i
ISSN : 2301-8828
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
SN :
Jurnal Ilmu Ekonomi
JIE
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp : 0265 – 330634
Fax : 0265-325812
e-mail : [email protected]
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 1994–2013 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Reki Nurfadhil Somantri
Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Asep Yusup Hanapia, Sani Widia Maulani
Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Inflasi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2004-2013
Jumri, Iis Surgawati, Ripan Nurdinsa
Pengaruh Investasi, Inflasi Dan Bi Rate Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Indonesia Periode 2002-2013
Dwi Hastuti L.K, Ade Komaludin1 Yuga Pebrian Surya
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Indeks Daya Beli Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Dadan Ramdan K
Pengaruh Investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - Pmtdb) Dan Belanja Modal Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1999 –2013
Chandra Budhi L.S, Noneng Masitoh, Desta Renggana Putra
Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Priode 2001-2014
Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani, Iriyanto
Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi
i
ISSN : 2301-8828
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
Ketua Penyunting :
Apip Supriadi
Wakil Penyunting
Jumri
Penyunting Pelaksana:
Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Aso Sukarso Andi Rustandi
Pembantu Penyunting
Chandra Budhi LS Noneng Masitoh Alamat RedaksiLembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail : [email protected]
ii
ISSN : 2301-8828
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
DAFTAR ISI
DEWAN REDAKSI ... ... ..
i
DAFTAR ISI ... ...
ii
PENGANTAR REDAKSI ... ...
iii
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Indeks HargaSaham GabunganTahun 1994–2013 Aso Sukarso, Andi Rustandi, Reki Nurfadhil Somantri………. 1068 -1086
Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013
Asep Yusup Hanapia, Sani Widia Maulani………..
1087 - 1103
Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Inflasi Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2004-2013
Jumri, Iis Surgawati, Ripan Nurdinsa……….. 1104 -1122 Pengaruh Investasi, Inflasi Dan Bi Rate Terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Di Indonesia Periode 2002-2013
Dwi Hastuti L.K, Ade Komaludin1 Yuga Pebrian Surya………. 112 - 1143 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad)
Terhadap Indeks Daya Beli Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang Rusliana, Dadan Ramdan K………. 1123 - 1160 Pengaruh Investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto - Pmtdb)
Dan Belanja Modal Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 1999 –2013
Chandra Budhi L.S, Noneng Masitoh, Desta Renggana Putra……….
1161 - 1174
Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Priode 2001-2014
Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani, Iriyanto………. 1175_1194
Jurnal Ilmu Ekonomi
iii
ISSN : 2301-8828
Volume 5, Nomor 2, Juli – Desember 2015
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT.
Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik.
Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin
Tasikmalaya, Nopember 2015 Dewan Penyunting
ii
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE
2004-2013
(The Effect of Economic Growth and Regional Income (PAD ) on Purchasing
Power Index in Tasikmalaya City during the Period of 2004-2013
)
Encang Kadarisman1, Nanang Rusliana1, Dadan Ramdan K2
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT
The objective of the research was to know the effect of economic growth and regional income (PAD) on purchasing power index in the City of Tasikmalaya during the period of 2004 -2013. Multiple linear regression method and its test (t-test and F-(t-test) were used in this study. The research concluded that partially, economic growth and Regional Income (PAD) have positive significant effect on the purchasing power index. Simultaneously (F-test) was also concluded that economic growth and regional income (PAD) have a significant influence on the purchasing power index in the City of Tasikmalaya during the period of 2004-2013 Keywords : Economic growth , regional income (PAD) and purchasing power
i
ndexABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap indeks daya beli di Kota Tasikmalaya periode 2004 – 2013. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD) dan indeks daya beli di Kota Tasikmalaya periode 2004 – 2013. Hasil dengan menggunakan uji parsial (Uji t) dengan taraf nyata 5% adalah pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah (PAD) berpengaruh positif dan signifikan. Secara simultan (Uji F) pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah (PAD) mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks daya beli di Kota Tasikmalaya tahun 2004 – 2013.
