• Tidak ada hasil yang ditemukan

Khairani Laila,s.pi. M.agr program studi budidaya perairan Universitas asahan fakultas pertania ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Khairani Laila,s.pi. M.agr program studi budidaya perairan Universitas asahan fakultas pertania ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HASIL TANGKAPAN JARING INSANG PERMUKAAN DITINJAU DARI OSEANOGRAFI PADA PAGI, SORE DAN MALAM HARI DITELUK TAPIAN NAULI

KOTA SIBOLGA TAPANULI TENGAH Khairani Laila,s.pi. M.agr

program studi budidaya perairan Universitas asahan fakultas pertania

Khairanilaila952@gmail.co,

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juli hingga 18 Agustus 2008, diperairan Teluk Tapian Nauli Kota Sibolga Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil tangkapan jaring insang permukaan (Surface Gillnet) yang dioperasikan pada pagi, sore dan malam hari ditinjau dari oseaanografi diperairan teluk tapian nauli kota sibolga tapanuli tengah.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode percobaan dengan cara menghitung hasil tangkapan jring insang permukaan pada pagi, sore dan malam hari dari jumlah berat dan jenis ikan yang tertangkap dengan cara pengamatan dan langsung praktek langsung kelapangan. Adapun analisis varian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang disesuaikan dengan asumsi yang dilengkapi pada saat penelitian..Hasil yang diperoleh pada pengopersian alat tangkap jaring insang permukaan pada pagi, sore dan malam hari terdapat perbedaan jumlah berat ikan. Hasil tangkap pada pagi hari ikan yang tertangkap rata 5.6 kg, sore hari ikan yang tertangkap rata-rata 4.5 kg dan pada malam hari ikan yang tertangkap rata-rata-rata-rata 6.6 kg, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tangkap ikan berdasarkan berat paling banyak pada malam hari dengan berat 6.6 kg. Jumlah individu ikan yang tertangkap pada pagi, sore dan malam hari adalah 1149 ekor, hasil tangkap yang terbanyak pada pengoperasian malam hari 478 ekor sedangkan yang terkecil pengoperasian pada sore hari 317 ekor. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa analisis data yang diperoleh adalah F hit > F tabel dan Ho ditolak dan HI diterma maka kesimpulannya adalah adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan pada pagi, sore dan malam hari. Hasil tangkapan jaring insang permukaan (Surface gillnet) pada malam hari lebih banyak dibandingkan pada pagi dan sore hari, hal ini dipengaruhioleh oseanografi yang berupa parameter kualitas air dan keadaan disekeliling perairan yaitu suhu, salinitas, kecerahan, kedalaman, arah angin, arus, dan pasang surut diteluk tapian nauli.

(2)

PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia terdiri atas perairan laut, pantai dan pesisir. Secara biofisik wilayah pesisir memiliki arti penting karena memilki sumberdaya alam yang besar khususnya sumberdaya perikanan. Secara osial ekonomi wilayah pesisir memilki arti penting karena masyarakat pesisir pantai pada umumnya bermata pencaharian dalam bidang perikanan yang meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya ikan..Untuk memanfaatkan ikan manusia membutuhkan teknologi keterampilan dan modal. Salah satu teknologi yang diperlukan adalah alat tangkap, salah satu alat tangkap yang banyak digunakan diperairan kota sibolga adalah jaring insang permukaan (Surface Gillnet). Pemanfaatan usaha perikanan diKota sIbolga harus memperhatikan aspek kelestarian lingkungan yakni menjaga keseimbangan ekosistem sumberdaya perikanan. Oseanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang lautan, dimana mengetahui tentang kualitas air dan keadaan sekeliling perairan yang berupa suhu, salinitas, kecerahan, kedalaman air, arah angin dan arus. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal khususnya diperairan teluk tapian nauli kota sibolga.Dalam malakukan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insangpermukaan (surface gillnet), banyak factor yang perlu diperhatikan, yaitu berupa warna jaring dan daya penglihatan ikan. Maka dengan itu Sadhori, 1985 mengatakan bahwa sebaiknya warna jaring disesuaikan dengan warna perairan tempat jaring tersebut dioperasikan. Fridman (1988), mengatakan bahwa keberhasilan usaha penangkapan ikan dengan menggunakan surface gillnet sangat tergantung pada parameter desain alat seperti mata jaring, bahan benang, ukuran benang, warna jaring serta kecepatan menarik.

