• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM LOKASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI

5.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 5.1.1. Sejarah Kawasan Cycloop

Seorang ilmuwan yakni Louis Antoine de Bogenville pada tahun 1768, melakukan ekspedisi dan menemukan 2 (dua) puncak gunung yang dinamai ”les deux Cycloops”, dalam bahasa Yunani artinya raksasa buas yang sedang tidur, menyeramkan dan hanya memiliki satu mata dan gigi yang runcing. Cycloops memiliki dua perbedaan masif, sehingga keberadaan flora dan fauna berbeda. Di sebelah Barat disebut Cycloops dan sebelah Timur disebut Bougainville. Cycloops membentang memanjang antara Teluk Tanah Merah di sebelah Barat dan Teluk Yos Sudarso (Teluk Humbolt) sebelah Timur. Pada bagian Utara Pegunungan Cycloops terletak Samudera Pasifik, sedangkan bagian Selatan berbatasan dengan Danau Sentani (Urville, Cesar, 1830).

Pegunungan Cycloops ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor: 56/Kpts/Um/10/I/1978 yang meliputi kawasan seluas 22.500 ha. Serta diperkuat oleh SK Menteri Kehutanan Nomor 365/Kpts-II/1987 tentang penegasan kembali kawasan Pegunungan Cycloops sebagai Kawasan Cagar Alam.

5.1.2. Letak Geografis

Kawasan CA Cycloops terletak pada elevasi antara 0–1880 meter di atas permukaan laut (dpl), dan terletak pada koordinat geografis 02º26’15”- 02º34’40” LS dan 145º24’30”- 145º43’15” BT membentang dari sebelah Timur Kota Jayapura ke arah barat hingga berakhir di dataran rendah berawa-rawa, sungai dan danau di lembah Mamberamo-Foja. Selain itu kawasan Cycloops memiliki tata batas temu gelang sepanjang 103,48 km dengan jumlah pal batas sebanyak 1368 pal. Secara administratif CA. Cycloops termasuk dalam wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura (PKBI Papua, 2003).

(2)

5.2. Potensi Cagar Alam Pegunungan Cycloops 5.2.1. Iklim

Cagar Alam Cycloops terletak di wilayah iklim tropis yang terus menerus lembab. Curah hujan bulanan rata-rata di Stasiun Sentani dan Stasiun Jayapura dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir adalah sebesar 164,6 mm. Curah hujan tertinggi tercatat sebesar 233,3 mm pada bulan April dan terendah sebesar 94,1 mm pada bulan September. Perbedaan antara musim penghujan dengan musim kemarau, serta musim angin barat dengan musim angin timur relatif tidak nyata, hal itu disebabkan oleh hujan turun hampir sepanjang tahun. Jumlah hari hujan rata-rata tahunan tercatat sebesar 188 hari. Musim barat berlangsung antara bulan November hingga Desember. Suhu udara bulanan rata-rata adalah sebesar 27,5º C, kelembaban udara rata-rata bulanan tercatat sebesar 82,3%. Musim penghujan yang bertiup dari Barat Laut menurunkan hujan sepanjang Pantai Utara Papua, selama musim ini gelombang laut semakin besar dan menghantam pantai membentuk rona pantai baru. Selain itu musim ini juga mengakibatkan tanah longsor, akibat curah hujan yang tinggi (BMG Jayapura, 2003).

5.2.2. Geology dan Hidrogeologi

Struktur geologis pegunungan ini ditentukan oleh posisinya terhadap sentuhan (contact zone) dua lempengan litosfir besar, lempengan kontinen Australia dan lempengan samudera pasifik. Pegunungan Cycloops terdiri dari batuan metamorfosik (malihan), batuan basa, dan batuan ultrabasa. Batuan ultrabasa terdiri dari harzburgit, serpentinit, piroksenit, dan dunit, mineral tama olivin, terubah menjadi sefiolit dan antigorit dan puioroksen. Batuan ultrabasik ini tersebar luas di bagian timur Cycloops. Batugamping dan biomikrit, berlapis baik-jelek yang terletak di bagian Tenggara kawasan Cycloops.

