9
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Internet
Menurut Turban et al (2005), Internet adalah sebuah jaringan komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada seseorang melalui Local Area networking (LAN) atau Internet Service Provider(ISP).
Internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan jaringan pemerintahan yang berhubungan dengan jutaan komputer dan penggunanya lebih dari 200 negara (O’Brien, 2003)
Menurut Shelly dan Vermaat (2011, p.11) Internet adalah kumpulan di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan individu.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012; 50) Internet adalah web publik dari jaringan komputer yang menghubungkan satu sama lain pengguna dari segala jenis di seluruh dunia dengan repositori informasi yang luar biasa besar.
Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Internet adalah jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi.
Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian mengenai internetdapat disimpulkan internet adalah sebuah sisitem jaring komputer yang saling terhubungan agar bisa mengakses berita terbaru seperti pemerintahan, ekonomi, berkomunikasi dengan teman dari jarak jauh dan masih banyak manfaat lainnya.
2.2Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran adalah sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari konsumen.
Menurut Kurtz (2008, p7), pemasaran adalah fungsi organisasi dari sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan sebuah nilai
untuk konsumen dan menciptakan hubungan dengan konsumen sebagai cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan.
Berdasarkan dari jurnal “Analisis Strategi E-Marketing dan Implementasinya (Studi kasus: Persuahaan Rtail Garment )”Menurut Mcleod dan Schell (2001) berpendapat bahwa pemasaran adalah kegiatan perorangan dan organisasi yang mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga, jasa dan gagasan.
2.3 Strategi Pemasaran
Menurut Kurtz (2008, p42), strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran,yaitu produk, distribusi, promosi, dan harga.
Menurut Pearce dan Robinson (2008, p6) strategi adalah rencana berskala besar, bertujuan ke masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai tujuan perusahaan.
Berdasarakan dari jurnal Kyung Hoon Kim et al (2011) dengan judul “Effective employment brand equity through sustainable competitive advantage, marketing strategy, and corporate image”mengatakan Strategi pemasaran adalah mencatat bahwa strategi pemasaran dapat melibatkan berbagai strategi area fungsional termasuk positioning, harga, distribusi, dan strategi global. Strategi pemasaran yang sukses membutuhkan Sustainable
competitive advantage(SCA) dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Menurut Kotler & Amstrong (2012, p48), Strategi pemasaran adalah suatu hal yang dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat menciptakan sebuah nilai dari pelangaan dan mendapatkan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan menciptakan sebuah bauran pemasaran yang terintegrasi berdasarkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan yaitu barang (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang dikenal dengan nama 4S.
Kotler & Keller (2012, p. 28)menyatakan bahwa terdapat 5 konsep strategi persaingan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yaitu:
1. Konsep Produksi
Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa pelanggan akan lebih memilih sebuah produk yang mudah dicari dan murah. Konsep ini mengutamakan efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan penyebaran secara luas.
2. Konsep Produk
Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa pelanggan akan lebih memilih produk yang memiliki kualitas tinggi, performa tinggi, atau fitur yang inovatif.
3. Konsep penjualan
Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa pelanggan tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk tersebut menggunakan promosi dan penjualan secara besar-besaran.
4. Konsep Pemasaran
Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa untuk mencapai tujuan organisasi adalah dengan menjadi lebih efektif dari pesaing dalam hal membuat, mengirim, dan menyampaikan kepuasaan yang diinginkan oleh target pasar.
5. Konsep Pemasaran Sosial
Sebuah konsep yang didasarkan dari pengembangan, desain, dan implementasi sebuah proses kegiatan pemasaran. Perusahaan harus memikirkan apa yang konsumen inginkan, kebutuhan dari perusahaan, keinginan konsumen dalam jangka panjang, dan keinginan sosial secara jangka panjang.
2.4 Pengertian E-Marketing
Menurut Chaffey (2011:388) menyatakan bahwa E-Marketing adalah suatu proses mencapai tujuan pemasaran dengan menggunakan teknologi komunikasi elektrik.
Menurut Salehi, Mirzaei, Aghaei dan Abyiari (2012:520) menyatakan bahwa E-Marketing adalah penerapan teknologi digital yang menggabungkan seluruh saluran onlineseperti website, E-mail, basis data ditambah dengan mobile atau wireless&TV Digital untuk berkontribusi kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk akuisisi keuntungan dan retensi pelanggan melalui peningkatan pelanggan seperti Profil, perilaku, loyalitas, kemudian komunikasi ditargetkan terpadu dan layanan online untuk memenuhi kebutuhan pelanggan masing-masing
Menurut Kotler & Armstrong (2012, p. 508), online marketing merupakan suatu usaha untuk memasarkan produk dan jasa serta membangun hubungan dengan pelanggan menggunakan media internet.
Menurut Strauss dan Frost (2012, p28) E-Marketing adalah penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. Lebih sederhananya e-marketing adalah hasil dari teknologi informasi diterapkan untuk pemasaran tradisional dalam dua cara.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012; 532), E-Marketing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya serta menciptakan suatu hubungan dengan pelanggan melalui sebuah media internet.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian maka dapat di definisikan E-marketing adalah penggunaan sebuah aplikasi dan data elektronik untuk membuat perencanan sebuah konsep, digunakan untuk melakukan memberikan informasi sebuah produk, promosi dan penetapan harga agar menciptakan pertukaran memuasakan bagi pelanggan.
2.5 Perencanaan E-Marketing
Menurut Chaffey (2009; 418) Perencanaan e-marketing adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dari pemasaran sebuah strategi e-business. Sebuah perencanaan marketing diperlukan sebagai tambahan dari strategi e-business yang lebih luas dimana menjelaskan bagaimana tujuan penjualan dari sebuah strategi e-business dicapai melalui aktivitas pemasaran seperti marketing research dan marketingcommunication.
