• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model-Model Political Marketing.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model-Model Political Marketing."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Model-Model

Political Marketing

(2)

Wojciech Cwalina (et.al), Political Marketing:

Theoretical and Strategic Foundations Chapter II.

JenniferLees-Marshment, Political Marketing.

Principles and

(3)

Pemasaran politik tertarik fokus dengan bagaimana partai /

kandidat berorientasi pasar (market oriented). Penggunaan

konsep-konsep dalam pemasaran berguna bukan hanya untuk

menjual (selling), tetapi juga menjelaskan keterkaitan antara

produk politik dengan kebutuhan pasar. Bagaimana membuat

partai atau kandidat diinginkan dan dibutuhkan oleh pasar.

Sebelum sesi-sesi selanjutnya membahas mengenai

konsep-konsep penting dalam pemasaran politik, sesi ini akan

membahas mengenai model-model pemasaran politik yang

dikemukakan oleh berbagai ahli. Model-model ini membantu

kita memahami konsep dan keterkaitan konsep-konsep dalam

pemasaran politik.

(4)

Model Pemasaran

Politik

Model Niffenegger

Model Kotler&Kotler

Model Newman

Model Lees-Marshment

Model Wojciech Cwalina

(et.al)

Orientasi

pada pasar

(Market

Oriented)

Adanya upaya untuk menyelidiki keinginan pemilih, upaya

menciptakan dan mengirimkan produk sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pasar (voter)

(5)

(a) Model Niffenegger

Phillip B. Niffenegger (1988) adalah salah satu

ahli yang pertama kali membuat model studi

pemasaran politik. Ia mengadopsi konsep

pemasaran (terutama bauran

pemasaran/marketing mix) dengan produk

politik.

Pemasaran politik menurut Niffenegger tidak

berbeda dengan pemasaran dalam bisnis,

yakni menciptakan produk yang diinginkan

oleh pasar (dalam hal ini pemilih).

(6)

BAURAN PEMASARAN (4P) Product (Product) Promotion (Promosi) Price (Harga) Place (Tempat

Menurut Niffenegger, harus menciptakan produk kepada pemilih (voter) dengan memanfaatkan bauran pemasaran. Untuk menciptakan bauran pemasaran tersebut, partai / kandidat menggunakan riset pemasaran.

(a)ProdukÆ Pemilih harus diyakinkan bahwa partai atau kandiat layak untuk dipilih. berkaitan dengan paltfordm,

program dari partai dan kandidat. (b) Citra / image yang ingin ditampilkan kepada pemilih; (c) kinerja di masa lalu.

(b) PromosiÆ Basis dari pemasaran adalah pengenalan pemilih pada partai atau kandidat. Produk yang baik tidak akan bisa sampai kepada khalayak (pemilih) jika tidak diinformasikan. Keberhasilan pemasaran di antaranya

tergantung kepada penggunaan sarana promosi yang efektif (iklan., debat, kampanye dsb).

(c) HargaÆ Dalam pemasaran bisnis, harga ini merujuk kepada biaya produksi dan harga jual produk. Dalam

pemasaran politik, harga berkaitan dengan total biaya yang harus dikeluarkan oleh partai atau kandidat agar bisa dipilih. Ini juga merujuk kepada harga psikologis: apakah pemilih bisa menerima (mis) kandidat dengan latar belakang agama/

budaya yang berbeda. Atau masa lalu partai dan kandidat. (d)TempatÆ Dalam pemasaran bisnis, konsep ini merujuk kepada distribusi, ketersediaan produk di tangan konsumen. Pada politik, merujuk kepada kemampuan partai atau kandidat menjangkau pemilih secara langsung. Konsep ini merujuk kepada strategi apa yang dipakai agar bisa menjangkau pemilih (door to door, canvassing, pendataan pemilih dan sebagainya).

(7)
(8)

• ProdukÆBagaimana citra Prabowo, penilaian atas masa lalu. APakah pemilih bisa diyakinkan bahwa Prabowo adalah calon yang paling sesuai.

• PromosiÆ Apakah Prabowo telah diinformasikan dan dipromosikan secara luas dan efektif (penggunaan media untuk memperkenalkan Prabowo seperti iklan, kampanye, dsb).

• HargaÆ Berapa uang yang dibelanjakan agar bisa terpilih. Apakah ada ketidakssukaan pada Prabowo (mis, terkait dengan dugaan keterlibatan pada Peristiwa 1998).