Kawasan Cycloops merupakan daerah resapan (recharge area) bagi air tanah, struktur kekar pada batuan ultrabasa dan batu gamping membentuk rongga yang dapat dialiri air. Air tanah mengalir melalui rongga-rongga tersebut ke kawasan yang lebih rendah yang berfungsi sebagai daerah resapan dan bermanfaat bagi penyediaan air bersih penduduk Jayapura dan sekitarnya.

(3)

Di kawasan Cycloops terdapat beberapa sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh PDAM Jayapura, antara lain Intake Buper, Kampwolker, Siborogonyi, Entrop, Kloofkamp, APO dan Angkasa. Pegunungan Cycloops merupakan hulu dari sekitar tiga puluh sungai besar dan kecil, beberapa diantaranya adalah sungai Sumbergoni, APO, Acai, Anafre dan Pos Tujuh, Sungai Acai, APO dan Sumbergoni, sungai-sungai yang melintasi Distrik Sentani bermuara di Danau Sentani.

Kondisi hidrologi kawasan Cycloops secara rinci belum diketahui dengan pasti, berdasarkan peta sungai di kawasan Cycloops, mengalir ke utara menuju Samudera Pasifik dan ke Selatan menuju Danau Sentani. Sungai-sungai di kawasan ini banyak yang hilang masuk ke dalam tanah kemudian muncul kembali di tempat tertentu. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh sistem hidrogeologi setempat yang umumnya melintasi batuan dengan sistem rekahan (Baker 1955, dalam Royen, 1963).

5.2.3. Flora dan Fauna

Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloops terdiri dari vegetasi: hutan primer, hutan sekunder, padang rumput, rawa dan tanah tergenang dan hutan ultrabasik. Pada ketinggian lebih dari 600 meter dpl terdapat jenis flora, seperti Castanopsis Acuminatisima, Lithocarpus, Quercus sp.

Pada ketinggian 800 meter (dpl) ditumbuhi lumut (moss) pada batang pohon, cabang-cabang bahkan pada daun. Jenis Pohon di hutan sekunder ini termasuk Artocarpus sp, Deplachea glabra, Octomeles sumatrana dan sebagainya. Pada ketinggian lebih dari 1.000m dpl, ditumbuhi Lithocarpus, Notofagus, dan berbagai jenis anggrek. Di atas 1.200m dpl hutan Lithocarpus sp digantikan oleh Notofagus flaviramea (Farid, Suer S, Yance DF, 2001).

Keberadaan berbagai jenis flora di Cycloops merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup fauna di kawasan tersebut, dengan jenis burung yang dilindungi, jenis endemik Papua, jenis endemik Indonesia, jenis burung pengunjung (winter visitor). Jenis burung yang dilindungi adalah Cenderawasih, Kasuari, Rangkong, kelompok Merpati, Mambruk, Kakatua Raja atau Hitam, Nuri

(4)

Merah kepala hitam, burung-burung Betet (Parrot). Berikut jenis flora di Papua yang dikelompokkan menurut status:

a) Tumbuhan Endemik adalah sagu (Metroxylon sp), meliputi sagu berduri dan sagu tak berduri, Matoa dengan tingkat penyebaran yang sangat luas.

b) Tumbuhan Eksotik adalah Eceng Gondok yang terdapat di Danau Sentani di Selatan Kawasan Cycloops.

c) Antropogenik adalah berupa kirinyuh (Chromolaena odorata) yang berasal dari Amerika. Kirinyuh dijumpai di kaki pegunungan Cycloops dan dikawatirkan akan menjadi tumbuhan pesaing bagi jenis asli di Cycloops.

