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri

5) Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen 6) Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan

data, mengadakan pengamatan, membaca/menggunakan sumber lain

7) Siswa melakukan penelitian secara individu/kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut

8) Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.6

Menurut Gulo sebagaimana yang dikutip Trianto menyatakan bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan 2) Merumuskan hipotesis

3) Mengumpulkan data 4) Analisis data

4 Trianto.Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik.(Jakarta:Prestasi Pustaka.2007).hal.1

5 Ibid., Trianto

6 Amri S., Ahmadi I. K, . Proses pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam

(5)

5) Membuat kesimpulan 2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif artinya penulis menggambarkan atau menjelaskan bagaimana pemahaman konsep fisika yang telah diteliti melalui data-data yang diambil dari penelitian, kemudian dianalisis dan diambil suatu kesimpulan sebagai hasil penelitian. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.7

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 20016/2017 selama 2 bulan sejak tanggal 09 Februari 2017-09 April 2017. Adapun tempat penelitiannya adalah di MA Muhammadiyah Nangahure Maumere. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Muhammadiyah Nangahure. Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling. Dimana, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian8.

2.1.Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mengetahui berapa persentase siswa yang memahami materi fisika juga faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu Tes, tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian, Angket dan Wawancara.

Untuk mencari besarnya masing-masing validitas soal digunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus

sebagai berikut :

= ( )( )

{ ( ) }{ ( ) } …....……….……. 9 Untuk mencari reliabilitas menurut soal bentuk uraian digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

= ( )(1− ) ………....10

7 Sapuroh, Siti. (2010). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi Pada Konsep Monera (Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

8 Sukmadinata N. S, Metode Penelitian Pendidikan, Rosda, Bandung, 2009, cetakan ke-5, hal. 254.

9 Arikunto S. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT. Bumi Aksara.2007) . Hal.72 10 Ibid., Arikunto, Hal.109

(6)

Untuk menguji tingkat kesukaran instrumen digunakan rumus: =

Daya pembeda pada soal uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

= ……....………...……11

2.2.Teknik Analisis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa terhadap instrumen tes uraian tertulis pemahaman konsep. Data dianalisis dengan statistika deskriptif dengan cara menghitung persentase skor pemahaman konsep fisika siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= 100 % ………..………12

Tabel 1 Kualifikasi hasil tes13 Rentang Skor (%) Kriteria

66,68 ≤ ≤100 Tinggi

33,34 ≤ ≤66,67 Sedang

0 ≤ ≤33,33 Rendah

Untuk data berupa jawaban angket yang diberikan pada siswa kemudian dianalisis. Data yang diperoleh dari pertanyaan atau penyataan yang terdapat di lembar angket berupa data kualitatif, agar data tersebut dapat diukur, maka diadakan transformasi dari data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan cara memberi skor pada setiap jawaban tersebut. Penilaian angket yang digunakan adalah berdasarkan skala Likert, dengan ketentuan sebagai berikut:

Untuk pernyataan Positif

a. Alternatif jawaban selalu diberi skor 5 b. Alternatif jawaban sering diberi skor 4

c. Alternatif jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d. Alternatif jawaban jarang diberi skor 2

e. Alternatif jawaban tidak pernah diberi skor 1

11 Rusilowati, Ani. 2008. Buku Ajar Evaluasi Pengajaram. Semarang: Fakultas MIPA UNNES

.

12 Sudijono, 2008: 318

13 Arikunto, S. & Jabar, C. S. A. Evaluasi Program Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2004).Hal.18-19

(7)

Untuk pernyataan Negatif

a. Alternatif jawaban selalu diber skor 1 b. Alternatif jawaban sering diberi skor 2

c. Alternatif jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d. Alternatif jawaban jarang diberi skor 4

e. Alternatif jawaban tidak pernah diberi skor 5

Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, maka dalam menghitung persentase skor hasil angket digunakan cara sebagai berikut:

= 100%

Selanjutnya dihitung rata-rata persentase skor observasi tiap-tiap pembelajaran lalu dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil persentase observasi seperti pada Tabel 2 berikut:14

Tabel 2 Kualifikasi Hasil Persentase Skor Angket Rentang Skor (%) Kriteria

66,68 ≤ ̅≤100 Tinggi

33,34 ≤ ̅≤66,67 Sedang

0 ≤ ̅≤33,33 Rendah

Selain itu juga dilakukan wawancara kepada subjek penelitian untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memahami konsep fisika. Sehingga diperoleh kesimpulan dari angket, wawancara subjek dan wawancara guru untuk memperoleh data faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh selama penelitian berupa hasil tes uraian tertulis yang berisi soal pemahaman konsep, angket dan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman belajar siswa. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk menunjukkan tingkat pemahaman siswa dari tes objektif dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa melalui angket dan wawancara.

