• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

109  

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Spesifikasi Sistem

Penerapan Sistem Komunikasi Suara SIP-GSM ini menggunakan dua komponen utama yaitu komponen perangkat keras dan perangkat lunak.

4.1.1 Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan dalam sistem ini adalah: 1. IP Phone Elesign ESP 1202

2. Router Cisco 1750 3. Hub 3Com 8/TPO

4. Switch Repotec 5-P Nway Switch 5. SoundWin GSM Gateway V100 6. Perangkat komputer untuk server

Berikut adalah spesifikasi dari masing-masing perangkat keras yang digunakan dalam melakukan implementasi dan evaluasi dari sistem yang telah dirancang.

1. Spesifikasi IP Phone Elesign ESP 1202 Tabel 4.1 IP Phone Elesign ESP 1202 Hardware • MCU: ARM Core

(2)

• Interface: 2 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) • Grafik LCD: 128x64 titik

Software • Voice Protokol: SIP RFC3261

• CODEC: G.723.1, G.729A, G.711a & G.711u • Konfigurasi: LCD/WEB/Telnet

• Management: SNMP/TFTP Upgrade • Caller ID/Phone Book/Call Logs • Manual Timer Set

• NAT/MAT Spesifikasi

Fisik

• Dimensi: 170mm x 180mm x 46,7mm • Berat: 571g

• Konsumsi Daya: idle 1,4w dan aktif 1,8w

• Input adaptor AC 110/220V, output adaptor DC 5V

• Suhu operasi: 0 – 40OC

(3)

2. Spesifikasi Router Cisco 1750

Tabel 4.2 Router Cisco 1750

Hardware • One 10/100BaseTX Fast Ethernet port (RJ-45) • One auxiliary (AUX) port

• One console port

• RISC Processor: Motorola MPC860T PowerQUICC at 48MHz

• DRAM: Onboard (fixed/default): 16MB; one DIMM slot; available DIMM sizes: 4, 8, 16, 32 MB; maximum DRAM: 48 MB

• Flash: onboard (socketed) miniflash card; default: 4MB; available sizes: 4, 8, 16 MB; maximum flash: 16MB; support dual flash bank Software • Frame Relay Fragmentation (FRF.12)

• IP Precedence

• Generic Traffic Shaping (GTS) • Frame Relay Traffic Shaping (FRTS) • Weighted Random Early Detection (WRED) • RSVP

• DSCP Marking • Compressed RTP

• Multiple Link PPP & LFI

(4)

Spesifikasi fisik

• Dimensi: 28,4cm x 10cm x 22,1cm • Berat: 1,36kg

• Konsumsi daya maksimum: 20w

• Input AC/Frekuensi/arus: 100-240V / 47-64Hz / 0.5A

• Suhu operasi: 0-40OC

Gambar 4.2 Router Cisco 1750

3. Spesifikasi Hub 3Com 8/TPO

Tabel 4.3 Hub 3Com 8/TPO

Hardware • Interface: 8 10BaseT RJ-45 (LAN & PC) Spesifikasi

Fisik

• Dimensi: 22cm x13cm x 4cm • Konsumsi Daya:

• Input AC/frekuensi/arus adaptor: 240 V / 50Hz / 0,2A

(5)

• Output DC/arus adaptor: 14 V / 0.8 A • Suhu operasi: 0-40OC

Gambar 4.3 Hub 3Com 8/TPO

4. Spesifikasi Switch Repotec 5-P Nway

Tabel 4.4 Switch Repotec 5-P Nway

Hardware • Interface: 5 port 10BaseT, 100BaseTx RJ-45 (LAN & PC)

Spesifikasi Fisik

• Dimensi 13,8 cm x 6,6 cm x 2,7 cm • Suhu operasi: 0-45OC

(6)

5. Spesifikasi SoundWin GSM gateway V100 Tabel 4.5 GSM gateway V100

Hardware • 1 100 baseT RJ-45 Ethernet port (WAN) • 1 RJ-11 FXS Phone port – For analog Circuit

Telepohone Device

• 1 RJ-11 FXO Phone port – For PSTN or PBX Connection

• GSM port – for insert SIM card

• Antenna connector - Connect the antenna to the gateway.

• Reset – will be set to factory default configuration if this button pushed until 3 seconds

• Power - A power supply cable is inserted Software • Konfigurasi: WEB, Telnet

• Voice Protocol: SIP, H.323

• CODEC: G.711a, G.711u, G.726, G.729A, G.723.1

Spesifikasi Fisik

• Dimensi: 170 x 100 x 35 mm • Berat: 200g

• AC power : AC100V-240V, DC12V/1.5A,50/60 Hz

(7)

• Radio interface: Quad-Band EGSM 900/1800/850/1900

Gambar 4.5 GSM gateway V100.

Berikut ini keterangan indikator LED pada GSM gateway :

Tabel 4.6 Keterangan indikator LED pada GSM gateway

LED STATE DESCRIPTIONS

ON GSM Gateway is Power On POWER

OFF GSM Gateway is Power Off

ON Network connection

established

FLASHING Data traffic on cable network WAN

OFF Waiting for network connection

LINE ON Line is busy

FLASHING Ring Indication

(8)

ON Telephone Set is Off-Hook

FLASHING Ring Indication

PHONE

OFF Telephone Set is On-Hook ON GSM Network is found and

working properly GSM

FLASHING Searching GSM Network. ON Short message waiting

Indicator SMS

FLASHING Sending Short Message

6. Spesifikasi perangkat komputer untuk server 1: a. Processor Intel Pentium IV 2 GHz

b. Memory 256 MB DDR2

7. Spesifikasi perangkat komputer untuk server 2: a. Processor Intel Pentium IV @ 1,8 GHz b. Memory 256 MB DDR2

4.1.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan pada sistem ini adalah :

1. Perangkat lunak untuk PBX Server yaitu Astersik 1.4.22 karena merupakan free software berbasis Linux yang open source.

2. Perangkat Lunak untuk Router Cisco 1750 yaitu IOS (Internetwork Operating System).

(9)

3. Perangkat lunak untuk softphone yaitu X-lite. 4. NetMeter v3.6.

5. SIPP server yang digunakan untuk testing kestabilan server. 6. ManageEngine VQManager sebagai QoS monitoring.

4.2 Implementasi Sistem

4.2.1 Instalasi Asterisk 1.4.22

Asterisk 1.4.22 berbasiskan Linux dapat di-download secara gratis pada

www.asterisk.org pada bagian download. Langkah-langkah instalasi terdapat pada lampiran.