Kata kunci : pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD) dan indeks daya beli
1 Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1145
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Pembangunan manusia (human
development) merupakan suatu
paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga setiap upaya pembangunan mempunyai ciri dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam kerangka ini maka pembangunan daerah ditujukan untuk meningkatkan partisipasi penduduk dalam semua proses pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan upaya peningkatan kualitas penduduk. Sebagian sumber daya baik dari aspek fisik (kesehatan), intelektualitas (pendidikan), kesejahteraan ekonomi (daya beli) maupun moralitas (iman dan taqwa). Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan yang tercantum dalam UUD 1945, yaitu”memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa” yang secara implisit juga mengandung makna pemberdayaan manusia.
Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar dimasyarakat tersebut dapat teratasi.
Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan. Namun persoalannya adalah capaian pembangunan manusia secara parsial sangat bervariasi dimana beberapa aspek pembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspek pembangunan lainnya gagal. Dewasa ini persoalan mengenai capaian pembagunan manusia telah menjadi perhatian para
penyelenggara pemerintahan. Berbagai ukuran pembangunan manusia dibuat namun tidak semuanya dapat digunakan sebagai ukuran standar yang dapat dibandingkan antar wilayah atau antar negara. Oleh karena itu Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI).
. Sejalan dengan
perkembangan pendekatan pembangunan manusia di atas, pada
tahun 1990, PBB menetapkan sebuah tolak ukur untuk mengukur hasil-hasil pembangunan manusia dengan indikator IPM (Indeks Pembangunan Manusia = Human
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1146
dasarnya adalah nilai yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur dari 3 (tiga) komponen utama yaitu :
1. Kesehatan, diukur dengan usia yang panjang dan sehat atau diukur dengan Angka Harapan Hidup (AHH).
2. Pendidikan, diukur dengan Kemampuan baca tulis atau Angka Melek Huruf (AMH) dan angka
partisipasi pendidikan yang telah ditamatkan atau Rata-rata Lama Sekolah (RLS).
3. Ekonomi, diukur dengan Standar hidup yang layak dengan pendekatan Produk Domestik Bruto per Kapita pada tingkat konsumsi riil per kapita atau kemampuan daya beli masyarakat.
Tabel 1
Data Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Indeks Pembagunan Manusia Kota Tasikmalaya Tahun 2004 - 2013
Tahun LPE (%) PAD (Rp) IPM (%) IPM Indeks Daya Beli
(%) 2004 4,9 29.937.411.000 71,52 58,70 2005 4,02 35.990.591.000 72,08 59,53 2006 5,11 50.829.847.175 72,26 59,93 2007 5,89 58.604.933.911 72,74 60,47 2008 5,70 60.822.123.828 73,35 61,55 2009 5,72 76.503.523.370 73,96 62,33 2010 5,73 104.773.656.467 74,40 62,45 2011 8,81 110.369.865.000 74,85 63,12 2012 5,89 153.009.410.135 75,35 63,79 2013 5,92 170.101.109.996 75,71 64,46
Sumber: BPS Kota Tasikmalaya
Data diatas menunjukan bahwa Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan IPM dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2004 yaitu sebesar 71,52% dan pada tahun tahun berikut nya mengalami kenaikan hingga pada tahun 2013 menjadi 75,71%. Data diatas menunjukan bahwa Kota Tasikmalaya telah mengalami kemajuan dari segala aspek yang ada
dalam lingkungan IPM termasuk Indeks Daya Beli. Namun perkembangan IPM Kota Tasikmalaya masih terbilang rendah jika di bandingkan dengan rata-rata perkembangan IPM di Jawa Barat.
Pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya dari tahun 2004 sampai 2013 mengalami peningkatan dan penurunan, pada tahun 2004
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1147 pertumbuhan ekonomi Kota
Tasikmalaya sebesar 4,9 persen, pada tahun 2005 sebesar 4,02 persen, pada tahun 2006 sebesar 5,11 persen, pada tahun 2007 sebesar 5,89 persen, pada tahun 2008 sebesar 5,70 persen, pada tahun 2009 sebesar 5,72 persen, pada tahun 2010 sebesar 5,73 persen, pada tahun 2011 sebesar 8,81 persen, pada tahun 2012 sebesar 5,89 persen dan pada tahun 2013 sebesar 5,92 persen. Kota Tasikmalaya mengalami persentase tertinggi pada tahun 2011 dengan persentase 8,81 peresen, namun pada tahun berikutnnya nampaknnya mengalami penurunan kembali pada angka persentase 5 persen . Oleh karena itu pemerintah Kota Tasikmalaya harus meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menekan terjadinya penambahan penduduk miskin dikarenakan Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam mengurangi kemiskinan dan menghasilkan sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerah masing-masing. Sebagai
administator penuh masing-masing daerah harus bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan daerahnya lebih terfokus dan mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kesalahan presepsi yang menjadikan sumber daya alam sebagai sandaran utama sumber pendapatan daerah harus segera diubah karena suatu saat kekayaan alam akan habis. Pemerintah daerah harus mulai mencari sumber lain yang ada di wilayahnya untuk diandalkan sebagai tulang punggung Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (BUMD) yang diperoleh dan lain-lain, PAD yang sah yaitu hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadan barang dan/atau jasa oleh daerah. Dan inilah hasil keseluruhan PAD kota Tasikmalaya dari tahun 2004-2013, dilihat pada tabel diatas,perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tasikmalaya dari tahun ke tahun selama 2004
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1148
sampai 2013 mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 29.937.411.000 dan pada tahun 2005 sebesar Rp. 35.990.591.000. angka ini menujukan bahwa Pendapatan Asli Daerah di Kota Tasikmalaya bertambah,begitupun pada tahun-tahun selanjutnya Pendapatan Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dimana daerah sudah mulai berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya. Jika dilihat dari tabel diatas PAD Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk mengacu dari latar belakang yang telah disampaikan di atas. Peneliti akan menganalisis masalah Indek Pembangunan Manusia ini dengan judul “Pengaruh Laju Pertumbuhan
Ekomomi dan Pendapatan Asli
Daerah Terhadap Daya Beli
Masyarakat di Kota Tasikmalaya”.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang
dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi dan
Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Indeks Daya Beli) secara parsial.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Indeks Daya Beli) di secara bersama-sama.
KERANGKA PEMIKIRAN
Modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi. Dengan modal manusia yang berkualitas, kinerja ekonomi diyakini juga akan lebih baik, sesuai dengan yang dikatakan Mubyarto dalam Mailendra (2009) “social development
is economic development”. Menurut
Todaro (1998), sumber daya manusia dari suatu bangsa merupakan faktor paling menentukan karakter dan ke-cepatan pembangunan sosial dan ekonomi dari bangsa yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi memperluas dan memperbesar pemenuhan materi untuk kebutuhan manusia. Sejauh mana kebutuhan tersebut terpenuhi tergantung dengan alokasi sumber daya, distribusi ekonomi dan peluang kerja dalam
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1149 perekonomian. Pertumbuhan dan
pembangunan manusia (IPM) mempunyai hubungan dua arah yang meskipun tidak berhubungan secara otomatis namun dapat diperkuat dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah. Ketika pertumbuhan dan IPM mempunyai hubungan yang kuat, mereka saling berkontribusi satu sama lain, tetapi ketika hubungan tersebut lemah mereka akan “merusak” yang lainnya. Unbalanced link adalah
kondisi dimana pertumbuhan ekonomi tinggi namun kualitas hidup rendah atau sebaliknya meningkatnya kualitas hidup namun pertumbuhan ekonomi rendah. Hubungan pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia dipengaruhi dua rantai utama, yaitu kegiatan/aktifitas dan pengeluaran rumah tangga (household
activities and expenditure) dan
kebijakan dan pengeluaran pemerintah
(government policy and expenditure).
Kebijakan desentralisasi ditujukan untuk mewujudkan kemandirian daerah, pemerintah daerah otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat (UU NO. 34/2004). Kemampuan daerah
untuk menyediakan pendanaan yang berasal dari daerah sangat tergantung pada kemampuan merealisasikan potensi ekonomi tersebut menjadi bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang mampu menciptakan perguliran dana untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan (Darwanto dan Yustikasari, 2007).
PAD merupakan sumber pembiayaan yang paling penting dalam mendukung kemampuan daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah dan pembangunan manusia. Hubungan antara PAD dengan IPM Indeks Daya Beli Apabila PAD mengalami peningkatan maka anggaran terhadap kontribusi publik pun akan mengalami peningkatan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa PAD merupakan dana pemerintah daerah yang digunakan untuk menjalankan pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik di kabupaten/kota. Sehingga hubungan antara PAD dengan indeks pembangunan manusia adalah positif.
