• Tidak ada hasil yang ditemukan

IPUT SINGGIH PRAYOGA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IPUT SINGGIH PRAYOGA NIM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG

TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA KOPERASI SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA MALANG

JURNAL

AKUNTANSI

Oleh

IPUT SINGGIH PRAYOGA

NIM. 2009110023

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

FAKULTAS EKONOMI

MALANG

2013

(2)

Iput Singgih, Fakultas Ekonomi, 2013

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA KOPERASI SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA MALANG

Dosen Pembimbing Utama : Drs. Hari Purnomo, Ak., MSi Dosen Pembimbing Pendamping : Ahmad Mukoffi, SE, MSA

ABSTRAK

Di dalam Koperasi sangatlah diperlukan pencatatan dan pembukuan tentang transaksi–transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan koperasi sebagai bahan pertanggungjawaban terhadap para anggota, kreditur, bank maupun pihak lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebijakan piutang terhadap tingkat likuiditas dan mengetahui pengaruh piutang terhadap likuiditas koperasi. Apakah dalam koperasi tersebut sudah bagus dalam mengelola keuangan atau tidak.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas dengan indikator current ratio yaitu alat untuk mengukur keadaan likuiditas dalm koperasi, quick ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar, dan cash ratio yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dari kas dan setara kas yang dimilikinya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan sekunder yang diolah lebih lanjut. Teknik analisis data menggunakan rasio likuiditas yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

Hasil penelitian berdasarkan rasio likuiditas menentukan bahwa current ratio sangat bagus sehingga Koperasi mampu membayar utang-utangnya melalui aktiva yang dimilikinya. Quick ratio semakin menurun sehingga koperasi belum cukup mampu menutupi seluruh utang lancar dengan aktiva lancar yang likuid. Cash ratio juga mengalami penurunan karena kenaikan kas yang tidak sebanding dengan utang lancarnya, maka dalam melunasi atau membayar utang lancar dengan kas yang dimiliki koperasi adalah kurang baik.

(3)

Iput Singgih, Fakultas Ekonomi, 2013

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA KOPERASI SERBA USAHA SETIA BUDI WANITA MALANG

Dosen Pembimbing Utama : Drs. Hari Purnomo, Ak., MSi Dosen Pembimbing Pendamping : Ahmad Mukoffi, SE, MSA

ABSTRACT

In the Cooperative is required records and bookkeeping of transactions or events related to the activities of the cooperative as a responsibility to the members, creditors, banks and other parties. The purpose of this study was to determine the extent of credit policy on the level of liquidity and credit to determine the effect of liquidity cooperative. Is the cooperative is already good at managing finances or not. The variables used in this study is the ratio of liquidity with current ratio indicator is a tool for measuring the liquidity situation preformance cooperative, quick ratio which is the ratio between current assets minus inventories with debt, and cash ratio is the company's ability to pay immediate obligations that must be met from cash and cash equivalents held. Methods of data collection in this study is in the form of primary and secondary data were processed further. The data analysis technique used liquidity ratios are the current ratio, quick ratio, and cash ratio.

The results based on the liquidity ratio determines that the current ratio is very good so that cooperatives are able to pay its debts with its assets. Quick ratio decreases so that the cooperative has not been enough to cover the entire debt with current assets are illiquid. Cash ratio also decreased due to increase in cash is not worth the debt smoothly, then the pay off or pay with cash debt owned cooperative is not good.

(4)

PENDAHULUAN

Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Ini berarti dalam sebuah koperasi mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau koperasi lainnya. Piutang termasuk dalam golongan aktiva lancar. Koperasi pasti memiliki beberapa nasabah yang tidak sanggup membayar atau akan melunasi hutang mereka. Rekening nasabah seperti itu umumnya disebut piutang tidak tertagih atau piutang ragu-ragu, dan merupakan suatu kerugian atau beban penjualan secara kredit. Ada dua metode untuk mengukur piutang ragu-ragu yaitu metode cadangan dan metode penghapusan langsung. Piutang adalah tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007: 65-67) piutang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (netto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.

Kredit perdagangan akan menimbulkan pos aktiva piutang. Makin panjang jangka waktu pembayaran piutang atau lebih lama dari periode normal akan menaikkan jangka waktu penagihan, dan akibatnya adalah makin besarnya jumlah investasi dalam piutang. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya manajemen piutang dan kebijaksanaan penagihannya.

Kebijaksanaan kredit menyangkut standar kredit, persyaratan kredit dan kebijaksanaan penagihan. Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara

faktor likuiditas dan profitabilitas (Van Horne,1997: 217).

Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan.

Pada dasarnya, jika koperasi serba usaha meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika koperasi serba usaha tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas koperasi serba usaha. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

(5)

“Bagaimana kebijakan piutang dalam menghadapi tingkat likuiditas pada Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang?”

TINJAUAN PUSTAKA

1. Piutang

Untuk mendukung misi perusahaan tersebut salah satunya adalah dengan melakukan penjualan kredit yang secara tidak langsung dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dari penjualan kredit tersebut dapat menimbulkan adanya piutang. Semakin besar proporsi dan jumlah kredit, semakin besar pula piutang yang dimiliki oleh perusahaan, apabila hal-hal lain tetap. Riyanto(1992) mengemukakan bahwa penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan. Menurut Yusuf (2001) bahwa piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia: “Bahwa sumber terjadinya piutang digolongkan dalm dua kategori, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan-penjualan pokok atas penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi diluar usaha kegiatan perusahaan digolongkan piutang lain-lain”. Peranan Piutang

Piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu :

Kas Barang Piutang Kas Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa elemen piutang mempunyai tingkat likuiditas yang tidak selikuid elemen kas, karena untuk menjadikan piutang dalam bentuk uang tunai memerlukan waktu yang tergantung dari syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dan kelancaran pengembaliannya. Oleh karena itu semakin besar nilai elemen piutang semakin besar pula resiko yang timbul. Disamping itu, dana yang tertanam didalamnya semakin besar sehingga kebutuhan dana dalam perputaran modal kerja menjadi besar pula.

Arti Penting Piutang

Pada umumnya perusahaan melakukan penjulan secara kredit untuk dapat mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada sekarang dan untuk menarik langganan-langganan baru. Dari penjualan kredit akan menimbulkan penagihan atau piutang kepada langganan yang sangat erat hubungannya dengan persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan. Karena piutang merupakan salah satu investasi dari aktiva lancar, maka piutang dianggap memiliki waktu perputaran yang cepat dari satu tahun sehingga aktiva ini mudah dicairkan menjadi uang kas. Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar sehingga memerlukan perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin.

Menurut Riyanto (1992:76), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah :

(6)

b. Syarat Pembayaran Kredit

c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

d. Kebijaksanaan Dalam Pengumpulan Piutang

e. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan

2. Likuiditas

Likuiditas (Riyanto, 1995: 25) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Brigham (2001: 79) mengatakan: Aktiva likuid (likuid assets) adalah aktiva yang dapat dikonversikan menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aktiva tersebut terlalu banyak.

Sedangkan menurut Munawir (2001:31) likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Jalan Trunojoyo no. 76 Malang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer terdiri dari: sejarah berdirinya, struktur organisasi, pola kebijakan, Jumlah simpanan dan pinjaman, daftar perkembangan anggota dan

laporan keuangan tahun 2009-2011.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya atau data laporan yang telah tersedia.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan pegawai koperasi yang berwenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang telah didokumentasikan koperasi berupa neraca, hasil publikasi, maupun buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 3. Observasi.

Observasi adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan data-data dalam penelitian yang dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh pegawai koperasi.

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: Rasio Likuiditas 1. Current Ratio Aktiva Lancar = x 100% Hutang Lancar 2. Quick Ratio

Aktiva Lancar – Persediaan = x100%

(7)

3. Cash Ratio Kas

= x 100% Utang Lancar

HASIL PENELITIAN

Analisis Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Koperasi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan alat (aktiva) yang paling likuid. Adapun hasil perhitungan dan analisis masing–masing rasio adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio

Current Ratio digunakan untuk

menghitung berapa besar kemampuan Koperasi dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat current ratio yang dianggap baik atau current ratio yang dipertahankan oleh sebuah Koperasi dianggap baik, namun sebagai pedoman umum.

Tabel 1

Current Ratio

Tahun 2009 – 2011

Thn Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio 2009 2010 2011 12.577.265.543 15.507.316.600 18.696.573.292 4.732.783.408 6.782.652.632 10.469.427.603 265,75% 228,63% 178,58%

Sumber: KSU Setia Budi Wanita Malang, 2013

Current Ratio Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang di tahun 2009 sebesar 265,75%, di tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 228,63%, sedangkan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 178,58%. Ini berarti bahwa aktiva

lancar yang dimiliki oleh Koperasi yang merupakan jaminan dalam membayar atau menutup seluruh hutangnya lebih besar dari jumlah hutang yang dimiliki Koperasi, sehingga tingkat likuiditas tersebut dianggap baik. Hal ini menunjukan bahwa Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang dari tahun 2009– 2011 mampu membayar hutangnya melalui aktiva yang dimilikinya.

2. Quick Ratio

Quick Ratio digunakan untuk

menghitung kemampuan Koperasi dalam membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva yang likuid. Quick ratio hampir sama dengan hutang lancar current ratio hanya saja jumlah persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen aktiva lancar. Tidak diperhitungkan karena persediaan dianggap kurang cepat untuk merubah menjadi kas. Umumnya persediaan memerlukan dua tahap untuk berubah menjadi kas, pertama menjadi piutang dan kemudian baru menagih piutang tersebut menjadi kas.

Tabel 2

Quick Ratio

Tahun 2009 – 2011

Thn Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Current Ratio 2009 2010 2011 12.577.265.543 15.507.316.600 18.696.573.292 11.495.765.443 14.552.586.383 16.391.440.451 4.732.783.408 6.782.652.632 10.469.427.603 22,85% 14,08% 22,02%

Sumber: Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang, 2013

Quick Ratio Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang tahun 2009 sebesar 22,85%, tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14,08% dan di tahun 2011 naik dengan nilai sebesar 22,02%. Dengan quick ratio,

(8)

maka Koperasi mampu menutup seluruh hutang lancar dengan aktiva lancar yang likuid yang tersedia dalam koperasi tersebut.

Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang dari tahun 2009–2011, terjadi penurunan pada tahun 2010. Hal ini disebabkan adanya kenaikan hutang lancar yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi nilai quick ratio. Ini menunjukan kemampuan Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang dalam membayar hutang lancar dengan aktiva lancar masih cukup baik.

3. Cash Ratio

Cash Ratio digunakan untuk

menghitung kemampuan koperasi guna membayar hutang lancar dengan kas yang dimiliki koperasi adalah rasio yang menunjukan jumlah kas koperasi dibandingkan dengan hutang lancar. Tabel 3 Cash Ratio Tahun 2009 – 2011 Thn Kas Hutang Lancar Cash Ratio 2009 2010 2011 790.658.856 536.038.173 1.816.054.263 4.732.783.408 6.782.652.632 10.469.427.603 16,71% 7,90% 17,35%

Sumber: Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang, 2013 Nilai Cash ratio Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang pada tahun 2009 adalah 16,71%, tahun 2010 menurun dengan nilai sebesar 7,90% dan 2011 cash ratio mengalami kenaikan yaitu 17,35% Hal ini disebabkan kenaikan kasnya tidak sebanding dengan hutang lancarnya. Jadi, kemampuan Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang dalam melunasi atau

membayar hutang lancarnya dengan kas yang dimiliki adalah kurang baik.

Dari perhitungan rasio–rasio likuiditas Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang ada perbedaan pada tiga tahun yang diukur. Dari beberapa rasio yang digunakan terlihat bahwa tingkat likuiditas Koperasi secara umum dinilai cukup baik. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari perhitungan rasio–rasio likuiditas current ratio pada tahun 2009 sebesar 265,75%, tahun 2010 sebesar 228,63%, dan di tahun 2011 sebesar 178,58%. Quick ratio 2009 sebesar 22,85%, tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14,08% dan di tahun 2011 naik lagi sebesar 22,02%. Cash ratio Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang pada tahun 2009 sebesar 16,71%, sedangkan pada tahun 2010 menurun sebesar 7,90% dan 2011 cash ratio mengalami kenaikan yaitu 17,35%. Dari ketiga rasio yang digunakan terlihat bahwa tingkat likuiditas Koperasi Serba Usaha Setia Budi Wanita Malang secara umum dinilai cukup baik.

Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya, diusahakan koperasi mampu mengukur dan meningkatkan likuiditasnya.

2. Pihak manajemen koperasi,

sebaiknya mampu

mempertahankan modal atau asset secara efisien. Karena apabila modal atau asset dalam perusahaan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi/stabil maka profitabilitas akan meningkat. Selain itu manajemen perusahaan

(9)

harus menjaga likuiditasnya secara baik, karena apabila tingkat likuiditasnya menurun dapat menyebabkan koperasi mengalami permasalahan yaitu tidak mampu membayar hutang-hutangnya. DAFTAR PUSTAKA

Brigham and Houston, 2001,

Manajemen Keuangan, Edisi

Kedelapan, PT. Gelora Aksara Pratama.

Departemen Koperasi, 1993, Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perkoperasian, Jakarta.

IAI, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

Kartasapoetra G., Bambang S. dan A. Setiady, 1994, Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Penerbit PT. Bina Aksara. Jakarta.

Mamduh, 2004, Manajemen Keuangan, Edisi Satu, BPFE,

Yogyakarta.

Munawir, 1995, Analisa Laporan

Keuangan, Edisi Keempat,

Liberty, Yogyakarta.

Nurjanah, 2004, Analisis Hubungan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada PT. INTRACO PENTA, Tbk Medan, Skripsi, USU, Medan.

Nur Fajri Asyik, Seolistyo, 2000, Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.

Riyanto, 1995, Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan,

Edisi Empat, BPFE, Yogyakarta,

Sartono Agus, 2001, Manajemen

Keuangan, Edisi Keempat,

BPFE, Yogjakarta.

Sawir, 2001, Manajemen Keuangan

Perusahaan, Edisi Tiga, Bayumedia Publishing, Malang.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi:

Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Satu,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Syamsudin, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Uta, Florida Paulina, 2011, Analisis Kebijakan Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Koperasi Sinar Harapan Inerie,

Skripsi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang.

Van Horne, 1997, Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan, Edisi

Kesembilan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

(10)

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid

Satu, Edisi Tiga, Cetakan Pertama, Bayumedia Publishing, Malang.

Widiyanti dan Sunindia, 1992,

Perkoperasian Indonesia,

Alfabeta, Bandung.

Yusuf, Al Haryono, 2001,

Dasar-dasar Akuntansi, Edisi Keempat, STIE YKPN Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kemajuan teknologi dalam bidang media khususnya menjadi salah satu bentuk keuntungan bagi kita untuk memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat, salah satunya

authoritative (Santrock, 2010). Remaja yang memiliki kesempatan mengembangkan keterampilan sosial remaja menjadi lebih tinggi, akan mengarahkan remaja dengan penyesuaian

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi

Tujuan dari field project ini adalah menganalisa kelayakan kerja dari overhead crane pada saat operasi pengangkatan dengan menitikberatkan penelitian pada girder serta cross

Gulabivala (2001) melakukan penelitian terhadap gigi molar mandibula dan mengungkapkan tujuh konfigurasi tambahan.Tipe I: tiga saluran akar yang terpisah dari

Berdasarkan tinjauan peneliti terhadap data dari Dinas Kesehatan Surakarta di tahun 2015 dan 2016, jumlah capaian pada WPS hanya sedikit, serta belum terdapat

19 mengenai perusahaan sanggup apa tidak nya dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dan mengenai perusahaan layak atau tidak nya melaksanakan pekerjaan tersebut sudah ada

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kasih, rahmat, karunia dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas