• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR. dari semua pihak, baik dari pihak internal organisasi maupun dari pihak eksternal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENGANTAR. dari semua pihak, baik dari pihak internal organisasi maupun dari pihak eksternal."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang

Krisis dalam suatu organisasi merupakan masalah yang memerlukan perhatian dari semua pihak, baik dari pihak internal organisasi maupun dari pihak eksternal. Apalagi krisis yang kemudian berdampak pada pembentukan citra organisasi tersebut. Bila organisasi tidak mampu mengatasi krisisnya, maka citra negatif yang akan diperoleh organisasi itu. Terutama krisis yang terjadi dalam organisasi yang dipandang memiliki suatu pengaruh dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan bantuan dari pihak humas organisasi itu dalam membentuk citra positif organisasi tersebut. Humas TNI yang merupakan bagian dari humas pemerintah merupakan corong atau sumber informasi, yang dituntut kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang sangat cepat terutama menghadapi opini publik dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.

Pada era globalisasi sekarang ini yang sarat diwarnai dengan teknologi informasi, telah mendorong timbulnya kesadaran yang semakin kuat pada organisasi-organisasi, lembaga termasuk juga pada institusi TNI Angkatan Darat tentang pentingnya dukungan publik terhadap eksistensi suatu lembaga. Menurut Prayudi (2005 : 21) pengelolaan opini publik menjadi penting untuk dijalankan oleh manajemen suatu lembaga dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Organisasi harus membangun kepercayaan dengan secara aktif menggandeng publik baik internal maupun eksternal demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Apabila fungsi komunikasi dengan publik organisasi dapat berjalan dengan baik maka proses pencapaian tujuan organisasi akan mudah terlaksana. Semakin cerdas publik

(2)

dari sebuah organisasi dalam menilai kinerja organisasi, semakin membuat pihak manajemen harus mampu mengidentifikasi apa yang menjadi pengharapan dan keinginan publik terhadap keberadaan organisasi. Orientasi organisasi yang tadinya monolog dari organisasi kepada publik, sekarang dituntut untuk berubah ke arah dialog sebagai upaya pihak manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan publik sesuai dengan kenyamanan mereka karena hal ini juga menyangkut reputasi organisasi.

Dalam konteks membangun sinergi antara institusi TNI dengan publik tersebut, peran Satuan Penerangan TNI yang berfungsi sebagai agen Humas (Public Relations-PR) bagi TNI menjadi semakin mengemuka. Sebagai bagian dari manajemen organisasi, Lembaga PR TNI harus berorientasi pada aktivitas yang dilakukan oleh institusi induknya, yakni Mabes TNI dan Mabes masing-masing Angkatan. Orientasi Humas TNI terhadap tujuan institusi induk harus “selaras” dengan spirit sosial yang berkembang di masyarakat, sehingga eksistensi lembaga Humas TNI dapat efektif menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan segenap khalayak. Melalui hubungan itu dapat terwujud citra TNI yang positif dan interaksi harmonis untuk saling menyesuaikan diri dan saling mendukung antara jajaran Satuan TNI dengan khalayak, begitu pun sebaliknya.

Secara esensi, Alan T. Belasen dalam bukunya The Theory of Corporate Communication: A Competing Value Perspective (2008: 58-59) menyebutkan bahwa reputasi organisasi dibentuk oleh tiga hal: Pertama, apa yang dikatakan orang tentang organisasi. Kedua, apa yang dilakukan organisasi. Ketiga, organisasi berkata tentang dirinya sendiri. Untuk memahami faktor tersebut penting untuk mengidentifikasi aktivitas yang memengaruhi setiap aspek tentang bagaimana komunikasi organisasi dengan publiknya. Karena reputasi yang dipegang oleh publik merupakan hal yang

(3)

sangat krusial untuk kesuksesan organisasi. Dalam situasi seperti ini, komunikasi dan informasi mengenai organisasi dapat membantu menciptakan hubungan yang baik antara organisasi dengan publik. Reputasi bisa dibangun melalui komunikasi eksternal organisasi, karena pada dasarnya reputasi merupakan perwujudan persepsi maupun tanggapan publik/khalayak umum terhadap organisasi.