2.6 SWOT Analysis
Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis SWOT mengalir dari analisis situasi yang menguji kekuatan internal perusahaan dan kelemahan yang berhubungan dengan lingkungan, kompetisi, peluang, ancaman eksternal. Peluang dapat membantu untuk menentukan target pasar atau mengidentifikasi peluang produk baru, sedangkan ancaman adalah wilayah pemasaran.
Menurut Robbin dan Coulter (Management, 2012, p. 228), analisa SWOT adalah kombinasi analisa internal dengan analisa eksternal dimana hasil analisanya adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) pada perusahaan. Setelah melakukan analisa SWOT, manajer dapat melakukan formulasi strategi yang sesuai.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa analisa SWOT adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam melakukan kombinasi analisa sumber daya internal dengan analisa lingkungan eksternal dimana hasilnya adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats).
Gambar 2.1SWOT Analysis leading to E-marketing Objective
Sumber Strauss dan Frost (2012, p76)
Opportunities Threats
1. Hispanic markets growing and untapped in our industry.
2. Save postage costs through e-mail marketing.
1. Pending security law means costly software upgrades.
2. Competitor X is aggressively using e-commerce.
Strengths Weaknesses
1. Strong customer service department.
2. Excellent Web site and database system.
1. Low tech corporate culture 2. Seasonal business: peak is summer
months. E-business Goal: Initiate e-commerce in within one year.
Metric: Generate $500,000 in revenues from e-commerce during the first year.
2.6.1 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran. Pada prinsipnya tahapan kerja IFE matriks sama dengan EFE matriks. Langkah-langkah tahapan kerja IFE Matriks sebagai berikut:
1. Buat daftar critical success factors (CSF) untuk aspek internal yang mencakup Strength (Kekuatan) dan weakness (Kelemahan) bagi perusahaan.
2. Tentukan bobot (weight) dari CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0.
3. Tentukan rating setiap CSF antara 1 sampai 4, dimana 1 = Kelemahan utama;
2 = Kelemahan kecil; 3 = Kekuatan kecil; 4 = Kekuatan utama.
4. Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. 5. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor
semua CSF.
6. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0
Tabel 2.1 Matriks IFE
Sumber: (David, Manajemen Strategis, 2006)
2.6.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Langkah-langkah tahapan kerja EFE Matriks sebagai berikut:
1. Buat daftar critical success factors (CSF) untuk aspek eksternal yang mencakup opportunities (Peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan.
2. Tentukan bobot (weight) dari CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0.
3. Tentukan rating setiap CSF antara 1 sampai 4, dimana 1 = Kelemahan utama
2 = Kelemahan kecil 3 = Kekuatan kecil 4 = Kekuatan utama
KEKUATAN BOBOT RATING SKOR
Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3
KELEMAHAN BOBOT RATING SKOR
Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Total Skor Pembobotan
4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua CSF. Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara, skor total sebesar 1.0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
2.6.3 Competitive Profile Matrix (CPM)
Menurut David (2010) Matriks profil persaingan CPM atau Competitive Profile Matrix mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya dalam kaitan dengan contoh posisi strategi perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobotkan dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Akan tetapi, faktor-faktor dalam CPM termasuk isu internal dan eksternal. Penilaian merujuk pada kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan matriks profil persaingan diperlukan suatu survey ke perusahaan pesaing untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Langkah - langkah membentuk suatu matriks profil persaingan ( CPM ) adalah sebagi berikut :
1. Menentukan faktor sukses kritis dari perusahaan dengan menanyakan langsung kepada perusahaan.
2. Memberikan bobot dengan kisaran dari 0,0 ( tidak penting ) sampai 1,0 (sangat penting) pada setiap faktor sukses kritis,dimana jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.
3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis pada masing-masing perusahaan. 1 = kelemahan besar, 2 = kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, 4 = kekuatan besar.
4. Mengkalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variable.
5. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk masing-masing perusahaan.
2.6.4 Matriks SWOT
Menurut David (2010, p205), pada tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi, terdapat beberapa alat teknik yang dapat digunakan, yaitu Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Dimana teknik tersebut mengandalkan informasi yang didapat dari tahapan input dan digunakan untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal. Dengan mencocokan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal dapat menjadi kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layakdan efektif bagi perusahaan.
Menurut Husein Umar (2005) matriks SWOT / TOWS memiliki langkah-langkah tahapan kerja, langkah-langkah-langkah-langkah tahapan kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 3. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
4. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
5. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.
6. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
7. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.
Matriks Threats – Opportunities – Weaknesses – Strengths (TOWS) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah:
1. Strengths – Opportunities (SO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.
2. Weaknesses – Opportunities (WO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.
3. Strengths – Threats (ST), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman (T).
4. Weaknesses – Threats (WT), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T)
Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.” Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.