Jaring insang permukaan (Surface Gillnet) salah satu alat tangkap yang paling cocok untuk menanggulangi masah diatas karena jarring insang permukaan sangat selektif dan mudah dikontrol penggunaannya, disamping itu jarring insang permukaan dapat dipakai dengan menggunakan perahu sederhana tanpa menggunakan perahu motor, ini merupakan suatu hal yang penting untuk Negara yang sedang berkembang, dimana modal nelayan biasanya masih kecil (Ayodhoyoa, 1981)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dianggap penting dilakukan penelitian tentang Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang Permukaan ditinjau dari Oseanografi pada Pagi, Sore dan Malam Hari diPerairan Kota Sibolga Tapanuli Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil tangkapan jaring insang permukaan (Surface Gillnet) yang dioperasikan pada pagi, sore dan malam hari diperairan teluk tapian nauli kota sibolga tapanuli tengah.

(3)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juli hingga 18 Agustus 2008, diperairan Teluk Tapian Nauli Kota Sibolga Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah hasil tangkapan jarring insang permukaan pada pagi, sore dan malm hari dengan mengghitung jumlah berat, ekor (individu) ikan. Alat yang digunakan adalah perahu motor 2,5 pk, alat jaring insang, timbangan, dep meter (kedalaman), thermometer, salinometer, seccidisk, stopwatch, dan kamera.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode percobaan dengan cara menghitung hasil tangkapan jring insang permukaan pada pagi, sore dan malam hari dari jumlah berat dan jenis ikan yang tertangkap dengan cara pengamatan dan langsung praktek langsung kelapangan.

Analisis Data

Penelitian ini menerapkan metode eksprimen maka analisis yang tepat adalah Analisis Varian (Anova) dengan penggunaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang sesuai dengan Asumsi yang dilengkapi pada saat penelitian.

Tiga taraf perlakuan yang digunakanb adalah : Hasil Tangkapan pada pagi hari, hasil tangkapan pada sore hari dan hasil tangkapn pada malam hari. Pengacakan perlakuanpada setiap satuan perlakuan dilakukan secara sistematis. Satuan percobaan pada penelitian ini adalah alat tangkap jaring insang permukaan, sedangkan respon yang diukur adalah berat dan jenis hasil tangkapan pada setiap kali operasi penangkapan.

Rancangan percobaan ini digunakan untuk melihat pengaruh hasil tangkapan pada pagi, sore dan malam hari secara umum dinyatakan dalam model matematika Yij = π +σi +∑ij.

Pada titik lokasi pengoperasian alat tangkap yang telah ditentukan. Peneliti melakukan percoabaan dengan persiapan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan serta menetapkan pembantu peneliti satu orang (nelayan).

Penelitian ini dilakukan pada pagi hari pukul 05.00-10.00 Wib, sore hari pukul 14.00-18.00 dan malam hari pukul 20.00-01.00 Wib. Penurunan jaring dan pengangkatan jarring

(4)

dilakukan tiga kali sehari (dua kali penurunan dan dua kali pengangkatan), jarring berada didalam air setiap operasi sekitar dua jam.

Hasil dan Pembahasan

Hasil tangkap jaring insang pagi, sore dan malam hari

Hasil yang diperoleh pada pengopersian alat tangkap jaring insang permukaan pada pagi, sore dan malam hari terdapat perbedaan jumlah berat ikan. Hasil tangkap pada pagi hari ikan yang tertangkap rata-rata 5.6 kg, sore hari ikan yang tertangkap rata-rata 4.5 kg dan pada malam hari ikan yang tertangkap rata-rata 6.6 kg, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tangkap ikan berdasarkan berat paling banyak pada malam hari dengan berat 6.6 kg.

