1
PENGALOKASIAN DANA TP DAN DAK
Disampaikan oleh: IR. JUNAIDI RIFAI, MM
KEPALA SUBDIT EVALUASI DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Dalam Acara:
“DISKUSI TENTANG SINKRONISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN DENGAN DAK”
Jakarta, 25 Maret 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Outline
• Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara • Alur Belanja APBN Ke Daerah
• Pokok-pokok Kebijakan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan • Rekomendasi Menteri Keuangan
Pengalokasian Dana TP
• Dasar Hukum • Definisi DAK
• Prinsip-prinsip DAK • Peran K/L
• Tahap Perencanaan dan Pengalokasian DAK • Formula DAK dan Data
• Penetapan Alokasi dan Dana Pendamping
Pengaloksian DAK
3
Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.
ಯ
ರ
Pasal 3 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Melalui Angg.K/L Belanja Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Transfer ke Daerah Dana Otsus Daerah Dana Penyesuaian Pemerintah Pusat
ALUR BELANJA APBN KE DAERAH
Pajak SDA • DBH • DAU • DAK Belanja APBN Mendanai kegiatan 6 Urusan (Absolut) Mendanai kegiatan di luar 6 Urusan Absolut
Mendanai Program Nasional
Melalui Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (APP)
Penyelenggaraan Desentralisasi
(Masuk APBD)
PNPM ; BOK ; Jamkesmas
Subsidi ; BLT
• Sebagian dapat diselenggarakan
Sendiri oleh Pemerintah;
• Sebagian dapat diselenggarakan melalui asas Dekonsentrasi; • Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas Tugas Pembantuan. diselenggarakan Sendiri oleh
Pemerintah
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Dan Sumber Pendanaan
Kab/Kot a Peny elenggaraan Urus an / KEWENA NGA N Diluar 6 urusan absolut Untuk Provinsi dan Kab/Kota berupa urusan wajib dan pilihan Deko n Con current (Ur us an Bers ama) TP Sendir i Desa TP D an a T ran sfe r D an a T ran sfer D an a A lo kasi D esa (D A D ) SUMBER PE ND AN AA N Pusat Desen Desen Berskala Desa D A D A D D , d ll TP Provinsi NEW
1. politik luar negeri; 2. pertahanan; 3. keamanan; 4. yustisi;
5. Moneter & fiskal nasional 6. agama. 6 Urusan abs ol ut DUB
Prinsip: MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY
POKOK-POKOK KEBIJAKAN
PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI
DAN TUGAS PEMBANTUAN
DASAR HUKUM
PENGELOLAAN DANA DEKON/TP
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintaha Daerah;
PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi
PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010
SEB 3 Menteri tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan Kegiatan K/L di
Dekonsentrasi (DK) adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (WP) dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu.
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.
Tugas Pembantuan (TP) adalah penugasan dari Pemerintah kepada
daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang
menugaskan.
Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan
dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.
DEFINISI
PRINSIP PENGELOLAAN DANA DEKON/TP
Pendanaan Dekon/TP hanya dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang
merupakan kewenangan Pemerintah Pusat di daerah (PP 38/2007)
Pendanaan Dekon/TP seluruhnya bersumber dari APBN, K/L tidak
diperkenankan meminta Daerah menyediakan dana pendamping (cost
sharing)
Kegiatan Dekon/TP yang didanai mengacu pada RKP dan Prioritas Nasional Pendanaan Dekon/TP memperhatikan keseimbangan pendanaan di daerah
dan kebutuhan pembangunan daerah agar tepat sasaran dan tidak
terkonsentrasi pada daerah tertentu
K/L wajib memberitahukan kegiatan Dekon/TP kepada
Gubernur/Bupati/Walikota sebelum pelimpahan/penugasan dalam rangka
mendukung terwujudnya sinergisitas pusat dan daerah
Pengelolaan Dana Dekon/TP dilakukan secara tertib, transparan dan
akuntabel guna mewujudkan LKPP yang Wajar Tanpa Pengecualian
PRINSIP PENDANAAN DEKON/TP
Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, K/L juga harus memperhitungkan kebutuhan anggaran:
biaya penyusunan dan pengiriman laporan oleh SKPD;
biaya operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang belum dihibahkan;
honorarium pejabat pengelola keuangan dana dekonsentrasi dan/atau dana tugas pembantuan; dan
biaya lainnya dalam rangka pencapaian target pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Pengalokasian Dana Dekon dan Dana TP memperhatikan kemampuan keuangan negara, keseimbangan pendanaan di daerah (besarnya transfer ke daerah dan
kemampuan keuangan daerah), dan kebutuhan pembangunan di daerah
Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah dituangkan dalam bentuk
Rekomendasi Menteri Keuangan, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan
masukan bagi K/L dalam menentukan lokasi dan alokasi Dana Dekon dan Dana TP
•
Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatanyang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap
•
Kegiatan non-fisik, antara lain berupa:sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian.