Hal ini didukung dengan beberapa hasil penelitian terdahulu yang diteliti oleh Detca (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1150
Perimbangan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Jawa Timur” dengan
menggunakan data panel dengan
cross section berjumlah 38
kabupaten/kota di Jawa Timur dan time
series tahun 2006-2011. Rasio PAD
dan DAK terhadap belanja modal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap indeks pembangunan manusia kabupaten/kota di Jawa Timur. Hal ini dapat diasumsikan bahwa semakin besar kemampuan PAD dan DAK dalam membiayai belanja modal akan dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia. penelitian Decta secara garis besar menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap IPM. Dengan penjelasan Pendapatan asli daerah terhadap IPM yang menyatakan bahawa PAD merupakan sumber pembiayaan yang paling penting dalam mendukung kemampuan daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah
dan pembangunan manusia. Artinya suatu daerah harus memiliki sumber-sumber pendapatan sendiri, karena salah satu indikator untuk melihat kadar otonomi suatu daerah terletak pada besar kecilnya kontribusi daerah tersebut dalam PAD. Besar kecilnya hasil PAD paling tidak dapat mengurangi tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat dan pada giliranya akan membawa dampak pada peningkatan kadar otonomi daerah tersebut. PAD merupakan pendapatan daerah yang secara bebas dapat digunakan untuk masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan daerah dan pembangunan manusia..
Untuk mempermudah penulis dalam penelitian, dimunculkan kerangka berpikir untuk menjelaskan Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Berikut ini gambar kerangka Pemikiran yang skematis :
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Pendapatan Asli Daerah
Laju Pertumbuhan
Ekonomi
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1151
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah laju pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Indeks Pembangunan Manusia (Indeks Daya Beli) di Kota Tasikmalaya tahun 2004-2013.
Metode Penelitian
Winarno Surakhmad (1998) mengemukakan bahwa, metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknis serta alat-alat tertentu.
Sesuai dengan pendapat di atas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana metode deskriptif adalah pengumpulan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
menurut apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series), yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh intansi tertentu. Dalam penelitian data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Metode Analisis
Metode analisis yang
digunakan sebisa mungkin menghasilkan nilai parameter model yang baik. Metode analisis dalam penelitian ini akan menggunakan metode Ordinary Least Square
(OLS). Berdasarkan operasional
variabel dan landasan teori yang telah dijelaskan sebelumnya maka penulis mendefinisikan permasalahan yang diteliti kedalam sebuah fungsi matematika sebagai berikut:
a. PPP= f (LPE, PAD)
PPP=
𝛃𝛃
𝟎𝟎 +𝛃𝛃
𝟏𝟏LPE+𝛃𝛃
𝟐𝟐PAD+e PPP=𝛃𝛃
𝟎𝟎 +𝛃𝛃
𝟏𝟏LPE+𝛃𝛃
𝟐𝟐logPAD+eDimana:
IPM : Indeks Pembangunan Manusia (persen) PPP : Indeks Daya Beli (persen)
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1152
PAD : Pendapatan Asli Daerah (Rupiah) β0 : Intercept
β1, β2, : koefisien e = error term
Kemudian setelah diperoleh persamaan, dilakukan uji asumsi klasik dan uji t serta uji F.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Penelitian
Dari Hasil Pengolahan Data didapat persamaan regresi dalam
bentuk persamaan ekonometrika sebagai berikut :
PPP =
𝜷𝜷
𝟎𝟎 +𝜷𝜷
𝟏𝟏LPE+𝜷𝜷
𝟐𝟐logPAD + ePPP = 29,59690 + 1,990465 LPE+ 0,844853 log PAD + e Prob t-statistik (0,0034) (0,0154)
R-Squared (0,729867) F Statistik (9,456600)
Berdasarkan persamaan di atas, diketahui bahwa koefisien tiap variabel bebas adalah 1,990465 untuk variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi, 0,844853 untuk variabel Pendapatan Asli Daerah, Yang dimaksud koefisien dalam penelitian ini adalah besarnya pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel tetap yaitu variabel Daya Beli, maka penulis menganalisisnya melalui beberapa parameter dan pengujian sebagai berikut:
Koefisien Determinasi
Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa nilai R2 adalah sebesar
0,729867 hal ini berarti variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dapat menjelaskan perubahan pada variabel Daya Beli sebesar 72,98 % dan sisanya sebesar 27,02 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Uji F Statistik
Untuk melihat apakah variabel bebas mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel terikat, dapat diketahui dengan pengujian secara keseluruhan yaitu melalui perbandingan
𝐹𝐹
ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 denganPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1153
𝐹𝐹
𝑖𝑖𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 pada persamaan yang telahdijelaskan diatas.
Dari hasil perhitungan diperoleh
𝐹𝐹
ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 adalah 9,456600 dengan𝐹𝐹
𝑖𝑖𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 pada taraf nyata 5% adalah 3,35. Berdasarkan Hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat bahwa𝐹𝐹
ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖>𝐹𝐹
𝑖𝑖𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 atau 9,456600 > 3,35 artinya bahwa pengaruh variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Daya Beli di Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013 secara bersama sama adalah signifikan.Uji T Statistik
Uji T dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Berdasarkan hasil regresi, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada level of significance 5% variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu Daya Beli. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas t-statistiknya lebih kecil dari 0,05. Nilai probabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui signifikansi masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 2
Hasil Uji T Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Daya Beli Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013
Variabel Prob(t-statistik) Signifikansi Laju Pertumbuhan Ekonomi 0,0034 Signifikan
Pendapatan Asli Daerah 0,0154 Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukan gejala adanya hubungan linier atau hubungan yang pasti diantara variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya multikolinieritas dalam model regresi maka dapat menganalisis
multikolinearity test dengan melihat
Correlogram of Residuals. Hal ini bisa
dilihat dengan nilai Autocorrelation (AC) tidak lebih dari 0,5. Berdasarkan analisis Correlogram of Residuals maka dapat disimpulkan bahwa model yang dipakai tidak terdapat multikolinieritas dalam model regresi. Hal ini bisa dilihat dengan nilai
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1154
Autocorrelation (AC) tiap variabel yang lebih dari 0,5.
Uji Heterokedastis
Heteroskedastisitas terjadi
apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan
cara meregresikan residual kuadratnya terhadap fitted kuadratnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, maka nilai R2
dibandingkan dengan nilai tabel Chi-Square (χ2) dengan besarnya df adalah
27. Jika Obs*R squared lebih kecil dari nilai tabelnya maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 3
Hasil Uji Heterokedasticity Test : White
F Statistic 0,363935 Prob. F 0,7073
Obs*R-Squared 0,941876 Prob Chi-Square 0,6244
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews6
Untuk model pengaruh variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Daya Beli di Kota Tasikmalaya tahun 2004-2013, pada α = 5% dan nilai degree of freedom (df) sebesar 30 – 3 = 27 diperoleh nilai χ2 tabel sebesar
40,11. Dibandingkan dengan nilai
Obs*R-squared White Heteroskedasticity Test sebesar
0,941876, maka dapat disimpulkan bahwa hasil regresi tersebut terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena nilai Obs*R-squared White
Heteroskedasticity Test lebih kecil dibandingkan dengan nilai χ2 tabel.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu (Widarjono,2007). Dalam penelitian ini digunakan uji Breusch-Godfrey (BG)
Serial Corelation LMTest untuk
mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi. Hasil Breusch-Godfrey (BG).
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
F-Statistic 0,096524 Prob F 0,9096
Obs*R-squared 0,371743 Prob.Chi-Square 0,8304
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1155 Pada regresi pengaruh variabel
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Daya Beli di Kota Tasikmalaya tahun 2004-2013, dengan nilai degree of
freedom (df) sebesar 30 – 3 = 27 dan
menggunakan α = 5% maka diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 40,11.
Dibandingkan dengan nilai Obs*R-squared Breusch-Godfrey (BG) Test hasil regresi yaitu sebesar 0,371743, maka nilai Obs*Rsquared
Breusch-Godfrey (BG) Test lebih kecil
dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan tersebut bebas dari gejala autokorelasi.
Uji Normalitas
Uji normalitas bisa diuji dengan dua metode, yaitu uji Jarque-Bera dan uji Histrogram Residual. Digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari
probability distribution function (PDF)
dari variabel random berbentuk distribusi normal atau tidak.