• TempatÆ Apakah Prabowo bisa menjangkau pemilih secara langsung. Penggunaan door do door,

pertemuan dsb di mana Prabowo bisa dikenal langsung oleh pemilih.

Adanya upaya dari Prabowo untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh pemilih, dan membuat

program / citra dsb yang sesuai dengan apa yang diinginkan pemilih.

(9)

Sejumlah kritik terhadap model ini: (a) Tidak

memperhitungkan konteks pemilihan yang

berbeda. Mengadopsi seluruhnya konsep

dalam pemasaran bisnis, tanpa

memperhitungkan sistem politik dan

pemilihan yang berbeda. (b) Tidak

memasukkan karakteristik khas dari produk

politik. Melihat produk politik sama persis

dengan produk komersial,m padahal produk

politik mempunyai kekhasan yang berbeda.

(10)

(b) Model Kotler&Kotler

Model pemasaran politik lain, dikemukakan

oleh Philip Kotler dan Neil Kotler (1999).

Kotler&Kotler adalah ahli pemasaran bisnis,

mereka berusaha menerapkan konsep

dalam bisnis tersbeut dalam politik.

Menurut Kotler&Kotler, tidak ada

perbedaan antara pemasaran bisnis dan

politik. Mengapa? Semua aktivitas

pemasaran pada dasarnya berkaitan dengan

mengetahui keinginan pemilihÆ

menciptakan produk yang sesuaiÆ

menginformasikan produk itu lewat

promosiÆ mendistribusikan produk agar

sampai ke tangan konsumen (voter).

(11)

Menurut Kotler&Kotler,

pemasaran politik merupakan upaya untuk memasarkan produk politik. Ini melibatkan 5 tahapan: (a) RisetÆ Riset lingkungan

(environtmental research) meliputi segala aspek yang

mempengaruhi perilaku pemilih. Misalnya sosial demografis, psikografis, situasi ekonomi, persepsi pemilih, ideologi pemilih (kiri, kanan, tengah), persepsi terhadap incumbent vs penantang dan sebagainya.

(b) Evaluasi eksternal dan internalÆ Kekuatan dan kelemahan dari partai dan

kandidat (internal), kekuatan dan kelemahan penantang (eksternal). Kekuatan penantang yang

potensial bisa mengalahkan partai atau kandidat.

(12)

(c) Strategi pemasaranÆ Berkaitan dengan segmentasi pemilih. Peta pemilih berbeda-beda. Analisis terhadap karakteristik dari setiap daerah pemilihan. Setiap daerah

membutuhkan strategi yang berbeda. Aktivitas ini akan menghasilkan

segmentasi, wilayah dan segmen apa kandidat/partai akan fokus.

(d) Strategi kampanyeÆ Penciptaan citra partai/ kandidat, platform,

termasuk menghindari informasi negatif pada partai . Kandidat. (e) Komunikasi, distribusi dan organisasiÆ Upaya

menginformasikan partai/ kandidat pada pemilih (iklan, kampanye), manajemen sumber daya agar bisa menjangkau pemilh.

(13)

Kelemahan model Kotler&Kotler, mirip dengan

kritik pada model Niffenegger. Model ini

mengadopsi secara utuh pemasaran dalam

bisnis untuk diterapkan pada politik. Model

tidak memperhitungkan produk politik

sebagai sesuatu yang khas, yang berbeda

dengan produk bisnis. Kelemahan lain, tidak

memperhitungkan struktur, perbedaan sistem

yang mungkin membatasi (constarin)

(14)

(c) Model Newman

Salah satu model pemasaran politik

yang banyak dipakai adalah model

yang diperkenalkan oleh Bruce I.

Newman. Berbeda dengan model

Niffenegger dan Kotler&Kotler, model

ini sudah memasukkan kekhaasan

produk politik dan struktur (sistem)

pemilihan.

Newman melihat ada 4 aspek yang

saling berkaitan dalam pemasaran

politik: fokus partai/kandidat,

kampanye, sistem pemilihan dan

kekuatan lingkungan (eksternal).

(15)
(16)

KAMPANYE PEMASARAN (1) Segmentasi

(2) Positioing partyai / kandidat

(3) Formulasi strategi dan implementasi

Aspek penting dari pemasaran politik adalah kampanye pemasaran. Ini

meliputi tiga kegiatan utama. Pertama, segmentasi pemilih. Riset terhadap apa yang dibutuhkan pemilih, keinginan

pemilih,. Profil pemilih, identifikasi segmen-segmen pemilih.

