• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODE SCREEN ONLY DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI TUJUAN EKSPERIMENTAL VIRUS. MAINDEXCHANGE.com Archive

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODE SCREEN ONLY DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI TUJUAN EKSPERIMENTAL VIRUS. MAINDEXCHANGE.com Archive"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

VIRUS

MODE SCREEN ONLY

DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI

MAINDEXCHANGE.com Archive TUJUAN EKSPERIMENTAL BIOLOGI SMU KELAS I

(2)

VIRUS

Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan ciri-ciri virus dan mengko-munikasikan peranannya dalam kehidupan.

(3)

VIRUS

MODE SCREEN ONLY DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI

Referensi Nasional Archive www.referensinasional.com

Kita sering mendengar tentang istilah virus. Istilah virus sering dikaitkan dengan berbagai macam penyakit yang di-timbulkannya, baik terhadap tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kalian tentu pernah mendengar tentang penyakit AIDS, influenza, dan rabies. Begitu juga penyakit SARS yang mulai mewabah pada pertengahan bulan Maret 2003. Semua penyakit tersebut disebabkan oleh virus. Menurut kalian, apakah sebenarnya virus tersebut? Termasuk makhluk hidup atau bukankah virus itu?

1. Sejarah Penemuan Virus

Kisah bagaimana awal mula virus pertama kali diungkap pada tahun 1883. Adalah Adolf Mayer, seorang saintis Jerman, melakukan percobaan untuk mengetahui penyebab penyakit mosaik pada tanaman tembakau. Penyakit tersebut ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna kuning pada daun tembakau. Pada percobaannya, A. Mayer menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit mosaik ke tanaman tembakau yang sehat. Berdasarkan hasil per-cobaannya tersebut, A. Mayer mengungkapkan bahwa penyakit mosaik dapat menular ke daun-daun tanaman yang sehat melalui ekstrak daun tembakau yang disemprotkan. Namun,

(4)

A. Mayer tidak menemukan adanya mikroba penyebab penyakit tersebut pada ekstrak daun tembakau yang terinfeksi. la menduga bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan oleh bakteri berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.

Kira-kira sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1892 seorang ahli biologi Rusia bernama Dimitri Ivanowsky menguji hipotesis yang diungkapkan oleh A. Mayer. Ivanowsky mencoba melewatkan ekstrak daun tembakau yang sudah terkena penyakit mosaik melalui suatu saringan porselen yang dirancang khusus untuk menyaring bakteri. Ternyata, ekstrak hasil saringan tersebut masih dapat menyebabkan penyakit. la berkesimpulan bahwa penyakit mosaik tersebut disebabkan oleh bakteri patogen. Hal demikian didasarkan pada dua kemungkinan. Pertama, bakteri patogen tersebut berukuran kecil sehingga dapat melewati saringan (filter). Kedua, bakteri yang disaring tersebut mungkin benar-benar mengandung racun penyebab penyakit mosaik.

Selanjutnya, berdasarkan hasil temuan Ivanowsky, seorang ahli mikrobiologi Belanda bernama Martinus Beijerinck (1851-1931) melakukan percobaan. Percobaan tersebut dilakukan pada 1897, yaitu dengan cara menyemprotkan hasil saringan dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena penyakit ke tanaman tembakau yang sehat secara bertingkat. la mula-mula menyemprotkan ekstrak “agen infeksi” ke tanaman tembakau yang sehat sehingga tanaman tersebut menjadi sakit. Kemudian daun tanaman tembakau yang sakit tersebut dibuat ekstrak lagi untuk disemprotkan ke tanaman tembakau yang sehat lainnya. Setelah melakukan penyemprotan secara bertingkat, ternyata semua tanaman tembakau yang terinfeksi menjadi sakit.

Beijerinck berkesimpulan bahwa penyakit mosaik mungkin disebabkan oleh partikel yang sangat kecil dan sederhana dibandingkan bakteri. Kecurigaan Beijerinck baru dapat dikonfirmasi pada 1935 setelah saintis Amerika Wendell M. Stanley berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tersebut yang kemudian dikenal dengan nama virus mosaik tembakau atau tobacco mosaic virus (TMV).

