• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy

at Bone Bolango Regency

By

Irawati Puloli1) Mahludin Baruwadi2) Ria Indriani3)

DEPARTMENTAGRIBISNIS

FACULTY OF AGRICULTURE

STATE UNIVERSITYGORONTALO

ABSTRACK

Irawati Puloli “614409012”. 2013. The Contribution of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency. It was advised by Mahludin Baruwadi and Ria Indriani.

The aims of this research are to analyze the tendency of agricultural sector to economy regional and to know the contribution of agricultural sector to the regional economic at Bone Bolango regency.

This research conducted from April to June 2013.Type ofdatausedis secondary data from the Central Statistical Department and the Department of Agriculture and Food Resistance. This research also used economic structure analysis method and descriptive quantitative analysis. Economic structure analysis was used to see the tendency of agriculture sector in economy regional at Bone Bolango regency. Meanwhile, descriptive quantitative analysis which has data on table with number and percentage was used to know the contribution of agriculture sector at Bone Bolango Regency.

The result of this research was showed the tendency of agricultural sector year by year by seeing constant will be raising. In the other hand, agricultural sector based on the current pricevalue was decrease. Agricultural sector has an important role for economic at Bone Bolango regency with 39,96% a year to PDRB. By seeing from constant price, the biggest contribution from agricultural sector is food with average 10,1 % a year. Meanwhile, the smallest contribution is from forestry sector with average 1,5%. Based on current price the biggest contribution is from food with average 13,58% a year, and for the smallest contribution is also from forestry sector with averge 0,99 % a year.

(2)

2

Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian

di Kabupaten Bone Bolango

OLEH

Irawati Puloli1) Mahludin Baruwadi2) Ria Indriani3)

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ABSTRAK

IRAWATI PULOLI. 614409012. 2013. Kontribusi Sektor Pertanin pada Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango. Dibawah bimbingan Mahludin Baruwadi dan Ria Indriani.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecenderungan sektor pertanian pada ekonomi regional di Kabupaten Bone Bolango, dan untuk mengetahui kontribusi sektor pertanian pada ekonomi daerah di Kabupaten Bone Bolango.

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktur ekonomi dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis struktur ekonomi digunakan untuk melihat kecenderungan sektor pertanian pada ekonomi regional di Kabupaten Bone Bolango dan analisis deskriptif dengan menggunakan data berupa tabel dalam bentuk angka dan persentase untuk mengetahui kontribusi sektor pertanian pada ekonomi Daerah di Kabupaten Bone Bolango.

Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan sektor pertanian dari tahun ke tahun dilihat atas dasar harga konstan cenderung naik. Selanjutnya kecenderungan sektor pertanian dilihat atas dasar harga berlaku cenderung menurun. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Kabupaten Bone Bolango yaitu menyumbang rata – rata 39,96 persen per tahun terhadap PDRB. Dilihat atas dasar harga konstan sumbangan terbesar dari sektor pertanian adalah subsektor tanaman bahan pangan, dengan nilai rata – rata sebesar 10,1 persen pertahun, sedangkan sumbangan terkecil terjadi pada sektor kehutanan, dengan nilai rata – rata 1,5 persen dan atas dasar harga berlaku sumbangan terbesar masih di dominasi oleh subsektor tanaman pangan, dengan nilai rata – rata sebesar 13,58 persen pertahun, sedangkansumbangan terkecil juga terjadi pada subsektor kehutanan dengan nilai rata – rata sebesar 0,99 persen pertahun.

(3)

3

Kata Kunci: PDRB, Sektor Pertanian, Kontribusi, Pertumbuhan Ekonomi

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan salah satu sektor yang dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih jauh dari harapan. Salah satu faktor penyebab kurangnya produktivitas pertanian adalah sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengolah lahan pertanian dan hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem manual dalam pengolahan lahan pertanian. Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Oleh karena itu wajar kalau biaya pembangunan untuk sektor pertanian ini selalu tiga besar diantara pembiayaan sektor – sektor yang lain (Soekartawi, 2000 : 1).