Gambar2.2 Matriks SWOT
2.6.5 Matriks Internal Eksternal (IE Matrix)
David (2004) berpendapat bahwa matriks ini serupa dengan BCG matriks, dimana matriks-matriks ini menempatkan berbagai divisi dan organisasi dalam diagram skematis, sehingga keduanya disebut matriks portfolio. Menurut David (David, Manajemen Strategis, 2004) matriks Internal Eksternal (IE) merupakan langkah kedua dari kerangka kerja perumusan strategi yang disebut tahap pencocokan, yaitu tahap untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot dan total nilai EFE yang diberi bobot. Dari total nilai yang dibobot dari setiap divisi, dapat disusun menjadi matriks IE pada tingkat korporasi. Pada sumbu X matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian juga pada sumbu Y, total nilai EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi. Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan Sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :
a. Strategi Tumbuh dan Membangun (Growth and Build ) Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV disebut
tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal)
merupakan strategi yang kemungkinan paling cocok untuk semua divisi ini.
b. Strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain)
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi ini diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan)
2.6.6 Matriks Grand Strategy
Pearce, Robbins, dan Robinson dalam O’Regan, at al (2012) mendefinisikan Grand Strategy sebagai "rencana umum komprehensif tindakan utama melalui mana perusahaan bermaksud
panjang" dan berpendapat bahwa ini didukung oleh "upaya manajemen strategis yang terkoordinasi dan berkelanjutan.
Menurut David untuk merumuskan strategi
organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari Matrix Grand Strategy
Matriks ini didasarkan atas dua dimensi penilaian yaitu posisi persa pertumbuhan pasar. Strategi
dituangkan dalam urutan daya tarik di masing
Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan)
Gambar 2.3 Matriks IE
Sumber : David (2010, p221)
Grand Strategy
Pearce, Robbins, dan Robinson dalam O’Regan, at al (2012) mendefinisikan Grand Strategy sebagai "rencana umum komprehensif tindakan utama melalui mana perusahaan bermaksud untuk mencapai tujuan jangka panjang" dan berpendapat bahwa ini didukung oleh "upaya manajemen strategis yang terkoordinasi dan berkelanjutan.
Menurut David (2004) matriks Grand Strategy menjadi alat yang populer untuk merumuskan strategi-strategi alternatif. David menjelaskan bahwa semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari Matrix Grand Strategy, demikian juga divisi-divisi dari sebuah perusahaan. Matriks ini didasarkan atas dua dimensi penilaian yaitu posisi persa
pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing kuadran matriks.
Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan).
Pearce, Robbins, dan Robinson dalam O’Regan, at al (2012) mendefinisikan Grand Strategy sebagai "rencana umum komprehensif tindakan untuk mencapai tujuan jangka panjang" dan berpendapat bahwa ini didukung oleh "upaya manajemen
atriks Grand Strategy menjadi alat yang populer if. David menjelaskan bahwa semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari divisi dari sebuah perusahaan. Matriks ini didasarkan atas dua dimensi penilaian yaitu posisi persaingan dan strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi
1. Perusahaan yang berada di Kuadran 1 Grand Strategy Matrix berada dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk perusahaan ini, konsentrasi terus menerus pada pasar saat ini (penetrasi dan pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat.
2. Perusahaan di kuadran ke II perlu menilai pendekatan pasar yang digunakan saat ini dengan serius. Meskipun industri mereka tumbuh, mereka tidak bisa bersaing dengan efektif, dan mereka perlu menetukan mengapa pendekatan yang dipergunakan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
3. Perusahaan di kuadran ke III, bersaing dalam industri yang tumbuh lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan-perusahaan tersebut harus membuat perubahaan drastic dengan cepat untuk menghindari kemerosostan lebih lanjut dan kemungkinan likuidasi. Penghematan biaya dan asset yang rasionalisasi harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif adakah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang-bidang yang berbeda (diversifikasi). Jika semuanya gagal, maka pilihan akhir yang terbuka untuk bisnis-bisnis di kuadran III adalah divestiture atau likuidasi. 4. Perusahaan di kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat
namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai kekuatan untuk meluncurkan program-program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan yang lebih menjanjikan; perusahaan di kuadran ini mempunyai cirri-ciri tingkat arus tunai yang tinggi dan kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan sering menjalankan diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, atau diversifikasi horizontal dengan berhasil. Perusahaan di kuadran ini juga dapat melakukan usaha patungan (joint venture)
2.6.7 Quantitative Strategic Planning Matrix
Selain strategi peringkat untuk mencapai daftar prioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak.Teknik ini adalah
Strategi Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap 3(tiga) dari keran analisis strategi formulasi.
QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor
keberhasilan sebelumnya diidentifikasi eksternal dan internal. Seperti alat analisis strategi formulasi lain, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Format dasar QSPM yakni :kolom kiri QSPM terdiri dari faktor kunci eksternal dan internal (dari
alternatif yang layak (dari Tahap 2). Secara khusus, kolom kiri QSPM terdiri dari informasi yang diperoleh langsung dari EFE Matriks dan IFE Matriks. Dalam sebuah kolom yang berdekatan dengan faktor penentu ke
masing-masing bobot yang diterima oleh masing
Matriks dan IFE Matriks yang sebelumya telah dilakukan.
Gambar2.4 Matriks Grand Strategy
Sumber : David (2010, p223)
Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM)
Selain strategi peringkat untuk mencapai daftar prioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak.Teknik ini adalah Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap 3(tiga) dari keran analisis strategi formulasi.
QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor
berhasilan sebelumnya diidentifikasi eksternal dan internal. Seperti alat analisis strategi formulasi lain, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Format dasar QSPM yakni :kolom kiri QSPM terdiri dari faktor kunci eksternal dan internal (dari Tahap 1), dan baris atas terdiri dari strategi alternatif yang layak (dari Tahap 2). Secara khusus, kolom kiri QSPM terdiri dari informasi yang diperoleh langsung dari EFE Matriks dan IFE Matriks. Dalam sebuah kolom yang berdekatan dengan faktor penentu ke
masing bobot yang diterima oleh masing-masing faktor dalam EFE Matriks dan IFE Matriks yang sebelumya telah dilakukan.