Selain itu di CAPC juga memiliki kekayaan fauna yang sangat banyak. Hasil penelitian dan penemuan World Wild Found (WWF) dan Conservation International (CI) di kawasan Cycloops memiliki jenis fauna seperti: 278 jenis Burung, 86 jenis Mamalia (WWF, 1984), 141 jenis Reptil, 53 jenis Katak 271 jenis Kupu-Kupu, 33 jenis Ikan Air Tawar (CI, 2000), dan 195 jenis Ikan Laut (CI, 2000). Penelitian tahun 2000 oleh CI ditemukan jenis Tumbuhan terbaru sebanyak 127 jenis, 90 jenis Burung, 8 jenis Mamalia termasuk dalam kelompok Kelalawar (3 Jenis), Possum, dan Tikus. Sedangkan Herpetofauna sebanyak 26 jenis Reptil (Kadal, Ular, Penyu) dan 8 jenis Kodok. Jenis Ikan Air Tawar sebanyak 34 jenis, Serangga (Kupu-kupu) sebanyak 66 jenis Kupu-Kupu Siang (Farid M, Suer S, Yance DF, 2001).

5.2.4. Potensi Bahan Tambang dan Sumberdaya Mineral

Potensi bahan galian di kawasan Cycloops belum teridentifikasi secara pasti. Pada beberapa lokasi memiliki bahan galian golongan C untuk bahan bangunan. Batuan di kawasan Cycloops tersusun oleh batuan metamorf dan batuan beku yang kuat untuk dijadikan bahan bangunan. Terdapat sebanyak 7

perusahaan yang bergerak di bidang hasil tambang galian Golongan C di Kabupaten Jayapura. Diantara perusahaan tersebut belum memiliki izin dari

Gubernur dan rekomendasi Bupati Kabupaten Jayapura. Luas perkiraan produksi tambang Golongan C (Tabel 6).

(5)

Tabel 6 Luas Perkiraan Produksi Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Kabupaten Jayapura

No. Lokasi Luas (Ha) Produksi (M3) Keterangan

1 Sentani Timur 23,73 76.507 - 2 Sentani 0,024 3.000 - 3 Sentani Barat 11,25 23.194 - 4 Kemtuk 2,5 1.400 - 5 Nimboran 1,5 391 - 6 Nimbokrang 1,3 4.080 - Jumlah 40.304 108.572

Sumber: Dinas Perindakop Kabupaten Jayapura, 2006 .

Dari tabel di atas menunjukkan luas bahan galian Golongan C terluas di Distrik Sentani Timur 23,73 hektar dengan produksi 76.507m3, diikuti Distrik Sentani Barat 11,25 dengan produksi 23.194m3,serta Distrik Kemtuk dengan luas wilayah sebesar 2,5 hektar dengan produksi bahan galian sebesar 1.400 m3.

Beberapa jenis sumberdaya mineral di kawasan Cycloops diidentifikasi antara lain berupa bahan galian logam, seperti Nikel ditemukan di sebelah utara Tablasufa; Pasir Besi di Ormu; Batu Pualam, dan Batu Gamping. Potensi bahan galian non logam yakni: Batubara terdapat di daerah Genyem dan Nimboran, Nimbokrang, Batu Gamping di Demta, Kaureh, Kemtuk, Asbes di Sentani, Granit, Diorit, Kuarsa, Marmer Putih, Marmer hitam, Basalt, di Depapre.

Potensi bahan galian tambang logam di Kabupaten Jayapura adalah Emas, Nikel, Asbes, Tungsten, Cobalt, terdapat di daerah Sentani, Depapre, Tembaga di Depapre, Sentani, Nikel, Ferregenous saprolite terdapat di Tanjung Tanah Merah, Galena, Zeng, Aluminium, Ferum/bijih besi di Cycloops/Ormu.