Relasi organisasi dengan publiknya semakin kompleks seiring dinamika lingkungan yang melingkupinya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi relasi organisasi dengan publiknya, seperti yang terjadi di Indonesia. Yang pertama adalah adanya era reformasi yang menempatkan posisi publik setidaknya relatif lebih seimbang dan memiliki kekuatan tawar menawar dengan organisasi. Dengan posisi ini publik memiliki kebebasan berbicara dan mengkritik organisasi tanpa adanya tekanan. Kedua, jumlah media pembentuk opini publik juga semakin banyak. Dalam situasi seperti ini, organisasi perlu membuka ruang dialog dengan publik dan peka untuk selalu beradaptasi dengan lingkungannya.

Perkembangan teknologi informasi ikut pula memengaruhi relasi organisasi dengan publiknya. Teknologi mampu meniadakan batas ruang dan waktu antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu peristiwa dapat dengan segera disebarluaskan dengan bantuan teknologi informasi. Sangat sulit bagi organisasi untuk menutup diri, sebaliknya harus cepat tanggap dan memberikan informasi terkini. Organisasi berupaya untuk mengetahui kebutuhan, harapan maupun opini publik berkaitan dengan organisasi, yang selanjutnya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam pembuatan keputusan organisasi, termasuk salah satunya adalah organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Media massa sebagai sumber informasi, lebih banyak menyampaikan laporan non fiksi yang ingin diketahui masyarakat. Media massa di tengah peradaban

(4)

masyarakat modern saat ini memiliki kontribusi signifikan dalam kehidupan manusia. Masyarakat memerlukan madia massa untuk pemenuhan kebutuhan akan informasi, pendidikan, pengetahuan, dan hiburan. Jangkauan media massa yang luas membuat kita tahu tentang dunia luar lingkungan kita. Hal itu disebabkan karena media mempunyai kekuatan dalam membentuk opini publik, selain itu menciptakan citra dalam masyarakat. Jadi pemberitaan di media massa tentang visi, misi dan kinerja termasuk TNI merupakan sarana pembentukan opini publik dan sarana penciptaan citra akan sosok TNI.

Terkait dengan hubungan publik dengan TNI, memori rakyat terhadap TNI di masa lampau takkan mudah terhapuskan. Setelah reformasi, TNI ikut mereformasi diri. Pada tahun 1998 TNI dengan responsif dan proaktif telah mengambil keputusan politik untuk melakukan reformasi internal sebagai proses berlanjut dalam penataan institusionalnya. Komitmen reformasi internal TNI ini tentunya merupakan suatu keputusan penting, bukan saja bagi TNI tetapi juga bagi bangsa dan negara dan kepentingan nasional pada umumnya. Dengan sadar dan jujur TNI telah menangkap tuntutan perubahan yang terus berkembang dengan melakukan tinjauan reflektifitas perannya di masa lalu dan pentingnya merumuskan perannya di masa mendatang. Bagi TNI, reformasi adalah tantangan sekaligus peluang. Dalam hal ini Letjen TNI SB Yudhoyono menyatakan:

“Jika selama ini ABRI dikritik sebagai sebuah institusi yang cukup dekat dengan kekuasaan sehingga sering bersinggungan dengan distorsi pemerintahan, kini ditantang apakah sungguh berkehendak dan mampu ikut mengembangkan demokrasi dan masyarakat sipil ini. Jika ABRI dinilai mampu menegakkan stabilitas dan mendorong pembangunan bangsa di masa lalu apakah juga mampu untuk ikut menjadi pelopor dalam mengembangkan nilai, lembaga dan praktek demokrasi dan masyarakat madani di negeri ini” (SB Yudhoyono 199:164).