Selain strategi peringkat untuk mencapai daftar prioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur dirancang untuk menentukan daya tarik relatif Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap 3(tiga) dari kerangka
QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor penentu berhasilan sebelumnya diidentifikasi eksternal dan internal. Seperti alat-alat analisis strategi formulasi lain, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Format dasar QSPM yakni :kolom kiri QSPM terdiri dari faktor kunci Tahap 1), dan baris atas terdiri dari strategi alternatif yang layak (dari Tahap 2). Secara khusus, kolom kiri QSPM terdiri dari informasi yang diperoleh langsung dari EFE Matriks dan IFE Matriks. Dalam sebuah kolom yang berdekatan dengan faktor penentu keberhasilan, masing faktor dalam EFE
Pada baris atas QSPM terdiri dari strategi-strategi alternatif yang berasal dari SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Alat-alat yang cocok biasanya menghasilkan alternatif yang layak sama. Namun, tidak setiap strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM. Strategi harus menggunakan penilaian intuitif yang baik dalam memilih strategi yang akan disertakan dalam sebuah QSPM. Pada kolom berikutnya merupakan kolom Bobot, kolom Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score – AS) dan kolom Total Nilai Data Tarik (Total Attractiveness Score – TAS) serta Penjumlahan total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Score– STAS). Berikut 6 (enam) langkah dalam penyusunan QSPM menurut David (2010: 221) :
1. Buat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan dari perusahaan di dalam kolom kiri QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks EFE dan matriks IFE.
2. Berikan bobot pada setiap faktor ekternal dan internal. Bobot tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks EFE dan matriks IFE. Bobot ini diletakkan pada kolom tepat di kanan faktor-faktor kesuksesan kritis eksternal dan internal.
3. Periksa matriks-matriks pada tahap 2 (pencocokan), dan identifikasikan strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diterapkan. Tulis strategi-strategi tersebut pada baris atas QSPM.
4. Tentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari tiap strategi. Jika faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal memiliki pengaruh terhadap strategi yang ada, maka Nilai Daya Tarik (AS) harus diberikan pada masing-masing strategi. Cakupan Nilai Daya Tarik (AS) adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal tidak memiliki pengaruh terhadap strategi yang ada, maka jangan beri Nilai Daya Tarik (AS) dan gunakan garis (-) untuk menunjukkan
bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Perhatikan: jika Nilai Daya Tarik (AS) diberikan pada suatu strategi, maka harus diberikan juga pada strategi-strategi lainnya. Jika suatu strategi menerima garis (-), maka semua strategi dalam satu baris juga menerima garis (-). 5. Hitung Total Nilai Daya Tarik (TAS). Hitung dengan cara
mengalikan bobot di tahap 2 dengan Nilai Daya Tarik (AS) di masing-masing baris.
6. Menghitung Total Altractiveness Score (TAS) dengan cara menjumlahkan TAS dari masing-masing kolom QSPM. Nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi adalah yang menunujukkan pilihan utama dari alternatif strategi dan nilai TAS dari alternatif strategi yang terkecil menunjukkan pilihan terakhir dari alternatif strategi.
2.6.8 Jenis Strategi Alternatif
Jenis strategi alternatif menurut David (2010, p169) terdiri dari : 1. Forward Integration
Mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor atau toko retail.
2. Backward Integration
Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap supplier perusahaan.
3. Horizontal Integration
Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap pesaing. 4. Market Penetration
Mencari pembagian pasar yang meningkat untuk produk yang ada pada pasar yand ada melalui usaha marketing yang lebih baik.
5. Market Development
Memperkenalkan produk yang telah ada pada area geografis yang baru
Meningkatkan peningkatan penjualan dengan meningkatkan produk yang telah ada atau membuat produk baru.
7. Related Diversification
Menambahkan produk yang baru tapi masih ada hubungannya dengan produk lama.
8. Unrelated Diversification
Menambahkan produk yang baru yang tidak berhubungan dengan produk lama.
9. Retrenchment
Mengurangi biaya dan aset untuk mengatasi pengurangan penjualan dan keuntungan.
10.Divestiture
Menjual divisi atau bagian dari perusahaan. 11.Liquidation
Menjual seluruh aset perusahaan.
2.7 Perancangan E-Marketing dengan Metode SOSTAC
Menurut Chaffey (2011:388) menyatakan bahwa perencanaan E-Marketing diperlukan sebagai tambahan strategi E-Business untuk menjelaskan bagaimana tujuan Strategi E-Business akan dicapai melalui pemasaran seperti penelitian pemasaran dan komunikasi pemasaran dari sisi penjual.
Kerangka SOSTACini dikembangkan oleh Paul Smith (1999) dan kerangka ini merangkum beberapa tahapan yang harus dilibatkan dalam strategi pemasaran mulai dari pengembangan strategi hingga implementasi (penerapan). Tahapan yang harus dijalankan adalah sebagai berikut :
1. Situation Analysis : Di manakah kita berada sekarang ? 2. Objectives : Di manakah kita akan berada ?
3. Strategy : Bagaimana kita mencapainya ?
4. Tactics : Bagaimana cara kita mencapainya secara langsung ? 5. Action : Apakah rencana kita ?
6. Control : Apakah kita telah tiba di sana ?
Gambar 2.5 SOSTAC - Kerangka Kerja Umum Untuk Perencanaan
E-Marketing
Sumber : Chaffey (2009, p419)
2.7.1 Situation Analysis : Di manakah kita berada sekarang ?
Analisa situasi adalah sebuah analisan terhadap lingkungan dan tinjauan proses dan sumber daya internal untuk menentukan strategi. Tujuan dari dilakukannya analisa situasi adalah untuk mengerti lingkungan sekitar perusahaan pada saat ini dan ke depannya sehingga tujuan strategi menjadi lebih realistis mengenai apa yang terjadi di pasar (Chaffey, 2009, p. 420).
