• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan

obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang,

dengan diagnosa medis skizofrenia ketatonik. Pasien bernama Nn. S

dengan nomor Registrasi 062429, umur 22 tahun, jenis kelamin

perempuan, pendidikan terakhir DIII, suku jawa indonesia, agama islam,

belum menikah. Pasien tinggal di purwodadi di bawa keluarga ke rumah

sakit jiwa. Penangguung jawab Ny. E, umur 41 tahun, jenis kelamin

perempuan, pekerjaan wiraswasta hubungan dengan pasien adalah ibu.

Pasien masuk ke rumah sakit jiwa tanggal 18-12-2008 pukul 15.00 WIB.

2. Alasan masuk

Pasien tidak ingat apa-apa kelihatan bingung, berjala mondar-mandir,

makan mandi disuruh, hubungan dengan keluarganya baik pasien sering

menangis tanpa sebab.

3. Faktor presdiposisi

Pasien mengalami gangguan jiwa sejak ± 5 hari yang lalu selama itu

pasien sering ketakutan, kelihatan bingung, mondar mandir kemudian

pasien dibawa ke Dokter Spesialis Jiwa langsung disuruh dibawa ke

Rumah Sakit Jiwa Semarang. Pasien tidak mengalami penganiayaan fisik

maupun sexual , tidak mengalami kekerasan dalam keluarga dan tindakan

(2)

kriminal, dan dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan

jiwa.

4. Faktor Presipitasi

Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu

putus dengan pacar sampai sekarang belum punya pacar dan selalu gagal

dalam

mencari

pekerjaan,

mengatakan

malu

karena

tidak

bisa

membahagiakan kedua orang tua.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaam umum

: Pasien dalam keadaan sadar

b. Tanda – tanda vital

: TD

: 120/80 mmHg N

: 80 x/mnt

RR

: 22x

S

: 36

BB

: 45 Kg

TB

: 150 cm

c. Keadaan fisik

-

Kesadaran

: composmentis

-

Kulit

: putih, turgor baik, tidak ada luka

-

Kepala

: rambut hitam, tidak kotor

-

Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

-

Hidung

: simetris, tidak ada polip

-

Telinga

: bersih, tidak ada serumen

-

Mulut

: mukosa bibir kering

(3)

44

6. Psikososial

a. Genogram

Pasien adalah anak tunggal, hubungan dengan keluarga baik, pasien

belum menikah pasien tinggal dengan ayah dan ibunya. Bahasa yang

digunakan keluarga adalah bahasa Jawa, keluarga pasien tidak ada

yang mengalami gangguan jiwa, pengambilan keputusan dilakukan

dengan musyawarah komunikasi dengan keluarga baik.

b. Konsep diri

1) Gambaran diri

Pasien mengatakan dia menyukai semua anggota tubuhnya pasien

menerima keadaan dirinya apa adanya.

2) Identitas diri

Pasien belum menikah, pasien menerima dirinya sebagai seorang

wanita.

3) Peran diri

Sebelum sakit pasien mampu menjalankan tugasnya sebagai anak s

setelah sakit pasien tidak bisa menjalankan perannya sebagai anak.

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

(4)

Pasien tidak ikut dalam organisasi kemasyarakat, pasien tidak bisa

menjalankan perannya karena sedang sakit.

4) Ideal diri

Pasien mengharapkan kalau keluarga lebih memperhatikan dirinya.

Pasien ingin kembali ke rumah dapat berkumpul dengan keluarga.

5) Harga diri

Pasien merasa minder dengan teman-temannya karena temannya

sudah ada yang bekerja dan menikah : konsep diri harga diri rendah

c. Hubugan sosial

1) Pasien merasa dekat dengan keluarganya setiap ada masalah dia

selalu menceritakannya pada keluarganya dan mencari jalan

keluarnya dengan cara musyawarah.

2) Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat, pasien merasa

malu, minder dengan orang banyak pasien juga jarang bicara

dengan pasien lain, lebih sering dikamar.

7. Status mental

d. Spiritual

Pasien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari

Allah. Selama di rumah pasien melaksanakan kegiatan ibadah, selama

di Rumah Sakit pasien jarang melakukan ibadah.

(5)

46

Pasien bicara dengan suara pelan, halus tapi jelas, inisiatif untuk

memulai pembicaraan kurang namun sudah

sesuai dengan topik

pembicaraan, kurang adanya kontak mata.

c. Aktivitas motorik

Pasien lebih banyak tidur di rumah sakit,aktifitas motorik tidak

mengalami gangguan seperti makan , minum,mandi,dilakukan secara

mandiri.

d. Alam perasaan

Pasien menunjukkan alam perasaan sedih dan putus asa, sikap pasien

menunjukkan raut muka sedih saat menyendiri dan menunjukkan raut

muka senang saat diajak bicara.

e. Afek

Pasien

dapat

menyesuaikan

keadaan

apabila

situasi

pasien

menyenangkan pasien gembira, pasien merasa sedih saat dia tahu

dibawa ke Rumah Sakit Jiwa.

f.

