• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

91 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

DESAIN DAN STUDI KONSTRUKSI KAPAL PURSE SEINE

BERMATERIAL KAYU DIPELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA

(PPS) LAMPULO

Rizwan 1, Ichsan Setiawan, Sayyid Afdhal El Rahimi1, Irma Dewiyanti1, Nanda Rizki

Purnama1, MuhammadArif¹

1

Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, BandaAceh

E-mail:[email protected], [email protected], [email protected],

[email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK

Pembangunan kapal yang ada di Provinsi Aceh pada umumnya dibangun secara tradisional, pembangunan kapal secara tradisional tersebut dinilai kurang efisien dan optimal dikarenakan para pengrajin kapal di Aceh membangun kapal tanpa memiliki desain konstruksi kapal dan belum memenuhi aturan-aturan dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai desain dan konstruksi kapal purse seine dan mengetahui persyaratan material konstruksi kapal yang sesuai dengan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sehingga pembangunan kapal di galangan tradisional Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo ini menjadi lebih efisien dan optimal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2017 yang berlokasi digalangan kapal tradisional Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data penelitian diperoleh dengan 2 cara yaitu data primer (pengamatan dan pengukuran terhadap kapal purse seine yang diteliti dan ditunjang dengan wawancara dengan pemilik dan pengrajin kapal) dan data sekunder (studi literature dan instansi-instansi terkait). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa nilai rasio dimensi kapal yang diteliti sudah sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan. Jenis-jenis material kayu yang digunakan pada kapal yang diteliti sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia(BKI). Sedangkan, untuk bagian-bagian konstruksi kapal yang diteliti tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Biro KlasifikasiIndonesia (BKI).

Kata kunci:Desain, Konstruksi, Kapalpurse seine, PPS Lampulo 1. PENDAHULUAN

Propinsi Aceh memiliki wilayah pesisir tesrbesar di Pulau Sumatera. Provinsi Aceh dikelilingi wilayah pesisir sepanjang 1.660km dengan luas perairan laut 295.370 km², terdiri atas luas wilayah perairan (territorial dan kepulauan) seluas 56.563 km² dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 238.807km² (Juanda dan Martunis, 2014). Provinsi Aceh terletak antara 06o04’33,6’’LU dan 98o17’13,2’’BT. Batas wilayah Provinsi Aceh yaitu sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatra Utara dan sebelah Barat dengan Samudera Indonesia (BPSAceh, 2016).

Kapal penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan berfungsi sebagai sarana yang membantu dalam penangkapan ikan dilaut dan juga sebagai menampung dan mengangkut ikan serta mendinginkan atau mengawetkan ikan hasil tangkapan

(Ronald et al.,2014). Padau mumnya kapal penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Aceh dibangun secara tradisional tanpa adanya desain dan perhitungan-perhitungan seperti layaknya pembangunan kapal yang modern. Hal ini dikarenakan setiap pengrajin- pengrajin kapal membuatnya secara tradisional dengan menggunakan pengalaman turun- temurun yang diwariskan dari leluhur mereka (Rachman et al., 2012).

Kapal ikan yang dibangun di galangan tradisional Pelabuhan Perikanan Samudera(PPS) Lampulo ini belum semuanya memiliki desain kostruksi kapal dan belum semuanya memenuhi aturan-aturan dari Biro Klasifikasi Indonesia(BKI) seperti membuat desain rencana garis (lines plan), desain rencana umum (general arrangement), dan gambar konstruksinya

(2)

92 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) (Januardy, 2014). Oleh karena itu, maka

perlu dilakukan penyempurnaan terhadap pembuatan kapal dimasing-masing daerah seperti membuat desain konstruksi kapal dan pemilihan material kayu yang sesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