Gambar 2.6Kerangka kerja analisa situasi
Sumber: Chaffey(2009, p. 421)
Dalam analisa situasi, terdapat 3 cara yang paling umum untuk digunakan , yaitu :
1. Analisis Kebutuhan (Demand Analysis)
Analisis Kebutuhan adalah penilaian terhadap potensi permintaan untuk layanan e-commerce di antar segmen pelanggan yang ada dengan tujuan untuk memprediksi keadaan pasar saat ini dan kedepannya. Hal ini dilakukan dengan mencari tahu preferensi dari pelanggan dengan
memberikan beberapa pertanyaan untuk setiap segmen pelanggan yang dituju.
2. Analisis Pesaing (Competitor Analysis)
Analisis Pesaing adalah ulasan mengenai pelayanan e-bisnis yang ditawarkan oleh pesaing yang baru maupun yang telah ada dan cara mereka menarik pelanggan.
3. Analisis SWOT (SWOT Analysis)
Analisis SWOT adalah sebuah alat yang dapat membantu organisasi menganalisa sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan kemudian dicocokan dengan lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman yang ada
2.7.2Objectives : Di manakah kita akan berada ?
Setelah perusahaan melakukan situation analysis tahap kedua menentukan tujuan. Penetapan tujuan berguna untuk membantu mengarahkan perusahaan untuk tetap fokus pada hal yang ingin dicapai.
Chaffey (2009; 428) dalam bukunya menjelaskan, “Perencanaan e-marketing yang efektif didasarkan pada tujuan yang didefinisikan secara jelas sebab akan membentuk strategi, taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan strategi yang hendak dicapai dalam lingkungan pekerjaan dan investor.
tahap ini menjelaskan tentang tujuan perusahaan, kegunaan penggunaan sistem secara online, target yang akan dicapai oleh perusahaan.Kerangka yang digunakan untuk mengembangkan tujuan adalah 5S yaitu Sell, Serve, Speak, Save, dan Sizzledengan penjelasan sebagai berikut:
1. Sell
Melalui E-Marketing, diharapkan agar penjualan baik produk atau jasa suatu perusahaan dapat meningkat. Salah satunya dengan cara melakukan promosi melalui online yang tentunya dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Selain itu, dengan melalui E-Marketing juga dapat membantu meningkatkan kinerja
promosi dan pemasaran baik produk atau jasa dari suatu perusahaan kepada pelanggannya
2. Serve
Pada tahap ini, perusahaan diharapkan dapat menciptakan nilai suatu produk baik barang / jasa bagi para pelanggannya dengan cara membuat E-Marketing yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau Customer Service bagi pelanggannya
3. Speak
Speak adalah manfaat yang berupa bertambah dekat dengan pelanggan. Hal ini menyangkut dalam pembuatan dua macam cara dialog melalui bentuk web, email, polling dan melakukan market research melalui survei formal dan mengawasi secara tidak langsung chat rooms untuk mempelajari mengenai pelanggan. Selain itu mencapai pelanggan secara online melalui Public Relation.
4. Save
Save adalah manfaat menghemat biaya. Dicapai melalui komunikasi e-mail secara online, transaksi penjualan dan layanan untuk mengurangi karyawan, biaya cetak dan ongkos kirim.
5. Sizzle
adalah manfaat memperluas brandsecara online. Dicapai dengan menyediakan rencana dan pengalaman baru secara onlinepada saat yang bersamaan muncul secara familiar.
2.7.3 Strategy : Bagaimana kita mencapainya ?
Menurut Chaffey (2009, p295) Definisi strategi didorong oleh tujuan dan visi sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya. Karena strategi disusun berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu untuk sering kembali dan merevisinya.
target market strategy adalah evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat serta pengembangan penawaran yang sesuai. Target market strategi melibatkan empat tahap, yaitu :
Gambar 2.7 Tahapan dalam pengembangan Strategi target pemasaran
Sumber : Chaffey(2009:408) 1. Segmentation
Identifikasi dari kelompok yang berbeda dalam target market dalam rangka mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan mengkomunikasikannya untuk kelompok tersebut. Dengan kata lain segmentasi melibatkan pemahaman tentang kelompok dari pelanggan dalam suatu target market untuk memahami kebutuhan dan potensi sebagai sumber pendapatan dalam rangka mengembangan strategi untuk memuaskan segmen tersebut sementara memaksimalkan pendapatan. Dalam konteks perencanaan e-marketing segmen pasar akan dianalisis untuk menilai :
a. Ukuran atau nilai dari pasar yang ada sekarang, proyeksi ke depan dari ukuran dan pangsa pasar perusahaan saat ini dan ke depannya dalam segmen tersebut.
b. Pangsa pasar kompetitor dalam segmen tersebut.
c. Kebutuhan dari setiap segmen, terutama kebutuhan yang tidak terpenuhi.
d. Penawaran dan propositions dari perusahaan dan kompetitor untuk setiap segmen lewat segala aspek dalam proses pembelian.
2. Targeting
Pendekatan targeting digunakan untuk kampanye akusisi yang akan bergantung pada segmentasi yang dilakukan. Targeting meliputi beberapa variabel, yaitu:
a. Hubungan dengan perusahaan.