Interaksi selama wawancara

Selama wawancara respon

pasien kooperatif,mau menceritakan

masalahnya kepada perawat waaupun kontak mata sulit dipertahankan

selama berinteraksi.

g. Persepsi

Pasien saat dikaji mengatakan ada halusinasi, persepsi pasien

mendengar ada suara-suara anjing pada malam hari sebanyak 3-4 kali,

pasien takut saat mendengar suara anjing.

(6)

h. Proses pikir

Pasien mampu bercerita secara urut dan menjawab pertanyaan perawat

tanpa diulang-ulang.

i.

Isi pikir

Saat dikaji pasien tidak mempunyai gangguan isi pikir atau waham

j.

Tingkat kesadaran

Kesadaran pasien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya ada

di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo, pasien mengetauhi

hari, pasien mengenal, nama perawat, teman-temannya.

k. Memori

1) Daya ingat jangka panjang baik : pasien dapat mengatakan saya

lahir di Purwodadi

2) Daya ingat jangka pendek baik : pasien mengutarakan kalau disini

bersama ibuya.

3) Daya ingat sesaat baik : pasien masih ingat nama perawat selama

10 menit

l.

Tingkat konsentrasi berhitung

1) Konsentrasi : pasien dapat berkonsentrasi dengan baik pertanyaan

dan pembicaraan yang diajukan oleh perawat.

2) Berhitung : pasien mampu berhitung 1-10, mengingat jam, tanggal

umur pasien

(7)

48

m. Kemampuan penilaian

Pasien kurang mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa

bantuan perawat.

Misal : makan minum disuruh

n. Daya tilik diri

Pasien

tidak

mengingkari

penyakit

yang

diderita

dan

tidak

menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi

seperti ini.

8. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

Pasien makan 3x sehari, tidak ada alergi terhadap makanan tertentu,

tidak ada pantangan makan.

b. BAK/ BAB

Pasien dapat BAK atau BAB sehari-hari di WC, tidak ada kelainan

pada sistem eliminasi, pola, frekuensi, konsistensi.

c. Mandi

Pasien dapat mandi 2x sehari, mencuci rambut dengan sampho,

menggosok gigi.

d. Berpakaian

Pasien mengenakan pakaian rapi, menyisir rambut, memakai sandal.

e. Istirahat tidur

(8)

Frekuensi pasien tidak ada masalah dalam gangguan tidur, pasien

istirahat siang hari 2-3 jam, malam 8-9 jam, sebelum tidur pasien

menggosok gigi.

f.

Penggunaan obat

Pasien tidak menggunakan obat selain obat secara teratur baik jumlah

jenis obat, dosis, pasien merasa tenang sesudah minum obat dan ingin

tidur.

9. Motivasi koping

Dalam mengatasi masalah pasien sering berespon maladaptif.

10. Masalah psikososial dan lingkungan

Selama di Rumah Sakit pasien tidak mempunyai masalah dalam hubungan

sesama pasien, pasien kadang menyendiri sambil melamun, duduk.

11. Pengetahuan

Pasien kurang mengerti tentang penyakit jiwa yang diderita dan kurang

bisa menggunakan kopingnya.

12. Aspek medik

Terapi : Kalxetin 1x10 mg

Clorazil 2x2 mg

Program ECT

-

Tanggal 21-12-08 ECT I

-

Tanggal 23-12-08 ECT II

-

Tanggal 26-12-08 ECT III

-

Tanggal 28-12-08 ECT IV

(9)

4. Pemeriksaan Penunjang

1.

2.

5. Analisa Data

No Tgl/jam Data Masalah

1. 18/12-08 Ds :

Pasien mengatakan merasa minder dengan teman-temannya karena temannya sudah ada yang bekerja dan ada yang sudah menikah

Pasien mengatakan mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu putus dengan pacar

Gangguan konsep diri : harga diri rendah Hematologi Normal Satuan

LED 1 jam : 10 LED 2 jam : 21 0 – 15 0 – 15 mm/jam mm/jam

Kimia Klinik Hasil Normal Satuan Glukosa sewaktu Ureum Creatinin Cholesterol total Albumin Urin Acid Trigliserid Protein total SGOT SGPT 84,8 24 0,9 150,9 4,7 16 97,8 6,3 4,2 18 70 – 115 10 – 50 0,6 – 1,1 150 – 220 3,8 – 5,1 3,5 – 5,1 s/d 150 6,3 – 8,0 s/d 37 s/d 47 Mg/100 ml Mg/100 ml Mg/100 ml Mg/100 ml Mg/100 ml Mg/100 ml Mg/100 ml Mg/100 ml Unit/ l Unit/ l

4

9

(10)

Do :

- Pasien terlihat binggung dan gelisah - Merendahkan diri

- Ada kontak mata sulit dipertahankan

2 18/12-08 Ds :

- Pasien mengatakan tidak mau mengikuti kegiatan dalam masyarakat, suka menyendiri

- Pasien mengatakan lebih sering dikamar,pasien mengatakan jarang berimteraksi dengan pasien lain.

