• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nelayan

Nelayan dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan sebagai orang-orang yang secara aktif melakukan penangkapan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai mata pencaharian. M.Khalil Mansyur (dalam Imron :2012) mengartikan nelayan dengan artian yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat nelayan bukan berarti mereka yang dalam mengatur hidupnya hanya mencari ikan di laut untuk menghidupi keluarganya akan tetapi juga orang-orang yang interal dalam lingkungan itu.

Nelayan atau kelompok nelayan sesuai UU No 9 tahun 1985 adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan yang mencakup, menangkap, membudidayakan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan komersial.

Klasifikasi nelayan berdasarkan kelompok kerja yaitu (Mukhtar : 2014): 1. Nelayan Perorangan

Nelayan perorangan merupakannelayan yang memiliki peralatan tangkap ikan sendiri, dalam pengoprasiannya tidak melibatkan orang lain.

2. Nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

Nelayan KUB merupakan gabungan dari minimal 10 orang nelayan yang kegiatan usahanya terorganisir dan tergabung dalam kelompok usaha bersama non-badan hukum.

(2)

3. Nelayan Perusahaan

Melayan perusahaan merupakan nelayan pekerja atau pelaut perikanan yang terkait dengan perjanjian kerja kelautan dengan badan usaha perikanan.

Pada daerah penelitian, sebagian besar merupakan nelayan kecil. Perikanan tangkap skala kecil dapat diklasifikasikan ke dalam kondisi/karakter usaha dimana nelayan sebagai operator usahanya. Dengan kata lain operator usaha perikanan tangkap skala kecil diklasifikasikan sebagai nelayan kecil (Hermawan, 2006 dalam Sembiring 2015). Nelayan kecil menurut UU No.45 Tahun 2009 adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar lima grosston (GT).

Perikanan tangkap skala kecil menurut Smith (1983) dalam Sembiring (2015) adalah diantaranya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Kegiatan dilakukan dengan unit penangkapan skala kecil, kadang-kadang

menggunakan perahu bermesin atau tidak sama sekali.

2. Aktivitas penangkapan merupakan paruh waktu, dan pendapatan keluarga adakalanya ditambah dari pendapatan lain dari kegiatan di luar penangkapan.

3. Kapal dan alat tangkap biasanya dioperasikan sendiri.

(3)

5. Investasi rendah dengan modal pinjaman dari penampung hasil tangkapan.

6. Hasil tangkapan per unit usaha dan produktivitas pada level sedang sampai sangat rendah.

7. Hasil tangkapan tidak dijual kepada pasar besar yang terorganisir dengan baik tapi diedarkan di tempat-tempat pendaratan atau dijual di laut. 8. Sebagian atau keseluruhan hasil tangkapan dikonsumsi sendiri bersama

keluarganya.

9. Komunitas nelayan kecil seringkali terisolasi baik secara geografis maupun sosial dengan standar hidup keluarga nelayan yang rendah sampai batas minimal.

B. Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan social, material, maupun spiritual yang meliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat (Rambe, 2001 dalam Sunarti, 2006).

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki

(4)

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. (UU RI Nomor 52 tahun 2009).

Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga : 1. Faktor intern keluarga

a. Jumlah anggota keluarga

Saat ini tuntutan keluarga semakin meingkat tidak hanya mencakup kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan dan sarana pendidikan) tetapi juga kebutuhan lainnya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, sarana untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan tersebut akan terpenuhi jika jumlah anggota keluarganya kecil.

b. Tempat tinggal

Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan ketenangan dan kegembiraan serta menyejukkan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang akan menimbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antar anggota keluarga yang disebabkan oleh kekacauan pikiran karena tidak dapat

(5)

memperoleh kenyamanan dan ketentraman akibat tidak teraturnta tempat tinggal.

c. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga.Keadaan soisal dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis apabila ada hubungan yang baik dan didasari oleh ketulusan hari dan rasa penuh kasih sayang, saling menghormati, toleransi bantu-membantu dan saling mempercayai antar anggota keluarga.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota keluarga. Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan pula taraf hidup keluarga.

2. Faktor ekstern

Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan dikembangkan agar tidak terjadi kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga. Hal tersebut akan mengganggu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.

Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dariluar anggota keluarga anatara lain :

(6)

a. Faktor manuasia : iri hati dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.

b. Faktor alam : bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam penyakit c. Faktor ekonomi : pendapatan rendah (BKKBN,1994)

Fungsi keluarga sejahtera terdiri dari : a. Fungsi keagaman

Agama adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang ada sejak dalam kandungan. Dalam keluarga sejahtera, keluarga dan anggotanya mau dan mampu mengembangkan kehidupan keluarga sebagai wahana untuk menanamkan nilai agama dan nilai luhur budaya bangsa, yang akan menjadikan manusia yang agamis, penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Fungsi sosial budaya

Manusia adalah makhluk sosial. Ia bukan hanya membutuhkan orang lain. Setiap keluaraga tinggal disuatu daerah dengan memiliki kebudayaan sendiri. Keluraga sebagian dari masyarakat diharapkan mampu menggali, mempertahankan dan mengambangkan sosial budaya setempat. Disamping itu keluarga juga mampu menanamkan rasa memiliki terhadap budaya daerahnya tetapi berlebih-berlebihan, sehingga ia mampu menghargai berbagai budaya harus dijadikan rahmat bukan dijadikan bahan ejekan yang menyebabkan terjadinya permusuhan dan perpecahan.

(7)

c. Fungsi cinta dan kasih sayang

Mendapatkan cinta dan kasih sayang adalah hak anak dan kewajiban orang tua untuk memenuhinya. Dengan kasih sayang orang tua, anak belajar bukan hanya menyayangi yang lainya tetapi belajar menghargai orang lain. Membimbing dan mendidik anak dengan penuh cinta kasih akan membuat anak berkambang menjadi anak yang lembut, penuh kasih sayang dan bijaksana sehingga tercipta keharmonisan.

d. Fungsi perlindungan

Keluarga mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung bagi anggota keluaraga. Dalam hal ini dimaksudkan keluarga harus memberikan rasa aman, tenang dan tentram bagi anggota keluarganya. Dalam ajaran islam bahwasalah satu tujuan pernikahan adalah diperolehnya rasa aman, tenang dan tentram.

e. Fungsi reproduksi

Salah satu tujuan perkawinan adalah melestarikan keturunan, karena itu perkembangan suatu keturunan bagi suatu keluarga akan mengurangi kebahagian bahkan menjadi sebab penderitaan batin bagi keluarga.Keluarga sejahtera dapat melaksanakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan sesuai dengan rencana dan dapat terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan taqwa.

f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Orang tua adalah menpendidik pertama dan utama bagi anaknya. Keluaraga diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan

(8)

kekuatan fisik, mental, sosial dan spiritual secara serasi dan selaras serta seimbang. Orang tua bertanggung jawab dan akan menjadi contoh, pemberi inisiatif dan mendorong bagi anak dalam menerapkan nilai kebaikan, kebenaran dan kemanusiaan.

g. Fungsi ekonomi

Pemenuhan kebutuhan berupa sandang pangan dan papan adalah kewajiban setiap orang tua, tetapi selain itu adalah bagaimana mendorong anggota keluarganya untuk dapat hidup sederhana tidak berlebihan-lebihan sehingga anak dapat menghargai setiap jerih payah yang telah dilakuakan orang tuanya.

h. Fungsi lingkungan

Kemampuan keluarga dalam pelestarian lingkungan merupakan langkah yang positif. Penempatan untuk keluarga sejahtera dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara serasi, selaras dan seimbang. Upaya pengembangan fungsi keluarga ini dimaksud sebagai wahana bagi keluarga agar dapat mengaplikasikan diri dalam membangun dirinnya menjadi keluarga sejahtera dengan difasilitasi oleh institusi masyarakat sebagai lingkuang sosialnya dan dukungan dari pemerintah. (BKKBN, 1996)

C. Aspek-aspek Kesejahteraan

Menurut Badan Pusat Statistik (2002), pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat.

(9)

Ekonomi masyarakat yang makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi masyarakat yang kurang makmur ditunjukan oleh pendapatan per kapita yang rendah. Tingkat kesejahteraan sosial pada penelitian diukur dengan pendekatan pengamatan terhadap kondisi Pendidikanorangtua, pendapatan, konsumsi dan pengeluaran.

1. Aspek Yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Dalam keluarga sejahtera secara minimal kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi, menurut (BKKBN,1995) antara lain:

a. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Tingkat pendapatan keluarga merupakan pendapatan atau penghasilan keluarga yang tersusun mulai dari rendah, sedang, hingga tinggi. Tingkat pendapatan setiap keluarga berbeda-beda. Terjadinya perbedaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga yang bekerja. b. Pangan

Pangan adalah makanan sehari-hari yang sangat penting untuk pertumbuhan kesehatan jasmani dan rokhani dalam membentuk kelurga yang sehat, cerdas dan kuat. Ditinjau dari pangan keluarga sejahtera adalah keluaraga yang mampu memenuhi kebutuhan pangan, yaitu pada umumnya satu hari mkan dua kali atau

(10)

lebih dan paling kurang seminggu sekali keluarga menyediakan daging, ikan, telur sebagai lauk pauk. Jadi dalam keluarga sejahtera dibutuhkan mutu pangan untuk menjamin status kesehatan keluarga. c. Sandang

Sandang merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan merupakan kelengkapan hidup manusia maka perlu selalu diusahakan adanya sandang dalam jumlah yang cukup terpelihara dan sehat. Bagi keluarga kecil usaha pemenuhan kebutuhan sandang ini tidak begitu sulit bila dibandingkan keluarga yang banyak anakanya, maka keluarga sejahtera ditinjau dari segi sandang adalah keluarga yang mampu memenuhi sandang secara baik, yaitu memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja, sekolah dan berpergian.

d. Perumahan

Perumahan berfungsi sebagai tempat berteduh dan berlindung serta dapat memberikan rasa hidup tentram, aman dan bahagia. Oleh sebab itu perlu diusahakan perumahan yang memenuhi kesehatan teratur lingkuangan untuk meningkatkan rasa bahagia, tentram dan mutu hidup. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang memenuhi kebutuahan perumahan ini sesuai dengan persyaratan yang memadai yaitu setiap rumah ditempati kurang dari 8 orang.

(11)

Kesehatan adalah syarat untuk kebahagian hidup, karena itu perlu dihayati bagaimana cara memelihara kesehtan itu baik pribadi maupun keluraga sampai kesehatan lingkuangan. Keluarga sejahtera secara kesehatan adalah keluraga yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dengan mandiri.

f. Pendidikan

Untuk membentuk manusia seutuhnya berdasarkan pancasila, meliputi pendidikan dalam lingkungan keluarga, merupakan kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya. Mendidik anak yang sedikit lebih mudah dari pada mendidik anak banyak. Keluarga yang mampu menempuh pendidikan dasar 9 tahun, merupakan standar terendah dari keluarga sejahtera. Karena keluarga tersebut baru memiliki syarat minimum pendidikan

2. Indikator Keluarga Sejahtera menurut BKKBN (2012)

a) Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS)

Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan, dan kesehatan.

(1) Indikator Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin)

Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi:

(12)

ii. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di rumah, bekerja/sekolah dan berpergian) iii. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang

baik

iv. Bila sakit di bawa ke sarana kesehatan

v. Pasangan usia subur ingin ber KB di bawa ke sarana kesehatan vi. Anak umur 7-15 tahun sekolah

b) Keluarga Sejaktera I (KS I)

Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.

(1) Indikator Keluarga Sejahtera 1 (KS I) i. Makan dua kali sehari atau lebih

ii. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas (misalnya di rumah, bekerja/sekolah dan berpergian) iii. Rumah yang ditempati memiliki atap, lantai dan dinding yang

baik

iv. Bila sakit di bawa ke sarana kesehatan

v. Pasangan usia subur ingin ber KB di bawa ke sarana kesehatan vi. Anak umur 7-15 tahun sekolah

(13)

c) Keluarga Sejahtera II (KS II)

Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

(1) Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II)

i. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telor

ii. Setahun terakhir seluruh anggota kelurga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru

iii. Luas lantai rumah paling kurang 8 𝑚2 untuk tiap penghuni iv. Ibadah teratur

v. Sehat tiga bulan terakhir vi. Punya penghasilan tetap

vii. Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin viii. Anak lebih dari 2 orang, ber-KB

d) Keluarga Sejahtera III (KS III)

Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.

(14)

(1) Indikator Keluarga Sejahtera II (KS III) i. Memiliki tabungan keluarga

ii. Makan bersama sambil berkomunikasi iii. Mengikuti kegiatan masyarakat iv. Rekreasi bersama (6 bulan sekali) v. Meningkatkan pengetahuan agama

vi. Memperoleh berita dari surat kabar,radio,TV dan majalah vii. Menggunakan sarana transportasi

e) Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus)

Tingkat Sejahtera III Plus yaitu keluarga-keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial-psikologis, dan pengembangan serta telahdapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

(1) Indikator Keluarga Sejahtera III Plus(KS III Plus) i. Aktif memberikan sumbangan secara teratur ii. Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

(15)

D. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang Peneliti/

Tahun

Hendrik (2011) Dwi Novi Arzaqa Hadi Praja (2014)

Wahyu Wulandari (2016)

Judul Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar Dan Danau Bawah Di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Propinsi Riau Kajian Tingkat Kesejahteraan Buruh Penambang Pasir Serayu di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Kajian Tingkat Kesejahteraan Nelayan Kecil di Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap Tujuan 1. Menganalisis pendapatan rumah tangga nelayan baik yang berasal dari sektor perikanan maupun diluar sektor perikanan. 2. Menganalisis distribusi pengeluaran rumah tangga nelayan. 3. Menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dengan menggunakan kriteria UMR, Bappenas dan BPS 1.Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan buruh penambang pasir Serayu di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. 2. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan pada musim hujan dan musim kemarau. Untuk mengetahui kondisi tingkat kesejahteraan nelayan di Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.

Hasil Hasil analisis berdasarkan kriteria UMR didapatkan seluruh nelayan mempunyai pendapatan diatas UMR, berdasarkan Bappenas sebanyak 4 rumah tangga nelayan tidak sejahtera dan menurut BPS sebanyak 6 rumah tangga responden termasuk kedalam rumah tangga tidak sejahtera.

Tingkat Kesejahteraan Buruh Penambang Pasir Serayu di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas >80%. Terdapat perbedaan pendapatan pada musim hujan dan musim kemarau. Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap 56,52% Termasuk Dalam Kategori Pra Sejahtera.

(16)

E. Landasan Teori Nelayan

Nelayan adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan yang mencakup, menangkap, membudidayakan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan komersial.

Kesejahteraan

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang terbentuk karena adanya perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan materil yang layak dan memiliki hubungan yang selaras, seimbang anatara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Fungsi keluarga sejahtera yaitu terdiri dari fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih saying, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan lingkungan.

Aspek-aspek kesejahteraan keluarga diantaranya yaitu pendapatan, sandang, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan. Semua itu akan menjadi penentu kesejahteraan. Kesejahteraan dibagi menjadi 5 indikator kesejahteraan, yaitu Pra KS, KS I, KS II, KS III, dan KS III plus.

(17)

F. Kerangka Pikir

Dari landasan teori di atas penulis dapat menyusun kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perairan : laut dan sungai

Hasil Tangkapan Nelayan Nelayan di Kel. Donan

Aspek Kesejahteraan: 1. Pendapatan 2. Sandang 3. Pangan 4. Perumahan 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Peribadatan 8. Penghasilan 9. Komunikasi 10. Informasi 11. Kemasyarakatan Pendapatan

(18)

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka disusun hipotesis sebagai berikut:

Tingkat kesejahteraan nelayan di Kelurahan Donan >50% termasuk dalam Pra Sejahtera.

Gambar

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang  Peneliti/
Gambar 3.1 Kerangka Pikir  Perairan : laut dan sungai

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. v

Kewenangan pemberian grasi oleh presiden menurut hukum nasional diatur dalam UUD 1945 yaitu dalam ketentuan Pasal 14 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa,

Berdasarkan tabel didapatkan hasil data pre test atau sebelum diberi pendidikan kesehatan bahwa responden yang memiliki sikap pencegahan ISPA dengan kategori baik

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrument yaitudalam pelaksanaan tes tertulis diperoleh data

Tetapi karena dibalik aktifitas suap terdapat unsur-unsur mensrea jahat ( evil things ) yang bertujuan mengarahkan pejabat agar berpihak dan secara tidak transparan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis BTS (Budaya Tudang Sipulung) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam memiliki

(“Elnusa”), salah satu perusahaan nasional terkemuka penyedia jasa migas, berhasil mencetak pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal ketiga tahun

Disarankan untuk melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan periode pengamatan yang lebih lama sehingga akan memberikan jumlah sampel yang lebih besar dan