4.2.2 Membuat User Account pada SIP.CONF

Secara default, file sip.conf berada pada direktori /etc/asterisk. Untuk membuka file sip.conf digunakan text editor seperti vi, gedit, dan sebagainya. Pembuatan User Account dapat dilakukan dengan menuliskan parameter – parameter yang dibutuhkan pada sip.conf. Jika sebuah account ingin dibuat dengan nomor extension 100, maka pengaturannya sebagai berikut :

[100] ; merupakan nama account.

type = friend ; agar semua parameter dapat digunakan. username = 100 ; membuat account dengan username 100.

secret = 100 ; membuat account dengan password 100. Username dan password yang diatur di sip.conf harus sesuai dengan yang diatur pada user agent.

(10)

context = kantor ; user dengan extension 100 dapat menerima atau menelepon semua account yang berada pada context kantor.

host = dynamic ; alamat IP client.

dtmfmode = inband ; untuk dapat berkomunikasi melalui DTMF yang merupakan ketentuan pada pesawat telepon untuk memberi input melalui penekanan angka. Pengaturan – pengaturan tambahan yang berkaitan dengan semua account yang ada dapat dilakukan pada bagian [general]. Hal – hal yang diatur sebagai berikut :

• disallow = all ; tidak mengijinkan semua codec digunakan. Parameter ini digunakan sebagai langkah awal menentukan codec yang dapat digunakan.

• allow = ulaw ; mengijinkan codec G.711u digunakan. • allow = GSM ; mengijinkan codec GSM digunakan. • insecure = very ; tidak perlu re-authenticate.

• bindport=5060 ; UDP port yang dipakai untuk berkomunikasi yaitu: 5060.

• bindaddr=0.0.0.0 ; semua IP dapat terhubung dengan asterisk. • nat=yes ; untuk mengaktifkan nat.

• register=>311:311@192.168.3.2 ; melakukan trunking ke server Cabang agar dikenali di server Pusat.

(11)

Sistem yang dirancang terdiri dari 11 user account yang terdaftar ke SIP server Pusat yaitu :

• 101 sampai 104 ; dapat menelepon ke jaringan GSM / PSTN dan jaringan lokal.

• 110 ; nomor extension untuk GSM gateway. • 1100 ; nomor extension untuk IVR.

• 111 ; untuk nomor extension ke server Cabang agar server Pusat dikenali di server Cabang.

• 112 sampai 115 ; hanya dapat menelepon ke jaringan lokal.

Pada SIP.conf pada server Pusat dibuat context tokantor_B dengan parameter sebagai berikut :

[tokantor_B] disallow=all allow=gsm type=friend context=kantorA username=311 secret=311 host=192.168.3.2.

Hal ini dimaksudkan agar nomor extension 311 dengan ip address 192.168.3.2 dikenali pada SIP server Pusat.

(12)

Begitu juga untuk SIP server Cabang yang terdiri dari 11 user account yaitu :

• 301 – 304 ; dapat menelepon ke jaringan GSM / PSTN dan jaringan lokal.

• 310 ; nomor extension untuk GSM gateway. • 3100 ; nomor extension untuk IVR.

• 311 ; untuk nomor extension ke server Pusat agar server Cabang dikenali di server Pusat.

• 312 sampai 315 ; hanya dapat menelepon ke jaringan lokal. • 2005 ; nomor extension yang digunakan untuk pengetesan server.

Pada SIP.conf pada server Cabang dibuat context tokantor_A dengan parameter sebagai berikut:

[tokantor_A] disallow=all allow=gsm type=friend context=kantorB username=111 secret=111 host=192.168.1.1

Hal ini dimaksudkan agar nomor extension 111 dengan ip address 192.168.1.1 dikenali pada SIP server Cabang.

(13)

4.2.3 Membuat Dial Plan pada EXTENSIONS.CONF

Secara default, file extensions.conf berada pada direktori yang sama dengan sip.conf. Buka file extensions.conf menggunakan text editor untuk mengatur dialplan. Pengaturan dapat dilakukan dengan menuliskan parameter- parameter yang dibutuhkan. Sistem yang dirancang memiliki 2 buah context pada server Pusat, yakni :

• context kantorA, terdiri dari context kantorAB dan parkedcalls, dengan melakukan parameter sebagai berikut:

include=> parkedcalls ; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking.

include=> kantorAB ; agar context kantorA mengenali call routing pada context kantorAB.

Selain itu context kantorA digunakan untuk :

- call routing ke GSM, dengan melakukan parameter sebagai berikut: exten=>_988.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@110,30,t). Apabila user menekan 988xxx akan dial menggunakan protokol SIP dimana penekanan 3 angka pertama diabaikan yaitu 988. Kode rahasia ini dimaksudkan agar user yang tidak berkepentingan tidak dapat melakukan panggilan ke luar jaringan GSM / PSTN. Nomor extension 110 merupakan extension yang digunakan di GSM gateway, sehingga device GSM gateway dikenali oleh SIP server Pusat.

(14)

- Call routing ke GSM melewati server kantor Cabang, dengan melakukan parameter sebagai berikut :

exten=>_999.,1,Dial(SIP/tokantor_B/${EXTEN:3},30,t). Apabila user menekan 999xxx akan dial menggunakan protokol SIP dengan menggunakan context tokantor_B, dalam hal ini akan menghubungi server Cabang terlebih dahulu, kemudian pada server Cabang akan di route ke jaringan GSM.

- Call routing ke GSM dengan menggunakan timer, dengan melakukan parameter sebagai berikut : exten=>_978.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@110,30,tL(300000:60000

)).

Apabila user menekan 978xxx akan dial menggunakan protokol SIP dimana durasi panggilan yang diizinkan di bawah 5 menit dan 1 menit terakhir akan diberi peringatan.

- Call routing ke GSM melewati server Cabang dengan menggunakan timer, dengan melakukan parameter sebagai berikut:

exten=>_979.,1,Dial(SIP/tokantor_B/${EXTEN},30,t).

• Context kantorAB yang digunakan untuk call routing panggilan masuk, dengan melakukan parameter sebagai berikut:

[kantorAB]

include=> parkedcalls ; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking.