(8)

3.1.Pemahaman Konsep Fisika

Hasil tes uraian yang diberikan pada 9 orang siswa diperoleh nilai terendah sebanyak 3 orang siswa, nilai sedang sebanyak 6 orang siswa dan nilai yang tertinggi tidak ada. Sedangkan nilai rata-ratanya adalah 50,56.

Berdasarkan kualifikasi hasil tes diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Analisis Tes

Kualifikasi Frekuensi Persentase %

Tinggi -

-Sedang 6 66,66

Rendah 3 33,33

Jumlah 9 100

Tabel 4 Hasil Nilai Berdasarkan Materi Responden Hidrostatika Hukum

Pascal Hukum Archimedes Jumlah Nilai No. Soal 1 2 3 4 5 6 R01 10 5 5 5 5 5 35 R02 10 5 10 5 5 - 35 R03 10 5 10 10 10 10 55 R04 10 10 15 10 10 5 60 R05 10 10 10 10 25 - 65 R06 10 10 15 5 15 - 55 R07 10 5 10 - - - 25 R08 10 10 15 5 10 10 60 R09 10 10 15 15 10 5 65

. Berdasarkan analisis soal yang diberikan pada siswa yang mengandung materi fluida statis, mencakup tekanan hidrostatika, hukum Paskal, dan hukum Archimedes diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep siswa yang paling tinggi yaitu pada materi tekanan hidrostatika, sedangkan pemahaman konsep siswa paling rendah yaitu pada materi hukum Archimedes. Hal ini karena materi tekanan hidrostatika lebih sederhana dari materi lain. Dalam materi hidrostatika hanya menekankan pada satu konsep yaitu kedalaman. Sedangkan pada materi hukum Archimedes, dibutuhkan pemahaman yang lebih

(9)

mendalam. Pada materi Hukum Archimedes siswa cenderung kesulitan dalam menentuan sifat tenggelam, terapung, atau melayang dan perhitungan matematisnya.

3.2.Hasil angket

Selain hasil yang diperoleh di atas, peneliti juga memperoleh data sebagai

hasil dari penyebaran angket kepada para siswa. Angket berisi faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yang dilihat dari faktor internal dan ekstenal yaitu

diri sendiri (motivasi dan minat), sarana prasarana, lingkungan keluarga.

Tabel 5 Hasil Persentase Angket Pengaruh Motivasi Minat Sarana

Prasarana

Keluarga

Tinggi 55,55 % 66,66 % 33,33 % 77,77 %

Sedang 44,44 % 33,33 % 44,44 % 22,22 %

Rendah - - 22,22 %

-Untuk motivasi hasil angket menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi sebesar yaitu 55,55 % dan siswa dengan motivasi sedang berada dibawah sebesar 44,44 %, artinya siswa memiliki motivasi dalam dirinya untuk belajar fisika, sehingga guru harus mampu meningkatkan motivasi tersebut dengan model pembelajaran yang tepat.

Untuk minat hasil angket menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualifikasi minat tinggi sebesar yaitu 66,66 % dan siswa dengan minat sedang berada dibawah sebesar 33,33 %. Artinya bahwa siswa memiliki minat yang cukup dalam belajar fisika. Untuk sarana prasarana hasil angket menunjukkan bahwa faktor sarana dan prasarana terhadap belajar siswa terbagi menjadi 3 yaitu kategori tinggi sebanyak 33,33 %, kategori sedang sebesar 44,44 % dan kategori rendah sebesar 22,22 %. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa faktor sarana prasarana, juga mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran. Untuk keluarga menunjukkan hasil bahwa orang tua siswa yang memberikan perhatian yang cukup pada siswa untuk rajin berangkat ke sekolah maupun mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru sebesar 77,77 %. Sedangkan untuk siswa yang kurang mendapat perhatian dari orangtua sebesar 22,22 %. Dari hasil angket di atas baik faktor internal (motivasi dan minat) maupun faktor eksternal (sarana prasarana dan keluarga) sama-sama mempengaruhi belajar siswa.

(10)

3.3.Hasil Wawancara

Wawancara digunakan sebagai salah satu metode dalam pengumpulan data. Tujuan dari wawancara adalah sebagai Triangulasi data, yaitu untuk memeriksa kebenaran hasil analisis jawaba tes serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Untuk menghasilkan data yang akurat, maka peneliti melakukan wawancara kepada seluruh siswa kelas XI. Wawancara digunakan untuk memperoleh data faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

Hasil analisis wawancara dengan siswa menunjukkan motivasi siswa dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang mempersiapkan diri untuk menghadapi pembelajaran fisika di sekolah,baik dengan cara belajar maupun mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah. sedangkan menurut hasil wawancara dengan guru, siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan, siswa lebih suka cara pembelajaran yang langsung melibatkan siswa dengan mengambil contoh dari lingkungan sekitar.

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki minat yang cukup baik, dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dan anggapan bahwa fisika itu penting walaupun siswa itu sendiri kesulitan dalam mengerjakan soal fisika. Berdasarkan penuturan Ibu Nurrohmah A.F, S.Pd, selaku Guru mata pelajaran Fisika kelas XI IPA yang menyatakan bahwa kemampuan matematis siswa sangat rendah namun siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran fisika.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai saran prasarana dengan siswa menyatakan bahwa tidak semua siswa memiliki buku saat proses belajar berlangsung. Siswa juga menyatakan bahwa sekolah tidak memiliki peralatan laboratorium IPA yang lengkap untuk menunjang kegiatan praktikum IPA. Disamping itu buku-buku fisika yang tersedia di perpustakaan kurang lengkap. Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan guru. Untuk keluarga hasil wawancara menunjukkan bahwa orang tua siswa yang memberikan perhatian yang cukup pada siswa untuk rajin berangkat ke sekolah maupun mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik faktor internal maupun eksternal sangat berpengaruh dalam belajar siswa terutama pemahaman siswa.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep fisika siswa kelas XI MA Muhammadiyah Nangahure masuk kategori rendah, dimana tidak ada siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam tes, siswa yang memperoleh nilai sedang dalam tes sebesar 66,66 %, sedangkan nilai rendah sebanyak 33,33 %, dengan nilai

(11)

rata-rata 50,56. Pemahaman konsep fisika yang paling dikuasai siswa adalah materi Hidrostatistika dan materi yang tidak dikuasai siswa yaitu materi Hukum Arcimedes.

Dari hasil angket dan wawancara yang diberikan kepada siswa, diketahui bahwa faktor internal (diri sendiri) yaitu motivasi dan minat serta faktor eksternal yaitu sarana prasarana dan keluarga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pemahaman dalam pembelajaran siswa.

5. REFERENSI

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, S.,& Jabar, C. S. A. (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Fadilah, N. (2014). “Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Volume Prisma Dengan Pendekatan Pendidkan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal

Hamdani, D. Kurniati, E. Sakti, I. (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VIII Di Smp Negeri 7 Kota Bengkulu”. Jurnal Exacta.

Rusilowati, Ani. (2008). Buku Ajar Evaluasi Pengajaram. Semarang: Fakultas MIPA UNNES

Sapuroh, Siti. (2010). “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi Pada Konsep Monera (Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang)”. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda, cetakan ke-5 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi.(2010).Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka

Suleman, R. Nalole, M. Rival, S. (2013). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Skripsi Kualitatif Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik.

Gambar

Tabel 4 Hasil Nilai Berdasarkan Materi Responden Hidrostatika Hukum
Tabel 5 Hasil Persentase Angket Pengaruh Motivasi Minat Sarana

Referensi

Dokumen terkait

Dari nilai persentase fotodegradasi ini, fotokatalis komposit Ag/ZnO ini lebih efektif dalam mendegradasi fenol 50 ppm dibandingkan dengan fotokatalis ZnO yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengelolaan sarana dan prasarana di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kulon Progo sudah terintegrasi dengan baik sesuai

1. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 - 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.

(2008), dan Babihoe (2009) menunjukkan bahwa penerapan model PTT pada padi sawah dengan mengintroduksikan komponen-komponen teknologi budi daya sinergis mampu meningkatkan

Rencana yang dilaksanakan dalam pembelajaran disusun sesuai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran di dalam silabus pembelajaran tematik kelas IV Semester 2. RPP

Kebijakan SPMI : pernyataan tertulis yang menjelaskan pemikiran, sikap, pandangan dari institusi tentang system penjaminan mutu internal yang diberlakukan untuk

Kegiatan panen rata-rata dilakukan setiap bulan oleh petani, sehingga besarnya pendapatan petani dari usahatani kelapa atas biaya tunai pada strata I, II, dan III

lain yang bukan pihak pada statuta untuk dapat. ah harus memenuhi syarat-syarat yang