Kampanye akan sering ditujukan untuk sasaran baru atau yang sudah ada. Perlu diingat, beberapa komunikasi seperti e-newsletters dan email campaigns akan mencapai keduanya. Pemasar perlu mempertimbangkan untuk apakah efektif untuk memiliki komunikasi yang berbeda antara kontak yang lama, baru atau bekas atau untuk setiap sasaran dari setiap kelompok dalam komunikasi yang sama tetapi menggunakan konten yang ditujukan masing-masing.
b. Segmentasi demografik.
Hal ini biasanya didasarkan pada umur, jenis kelamin, kelompok sosial. Demografik secara online sering digunakan sebagai dasar untuk sebuah situs untuk membeli menampilkan iklan atau meminjamkan daftar e-mail. Demografik dapat digunakan untuk membatasi atau memfokuskan siapa yang membayar per klik iklan pencarian ditampilkan.
c. Psychographic atau attitudinal segmentation.
Hal ini meliputi sikap terhadap resiko dan nilai ketika membeli, contohnya early adopter, brand loyal atau price conscious. Hal ini kurang jelas dalam sasaran atribut dari pelanggan sebab lebih mudah untuk membeli media berdasarkan demographic breakdown.
d. Nilai
Semakin tinggi nilai suatu pelanggan (diindikasikan dengan tingginya rata-rata order value dan higher modelledcustomer lifetime values) akan sering menggaransi komunikasi yang terpisah dengan penawaran yang berbeda.
e. Tahap daur hidup
Hal ini sangat berguna dimana pelanggan mengikuti khususnya dalam membeli atau menggunakan layanan, seperti buying online grocery shopping atau online banking.
f. Perilaku
Behavourial targeting merupakan salah satu peluang besar yang disediakan oleh pemasaran digital. Ini melibatkan penilaian tindakan masa lalu pelanggan di link berikut, membaca konten, menggunakan layanan online atau membeli produk, dan kemudian menindaklanjuti ini dengan pesan yang lebih relevan berdasarkan kecenderungan untuk bertindak berdasarkan pada aksi sebelumnya.
Gambar 2.8 Berbagai target dan pendekatan segmentasi
Sumber: Chaffey (2009, 469) 3. Positioming
Menurut Chaffey (2009; 411) Positioning terkait dengan bagaimana konsumen mempersepsikan produk dari unsur-unsur nilai yang dijelaskan di atas. Sebuah pernyataan positioning sering dikembangkan untuk merangkum hal ini. Perusahaan kemudian harus memutuskan bagaimana
untuk menyoroti manfaat sebagai keuntungan diferensial akan produk pesaing. Memiliki posisi yang jelas kuat secara online penting, karena sangat mudah bagi pelanggan untuk membandingkan penyedia layanan ketika awalnya memilih produk. Hal ini juga penting di mata pelanggan, sejak pengalaman pertama dari sebuah merek akan menentukan apakah pelanggan akan kembali ke penjual sebagai pilihan pertama atau memulai pencarian lain untuk mencari alternatif. Dalam konteks e-marketing keuntungan diferensial dan positioning dapat diklarifikasikan dan dikomunikasikan dengan mengembangkan online value proposition.
Online value proposition adalah sebuah pernyataan dari manfaat dari layanan e-commerce yang idealnya tidak ada di penawaran dari kompetitor atau penawaran secara offline. Online value proposition yang jelas memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
a. Membantu memberikan fokus perhatian untuk upaya pemasaran dan memungkinkan staf perusahaan untuk mengerti tentang tujuan dari situs.
b. Jika propositions jelas dapat digunakan untuk Public Relation dan rekomendasi mulut ke mulut yang dibuat tentang perusahaan.
c. Dapat dihubungkan dengan normal product propositions dari sebuah perusahaan atau produk.
2.7.4 Tactics : Bagaimana cara kita mencapainya secara langsung ?
Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran pemasaran. Untuk mencapai
Gambar 2.9 Elemen dari Marketing Mix
Sumber: Chaffey (2009, p449)
Menurut Kotler (Owomoyela, Ola, dan Oyeniyi, 2013) marketing mix adalah sebuah kumpulan alat pemasaran taktis yang bisa dikontrol berupa product, price, place, dan promotion yang disatukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang di-inginkan terhadap target pasar.
Inilah 7ps yang telah disebutkan diatas: 1. Product
Aspek Produk bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk baik berupa barang maupun jasa serta meningkatkan pemasaran produk suatu perusahaan secara Online.
2. Place
Dengan adanya penjualan produk secara Online, maka pelanggan tidak perlu repot-repot datang langsung ke toko untuk membeli produk. Jadi pelanggan cukup melakukan transaksi secara Online kapan pun dan dimana pun. Selain itu, pelanggan juga diberikan kemudahan dalam memperoleh informasi tentang suatu produk selama 24 jam secara online. 3. Price
Di dalam tahap ini, Penjual atau produsen dapat melihat serta menganalisis harga yang ditetapkan agar dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.
4. Promotion
Dengan adanya media elektronik maupun media Online, perusahaan dapat melakukan promosi terhadap produknya baik barang maupun jasa kapan pun dan di mana pun serta mengurangi penggunaan brosur atau selebaran untuk melakukan promosi sehingga konsumen pun dapat melihat berbagai macam promosi dengan mudah.
5. People
Orang-orang yang berperan penting untuk mensukseskan pelayanan E-Marketing secara Online dalam bidang Customer Service.
6. Process
Dengan adanya Website, pelanggan dapat mengakses situs sebuah perusahaan dengan sangat mudah dikarenakan navigasi yang sangat sederhana. Selain itu, Pelanggan juga dapat melakukan Transaksi secara Online.
7. Physical Evidence
Ini bentuknya berupa Independent Review yang ditulis oleh orang-orang di luar secara sukarela, News Clipping di media cetak tentang suatu perusahaan, penampakan tentang Packaging Product serta Brand dari suatu perusahaan. Contohnya adalah kolom Testimonial.