Kedua, positioning partai dan kandidat. Evaluasi apa kelebihan dan kelemahan kandidat-kompetiror, kompetisi, target pemilih yang hendak dituju dsb.

Ketiga, formulasi strategi dan

implementasi. Ini meliputi implementasi dari 4P (Produk, Promosi, Tenpat dan Harga), push Marketing (kampanye

langsung ke pemilih, tokoh masyarakat). pull marketing (kampanye lewat media massa), polling untuk mengetahui

keinginan pemilih dan manajemen organisasi.

(17)

Pemasaran politik ditentukan oleh sistem

pemilihan yang berbeda. Dalam konteks di

Amerika, pemasarn politik pada masa pra

pemilihan, konvensi, hingga pemilihan

nasional berbeda. Ini membutuhkan strategi

dan kampanye yang berbeda-beda untuk

(18)

LINGKUNGAN EKSTERNAL (1) Teknologi

(2) Aturan dan sistem

(3) Pengaruh penghubung / kekuatan lain (media,

konsultan, pollster, tokoh, kelompok kepentingan dsb) Pemasaran politik harus juga

memperhitungkan aspek lingkungan eksternal (environmental forces). Diantaranya: (1). Teknologi. Sejauh mana penggunaan teknologi di

kalangan pemilih, perubahan

penggunaan teknologi. Jika pemilih sudah mengadopsi penggunaan media sosial misalnya, maka partai/kandidat harus menyesuaikan dengan

perubahan tsb.

(2). Aturan dan sistem yang ada, meliputi aturan pemilihan (Undang-Undang), regulasi dana kampanye, debat dan sebagainya.

(3). Kekuatan dari kelompok dalam masyarakat, seperti media, pollster,

(19)

Kelebihan dari model Newman adalah

mengintegrasikan antara konsep-konsep dalam

pemasaran dengan politik. Model ini bukan hanya

menerapkan konsep pemasaran bisnis pada

politik, tetapi juga mengintegrasikannya dnegan

konsep dalam politik. Model Newman misalnya

memasukkan aspek sistem pemilihan dan

kekuatan lingkungan eksternal.

Kritik model ini: terlalu Amerika sentris (?) dikenal

(20)

(d) Model Lees-Marshment

• Model ini dikenal juga sebagai model Comprehensive Political

Marketing (CMP) , dikembangkan oleh pakar manajemen dari Universitas Keele (Inggris), Jennifer Lees-Marshment. CMP tidak hanya memusatkan perhatian pada cara dan strategi partai dalam berkampanye, tetapi lebih luas bagaimana partai mendesain kebijakan atau organisasinya agar bisa diterima oleh pasar. Model ini memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh partai dalam merespon keinginan pasar (pemilih). Konsep-konsep dan teknik marketing tidak hanya dapat dipergunakan oleh partai untuk mengkomunikasikan produk, tetapi juga memandu partai menentukan apa yang akan menjadi produknya, dan bagaimana seharusnya partai berperilakju terhadap pasar politik.

• Terdapat beberapa karakteristik dari model CMP. (1)

Mengaplikasikan pendekatan marketing ke seluruh perilaku organisasi partai. Tidak hanya sebatas pada kampanye dan strategi partai. (2) Mengintegrasikan ilmu politik dalam analisis dan konsep marketing digunakan untuk penyesuaian dengan pemahaman tradisional tentang partai politik. Konsep-konsep marketing tentang harga, produk, tempat dan promosi

(21)

Product Oriented

Party (POP)

• Berorientasi pada

produk. Partai /

kandidat sudah

mempunyai

produk (kebijakan,

calon, program

dsb) dan berusaha

agar produk

tersebut diterima

oleh pemilih.

Sales Oriented Party

(SOP)

• Berorientasi pada

penjualan. Partai /

kandidat sudah

mempunyai

produk . Tetapi

produk tersebut

agar bisa diterima

oleh pemilih, bisa

disesuaikan

(adjust) dengan

keinginan pemilih.

Market Oriented

Party (MOP)

• Berorientasi pada

pasar. Produk

partai atau

kandidat

(kebijakan, calon,

program dsb)

disesuikan dengan

keinginan pemilih.

