• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

66

Beberapa hal yang ditemukan dalam studi ini adalah antara lain:

• Semua bangunan pusaka yang terdapat di kawasan militer tidak ada yang mengalami perubahan dalam gaya arsitektur bangunan atau bentuk arsitekturnya tetap seperti semula. Akan tetapi banyak terdapat bangunan yang mengalami perubahan dalam bentuk fasade bangunan. Beberapa diantaranya yang mengalami perubahan fasade berupa penambahan ruang garasi di samping bangunan utama; penambahan bangunan baru di samping bangunan utama; penambahan ruang di depan bangunan utama, yang dijadikan warung sehingga menutupi tampak muka bangunan pusaka; peletakan reklame yang menutupi jendela sehingga mengubah fasade bangunan.

• Di kawasan militer terdapat lebih banyak bangunan pusaka dengan jenis kepentingan sosial, berupa rumah tinggal baik itu rumah dinas maupun rumah pribadi. Dilihat dari jenis kepemilikannya, diketahui bahwa bangunan pusaka yang merupakan milik pemerintah lebih banyak difungsikan sebagai hunian (rumah dinas), perkantoran (kantor TNI), dan pendidikan (SMPN & SMAN); bangunan pusaka yang merupakan milik individu lebih banyak difungsikan sebagai rumah tinggal dan komersial; dan bangunan pusaka milik organisasi/yayasan ada yang difungsikan sebagai kantor organisasi/yayasan tersebut dan ada juga merupakan peribadatan (gereja).

• Dari 11 bangunan pusaka yang mengalami perubahan fungsi, terdapat lebih banyak bangunan milik pemerintah yang mengalami perubahan fungsi, dengan perubahan fungsi yang cenderung terjadi adalah semula hunian berubah menjadi perkantoran TNI-AD. Bangunan milik pribadi juga mengalami perubahan fungsi dengan perubahan fungsi yang cenderung terjadi adalah dari fungsi hunian menjadi fungsi komersial.

• Hambatan utama dalam pemeliharaan bangunan adalah keterbatasan biaya. Biaya perawatan bangunan tua dianggap tinggi karena selain untuk

(2)

memperbaiki konstruksi bangunan yang sudah mengalami proses pelapukan, bentuk bangunan dan halaman bangunan tua yang umumnya luas juga mengakibatkan biaya perawatan yang tinggi dan pembayaran PBB yang juga tinggi. Kendala lainnya adalah aspek teknis perawatan bangunan tua dan tidak terdapatnya bahan material yang sama dengan bahan sebelumnya sehingga sulit untuk mengganti bahan material yang telah rusak.

• Untuk bangunan rumah dinas sumber biaya pemeliharaan berasal dari pengguna bangunan. Sumber biaya utama untuk pemeliharaan bangunan sekolah berasal anggaran sekolah masing-masing, bantuan dari pemerintah hanya diterima beberapa kali saja. Untuk bangunan perkantoran TNI, dana pemeliharaannya berasal dari anggaran negara. Biaya yang diberikan tersebut semata-mata bertujuan untuk pemeliharaan bangunan, berdasarkan statusnya sebagai bangunan milik pemerintah, bukan dikarenakan statusnya sebagai bangunan pusaka. Bangunan lainnya, yaitu gereja dimana biaya perawatan bangunan berasal dari sumbangan jemaat; perkantoran milik organisasi atau yayasan dimana biaya perawatan bangunan berasal dari anggaran pribadi yayasan atau organisasi tersebut. Dan juga untuk bangunan milik pribadi, biaya perawatan bangunan sepenuhnya menjadi tanggungan penghuni atau pemilik.

• Bangunan milik pemerintah ada yang memiliki anggaran perawatan, dan ada juga yang tidak mempunyai anggaran. Yang memiliki anggaran adalah bangunan perkantoran dan bangunan sekolah, sedangkan yang tidak memiliki anggaran merupakan bangunan rumah dinas. Bangunan milik organisasi/yayasan ada yang memiliki anggaran, dan ada juga yang tidak memiliki. Bangunan milik pribadi cenderung tidak memiliki anggaran perawatan.

(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat disimpukan beberapa hal, yaitu:

5.1.1 Indikator Keefektifan Pelestarian Bangunan Pusaka

Dalam pelestarian bangunan pusaka terdapat beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan agar pelaksanaan pelestarian berjalan dengan efektif, yaitu: pelestarian fisik bangunan, pelestarian fungsi bangunan, dan perawatan bangunan.

- Pelestarian Fisik Bangunan

Dalam pelestarian fisik bangunan pusaka terdapat beberapa komponen bangunan yang harus dikendalikan, yaitu gaya arsitektur, fasade, dan ornamen. Indikatornya adalah pada ketiga elemen fisik bangunan tersebut akan dilihat apakah belum mengalami perubahan (masih dalam keadaan asli) atau telah mengalami perubahan.

- Pelestarian Fungsi Bangunan

Penilaian keefektifan pelestarian fungsi bangunan pusaka dilakukan dengan melihat apakah bangunan tersebut tidak mengalami perubahan fungsi atau telah mengalami perubahan fungsi. Bangunan yang belum mengalami perubahan fungsi dinilai lebih efektif dibandingkan dengan bangunan yang telah berubah fungsinya. Bangunan dapat saja mengalami perubahan fungsi asal mendukung keberlangsungan bangunan tersebut dan masih sesuai dengan lingkungan sekitar. - Perawatan Bangunan

Perawatan bangunan dilihat dari tingkat kerusakan bangunan dan kebersihan bangunan. Indikator dalam perawatan bangunan adalah: kebersihan bangunan yang terjaga, dan ada-tidaknya kerusakan bangunan.

(4)

5.1.2 Penilaian Keefektifan Pelaksanaan Pelestarian Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Kota Bandung

ƒ Dilihat dari pelestarian fisik bangunan, dari 40 bangunan terdapat 32 bangunan (80%) yang nilai keefektifannya dinilai tinggi; yang nilai keefektifannya dinilai sedang terdapat 7 bangunan (17,5%); dan yang nilai keefektifannya dinilai rendah terdapat 1 bangunan (2,5%). Dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan pelestarian fisik bangunan pusaka di kawasan militer dinilai sudah efektif, karena terdapat sebagian besar bangunan pusaka yang nilai keefektifannya dinilai tinggi.

ƒ Dilihat dari pelestarian fungsi bangunan, dari 40 bangunan terdapat 29 bangunan (72,5%) yang nilai keefektifannya dinilai tinggi; yang nilai keefektifannya dinilai sedang terdapat 9 bangunan (22,5%); dan yang nilai keefektifannya dinilai rendah terdapat 2 bangunan (5%). Dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan pelestarian fungsi bangunan pusaka di kawasan militer dinilai tidak efektif, mengingat jumlah bangunan yang penilaiannya tinggi hanya terdapat 72,5% dari keseluruhan bangunan yang ada.

ƒ Dilihat dari perawatan bangunan, dari 40 bangunan terdapat 31 bangunan (77,5%) dalam keadaan terawat, dan 9 bangunan dalam kondisi yang tidak terawat (22,5%).

Dapat disimpulkan bahwa tindakan perawatan bangunan dinilai tidak efektif saat ini, karena masih banyak bangunan yang dalam kondisi tidak terawat.

(5)

5.1.3 Faktor-faktor Berpengaruh dalam Pelaksanaan Pelestarian Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Bandung

• Kepemilikan Bangunan

Berdasarkan kepemilikan bangunan, diketahui bahwa bangunan milik organisasi/yayasan dinilai paling efektif dalam pelestarian fisik bangunan dibandingkan dengan bangunan milik pemerintah dan milik individu. Hal ini disebabkan para pengelola bangunan milik organisasi/yayasan telah mengetahui bahwa bangunan yang mereka tempati termasuk bangunan pusaka yang dilarang diubah fisiknya. Informasi ini diterima melalui surat edaran dari pemerintah. Bangunan milik pemerintah juga dipertahankan fisik bangunan karena adanya aturan yang melarang pengubahan fisik bangunan milik pemerintah.

Dalam pelestarian fungsi bangunan diketahui bahwa bangunan milik pemerintah lebih efektif dibandingkan dengan bangunan milik organisasi/yayasan dan milik individu.

Dan dalam perawatan bangunan, bangunan milik pemerintah lebih efektif pelaksanaannya dibandingkan dengan bangunan milik individu dan milik organisasi/yayasan. Seperti pada bangunan perkantoran dan sekolah dilakukan perawatan yang intensif, disamping memiliki anggaran perawatan atau bantuan pemeliharaan yang diberikan oleh negara. Bangunan rumah dinas juga dalam kondisi terawat karena penghuni rumah rutin melakukan perawatan dengan motif agar rumah mereka layak dan nyaman untuk ditempati.

• Fungsi Bangunan

Berdasarkan fungsi bangunan, maka pelestarian fisik yang dinilai paling efektif adalah bangunan sekolah dan perkatoran. Bangunan yang dinilai kurang efektif dalam pelestarian fisik adalah bangunan dengan fungsi komersial.

Dalam pelestarian fungsi, bangunan yang dinilai paling efektif pelestariannya adalah bangunan dengan fungsi rumah, kemudian yang cukup efektif pelestarian fungsinya adalah bangunan dengan fungsi sekolah, dan yang dinilai tidak efektif dalam pelestarian fungsi adalah bangunan dengan fungsi komersial.

(6)

Dilihat dari kondisi keterawatan bangunan, bangunan yang kondisinya paling terawat adalah bangunan dengan fungsi pendidikan (sekolah), kemudian bangunan dengan fungsi perkantoran dan rumah, sedangkan yang tidak terawat adalah bangunan dengan fungsi komersial. Selain itu, diketahui juga bahwa bangunan peribadatan gereja dan gudang militer dalam kondisi tidak terawat.

• Anggaran Perawatan

Anggaran dalam pemeliharaan/perawatan bangunan tidak berpengaruh terhadap kondisi bangunan. Walaupun tidak memiliki anggaran tetapi para pemilik atau pengelola tetap memperhatikan keadaan bangunan dengan menggunakan biaya yang ada. Seperti bangunan rumah dinas, sebagian besar penghuni bangunan tidak memiliki anggaran pemeliharaan bangunan, tetapi mereka tetap memelihara bangunan yang mereka tempati, karena mereka ingin agar bangunan yang mereka tempati layak dan nyaman untuk dihuni.

• Aturan

Adanya peraturan yang terdapat pada instansi pemerintah yang melarang pengubahan fisik bangunan milik pemerintah, sehingga bangunan seperti perkantoran militer, sekolah, dan rumah dinas tetap terjaga keasliannya. Selain itu, adanya peraturan mengenai pelestarian benda cagar budaya yaitu Undang-undang Cagar Budaya dapat mendorong masyarakat yang telah mengetahuinya untuk berperan serta dalam kegiatan pelestarian.

5.2 Rekomendasi Studi

Untuk lebih mendukung pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Bandung terdapat beberapa rekomendasi yang diusulkan dan perlu diperhatikan agar perlindungan pelestarian bangunan pusaka di kawasan militer, Bandung dapat berjalan dengan efektif.

(7)

Kepada Pemerintah:

- Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pelestarian bangunan pusaka sehingga tindakan-tindakan seperti pembongkaran bangunan dapat dihindari. - Mensosialisasikan aturan-aturan yang terkait dengan pelestarian bangunan.

Dengan adanya peraturan yang melarang pengubahan fisik bangunan dan adanya peraturan yang mewajibkan untuk memelihara bangunan pusaka, maka dapat mendorong masyarakat pemilik atau pengelola bangunan untuk berperan serta dalam kegiatan pelestarian, sehingga peraturan yang sudah ada tersebut agar dapat lebih ditingkatkan lagi sosialisasinya dan merata kepada seluruh masyarakat, khususnya di kawasan militer.

- Memberikan bantuan finansial untuk pelestarian fisik dan fungsi bangunan. Jika diketahui bahwa ada pemilik atau pengelola bangunan pusaka yang membutuhkan bantuan dalam pemeliharaan bangunan, maka pemerintah sebaiknya memberikan bantuan dana kepada mereka.

Kepada Masyarakat Pemilik atau Pengelola Bangunan:

Bagi masyarakat yang sudah mengetahui bahwa bangunan yang mereka miliki atau tempati termasuk dalam daftar bangunan yang dilindungi, maka masyarakat dapat berperan serta dengan tetap mempertahankan keberadaan bangunan tersebut dengan memelihara, memperbaiki, dan mengembangkan bangunan sehingga bangunan tersebut tetap terjaga karakter aslinya.

5.3 Kelemahan Studi dan Saran Studi Lanjutan

Dalam studi ini terdapat beberapa kelemahan dan keterbatasan, baik dari segi materi maupun data, diantaranya adalah:

• Studi ini tidak berhasil melakukan penyebaran kuesioner terhadap seluruh responden yang ada.

• Pada studi ini, tidak dilakukan survei penyebaran kuesioner terhadap responden yang menempati bangunan pusaka yang sudah dibongkar atau diubah fisiknya.

(8)

• Yang merupakan obyek penelitian pada studi ini tidaklah merupakan suatu kawasan bersejarah, tetapi hanya bangunan pusakanya saja.

Saran sebagai studi lanjutan untuk penelitian/studi lebih lanjut, yaitu: - Penilaian keefektifan pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan

militer dengan melakukan survei terhadap keseluruhan bangunan bersejarah yang ada, termasuk yang sebelumnya sudah dibongkar.

- Penilaian keefektifan pelaksanaan pelestarian bangunan pusaka di kawasan bersejarah lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahannya meliputi tidak tersedianya ruang konseling individu dan ruang konseling kelompok, tidak tersedianya jam khusus BK masuk kelas untuk bimbingan

--- Sehubungan dengan berakhirnya masa transisi untuk pendaftaran atas kegiatan usaha Pengiriman Uang pada tanggal 31 Desember 2008, sesuai Peraturan Bank

The set of available twists for the moving rigid body is described by a screw system consisting of all screws with zero pitch passing through the center of the spherical joint.. 

rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi

Cibeyawak 6.48 Cipondok S.Cipasanggrahan 5.46 Cipasaparan Cipondok 1.39 Cisero S.

Pihak manajemen Hotel "X khususnya departemen kamar merencanakan target lapa yang ingin dicapai pada tahun 2012 adalah meningkat 7% dari laba pada tahun 2011, dengan

Bahan –bahan yang digunakan untuk pembuatan mesin ini ada yang dibeli dan ada juga yang dibuat, beberapa contoh bahan yang dibeli seperti bantalan, sabuk, puli, motor

Berdasarkan pada bentuklahan dan arahan penggunaan lahan, maka dapat dijelaskan bahwa daerah yang memiliki lereng datar-landai dengan tanah yang subur dan tersedia sumber air yang