2.7.5 Action : Apakah rencana kita ?
Chaffey (2009; 469) menjelaskan tahap action component dari perencanaan e-marketing menunjuk pada aktivitas yang dilakukan oleh manager untuk mengeksekusi rencana yang dibuat. Tindakan dari perencanaan strategi e-marketing dengan mengidentifikasi sumber daya dan skala waktu yang ada.
2.7.5.1Prototyping
Prototyping adalah proses yang berulang-ulang yang disarankan oleh pengguna website untuk dilakukan modifikasi sebelum prototypes selanjutnya dan live version dari website dikembangkan. Dimana prototypes adalah versi awal dari sebagian atau keseluruhan dari sebuah sistem informasi yang dirangkum oleh penggunannya dan sponsor bisnisnya. Tahapan pembuatan website e-marketing berdasarkan langkah prototyping, yaitu:
a. Analysis
Yang akan dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi requirements dari website yang dibuat. Teknik yang dapat dilakukan untuk dapat mengumpulkan data mengenai hal ini antara lain melalui situation analysis dalam metode SOSTAC, interview dimana data yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk memastikan bahwa website yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan memakai website tersebut.
b. Design
Tahap perancangan adalah tahap untuk membuat quality content user experience yang akan dirasakan oleh user situs tersebut. Content adalah hal penting harus diperhatikan dalam perancangan website, dimana suatu website harus menyediakan informasi pada saat diminta, selalu fresh atau up to datedan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Quality content membantu pengunjung situs untuk membuat keputusan yang tepat dan menarik pengunjung melalui search engine optimization sehingga meningkatkan brand awareness.
c. Development
Setelah perancangan website telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pengembangan website dengan menggunakan software tertentu. Pengembangan website meliputi penulisan konten HTML, pembuatan desain grafik, dan pengkodingan. Development masuk dalam development enviroment. development enviroment adalah software dan hardware yang digunakan untuk membuat sistem.
2.7.5.2 Pengertian Wireframes
Menurut Wodtke (2002), wireframes adalah sebuah gambar dasar dari setiap halaman, digambar untuk mengindikasikan elemen – elemen setiap halaman, relasi setiap elemen, dan seberapa penting hubungan relatif setiap elemen.
Gambar 2.10Contoh wireframe
Sumber: Chaffey (2009, p638)
2.7.5.3 Pengertian Blueprint
Chaffey (2009, p636) menurut Rosenfeld dan Morville (2002), blueprint adalah menunjukkan sebuah hubungan antara halaman satu dengan yang lainnya dan isi komponen yang lainnya, dan dapat digunakan untuk menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.
Gambar 2.11Contoh Blueprint
Sumber: Chaffey(2009, p637)
2.7.5.4 Pengertian Gantt Chart
Gantt Chart merupakan sebuah alat yang dikembangkan oleh seorang konsultan dan teknisi dari Amerika, Henry Gantt. Gantt Chart adalah sebuah alat berupa grafik yang digunakan untuk menentukan penjadwalan,
penganggaran, dan pelaksanaan proyek. Gantt Chart biasanya digunakan pada sebuah proyek yang bersifat kompleks karena Gantt Chart memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai apa yang harus dilakukan pada satu waktu tertentu selama watu proyek. (MTD Training, 2013, p. 41).
Gambar 2.12Gantt Chart
Sumber: (MTD Training, 2013, p. 42)
2.7.5.5Pengertian Object-Oriented Analysis
Menurut Satzinger (2009, p60), Object Oriented Analysis adalah semua jenis object yang melakukan suatu pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukan apakah interaksi pengguna dibutuhkan untuk penyelesaian masalah.
2.7.5.6 Activity Diagram
Menurut Satzinger (2009, p141), Activity Diagram merupakan jenis diagram workflow yang menggambarkan aktivitas user dan aliran sekuensialnya.
Gambar 2.13ContohActivity Diagram
SumberSatzinger (2009,p143)
2.7.5.7 Entity Realtionship Diagram (ERD)
Menurut Satzinger (2009, p57), Entity Relationship Diagramadalah analisis terstruktur dan informasi rekayasa model data yangdiperlukan oleh sistem.
Gambar 2.14Contoh Entity Relationship Diagram
2.7.5.8Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2009,p242) Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara mereka para pengguna berinteraksi dengan sistem.Aktor adalah orang atau hal yang benar-benarmenyentuh atau berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.15Contoh Use Case Diagram
Sumber: Satzinger (2009,p244)
2.7.6Control : Apakah kita telah tiba di sana ?
Chaffey (2009, p470) menjelaskan tahap control dalam bukunya, sebagai berikut :
Control merupakan unsur rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan customer view, opini dan teknik baru seperti analisis web-server log files yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, control dapat dicapai melalui kepuasan pelanggan dan monitoring saluran kinerja melalui situs web dan saluran tradisional.
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010: 88) bagian ini memfokuskan pada delapan prinsip, disebut “Aturan Emas”, yang dapat diaplikasikan kedalam sistem untuk menjadikan lebih interaktif. Prinsip tersebut diperoleh dari pengalaman dan disempurnakan selama tiga dekade, melakukan validasi dan pengaturan dilakukan untuk bagian desain tertentu. Delapan aturan emas antara lain yaitu:
1. Mengupayakan untuk kosisten
Konsitensi dilakukan pada urutan tindakan dalam situasi yang serupa, perintah dan istilah yang digunakan pada prompt, menu dan layar bantuan. 2. Memenuhi kegunaan yang umum
Menyadari kegbutuhan pengguna yang beragam dan desain untuk plastisitas, memfasilitasi transfromasi konten. Untuk membedakan pengguna seperti, rentang usia, kelainan dan perbedaan teknologi untuk memperbanyak setiap gambaran dalam persayaratan panduan desain.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu system umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih besar.
4. Membuat dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5. Mencegah kesalahan
Sebisa mungkin, merancang sistem sehingga pengguna tidak dapat membuat kesalahan serius.
6. Memudahkan pengembalian pada setiap tindakan
Sebanyak mungkin, tindakan harus dapat dipulihkan. Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran, karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan. Sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan – pilhan lain yang belum digunakan.
Pengguna ingin menjadi pengontrol tampilan dan tampilan akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna.
8. Mengurangi baban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia dalam pengolahan informasi jangka pendek desainer membutuhkan tampilan dimana pengguna harus mengingat informasi dari satu layar dan selanjuta menggunakan informasi pada layar lainnya.
2.8 Search Engine Optimization (SEO)
Menurut Chaffey (2011:475), Search Engine Optimization (SEO) adalah suatu pendekatan terstruktur untuk mengembangkan posisi sebuah perusahaan atau produk dari perusahaan itu sendiri dalam mesin pencarian alami atau hasil daftar organic untuk kata kunci yang terpilih.
Walaupun SEO selalu berkembang setiap saat, terdapat beberapa hal yang selalu sama dalam mempengaruhi peringkat mesin pencari diantaranya:
1. Seberapa sering kata kunci muncul dalam website
Jumlah pengulangan kata kunci dalam suatu kata pada halaman web merupakan faktor penting dalam menentukan peringkat. Perlu diingat bahwa pengulangan yang berlebihan dapat berakibat negatif karena hanya akan dianggap sebagai spam.
2. Jumlah inbound link
Semakin banyak jumlah link yang anda miliki dari website yang berkualitas bagus, semakin bagus pula peringkat anda nantinya. Google memberikan nilai yang lebih tinggi pada sebuah website yang mempunyai link dari web lain yang berperingkat tinggi dan tentu saja memiliki isi yang berkaitan dengan web yang dijadikan link.
3. Judul dengan tag HTML
Sebuah judul merupakan faktor utama ketika seseorang melakukan pencarian melalui mesin pencari. Dengan menggunakan kata kunci pada judul, para pencari akan lebih mudah dalam menemukan sesuatu yang mereka cari. Hal
ini akan meningkatkan peluang akses dari website yang dimiliki dan juga meningkatkan peringkat.
4. Meta-tags
Meta-tags adalah kata kunci yang merupakan bagian dari halaman HTML yang memungkinkan pencarian menjadi lebih mudah jika memiliki kata kunci yang sama.
5. Teks gambar alternatif
Sebuah website yang memiliki banyak gambar biasanya akan sulit untuk dinilai, karena kata yang terdapat dalam web hanya berasal dari judul. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan menggunakan tag “ALT” pada bagian HTML.
2.8.1 SEO On Page
SEO On Page merupakan cara paling umum yang digunakan untuk dapat meningkatkan peringkat serta traffic pengunjung website. SEO On Page dilakukan dengan cara memasukkan kata kunci (keyword) langsung ke dalam file HTML pada bagian meta tag dan title tag dimana kata kunci yang digunakan harus sesuai dengan website yang dimiliki (Chaffey, 2009, p. 508).
2.8.2 SEO Off Page
Berbeda dengan SEO On Page dimana kata kunci digunakan langsung di file HTML dari website. SEO Off Page memanfaatkan media lain (third parties) dalam penerapan kata kunci yang ingin dioptimisasi oleh mesin pencari. Beberapa cara yang dilakukan pada SEO Off Page, diantaranya (Chaffey, 2009, p. 511):
1. Online PR - Social Bookmarking
Cara ini dilakukan dengan mengirim (submit) URL atau artikel pada website social bookmarking atau website yang memiliki peringkat tinggi.
2. Link Building - Blog Writing
Cara ini dilakukan dengan menulis artikel yang berhubungan dengan produk yang dipasarkan, penulisan pada blog disertakan dengan link-link yang mengarah pada website perusahaan ataupun artikel lainnya yang sejenis dengan tujuan untuk menjaga kualitas website.
3. Commenting
Cara ini dilakukan dengan memberikan komentar baik pada artikel miliki orang lain ataupun sebuah forum yang membahas mengenai produk sejenis. Komentar yang diberikan juga memiliki link yang dapat mengarah ke website dari perusahaan.
2.9 Kerangka Berpikir
Gambar 2.16Kerangka Berpikir
Sumber : penulis (2015) Meningkatkan hunungan yang berkelanjutan dengan pelanggan Pengumpulan informasi perusahaan Perancangan Website dengan kerangka SOSTAC Situasi Analysis Apakah website tersebut bisa mendukung proses bisnis? Control Strategy
SWOT analysis, Matrix IFE, Matrix EFE, Competitive profile
Matrix, IE Matrix, Matrix SWOT, Matrix Grand Strategy, QSPM Action Tactics Objectives 5S(sell, serve, Speak, save, sizzle) Segmentation, Targeting, Positioming Marketing Mix(7P):Product, place, price, promotion, people, process, physical Blue print Wireframe 8 aturan emas SEO(search engine optimaztion) Unified Modeling Language (UML) Bagaimana perancangan website e-marketing bisa meningkatkan penjualan Apakah perancangan e-marketing dapat menciptakan hubungan erat dengan pelanggan Menganalisi website yang dapat mendukung proses bisnis Merancang website untuk meningkatkan penjualan