Hasil penelitan ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang desain konstruksi kapal dan pemilihan material kayu yang sesuai aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sehingga pembangunan kapal diAceh lebih efisien dan optimal dan juga sebagai informasi ataupun masukan bagi instansi ataupun perorangan yang memerlukan suatu hal yang berhubungan dengan kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo. 2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan objek yang diteliti yaitu kapal purse seine. Studi kasus merupakan penelitian yang memfokuskan suatu kasus tertentu dengan menggunakan kelompok atau individu sebagai objek yang diteliti. Penggunaan penelitian ini biasanya mengumpulkan data lebih dalam terhadap objek yang diteliti untuk menjawab permasalahan yang terjadi (Hasibuan,2007). Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan terhadap pemba-ngunan kapal purse seine yang diteliti dan ditunjang dengan wawancara (tanya-jawab) dengan pengrajin dan pemilik kapal. Data sekunder diperoleh dari studi literature dengan cara mengumpulkan referensi dari data yang dikelurkan oleh instansi terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dan UPTD Pelabuhan Perikanan

Samudera Lampulo. 2.1. Analisa Data

Analisis desain kapal dilakukan dengan cara membandingkan nilai rasio dimensi kapal yang diteliti dengan nilai rasio patokan standar dengan menggunakan persamaan:

L/B, L/D, dan B/D. Keterangan,

L = Panjang antaragaris tegak(LPP), B = Lebar kapal, dan

D = Tinggi kapal

Analisis konstruksi kapal dilakukan dengan cara identifikasi material yang digunakan pada pembangunan kapal purse seine. Data ini diperoleh dari wawancara dengan pembuat kapal dan pemilik kapal yang meliputi jenis material dan juga dilakukan pengukuran mengenai kons-truksi kapal purse seine yang diteliti. Analisis data konstruksi kapal menggu-nakan persamaan:

L (B/3+D) dan persamaan B/3+D Keterangan,

L = Panjang kapal, B = Lebar kapal, dan D = Tinggi kapal 3. HASIL

3.1. Dimensi utama kapal purse seine Pada umumnya kapal purse seine digunakan nelayan untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang hidupnya bergerombolan dan ikan perenang cepat seperti ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Dari hasil pengukuran dilapangan terhadap kapal purse seine yang ditelitidi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo, Banda Aceh maka diperoleh spesifikasi kapal seperti Tabel 1.

(3)

93 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) Tabel 1. Spesifikasi teknis kapal purse seine

No Keterangan Jenis dan ukuran

1 Tipe Purse seine

2 Bahan Kayu (laban, bangkirai, balau)

3 Panjang seluruhnya (LOA) 15,00 meter

4 Panjang garis muatan penuh (LWL) 13,70 meter

5 Panjang antara garis tegak (LPP) 11,30 meter

6 Lebar (B) 4,00 meter

7 Tinggi (D) 1,40 meter

8 Sarat air(d) 1,10 meter

9 Volume palka ikan 4,50 m3(2,00 x 1,50 x 1,50 meter)

10 Volume tangk iBBM 1,00 m3(1,00 x 1,00 x 1,00 meter)

11 Volume gudang penyimpanan 1,65 m3(1,65 x 1,00 x 1,00 meter)

Tabel 2. Nilai patokan standar dengan kapal yang diteliti

No Parameter Nilai patokan Ukuran kapal di lapangan

1 L/B <4,75 2,83

2 L/D 10,00 8,07

3 B/D 2,10 2,86

Tabel 3. Kesesuaian bagian konstruksi kapal dengan BKI

No Bagian konstruksi kapal

Hasil pengukuran Ketentuan BKI

Lebar (mm) Tinggi (mm) Lebar (mm) Tinggi (mm)

1 Lunas 170 250 180 270 2 Linggi haluan 100 250 155 220 3 Linggi buritan 200 200 155 220 4 Gading-gading 70 100 63 97 5 Galar balok 150 70 230 65 6 Balok geladak 70 150 70 120 7 Papan kulit 150 35 400 32 8 Papan geladak 150 35 75 45 9 Pondasi mesin 200 200 200 220

Tabel 4. Material kapal purse seine dan kesesuaain dengan BKI

No Jenis kayu Penggunaan diatas

kapal

Kelas Pemakaian rekomendasi

BKI

Awet Kuat

1 Bangkirai (Shore laevifolia Endert)

Linggi haluan, linggi buritan, gading-gading, galar balok, balok geladak, papan kulit, pondasi mesin