2. Ciri-ciri Virus

Virus berukuran sangat kecil, berkisar antara 20 nm (nano meter) sampai 300 nm atau rata-rata ukurannya 50 kali lebih kecil daripada ukuran bakteri. Itulah sebabnya, virus tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dan dapat melewati filter bakteri. Virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

Seringkali dipertanyakan, “Apakah virus itu makhluk hidup atau bukan? “Virus dapat dikatakan makhluk hidup karena memiliki materi genetik (ADN atau ARN) dan

Gambar-1. Ukuran Tubuh Mikroorganisme Perbandingan ukuran tubuh sel dan virus.

(5)

mempunyai kemampuan memperbanyak diri di dalam sel-sel hidup. Karena keterbatasan hidupnya yang hanya dapat bereproduksi di dalam sel-sel hidup dan dapat menyebabkan penyakit, maka virus sering dianggap sebagai parasit obligat

intraseluler. Di dalam sel inang, virus dapat bersifat mematikan

atau menjadikan inaktif ADN inang. Selanjutnya, virus menggunakan ADN atau ARN-nya sendiri untuk menginstruksi sel-sel inang membuat salinan-salinan baru dari virus.

Virus bukanlah makhluk seluler. Jika virus bukan sel, maka apakah sebenarnya virus itu? Virus merupakan partikel atau virion yang bentuk dan ukurannya sangat sederhana. Meskipun virus memiliki asam nukleat, virus tidak memiliki organel-organel metabolik sebagai komponen penting pada sel hidup, seperti ribosom, sitoplasma, dan membran sel. Mengingat strukturnya yang sangat sederhana, kemampuan metabolisme virus juga sangat terbatas. Virus tidak mempunyai kemampuan melakukan sintesis protein dan membentuk ATP. Selain itu, virus juga dapat dikristalkan, seperti halnya benda tak hidup. Berdasarkan ciri yang dimilikinya, dapat dikatakan bahwa virus berada di perbatasan antara makhluk hidup dan benda tak hidup.

3. Struktur dan Bentuk Virus

Virus memiliki struktur yang sangat sederhana, yaitu terdiri atas materi genetik (genom) berupa ADN atau ARN. Bentuk ADN atau ARN bergantung pada spesifikasi virus. Materi genetik tersebut dapat berupa molekul tunggal atau molekul ganda dari asam nukleat, yang bentuknya dapat memanjang, lurus, atau melingkar.

Secara struktural, setiap materi genetik dilindungi oleh selubung protein yang disebut kapsid. Kapsid berfungsi untuk melindungi asam nukleat dan berperan dalam pelekatan virion pada sel inang sebelum terjadi infeksi. Kapsid bersama asam nukleatnya dinamakan nukleokapsid.

Kapsid tersusun dari sejumlah besar subunit protein yang biasa disebut kapsomer. Kapsomer merupakan suatu polipeptida atau kumpulan polipeptida. Setiap kapsomer memiliki jumlah molekul protein yang berbeda-beda, misalnya virus mosaik atau TMV mempunyai kapsid yang tersusun lebih dari seribu molekul protein dengan tipe protein tunggal. Ad-enovirus yang dapat menginfeksi saluran respirasi hewan-hewan mamalia dan burung, memiliki 252 molekul protein yang identik.

Bentuk kapsid pada virus bermacam-macam. Ada yang berbentuk batang, bulat, oval, dan berbentuk huruf T. Virus mosaik memiliki bentuk kapsid seperti batang yang kaku, sedangkan adenovirus dan virus polio memiliki bentuk isosahedron (mempunyai 20 muka segitiga sama sisi dengan

(6)

bentuk luar virus.

Beberapa virus dikenal memiliki suatu struktur tambahan berupa kapsul pembungkus atau amplop. Kapsul pembungkus tersebut letaknya menyelubungi kapsid dan tersusun dari bahar. lipoprotein, yakni suatu derivat dari permukaan membran sel inang. Kapsul pembungkus pada virus berguna untuk membantu virus menginfeksi inangnya. Beberapa virus yang memiliki kapsul pembungkus antara lain adalah virus flu dan virus herpes serta beberapa virus lainnya yang ditemukan pada hewan.