Gambar 4.1 Uji Histrogram Residual Dan Uji Jarque-Bera Sumber : Pengolahan Data Eviews6
Dilihat dari gambar diatas maka nilai Jarque-Bera 0,353773 didasarkan pada distribusi Chi Squares dengan derajat kebebasan (df) = 30 – 3 = 27 dan α = 5% dengan nilai X2 tabel
sebesar 40,11, artinya nilai Jarque-Bera lebih kecil dari nilai Chi Squares maka persamaan ini berdistribusi normal. Pembahasan 0 1 2 3 4 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Series: Residuals Sample 2004 2013 Observations 10 Mean -5.33e-15 Median 0.092327 Maximum 1.395995 Minimum -1.798093 Std. Dev. 0.999652 Skewness -0.264634 Kurtosis 2.245724 Jarque-Bera 0.353773 Probability 0.837875
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1156
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi terhadap Daya Beli di Kota Tasikmalaya
Berdasarkan hasil regresi
diketahui bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tasikmalaya memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Daya Beli di Kota Tasikmalaya dengan tingkat keyakinan 95%. Hal ini sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti, kenaikan jumlah laju pertumbuhan ekonomi sebanyak 1 persen akan menaikan tingkat daya beli sebesar 1.990465.
Dari hasil estimasi menujukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap daya beli. Hal ini didukung dengan beberapa hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap Indeks Daya Beli. Hal ini terjadi apabila Laju Pertumbuhan Ekonomi meningkat maka indikasi pendapatan masyarakat akan meningkat dikarenakan ikut di pengaruhi oleh faktor modal dan teknologi dimana faktor tersebut yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Daya Beli Kota Tasikmalaya
Berdasarkan hasil regresi
diketahui bahwa PAD di Kota Tasikmalaya berpengaruh positif dan
signifikan terhadap daya beli di Kota Tasikmalaya dengan tingkat keyakinan 95%. Hasil ini sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Kenaikan koefisien Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 persen akan meningkatkan daya beli sebesar 0.844853.
Dari hasil estimasi menujukan bahwa pendpatan asli berpengaruh positif terhadap daya beli. Hal ini didukung dengan beberapa hasil penelitian terdahulu yang diteliti oleh Detca (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh PAD
dan Dana Perimbangan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Jawa Timur” dengan
menggunakan data panel dengan
cross section berjumlah 38
kabupaten/kota di Jawa Timur dan time
series tahun 2006-2011. Rasio PAD
dan DAK terhadap belanja modal mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap indeks pembangunan manusia kabupaten/kota di Jawa Timur. Hal ini dapat diasumsikan bahwa semakin besar kemampuan PAD dan DAK dalam membiayai belanja modal akan dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia. penelitian Decta secara garis besar menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Indeks Daya Beli. Dengan penjelasan Pendapatan asli daerah
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1157 terhadap Indeks Daya Beli yang
menyatakan bahawa PAD merupakan sumber pembiayaan yang paling penting dalam mendukung kemampuan daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah dan pembangunan manusia. Artinya suatu daerah harus memiliki sumber-sumber pendapatan sendiri, karena salah satu indikator untuk melihat kadar otonomi suatu daerah terletak pada besar kecilnya kontribusi daerah tersebut dalam PAD. Besar kecilnya hasil PAD paling tidak dapat mengurangi tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat dan pada giliranya akan membawa dampak pada peningkatan kadar otonomi daerah tersebut. PAD merupakan pendapatan daerah yang secara bebas dapat digunakan untuk masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan daerah dan pembangunan manusia. Dengan hasil positif ini bahwa tingginya PAD akan berimbas terhadap baiknya sarana insfrastuktur di kota Tasikmalaya sehingga akan memberikan kemudahan kemudahan akses bagi para pelaku ekonomi yang dapat meningkatkan hasil pendapatnya.
Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah secara bersama-sama terhadap Indeks Daya Beli Kota Tasikmalaya
Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap indeks daya beli di kota Tasikmalaya. Dari hasil perhitungan diperoleh
𝐹𝐹
ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 sebesar 9,456600 pada taraf nyata 5% adalah 3,35. Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel jumlah laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah terhadap indeks daya beli di kota Tasimalaya Periode 2004-2013 secara bersama sama adalah signifikan.KESIMPULAN
Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah terhadap daya beli di Kota Tasikmalaya periode 2004-2013. Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1158
1. Variabel Laju Pertumbuhan Ekonomi menghasilkan korelasi positif dan signifikan
terhadap variabel Daya Beli di Tasikmalaya periode tahun 2004-2013. Hal ini sesuai dengan hipotesis
2. Variabel Pendapatan Asli Daerah menghasilkan korelasi positif dan signifikan terhadap variabel Daya Beli di Tasikmalaya periode tahun 2004-2013. Hal ini sesuai dengan hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
.
Agus Widarjono, 2007 Ekonometrika
Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi
UII, Yogyakarta.
Ariefianto, Moch. Doddy. 2012.
Ekonometrika Esensi Dan
Aplikasi Dengan Menggunakan Eviews. Jakarta : Erlangga Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,
Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan
Ekonomi, Yogyakarta:
BPFE.
Badan Pusat Statistik. Angka IPM dan
Komponennya Kota
Tasikmalaya 2004-2011.
BPS.
Bundala, Ntogwa Ng’habi. 2012. Do Tanzanian Companies Practice Pecking Order Theory, Agency Cost Theory, or Trade Off
Theory? An Empirical Studi in Tanzanian Listed Companies. International Journal of Economics and Financial Issues, Vol. 2, No. 4, pp. 401-422.
_____. Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran 2004-2013.
BPS.
_____. Pertumbuhan PDRB Kota
Tasikmalaya periode
Tahun 2004-2013. BPS.
Darwanto dan Yulia Yustikasari, 2007
Pengaruh Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Pendapatan Asli Daerah, Alokasi
Umum terhadap Pengalokasian Belanja
Modal. Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makasar 26-27
Juli 2007.
Esa Suryaningrum A. 2000. “Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia”
Media Ekonomi dan Bisnis, Vol 12 No.
1, h 8-16, Semarang : FE UNDIP.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Semarang
: Badan Penerbit Univrsitas Diponegoro.
Ginting, C.K. (2008) “Analisis Pembangunan Manusia di Indonesia”. Tesis
Master, Sekolah Parcasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Gujarati, Damodar. 2006.Ekonometrika
Dasar. Edisi ketiga.
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP INDEKS DAYA BELI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2004-2013
Encang Kadarisman, Nanang R, Dadan Ramdan K
1159 Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode
Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Erlangga.
Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad, dan Firman Syarif. 2007.
Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service
Soutions) untuk Penyusunan Skripsi dan
Tesis. Medan : USU
Press.
Lugastoro, Decta Pitron. 2013. Analisis
Pengaruh PAD Dan Dana Perimbangan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota Di Jawa Timur. Universitas
Brawijaya
Mailendra, Fitra. 2009. “Analisi
Dampak Pemekaran Wilayah dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pembangunan Manusia di Propinsi Jawa
Barat”. Skripsi. Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Mirza, D.S. 2012. Pengaruh
Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah Tahun
2006-2009. Economics Development Analysis Journal. Vol. 1(1): 1-14.
Mudrajad Kuncoro. 2004. Metode
Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Pambudi, Septian Bagus, 2008. “Analisi Pengaruh Tingkat
Kemandirian Fiskal terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Skripsi
S1Institut Pertanian Bogor”. Bogor
Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Bandung : Kuraiko Pratama.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang
Retribusi Daerah
Ramayanti, Maya. 2009. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah Dan Transfer Pemerintah
Pusat Terhadap Pendapatan Per Kapita
Masyarakat
Kabupaten/Kota Di
Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatra Utara. Republik Indonesia. 2003.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.http://www.setneg.
go.id. 23 April 2014. Republik Indonesia. 2004.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah. http://www.setneg.go.id.
23 April 2014.
Santosa, Budi. 2013. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan, Pengangguran Dan Kemiskinan 33 Provinsi Di
Indonesia. Universitas
Trisakti.
Sukirno, Sadono. 2010. Teori
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 5, no 2, Juli – Desember 2015
1160
Edisi Ketiga. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada. Sadono Sukirno. 2005. Mikro Ekonomi
Teori Pengantar edisi ketiga.
PT.Rajagrafindo Persada : Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif.
CV.Alfabeta: Bandung.
Todaro, P.M. & Smith S.C. 2003.
Pembangunan Ekonomi di
Dunia Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan daerah.
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika
Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis, edisi
kedua. Yogyakarta:
Ekonisia.
Winarno Surakhmad, 1998: Metode Penelitian. Penerbit Graha Indonesia. Jakarta.