Provinsi Gorontalo memiliki sumber daya alam sebagai modal fisik yang relatif memadai untuk mengembangkan sektor pertanian dan perikanan. Sektor pertanian menjadi tulang punggung utama ekonomi Gorontalo (Muhammad, 2008 : 76). Masyarakat Gorontalo yang sebagian besar tergolong menengah kebawah diharapkan dapat mengurangi masalah ketimpangan pendapatan antar daerah di Provinsi Gorontalo. Dengan adanya kontribusi sektor pertanian di Provinsi Gorontalo diharapkan mampu mendorong berkembangnya sektor perekonomian yang lain sehinggga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Peningkatan produktivitas di sektor pertanian akan meningkatkan pendapatan masyarakat menengah kebawah yang bekerja pada sektor pertanian. Peningkatan pendapatan ini akan meningkatkan taraf hidup masyarakat pada sektor pertanian yang jumlahnya cukup besar.

Kabupaten Bone Bolango adalah bagian dari Provinsi Gorontalo yang memiliki luas lahan pertanian yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari luas lahan sawah di Kabupaten Bone Bolango sebesar 2.036 hektar. Luas lahan sawah terbesar terdapat di Kecamatan Tilongkabila (BPS Bone Bolango, 2011 : 10). Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan cukup besar dalam struktur perekonomian Bone Bolango. Peranan sektor ini pada tahun 2011 mencapai 39,57 persen terhadap struktur ekonomi Bone Bolango, perannya naik dari 38,93 persen di tahun 2010. Sumbangan terbesar diberikan oleh sub sektor tanaman bahan makanan yang memberikan kontribusi sebesar 14,29 persen, sementara sumbangan terkecil datang dari subsektor kehutanan yang menyumbang sebesar 0,94 persen terhadap perekonomian Kabupaten Bone Bolango (BPS Bone Bolango, 2011 : 20-21).

Salah satu instrumen untuk melihat gambaran secara makro perekonomian Kabupaten Bone Bolango tahun 2011 dapat dilihat melalui besaran PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB Kabupaten Bone Bolango atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.019.512 lebih tinggi bila dibanding dengan tahun 2010 yang sebesar Rp. 916.111 atau mengalami kenaikan sebesar 11,29 persen. Adapun untuk PDRB atas dasar harga konstan tahun 2011 sebesar Rp. 299.911 atau mengalami kenaikan sebesar 6,89

(4)

4 persen bila dibanding dengan PDRB harga konstan tahun 2010 yang hanya sebesar Rp. 280.583 (BPS Bone Bolango, 2011 : 15).

Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh maka Kontribusi Sektor Pertanian pada Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango, perlu dikaji kembali. Tujuan penelitian ini adalah : 1). Bagaimana kecenderungan sektor pertanian pada ekonomi regional di Kabupaten Bone Bolango ? 2). Bagaimana kontribusi sektor pertanian pada ekonomi daerah di Kabupaten Bone Bolango ?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dari instansi pemerintah maupun instansi terkait. Hasil yang diharapkan dari data sekunder ini adalah berupa uraian, data angka, atau peta mengenai keadaan wilayah studi (Silalahi, 2012 : 295).

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber – sumber yang lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data dalam penelitian ini adalah PDRB berdasarkan harga berlaku dan berdasarkan harga konstan dalam bentuk time series (minimal 5 tahun, dari tahun 2007-2011). Sumbernya adalah dari BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi dan dokumenter. 1). Observasi di gunakan untuk mengamati dan mencatat secara langsung tentang objek yang diteliti. 2). Dokumenter adalah memperoleh informasi berdasarkan data yang sudah tersedia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan penyajian data berupa tabel dalam bentuk angka dan persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. PDRB dibedakan atas dua bagian, yakni PDRB harga berlaku dan harga Konstan. PDRB harga berlaku dihitung berdasarkan harga – harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan harga – harga ikut dihitung. Sedangkan PDRB harga konstan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar.

Hasil perhitungan struktur perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 1.