(5)

Setelah reformasi internal TNI berjalan, TNI semakin terbuka dan lebih dekat dengan masyarakat, media juga bebas untuk memberitakan tentang masalah TNI tanpa adanya intervensi. Namun dampak dari hal tersebut, salah satunya adalah pemberitaan tentang peristiwa bentrok TNI-Polri. Dari peristiwa tersebut, banyak anggapan yang beredar di masyarakat bahwa aparatur negara termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak berpihak kepada masyarakat. Fakta yang terjadi di masyarakat memang tidak hanya TNI yang melakukan tindak kriminal, masyarakat biasa pun berpotensi melakukan tindak kriminal. Namun keberadaan media massa yang semakin hari semakin kritis dalam memberitakan sesuatu, menjadikan media massa dengan bebas melakukan pemberitaan, tidak terkecuali pemberitaan tindak kriminal tentang TNI. Salah satu pemberitaan bentrok TNI-Polri yang mengecewakan bagi publik adalah pemberitaan media tentang peristiwa perkelahian antara anggota TNI AD dengan Polri di Batam, Kepri tahun 2014 lalu. Peristiwa ini merupakan topik penelitian dilihat dari sudut pandang bagaimana peran humas TNI dalam menghadapi opini publik saat itu untuk meningkatkan ketahanan lembaga TNI AD.

Peristiwa Bentrok Anggota TNI AD Dengan Polri di Batam, empat anggota TNI Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti menjadi korban dalam peristiwa penembakan yang dilakukan anggota Brimob di Markas Komando Brimobda Kepri, di Tembesi, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) pada Minggu, 21 November 2014 malam. Keempat anggota TNI itu yang tertembak di bagian pahanya adalah, Pratu Ari Kusdiyanto yang merupakan anggota kesehatan kompi Markas Yonif 134/TS dan Prada Hari Sulistiyo selaku anggota kompi bantuan Yonif 134/TS, Praka Eka Basri anggota Kompi, dan Pratu Eko anggota Kompi Markas.

Insiden ini terjadi ketika anggota Polda Kepri dan Brimobda Kepri melakukan penggerebekan di salah satu gudang solar yang terletak di Jalan Trans Barelang

(6)

Tambesi Batu Aji, Batam. Kepala Dinas Penerangan Angkata Darat, Brigjen TNI Andika Perkasa saat jumpa pers di Markas Besar AD, Jakarta menjelaskan kronologi peristiwanya. Pada pukul 20.00 WIB, Anggota Polda dan Brimbob Kepri melakukan penggerebekan gudang BBM solar milik seseorang berinisial N. Saat itu, mereka mendapati sebuah mobil sedang merah yang diduga sebagai pelangsir BBM solar menuju gudang tersebut. Mobil itu pun kabur saat mengetahui ada penggerebekan. Pengejaran pun langsung dilakukan. Penembakan pun dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap mobil yang terus berusaha melarikan diri.

Sekitar pukul 21.30 WIB, Anggota Polda dan Brimbob Kepri keluar dari gudang minyak tersebut. Pada saat bersamaan melintas Pratu Ari Kusdiyanto dan Prada Heri Sulistiyo yang baru saja selesai melaksanakan apel malam di Yonif 134/TS dan akan pulang ke rumahnya di daerah Bengkong Laut sekaligus akan mengambil cucian laundry. Dan mereka sama sekali tidak bersenjata. Di tengah perjalanan, 2 prajurit itu pun berhenti lantaran melihat keramaian di depan perumahan Cipta Asri atau di gudang BBM tadi. Namun, bagian tanah tempat keduanya berdiri malah ditembaki dan mengenai paha Pratu Ari Kusdiyanto dan Prada Heri Sulistiyo.

Kemudian, sekitar pukul 21.45 WIB, Praka Eka Basri yang sedang menuju simpang Tambesi untuk membeli makan bagi istrinya melihat 2 rekannya yang tertembak. Yang bersangkutan kemudian singgah ke Mako Brimob dan menanyakan kepada anggota Brimob alasan penembakan kedua rekannya. Kedua belah pihak kemudian terlibat cekcok mulut. Dan pada saat itu, Praka Eka pun dikeroyok dan dipukul dengan sebuah gitar. Sekitar pukul 21.50 WIB, Pratu Eko Syahputra yang merupakan anggota Kompi Markas Yonif 134/TS mendapat telepon dari rekannya tentang insiden itu. Ia yang tidak bersenjata kemudian menuju Mako Brimob untuk

(7)

mencari tahu kejadian sebenarnya. Namun, setibanya di lokasi yang bersangkutan malah ditembak oleh anggota Brimob.

Selanjutnya, sekitar pukul 22.10 WIB, Pratu KS Marpaung yang merupakan Anggota Provost juga menuju Mako Brimob setelah mendengar insiden tadi. Saat tiba di lokasi, Pratu KS Marpaung sudah mendapati Praka Eka Basri bersimbah darah di bagian wajahnya. Namun, kedatangnya ini juga tidak dipedulikan oleh anggota Brimob, mereka malah membawa Praka Eka masuk ke dalam kantor Brimob. Sekitar pukul 22.19 WIB, Lettu Infantri Irham Irawan yang merupakan Pasi Intel Yonif 134/TS juga hadir ke Mako Brimob. Ia datang dan langsung menyampaikan pada Wakasat Brimobda Kepri untuk menjemput anggotanya yang ada di dalam. Namun, saat pembicaraan di depan Mako Brimob berlangsung, Irham mendengar letusan senjata dari dalam kantor Brimobda Kepri. Diduga penembakan ini dilakukan kepada Praka Eka.

Setelah terus didesak oleh Irham, akhirnya Praka Eka pun dikeluarkan dari dalam, tepatnya pukul 22.45 WIB. Saat keluar, kondisinya sudah berlumuran darah di bagian wajah dan kaki sudah tertembak. Korban pun langsung dibawa ke RSUD Embung Fatimah untuk dilakukan operasi pengeluaran proyektil peluru. Sekitar pukul 23.00 WIB, Danyonif 134/TS tiba di depan Mako Brimob menemui Wakasat Brimob dan langsung menenangkan anggotanya yang sudah ramai berkumpul di lokasi.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan dengan kasus tertembaknya anggota TNI di Batam terjadi saat penggerebekan gudang Bahan Bakar Minyak (BBM) di perumahan Cipta Asri, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (21/11) malam. Insiden tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman di lapangan. Polisi menyebutkan ada sekitar 20 personel Dirkrimsus Polda Kepri dan Brimob yang ikut melakukan penggerebekan tersebut.

(8)

Diketahui bahwa ada provokasi terhadap situasi saat itu sehingga pada waktu itu gagal mengamankan dan menyita, bahkan kecenderungan untuk kondisi tidak aman buat petugas kepolisian dan memutuskan meninggalkan lokasi.

Brigjen Boy Rafli menyebutkan provokasi yang dimaksud, adanya upaya menggagalkan langkah kepolisian yang dilakukan warga di perumahan. Terkait ada tertembaknya anggota TNI, peristiwa itu terjadi adanya kesalahpahaman komunikasi antara Anggota Polri dengan TNI di lapangan. Ketika saat akan melakukan penyitaan BBM dan penangkapan orang yang diduga melakukan penimbunan BBM dengan inisial N. Kemudian secara berurutan terjadilah dinamika kesalahpahaman komunikasi di lapangan antara petugas dengan sepertinya teman-teman TNI yang berasal dari batalyon 134, ada empat orang yang terkena luka tembak di bagian kaki.

Masalah yang diteliti peran humas TNI Angkatan Darat dalam menghadapi opini publik untuk meningkatkan ketahanan lembaga, dengan batasan studi kasus pemberitaan media terhadap peristiwa bentrok TNI AD-Polri di Batam Kepri. Peneliti memfokuskan kajian pada strategi komunikasi saja yang dilakukan oleh Humas TNI Angkatan Darat, bukan kegiatan perencanaan komunikasi secara keseluruhan. Peran Humas TNI Angkatan Darat yang dimaksud di sini yakni serangkaian kegiatan komunikasi eksternal yang dilakukan oleh TNI Angkatan Darat kepada masyarakat dalam menghadapi opini publik yang berkembang dan terbentuk di masyarakat terkait peristiwa bentrok antara anggota TNI AD dengan Polri di Batam Kepri yang banyak diberitakan media. Strategi komunikasi tersebut dirasa perlu dilakukan karena situasi yang bergejolak baik bagi organisasi secara internal maupun bagi masyarakat secara eksternal.

(9)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, untuk mendapatkan kepercayaan kembali dan memperbaiki citranya di mata masyarakat, TNI Angkatan Darat berusaha membangun strategi komunikasi dengan publik eksternalnya. Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana peran humas TNI Angkatan Darat dalam mengelola peristiwa bentrok TNI AD-Polri di Batam?

2. Bagaimana strategi komunikasi humas TNI AD dalam menguatkan ketahanan lembaga?

1.3. Keaslian Penelitian

Kajian tentang analisis peran humas dan strategi komunikasi eksternal dalam membangun opini publik telah banyak dilakukan, ditandai dengan banyaknya hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya membangun opini publik untuk memperkuat reputasi suatu institusi/lembaga. Reputasi organisasi dapat dibentuk dengan membangun komunikasi yang baik.

Dalam organisasi, komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Bahkan banyak literatur yang mengemukakan bahwa komunikasi dan keberhasilan suatu organisasi sangat berhubungan dengan erat. Berikut ini, hasil penelitian yang berkaitan dengan strategi komunikasi antara lain :

No Peneliti Judul/ Tahun Penelitian Karakteristik Hasil/Tujuan Penelitian 1 Maeti, Siti, Fatonah, dkk. “Strategi Departemen Corporate Communications PT Bank Mandiri Persero Tbk Dalam

Membangun Reputasi

Descriptive Jurnal Departemen corporate Communications Bank Mandiri melakukan beberapa strategi untuk memperbaiki reputasi mereka pasca skandal

(10)

Paska Skandal kredit Macet “

kredit macet, diantaranya dengan: Media Relations, ExternalCommunications, Corporate Brandingdan Internal Communications. 2 Edys Ryanto Hubungan militer

dengan Media dalam mengahadapi perang informasi.

Case Study : In

depth interview Pola hubungan militer dan media di era reformasi berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi. Pada awal refonmasi, ada kerjasama pihak militer dengan media, namun beberapa media seolah ingin melakukan politik balas dendam atas kejadian di masa lalu. Kontrol yang dilakukan mediapun sangat

subjektif. Kondisi demikian bergengaruh terhadap ketahanan nasional, Ada beberapa media nasional dan bahkan internasional

menyampaikan informasi

ikut merugikan kepentingan nasional melalui pembentukan opini yang mendiskreditkan pemerintah RI dan TNI di dalam negeri maupun di mata dunia internasional. 3 Nurul Jannati Rochmah Analisis Strategi Komunikasi Eksternal Lembaga Penyiaran Publik Untuk Menguatkan Reputasi di Mata Masyarakat: Studi Deskriptif Kualitatif Pada Radio Republik Indonesia

Case Study: In-Depth Interview

Strategi komunikasi eksternal yang dilakukan oleh RRI lebih cenderung bertipologi Proactive. Dengan pendekatan pada action strategies berupa organizational

performance dimana peran , audience participation terdapat pada program siaran, special events juga sponshorships. Sedangkan communication strategies yang digunakan sejauh ini berupa publisitas melalui kegiatan advertising, namun kurang menekankan pada aktivitas

(11)

Dari beberapa penelitian tersebut, terlihat peran komunikasi dalam membangun opini publik sangat penting dilakukan oleh suatu istitusi atau lembaga untuk memperoleh dukungan publik dalam memperkuat ketahanan lembaga.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peran humas TNI AD dalam mengelola opini publik terkait pemberitaan media tentang peristiwa bentrok TNI-Polri di Batam, Kepri. 2. Mengetahui strategi komunikasi humas TNI Angkatan Darat menghadapi opini publik dalam menguatkan ketahanan lembaga.

1.5. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan kepada TNI untuk mengoptimalkan fungsi penerangan Angkatan Darat dalam rangka meningkatkan ketahanan lembaga TNI Angkatan Darat.

Selain itu juga manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam upaya pembinaan organisasi dan pengembangan SDM di satuan kerja Penerangan TNI AD dan sebagai bahan referensi bagi Dinas Penerangan TNI AD yang merupakan satuan pengguna agar dapat melaksanakan tugas pokoknya lebih optimal dalam melaksanakan perannya untuk mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.

