• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEMATIKA PENYUSUNAN LPPD 2012.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEMATIKA PENYUSUNAN LPPD 2012.ppt"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEMATIKA PENYUSUNAN

SISTEMATIKA PENYUSUNAN

LPPD

(2)

PP No. 3

PP No. 3 PP No. 6PP No. 6

PEMERINTAH PEMERINTAH 3 BLN SETELAH 3 BLN SETELAH TA BERAKHIR TA BERAKHIR DPRD DPRD 3 BLN SETELAH 3 BLN SETELAH TA BERAKHIR TA BERAKHIR E P P D E P P D BERDASARKAN LPPD BERDASARKAN LPPD •

(3)

1. Pemerintahan Daerah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi,

pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta

keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Untuk terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik, maka Kepala Daerah wajib melaporkan penyelenggaraan pemerintahan daerah. LPPD, LKPJ, dan Informasi LPPD.

3. Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan LPPD kepada Pemerintah, dijadikan untuk keperluan pembinaan terhadap pemerintah daerah.

(4)

RUANG LINGKUP

LPPD mencakup penyelenggaraan:

a.

urusan desentralisasi (u. Wajib dan Pilihan);

b.

tugas pembantuan

(1) utk Provinsi;

a) TP yang diterima dari Pemerintah; b) TP kepada kabupaten/kota; dan c) TP kepada desa

(2) utk Kabupaten.

a) TP yang diterima dari Pemerintah;

b) TP Yang diterima dari Prmrintah Provinsi c) TP kepada desa

(5)

SISTEMATIKA LPPD

1. Kata Pengantar ... (maks.2 hal)

2. BAB I: PENDAHULUAN

3. BAB II: RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DAERAH (RPJMD)

4. BAB III: URUSAN DESENTRALISASI

5. BAB IV: TUGAS PEMBANTUAN

6. BAB V: TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

7. BAB VI: PENUTUP.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

 A. Dasar Hukum (dijelaskan UU)

B. Gambaran Umum Daerah

1. 1. Kondisi Geografis Daerah; batas administrasi

daerah, luas wilayah, topografis dan hal lain

yang dianggap perlu

2. Gambaran Umum Demografis; jumlah

penduduk, komposisi penduduk menurut jenis

kelamin, struktur usia, jenis pekerjaan, dan

pendidikan

3. Kondisi Ekonomi;

a. Potensi Unggulan Daerah

(7)

BAB II RPJMD

 A. Visi Dan Misi

B. Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah

C. Prioritas Daerah

(8)

BAB III URUSAN

DESENTRALISASI

 A.

Ringkasan Urusan

1.

Anggaran, Realisasi dan Pelaksana Urusan Wajib.

2.

Anggaran, Realisasi dan Pelaksana Urusan Pilihan

3.

SKPD Penataan Kelembagaan.

B. Prioritas Urusan Wajib

C. Prioritas Urusan Pilihan

D. Indikator kinerja kunci

 –

Tataran Pengambil Kebijakan

 –

Tataran Pelaksana Kebijakan

(9)

BAB III URUSAN DESENTRALISASI

 A.Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan

1. Program Dan Kegiatan

2. Tingkat Pencapaian SPM (bila belum ber SPM, didasarkan atas pencapaian program dan kegiatan)

3. SKPD Penyelenggara Urusan Wajib

4. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural Dan Fungsional 5. Alokasi Dan Realisasi Anggaran

6. Proses Perencanaan Pembangunan

7. Kondisi Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan (lengkap, kurang, mencukupi atau lainnya)

8. Permasalahan Dan Solusi .

9. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

(10)

BAB III URUSAN DESENTRALISASI

B. Prioritas Urusan Pilihan Yang

Dilaksanakan

1. Program Dan Kegiatan

2. Realisasi Program Dan Kegiatan

3. SKPD Penyelenggara Urusan Pilihan

4. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural Dan Fungsional 5. Alokasi Dan Realisasi Anggaran

6. Proses Perencanaan Pembangunan Yang Dilaksanakan 7. Kondisi Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan (lengkap,

kurang, mencukupi atau lainnya) 8. Permasalahan Dan Solusi

9. Hal Lain Yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan

(11)

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

 A. Tugas Pembantuan Yang Diterima 1. Dasar Hukum

2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan 3. Program Dan Kegiatan

4. Realisasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan 5. Sumber Dan Jumlah Anggaran Yang Digunakan 6. SKPD Yang Melaksanakan Tugas Pembantuan

7. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 8. Kondisi Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan (lengkap, kurang,

mencukupi atau lainnya) 9. Permasalahan Dan Solusi

(12)

B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan

1. Dasar Hukum

2. Urusan Pemerintahan Yang Ditugas

pembantuankan kepada Kab/Kota Dan

Desa Untuk Provinsi Atau Kepada Desa

Untuk Kabupaten/Kota

3. Sumber Dan Jumlah Anggaran

4. Sarana Dan Prasarana

(13)

TUGAS PEMBANTUAN

Tugas pembantuan adalah penugasan

dari Pemerintah kepada daerah dan/atau

desa dari pemerintah provinsi kepada

kabupaten/kota dan/atau desa serta dari

pemerintah kabupaten/kota kepada desa

untuk melaksanakan tugas tertentu.

(14)

Pasal 4 PP 3/2007

(1) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf b untuk provinsi meliputi:

a. tugas pembantuan yang diterima dari Pemerintah;

b. tugas pembantuan kepada kabupaten/kota; dan

c. tugas pembantuan kepada desa.

(2) Penyelenggaraan tugas pembantuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf b untuk kabupaten/ kota

meliputi:

a. tugas pembantuan yang diterima dari Pemerintah;

b. tugas pembantuan yang diterima dari pemerintah

provinsi; dan

(15)

BAB V TUGAS UMUM

PEMERINTAHAN

 A. Kerjasama Antar Daerah

B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga

C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah

D. Pembinaan Batas Wilayah

E. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana

F. Pengelolaan Kawasan Khusus

G. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan

Ketertiban Umum

(16)

 A. Kerjasama Antar Daerah

1. Daerah Yang Diajak Kerjasama 2. Dasar Hukum

3. Bidang Kerjasama 4. Nama Kegiatan

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Penyelenggara Kerjasama Antar  Daerah

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 7. Sumber Dan Jumlah Anggaran

8. Jangka Waktu Kerjasama

9. Hasil (Output) Dari Kerjasama 10.Permasalahan Dan Solusi

(17)

B. Kerjasama Daerah Dengan

Pihak Ketiga

1. Mitra Yang Diajak Kerjasama 2. Dasar Hukum

3. Bidang Kerjasama 4. Nama Kegiatan

5. SKPD Penyelenggara Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga 6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan Golongan 7. Sumber Dan Jumlah Anggaran

8. Jangka Waktu Kerjasama

9. Hasil (Output) Dari Kerjasama 10.Permasalahan Dan Solusi

(18)

C. Koordinasi Dengan Instansi

Vertikal Di Daerah

1. Forum Koordinasi

2. Materi Koordinasi

3. Instansi Vertikal Yang Terlibat

4. Sumber Dan Jumlah Anggaran

5. SKPD Penyelenggara Koordinasi Dengan Instansi

Vertikal Di Daerah

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan

Golongan

7. Jumlah Kegiatan Koordinasi Yang Dilaksanakan

8. Hasil Dan Manfaat Koordinasi

9. Tindak Lanjut Hasil Koordinasi

(19)

D. Pembinaan Batas Wilayah

1. Sengketa Batas Wilayah Desa/Kelurahan,

Kecamatan, Kabupaten/Kota Dan Provinsi

(apabila ada)

2. Solusi Yang Dilakukan Dan Tingkat

Penyelesaian (selesai, belum selesai atau

perlu tindak lanjut)

3. SKPD Penyelenggara Pembinaan Batas

Wilayah

4. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan,

Pang/Gol

(20)

E. Pencegahan Dan Penanggulangan

Bencana

1. Bencana Yang Terjadi Dan Penanggulangannya

2. Status Bencana (Nasional, Regional/Provinsi atau

Lokal/Kabupaten/Kota)

3. Sumber Dan Jumlah Anggaran

4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan

Bencana

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menangani

Bencana

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat Dan

Golongan

7. Kelembagaan Yang Khusus Dibentuk Menangani

Bencana (apabila ada)

(21)

F. Pengelolaan Kawasan Khusus

1. Jenis Kawasan Khusus

2. Status Kepemilikan Kawasan Khusus (pusat,

daerah, BUMN, swasta dan atau kerjasama)

Dan Dasar Hukum Penetapannya

3. Sumber Anggaran

4. Permasalahan Yang Dihadapi

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang

Menangani Kawasan Khusus

6. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan,

Pangkat Dan Golongan

(22)

G. Penyelenggaraan Ketenteraman Dan

Ketertiban Umum

1. Gangguan Yang Terjadi (konflik berbasis

SARA, anarkisme, separatisme, atau lainnya)

2. Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang

Menangani

3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan,

Pangkat Dan Golongan

4. Penanggulangan Dan Kendalanya

5. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam

Penanggulangan

(23)

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100  – 279 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN PERINGKAT DAN STATUS KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2010

PERINGKAT DAN STATUS KINERJA

3 (TIGA) BESAR PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PROVINSI  YANG BERPRESTASI PALING TINGGI SECARA NASIONAL

NO NAMA PEMERINTAH DAERAH PERINGKAT STATUS NOMOR SKOR

1 PROVINSI JAWA TIMUR 1 2.7696 TINGGI 2 PROVINSI JAWA TENGAH 2 2.7570 TINGGI 3 PROVINSI SULAWESI SELATAN 3 2.6403 TINGGI

(24)

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100  – 279 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN PERINGKAT DAN STATUS KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2010

PERINGKAT DAN STATUS KINERJA

10 (SEPULUH) PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN  YANG BERPRESTASI PALING TINGGI SECARA NASIONAL

NO NAMA PEMERINTAH DAERAH PERINGKAT STATUS NOMOR SKOR

1 KABUPATEN SLEMAN 1 3.1969 SANGAT TINGGI 2 KABUPATEN WONOSOBO 2 3.1578 SANGAT TINGGI 3 KABUPATEN BOYOLALI 3 3.1252 SANGAT TINGGI 4 KABUPATEN KARANG ANYAR 4 3.0968 SANGAT TINGGI 5 KABUPATEN JOMBANG 5 3.0872 SANGAT TINGGI 6 KABUPATEN LUWU UTARA 6 3.0717 SANGAT TINGGI 7 KABUPATEN KULON PROGO 7 3.0707 SANGAT TINGGI 8 KABUPATEN PACITAN 8 3.0631 SANGAT TINGGI 9 KABUPATEN SUKOHARJO 9 3.0587 SANGAT TINGGI 10 KABUPATEN BOGOR 10 3.0514 SANGAT TINGGI

(25)

LAMPIRAN III

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100  – 279 TAHUN 2012

TENTANG

PENETAPAN PERINGKAT DAN STATUS KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2010

PERINGKAT DAN STATUS KINERJA

10 (SEPULUH) PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA YANG BERPRESTASI PALING TINGGI SECARA NASIONAL

NO NAMA PEMERINTAH DAERAH PERINGKAT STATUS NOMOR SKOR

1 KOTA YOGYAKARTA 1 3.2397 SANGAT TINGGI 2 KOTA MAGELANG 2 3.2293 SANGAT TINGGI 3 KOTTA TANGGERANG 3 3.1747 SANGAT TINGGI 4 KOTA SEMARANG 4 3.1289 SANGAT TINGGI 5 KOTA SAMARINDA 5 2.9815 TINGGI

6 KOTA BOGOR 6 2.9672 TINGGI

7 KOTA SUKABUMI 7 2.9330 TINGGI

8 KOTA DEPOK 8 2.9277 TINGGI

9 MOTA MAKASAR 9 2.9256 TINGGI

(26)

PEMBINAAN DAN FASILITASI

• Pemerintah dan Pemda menindak lanjuti Hasil EKPPD dengan

program pengembangan untuk meningkatkan kinerja;

• Dalam rangka pembinaan, Pemerintah memberikan penghargaan

(award) kepada daerah yang mempunyai prestasi kinerja tertinggi

guna memenuhi ketentuan sesuai dengan PP 35 tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar Tanda Jasa dan Tanda Penghormatan.

• Kementerian Dalam Negeri berkoordinasi dan mendorong

kementerian/lembaga pemerintah non kementerian untuk menerbitkan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, untuk diimplementasikan oleh pemerintah daerah.

• Pemerintah mempersiapkan pembinaan dan fasilitasi secara khusus

(27)

PARASAMYA PURNAKARYA NUGRAHA

DIBERIKAN KEPADA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH  YANG PRESTASI KINERJA TERBAIK SECARA NASIONAL

(28)

SATYALANCANA KARYA

BHAKTI PRAJA NUGRAHA

SATYA LENCANA KARYA BHAKTI PRAJA NUGRAHA

DIBERIKAN KEPADA KDH YANG PRESTASI KINERJA

TERBAIK PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DAERAH

(29)

SEKIAN

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

 Tim teknis tugas pembantuan Pemerintah Kabupaten menyusun rincian kegiatan tugas pembantuan yang akan ditugaspembantuankan kepada desa disertai dengan

Pemerintah Desa mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan rumah tangga Desa, urusan pemerintahan umum pembangunan dan pembinaan masyarakat serta menjalankan tugas pembantuan

TUGAS : Membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten, dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten di Bidang Pemberdayaan

1) Menetapkan pengaturan kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; 2) Memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari kabupaten/kota ke

*) Perangkat Daerah provinsi dan kabupaten/kota selain melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah juga melaksanakan Tugas

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dalam rangka Tugas Pembantuan, utamanya untuk kegiatan operasional

Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang

Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Tenaga Kerja, pada tahun 2014 melaksanakan Tugas Pembantuan yang diterima dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.. Program Perluasan