(15)

exten=>101,1,Dial(sip/101,30,t) ; apabila user lain men-dial 101, prioritas pertama adalah dial dengan menggunakan protokol SIP dan akan masuk ke extension 101. Apabila extension 101 tidak mengangkat selama 30 detik, maka akan dijalankan prioritas kedua yaitu masuk ke voice mail.

exten=>101,2,VoiceMail(101@vm) ; masuk ke voicemail dan apabila ada pesan suara maka akan disimpan pada mailbox 101. exten=>101,3,Hangup ; prioritas terakhir adalah hangup begitu juga

parameter yang digunakan untuk extension 102 sampai 104 dan 112 sampai 115. Untuk panggilan masuk ke GSM disediakan nomor extension 1100 untuk masuk ke IVR, dengan melakukan parameter sebagai berikut:

exten=>1100,1,Answer() exten=>1100,2,Set(TIMEOUT(absolute)=120) exten=>1100,3,Background(selamat-datang) exten=>1100,4,Wait(1) exten=>1100,5,Goto(3) exten=>T,1,Wait(1) exten=>T,2,Goto(101,1)

Untuk mendengar voicemail, dilakukan parameter sebagai berikut:

exten=>8101,1,VoiceMailMain(101@vm) exten=>8102,1,VoiceMailMain(102@vm)

(16)

exten=>8103,1,VoiceMailMain(103@vm) exten=>8104,1,VoiceMailMain(104@vm) exten=>8112,1,VoiceMailMain(112@vm) exten=>8113,1,VoiceMailMain(113@vm) exten=>8114,1,VoiceMailMain(114@vm) exten=>8115,1,VoiceMailMain(115@vm)

Sebagai contoh apabila nomor extension 101, ingin mendengar mailbox-nya, maka user harus menekan 8101 sehingga akan masuk ke context vm yang terdapat pada file voicemail.conf. Setelah itu user harus menekan password yang telah di – set pada voicemail.conf.

Hal yang sama untuk server Cabang memiliki 2 buah context, yakni:

• context kantorB, terdiri dari context kantorBC dan parkedcalls, dengan melakukan paramater sebagai berikut:

include=> parkedcalls ; mengaktifkan fitur call transfer dan call parking.

include=> kantorBC ; agar context kantorA mengenali call routing pada context kantorAB.

Selain itu, context kantorB digunakan juga untuk:

- call routing ke GSM dengan menggunakan parameter : exten=>_999.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@310,30,t). - Call routing ke GSM melewati server kantor Pusat.

(17)

exten=>_988.,1,Dial(SIP/tokantor_A/${EXTEN},30,t). - Call routing ke GSM dengan menggunakan timer

exten=>_979.,1,Dial(SIP/${EXTEN:3}@310,30,tL(300000:60000 )).

- Call routing ke GSM melewati server Pusat dengan menggunakan timer.

exten=>_978.,1,Dial(SIP/tokantor_A/${EXTEN},30,t).

• context kantorBC yang digunakan untuk call routing panggilan masuk. Parameter yang diberikan sama hal nya pada server Pusat, hanya berbeda pada nomor extension saja.

4.2.4 Konfigurasi pada Setiap User Agent

4.2.4.1 Hardphone IP Phone

Pengaturan IP Phone dilakukan pada menu yang tersedia. Menu akan muncul jika tombol paling kanan atas ditekan selama beberapa detik saat adaptor IP Phone dipasang.

• Network Setup

Cari menu static IP dan masukkan IP Address, Subnet Mask, dan Gateway agar berada dalam satu jaringan dengan server. • Number Setup

(18)

Cari menu Register Num, kemudian isi Enter Number, Enter ID, dan Enter Password dengan nilai 101 (sesuai account pada sip.conf).

Menu Delete Num digunakan untuk menghapus Register Num agar account baru dapat dimasukkan pada menu Register Num.

4.2.4.2 Softphone X-lite

Gambar 4.6 Langkah 1 - Konfigurasi Softphone

Parameter pengaturan softphone dapat dilihat dengan meng-klik kanan tombol mouse dan pilih pilihan SIP Account Settings… dan muncul window SIP Accounts.

(19)

Pilih Add… untuk memasukkan parameter sehingga softphone dapat teregistrasi ke Asterisk 1.4.22. Semua parameter diisi sesuai dengan parameter pada sip.conf. Domain dan Proxy Address diisi alamat server Asterisk 1.4.22.

Gambar 4.8 Langkah 3 Konfigurasi Softphone

4.2.4.3 GSM Gateway

Pengaturan awal GSM gateway melalui ethernet cable yang terhubung pada PC dengan menyamakan network dan subnet antara PC dan GSM gateway. Secara default IP GSM gateway adalah 192.168.1.1/24 . Berikut pengaturan awal GSM gateway :

GSM Gateway (192.168.1.1) --- RJ45 directly link --- PC (192.168.1.2/24)

Kemudian konfigurasi GSM gateway dapat melalui aplikasi web browser atau telnet. Berikut ini tampilan awal GSM gateway melalui web browser :

(20)

Gambar 4.9 Konfigurasi melalui web browser.

Kemudian akan muncul dialog box, isikan username : admin dan password : admin.

Gambar 4.10 Tampilan awal pada GSM gateway.

Pada implementasi, pengaturan pada GSM gateway dilakukan pada menu advanced setup. Sehingga akan muncul tampilan seperti dibawah ini:

(21)

Gambar 4.11 Menu pada Advanced Configuration.

Selanjutnya Setting dilakukan pada WAN setting, VOIP basic, Dialing Plan, advance setting dan Hot Line Setting. WAN setting berfungsi untuk melakukan konfigurasi mengenai port WAN yang meliputi : IP Address , subnet mask, dan default router. Berikut tampilan WAN setting :

Gambar 4.12 Konfigurasi WAN setting.

Hal yang penting dalam konfigurasi GSM gateway adalah pada submenu VOIP basic. Dalam VOIP basic dilakukan registrasi number yang

(22)

sudah terdaftar di Server. Dalam implementasi ini digunakan nomor extension 310 dengan password 310. Untuk jaringan di belakang NAT maka digunakan STUN (Simple Tranversal of NAT). Secara default STUN server IP address : 64.69.76.21 dan STUN port server : 3478. Berikut tampilan dari dialplan Configuration :

Gambar 4.13 Konfigurasi dialing plan

Untuk policy GSM gateway digunakan kode rahasia yaitu 9xxx diikuti dengan nomor tujuan.

(23)

Gambar 4.14 Konfigurasi Advance Setting

Hotline digunakan untuk IVR. Maka pada port 2 number (port GSM) diisi dengan 1100 dimana 1100 merupakan nomor extension yang digunakan untuk memutar IVR.

Gambar 4.15 Konfigurasi Hotline setting

Adapun features yang digunakan pada GSM gateway yaitu : - VoIP Encryption ; enkripsi data voice.

- Silence Compression Voice Activity Detection ; silence suppression, yaitu mekanisme untuk tidak mengirimkan data selama tidak terdeteksi aktifitas suara. Untuk mendeteksi adanya aktifitas digunakan Voice Activity Detection (VAD).

(24)

4.3 Pengujian Sistem

Pada sistem yang telah diimplementasikan, dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah sistem berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengujian – pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

4.3.1 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dengan Fitur yang Tersedia

4.3.1.1 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent dalam 1 LAN

Pengujian ini bertujuan untuk melihat kehandalan komunikasi antar user agent dalam 1 LAN, dimana user agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone dan softphone. User agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone (IP Phone) dan softphone (X-lite).

(25)

Pada pengujian terdapat 2 hal yang diujikan yaitu :

1. Pengujian komunikasi antar user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) selama 60 detik.

2. Pengujian komunikasi antara user agent yang mendukung protokol SIP (IP Phone dan X-lite) dengan jaringan GSM yang membutuhkan media gateway selama 60 detik.

Kedua pengujian dilakukan untuk melihat apakah komunikasi pada sistem berjalan dengan baik, hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Hasil percobaan komunikasi antar user agent (1 LAN) dalam 10 kali percobaan selama 60 detik.

Destination Source IP-Phone A-1 IP-Phone A-2 X-Lite A-1 X-Lite A-2 GSM A IP-Phone A-1 100% 100% 100% 100% IP-Phone A-2 100% 100% 100% 100% X-Lite A-1 100% 100% 100% 100% X-Lite A-2 100% 100% 100% 100% GSM A 100% 100% 100% 100%

Dari tabel 4.7 didapatkan informasi sebagai berikut :

• Komunikasi antara hardphone (IP Phone) dengan softphone (X-lite) dapat berjalan dengan baik.

(26)

• User agent pada sistem dapat berhubungan dengan jaringan GSM melalui GSM gateway.

• Pengguna jaringan GSM dapat berkomunikasi dengan dengan user agent melalui GSM gateway.

4.3.1.2 Pengujian Kehandalan Komunikasi antar User Agent yang berbeda jaringan

Adapun pengujian yang dilakukan berguna untuk melihat kehandalan komunikasi antar user agent dalam jaringan berbeda, dimana user agent yang digunakan pada sistem berupa hardphone (IP Phone) dan softphone (X-lite).

Gambar 4.17 Topologi Komunikasi antar User Agent dengan jaringan yang berbeda.

(27)

Pada pengujian terdapat 2 hal yang diujikan yaitu :

1. Pengujian komunikasi antar user agent yang mendukung protokol SIP (IP - Phone dan X - lite) antara server Pusat dan server Cabang.

2. Pengujian komunikasi antara user agent yang mendukung protokol SIP (IP - Phone dan X - lite) dengan jaringan GSM yang membutuhkan media gateway antara server Pusat dan server Cabang.

Kedua pengujian dilakukan untuk melihat apakah komunikasi pada sistem berjalan dengan baik, hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Hasil percobaan komunikasi antar user agent (beda jaringan) dalam 10 kali percobaan selama 60 detik.

Cabang Pusat IP-Phone B X-lite B GSM B IP-Phone A 100 % 100 % 100 % X-lite A 100 % 100 % 100 % GSM A 100 % 100 %

(28)

Dari tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut :

• Komunikasi antara hardphone (IP - Phone) dengan softphone (X - lite) pada server Pusat dan server Cabang dapat berjalan dengan baik.

• User agent pada sistem dapat berhubungan dengan jaringan GSM melalui GSM gateway meski berbeda jaringan.

• Pengguna jaringan GSM dapat berkomunikasi dengan user agent melalui GSM gateway meski berbeda jaringan.

4.3.1.3 Pengujian Fitur yang Tersedia

Pada sistem yang diimplementasikan terdapat beberapa fitur antara lain : Call Transfer, Call Parking, VoiceMail, dan Call Conference.

4.3.1.3.1 Pengujian Fitur Call Transfer

Pada penelitian ini, dilakukan percobaan sebanyak 10 kali dengan melibatkan user agent yaitu IP Phone A 1, IP -Phone A - 2, X - Lite A - 1 dan X - Lite A - 2.

Pengujian pertama , IP - Phone A - 1 (extension 101) menelepon X - Lite A - 1 (extension 103). Di tengah percakapan, X - lite A - 1 men - transfer panggilan ke IP - Phone A - 2 (extension 102) dengan menekan tombol “#” hingga terdengar bunyi “transfer”. Setelah itu X - Lite A - 1 menekan nomor extension yang dituju. X - Lite A-1 akan hangup secara otomatis

(29)

setelah proses transfer selesai. Saat proses transfer, IP Phone A - 1 akan mendengar nada tunggu dan setelah proses transfer selesai, panggilan ke X-Lite A-1 akan terputus dan panggilan akan dialihkan ke IP Phone A-2.

Berikut ini adalah hasil percobaan fitur Call Transfer dalam 10 kali percobaan

Tabel 4.9 Hasil Percobaan Fitur Call transfer antara User Agent IP Phone A-1 dengan X-Lite A-1

Percobaan ke- Status

1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

Pada pengujian selanjutnya dilakukan testing dari IP Phone A-1 menelepon ke IP Phone A-2 selanjutnya di-transfer ke

(30)

X-Lite A-1. Berikut hasil percobaan yang dihasilkan sebanyak 10 kali percobaan.

Tabel 4.10 Hasil Percobaan Fitur Call Transfer antara User Agent IP Phone A-1 dengan IP Phone A-2

Percobaan ke- Status

1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

Pada pengujian selanjutnya dilakukan testing dari X-Lite A-1 menelepon ke X-X-Lite A-2 selanjutnya di-transfer ke IP Phone A-1. Berikut hasil percobaan yang dilakukan sebanyak 10 kali percobaan.

(31)

Tabel 4.11 Hasil Percobaan Fitur Call Transfer antara User Agent X-Lite A1 dengan X-Lite A-2

Percobaan ke- Status

1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

Pada pengujian selanjutnya dilakukan testing dari X-Lite A-1 menelepon ke IP Phone A-1 selanjutnya di-transfer ke IP Phone A-2. Berikut hasil percobaan yang dilakukan sebanyak 10 kali percobaan.

Tabel 4.12 Hasil Percobaan Fitur Call Transfer antara User Agent X-Lite A-1 dengan IP Phone A-1

Percobaan ke- Status

(32)

2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

Dari keempat tabel percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa semua user agent baik IP Phone maupun X-Lite mampu melakukan Call Transfer.

4.3.1.3.2 Pengujian Fitur Call Parking

Pada pengujian ini, IP Phone A-1 (extension 101) menelepon Lite A-1 (extension 103). Di tengah percakapan, X-lite A-1 melakukan call parking dengan menekan tombol ‘#’ hingga terdengar bunyi “transfer”. Setelah itu X-Lite memasukkan nomor extension Call Parking yaitu 700 untuk mendapatkan nomor ruang parking (701). User X-Lite A-1 kemudian memberitahukan nomor ruang parking yang didapat

(33)

kepada user IP Phone A-2. User IP Phone A-2 men-dial 701 agar terhubung dengan panggilan yang telah ter-parkir (IP Phone A-1).

Berikut hasil percobaan yang dilakukan sebanyak 10 kali percobaan.

Tabel 4.13 Hasil Percobaan Fitur Call Parking Percobaan ke- Status

1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

4.3.1.3.3 Pengujian Fitur VoiceMail

Pada pengujian fitur ini, IP Phone A-1 (extension 101) menghubungi IP Phone A-2 (extension 102). IP Phone A-1 masuk ke fitur Voice Mail karena setelah waktu yang ditentukan yaitu 30 detik, IP Phone A-2 tidak menjawab panggilan. IP Phone A-1 kemudian meninggalkan pesan suara yang diakhiri dengan

(34)

menekan tombol ‘#’. IP Phone A-2 dapat mendengarkan pesan dengan men-dial extension 8102. IP Phone A-2 diminta untuk memasukkan password untuk otentikasi. Setelah itu IP Phone A-2 menekan tombol ‘5’ untuk mendengarkan pesan terbaru dan menekan tombol ‘#’ untuk keluar.

Tabel 4.14 Hasil Percobaan Meninggalkan Voice Mail Percobaan ke- Status

1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

Tabel 4.15 Hasil Percobaan Mendengarkan Voice Mail Percobaan ke- Status

1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil

(35)

4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil

4.3.1.3.4 Pengujian Fitur Call Conference

Pada pengujian fitur ini, dilakukan pada server Pusat dan server Cabang yang melibatkan user agent dalam 1 LAN dengan atau tanpa GSM. Berikut tabel hasil percobaan conference call tanpa pihak GSM dalam 10 kali percobaan (conference selama 30 detik) :

Tabel 4.16 Hasil Percobaan Fitur Call Conference tanpa Melibatkan Pihak GSM (1 LAN)

Users Server Kantor Pusat Server Kantor Cabang

IP-Phone 1 100 % 100 %

IP-Phone 2 100 % 100 %

X-lite 1 100 % 100 %

(36)

Berikut tabel hasil percobaan conference call dengan pihak GSM dalam 10 kali percobaan (conference selama 30 detik) :

Tabel 4.17 Hasil Percobaan Fitur Call Conference dengan Melibatkan Pihak GSM (1 LAN)

Users Server Kantor Pusat Server Kantor Cabang

IP – Phone 1 100 % 100 %

IP – Phone 2 100 % 100 %

X – Lite 1 100 % 100 %

X – Lite 2 100 % 100 %

GSM 100 % 100 %

Selain itu pengujian dilakukan pada komunikasi antar user agent yang berbeda jaringan dengan memanfaatkan fitur conference call. Berikut tabel hasil percobaan conference call dengan pihak GSM berbeda jaringan dalam 10 kali percobaan (conference selama 30 detik) :

Tabel 4.18 Hasil Percobaan Fitur Call Conference antar User Agent yang berbeda Jaringan (GSM Gateway di Sisi Server Pusat)

dalam 10 kali Percobaan dengan durasi selama 1 menit. User Presentasi Keberhasilan

IP Phone A-1 100 % IP Phone B-1 100 %

(37)

X-Lite A-1 100 % X-LIte B-1 100 %

GSM A 100 %

Tabel 4.19 Hasil Percobaan Fitur Call Conference antar User Agent yang berbeda Jaringan (GSM Gateway di Sisi Server Cabang) dalam 10 kali Percobaan dengan durasi selama 1 menit.

4.3.2 Pengujian Pengukuran Bandwidth untuk CODEC G.711u dan GSM Pengujian codec dalam penelitian menggunakan codec G711u dan GSM. Untuk IP-Phone digunakan codec G.711, untuk softphone (X-lite) digunakan codec GSM. Sedangkan untuk trunking antar server digunakan codec GSM agar menghemat bandwidth.

Codec yang diujikan yaitu G.711u dan GSM. Pada pengujian, penggunaan codec dilakukan dengan cara menambahkan beberapa parameter pada bagian [general] dan context user agent. Extension pada file SIP.conf. Berikut pengaturan

User Presentasi Keberhasilan IP Phone A-1 100 %

IP Phone B-1 100 % X-Lite A-1 100 % X-Lite B-1 100 %

(38)

penggunaan codec ulaw sebagai prioritas pertama dan GSM sebagai prioritas kedua. [general] disallow=all allow=ulaw allow=GSM

Sedangkan untuk pemilihan codec pada user agent digunakan parameter sebagai berikut:

[104]

Disallow = all

allow = gsm ; pada user agent 104 diizinkan codec GSM.

Pengujian dilakukan untuk melihat besarnya bandwidth yang digunakan oleh masing-masing codec dalam komunikasi. Pada pengujian digunakan router, selain untuk menghubungkan 2 buah jaringan yang berbeda dan memodelkan WAN yang menghubungkan jaringan lokal pada server Pusat dengan jaringan lokal server Cabang, router dapat digunakan untuk membatasi bandwidth yang disediakan antara server Pusat dan server Cabang yaitu sebesar 64 Kbps seperti pada umumnya yang digunakan dengan mengatur clockrate.

Pengukuran bandwidth dilakukan dengan menggunakan software bandwidth monitor yaitu netmeter. Pengukuran dilakukan pada user agent dalam 1 jaringan dengan codec G.711u dan GSM selama1 menit. Berikut hasil pengukuran dari IP-Phone ke X-lite dengan menggunakan codec G.711u :

(39)

Gambar 4.18 Pengukuran bandwidth dengan codec G.711u

Gambar 4.19 Rata - rata penggunaan bandwidth dengan codec G.711u selama 1 menit.

Selanjutnya pengukuran dari IP-Phone ke X-lite menggunakan codec GSM.

(40)

Gambar 4.21 Rata - rata penggunaan bandwidth dengan codec GSM selama 1 menit.

Hasil analisa dari perolehan hasil pengukuran yang telah dilakukan:

• Codec G.711u menggunakan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan codec GSM, dimana codec ini menggunakan bandwidth rata – rata sebesar 86,2 Kbps.

• Codec GSM menggunakan bandwidth yang lebih kecil dibandingkan dengan codec G.711u, dimana codec GSM hanya menggunakan bandwidth rata – rata sebesar 35.1 Kbps.

Pengukuran bandwidth juga dapat dilakukan dengan perhitungan manual, berikut perhitungan yang dilakukan sebagai pembanding terhadap bandwidth yang telah diukur sebelumnya.

(41)

• Bandwidth codec G.711u :

- Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka G.711u setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data.

- Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan adalah sebesar: (40 x 8) bit x 50 paket per detik = 16000 bit per detik = 16

Kbps.

- Bit rate dari G.711u adalah 64000 bit per detik atau 64 Kbps. - Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte

sehingga tambahan bandwidth sebesar:

(18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 Kbps. - Jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan codec

G.711u adalah:

64 kbps + 16 kbps + 7.2 kbps = 87.2 Kbps. • Bandwidth codec GSM :

- Periode sampling 20ms, setiap 20 ms mengeluarkan paket, maka GSM setiap detiknya mengeluarkan 1000 ms : 20 ms = 50 paket data.

- Untuk setiap data, ada tambahan header paket sebesar 40 byte sehingga tambahan bandwidth yang diperlukan sebesar :

(40 x 8) bit x 50 paket per detik = 16000 bit per detik = 16 Kbps.

(42)

- Ethernet menambah preamble, header dan CRC sebesar 18 byte sehingga tambahan bandwidth sebesar:

(18 x 8) bit 50 paket per detik = 7200 bit per detik = 7.2 Kbps. - Jumlah bandwidth total untuk membawa suara dengan codec

GSM adalah:

13 kbps + 16 kbps + 7.2 kbps = 36.2 Kbps.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan manual tidak terlalu berbeda dengan hasil yang diperoleh dari tabel, perbedaan terjadi karena adanya paket data yang lost, ataupun karena bandwidth yang didapat tidak murni dengan bandwidth yang digunakan pada saat percakapan, karena software Bandwidth Monitor hanya merata-ratakan bandwidth yang digunakan dari awal hingga akhir.

4.3.3 Pengujian Quality of Service untuk Komunikasi pada Server Pusat dan Server Cabang

Parameter yang diuji dalam menentukan kualitas suara adalah delay, jitter, packet loss, dan satuan kualitas suara yaitu MOS dan R factor. Dalam pengujian digunakan software yaitu VQManager. VQManager merupakan sebuah software berbayar yang berfungsi sebagai QoS monitoring khususnya untuk jaringan VoIP. VQManager dapat me-monitor jaringan VOIP untuk kualitas suara, call traffic, penggunaan bandwidth dan record active calls dan failed calls. VQManager dapat juga me-monitor user agent yang berbasis SIP, Skinny, H.323 dan RTP / RTCP.

(43)

Pengujian dilakukan pada user agent di server Pusat dan server Cabang. Berikut tabel hasil pengujian QoS pada server Pusat.

Tabel 4.20 Pengujian user agent server Pusat. User agent MOS Jitter

(ms) Packet loss (100 %) Delay (ms) R factor IP-Phone 101 4.4 0 0 1 93 IP-phone 102 4.4 0 0 0 93 X-lite 103 3.5 12 0 1 67 X-lite 104 3.5 19 0 2 67

Dari tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa :

• User agent yang menggunakan codec G.711u yaitu IP-phone 101 dan IP-phone 102 mendapatkan MOS 4.4 dan R factor 93. Dimana range untuk MOS 4,0 – 4,3 dan range untuk R factor 90 – 100 (opini untuk range tersebut adalah sangat memuaskan). Tidak ada jitter dan packet loss yang dihasilkan menandakan tidak ada variasi delay antar paket dan tidak ada paket yang hilang. Untuk delay diperoleh hasil 1 ms, namun nilai tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada kualitas suara.

• User agent yang menggunakan codec GSM yaitu lite 103 dan X-lite 104 mendapatkan MOS 3.5 dan R factor 67 dimana range untuk MOS 3,0 – 3,6 dan range untuk R factor 60 -70 (opini untuk range tersebut adalah banyak yang tidak puas). Penurunan kualitas suara

(44)

disebabkan adanya jitter yang dihasilkan selama 13 ms (X-lite 103) dan 19 ms (X-lite 104).

Pengujian selanjutnya, dilakukan pada user agent di server Cabang. Berikut ini tabel pengujian pada server Cabang.

Tabel 4.21 Pengujian user agent pada server Cabang. User Agent MOS Jitter

(ms) Packet Loss (%) Delay (ms) R Factor X–Lite 301 3.5 6 0 2 67 X-Lite 302 3.5 9 0 2 67 IP-Phone 303 4 0 0 0 94 IP-Phone 304 4 0 0 0 94

Dari tabel 4.21, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian tidak jauh berbeda dengan hasil pengujian pada server Pusat.

Berikutnya adalah hasil pengujian untuk masing – masing server. Tabel 4.22 Pengujian untuk masing – masing server. Server MOS Jitter

(ms) Packet loss (100 %) Delay (ms) R factor Server Pusat 3.9 6 0 3 78 Server Cabang 3.9 3 0 3 78

(45)

Dari tabel 4.22 dapat disimpulkan bahwa:

• MOS dan R factor pada setiap server mendapat nilai yang sama. Range untuk MOS dari 3,6 - 4,0 dan R factor 70 – 80 merupakan opini puas terhadap kualitas suara. Perbedaan jitter yang kecil tidak berpengaruh pada MOS dan R factor.

4.3.4 Pengujian Quality of Service untuk Komunikasi GSM

Pengujian melibatkan sejumlah GSM carrier yaitu Simpati, XL, dan Mentari. Pengujian dilakukan untuk menentukan kualitas suara dari sisi endpoint yaitu GSM gateway. Parameter yang diuji dalam menentukan kualitas suara adalah delay, jitter, packet loss, dan satuan kualitas suara yaitu MOS dan R factor.

Pengujian dilakukan dengan beberapa scenario yaitu :

- Pengujian untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama.

- Pengujian untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda.

- Pengujian untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama.

- Pengujian untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda.

(46)

Tabel 4.23 Hasil percobaan Panggilan dari Jaringan Lokal ke Jaringan GSM Melalui GSM Gateway dengan GSM Carrier yang Sama dalam 5 kali

Percobaan dengan Durasi selama 10 detik

Dari tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa:

- GSM carrier untuk Mentari mempunyai kualitas suara yang lebih baik dibanding dengan XL dan Simpati. Hasil MOS dan R factor yang didapat adalah 4,4 dan 93 di mana range untuk MOS antara 4,3 – 5 dan range untuk R factor - nya antara 90 – 100 (opini untuk range tersebut adalah “memuaskan”).

- Jitter yang dihasilkan pada XL dan Simpati sangat besar. Hal tersebut terjadi karena adanya variasi delay antar paket dimana komunikasi menunggu paket SIP-BYE. Oleh karena komunikasi menunggu paket ini terjadilah jiiter. Tidak adanya paket SIP-BYE, maka komunikasi diakhiri dengan “Media Transmitted Stop” dan menimbulkan paket loss. Penyebab jitter ini dapat dilihat pada lampiran.

Jaringan lokal Ke jaringan GSM MOS Jitter (ms) Packet loss (100 %) Delay (ms) R factor Delay Suara (detik) XL – XL 4 21,618,928 3 1 84 0.5 Mentari – Mentari 4.4 7 0 0 93 0.5 Simpati – Simpati 4.2 9,178,168 1 1 88 0.5

(47)

- Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik. Perhitungan ini menggunakan stopwatch.

Berikut tabel hasil percobaan untuk panggilan dari jaringan lokal ke jaringan GSM melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda dalam 5 kali percobaan selama 10 detik.

Tabel 4.24 Hasil percobaan Panggilan dari Jaringan Lokal ke Jaringan GSM Melalui GSM Gateway dengan GSM Carrier yang Berbeda dalam 5 kali Percobaan

dengan Durasi selama 10 detik. Jaringan lokal ke jaringan GSM MOS Jitter (ms) Packet Loss (%) Delay (ms) R Factor Delay Suara (detik) XL-Axis 4.3 7,165,846 2 1 90 0.5 Mentari-Axis 4.3 4,689,564 1 0 91 0.5 Simpati-XL 4.3 5,165,252 1 2 90 0.5

Dari tabel 4.24 dapat disimpulkan bahwa:

- Setiap GSM carrier mendapatkan MOS dan R factor yang relatif sama. Kualitas suara yang dihasilkan menurut standard MOS dan R factor adalah memuaskan yaitu pada range MOS 4,0 – 4,3 dan R factor 90 – 100.

- Perbedaan jitter yang dihasilkan terjadi karena adanya variasi delay yang berbeda antara XL, Mentari dan Simpati.

(48)

- Jitter yang besar menimbulkan packet loss.

- Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik.

Berikut tabel hasil percobaan untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang sama dalam 5 kali percobaan selama 10 detik

Tabel 4.25 Hasil percobaan Panggilan dari Jaringan GSM ke Jaringan Lokal Melalui GSM Gateway dengan GSM Carrier yang Sama dalam 5 kali

Percobaan dengan Durasi selama 10 detik Jaringan GSM ke jaringan lokal MOS Jitter (ms) Packet loss (100 %) Delay (ms) R factor Delay Suara (detik) XL-XL 3.7 408 10 0 76 0.5 Mentari–Mentari - - - - Simpati–Simpati 4.4 6,765 0 0 93 0.5

Dari tabel 4.25 dapat disimpulkan bahwa:

- Kualitas suara untuk XL berdasarkan MOS dan R factor adalah banyak yang tidak puas yaitu pada range 3,6 – 4,0 dan R factor 70 – 80.

- Kualitas suara untuk Simpati berdasarkan MOS dan R factor adalah memuaskan yaitu pada range 4,4 – 5 dan R factor 90 – 100.

- Untuk Mentari, pihak luar yang juga menggunakan Mentari tidak bisa melakukan komunikasi dengan salah satu user agent yang ada, hal ini

(49)

disebabkan karena pada saat penekanan nomor extension yang dituju, DTMF nya tidak bisa dikenali oleh GSM gateway. Pihak luar hanya bisa mendengarkan IVR saja.

- Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik.

Berikut tabel hasil percobaan untuk panggilan dari jaringan GSM ke jaringan lokal melalui GSM gateway dengan GSM carrier yang berbeda dalam 5 kali percobaan selama 10 detik

Tabel 4.26 Hasil percobaan Panggilan dari Jaringan GSM ke Jaringan Lokal Melalui GSM Gateway dengan GSM Carrier yang Berbeda dalam 5

kali Percobaan dengan Durasi selama 10 detik

Dari tabel 4.24 dapat disimpulkan bahwa:

- Kualitas suara untuk masing – masing GSM carrier yaitu XL, Mentari dan Simpati relatif sama yaitu “memuaskan” pada range MOS 4,4 – 5 dan R factor 90 -100. Jaringan GSM ke jaringan Lokal MOS Jitter (ms) Packet Loss (%) Delay (ms) R Factor Delay Suara (detik) Mentari-XL 4.4 4 0 0 93 0.5 Simpati-Mentari 4.4 2 0 0 93 0.5 Mentari-Simpati 4.4 2 0 0 93 0.5

(50)

- Jitter yang relatif kecil tidak akan berpengaruh pada packet loss. - Delay suara yang terjadi pada saat percakapan sekitar 0,5 detik.

4.3.5 Pengujian Kehandalan Server

Untuk menguji kestabilan server, dijalankan beberapa test yang bertujuan untuk mengetahui apakah server-nya dapat menerima beban. Tools yang digunakan adalah SIPp (http://sipp.sourceforge.net/). SIPp merupakan program open source yang dapat membuat scenario untuk protokol SIP. SIPp dapat membuat sendiri traffic yang akan dikeluarkan ke server SIP sesuai dengan scenario yang dapat diatur oleh user. Dengan kata lain, SIP dapat mengemulasikan ribuan orang yang menelepon ke dalam SIP sistem, spesifikasi komputer yang digunakan untuk menguji server adalah :

- Pentium Dual Core 1,6 GHz. - Memory DDR 1 GB.

- Sistem Operasi Microsoft Windows XP service pack 2.

Untuk meng-install SIPp di Windows, dibutuhkan library tambahan yaitu: - WinPcap ( http://www.winpcap.org )

Setelah mendapatkan library yang diperlukan, mulailah untuk meng-install SIPp, langkah-langkah untuk menguji :

- Download sipp-win32-3.1.1.exe dari sourceforge

(http://transact.dl.sourceforge.net/sourceforge/sipp/sipp-win32-3.1.1.exe).

(51)

- Install Library. - Install SIPp.

SIPp sendiri adalah program yang berjalan secara console (dengan kata lain, under dos). SIPp bisa digunakan dengan scenario sebagai User Agent Client (UAC) ataupun User Agent Server (UAS).

Untuk menjalankan SIPp dengan scenario User Agent Server dapat dilakukan dengan perintah :

# ./sipp -sn uas

Untuk Menjalankan SIPp dengan scenario User Agent Client dapat dilakukan dengan perintah :

# ./sipp -sn uac

Sebelum memulai testing, server Asterisk sendiri perlu disiapkan beberapa konfigurasi untuk melakukan scenario test yang ingin dilakukan, konfigurasi yang diperlukan adalah :

- Pada sip.conf tambahkan line berikut : [sipp] type=friend context=testserver host=192.168.3.2 port=5060 user=sipp canreinvite=no disallow=all allow=ulaw

(52)

- Pada extension.conf tambahkan Line berikut : [tesserver]

exten => 2005,1,Answer exten => 2005,2,Wait(2) exten => 2005,3,Hangup

Pada pengujian ketahanan server yang dilakukan SIPp digunakan sebagai User Agent Client yang akan melakukan panggilan ke suatu extension yang terdaftar dalam server, percobaan dilakukan sebanyak beberapa kali dengan tujuan untuk mengetahui berapa banyak jumlah panggilan yang bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan sampai dengan waktu tertentu. Pada pengujian pertama dilakukan 5 panggilan bersamaan tiap detiknya dengan durasi panggilan selama 5 detik, tiap detik berikutnya akan datang 5 panggilan baru dan test dilakukan selama 15 menit. Pada test berikutnya ditambahkan 5 panggilan baru, sehingga pada test - test berikutnya menjadi 10 panggilan dan akan bertambah hingga server tidak mampu menangani pemanggilan atau banyak panggilan yang di discard.

Scenario test pertama yang dilakukan :

1. SIPp akan menelepon ke extension 2005, kemudian menjawab dan tidak melakukan apa- apa dengan panggilan rata rata 5 panggilan per detik. 2. SIPp kemudian akan memutuskan telepon setelah 5 detik (5000ms).

(53)

3. Detik berikutnya akan datang 5 panggilan baru, dan proses tersebut akan terus berulang selama 15 menit.

Perintah yang dipakai untuk menjalankan SIPp dengan scenario di atas adalah :

# ./sipp -sn uac –r 5 -d 5000 -s 2005 192.168.3.2

Scenario test kedua dilakukan :

1. SIPp akan menelepon ke extension 2005, kemudian menjawab dan tidak melakukan apa- apa dengan panggilan rata rata 10 panggilan per detik. 2. SIPp kemudian akan memutuskan telepon setelah 5 detik (5000ms). 3. Detik berikutnya akan datang 10 panggilan baru dan proses tersebut

akan terus berulang selama 15 menit.

Perintah yang dipakai untuk menjalankan SIPp dengan scenario di atas adalah :

# ./sipp -sn uac –r 10 -d 5000 -s 2005 192.168.3.2

Percobaan terus dilakukan sampai diketahui berapa jumlah maksimum panggilan yang bisa dilayani oleh server asterisk. Berikut scenario screen dari tiap - tiap pengujian ketahanan server :

(54)

Gambar 4.22 Scenario screen pada SIPp dengan 5 panggilan per detik selama 15 menit.

Gambar 4.23 Scenario screen pada SIPp dengan 10 panggilan per detik selama 15 menit.

(55)

Gambar 4.24 Scenario screen pada SIPp dengan 15 panggilan per detik selama 15 menit.

Gambar 4.25 Scenario screen pada SIPp dengan 20 panggilan per detik selama 15 menit.

(56)

Gambar 4.26 Scenario screen pada SIPp dengan 25 panggilan per detik selama 15 menit.

Gambar 4.27 Scenario screen pada SIPp dengan 30 panggilan per detik selama 15 menit.

(57)

Gambar 4.28 Scenario screen pada SIPp dengan 35 panggilan per detik selama 15 menit.

Gambar 4.29 Scenario screen pada SIPp dengan 40 panggilan per detik selama 15 menit.

(58)

Gambar 4.30 Scenario screen pada SIPp dengan 45 panggilan per detik selama 15 menit.

Gambar 4.31 Scenario screen pada SIPp dengan 50 panggilan per detik selama 15 menit.

(59)

Gambar 4.32 Scenario screen pada SIPp dengan 55 panggilan per detik selama 15 menit.

Setelah beberapa kali percobaan dan saat percobaan dengan scenario 55 panggilan secara bersamaan dilakukan, banyak panggilan yang di discard dan cpu usage maksimum dari server mencapai 100%. Berikut data hasil dari pengujian yang dilakukan:

Tabel 4.27 Pengujian ketahanan server Jumlah Panggilan/Detik CPU Usage Minimum(%) CPU Usage Maximum (%) Memory Usage (MB) 0 2 5 96,9 5 10 12,9 100 10 17 20 100 15 25,3 28 101,3 20 33,3 36 110,6 25 41,4 44 112,1

(60)

30 48,0 53 113,1 35 54,5 61,4 115,5 40 58,6 69,3 121,6 45 64 70,3 123,3 50 67,7 71 125,7 55 74,6 100 131,6

Gambar

Gambar 4.10 Tampilan awal pada GSM gateway.
Gambar 4.12 Konfigurasi WAN setting.
Gambar 4.13 Konfigurasi dialing plan
Gambar 4.14 Konfigurasi Advance Setting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Level Resiko tersebut maka terdapat 6 variabel resiko yang berada pada level H atau Tinggi yaitu resiko akibat alam / cuaca, penyelesaian tidak

Asumsi peneliti terdapatnya hubungan antara faktor predisposisi dengan kekambuhan gangguan jiwa disebabkan antara lain karena faktor predisposisi pencetus akan terjadinya

Ang pananaliksik na ito ay nakatuon sa pagsusuri ng ideya, pananaw, saloobin, at mga karanasan hinggil sa pagtangkilik ng mas murang gamot. Saklaw nito ang mga mag- aaral na nasa

Peraturan terhadap kewenangan pemerintah daerah pada tahun 2014 telah berganti menjadi Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pemerintah daerah,

Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat paku, atau batangan logam digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisnya sampai

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol adalah: sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan

Berdasarkan hasil perancangan dan pengujian serta analisis data dari sistem penyeimbang mobil pada saat drifting yang dibahas pada penulisan laporan tugas akhir ini,

JMHI adalah jaringan yang terstruktur yang mewadahi petani-petani anggotanya diseluruh Indonesia agar mampu berusaha dalam mengusahakan madu agar lebih memberi