(5)

5 Tabel 1. Struktur Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga

Konstan) Selang Tahun 2007 – 2011 (dalam persen)

No. Sektor Tahun Rata - Rata 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 30,48 30,48 30,66 31,17 31,16 30,79

2. Pertambangan dan Penggalian 1,26 1,3 1,24 1,27 1,22 1,258

3. Industri Pengolahan 14,4 13,92 13,55 13,26 12,98 13,622

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,44 0,41 0,39 0,37 0,37 0,396

5. Bangunan 8,34 8,13 7,99 7,85 8,33 8,128

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 10,48 10,32 9,95 9,65 9,54 9,988

7. Pengangkutan dan Komunikasi 9,51 9,21 8,95 8,68 8,4 8,95 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 12,75 14,17 15,09 15,69 15,97 14,734

9. Jasa - Jasa 12,35 12,06 12,17 12,06 12,03 12,134

Jumlah 100 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari kesembilan sektor yang ada di Kabupaten Bone Bolango, sektor tertinggi masih didominasi oleh sektor pertanian, dilihat berdasarkan harga konstan. Maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor ekonomi (Atas Dasar Harga Konstan) selang tahun 2007 sampai dengan 2011. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Trend Perkembangan PDRB Harga Konstan pada Sektor Ekonomi, Tahun 2007 – 2011

Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga konstan pada sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dibanding sektor – sektor ekonomi lainnya. Sektor pertanian cenderung meningkat dari tahun 2009 sampai 2010 dengan nilai sebesar 30,66 persen sampai 31,17 persen, dan di tahun 2011 mengalami penurunan 1 persen sehingga menjadi 31,16 persen. Selanjutnya sektor industri merupakan sektor kedua setelah sektor pertanian dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 14,40 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,92 persen menjadi 12,98 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor ketiga dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 12,75 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami kenaikan sebesar 14,17 persen menjadi 15,97 persen dan untuk sektor penyumbang terkecil

0 5 10 15 20 25 30 35 2007 2008 2009 2010 2011 Per se n

PDRB Harga Konstan

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdangangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa

PDRB

(6)

6 adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan sebesar 0,44 persen pada tahun 2007, sektor ini mengalami penurunan di tahun 2008 sampai 2011 dengan nilai sebesar 0,41 persen sampai 0,37 persen.

Hasil perhitungan struktur perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Struktur Perekonomian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) Selang Tahun 2007 – 2011 (dalam persen)

No. Sektor Tahun Rata

- Rata 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 41,41 40,43 39,47 38,93 39,57 39,962

2. Pertambangan dan Penggalian 0,54 0,55 0,59 0,65 0,67 0,6

3. Industri Pengolahan 14,1 13,52 12,87 12,4 11,84 12,946

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,39 0,35 0,32 0,32 0,366

5. Bangunan 4,95 4,78 4,81 4,78 4,97 4,858

6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 11,94 13,4 12,19 11,75 11,2 12,096

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,39 4,09 3,92 3,95 3,8 4,03

8. Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 10,35 10,63 10,77 11,22 11,09 10,812

9. Jasa - Jasa 11,86 12,2 15,02 16 16,54 14,324

Jumlah 100 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui dari kesembilan sektor, bahwa sektor pertanian masih saja mendominasi sektor – sektor ekonomi lainnya, dilihat berdasarkan harga berlaku di tahun 2007 sampai dengan 2011.

Maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Berlaku) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, untuk melihat pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

(7)

7 Gambar 2. Trend Perkembangan PDRB Harga Berlaku pada Sektor Ekonomi,

Tahun 2007 – 2011

Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga berlaku pada sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian dibanding sektor – sektor ekonomi lainnya. Sektor pertanian cenderung menurun dari tahun 2007 ke 2008, 2009, dan 2010 dengan nilai sebesar 41,41 persen menjadi 40,43 persen, 39,47 persen, dan 38,93 persen. di tahun 2011 sektor pertanian naik menjadi 39,57 persen. Selanjutnya sektor industri pengolahan merupakan sektor kedua setelah sektor pertanian dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 14,10 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,52 persen menjadi 11,84 persen. Sektor perdagangan merupakan sektor ketiga dilihat dari sumbangan pendapatan dari tahun 2007 sebesar 11,94 persen, sektor ini di tahun 2008 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 13,40 persen menjadi 11,20 persen. Dan untuk sektor penyumbang terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan sumbangan sebesar 0,45 persen pada tahun 2007, sektor ini mengalami penurunan di tahun 2008 sampai 2011 dengan nilai sebesar 0,39 persen sampai 0,32 persen.

STRUKTUR PEREKONOMIAN

Analisis struktur ekonomi digunakan untuk sumbangan atau peranan masing – masing kegiatan ekonomi atau sektor dalam perekonomian wilayah secara keseluruhan dalam suatu tahun tertentu. Melalui analisis ini dapat di ketahui besarnya persentase atau kontribusi setiap sektor dalam PDRB.

Hasil perhitungan struktur perekonomian selanjutnya khusus pada sektor pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 3.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2007 2008 2009 2010 2011 P erse n

PDRB Harga Berlaku

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdangangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa

PDRB

(8)

8 Tabel 3. Struktur Perekonomian pada Sektor Pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Konstan) Selang Tahun 2007 – 2011 (dalam persen)

No. Sektor Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 30,48 30,48 30,66 31,17 31,16

a. Tanaman Bahan Pangan 9,58 9,70 9,93 10,66 10,54

b. Tanaman Perkebunan 6,70 6,65 6,47 6,42 6,17

c. Peternakan dan Hasil –

hasilnya 7,59 7,58 7,73 7,58 7,59

d. Kehutanan 1,37 1,51 1,54 1,52 1,49

e. Perikanan 5,24 5,03 4,99 4,99 5,36

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan Tabel 5 di atas maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Konstan) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, agar memudahkan kita dalam melihat laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Trend Perkembangan PDRB Harga Konstan pada Sektor Pertanian, Tahun 2007 – 2011

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga konstan pada sektor pertanian di dominasi oleh subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai 2010, dengan nilai sebesar 9,58 persen menjadi 10,66 persen dan di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 10,54 persen atau dengan nilai rata – rata sebesar 10,1 persen pertahun. Hal ini dikarenakan berkurangnya luas panen padi sawah di tahun 2010 sebesar 3.662 ha, menurun menjadi 3.145 ha di tahun 2011. Subsektor peternakan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, tetap dalam keadaan stabil, dengan nilai rata – rata sebesar 7,6 persen. Tanaman perkebunan cenderung menurun dari tahun ke tahun, dengan nilai rata – rata sebesar 6,5 persen. Perikanan cenderung naik turun naik (berfluktuasi) dengan nilai rata – rata sebesar 5,1 persen, dan kehutanan cenderung naik turun dengan nilai rata – rata sebesar 1,5 persen. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya hasil produksi dari tiap – tiap subsektor, serta adannya peralihan sektor lain.

Untuk hasil perhitungan struktur perekonomian pada sektor pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) dari tahun 2007 sampai tahun 2011 disajikan pada Tabel 4.

0 5 10 15 2007 2008 2009 2010 2011 P er sen

PDRB Harga Konstan

Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan PDRB Tahun

(9)

9 Tabel 4. Struktur Perekonomian pada Sektor Pertanian di Kabupaten Bone Bolango (Atas Dasar Harga Berlaku) Selang Tahun 2007 – 2011 (dalam persen)

No. Sektor Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 41,41 40,43 39,47 38,93 39,57

a. Tanaman Bahan Pangan 13,47 12,77 12,92 14,43 14,29

b. Tanaman Perkebunan 12,81 11,98 11,21 11,09 10,29

c. Peternakan dan Hasil -

hasilnya 8,91 10,00 9,78 9,58 9,44

d. Kehutanan 0,99 1,01 0,99 0,98 0,94

e. Perikanan 5,23 4,68 4,57 4,46 4,61

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan Tabel 4 di atas maka dibuatlah grafik struktur perekonomian pada sektor pertanian (Atas Dasar Harga Berlaku) selang tahun 2007 sampai dengan 2011, untuk melihat pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Bone Bolango. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Trend Perkembangan PDRB Harga Berlaku pada Sektor Pertanian, Tahun 2007 – 2011

Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa trend perkembangan PDRB harga berlaku pada sektor pertanian masih didominasi oleh subsektor tanaman pangan. Subsektor tanaman pangan cenderung menurun dari tahun 2007 sampai 2009, dengan nilai sebesar 13,47 persen menjadi 12,92 persen dan di tahun 2010 meningkat dan menurun lagi di tahun 2011 sebesar 14,43 persen turun menjadi 14,29 persen. Subsektor peternakan mengalami naik turun dari tahun 2008 sampai 2011, dengan nilai sebesar 10 persen turun menjadi 9,44 persen. Tanaman perkebunan cenderung menurun dari tahun ke tahun, dengan nilai rata – rata sebesar 11,45 persen. Perikanan cenderung turun naik dengan nilai rata – rata sebesar 4,71 persen, dan kehutanan cenderung naik turun dengan nilai rata – rata sebesar 0,99 persen.Hal tersebut terjadi dikarenakan harga yang berlaku saat tahun tersebut naik, maka sektor pertanian juga ikut meningkat.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1). Sektor pertanian dilihat dari harga konstan cenderung naik. Selanjutnya kecenderungan sektor pertanian dilihat atas dasar harga berlaku mengalami penurunan. 2). Sektor

0 5 10 15 20 2007 2008 2009 2010 2011 P er sen

PDRB Harga Berlaku

Tanaman Pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan PDRB Tahun

(10)

10 pertanian dilihat atas dasar harga konstan sumbangan terbesar dari sektor pertanian adalah subsektor tanaman bahan pangan, dengan nilai rata – rata sebesar 10,1 persen pertahun, sedangkan sumbangan terkecil terjadi pada sektor kehutanan, dengan nilai rata – rata 1,5 persen dan atas dasar harga berlaku sumbangan terbesar masih di dominasi oleh subsektor tanaman pangan, dengan nilai rata – rata sebesar 13,58 persen pertahun, sedangkan sumbangan terkecil juga terjadi pada subsektor kehutanan dengan nilai rata – rata sebesar 0,99 persen pertahun.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Bone Bolango dalam Angka. Bone Bolango.

Badan Pusat Statistik. 2011. Produk Domestik Regional Bruto dalam Angka. Bone Bolango.

Badan Pusat Statistik. 2012. Kabupaten Bone Bolango dalam Angka. Bone Bolango.

Baruwadi, M. 2005. Peran Subsektor Perkebunan Kelapa dalam Perekonomian Regional dan Ekonomi Rumah Tangga Di Provinsi Gorontalo. Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Padjadjaran. Bandung

Husodo, S. Y., S. Bungaran. Dillon. H.S. dan Nasution. M. 2009. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta.

Muhammad, F. 2008. Reinventing Local Government : Pengalaman Dari Daerah. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Silalahi, U. A. 2012. Metode Penelitian Sosial. Refika Aditama. Bandung Soekartawi. 2000. Pembangunan Pertanian. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tambunan, T. T. H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia : Beberapa Isu Penting . Ghalia Indonesia : Jakarta

Gambar

Gambar  1.  Trend  Perkembangan  PDRB  Harga  Konstan  pada  Sektor  Ekonomi,  Tahun 2007 – 2011
Gambar  3.  Trend  Perkembangan  PDRB  Harga  Konstan  pada  Sektor  Pertanian,  Tahun 2007 – 2011
Gambar  4.  Trend  Perkembangan  PDRB  Harga  Berlaku  pada  Sektor  Pertanian,  Tahun 2007 – 2011

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan media papan kantung dapat meningkatkan hasil belajar berhitung penjumlahan pada siswa tunagrahita kelas III, dilihat dari hasil belajar pratindakan sebanyak 1

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Kedoktean Hewan (FKH) Universitas Airlangga dalam penelitiannya menemukan bahwa wortel (Daucus carota L) dapat digunakan sebagai bahan

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang

Secara simultan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover bersama-sama berpengaruh secara signifikan sebesar 19% terhadap Return on Equity pada

Usaha meningkatkan kinerja suatu organisasi tidak terlepas dari usaha peningkatan kinerja masing-masing anggotanya. Untuk meningkatkan kinerja masing-masing masing

Tegangan yang diterapkan dalam pengujian AC Hi-Pot Test adalah sebesar satu setengah kali dari tegangan line-to- line RMS generator (1,5E) untuk keserasian dengan peralatan

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang akan berusaha dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil

Antara yang berikut, manakah bukan isu yang menjadi perkara penting dalam mewujudkan hubungan etnik yang utuh dalam perlembagaan Malaysia.. Kedudukan Bumiputera 6.2: