• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) INDUSTRI TEKSTIL DESA KEBUMEN, KECAMATAN BATURRADEN, KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) INDUSTRI TEKSTIL DESA KEBUMEN, KECAMATAN BATURRADEN, KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)

INDUSTRI TEKSTIL DESA KEBUMEN,

KECAMATAN BATURRADEN, KABUPATEN BANYUMAS

Oleh : Kelompok 5 Sumansah H1G009006 Rizky Reza H1G009009 Ulya Rahmawati H1G009022 Suryati H1G009026 Akbar Hakim H1G009048 Ika PuspitasariH1G011029 Nurul Azizah H1H009003

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH ETIKA PERIKANAN

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO 2012

(2)

1.1. Latar Belakang

Pembangunan adalah salah satu bagian dari proses perubahan. Perubahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan ke arah positif atau perubahan arah negatif (Suharyanto, 2006). Salah satu kegiatan utama pembangunan adalah pendayagunaan Sumberdaya Alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Rencana pembangunan Industri Tekstil di kawasan hilir Sungai Banjaran merupakan upaya pembangunan nasional dalam peningkatan perekonomian daerah, akantetapi pembangunan industri seringkali memberikan tekanan terhadap lingkungan apabila tidak dilakukan berdasarkan prinsip ramah lingkungan. Tekanan terhadap lingkungan ini ditandai dengan peningkatan perubahan pola pemanfaatan lahan serta meningkatnya aktivitas industri. Aktivitas industri ini akan menimbulkan suatu masalah lingkungan berupa pencemaran senyawa-senyawa toksik hasil sisa produksi ke perairan.

Perlu adanya suatu perencanaan dalam pembangunan industri tekstil yaitu suatu dokumen analisis dampak lingkungan (ANDAL) dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan di kawasan Sungai Banjaran hilir Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Dokumen ANDAL mampu meramalkan seberapa besar dampak negatif yang ditimbulkan akibat pembangunan Industri Tekstil tersebut, serta mampu memecahkan permasalahan yang muncul di kemudian hari.

Penyusunan ANDAL merujuk pada berbagai peraturan perundang-undanganan yang berlaku, seperti :

a. UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. b. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 tentang Baku Mutu Air Minum. c. Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan

(3)

d. PP RI No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.

f. Kepmen LH No. 017 Thn 2001 tetang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.

1.2. Tujuan

a. Mengidentifikasikan rencana kegiatan-kegiatan Industri Tekstil sejak dari tahap persiapan, produksi sampai dengan pasca-produksi terutama pada kegiatan yang diperkirakan berpotensi menimbulkan Dampak Penting (DP) terhadap lingkungan. b. Mengidentifikasikan rona lingkungan awal, yaitu kondisi dan tatanan lingkungan

wilayah setempat sebelum adanya kegiatan Produksi Tekstil, terutama yang akan terkena Dampak Penting (DP) baik pada tahap persiapan, produksi sampai dengan pasca-produksi.

c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasi Dampak Penting (DP) yang akan terjada pada tahap persiapan, produksi sampai dengan pasca-produksi pada kegiatan Industri Tekstil.

1.3. Ruang Lingkup Studi 1.3.1. Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi dalam rangka penyusunan ANDAL calon didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas adalah batas imajiner, yang merupakan gabungan dari batas proyek, batas ekologi, batas administrasi dan batas teknis.

(4)

Batas rencana kegiatan proyek adalah area lokasi didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas seluas 226,66 Ha, sehigga seluruh wilayah tersebut dapat terkena dampak dan sekaligus sebagai sumber dampak.

b. Batas Ekologi

Batas ruang ekologis yang berdasarkan atas batas ekosistem akuatik sebagai satuan ekologi, yaitu yang termasuk dalam wilayah proyek dan di luar proyek sepanjang aliran Sungai Banjaran hilir yang nantinya bermuara ke laut. Hal ini akan mempengaruhi kualitas perairan sungai, dimana aliran sungai tersebut merupakan habitat berbagai biota konsumsi maupun biota non-konsumsi, sebagai sumber air irigasi, dan tempat MCK.

c. Batas Administrasi

Batas daerah (lokasi) calon didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir Desa Kebumen dan pemukiman plasmanya tersebut berada dalam wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, yang secara geografis terletak antara 118o55’ – 119o09’ BT dan 8o16’ – 8o229’ LS atau seluas 1099,425 Ha.

d. Batas Teknis

Batas teknis calon didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir dan pemukiman plasmanya merupakan resultan dari batas proyek, ekologis dan administrasi dengan pertimbangan aksesibilitas, biaya dan waktu.

1.3.2. Parameter Lingkungan yang Ditelaah

Parameter lingkungan yang ditelaah dalam ANDAL terkait dengan hasil identifikasi dampak pada KA ANDAL adalah parameter kesehatan masyarakat yang berupa sarana & prasarana kesehatan, populasi & habitat vektor.

(5)

II. METODE STUDI 2.1. Metode Indentifikasi Dampak

Identifikasi dampak dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar perilaku rencana kegiatan didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir dengan karakteristik lingkungan di wilayah studi.

Hasil identifikasi tersebut dituangkan dalam matriks interaksi dampak yang menggambarkan hubungan antara komponen/sub-komponen dengan kegiatan industri tekstil sebagai sumber dampak.

2.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer (pengamatan dari lapangan), dan data sekunder (dari kelurahan dan Puskesmas setempat).

(6)

Komponen Kegiatan Kegiata

n Keterangan

Aspek Kesehatan Masyarakat 1 2 3 4 1. Pengambilan Data

1. Keberadaan dan Habitat

Vektor 2. Pengamatan

2.Jenis-jenis Penyakit Warga 3.Identifikasi

4. Wawancara

2.3. Metode Prakiraan Dampak Lingkungan

Prakiraan dampak merupakan pengkajian perubahan-perubahan lingkungan yang diproyeksikan sebagai besar dampak. Besar dampak didekati dengan membandingkan kualitas lingkungan faktual dengan kualitas lingkungan yang diinginkan.

Kualitas lingkungan dikelompokkan dalam; Skala 1 (sangat jelek), Skala 2 (jelek), Skala 3 (sedang), Skala 4 (baik) dan Skala 5 (sangat baik) sehingga skala dampak berada dalam kisaran skala ± 1 (positif / negatif kecil), skala ± 2 (positif / negatif sedang), skala ± 3 (positif / negatif besar), skala ± 4 (positif / negatif sangat besar).

Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelahaan besar dampak : a. Pendekatan Baku Mutu Lingkungan

Suatu pendekatan yang didasarkan pada baku mutu lingkungan yang dikeluarkan oleh pemerintah (Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990). Pendekatan ini digunakan untuk prakiraan besar dampak dan evaluasi dampak terhadap aspek kesehatan masyarakat.

b. Pendekatan Analogi

Suatu pendekatan yang mempelajari fenomena dampak yang timbul akibat didirikannya industri tekstil di suatu daerah dengan karakteristik yang relatif sama sebagai dasar memperkirakan besar dampak.

c. Pendekatan Penilaian Para Ahli

Suatu pendekatan yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman para ahli. Kriteria kualitas fisik dan kimia air diekstrasi dari klasifikasi yang dikeluarkan dari suatu lembaga yang terkait atau para ahli dalam bidang yang relevan.

(7)

Evaluasi dampak merupakan penelahaan untuk mengevaluasi arah dan kecenderungan dampak penting yang diperkirakan akan timbul akibat didirikannya industri tekstil.

Evaluasi dampak penting dilakukan melalui penelahaan secara holistik hasil prakiraan dampak dengan merujuk dan mengembangkan kriteria dampak penting. Dalam evaluasi dampak, maka dilakukan penggolongan dampak, yaitu :

• Dampak kurang penting positif / negatif (± KP) • Dampak cukup penting positif / negatif (± CP)

• Dampak penting positif / negatif (± P), dampak lebih penting positif / negatif (± LP) • Dampak sangat penting positif / negatif (± SP).

Hasil evaluasi dituangakan dalam Matriks Evaluasi Dampak Penting yang dilengkapi dengan Bagan Alir Dampak Penting yang menggambarkan hubungan antara dampak penting yang satu dengan lainnya. Hal ini sebagai dasar tindakan pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dilakukan secara tepat.

(8)

III. DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

3.1. Lokasi Kegiatan 3.2.1. Lokasi Kegiatan

Lokasi rencana kegiatan adalah area lokasi calon didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir dan pemukiman di Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, seluas 226,66 Ha untuk menampung 25 KK dalam wilayah Kabupaten Banyumas. Secara geografis terletak antara 117o50’ – 117o55’ BT dan 8o5’ – 8o8’ LS. Untuk areal atau lokasi industri tekstil sebanyak 229,92 Ha.

3.2.2. Tujuan dan Manfaat Kegiatan 3.2.2.1 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ANDAL mengacu kepada pengelolaan dan penjagaan kualitas lingkungan hidup, dimana kesehatan lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat.

3.2.2.2 Manfaat Kegiatan

Meningkatkan kualitas hidup, yang berawal dari pengelolaan lingkungan hidup. 3.2.3. Tahapan Kegiatan

3.2.3.1 Penyiapan Pemukiman

Pembukaan Lahan : lahan pemukiman, lahan fasilitas umum, sawah, kebun, dll. Pembangunan Infrastruktur : pembuatan jalur distribusi, jembatan penghubung dan saluran limbah, dll. Pembangunan Perumahan dan Fasilitas Umum : pembuatan perumahan, status tanah, pembuatan bangunan fasilitas umum, air bersih dan sanitasi, dll.

3.2.3.2 Pengarahan dan Pembinaan

Pembinaan Sosial Budaya : TK & SD dengan sarananya, sarana agama, sarana kelembagaan desa, dll. Pembinaan Sosial Ekonomi : warga terlibat dalam sistem usaha,

(9)

luas areal, , transportasi, sarana produksi industri, koperasi, fasilitas kredit bank, pemasaran, jaminan sosial tenaga kerja, dll.

3.2.3.4 Penyiapan dan Pelaksanaan Perindustrian

Pembangunan Sarana Produksi : Mesin operasional, tenaga ahli, pekerja, modal, pengolahan limbah, dll. Pembangunan Sarana Penunjang Produksi : kantor, gudang, ruang generator, ruang personalia, dll.

(10)

4.1. Rona Lingkungan Awal

4.1.1. Komponen Kesehatan Masyarakat 4.1.1.1. Air

Setelah didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir Desa Kebumen Kecamatan Baturraden

4.1.1.2.Vektor Pembawa Penyakit dan Habitatnya

Di sekitar area studi terjadi 2 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), hal ini terjadi

karena terdapat nyamuk pembawa bibit penyakit, yaitu Aedes aegepty. Adapun data

mengenai temuan jentik nyamuk Aedes yang tersaji dalam tabel 1.

Tabel 2. Data persentase bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Desa Kebumen

Jumlah bangunan 865

Jumlah bangunan bebas jentik 565

Jumlah bangunan terdapat jentik 300 Sumber : Puskesmas Desa Kebumen

Di sekitar area studi mempunyai terdapat semak belukar sebagai habitatnya dan beberapa genangan air (kolam-kolam ikan kosong) sebagai perindukan sebanyak 300 bangunan dari total bangunan 865.

4.1.1.3. Kesehatan Masyarakat

Di sekitar area studi jenis penyakit yang dominan berdasarkan data sekunder (data puskesmas desa Kebumen) adalah ISPA, Diare dan Dermatitis, sedangkan penyakit yang jarang adalah DBD, malaria dan TBC. Sedangkan jenis penyakit yang dominan berdasarkan data primer (responden warga) adalah Batuk dan Diare. Adapun data tersebut tersaji dalam tabel di bawah ini;

Tabel 3. Data Sekunder Mengenai Penyakit Warga Desa Kebumen

Nama Penyakit Jumlah Orang

ISPA 58

Hipertensi 20

(11)

Dispepsia 17

Malaria 0

TB paru 5

Demam Berdarah Dengue (DBD) 2

Diare non spesifik 18

Arthritis 15

Myalgia 10

Asthma bronkhiale 5

Observasi febris 2

Pharangitis akut 6

Infeksi saluran kencing 2

Chepalgia 1

Conjungtivitis 3

Otitis media akut 0

Anemia 5 Tonsilitis akut 1 Vulnus 2 Pyoderma 2 Pneumonia 1 Desentri A 1 Desentri B 2 DM 1 Migraen 3 Epilepsi 0 Rhinitis A 0 Scabies 1 Urticaria 1 Abses 0 Gastro ententis 2 Gizi buruk 2 JUMLAH 236

Sumber : Puskesmas Desa Kebumen

Tabel 4. Data Primer Responden Warga Desa Kebumen

No. Nama Usia (th) Sumber Air Penyakit yang derita Penanganan penyakit

1 Rahmat 55 Sumur Pusing kepala Beli obat di warung

2 Kuwati 52 PAM Gagal ginjal Berobat ke rumah sakit

3 Nurdiyati 33 Sumur Anemia Berobat ke puskesmas

(12)

5 Juminah 40 Sumur Batuk Berobat ke puskesmas

6 Siti 38 PAM batuk / influenza Berobat ke mantri

7 Tuminah 42 Sumur Influenza Berobat ke puskesmas

8 Alfiah 65 PAM Batuk Berobat ke mantri

9 Bedowi 67 Sumur Gatal-gatal Berobat ke puskesmas

10 Tri rohyani 32 Sumur Diare Berobat ke puskesmas

11 Rifki 18 PAM Diare Berobat ke puskesmas

12 Sukirman 52 Sumur Maagh Berobat ke puskesmas

13 Saridin 46 PAM Diare Berobat ke puskesmas

14 Hufron 60 Sumur Reumatik Berobat ke mantri

15 Suti 40 PAM Anemia Berobat ke puskesmas

16 Yuniarti 33 Sumur Batuk Berobat ke puskesmas

17 Suwarni 56 Sumur Migraen Berobat ke mantri

18 Jeni 77 PAM Gejala stroke Berobat ke rumah sakit

19 Roni 26 PAM Diare Berobat ke puskesmas

20 Rofingah 38 Sumur Migraen Beli obat di warung

Sumber : Dokumen Pribadi 4.2. Rona Lingkungan Akhir

4.2.1. Komponen Kesehatan Masyarakat 4.2.1.1. Air

Setelah didirikannya industri tekstil di kawasan Sungai Banjaran hilir desa Kebumen Kecamatan Baturraden, yang menghasilkan produksi dengan kapasitas cukup besar dengan debit limbah cairnya sebanyaknya 50 L/menit, dengan karakteristik limbahnya berupa logam berat Pb, Cd, zat warna dan bahan organik. Limbah ini akan masuk ke perairan Sungai Banjaran, maka dapat menurunkan kualitas perairan yang tidak layak sebagaimana peruntukanya.

4.2.2. Kesehatan Masyarakat

4.2.2.1. Konsumsi Biota Sungai Terkena Limbah

Masyarakat sekitar sangat menyukai ikan dan kerang-kerangan yang ada di sungai tersebut, setelah didirikanya industri tekstil maka limbah industri ini akan terakumulasi pada biota konsumsi. Bila dilihat dari karakteristik limbah yang dihasilkan yaitu;

(13)

Limbah Industri tekstil mengandung logam berat. Efek toksik logam berat dan zat kimia ini sulit dideteksi pada manusia karena reaksinya tidak terjadi segera setelah masuk ke tubuh. Berbagai kelainan seperti tumor, kelainan janin, kerusakan hati atau ginjal, timbul lama (mungkin bertahun-tahun) setelah pencemaran kronis. Sumber Logam berat Pb dalam tanah berasal dari pemakaian bahan agrokimia (pupuk dan pestisida) dalam sistem budidaya pertanian (Widaningrum et al, 2007), Pb ini dapat mengkontaminasi perairan bila tanah yang terkontaminasi Pb terbawa dan terkikis hujan.

• Zat Warna

Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh agar tidak sampai masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Berdasarkan bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan, semua zat warna kimia adalah racun. Apabila masuk ke dalam tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik, yaitu merangsang tumbuhnya kanker. Selain sifatnya racun, zat warna kimia juga akan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air mempengaruhi pH air lingkungan, yang menjadikan gangguan bagi mikroorganisme dan hewan air (Warlina,2004).

• Bahan organik

Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme (Warlina,2004).

Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Ada kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia contohnya E colli penyebab Diare.

(14)

4.2.2.2. MCK di Sungai Terkena Limbah

Masyarakat sekitar masih memanfaatkan sungai tersebut dan lebih cenderung untuk tetap melakukan aktivitas MCK di sungai karena terbiasa secara turun-temurun dari nenek moyangnya. Selain itu, mereka juga tidak menyadari penyakit kulit ataupun diare penyebabnya karena pemanfaatan air sungai yang sudah jelas tercemar.

Penelitian Atmojo et al (2003) menyatakan bahwa eksistensi bakteri total coliform tertinggi ditemukan di perairan yang berasal dari aktivitas domestik. Selain itu, (Chapra, 1997) menyatakan bahwa kelompok bakteri coliform merupakan salah satu indikator adanya kontaminan limbah domestik dalam perairan.

V. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 5.4. Komponen Kesehatan Masyarakat

5.4.1. Keberadaan Limbah di Perairan Sungai

Sumber Dampak : pembukaan lahan Industri, kegiatan pertanian, kegiatan peternakan dan MCK warga sekitar.

Besar Dampak : area calon lahan industri merupakan penghasil limbah beracun. Dengan dibukanya area tersebut, maka akan menimbulkan penyakit baru bagi warga lokal.

Pentingnya Dampak : bersifat dampak negative sangat penting (-SP) dengan pertimbangan : (a) jumlah manusia yang terkena dampak, yaitu seluruh warga lokal yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat hidup biota konsumsi dan MCK; (b) lama dampak terjadi yaitu selama warga masih memanfaatkan sungai setelah pencemaran kronik; (c) intensitas dampak terjadi yaitu selama industri terus berdiri.

(15)

Dampak Turunan : keberadaan limbah, maka akan mempengaruhi kesehatan warga dan menimbulkan penyakit baru, yang pada akhirnya mempengaruhi produktifitas warga dan juga menurunkan pendapatan keluarga.

5.4.2. Habitat Vektor Penyakit

Sumber Dampak : adanya lahan industri yang membuang limbah ke sungai, sungai ini merupakan habitat vektor penyakit.

Besar Dampak : usaha tekstil ini menghasilkan limbah organik yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Ada kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia contohnya E colli penyebab Diare. Kasus Diare yang semula terjadi pada 4 warga, dapat meningkat secara drastis bila kebiasaan MCK di sungai tidak berubah.

Pentingnya Dampak : bersifat dampak negatif penting (-P) dg pertimbangan : (a) jumlah manusia yang terkena dampak, yaitu seluruh warga lokal yang memanfaatkan sungai; (b) lama dampak berlangsung yaitu selama proyek industri tekstil berlangsung.

Dampak Turunan : peningkatan habitat vektor, maka akan mempengaruhi kesehatan warga, yang pada akhirnya mempengaruhi produktifitas warga.

5.4.3 Kebiasaan Makan Kerang-kerangan dan Ikan

Masyarakat sekitar sangat menyukai ikan dan kerang-kerangan yang ada di sungai tersebut, setelah didirikanya industri tekstil maka limbah yang mengandung senyawa-senyawa toksik dari industri ini akan mencemari lingkungan. Di perairan, akumulasi logam berat dapat menyebabkan terjadinya pencemaran perairan dan dapat terakumulasi pada biota air melalui proses biomagnefikasi. Konsumsi bahan pangan yang mengandung logam berat dapat berdampak pada kesehatan manusia. Logam berat Pb dapat masuk ke dalam

(16)

tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan maupun kontak langsung dengan kulit. Keracunan Pb akut dapat menimbulkan gangguan fisiologis dan efek keracunan kronis pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental (Sudarmaji et al, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Suharyanto, 2006. “Teori Pembangunan masyarakat “.

http//aurajogja_files.Wodpress.com/2006/09/teori-pembangunan –masyarakat-PDE. Diunduh 12/12/2012.

Warlina, lina . 2004. PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA. Makalah pribadi.Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) .Sekolah Pasca Sarjana / S3.Institut Pertanian Bogor.

Simbolon, Damu, Silvanus Maxwel Simange dan Sri Yulina Wulandar. 2010. Kandungan Merkuri dan Sianida pada Ikan yang Tertangkap dari Teluk Kao, Halmahera Utara.

Gambar

Tabel 2. Data persentase bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Desa Kebumen
Tabel 4. Data Primer Responden Warga Desa Kebumen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mencoba memaparkan bagaimana dampak industri tenun ulos terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Sigaol 1970-2000 dengan hanya memiliki

Di desa Tarikolot, dampak yang ditimbulkan dari hadirnya industri telah merubah pola kehidupan masyarakat, terutama perubahan perilaku sosial seperti pergeseran perilaku

Data dampak positif atau negatif dari kehadiran Industri terhadap masyarakat di Desa Radey menyangkut: (1) Pendapatan yang diterima responden sebelum dan sesudah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak keberadaan industri terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Andir.. Penelitian

Judul Skripsi : Dampak Kawasan Industri Medam Star Terhadap Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya... UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dampak keberadaan industri migas terhadap pengelolaan lahan pertanian di Desa Abbatireng yaitu pada dampak pada produktivitas pertanian mengalami penurunan seiring

Oleh karena itu, penulis ingin mendalami lebih dalam dan melakukan penelitian yang berjudul “ DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI KENDAL TERHADAP PEREKONOMIAN

Dampak kehadiran Pabrik Industri Kereta Api terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Memang harus diakui pabrik industry kereta api telah membawa pengaruh positif lewat