Do :

- Pasien diam

- Pasien suka melamun - Pasien menyendiri

Isolasi sosial : menarik diri

3 18/12-08 Ds :

Pasien mengatakan mendengar suara-suara anjing yang menggonggong sebanyak 3-4 kali, suara itu muncul pada malam hari

Do :

Pasien mondar- mandir, menangis, menjerit-jerit

Perubahan sensori persepsi : halusinasi

4. 18/12-08 Ds :

Pasien mengatakan mengkritik dirinya sendiri karena tidak bisa membahagiakan kedua orangtua

Do :

Pasien diam,gelisah

Koping individu tidak efektif

5

(11)

6. Masalah Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi audiotorik

4. Koping individu tidak efektif

7. Pohon Masalah

8. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Perubahan Persepsi sensori : halusinasi

4. Koping individu tidak efektif

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

Core problem

Perubahan persepsi sensori: halusinasi audiotorik

(12)

9. Intervensi

Nama Pasien

: Nn. S

Umur

: 22 th

Ruang

: ketergantungan obat

CM

: 062429

Perencanaan Tgl No

DX

Dx

Keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi TTD

18/12-08 1 Gangguan konsep diri : harga diri rendah Pasien memiliki konsep diri yang positif

1. Pasien dapat membina

hubungan saling percaya

Setelah 1x interaksi, Pasien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, pasien mau duduk berdampingan dengan

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

a. Sapa Pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai pasien

(13)

masalah yang dihadapi e. Jujur dan menepati janji.

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima Pasien apa adanya

g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien

18/12-08

1 2. Pasien dapat

mengidentifikasi aspek positif dan kemampuanyang dimiliki

Setelah 2x interaksi pasien menyebutkan :

4. Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki pasien

5. Aspek positif keluarga 6. Aspek positif lingkungan

pasien

4. Diskusikan dengan pasien tentang

a. Aspek positif yang dimiliki pasien, keluarga, lingkungan

b. Kemampuan yang dimiliki pasien 5. Bersama pasien buat daftar tentang

a. Aspek positif yang dimiliki pasien, keluarga, lingkungan

b. Kemampuan yang dimiliki pasien 6. Beri pujian yang realistis, hindarkan

memberi penilaian negatif

18/12-08

1 3. Pasien dapat

menilai

Setelah 3x interaksi pasien menyebutkan kemampuan

3. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang dapat dilaksanakan

5

(14)

kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

yang dapat dilaksanakan 4. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya 18/12-08 1 4. Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Setelah 4x interaksi pasien membuat rencana kegiatan harian

4. Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan pasien :

a. Kegiatan mandiri b. Kegiatan dengan bantuan

5. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi pasien 6. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang

dapat pasien lakukan

18/12-08 1 5. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang

Setelah 5x interaksi pasien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat

5. Anjurkan pasien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan

6. Pantau kegiatan yang dilaksanakan pasien 7. Beri pujian atas usaha yang dilakukan pasien

(15)

kegiatan setelah pulang 18/12-08 1 6. Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Setelah 6x interaksi pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

2. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat pasien dengan harga diri rendah

a. Beri alasan setiap berinteraksi

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan

pasien

d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

e. Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien

f. Buat kontrak interaksi yang jelas g. Dengarkan dengan penuh perhatian

(16)

10. Implementasi dan Evaluasi

Nama Pasien

: Nn. S

Umur

: 22 th

Ruang

: ketergantungan obat

CM

: 062429

No Tgl/jam Dx

Keperawatan Implementasi Respon Pasien Paraf

1. 18/12-08 10.00 Gangguan konsep diri : harga diri rendah SP1P

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai

kemampuan

5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S :

-O : - tidak ada kontak mata saat wawancara - Pasien diam

- Pasien tidak kooperatif

A : - Pasien belum mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

- Pasien belum mampu menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

P :

Pk : Anjurkan pasien untuk mengingat spip : - Mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki pasien

- Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan

5

(17)

- Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan

- Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

- PP : mengulang SP1P 21/12-08 Gangguan konsepdiri : harga diri rendah SP1P :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan

dilatih sesuai dengan kemampuan pasien. 4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai

kemampuan

5. Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian

S :