Produk dibuat

berdasarkan

kebutuhan pemilih.

(22)

• Model POP adalah model partai “tradisional”. Partai / kandidat mempunyai ide dan gagasan, dan percaya dengan ide dan gagasan itu. Yang dilakukan oleh partai /

kandidat adalah menjual ide dan gagasan tu agar diterima oleh pasar (pemilih). Partai / kandidat yang menganut POP menolak mengubah ide atau produk partai / kandidat . Fokus meyakinkan pasar (pemilih) bahwa ide atau produk partai itu

adalah produk yang terbaik.

• Model SOP memfokuskan pada upaya menjual argumen-argumen pada pemilih. SOP mempertahankan ide, gagasan dan produk (program, orang dsb) yang telah ditetapkan oleh partai / kandidat sebelumya. Tetapi mereka sadar, produk yang sudah ditetapkan itu harus disesuaikan (adjust) agar sesauai dengan keinginan pasar. Oleh karena itu, partai / kandidat berusaha untuk membuat penyeledikan apa persepsi pasar terhadap produk, dan bagaimana cara mengubah produk tersebut agar bisa diterima oleh pasar.

• Model MOP berbeda dengan POP dan SOP. MOP bertolak belakang dengan ide tradisional tentang partai politik. MOP percaya bahwa untuk memenangkan

Pemilihan, partai / kandidat harus mengidentifikasi terlebih dahulu apa keinginan pasar (pemilih). Apa kebutuhan dan keinginan pemilih. Atas dasar itu, produk

politik dibuat berdasarkan apa yang menjadi keinginan dari pemilih tersebut. MOP tidak berpretensi untuk mengubah pandangan pasar, sebaliknya menawarkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pasar (pemilih).

(23)

Product Oriented Party (POP)

• Prabowo telah ditetapkan sebagai calon presiden Gerindra (Produk partai politik). Yang dilakukan oleh PDIP adalah meyakinkan pemilih bahwa Prabowo adalah calon presiden terbaik dibandingkan kandidat lain. Prabowo paling kompeten dan unggul. Fokus diarahkan pada memasarkan produk

(Prabowo) agar dipilih oleh pasar.

Sales Oriented Party (SOP)

• Prabowo telah ditetapkan sebagai calon presiden. Tetapi Gerindra sadar pemilih tidak bisa dipaksa untuk menyukai Prabowo. Produk (megawati) harus dipoles dan disesuaikan agar bisa diterima oleh pasar. Gerindra membuat

penyelidikan pasar untuk mengetahui persepsi terhadap Prabowo, apa yang disukai dan tidak disukai. Apa yang harus diubah dari Prabowo agar bisa diterima oleh pasar (Mis. harus leih banyak

berbicara dan tampil di depan publik dsb).

Market Oriented Party (MOP)

• Sebelum memutuskan calon presiden yang diusung , Gerindra membuat

penyeleidikan pasar terlebih dahulu. Apa yang diinginkan oleh publik, siapa calon yang dikehendaki oleh publik. Hasil dari penyelidikan pasar itu, menjadi dasar dalam

merancang produk (memilih calon presiden). Dari proses ini, bisa jadi yang terpilihg sebagai calon presiden bukan Prabowo, tetapi calon lain. Calon tersebut kemudian dites kembali ke pasar untuk

mengetahui apa yang diinginkan oleh pasar (pemilih)

(24)
(25)

(a) Penyelidikan Pasar /Market Intelligence

Sebelum membuat produk (program, orang dsb) partai harus mengetahui terlebih dahulu apa yang diinginkan oleh pasar (pemilih). Penyelidikan pasar ini bisa dilakukan secara kuantitatif (survei), bisa juga kualitatif---seperti Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam dsb. Partai

membentuk bagian khusus yang bertugas mencari tahu dan menentukan apa yang diinginkan oleh pemilih, dan apa yang harus dilakukan oleh partai politik agar bisa menyesuaikan dengan keinginan pemilih tersebut. Pekerjaan ini bisa dilakukan sendiri oleh partai politik, tetapi juga bisa menggunakan jasa profesional di luar partai (lembaga survei atau konsultan politik). (b) Desain Produk

Berdasarkan data mengenai apa yang diinginkan oleh pasar (pemilih), partai kemudian menyusun produk. Ini yang membedakan antara MOP dengan POP dan SOP. Pada SOP dan POP, produk dirancang terlebih dahulu. Sementara pada MOP, dilakukan penyelidikan pasar sebelum produk dibuat oleh partai.