•
Pendanaan hanya diperuntukkan mendukung peran Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat•
Menggunakan Akun Belanja Barangsesuai dengan peruntukannya
Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang
menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset pemerintah.
Kegiatan fisik, antara lain pengadaan tanah,
bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang
bersifat fisik lainnya
- Kegiatan bersifat fisik lainnya antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya yang diserahkan kepada pemerintah daerah
Pengadaan aset Belanja Barang Fisik Lainnya Tugas Pembantuan menggunakan akun dengan kode akun 521411
Menggunakan Akun Belanja Modal sesuai dengan peruntukannya
KARAKTERISTIK KEGIATAN DK/TP
Dekonsentrasi Tugas Pembantuan
Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Dalam Rangka Perencanaan Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan T.A. 2014
Tujuan
1. Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas, serta proporsional dalam pengalokasian dana Dekon/TP
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan dana Dekon/TP
3. Mendukung K/L dalam merencanakan lokasi dan alokasi dana Dekon/TP agar tepat sasaran
Dasar Hukum
• PP 7/2008 Pasal 21 Ayat (2) dan Pasal 50 Ayat (2) • PMK 156/2008 (Pasal 8, 9, dan 10)
Kementerian/Lembaga (COO - Pengguna Anggaran)
Menteri Keuangan
(CFO - Pengelola Fiskal dan BUN)
(Intrepretasi UU 17/2003)
www.djpk.depkeu.go.id
Rekomendasi Menkeu
Alokasi dan lokasi Dana Dekon/TP Indikator Teknis Keseimbangan Pendanaan di Daerah Renja - KL Indikator Umum 15
Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Variabel Keseimbangan Pendanaan di Daerah Variabel Kemampuan Fiskal Daerah (KFD) Variabel Pembangunan di Daerah (IPM) PAD Lain-Lain Pend yg sah
Transfer ke Daerah (DAU, DAK, DBH, Otsus, Penyesuaian Belanja PNSD Indikator Pembangunan Masyarakat di Daerah, mencakup bidang : Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan rakyat Pertimbangan :
•
Transparan dan Akuntabel•
Proporsionalitas•
Tidak terkonsentrasi di Daerah tertentu Agenda Pembangunan Nasional : •Pro-Growth •Pro-Job •Pro-Poor Cut Off :Data (n-1) untuk Alokasi (n+1) n = Tahun Proses
Sumber Data :
- KFD dari Pemda (APBD) dan Depkeu - IPM dari BPS
Peta Keseimbangan Pendanaan di Daerah
Kuadran II KFD di bawah rata-rata nasional namun IPM di atas rata-rata nasional Kuadran I KFD dan IPM di atas rata-rata Nasional Kuadran III KFD dan IPM di bawah rata-rata nasional Kuadran IV KFD di atas rata-rata nasional namun IPM di bawah rata-rata nasional Prioritas 1 Prioritas 2 Indeks KFD Reindex IPM www.djpk.depkeu.go.id Keterangan : KFD = Kemampuan Fiskal Daerah IPM = Indeks Pembangunan Manusia Non prioritas Non prioritas 17www.djpk.depkeu.go.id
No Prop IKFD re-IPM
1 DKI Jakarta 2,69 1,08 2 Kepri 1,55 1,05 3 Kaltim 4,84 1,05 4 Riau 1,84 1,06 5 Babel 1,00 1,01
No Prop IKFD re-IPM
1 Sumsel 0,91 1,01 2 Bengkulu 0,77 1,01 3 Kalteng 0,94 1,04 4 Jabar 0,42 1,00 5 Bali 0,73 1,01 6 Sulut 0,61 1,06 7 DIY 0,57 1,05 8 Jambi 0,66 1,01 9 Sumbar 0,59 1,03 10 Jateng 0,41 1,01 11 Sumut 0,54 1,03
No Prop IKFD re-IPM
1 Maluku 0,74 0,99 2 Gorontalo 0,74 0,98 3 Lampung 0,40 0,99 4 Sulbar 0,70 0,97 5 Banten 0,40 0,98 6 NTB 0,55 0,92 7 Sultra 0,68 0,97 8 Kalbar 0,53 0,96 9 Sulteng 0,68 0,99 10 Papua 0,84 0,90 11 Jatim 0,38 1,00 12 Sulsel 0,58 1,00 13 Malut 0,85 0,96 14 NTT 0,51 0,94
No Prop IKFD re-IPM
1 Aceh 1,66 1,00
2 Papua Barat 2,58 0,96
3 Kalsel 1,11 0,97
KELOMPOK DAERAH REKOMENDASI MENKEU TAHUN 2013 HASIL EXERCISE KESEIMBANGAN PENDANAAN DI DAERAH BERDASARKAN INDEKS KFD DAN IPM
Catatan:
Daerah dalam Kuadran III seyogyanya diprioritaskan dalam pengalokasian dana dari K/L, setelahnya adalah Daerah dalam Kuadran II
Prioritas 2
Prioritas 1
Rekomendasi Menteri Keuangan
Dalam Perencanaan Lokasi dan Alokasi Dana Dekon/TP Tahun 2014:
1. Daerah yang direkomendasikan untuk diprioritaskan mendapat alokasi dana
dekonsentrasi dan/atau dana tugas pembantuan T.A 2014 sebanyak 323 daerah, dengan rincian sebagai berikut :
Prioritas 1: Kelompok daerah dengan KFD dan IPM di bawah rata-rata nasional sebanyak 136
daerah, yang terdiri dari 14 Provinsi dan 122 Kabupaten/Kota (Lampiran II.A dan II.B)
Prioritas 2: Kelompok daerah dengan KFD di bawah rata-rata nasional namun IPM di atas
rata-rata nasional sebanyak 187 daerah, yang terdiri dari 11 Provinsi dan 176 Kabupaten/Kota (Lampiran III.A dan III.B)
2. Kementerian/Lembaga menyusun indikator teknis untuk menentukan besaran alokasi dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan di daerah dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah sebagai wujud transparansi dan akuntablitas
perencanaan.
3. Kementerian/Lembaga menerapkan kebijakan reward dan punishment dalam perencanaan lokasi dan anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan mempertimbangkan aspek kinerja daerah.
4. Kementerian/Lembaga wajib melakukan koordinasi dengan Gubernur sebelum
penyusunan Rencana Kerja K/L (Renja-K/L) dalam rangka sinergi kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
20
• Tentang Keuangan Negara
• Pasal 8 : Menkeu mempunyai tugas menyusun kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro serta menyusun rancangan APBN dan APBN P
• Pasal 22 : Dana Perimbangan dialokasikan berdasarkan UU Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah UU 17/2003
• Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
• Berisi Besaran DAK dalam APBN, Definisi, Kriteria Pengalokasian dan Kewajiban Dana
Pendamping DAK UU 33/2004
• Tentang Dana Perimbangan
• Berisi Proses Perencanaan, Perhitungan, Penganggaran, Pelaporan dan Pemantauan
dan Evaluasi DAK PP 55/2005
• Permenkeu Tentang Pedoman Umum dan Penetapan Alokasi DAK Perdaerah • Permenkeu tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer
Ke Daerah
• Permenkeu tentang Pengalokasian Anggaran Transfer Ke Daerah (NEW) (PMK
165/2012)
• Permen Teknis Tentang Petunjuk teknis Penggunaan DAK Per Bidang
• Permendagri Tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan Administrasi Keuangan
DAK di APBD PMK
PMT PMD
dana yang bersumber dari
Pendapatan APBN
dialokasikan kepada
daerah tertentu
untuk
membantu
mendanai
kegiatan khusus
yang merupakan
urusan daerah
sesuai
prioritas nasional
Pengertian Dana Alokasi Khusus (1)
Tujuan DAK
membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama” dan/atau “bukan
menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian juga hanya “diberikan kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu”.
Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan
pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana FISIK pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis yang
panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang. Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat.
Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan. RKP disetujui
DPR,selanjutnya dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.
Prinsip-prinsip DAK
■
kegiatan yang akan didanai DAK dimuat dalam RKP sebagai prioritas
nasional,
■
kegiatan yang didanai bersifat fisik dan merupakan kewenangan daerah,
■
kegiatan dan alokasi DAK dibahas dengan DPR RI dan disahkan dalam UU
APBN,
■
pengalokasian DAK menggunakan formula indeks dari tiga kriteria, yaitu
kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis, sehingga dimungkinkan
tidak semua daerah bisa mendapatkan DAK,
■
DAK masuk APBD dan disalurkan dari Kas Negara ke Kas Daerah,
■
daerah wajib menyediakan dana pendamping minimal 10% dari besaran dak
yang diterimanya juga untuk fisik.
Peran K/L Dalam Pengalokasian DAK
1.
Mengusulkan program/ Kegiatan yang akan didanai DAK
2.
Menyampaikan kriteria teknis beserta data teknis untuk
pengalokasian DAK
3.
Menyusun Petunjuk Teknis penggunaan DAK
4.
Melakukan Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan DAK di
Daerah
Tahapan Perencanaan dan
Pengalokasian DAK
1) Penetapan Program dan kegiatan DAK;
2) Perhitungan DAK;
3) Penetapan Alokasi, Penggunaan dan
Penganggaran DAK; dan
Penetapan Program Dan Kegiatan DAK
DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program yang menjadi
prioritas nasional yang dimuat dalam RKP tahun anggaran
bersangkutan.
Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari
DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam
Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, sesuai dengan RKP.
Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus
28
Penghitungan
Alokasi DAK Per Daerah
(Pasal 53 PP 55 tahun 2005)
Setelah menerima usulan kegiatan khusus dari Menteri Teknis terkait, Menteri
Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK
(Pasal 54 PP 55 tahun 2005)
Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:
•
Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK;
•
Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing Daerah.
Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria
khusus, dan kriteria teknis.
Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan
1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria
Umum (KU)
KU = (PAD + DAU + DBH – DBH DR) - Belanja Gaji PNSD
Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK
Kriteria Khusus (KK)
Berupa :
a. Memperhatikan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan Karakteristik daerah, yang meliputi:
(1) Daerah Tertinggal;
(2) Daerah perbatasan dengan negara lain; (3) Daerah rawan bencana;
(4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan; (5) Daerah ketahanan pangan;
(6) Daerah pariwisata
b. Seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK
Kriteria Teknis (KT)
ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait yang memuat indikator-indikator yang mencerminkan kebutuhan teknis
2. Menghitung DAK per daerah menggunakan indeks dari KU, KK dan KT
FORMULA PERHITUNGAN DAK PER DAERAH
Kriteria Umum Kriteria Khusus Kriteria Teknis PAD DBH Daerah Tertinggal Daerah Perbatasan Daerah Rawan Bencana
Kondisi Infrastruktur Per Bidang Per daerah
BNPP BNPB
Kem Pertanian
K/L terkait
Da Ketahanan Pangan
Kem Bud Par
DAU T- 2 T- 2 T-2 T-2 T-1 T-1 T-1 T-1 T-1 Belanja Gaji PNSD Da Potensi Pariwisata T-1 Kem PDT
Daerah & KemKeu KemKeu
KemKeu
Daerah & KemKeu
Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan &
Per
Sesuai dengan PMK 165/2012 Data kewilayahan dan indeks teknis disampaikan paling lambat pada bulan Juli
BAGAN PERHITUNGAN ALOKASI DAK KEMAMPUAN KEUANGANDAERAH (IFN < 1) PERATURAN PERUNDANGAN KARAKTERISTIK DAERAH (IKW) INDEKS FISKAL & WILAYAH (IFW) = (0,5IFN-1 + 0,5IKW)
IFW > 1
INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS
INDEKS TEKNIS IT = (Indikator Teknis)
INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT-1) = (0,5 IFW + 0,5 IT) ?
IFWT-1 > 1
DAERAH TIDAK LAYAK DAERAH
LAYAK
BOBOT DAK Per Daerah Per Bidang (BD) = IFWT-2 * IKK
ALOKASI DAK per BIDANG (ADB) = (BD/BD)* PAGU per BIDANG
DAERAH TIDAK LAYAK UNTUK BIDANG TERTENTU
ALOKASI DAK Utk DAERAH (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn) NO NO YES NO YES YES YES NO No
INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT-2) = (0,2 IFW + 0,8 IT) ?
INDEKS TEKNIS
IT = (Indikator Teknis) ; IT > 0
Yes
31
Kriteria Umum Kriteria Khusus
Kriteria Teknis
1
2
3