Analisis data yang diperoleh dari uji eksperimen melalui perhitungan acak lengkap sebagai berikut :

ANOVA Sumber

Keragaman Db JK Kt F hit F tab

Perlakuan Galat Total 2 6 8 123.5556 570.6667 694.2222 95.11111 61.77778 1.53956 0.555459 C = (∑ij)² r = 37.636 9 = 4.1817

Dari tabel sidik keragaman diatas berdasarkan jumlah berat hasil tangkapan disimpulkan bahwa F hit > F tabel maka adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan pada pagi, sore dan malam hari sehingga tolak Ho dan HI diterima. Hal ini disebabkan oleh pengaruh parameter kualitas lingkungan seperti suhu, salinitas, kecepatan arus, pasang surut dan kecerahan dimana terlihat jarring oleh ikan sehingga mempengaruhi hasil tangkapan dan waktu pengoperasian sehingga hasil tangkap yang banyak diperoleh pada malam hari.

Jumlah individu ikan yang tertangkap pada pagi, sore dan malam hari adalah 1149 ekor, hasil tangkap yang terbanyak pada pengoperasian malam hari 478 ekor sedangkan yang terkecil pengoperasian pada sore hari 317 ekor.

(5)

Analisis data yang diperoleh dari uji eksperimen melalui perhitungan acak lengkap sebagai berikut :

ANOVA Sumber

Keragaman Db JK Kt F hit F tab

Perlakuan Galat Total 2 6 8 4740.66666 8619.33333 13360 2370.33 1436.55 1.65001 0.26853 C = (∑ij)² r = 1320,201 9 = 146,89

Dari tabel sidik keragaman diatas berdasarkan jumlah ekor (individu) hasil tangkapan disimpulkan bahwa F hit > F tabel maka adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan pada pagi, sore dan malam hari sehingga tolak Ho dan HI diterima. Penyebab banyaknya hasil tangkap pada malam hari dikarenakan pengaruh oseanografi seperti tingkah laku ikan dan sifat ikan yang suka pada perairan pesisir, suhu, salinitas, kecepatan arus, dan keadaan waktu pengoperasian sehingga hasil tangkap yang banyak diperoleh pada malam hari.

Oleh sebab itu jelas bahwa penangkapan ikan jaring insang permukaan lebih banyak menghasilkan tangkapan pada malam hari terutama pada waktu gelap bulan yang dibantu oleh cahaya lampu sehingga ikan-ikan terfokus, bermain diperairan dan berada pada daerah yang tenang.

Nybakken (1992), menyatakan bahwa didaerah tertentu dan dalam keadaan tertentu pula, gerakan lateral air yang disebabkan oleh angin juga mengakibatkan air mengalami suatu sirkulasi vertical atau gerakan keatas atau upwelling.

Jenis ikan yang tertangkap

Selama penelitian jenis-jenis ikan yang tertangkap berupa ikan kembung (Rastrelliger kanagurta), ikan belanak (Mugil belanak), ikan cendro (Tylosurus crocodiles), ikan baronang (Siganus guttatus), ikan pepetek (Leiognathus sp), ikan pinang-pinang, ikan gambol (scomber nugletus) dan ikan selar (Selaroides leptoleptis).

(6)

Dari data hasil tangkapan pagi, sore dan malam hari diketahui bahwa ikan dominan tertangkap adalah ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) dan jenis ikan yang sedikit tertangkap adalh ikan baronang (Siganus guttatus).

Sofyan (1996), membagi alat dalam 3 bentuk berdasarkan perakitan atau perancangan alat (desain) yaitu :bentuk dasar segi empat, bentuk dasar segi tiga, bentuk dasar garis lurus. 3.3. Pengukuran parameter kualitas air dan lingkungan perairan

Hari/tgl 12 hari Suhu (c◦) Kecepata n arus m/det Keceraha n (m) Arah Arus Arah Angin Kedalama n (m) Salinitas (ppm)

Pagi 28-30 1.5-3 2-3 Selatan Utara 10-12 29-35

Sore 29-30 2-3 3-5 Selatan Utara 11-13 40-45

Malam 26-28 3-4 1-2 Selatan Utara 12-14 35-40

KESIMPULAN

1. Penelitian ini memiliki hipotesis adanya pengaruh yang signifikanterhadap hasil tangkap pada pagi, sore dan malam hari.

2. Analisis data yang diperoleh adalah F hit > F table maka kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian ini adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkap pada pagi, sore dan malam hari.

3. Hasil tangkap jarring insang pada malam hari lebih banyak dibandingkan pada sore dan siang hari. Hal ini dipengaruhi oleh oseanografi perairan berupa suhu, salinitas, kecerahan, pasang surut, kedalaman dan kecepatan arus.

4. Jumlah hasil tangkapan menurut berat ikan yaitu pagi hari sebanyak 60.0 kg, sore 54.0 kg dan malam 6.6 kg. Jumlah hasil tangkap menurut ekor ikan yangtertangkap pagi hari 354, sore 317 dan malam hari 478 ekor.

5. Jenis ikan yang banyak tertangkap pada penelitian ini adalah ikan kembung (Rastrelliger Kanagurta) dan jenis ikan yang sedikit tertangkap adalah ikan baronang (Siganus Guttatus). 6. Metode pengoperasian alat tangkap jaring insang permukaan yaitu dengan memasang jarring

insang keperairan yang sering dilewati ikan baik secara bergerombolan maupun satu persatu. Ikan-ikan yang tertangkap menabrak jarring dan kemudian tersangkut atau tergulung oleh alat tangkap tersebut sebaiknya warna jarring harus disesuaikan warna perairan tempat jaring insang dioperasikan.

(7)

Pengoperasian alat tangkap jaring insang permukaan sebaiknya dioperasikan pada malam hari dengan memperhatikan keadaan oseanografi perairan sehingga hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan lebih baik dan optimal.

Peneliti mengharapkan agar para nelayan khususnya nelayan dikota sibolga tapanuli tengah melakukan perawatan alat tangkap jaring insang permukaan agar jaring tidak mudah rusak, sehingga nelayan dapat menggunakan jaring lebuh lama.

DAFTAR PUSTAKA

Sadhori. N. S. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Penerbit Angkasa Bandung.

Ayodhyo. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Cetakan Pertama Yayasan Dewi Sri. Bogor. Fridman. A. L. 1988. Perhitungan dalam Merancang Alat Penangkapan Ikan. Terjemahan

Team Penerjemah BPPI. Semarang

Nybakken. 1992. Pengantar Oseanografi. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Universitas Riau. Pekan Baru.

Syofyan. 1996. Jaring Insang (Gillnet). Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Skripsi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Salep Polietilen glikol mudah tercuci dengan air dan dapat digunakan pada bagian tubuh berambut (Voigt, 1995). Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka dilakukan penelitian

Perumusan Model Upaya Mengatasi Masalah Keamanan Pangan Berdasarkan risiko ketidakamanan pangan dari semua sekolah, upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilaku kan, kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang berarti LKS terintegrasi energi panas bumi ter hadap pencapaian

Pemberian pupuk kompos sebanyak 80 kg/pohon dan biourine sebanyak 5 liter/pohon dapat meningkatkan produksi tandan buah segar dan trend produksi kelapa sawit

Sama halnya pada plot I, semut yang paling banyak ditemukan pada plot II adalah semut dari genus Camponotus, yaitu Camponotus sp.. 6 merupakan semut non predator

Wilayah puncak perbukitan yang memiliki karakteristik kedalaman muka airtanah yang dalam, kemiringan lereng yang terjal, dan penggunaan lahan masih berupa hutan dan zona semi

Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk meliputi kegiatan yang terdiri dari tahap melakukan permintaan terhadap produk dan tahap penyerahan produk