- Pasien mengatakan nama saya N.S.A saya senang dipanggil N.S

- Pasien mengatakan sudah bisa memasak,mencuci gelas

- Pasien mengatakan dirinya pandai,bisa komputer

- Pasien mengatakan suka membaca novel, memasak

O :

- Nn.S mampu memperkenalkan diri - Nn.S mampu mencuci piring dan gelas - Nn.S ikut membantu menyiapkan makanan - Ada kontak mata saat wawancara

- Nn.S belajar membuat dan mengisi jadwal harian, pasien terlihat senang saat di puji. A :

- Nn.S mampu mengidentifiksi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

- Nn.S mampu menilai kemampuan yang dimiliki

- Nn.S mampu melakukan kegiatan yang dilatih sesuai dengan kemampuan pasien

- Nn.S mau belajar membuat dan mengisi jadwal harian

P :

PP : melanjutkan SP2P

PK : anjurkan pasien untuk menyusun jadwal kegiatan harian

5

(18)

24/12-08 Gangguan konsep diri : harga diri rendah

SP2P :

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih kegiatan selanjutnya yang dipilih sesuai

kemampuan

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S :

- Nn.S mengatakan masih ingat kemampuan yang dilakukan kemarin

- Nn.S mampu menyapu, menyiapkan makanan, membaca novel

- Nn.S mengatakan sudah membuat jadwal kegiatan harian

O :

- Nn.S mampu membantu aktivitas yang dilakukan diruangan (menyiapkan alat makan dan minum sendiri)

- Ekspresi wajah senang

- Nn.S mampu membuat jadwal kegiatan harian sesuai kemampuan

- Pasien bisa menyiapkan alat makan dan minum

- Pasien bisa mencuci gelas, piring, sendok - Pasien tersenyum saat diberi pujian. A :

- Nn.S mampu memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

- Nn.S melakukan kegiatan selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan

- Nn.S sudah belajar memasukkan jadwal kegiatan harian

P :

PK:- Menganjurkan pasien untuk menerapkan rencana kegiatan yang telah dibuat bersama

- Menganjurkan pada pasien untuk mempraktekan kemampuan yang dimiliki

(19)

24/12-08 Gangguan kosep diri : harga diri rendah

SP1Kel :

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga

2. Menjelaskan pengertian tindakan segala kendali yang dilalui pasien besertaproses terjadinya 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan harga

diri rendah

S :

- Keluarga Nn.S mengetahui pengertian harga diri rendah, penilaian yang negatif terhadap diri sendiri.

- Keluarga Nn.S mengatakan tanda gejala merendahkan diri : putus asa, menyendiri O :

- Keluarga kooperatif - Keluarga ada kontak mata

- Keluarga bisa menjelaskan pengertian tanda gejala harga diri rendah

A :

- Keluarga mampu menjelaskan masalah yang dirasakan keluarga

- Keluarga mampu menjelaskan pengertian, tanda gejala pasien beserta proses terjadinya P :

Pkel : anjurkan keluarga untuk memberi dukungan melatih kemampuan pasien

PP : lanjutkan SP2Kel 28/12-08 Gangguan konsep diri : harga diri rendah SP2Kel

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah

S :

Keluarga Nn.S mengatakan mampu mempraktekkan cara merawat pasien harga diri rendah yang diajarkan perawat

O :

- Keluarga kooperatif - Keluarga ada kontak mata

- Keluarga mau mempraktekkan cara merawat pasien harga diri rendah yang diajarkan perawat

A :

- Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah - Keluarga mampu melakukan cara merawat

5

(20)

langsung kepada pasien harga diri rendah P :

Pkel: anjurkan keluarga untuk melakukan cara yang telah diajarkan perawat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek sitotoksik ekstrak etanol sarang semut ( Myrmecodia pendens ) dengan berbagai konsentrasi terhadap sel HeLa (sel kanker serviks

Jesus clearly taught, and the disciples clearly understood, that eternal life, being saved and entering the Kingdom of God are all synonymous?. In the same passage

Dengan demikian keterbukaan masyarakat untuk memberikan. tanah ul ayat di j adi kan tempat pusat pelayan umum

Dalam sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)/Manajemen Berbasis Madrasah (MBM), semua kebijakan dan program madrasah ditetapkan oleh komite madrasah yang

Berdasarkan kesimpulan mengenai pengertian sistem dan informasi pada subbab sebelumnya, sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen yang

Evolution of the number of total cites per document and external cites per document (i.e. journal self‐citations removed) received by a journal's published documents during the

Sedangkan pada sub kelompok IB terdiri dari semua jenis golongan paku, mempunyai persamaan karakter yaitu sudah mempunyai berkas pengangkut sederhana (Sofiyanti et

Rendahnya kualitas jerami padi disebabkan oleh rendahnya kandungan nitrogen dan tingginya serat kasar (Tang et al., 2008). Selain hal itu juga karena tingginya