Kapsid (Protein)

4. Replika pada Virus

Seperti yang sudah kalian ketahui, virus dapat meng-ekspresikan gen-gennya dan melakukan reproduksi hanya di dalam sel-sel yang hidup. Akan tetapi, reproduksi virus berbeda dalam beberapa cara dengan reproduksi yang terjadi pada sel. Pada virus, reproduksi terjadi dengan cara penggandaan (replikasi) dari materi genetik. Gen-gen tersebut terbentuk

Gambar-3. Bakteri dan Bakteriofage

Ketika virus T menempel pada bakteri, hanya ADN yang masuk ke dalam sel dan selanjutnya akan membentuk banyak virus

(7)

dengan menggunakan enzim, ribosom, nutrien, dan sumber-sumber lain dari sel inangnya untuk membuat beberapa salinan dari materi genetik dan protein kapsid. Artinya, ketika bereproduksi virus mengambil alih metabolisme sel inang untuk membentuk materi genetik virus itu sendiri. Selanjutnya, komponen-komponen tersebut terakumulasi membentuk sejumlah besar virion-virion yang kemudian meninggalkan sel inang untuk menginfeksi inang-inang yang baru.

Bakteriofage (virus T) merupakan contoh terbaik untuk memahami replikasi pada virus. Bakteriofage atau fage adalah sejenis virus yang biasa hidup dalam tubuh Escherichia coh. Virus ini pertama kali ditemukan pada 1915. Pada 1940-an,

(8)

para saintis lebih memfokuskan perhatian mereka untuk menentukan bagaimana produksi fage-fage itu di dalam suatu bakteri. Tipikal bakteriofage ditunjukkan oleh Gambar 4.6. Di dalam tubuh bakteri E. coh, fage dapat melakukan reproduksi dengan dua mekanisme alternatif, yaitu melalui siklus litik dan siklus lisogenik. Perhatikanlah Gambar 4.7!

a. Siklus Litik

Siklus litik dimulai ketika serabut-serabut ekor virion T menempel pada sisi reseptor khusus pada permukaan luar sel bakteri E. coli. Pembungkus ekor kemudian berkontraksi, membuat lubang inti pada dinding dan membran sel. Setelah terbentuk lubang, fage kemudian menginjeksikan ADN-nya ke dalam sel. Di dalam sel, ADN fage dengan cepat merusak ADN bakteri. ADN fage sendiri terlindungi karena me-ngandung modifikasi bentuk sitosin.

Setelah ADN bakteri dirusak, genom fage secara penuh mengendalikan sel, menginduksi mesin metabolik untuk oun menghasilkan komponen-komponen fage, seperti protein-pro-tein, salinan genom fage, ekor, serabut-serabut ekor, dan kepala polihedral. Selanjutnya, fage memproduksi suatu enzim untuk merusak dinding sel bakteri. Rusaknya dinding sel bakteri menyebabkan tekanan osmosis sel meningkat sehingga akhirnya pecah (lisis). Lisis pada bakteri akan melepaskan 100 hingga 200 partikel-partikel fage yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel bakteri lain yang berdekatan.

b. Siklus Lisogenik

Virus dapat melakukan reproduksi tanpa harus membunuh inangnya. Siklus lisogenik dimulai ketika fage menempel di permukaan sel E. coli dan menginjeksikan ADN-nya. Kemudian, ADN virus menyisip melalui cara rekombinasi genetik ke dalam sisi khusus pada kromosom bakteri. Ketika menyisip, materi genetik fage menyatu dengan materi genetik bakteri membentuk profage. Di dalam profage, gen-gen bakteri menjadi tidak aktif, sedangkan gen profage selalu aktif. Selama sel melakukan pembelahan, sel bakteri menyalin sepanjang gen profage beserta ADN-nya pula. Akibatnya, setiap sel terbagi menjadi dua anakan sel, maka tiap anakan sel bakteri memiliki profage dan ADN yang selanjutnya dapat memulai siklus reproduksi kembali. Satu sel tunggal yang sudah terinfeksi dapat dengan segera menghasilkan sejumlah besar populasi bakteri yang membawa profage. Selanjutnya, satu sel bakteri yang membawa profage dalam kromosom-kromosomnya akan mengalami lisis dan melepaskan partikel-partikel fage. Fage-fage tersebut akan menginfeksi bakteri lainnya dan kembali mengalami siklus hidupnya.

(9)

5. Replika Virus-virus Hewan

Cara replikasi virus-virus hewan hampir sama dengan cara bakteriofage. Akan tetapi, replikasi pada virus hewan memiliki beberapa modifikasi atau penetrasi yang berbeda dengan cara fage. Pada virus hewan, materi genetik bersama selubung proteinnya (kapsid) masuk ke dalam sel inang. Di dalam sel inang kapsid terbuka sehingga virus tidak berselubung. Selanjutnya materi genetik virus (ADN atau ARN) bebas ikut proses biosintesis untuk mencetak virus-virus baru. Virus-vi-rus baru tersebut akhirnya keluar dari inang dengan cara pembentukan tunas (budding). Selama pembentukan tunas, virus-virus tersebut menyusun kapsul pembungkus (amplop) yang terdiri atas lemak protein, dan karbohidrat. Semua bahan tersebut berasal dan membran plasma atau membran inti sel inang.

a. Tahap-tahap Replikasi Virus Hewan 1. Penetrasi

Virus mungkin masuk seperti ditelan oleh sel inangnya (endositosis). Beberapa virus memiliki permukaan protein yann berhubungan kepada reseptor membran plasma sel inang dan merangsang endositosis. Tipe virus lainnya yang memiliki amplop dapat melebur dengan membran sel inang. Di dalam sel inang materi genetik virus dilepas ke dalam sitoplasma.

2. Replikasi

Materi genetik virus membuat tiruan-tiruan beberapa kali.

3. Transkripsi

Materi genetik virus digunakan sebagai blueprint membentuk messenger ARN (mARN).

4. Sintesis Protein

Dalam sitoplasma sel inang, materi genetik virus (mARN digunakan untuk pembentukan protein virus.

5. Perakitan Virus

Materi genetik virus dan enzim dikelilingi oleh lapisan proteir.

6. Pelepasan

Setelah bentuk virus sempurna, virus keluar dari sel inang melalui pembentukan tunas (budding) pada membran sel inang.

b. Beberapa Contoh Replikasi Virus Hewan 1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus

(10)

ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi.

2. Virus Herpes

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN.

3. Virus Infuenza

Siklus replikasi virus influenza hampir same dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.

4. Paramyxovirus

Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyx-ovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.

6. Peranan Virus dalam Kehidupan

Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15 Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar viruz Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Perlu kalian ketahui bahwa virus Ebola merupakan virus yang secara spesifik menyerang paru-paru. Meskipun demikian, ke-banyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency

syn-drome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya

daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel

(11)

berikut ini memuat beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.

TABEL 4.1 BEBERAPA MACAM PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS

NO. NAMA PENYAKIT PENEYEBAB BAGIAN TUBUH YANG DIPENGARUHI

1. Influenza Myxovirus A (virus ARN), Melalui saluran respirasi; epitelium dalam ada tiga tipe; A,B, dan C dari trakea dan bronki 2. Demam Sejumlah besar virus, Melalui saluran respirasi;

terutama Rhinovirus biasanya hanya saluran sebelah atas (virus ARN)

3. Cacar Virus Variola (virus ADN) Melalui saluran respirasi kemudian kulit 4. Gondong Paramyxovirus A (virus ARN) Melalui saluran respirasi,

kemudian infeksi menyeluruh di tubuh melalui darah, terutama kelenjar ludah; juga di testis pria dewasa 5. Campak Paramyxovirus A (virus ARN) Melalui saluran respirasi (dari mulut

ke brork) menyebar ke kulit dan usus halus 6. Campak jerman Virus Rubella Melalui saluran respirasi;

(Rubella) kelenjar limfa di leher, mata, dan kulit 7. Poliomyelitis Virus Polio (virus ARN) Faring dan usus halus, kemudian darah;

neuromotorik di vertebrae (tulang punggung)

8. Demam kuning Arbovirus (virus ARN) Pembuluh darah sebelah dalam dan hati. Biasanya ditularkan oleh hewan Arthropoda 9. Hepatitis Virus Hepatitis (virus ARN). Hati; mulai pengerasan (sirosis)

Sekarang dikenal tipe-tipe hingga kanker hati Hepatitis; A,B,C,D, E

10. Cacar air Virus Varicella Kulit; titik-titik merah dan gatal, melepuh, (virus ADN) F, dan G kering, dan menghasilkan kerak (krusta) di kulit 11. AIDS, HIV, human immuno- Sel T pada sel darah putih,

acquired Immune deficiency virus (virus ARN). yang bertanggung jawab deficiency syndrome Tipe HIV-1 dan HIV-2 terhadap respon kebal

Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.

a. Beberapa macam penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus

1. Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV).

2. Penyakit kuku dan mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.

3. Penyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV).

(12)

anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah vi-rus rabies.

b. Beberapa macam penyakit pada tumbuhan yang dise-babkan oleh virus

1. Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau. Penyebabnya adalah tobacco mo-saic virus (TMV)

2. Penyakit tungro, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. 3. Penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk.

Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem

degen-eration (CVPD). TUGAS 1

Berikut ini terdapat beberapa kliping tentang virus. Tugas kalian dengan teman-teman satu kelompok adalah mendiskusikan tentang.

1. spesifikasi virus,

2. nama penyakit yang diakibatkannya, 3. jenis makhluk hidup yang diinfeksi,

4. bagian tubuh makhluk hidup yang dipengaruhi, dan cara mencegah penularan penyakit yang diakibatkan oleh virus tersebut.

5. Masukkan hasil diskusi kalian tersebut ke dalam sebuah tabel!

Ni Nyoman Mawar belum bisa melupakan kepergian anaknya, Oka Mahendra, yang meninggal tujuh bulan silam. Oka meninggal pada usia lima tahun, di saat sedang lucu-lucunya. Sebelum meninggal, ia sempat ter-serang demam. Suhu tubuhnya 38 derajat celcius. lbunya langsung membawa Oka ke bidan di desanya. Bidan memberikan obat penurun panas. “Siang diberi obat, sore harinya sudah bermain dengan temantemannya,” ujar Ni Nyoman, Rabu pekan lalu.

Keesokan harinya, Oka mengeluh sakit dibagian pinggang ke bawah. Oka diperiksakan ke Rumah Sakit (RS) Wongaya, Denpasar. Di rumah sakit swasta itu, kondisinya makin kritis. Keluhan nyeri sudah menjalar ke sekujur tubuh Oka. Dokter menyarankan, Oka dibawa ke RS Daerah Sanglah. Naas, baru tiga hari dirawat di Sanglah, Oka tak tertolong.

Made Rendra, ayah Oka, sempat me-nanyakan penyakit yang menewaskan anak keduanya itu. Dokter bilang, Oka terkena radang otak. Penyakit ini disebabkan oleh virus japanese

enchepalitis,yang biasanya ditularkan nyamuk

Culex, jenis yang kerap menggigit babi. Dari penuturan dokter, Nyoman mawar mensinyalir sumber penyebaran virus itu berasal dari aliran limbah kandang babi tetangga. Kandang babi itu terletak 30 meter dari rumahnya.

Virus Japanese enchepalitis itu pertama kali diketahui mewabah di Jepang pada 1924. Sebanyak 55 persen penderita radang otak karena Japanese meninggal dunia. Lalu di Thailand, persentase kematian mencapai 35 persen. Di Cina, kuman itu juga pernah menginfeksi 122.995 orang.

Menurut Agus Sjahrurrachman, ahli virus pada Fakultas Kedokteran Universitas

Indone-KASUS 1

(13)

sia, Japanese biasanya berkembang biak pada tubuh binatang ternak, seperti babi, kuda, kambing, kerbau, dan burung.

Japanese bisa menulari manusia lewat nyamuk kelompok Culex. Nyamuk ini mem-punyai ciri: posisi tubuhnya sejajar dengan permukaan tempat nyamuk ini hinggap. Kepala dan paruhnya menekuk ke bawah. Serangga ini bisa bertelur di air bersih dan kotor, serta beraksi di slang dan malam hari. la banyak hidup di daerah peternakan, seperti yang ditemukan di Bali. la membawa virus setelah menggigit binatang.

Ketika Culex menggigit manusia, Japanese masuk ke dalam darah. Pada tahap awal, korban akan mengalami gejala demam, sakit kepala, mualmual, dan pegal di seluruh tubuh. “Dalam satu-dua pekan,virus bisa masuk ke dalam otak lewat darah,” ujarAgus. Setelah sampai di pusat

saraf, virus hanya butuh 1 sampai 7 hari untuk berkembang biak.

Serangan di otak membuat penderita terkena radang otak. Radang otak ini akan menyebabkan penderita lumpuh total atau sebagian, serta gangguan fungsi emosi dan berpikir, sampai tidak sadar diri. Kemungkinan sembuhnya pun amat tipis, sedangkan risiko kematian bervariasi antara 10 persen dan 50 persen. “Tergantung pada kecepatan penanganan dan keganasan virus, “ kata Agus.

Untuk mencegah timbulnya penyakit itu, pasien harus divaksinasi. Cuma, masalahnya, harga vaksin Rp l,5 juta sekali suntik. Itu pun hanya tersedia di Jakarta dan Bali. Untuk tindakan preventif, dianjurkan menyemprotkan pembasmi nyamuk dan membersihkan ling-kungan.

Sumber: Gatra, 13 Juli 2002 KASUS 2

Ancaman Maut dari Belantara Afrika

Setelah virus HIV, dari belantara hitam Afrika muncul lagi virus mengerikan, Ebola. Meski ditengarai belum sampai merebak ke luar Zaire, tak urung virus itu membuat pejabat kesehatan kelimpungan. Sebab, meski yang diserang bukan sistem kekebalan tubuh seperti virus AIDS, vi-rus Ebola mampu membunuh pengidapnya hanya dalam beberapa minggu. Setelah virus me-nyusup, pada akhirnya darah penderita bocor di mana-mana, di dalam dan luar tubuh. Betapa mengerikan.

Seorang biarawati, Floralba Rondi, 71 tahun, tergeletak tereletaka di sebuah rumah sakit di kota Kikwit, Zaire. Biarawati itu menderita demam disertai sakit perut yang hebat sampai tak sadarkan diri. Untuk menyelamatkan nyawanya, para dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Akan tetapi, seusai operasi wanita itu hanya bertahan hidup beberapa hari.

Peristiwa ini terladi sebulan lalu, tepatnya awal April lalu di Kikwit, Zaire. Kota ber-penduduk sekitar seratus ribu orang itu terletak 400 kilometer bagian timur ibu kota Zaire, Kinshasa. Belakangan baru diketahui, biarawati tadi merupakan satu-satunya orang yang masih

hidup dari sebuah desa terpencil yang terkena wabah penyakit ganas di Kikwit.

Tragisnya, dalarn selang waktu yang tidak lama, semua anggota tim medis yang melakukan operasi terhadap biarawati tadi juga meninggal. Mereka meninggal akibat pendarahan dalam yang disertai demam hebat, tidak jauh berbeda dengan pasien yang mereka operasi sebelumnya. Majalah mingguan Jerman der Spiegel me-nyebutkan satu-satunya dokter bedah yang selamat dari petaka ini adalah dokter yang ketika operasi itu dilakukan sedang tidak berada di tempat.

Rondi yang asal Bergamo Italia itu sudah 43 tahun mengabdikan diri di berbagai kawasan pedalaman Zaire. Sebelum meninggal, ia memang pernah merawat seorang penduduk setempat yang ditengarai sedang mengidap penyakit yang sama.

Sepuluh hari kemudian, biarawati Clarangela Ghilardi, 64 tahun menyusulnya ke alam baka. Ketika biarawati Floralba dioperasi, Ghilardi yang merawatnya. Akan tetapi, selain merawat sahabatnya, ketika itu Ghilardi juga harus bertanggung jawab terhadap 350 pasien lain yang

(14)

sedang dirawat di rumah sakit tersebut.

Ketika wabah ini telah merenggut beberapa korban jiwa, para petugas di rumah sakit di Kikwit masih tenang-tenang saja. Mereka juga belum menemukan diagnosa yang tepat. Pada umumnya, para dokter mencliagnosa pasien ini tengah terkena wabah malaria, tifus, atau kolera. Para korban yang meninggal memiliki gejala yang sama. Yakni, demam yang hebat, diser-taimuntah cairan empedu dan darah, berak darah. bahkan pendarahan di mata dan hidung serta batuk-batuk darah. Mereka mengalami pen-darahan dari dalam. Pada umumnya, pasien yang sudah mencapai stadium ini sudah tidak mungkin tertolong lagi.

“Mereka terinveksi virus Ebola,” kata Ali Khan kepada salah seorang pejabat kesehatan Zaire yang menghubunginya via telepon. Ali

Khan adalah salah seorang virolog spesial penanggulangan virus dari pusat penanggulangan penyakit menular CDCC (communicable disease

control centre) yang berpusat di Amerika Serikat.

Setelah menewaskan biarawati, dokter dan tenaga medis lainnya, korban-korban lain terus berjatuhan. Menurut data yang dihimpun WHO, seperti dikutip Reuter, sampai saat ini jumlah yang meninggal sudah mencapai 83 orang dari 93 orang yang sudah dipastikan terinveksi virus mematikan ini.

Pada tahun 1970-an, ditengarai virus ini pernah mewabah di negeri itu. Menurut para pejabat WHO, pada epidemik yang pertama tingkat kematian mencapai 80 sampai 90 persen. Kini pemerintah Zaire dengan jajaran kesehatan dunia sedang berupaya menahan virus yang mematikan tersebut.

Sumber: Jawa Pos, 20 Mei 1995

KASUS 3

Cacar Air

Hampir semua orang mengenal cacar air. Biasanya, orang tak mau mendekat dengan penderitanya karena takut tertular. Dalam dunia medis, cacar air dikenal sebagai varisela Jawa: cangkrangen).

Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes varicella atau disebut juga varicella zoster virus (VZV). “Varisela juga dikenal sebagai

chic-kenpox,” ungkap dr. Ismoedijanto DTM &

SpA(K). Umumnya, penyakit ini menyerang anak-anak.

Di negara barat, cacar air biasanya me-nyerang pada musim dingin dan awal musim semi, sedangkan di Indonesia, virus ini biasanya menyerang di musim peralihan antara musim kemarau ke musim hujanatau sebaliknya,” jelas staf Lab (SMF) Ilmu Kesehatan Anak FK Unair (RSUD dr Soetomo) itu. Virus varisela relatif mudah menular, terutama lewat percikan ludah, sebut pakar penyakit tropis anak itu. Penularan juga terjadi disebabkan kontak langsung dengan penderita. Misalnya, bersentuhan kulit.

Penularan varisela, menurut Ismoe, mungkin terjadi sejak ruam (bercak) belum keluar sampai luka akibat cacar air mengering, sekitar 7 hari.

Bahkan,penderita bisa menularkan penyakit dalam 24 jam sebelum lesi (kelainan) kulit timbul.

Virus ini bisa menyerang segala umur-termasuk bagi yang baru lahir. “Namun, kasus terbanyak terjadi pada anak usia 5 sampai 9 tahun, “ katanya. Ismoe menambahkan, seumur hidup, seseorang hanya satu kaIi terserang varisela. Serangan kedua mungkin berupa penyebaran ke kulit akibat herpes zoster.

Ismoe mengungkapkan, gejala klinis varisela terbagi dalam dua stadium. “Yakni, stadium prodormal :an stadium erupsi,” rincinya. Berikut penjelasannya.

Prodormal. Penyebaran virus terjadi pada

stadium ini. Virus VZV masuk tubuh lewat saluran napas bagian atas. Pada lokasi masuknya terjadi replikasi virus (jumlahnya makin banyak) dan selanjutnya menyebar lewat pembuluh darah dan limfe. Lesi kulit muncul tak bersamaan, sesuai dengan siklus penyebaran. “Pada keadaan normal, siklus ini terakhir setelah 3 hari.” jelas Ismoe. Gejala baru timbul setelah 14 sampai 15 hari masa inkubasi. Stadium ini ditandai dengan timbulnya ruam kulit, demam ringan, dan tak

(15)

enak badan.”

Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, ruam diawali dengan demam selama 2 sampai 3 hari. Selain itu, juga disertai gejala menggigil, rasa tak enak badan, nyeri kepala, kehilangan nafsu makan, dan nyeri punggung,” lanjutnya. Pada beberapa kasus juga disertai nyeri tenggorok dan batuk.

Erupsi. Kali pertama, ruam muncul di kulit

muka dan kepala. Ruam ini menyebar dengan cepat ke badan. “Biasanya, ruam lebih jelas terlihat di bagian badan yang tertutup pakaian jarang ditemukan pada apak tangan dan kaki,” ungkapnya.

Gambaran yang menonjol adalah perubahan yang cepat dari ruam kemerahan menjadi vesikel (bintil berisi cairan). “Perubahan ini terjadi dalam waktu 8 hingga 12 jam, “jelas Ismoe. Lesi kemudian mengering yang dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk krusta (kerak mirip bekas luka). “Krusta akan lepas dalam waktu 1 sampai 3 minggu, bergantung pada dalamnya kelainan kulit, ungkapnya. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa bekas krusta akan membentuk cekungan dangkal berwarna merah muda dan berangsur-angsur hilang.

Pada anak normal, cacar air biasanya bersifat

ringan. Kuku penderita harus dipotong pendek dan bersih. Ini ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder dan jaringan parut bekas garukan.

Bagaimana kalau penderita mempunyai saudara yang belum pernah terkena cacar air? “Penderita hendaknya dipisahkan dari anggota keluarga yang sehat, jelasnya. Kalaupun tidak dipisahkan,anggota keluarga yang masih sehat bisa menjalani vaksinasi cacar air.

Semula,vaksin varisela yang merupakan vaksin virus hidup dan dilemahkan hanya diberikan pada anak yang berisiko terkena komplikasi. “Soalnya, vaksin ini hanya mem-punyai daya perlindungan 10 sampai 12 tahun,” kata. Ismoe. Seyogianya,vaksinasi ini diberikan pada usia 12 tahun atau lebih. Apalagi, varisela sangat berbahaya bagi ibu hamil.

Vaksinasi pada orang dewasa yang belum pernah terserang virus ini sangat dianjurkan. Namun, perlu diingat, ada beberapa orang yang tak boleh menerima vaksinasi ini. “Yakni, ibu hamil dan yang alergi terhadap dosis atau komponen vaksin,” sebut Ismoe. Demikian pula pada penderita defisiensi imun (kekebalan tubuh menurun), seperti penderita leukemia atau penderita penyakit akut.

Sumber: Jawa Pos, 16 September 2002

TUGAS 2

Buatlah suatu leaflet atau poster tentang bahaya, cara penularan dan pencegahan virus

HIV/AIDS. Publikasikanlah hasil karya kalian melalui mading yang ada di sekolahmu?

RANGKUMAN

1. Virus merupakan parasit obligat intraseluler. Mereka hanya hidup dengan menginfeksi sel inang.

2. Virus tidak mampu melakukan metabolisme dalam, kondisi yang tidak memungkinkan, terutama jika berada di luar sel hidup.

3. Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil (subrenik) dibandingkan dengan bakteri yang paling kecil sehingga virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

4. Virus hanya memiliki satu tipe asam nukleat, yaitu ADN atau ARN saja, tetapi tidak pernah kedua-duanya. ADN atau ARN dilindungi oleh selubung protein yang disebut kapsid.

(16)

5. Virus merupakan bentuk pralihan antara makhluk hidup dan benda tak hidup. Virus memiliki mated genetik, seperti yang terdapat pada makhluk hidup. Akan tetapi, virus juga dapat clikristalkan seperti halnya benda tak hidup. 6. Virus bukanlah makhluk seluler, karena mereka tidak

memiliki organel sel seperti ribosom, sitoplasma, dan membran sel.

7. Virus memiliki kapsul pembungkus yang berguna untuk membantunya menginfeksi ke tubuh inang.

8. Virus dapat bereproduksi dengan cara replikasi. Di dalam sel inang, ADN atau ARN virus menyatu dengan kromosom inang dan memberi intruksi (komando) untuk membuat virus-virus baru.

9. Reproduksi pada virus dapat terjadi melalui siklus litik dan lisogenik.

10. Beberapa virus memiliki enzim transkriptase balik yang dapat mengubah ARN menjadi salinan ADN (cADN). Enzim tersebut antara lain dimiliki oleh kelompok retrovirus, seperti HIV.

11. Virus seringkali menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.

12. Melalui teknik rekayasa genetika, para saintis dapat mengubah virus menjadi bermanfaat, misalnya dalam bidang kesehatan dan pertanian.

Gambar

TABEL 4.1 BEBERAPA MACAM PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS

Referensi

Dokumen terkait

Selain orang miskin dan tidak mampu, syarat Peserta pengguna Jamkesmas ini juga harus terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan Penelitian ini

[r]

UNAIR NEWS – Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Lambaung Mangkurat, Banjarmasin ini tercatat sebagai wisudawan terbaik S-3 Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Bertemu Dengan Penunggu Babi Hutan   03.. Kereta Datuk Tersadai Ditepi Jalan

Hasil penelitian evaluasi dan analisis laporan keuangan KUD Sumber Karya tahun 2018 dalam menyajikan dan mengungkapkan informasi akuntansi berdasarkan SAK ETAP menunjukkan

Apabila proses sampling yang digunakan adalah dengan Sampling Acak Sederhana, maka secara kebetulan bisa terpilih kebanyakan (mungkin semua) dari 200 voucher adalah berasal dari

agglomerans LAS-2b yang berasal dari Sumber Air Panas Lejja, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, dengan tahapan peremajaan bakteri, pembuatan medium inokulum dan medium

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah investasi yang dialihkan dan dimiliki serta Nilai Aktiva Bersih