I

(I-III) I-II Semua bagian kapal

2 Laban (Vitex

pubesceus Vahl) Lunas I I-II

Papan kulit, papan geladak, gading-gading, lunas, galar, linggi, dll

3 Balau (Hopea

celebica Burck Papan geladak I I-II

Gading-gading, galar, papan kulit, papan geladak, balok geladak

(4)

94 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) 3.2 Desain kapal purse seine

Hasil desain kapal purse seine yang dijadikan objek studi dalam penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga yaitu 1) Gambar rencana garis yang terdiri dari tiga gambar yaitu gambar body plan, profile plan, dan half breadth plan (Gambar 1). 2) Gambar rencana umum terbagi menjadi dua gambar yaitu gambar tampak samping dan gambar tampak atas (Gambar 2). 3) Gambar rencana konstruksi memperlihatkan dua gambar yaitu gambar profile construction dan gambar plan construction (Gambar 3).

Gambar 1. Rencana garis (lines plan)

Gambar 2 Rencana umum (general arrangement)

Gambar 3 Rencana konstruksi

3.3 Hasil analisis nilai rasio dimensi kapal

Pembangunan kapal ikan sangat perlu memperhatikan perbandingan nilai rasio dimensi kapal seperti perbandingan antara panjang (L), Lebar (B), dan Tinggi (D). Perbandingan dari ketiga berfungsi untuk mengetahui karakteristik atau kemampuan dari suatu kapal (Ronald et. al., 2014). Untuk mengetahui nilai rasio dimensi suatu kapal diperoleh dengan menggunakan persamaan L/B, L/D, dan B/D. Nilai patokan yang sesuai standar dengan kapal purse seine yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 2 diatas.

3.4 Hasil analisis konstruksi kapal

Bagian-bagian konstruksi yang diteliti antara lain adalah 1) lunas; 2) linggi haluan; 3) linggi buritan; 4) gading-gading; 5) galar balok; 6) balok geladak; 7) papan kulit; 8) papan geladak 9) pondasi mesin. Ukuran bagian-bagian konstruksi kapal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 di atas. Hasil ini diperoleh menggunakan aturan yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1996 dengan menggunakan persamaan L(B/3+D) dan persamaan B/3+D. Berdasarkan perhi-tungan dengan menggunakan persamaan L(B/3+D) diperoleh angka petunjuk yaitu 41m2 dan persamaan (B/3+D) yaitu 2,73m. Dengan demikian ukuran dari pada konstruksi kapal purse seine yang diteliti dapat disesuaikan dengan nilai patokan yang ditentukan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1996 tersebut.

3.5 Material konstruksi kapal

Material atau bahan pembuatan kapal purse seine di Lampulo seluruhnya menggunakan kayu. Kayu-kayu yang digunakan pada konstruksi kapal harus memiliki sifat yang baik karena kapal akan selalu berada di dalam air dan harus tahan terhadap serangan hewan lau tseperti kapang dan teritip. Jenis kayu yang gunakan pada pembangunan kapal purse seine yaitu kayu bangkirai (Shorelaevifolia Endert),

(5)

95 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) kayu laban (Vitexpubesceus Vahl), dan kayu

balau (Hopea celebica Burck). 4. PEMBAHASAN

4.1 Nilai rasio dimensi kapal

Berdasarkan hasilan alisis pada tabel 2 di atas, nilai rasio L/B kapal purse seine yang diteliti yaitu 2,83 sedangkan nilai patokan rasio kapal purse seine yaitu <4,75. Nilai perbandingan L/B kapal yang diteliti lebih kecil dibandingkan dengan nilai patokan kapal purse seine sehingga memberikan kemampuan kecepatan kapal yang tinggi. Menurut Umam (2007) menyatakan bahwa kapal purse seine membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk melingkari gerombolan ikan dan membantu mengurangi kemungkinan ikan lolos.

Nilai perbandingan L/D pada kapal purse seine yang diteliti yaitu 8,07 sedangkan nilai patokan rasio kapal purse seine yaitu 10,00. Menurut susanto (2010) menyatakan bahwa kekuatan memanjang kapal akan bertambah apabila nilai perbandingan L/D kecil, artinya pada panjang kapal yang sama semakin besar nilai dalam kapal maka kekuatan memanjang kapal akan semakin baik dan begitu pula sebaliknya. Penambahan ukuran dalam kapal ini akan memberikan ruang penyimpanan kapal yang besar namum memberikan hambat yangbesar pula.

Nilai perbandingan B/D pada kapal purse seine yang diteliti yaitu 2,86 sedangkan nilai patokan rasio kapal purse seine yaitu 2,10. Nilai perbandingan B/D kapal yang diteliti lebih besar dibandingkan dengan nilai patokan kapal purse seine sehingga memberikan kemampuan stabilitas kapal yang baik. Hal ini dikarenakan pada saat penarikan jaring (hauling) seluruh anak buah kapal (ABK) beserta hasil tangkapan berada padasalah satu sisi kapal (Marjoni, 2009).

Kapal purse seine yang diteliti akan dioperasikan di daerah PPS Lampulo (perairan utara), dimana pada perairan

tersebut kapal yang dibangun pada umumnya memiliki nilai perbandingan L/B yang lebih kecil. Nilai perbandingan rasio ini menunjukan bahwa kapal yang dibangun pada perairan ini memiliki kecepatan yang tinggi. Nilai perbandingan L/B untuk kapal purse seine yang diteliti dibangun lebih kecil bertujuan agar kapal yang dibangun tersebut dapat menyesuaikan perairan dimana kapal di bangun yaitu PPS Lampulo.

4.2 Bagian-bagian konstruksi kapal purse seine

Bentuk konstruksi kapal purse seine yang di bangun di galangan kapal Lampulo secara umum dapat dilihat pada gambar 3. Adapun bagian-bagian konstruksi kapal purse seine yang diteliti yaitu lunas, linggi haluan dan buritan, gading-gading, galar balok, balok geladak, papan kulit, papan geladak, dan pondasi mesin.

4.2.1 Lunas

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, kapal purse seine yang diteliti hanya memiliki lunas luar saja. Hal ini sesuai dengan aturan yang dianjurkan BKI yang mengatakan bahwa untuk kappal yang mempunyai angka petunjuk L(B/3+D) lebih kecil dari140, maka konstruksi lunas bagian dalam tidak perlu digunakan. Ukuran dari pada lunas kapal purse seine yang diteliti yaitu 17cm x 17cm sedangkan ukuran lunas yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L (B/+D) yaitu 18cm x 27cm. Kapal purse seine yang diteliti di dapatkan bahwa lunas kapalmemiliki panjang 11,5m dan memiliki jumlah sambungan lunas sebanyak satu kali, hal ini sesuai dengan aturan yang dianjurkan BKI yang mengatakan bahwa untuk kapal yang memiliki panjang lunas <4 m hanya boleh melakukan penyambungan satu kali. 4.2.2 Linggi haluan dan butiran

Ukuran dari pada linggi haluan yaitu 10cm x 20cm dengan panjang 400cm dan

(6)

96 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) sudut kemiringan 60o sedangkan ukuran

linggi haluan yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 15,5cmx22 cm. Sedangkan ukuran dari pada

Linggi buritanya itu 20cm x 20cm dengan panjang 170cm untuk ukuran linggi buritan yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 15,5cm 22 cm.

4.2.3 Gading-gading

Kapal purse seine yang di telit iterbagi menjadi dua yaitu gading-gading dasar dan gading-gading samping. Kedua bagian ini memiliki ukuran yang sama yaitu 7cm x 10cm sedangkan ukuran gading-gading yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) dan B/3+D yaitu 6,3cm x 9,7cm. Ukuran tersebut belum sesuai dengan ukuran yang di tetapkan oleh BKI (1996), ukuran yang lebih besar ini menyebabkan bertambahnya kekuatan melintang kapal (Nofriyan, 2012). Hal ini di karenakan pengrajin kapal tradisional lebih mengandalkan pengalaman dan pengetahuan yang di peroleh secara turun temurun (Maulidia, 2010). Gading-gading dasar dan Gading-gading-Gading-gading samping semuanya berjumlah 27. Gading-gading nomor 1 berada pada ujung linggi buritan dan gading-gading nomor 27 berada pada linggi haluan. Bentuk gading-gading ini menyesuaikan dari bentuk kapal yang diinginkan maka dari itu bentuk dari pada gading-gading kapal yang diteliti dibagi menjadi dua bagian yaitu bentuk V bottom dan round bottom. Gading-gading bentuk V bottom terdapat pada gading-gading nomor 25 sampai 27 sedangkan untuk gading-gading bentuk round bottom terdapat pada gading-gading nomor 1 sampai 24.

Gading-gading dasar dan gading-gading samping disatukan dengan meng-gunakan baut dan mur. Pemasangan gading-gading dilakukan dengan cara mengikuti bentuk papan kulit kapal. Dengan perlakuan yang demikian, maka konstruksi gading-gading dan papan kulit

kapal rapat sehingga akan membuat konstruksi kapal tersebut kurang terjadi gesekan yang mengakibatkan melemahnya konstruksi kapal purse seine yang diteliti (Umam, 2007).

4.2.4 Galar balok

Galar balok pada kapal purse seine yang diteliti terbagi menjadi empat bagian yaitu galar balok atas, tengah, kim, dan alas. Hal ini tidak sesuai dengan aturan yang dianjurkan BK yang mengatakan bahwa untuk kapal yang mempunyai angka petunjuk L(B/3+D) lebih kecil dari 55, maka pada setiap sisi kapal sekurang-kurangnya harus memiliki sebuah galar balok yang tidak terputus. Galar balok atas, tengah, kim, dan alas terletak pada bagian kanan dan kirisisi dalam kapal yang merupakan penguat memanjang kapal dengan gading-gading. Galar balok utama, samping, dan bawah ini memiliki ukuran yang sama yaitu 17cm x 7cm sedangkan ukuran gading-gading yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 23cm x 6,5cm.

4.2.5 Balok geladak

Ukuran dari pada balok geladak yaitu 7cm x 15cm dengan panjang mengikuti lebar badan kapal sedangkan ukuran balok geladak yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 7cm x 12cm. Pada kedua sisi ujung balok geladak sengaja dibuat miring oleh pengrajin kapal sebesar 4cm agar memperlancar pembuangan air yang berada diatas dek kelubang pembuangan.

4.2.6 Papan kulit

Ukuran dari pada papan kulit yaitu 15cm x 3,5cm sedangkan ukuran papan kulit yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 40cm x 3,5cm. Oleh karena itu, ukuran tersebut belum sesuai dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI (1996). Kapal purse seine yang diteliti didapatkan bahwa pemasangan papan kulit mendahului

(7)

97 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) pemasangan dari pada gading-gading kapal,

hal ini telah menjadi kebiasan pembangunan kapal yang ada di Provinsi Aceh. Pemasangan papan kulit yang mendahului gading-gading ini menyebabkan bentuk badan kapal tidak simestris (Maulidia, 2010). Namun kekuatan kapal akan lebih besar karena mengurangi rongga-rongga pada kulit kapal dan gading-gading. Hal ini sesuai dengan pernyataan Umam (2007) bahwa pemasangan gading-gading yang mendahului kulit luar akan membuat konstruksi kapal tersebut kurang terjadi gesekan yang mengakibatkan melemahnya konstruksi kapal.

4.2.7 Papan geladak

Ukuran dari pada papan geladak yaitu 15cm x 3,5cm sedangkan ukuran papan geladak yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 7,5cm x 4,5cm. Ukuran tersebut belum sesuai dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI (1996). Menurut Nofriyan (2012) menyatakan bahwa ketidak sesuaian ini akan mempengaruhi kekuatan kapal sehingga menyebabkan berkurangannya kekuatan diatas dek kapal. Pembangunan kapal secara tradisional yang ada dilapangan menggunakan metode yang diwariskan dan pengalaman yang ada sehingga segala aspek teknisnya tidak menggunakan perhitungan yang pasti dan hanya mengandalkan keterampilan para pembuatnya (Jokosisworo dan Santosa, 2012).