(12)

1.6. Sistematika Penelitian

Bab I. Pengantar. Dalam bab ini diuraikan latar belakang permasalahan yang merupakan landasan pentingnya penilitian ini dilaksanakan, kemudian menetapkan rumusan masalah , mempertegas keaslian penelitian, menentukan tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta menguraikan sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Bab ini menguraikan berbagai tinjauan pustaka yang dikutip dari berbagai pendapat para pakar dari hasil penelitian lain yang relevan dengan penelitian maupun peraturan perundang-undangan. Selain itu juga menguraikan berbagai landasan teori yang dijadikan sebagai bahan analisis, antara lain teori peran, teori komunikasi, teori manajemen krisis, teori opini publik dan teori humas.

Bab III. Metode Penelitian. Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang metode, jenis dan sifat penelitian, pemilihan lokasi, teknik pengumpulan dan pengolahan data, teknik analisa data dan variabel penelitian serta defenisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Bab IV. Dinas Penerangan Angkatan Darat dan Pemberitaan Media tentang Bentrok TNI AD–Polri di Batam. Bab ini menguraikan gambaran umum daerah penelitian, dan Dinas Penerangan Angkatan Darat baik dari segi kondisi SDM, sistem kerja, hambatan dan peran maupun fungsi atau struktur organisasi dalam melaksanakan fungsi publikasi dan pengelolaan opini publik serta gambaran pemberitaan media tentang peristiwa bentrok TNI AD-Polri di Batam.

Bab V. Peran Humas TNI AD dalam Mengelola Peristiwa Bentrok TNI AD-Polri di Batam. Bab ini menjelaskan bagaimana opini publik yang berkembang setelah terjadi bentrok TNI AD-Polri di Batam, dan memberikakan gambaran tentang

(13)

reputasi TNI AD sebelum dan sesudah bentrok terjadi. Peneliti juga menjabarkan analisa berita media massa tentang peristiwa bentrok TNI AD–Polri dan menjabarkan mengenai hasil temuan penelitian yang didapat peneliti saat melakukan penelitian, untuk kemudian dilakukan pembahasan sesuai dengan teori dan konsep pada Bab II.

Bab VI. Peran Humas Dalam Menghadapi Opini Publik Guna Mewujudkan Ketahanan Lembaga. Bab ini menjelaskan tentang bagaimana ketahanan lembaga TNI dan Polri sebagai dampak dari opini publik yang berkembang setelah terjadinya bentrok TNI AD dan Polri di Batam terkait dengan reformasi birokrasi nasional yang menuju pada pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Ketahanan lembaga dideskripsikan secara rinci dianalisa dari hasil penelitian dengan variabel berupa ketahanan lembaga serta opini publik.

Bab VII. Penutup. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, yang merupakan jawaban dari seluruh rumusan permasalahan yang telah ditentukan pada bab I, selain itu juga memberikan saran untuk peningkatan fungsi penerangan khususnya Dinas Penerangan Angkatan Darat dalam rangka peningkatan ketahanan lembaga.

Referensi

Dokumen terkait

Validasi media sistem informasi penilaian portofolio siswa berbasis website di SMK Negeri 1 Driyorejo Gresik oleh validator mendapatkan penilaian dengan persentase skor

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Lucyanda dan Paramitha (2012), yang meneliti pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay yaitu debt to

 Discount uang

Senang Kharisma Textile mewujudkannya dalam bentuk pemberian upah, jaminan sosial, dan fasilitas kesejahteraan yang baik.. Perusahaan ini merupakan salah satu dari

Dalam proses belajar mengajar yang berhubungan dengan kerja sama ilmiah yaitu inquiri, yang menjadi dasar dalam pengamatan atau percobaa, dan merupakan kesempatan

Secara operasional yang dimaksud peneliti dengan judul “Strategi Hubungan Masyarakat (Humas) dalam Meningkatkan Pemasaran Lembaga Pendidikan (Studi Multi Kasus di

Penelitian ini membahas tentang kesehatan reproduksi khususnya komplikasi persalinan serta faktor yang diduga mempengaruhinya seperti umur ibu saat

Tesis dengan judul Proses Komunikasi dan Perubahan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Melayu Pontianak (Studi Kasus : Tradisi Pantang Larang) disusun sebagai salah satu syarat