5.2.5. Potensi Pariwisata

Kawasan Cycloops yang memiliki morfologi perbukitan dan pegunungan membentuk keindahan bentang alam dataran tinggi dengan ketinggian 2.160 meter dpl. Lokasinya yang berbatasan dengan pusat perkotaan Jayapura dan Sentani menjadikan kawasan ini berpotensi menjadi daerah tujuan wisata masyarakat. Selain itu kawasan Cycloops juga memiliki peninggalan sejarah yang dilestarikan sebagai cagar budaya, seperti monumen Mc. Arthur (Gambar 5).

(6)

Gambar 5 Monumen Mc Arthur Sebagai Salah Satu Obyek Wisata di Kawasan Cycloops.

Potensi cagar budaya sebagai pelengkap aktivitas pariwisata di kawasan Cycloops. Sejarah dan adat masyarakat, mereka menganggap Cycloops adalah ayah mereka. Dianggap sebagai ayah karena Cycloops sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat setempat yakni sebagai sumber air minum, mandi, mencuci, dan kenyamanan dan keindahan kota.

Kebijakan pariwisata pada kawasan konservasi harus diatur dengan baik agar tidak mengganggu fungsi kawasan. Khususnya potensi wisata di Cycloops yakni pada daerah penyangga dan di luar kawasan lindung. Wisata gunung yang selama ini dilakukan pada daerah aliran sungai belum diatur dalam peraturan daerah (PERDA). Umumnya masyarakat dengan bebas masuk dan menikmati keindahan gunung dan sungai ke kawasan Cycloops tanpa membayar retribusi. Prospek ke depannya perlu dikeluarkan peraturan daerah yang mengatur secara khusus pariwisata, sehingga pengelolaannya lebih baik, dan dapat menyumbang bagi pendapatan asli daerah (PAD).

5.2.6. Potensi Sumberdaya Air

Pada saat ini, Kota Jayapura dan sebagian kota Sentani memperoleh pasokan air bersih dari Cycloops melalui sungai-sungai yang berhulu di Cycloops. Akan tetapi pada saat ini debit air yang ada cenderung semakin menurun oleh adanya pembukaan hutan dan lahan di kawasan hulu. Di lain pihak, kebutuhan penyediaan air bersih senantiasa meningkat oleh adanya pertambahan penduduk.

(7)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, digagas untuk memanfaatkan sumberdaya air Danau Sentani sebagai sumber air baku bagi penyediaan air bersih kota dan Kabupaten Jayapura. Peran penting hutan Cycloops sebagai penyuplai air ke Danau Sentani, harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

Demikian juga dengan jaminan kualitas perairan danau, jika gagasan memanfaatkannya sebagai sumber air baku bagi penyediaan air bersih direalisasikan. Dari pengamatan lapangan diidentifikasi bahwa kualitas air sungai yang berhulu di Cycloops umumnya jernih dan tidak berbau, namun debitnya rendah. Gambar 6 menunjukkan kondisi salah satu badan sungai yang mengalir dari Cycloops menuju Danau Sentani. Jika potensi peresapan air tanah tidak dipertahankan dan ditingkatkan, maka sumberdaya air Danau Sentani pada musim kemarau akan mengalami penurunan. Selain itu, lahan kritis akan meningkatkan volume sedimen yang terbawa ke dalam danau, sehingga berpotensi menimbulkan pendangkalan dan meningkatkan kekeruhan air danau.

Gambar 6 Kondisi Badan Sungai yang Berhulu di Gunung Cycloops dan Mengalir ke Danau Sentani.

5.2.7. Potensi Jasa Lingkungan

Jasa lingkungan yang terdapat di CA. Cycloops yakni berupa obyek dan daya tarik wisata serta sumber air. Obyek dan daya tarik wisata meliputi air terjun pos tujuh dan pemandian damsari. Sumber air Cycloops terdapat kurang lebih 30, dimana 13 sungai dimanfaatkan oleh PDAM dengan jumlah intake 24 yang tersebar dari Sungai Anafre Jayapura sampai Sungai Pos 7.

Selain dimanfaatkan masyarakat secara langsung, sumber mata air Cycloops juga dimanfaatkan oleh perusahaan air minum yakni: PDAM Kabupaten Jayapura

(8)

dan Perusahaan Air Minum dalam Kemasan: (PT. Tirta Sari Siklop (Akuatan), CV. Jombang Sakti (Vita air), CV. Cipta Agung Lestari (Akuapura), CV. Pelita Papua (Papuakua), CV. Dwi Jaya Abadi (Airku/Kairos) dan CV. Alam Indah

Selain itu jasa lingkungan CA. Cycloops lainnya yakni sebagai pelindung banjir bagi Kota dan Kabupaten Jayapura, sebagai penghasil oksigen bagi masyarakat, dan sebagai tempat sumber makanan bagi fauna yang terdapat di Cycloops tersebut. Jasa lingkungan sebagai penyerap karbon dalam mengurangi polusi udara yang terjadi di Kota dan Kabupaten Jayapura. Jasa lingkungan tersebut merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian daerah serta masyarakat di Kabupaten Jayapura secara khususnya.

5.2.8. Potensi sebagai Tempat Penelitian Ilmiah

Kawasan konservasi CA. Cycloops yang memiliki keunikan dan endemik yang berbeda dengan daerah lain, meliputi flora dan fauna, tofografi, iklim, sosial budaya masyarakat dan lain sebagainya. Potensi kekayaan sumber daya alam tersebut juga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah. Hal tersebut didukung dengan surat rekomendasi dari pemerintah daerah yang menjadikan Cycloops sebagai tempat penelitian ilmiah. Dukungan tersebut disambut baik oleh para akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Provinsi Papua, Papua Barat, provinsi lain, LSM lokal dan LSM internasional.

5.3. Kondisi Sosial – Ekonomi Masyarakat

Letak Kota dan Kabupaten Jayapura di bawah kaki Gunung Cycloops, sentani merupakan salah satu kota utama yang memberikan pengaruh langsung terhadap tingkat mobilitas penduduk yang sangat tinggi, baik melalui urbanisasi, migrasi maupun transmigrasi. Seiring dengan pertambahan penduduk dari waktu ke waktu tersebut dengan sendirinya kebutuhan lahan semakin meningkat.

Dengan keterbatasan lahan di Kota dan Kabupaten Jayapura, maka daerah perbukitan disekitar CA. Cycloops akan menjadi sasaran. Keadaan sosial ekonomi masyarakat disekitar CA. Cycloops (Waena-Doyo) dari data tahun 1997 sampai sekarang menunjukan bahwa interaksi masyarakat di sekitar Sentani sangat bergantung pada sumberdaya alam setempat. Hal itu terlihat dari aktivitas

(9)

masyarakat seperti perladangan, penebangan liar, penggalian batuan, perburuan, pembangunan rumah dan lain sebagainya yang akan berdampak langsung terhadap kelestarian kawasan Cycloops.

5.4. Sistem Zonasi Dalam Konservasi Masyarakat Adat

Dalam pemanfaatan sumber daya alam bagi masyarakat yang mendiami kawasan CA. Cycloops sesungguhnya telah memiliki konsep konservasi tradisional yang telah dipergunakan oleh komunitas yang mendiami wilayah Tepera, Sentani dan Mooy. Sistem-sistem tersebut antara lain: (Pt. PPMA, 2001).

a. Masyarakat Adat Tepera

Yo/Buso: Pemukiman kampung dan ladang halaman. Emiyere/ Emiseke: Perladangan pertanian berputar.

Seke: Bekas ladang yang ditinggalkan dan telah menjadi hutan alam. O’sena: Hutan alam yang dilindungi bagi kepentingan kebudayaan. b. Masyarakat Adat Sentani .

Nobukla/Faukla: Kawasan pemukiman kampung sekaligus dengan kebun tanaman jangka panjang.

Onggikla/Yalikla: Tempat berkebun sewaktu-waktu, bila ada acara dikampung (berburu dengan anjing, tanaman obat-obatan tradisional-kebun pola ladang berputar).

Weykla, Howangkla, Naukala, Hoplokala: Tempat mengambil kayu swang untuk bahan bangunan, tali noken, bahan baku pukat tradisional obat-obatan. (kawasan hutan alam yang dilindungi sebagai bekas kebun.)

Poylo waybolokla: Hutan alam yang dilindungi dan berfungsi sebagai tempat bersemayam para dewa atau penguasa alam. c. Masyarakat Adat Mooy

Kudben: Hutan dipuncak umumnya sebagai hutan alam yang dilindungi. Boynugum: Hutan bekas kebun yang bertumbuh menjadi hutan alam yang

dilindungi.

Busyo/Pay: Hutan perladangan pertanian berjalan. Muay Knip: Kawasan Pemukiman penduduk.

(10)

5.5. Permasalahan Cagar Alam Pegunungan Cycloops

Beberapa permasalahan yang sering terjadi dan mengancam CA. Cycloops diantaranya meliputi :

1. Pemukiman

Seiring pertambahan penduduk, tekanan pembangunan juga bertambah diantaranya berupa maraknya pembangunan perumahan dan pemilikan tanah dalam berbagai bentuk dan sifat. Akibatnya ada sebagian kapling masyarakat (Wamena, Paniai, Puncak Jaya) yang berada dalam kawasan Cycloops. Mereka lebih menyukai tinggal di atas gunung dan di dataran tinggi.

Pemerintah sudah berupaya menghimbau agar masyarakat tidak tinggal dan membangun rumah di dalam kawasan Cycloops tersebut, akan tetapi masyarakat tidak mengindahkannya. Dalam kondisi tersebut pemerintah harus bertindak tegas dan menegakkan hukum demi kelestarian Cycloops.

2. Perladangan berpindah

Kegiatan perladangan masyarakat yang mendiami bagian Selatan kawasan ini dapat dikatakan sangat aktif. Hal itu berlangsung bersamaan dengan aktivitas masyarakat membangun rumah di atas gunung Cycloops. Masyarakat tersebut menggunakan sistem perladangan berpindah dengan menanam beberapa jenis tanaman pangan semusim baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dipasarkan kepada para konsumen.

Perladangan tersebut bukan saja dilakukan oleh masyarakat asli suku sentani akan tetapi juga masyarakat pendatang. Kegiatan perladangan tersebut terdapat di daerah Angkasa, Bhayangkara, Polimak, Skyline, Waena, Kampung Harapan, Pos Tujuh.

3. Penjarahan dan Penebangan Kayu

Seperti pada umumnya masyarakat Papua yang mempergunakan kayu untuk keperluan memasak dan bahan bangunan rumah ataupun dijual, maka masyarakat yang berada di sekitar kawasan mengambil kayu juga untuk keperluan yang sama. Kegiatan seperti ini dapat dijumpai di daerah

(11)

Angkasapura, Bhayangkara, APO, Kloofkamp, Polimak, Skyline, Waena sampai Doyo.

Jenis kayu yang ditebang pada umumnya adalah kayu matoa (Pometia sp), kayu besi (Intsia bijuga), kayu merah (Homalium sp), dan kayu swang (Diospiros sp). Sedangkan alat yang digunakan untuk mengambil kayu tersebut terdiri dari chain saw, kapak, dan parang. Kegiatan seperti ini bagi beberapa kelompok masyarakat dilakukan untuk membantu perekonomian mereka dengan menjual kepada masyarakat lain yang membutuhkan untuk keperluan kayu bakar dan bahan bangunan.

4. Pembangunan Jalan

Untuk mendukung pembangunan fisik Kota Sentani sebagai ibukota Kabupaten Jayapura yang semakin pesat, pembangunan ekonomi yang semakin meningkat serta kebutuhan akan lahan semakin besar, maka sadar atau tidak sadar kawasan Cycloops menjadi sasaran pembangunan jalan-jalan kota. Salah satu contoh yakni pembangunan jalan baru dari Kantor Bupati menuju Ifar Gunung yang merupakan kawasan Cycloops.

Selain itu masa yang akan datang apabila ruas jalan utama tidak memungkinkan lagi, maka kemungkinan besar kawasan Cycloops adalah menjadi pilihan utama yang tidak dapat dipungkiri. Dengan demikian apabila master plan kabupaten Jayapura tidak disusun dengan baik, serta tidak memasukkan unsur kelestarian Cycloops sebagai bagian penting kehidupan masyarakat dan daerah, maka dapat dipastikan akan semakin sering bencana-bencana alam yang akan terjadi di kota Sentani serta CA Cycloops akan rusak dan punah.

5. Bahan Galian C

Kebutuhan akan bahan baku pembuatan jalan dan bangunan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bahan galian tersebut telah banyak digali secara ilegal dan dijual kepada pihak ke dua sebagai perpanjangan tangan kontraktor yang membutuhkan pasir, batu dan kerikil tersebut untuk pembanguan perumahan dan perkantoran. Selain itu juga perusahaan-perusahaan yang

(12)

mendapat ijin dari Dinas Pertambangan Provinsi Papua juga ikut mengambil bahan tambang tersebut. Di beberapa lokasi kegiatan ini dilaksanakan dengan dasar kontrak bersama pemilik ulayat (ondoafi) setempat.

Penggalian ilegal yang dilaksanakan oleh masyarakat secara perorangan pada umumnya terpusat pada aliran kali/sungai dengan lokasi kegiatan antara lain: Angkasa, kali Yapis, kali Kayabu, kali Jabawi, Kali Ular, Kali Kampwolker, dan lain-lain. Lokasi penggalian telah masuk dalam kawasan cagar alam dan menjadi mata pencaharian pokok bagi masyarakat setempat.

5.6. Upaya Pencegahan yang Telah Dilakukan

Agar eksistensi CA. Cycloops tetap terjamin diperlukan upaya pengelolaan yang tepat. Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya mencakup:

1. Kegiatan penyuluhan terhadap seluruh elemen masyarakat dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat setempat terhadap konservasi CA. Cycloops dan manfaat keberadaannya terhadap kehidupan masyarakat dan daerah.

2. Gerakan rehabilitasi lahan di Kawasan Penyangga CA. Cycloops.

3. Patroli kehutanan oleh Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Provinsi Papua dan Dinas Kehutanan Kabupaten Jayapura, serta pengamanan partisipatif yang melibatkan masyarakat dan tokoh adat (Ondoafi) untuk ikut menjaga.

4. Program pemberdayaan masyarakat pada bidang ekonomi kerakyatan yakni pemberian hewan peliharaan berupa: ternak babi, ayam buras, kambing, jaring ikan, bibit coklat, dan lainnya di daerah penyangga CA. Cycloops. Program ini telah dilakukan sejak tahun 1994 sampai sekarang.

5.7. Sistem Pemerintahan

Secara administrasi kawasan CA. Cycloops berbatasan langsung dengan sejumlah wilayah administratif (distrik) di Kota Jayapura antara lain: Kelurahan Angkasapura, Bayangkara dan Gurabesi di Distrik Jayapura Utara. Distrik Jayapura Selatan memiliki 3 kelurahan berbatasan langsung dengan CA. Cycloops antara lain: Ardipura,Vim dan Entrop. Kelurahan Waena di Distrik Abepura

(13)

Di wilayah administratif Kabupaten Jayapura juga memiliki Kelurahan yang berbatasan langsung dengan CA. Cycloops yakni Kelurahan Nolokla di Distrik Sentani Timur, Kelurahan Hinekombe, Ifar Besar dan Kampung Sereh Gunung di Distrik Sentani Kota, Kelurahan Doyo Lama, Kampung Maribu, dan sebagainya di Distrik Sentani Barat. Kampung Waiya, Yewena, Yongsu Spari, Ormu Wari, Kendate, Tablasupa, Yepase, Wambena, dan sebagainya di Distrik Depapre.

5.8. Pertambahan Penduduk

Kawasan CA. Cycloops melintasi dua wilayah administrasi masing Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. Jumlah penduduk Kabupaten Jayapura Tahun 2004 yakni sebesar 107.368 jiwa, sedangkan pada Tahun 2007 menjadi 117.942 jiwa atau meningkat sebesar 3,41% (Gambar 7). Pertambahan penduduk secara tidak langsung akan diikuti dengan peningkatan akan kebutuhan lahan baik untuk perumahan, maupun kegiatan perekonomian masyarakat. Apabila tidak segera diatasi maka kegiatan tersebut akan semakin meluas hingga kawasan CA. Cycloops.

Gambar 7 Data Penduduk Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin Tahun 2004-2007.

5.9. Sarana Kesehatan

Keberadaan sarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek dan praktek dokter, sangat membantu masyarakat yang tinggal di kawasan Cycloops maupun Distrik Sentani pada umumnya. Dari hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa masyarakat yang mengalami sakit (malaria, flu, sakit kepala,

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 2004 2005 2006 2007 Tahun Jumlah penduduk Laki laki Perem puan

(14)

batuk, kudis dan lainnya) sebagai dampak bencana banjir dan longsor CA. Cycloops pada tahun 2007 mendapatkan pertolongan dan pelayanan yang baik dari puskesmas ataupun rumah sakit setempat.

5.10. Keadaan Geografi Kabupaten Jayapura

Kabupaten Jayapura yang terdiri dari 19 Distrik terletak diantara 139o -140o Bujur Timur dan 2o Lintang Utara dan 3o Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Jayapura, sebelah Utara yakni Samudra Pasifik dan Kabupaten Sarmi, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang dan Tolikara, sebelah Barat bersebelahan dengan Kabupaten Sarmi, sebelah Timur dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom.

5.11. Keadaan Iklim

Berdasarkan hasil pencatatan Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura suhu udara rata-rata di Kabupaten Jayapura berkisar antara 20,6o-28,9oC. Kelembapan udara berkisar antara 81-87%. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari (681 mm) dan terendah pada bulan September (63 mm). Secara keseluruhan jumlah gempa bumi yang dirasakan di Kabupaten Jayapura pada tahun 2007 sebanyak 42 kali.

Gambar

Gambar  5  Monumen Mc Arthur Sebagai Salah Satu   Obyek Wisata di Kawasan Cycloops.
Gambar 6  Kondisi Badan Sungai yang Berhulu di Gunung Cycloops                                    dan Mengalir ke Danau Sentani

Referensi

Dokumen terkait

Artinya bahwa sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan PDRB atau perekonomian yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan nasional dan kontribusi yang lebih besar terhadap

a) Pembelajaran kontekstual tematik dapat membangkitkan partisipasi siswa untuk mata pelajaran Sejarah guna merangsang kepercayaan diri dan mental, bekerjasama,

Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis sebelum kehamilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media sapih hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, sedangkan parameter lain seperti persentase hidup, tinggi, diameter,

DATA TRANSAKSIONAL PENDIDIKAN TINGGI PDDikti menyimpan semua data transaksional yang diperlukan untuk PERIODE

Tambahan penghasitan berdasarkan beban kerja khusus yang diberikan Pemerintah Daerah terhadap dokter jaga, pengawas perawatan, pegawai dinas matam, dan operator cito

 Jaringan penyusun akar, batang, dan daun tumbuhan dijelaskan berdasarkan struktur dan fungsinya  Macam-macam jaringan yang.. menyusun akar, batang, dan

lain tingginya populasi Bifidobacterium bifidum pada starter yang digunakan dan tingginya kandungan total bahan padat pada adonan es krim seperti kandungan gula , protein dan lemak