4.2.8 Pondasi mesin

Ukuran dari pada pondasi mesinya itu 20cm x 20cm dan panjangnya 180cm sedangkan ukuran pondasi mesin yang ditetapkan oleh BKI (1996) menggunakan persamaan L(B/3+D) yaitu 20cm x 22cm. Ukuran tersebut belum sesuai dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI (1996). Ketidak sesuaian ini akan berpengaruh terhadap kekuatan penahan mesin dan menyebabkan kapal purse seine yang

diteliti lebih berat namun hal tersebut sangat berguna karena pondasi mesin dapat menahan kekuatan lebih baik terhadap beban mesin utama kapal (Nofriyan, 2012). Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Maulidia (2010) yang menyatakan bahwa ukuran pondasi mesin yang besar ini akan menambah kekuatan pondasi mesin yang dipasang. Berdasarkan dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa konstruksi kapal purse seine yang diteliti tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1996. Ketidak sesuaian ini disebabkan kurangnya pengetahuan pengrajin kapal mengenai aturan dari BKI tersebut. Ketidak sesuaian tersebut mengakibatkan lemahnya konstruksi kapal purse seine yang diteliti sehingga umur dari pada kapal akan pendek.

4.3 Material kapal purse seine

Material kapal merupakan bahan dasar yang harus ada sebelum pembangunan kapal dilakukan. Pemilihan material kapal harus mempertimbangkan berbagai aspek seperti kekuatan, keawetan, ketahan, kualitas, dan ukuran yang dibutuhkan dari pada pembangunan kapal (Iskandar, 1990). Hal ini bertujuan agar material kapal yang selalu terendam didalam air dapat bertahan lebih lama dari pada serangan hewan laut.

Pada kapal yang diteliti ada tiga jenis kayu yang digunakan pada pembangunan kapal purse seine yaitu kayu bangkirai (Shorelaevifolia Endert), kayu laban(Vitex pubesceus Vahl), dan kayu balau (Hopea celebica Burck). Ketiga jenis material pembangunan kapal tersebut merupakan jenis kayu yang dianjurkan oleh BKI. Ketiga jenis kayu tersebut termasuk kedalam kelas awet I yang dapat bertahan delapan tahun walaupun selalu berada dalam air, dapat bertahan terhadap serangan rayap, dan bertahan terhadap serangan bubuk kayu kering. Kayu ini termasuk kedalam kayu kelas kuat I-II yang memiliki berat jenis kering udara 0,90-0,60 (Yap, 1964). Penggunaan jenis

(8)

98 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) material kayu diatas kapal purse seine yang

diteliti dengan pemakaian rekomendasi kayu menurut BKI dapat dilihat pada Tabel 4 diatas. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa jenis-jenis material kayu yang digunakan pada kapal yang diteliti sesuai dengan aturan yang di tetapkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1996.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Kapal purse seine yang dibangun digalangan kapal tradisional Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo ini tidak memiliki desain kostruksi kapal seperti membuat desain rencana garis (lines plan), desain rencana umum (genera larrangement), dan gambar konstruksinya. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1996. Sementara Material yang digunakan untuk membangun kapal purse seine yang diteliti yaitu kayu bangkirai (Shore laevifolia Endert), kayu laban (Vitex pubesceus Vahl), dan kayu balau (Hopea celebica Burck). Ketiga jenis kayu tersebut adalah jenis kayu yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1996. Ukuran utama kapal purse seine yang diteliti yaitu Panjang seluruhnya (LOA) = 15,00m; Panjang garis muatan penuh (LWL) = 13,70m; Panjang antara garis tegak (LPP) = 11,30 m; Lebar (B) = 4,00m; Tinggi (D) = 1,40m; dan Saratair (d) = 1,10m. Nilai rasio kapal purse seine yang diteliti yaitu L/B = 2,83; L/D = 8,07; dan B/D = 2,86 sedangkan nilai rasio patokan standar yaitu L/B = <4,75; L/D = 10,00; dan B/D = 2,10. Nilai rasio dimensi kapal purse seine yang diteliti tersebut sesuai dengan nilai rasio patokan standar.

6. UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kami sampaikan kepada Kepala UPTD galangan Lampulo yang memberikan data-data pendukung pene-litian dan juga kami ucapakan terimakasih

kepada editor dan tim reviewer. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. 2016. Aceh Dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh.

Biro Klasifikasi Indonesia. 1996. Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut. Jakarta.

Felix Yap, Ir. K.H., 1964, Konstruksi Kayu. Penerbit Bina cipta, Bandung Hasibuan. Z.A. 2007. Metode Penelitian

Pada I lmu Komputer dan Teknologi Informasi. Depok: Fakultas Ilmu komputer, Universitas Indonesia. Iskandar, B.H. 1990. Studi tentang desain

dan konstruksi kapal Gillnet di Indramayu. Karya Ilmiah, Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Januardy, D. 2014. Desain dan Konstruksi Kapal Bouke Ami (Km Varia Karunia) Di Galangan Kapal PPS Nizam Zachman Jakarta. Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Juanda dan Martunis. 2014. Analisa

Kelayakan Finansial Pengembangan Cold Storage Plant di Pelabuhan Perikanan Lampulo Baru Banda Aceh. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, 6(1) : 17-21. Jokosisworo, S., A.W.B. Santosa. 2012.

Analisa Teknis KM Putra Bimantara III Menurut Peraturan Konstruksi Kapal Kayu BKI. Kapal, 5(1) : 6-14. Maulidia,V.2010. Keragaan Konstruksi

KMP SP01 di Palabuhan ratu, Sukabumi, JawaBarat. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.

Marjoni. 2009. Stabilitas Statis dan Dinamis Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Kota Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam. Thesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nofriyan, N.2012. Desain dan Konstruksi Kapal Penangkap Cumi-Cumi KM. Cahaya Alam Tiga di Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Skripsi,

(9)

99 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) Institut Pertanian Bogor.

Rachman, A.,M.N. Misbah, M. Wartono. 2012. Kesesuaian Ukuran Konstruksi Kapal Kayu Nelayan di Pelabuhan Nelayan (PN) Gresik menggunakan Aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Jurnal TeknikITS, 1:84-87. Ronald M. H., Syaifuddin, J. Zain. 2014.

Rancang Bangun Kapal Perikanan. Riau: Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

Susanto, A., Iskandar, B. H., & Imron, M. (2011). Evaluasi desain dan stabilitas kapal penangkap ikan di palabuhan ratu (studi kasus kapal PSP 01) Fishing Vessel Design and Stability Evaluation in Palabuhan ratu (Case Study of PSP 01 Training-Fishing Vessel). Marine Fisheries: Jurnal

Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut, 2(2), 213-221.

Umam, M. 2007. Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine “Semangat Baru” diGalangan Kapal Pulau Tidung. Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tesis Studi Simulasi Gerakan Vertikal Kapal Purse Seine Terhadap Gelombang Reguler Following Seas.. Nama Mahasiswa

Judul Tesis Studi Simulasi Gerakan Vertikal Kapal Purse Seine Terhadap Gelombang Reguler Following Seas.. Nama Mahasiswa

Penelitian ini membahas tentang analisa teknis dan ekonomis kapal ikan dengan alat tangkap purse seine type kapal kragan dengan tujuan untuk mengetahui

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Produksi perikanan laut menurut jenis ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine selama periode 2007-2012 mengalami

Besarnya pengaruh variabel tinggi gelombang terhadap skala perubahan hasil tangkapan ikan kapal purse seine EMJ Lima 99 GT sebesar -0.49 yang artinya jika variabel

Alat-alat keselamatan yang tersedia di atas kapal purse seine terdiri dari alat GPS, radio SSB, kompas, life jacket, life bouy, kacamata, sarung tangan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil usaha purse seine yang berlabuh di PPS Bungus yaitu setelah dikurangi biaya produksi, 70% untuk nelayan

Salah satu unit penangkapan ikan di PPS Kendari yang dapat memenuhi kebutuhan produksi perikanan tangkap yaitu menggunakan alat penangkap purse seine atau pukat cincin.. Nelayan di PPS