(26)

(c) Penyesuaian Produk (Adjustment)

Partai yang menganut prinsip MOP harus dinamis, mengikuti keinginan dan perkembangan pasar (pemilih). Produk yang telah dibuat, mungkin saja diubah jikalau dari hasil penyelidikan pasar

ditemukan bahwa produk tidak sesuai dengan keinginan pemilih.

(d) Implementasi

Perubahan partai (sesuai dengan keinginan

pemilih) harus diimplementasikan di partai. Jika aktivitas itu dilakukan secara efektif di internal partai, maka bisa menarik dukungan pemilih. Makin besar perubahan yang dilakukan di dalam partai, makin besar pula upaya yang dilakukan oleh pimpinan partai untuk meraih dukungan internal sekaligus mengimplementasikan perubahan

tersebut di dalam partai.Kegagalan penerapan MOP terutama ketika harus berhadapan dengan perubahan di dalam internal partai, melawan kultur dan kebiasaan yang sudah mendarah daging di

dalam partai. Kalangan internal partai umumnya tidak menyadari perlunya perubahan, termasuk di antartanya perubahan radikal demi mengikuti keinginan pemilih.

(27)

(e) Komunikasi

Setelah produk itu dibuat dan diimplementasikan di kalangan internal partai, barulah partai mengkomunikasikan produk tersebut kepada pasar (pemilih). Komunikasi itu haruslah dilakukan sedini mungkin dan melibatkan seluruh anggota partai. Menurut Less-Marshment, kekalahan partai Buruh pada Pemilu 1992 di Inggris karena partai melakukan perubnahan kebijakan politik, tetapi terlambat dalam mengkomunikasikan kepada pemilih. Komunikasi hanya dilakukan pada level

pimpinan partai, belum sampai anggota partai. Pemilih bahkan melihat ketidakkompakan antara pemimpin adan anggota partai dalam mengkomunikasi perubahan kebijakan dan program partai.

(f) Kampanye

Program dan kebijakan partai bukan hanya perlu

dikomunikasikan tetapi juga diracang agar sampai kepada pemilih. Ini meliputi berbagai program kampanye dan strategi baik yang dilakukan lewat media ataupun non media.

Termasuk dalam tahapan ini adalah menurunkan kebijakan partai ke dalam program-program yang bisa dinilai secara langsung oleh pemilih.

(g) Delivery

Proses ini adalah tahapan setelah pemilihan. Partai harus

memastikan agar setelah Pemilu, janji dan program yang sudah dibuat oleh partai, akan diimplementasikan oleh partai.

Kesalahan yang kerap muncul, program telah dibuat dengan baik oleh partai dengan mempertimbangkan kebutuhan pemilih. Tetapi program tersaebut tidak bisa

diimplementasikan oleh partai. Akibatnya, pemilih akan mengalami kekecewaan yang bisa berakibayt pada kekalahan partai pada Pemilu berikutnya.

(28)

Tri Rismaharini (Surabaya) dalam

Pilkada Kota Surabaya adalah contoh

penerapan MOP. PDIP tidak

mencalonkan kader sendiri,

sebaliknya menyelidiki siapa calon

yang diinginkan oleh pemilih.

Partai/kandidat kemudian menyusun

strategi kampanye, segmentasi dsb.

Pada Pemilu Presiden 2014, PDIP

bimbang antara memilih Jokowi atau

Megawati sebagai calon presiden.

PDIP bimbang apakah menggunakan

konsep POP, SOP ataukah MOP?

(29)

• Kelebihan dari model Lees-Marshment adalah membuat model yang bisa diperbandingkan antara partai /

Kandidat yang menerapkan pemasaran politik dan tidak. Model ini juga “testable”, mudah diuji dan dibuktikan apakah kemenangan partai/kandidat ditentukan oleh penggunaan MOP (pemasaran politik). Meskipun model ini dibuat berdasarkan pengalaman Pemilu Inggris,

model ini dalam banyak kajian ternyata juga berlaku untuk Pemilu di negara lain.

• Kelemahan dari model ini adalah lebih berorientasi pada kepentingan partai jangka pendek, terutama untuk

memenangkan pemilihan. Partai berubah setiap saat memenuhi keinginan pemilih. Padahal, partai juga diharapkan bertahan dengan ide dan gagasan dalam jangka panjang. Model MOP juga dinilai banyak ahli lebih cocok diterapkan untuk partai oposisi

dibandingkan dengan partai penguasa. Partai penguasa (incumbent) kerap kali harus berlawanan dengan opini publik dan keinginan dari pemilih karena harus

(30)

(e) Model Wojciech Cwalina (et.al)

Model pemasaran politik

kontemporer, diperkenalkan

Wojciech Cwalina,

Andrzej Falkowski and Bruce

I. Newman.

Ada tiga komponen penting:

orientasi demokrasi,

kampanye politik dan proses

pemasaran politik.

(31)
(32)

(a) Orientasi demokrasi. Pemasaran politik tidak bisa dilepaskan (dan karenanya harus

memperhatikan) konteks orientasi demokrasi suatu negara.

(b) Orientasi kandidat (mis. Amerika)Æ negara dimana pemilihan bertumpu pada kandidat. Pemasaran politik karenanya menitikberatkan pada individual kandidat. Partai

direpresentasikan oleh kandidat yang dicalonkan oleh partai. Pemimpin partai (Inggris, Mexico)Æ pemimpin partai

memegang posisi kunci, dimana pemimpin partai adalah sekaligus calon / kandidat dalam pemilihan. Partai (Polandia, Finlandia,

Rumania)Æ kekuatan partai sangat kuat. Pemilih pada dasarnya memilih

partai,kandidat akan menang kalau diajukan oleh partai yang diinginkan oleh pemilih. Pemerintah (Rusia, ChinaÆ pemerintahan didominasi oleh satu partai tunggal.

ORIENTASI DEMOKRASI Kandidat

Pemimpin partai Partai

(33)

KAMPANYE POLITIK Pra kampanye

Kampanye

Pasca kampanye

Model Cwalina ini selain

memperhitungkan sistem

demokrasi di suatu

negara, juga

memperhitungkan sistem

pemilihan dan masa

kampanye. Kampanye

yang dilakukan sebelum,

seteklah dan sesudah

mempunyai pola dan

srategi pemasaran politik

yang berbeda.

(34)

PROSES PEMASARAN Penyusunan pesan

Diseminasi (penyebaran) pesan

Membangun relasi

Proses pemasaran politik di bagi

ke dalam tiga proses. (1)

Penyusunan pesan. Termasuk

dalam proses ini adalah

menentukan segmentasi pemilih,

positioning dan branding. (2)

Penyebaran pesan atau produk.

Penggunaan medikumn untuk

menyebarluaskan produk atau

pesan politik, misalnya lewat iklan,

kampanye langsung, public

relation, dan sebagainya. (3)

Membangun relasi. Bagaimana

partai atau kandidat menjalin

hubungan dengan stakeholder,

membangun kepercayaan, dan

sebagainya.

(35)

Kelebihan dari model ini adalah melihat pemasaran

politik sebagai proses yang kontekstual, disesuaikan

dengan sistem demokrasi dan sistem pemilihan di

suatu negara. Tidak berpretensi untuk membangun

suatu model yang bisa diterapkan di banyak negara,

karena masing-masing negara mempunyai sistem

pemilihan dan demokrasi yang berbeda-beda.

Kelemahan model, kurang prediktif. Bagaimana kita

bisa memastikan bahwa penggunaan pemasaran

(36)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA, untuk bereproduksi,. virus hanya memerlukan asam nukleatnya saja, dapat dikristalkan,

Dengan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII Materi. Garis Dan Sudut

Pemikiran tentang hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat berasal dari Roscoe Pound dalam bukunya yang terkenal " An Introduction to the philosophy of law "

Saat ada perubahan jaringan sequence number dihasilkan karena sifat routing table node pada jaringan yang memakai protokol proaktif memiliki proses update secara

Lewat pernyataannya Kaihatu menyampaikan bahwa yang menjadi persoalan bagi GPIB bukan fakta bahwa mereka adalah laki-laki homo atau perempuan lesbi, tetapi

Pada proses kasus cari data pada form customer, data yang dicari dimasukkan pada textbox dan data yang dicari dapat tampil di grid. Maka dapat disimpulkan bahwa

Dari beberapa hasil eksperimen melalui pendekatan ekplorasi material bambu, ternyata dapat diperoleh banyak gagasan gagasan unik yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk