• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI TADARUS AL-QUR AN DI SMK INSAN GLOBAL JAKARTA BARAT. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TRADISI TADARUS AL-QUR AN DI SMK INSAN GLOBAL JAKARTA BARAT. Skripsi"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Tafsir Hadis

Oleh:

Ahmad Amin

11140340000243

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

(3)

iii

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul TRADISI TADARUS AL-QUR'AN DI SMK INSAN GLOBAL JAKARTA BARAT telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 03 Februari 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Jakarta, 05 Mei 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Eva Nugraha, M.Ag. Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH

NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Hasanuddin Sinaga, M.A. NIP. 19701115 199703 1 002 Pembimbing,

Drs. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A. NIP. 19690822 199703 1 002 Moh. Anwar Syarifuddin, M.A.

(4)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

TRADISI TADARUS AL-QUR’AN DI SMK INSAN GLOBAL

JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh: Ahmad Amin NIM. 11140340000243

Pembimbing,

Drs. H. Ahmad Rifqi Muchtar, M.A.

NIP. 196908221997031002

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(5)

v

ABSTRAK

Ahmad Amin, Nim: 11140340000243, Tradisi Tadarus

Al-Qur’an di SMK Insan Global Jakarta Barat

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri peran Al-Qur’an di sekolah formal, terutama di sekolah yang menyiapkan peserta didik untuk dapat bersaing dalam proses pekerjaan kedepannya. Dengan kata lain, memfokuskan pada pengembangan skill / kemampuan peserta didik pada kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha maupun dunia industri baik nasional maupun global. Berbeda dengan tujuan diturunkannya Al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan di dunia. Penelitian ini penting dilakukan untuk mencari alasan sekolah membuat program tadarus hingga menjadi sebuah tradisi.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Akan tetapi, fokus penelitian ini disempurnakan setelah peneliti terjun ke lapangan secara langsung. Penelitian ini bersifat field study (penelitian lapangan), data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Al-Qur’an di sekolah SMK Insan Global didasari untuk mewujudkan visi misi sekolah, oleh karena itu sejak awal berdirinya sekolah SMK Insan Global telah menerapkan program kegiatan tadaraus Al-Qur’an agar siswa-siswinya memiliki kemampuan dasar membaca Al-Qur’an. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, upaya sekolah dalam pengembangan kualitas pengetahuan agama islam selain itu untuk memberantas kebodohan dalam kemampuan membaca Al-Qur’an maka sekolah membuat program tadarus Al-Qur’an yang mana terbentuknya sebuah tradisi tadarus Al-Qur’an di SMK Insan Global dikarenakan program tadarus Al-Qur’an yang berlangsung secara turun-temurun selama 10 tahun berdirinya sekolah SMK Insan Global, sehingga melahirkan sebuah tradisi tadarus Al-Qur’an.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. penulis panjatkan atas segala rahmat, karunia, taufiq, dan hidayat-Nya yang tidak mampu dihitung oleh hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, rasul pilihan yang membawa cahaya penerang dengan ilmu pengetahuan. Semoga untaian doa tetap tercurahkan kepada keluarga, sahabat serta seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillâh, penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini

setelah melalui berbagai upaya dan usaha selama menyusun skripsi ini, meskipun dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini tidaklah semata-mata atas usaha sendiri, namun berkat dorongan motivasi dan bantuan dari berbagai pihak terutama kepada kepada orang tuaku ayahanda H. Syamsudin dan ibunda Khodijah yang selalu memberikan arahan dan dukungan baik berupa moril maupun materil serta doa yang tiada henti dari keduanya. Kesabaran dalam mendidik anak-anaknya menjadikan penulis selalu bersemangat untuk belajar. Sehingga berkat itu semua penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan sampai lulus. Kepada kakak Nurjanah, Nurjanih, Dewi Sartikah. Abang Hamdan Syamsudin, dan adik-adik penulis yang bernama Nuraini dan Taufik. Semoga mereka semua kelak menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkahnya dan selalu melimpahkan Raḥmān dan Raḥīm-Nya kepada mereka. Āmīn Yā Rabbal’ālamīn. Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

(7)

vii

1. Ibu Prof. Dr. Hj Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, MA, selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr, Eva Nugraha, M.Ag selaku ketua jurusan dan bapak

Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH selaku sekretaris jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berterima kasih, karena beliau telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi S1. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dari setiap langkah beliau.

3. Bapak Ahmad Rifqi Muchtar, MA, yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membimbing, memberikan arahan untuk segera terselesaikannya skripsi ini. Disamping Pembimbing skripsi bapak juga adalah pembimbing akademik yang selalu memberi motivasi serta arahan agar penulis segara menyelesaikan S1 di UIN jakarta ini. Semoga bapak dan keluarga dimudahkan segala urusan, sehat selalu, panjang umur, dan murah rejeki.

4. Seluruh dosen program Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, penulis

mengucapkan banyak terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik serta banyak memberikan berbagai macam ilmu yang sangatlah bermanfaat kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat dunia dan akhirat.

5. Segenap kepala dan staff karyawan serta staff Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin dan karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan pustaka dalam penulisan skripsi ini.

(8)

viii

6. Kepada orang tuaku ayahanda H. Syamsudin dan ibunda Khodijah

yang selalu memberikan arahan dan dukungan baik berupa moril maupun materil serta doa yang tiada henti dari keduanya. Kesabaran

dalam mendidik anak-anaknya menjadikan penulis selalu

bersemangat untuk belajar. Sehingga berkat itu semua penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan sampai lulus. Kepada kakak Nurjanah, Nurjanih, Dewi Sartikah. Abang Hamdan Syamsudin, dan adik-adik penulis yang bernama Nuraini dan Taufik. Semoga mereka semua kelak menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkahnya dan selalu melimpahkan Raḥmān dan

Raḥīm-Nya kepada mereka. Āmīn Yā Rabbal’ālamīn.

7. Keluarga Besar SMK Insan Global, lembaga pendidikan yang telah

bersedia sebagai tempat observasi dan penelitian utama penulis. Dan juga siswa/i alumni yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai.

8. Seganap keluarga besar Ustad Zubair beserta rombongan majlis atas

suport dan motivasinya. Sehingga penulis dapat segera

menyelesaikan skripsi.

9. Keluarga besar Majlis Miftahul Ulum (Majlis ta’lim Selong, Duri

Kosambi Jakarta Barat) terutama Ustad Abdul Basit, yang telah mengajarkan penulis ilmu fiqih yang sangat masuk akal.

10. Ustad Dawam Anwar, yang telah menjadi penyemangat karena nasehat-nasehatnya yang sangat menyentuh hati.

11. Pak Heriyansyah, Pak Qurtubi, Ari Prakoso, dan Ande Prastowo yang selalu memberikan ide-ide kreatif dalam menyusun skripsi. 12. Kawan-kawan yang selalu jenaka dalam obrolannya Muhammad

(9)

ix

13. Kawan-kawan bermain ; Fikri, Hafiz Firman, Vikih, Entos, dan Rohim.

14. Kawan-kawan ngopi (ngobrol pencari inspirasi) Syehu, Raja, Adan, Kanzul, Fikry, Ali, Burhan, Anas, Adib, Mirza, Agung, Mbot, Iqbal, Elgi, Imam N, Roi, Najib, Hanip, dll.

15. Semua kawan-kawan jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2014 dan khususnya kepada seluruh kawan-kawan IAT kelas G yang rela berbagi ilmu, tawa, canda serta support kepada penulis.

16. Kepada kerabat dan saudara-saudaraku yang belum saya sebutkan namun tidak mengurangi rasa hormat saya. Mereka selalu mendukung penulis selama menutut ilmu di UIN Jakarta juga selalu membantu selama proses penulisan skripsi dari pengajuan proposal sampai pendaftaran wisuda.

Peneliti menyadari bahwa keilmuan dan wawasan peneliti masih sedikit, bilamana tulisan ini masih terdapat kekeliruan mohon dimaafkan. Akan tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti berharap tulisan ini bisa bermanfaat dan memberikan motivasi kepada para pembaca, serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi penelitian selanjutnya.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 10 Desember 2020 Penulis

(10)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penullisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh Tim CeQDA (Center For Quality Development dan Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007. A. Konsonan HURUF ARAB NAMA HURUF LATIN KETERANGAN

ا alif - Tidak dilambangkan

ب ba’ b Be

ت ta’ t Te

ث tsa’ ts Te dan Es

ج jim j Je

ح Ḥa’ ḥ Ha dengan titik di bawah

خ kha’ kh Ka dan Ha

د dal d De

ذ dzal dz De dan Zet

ر ra’ r Er

ز zai z Zet

س sin s Es

ش syin sy Es dan Ye

(11)

xi

ض Ḍad ḍ De dengan titik di bawah

ط Ṭa ṭ Te dengan titik di bawah

ظ Ẓa ẓ Zet dengan titik di bawah

ع ‘ain ‘ Koma terbalik hadap

kanan غ ghain Gh Ge dan Ha ف fa F Ef ق qaf Q Ki ك kaf K Ka ل lam L El م mim M Em ن nun N En و wau W We ه ha’ H Ha ء hamzah ` Apstrof ي ya’ Y Ye B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vocal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ

(12)

xii

َ ا

I Kasraḥ

َ

ا

U Ḍammah

2. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ى

Ai a dan i

و ى

Au a dan u

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

اَب

 a dengan topi di atas

يِب

Î i dengan topi di atas

وُب

Û u dengan topi di atas

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-al-dîwân.

(13)

xiii

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ّ ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata ( ةرورضلا ) tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

1

ةقیرط

Tarîqah

2

ةعماجلا ةیملاسالإ

al-jâmî’ah al-islâmiyyah 3

ةدحو دوجولا

wahdat al-wujûd

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat,

(14)

xiv

nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun huruf

(harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

ُُذاَت ْس

الأ َُب َھ َذ

ُ

dzahaba al-ustâdzu

ُُر ْج

الأ َُتَبَث

َ

tsabata al-ajru

ةَّیِر ْصَعلا ة

َكَرح َلا

al-harakah al-‘asriyyah

(15)

xv

(16)
(17)
(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci yang berlaku untuk setiap ruang dan waktu manusia. Al-Qur’an dianugerahkan Allah SWT kepada seluruh umat manusia yang cakupan pesannya menjangkau ke seluruh lapisan umat manusia, kapan saja dan di mana saja. Al-Qur’an adalah nama bagi kitab suci umat islam yang berfungsi sebagai petunjuk hidup bagi seluruh

umat manusia.1 Seperti Q.S. al-Baqarah:2

َنْيِقَّتُمْلِل ىًدُه َِهْيِف َنبْير نلَ َُبٰتِكْلا َنكِلٰذ

”Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”

Dalam keterangan lain Al-Qur’an bukan hanya sekedar petunjuk, Allah SWT menurunkan Al-Qur’an tidak lain adalah untuk mengatur manusia dan ciptaan lainnya serta untuk memberikan rahmat bagi kaum yang meyakini, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan diturunkannya Al-Qur’an kepada manusia melalui rosul-Nya, Al-Qur’an mempunyai

banyak fungsi dalam kehidupan di dunia dan akhirat nanti.2

1

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (edisi yang disempurnakan), (Jakarta: Widya Cahaya, 2015), 6.

2

Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah

(19)

Al-Qur’an mendeklarasikan dirinya untuk menyapa seluruh umat manusia dari segenap suku-bangsa, merentang dari benua Asia hingga Eropa, membentang dari benua Amerika hingga Australia, tanpa kecuali baik dengan masyarakat di zaman Nabi Muhammad SAW maupun masyarakat di periode Khulâfa Al-Râsyidîn, baik dengan masyarakat modern maupun

masyarakat neomodern, hingga akhir zaman.3

Di dalam Al-Qur’an terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah,

dan yang berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah.4

Bagi seorang muslim, kedua ajaran pokok tersebut haruslah ada, karena sesungguhnya Al-Qur’an membuat manusia untuk selalu ada di jalan kebenaran-Nya.

Salah satu perbuatan mengamalkan Al-Qur’an yaitu dengan cara membacanya. Bahkan telah dijelaskan akan pentingnya membaca, seperti firman Allah SWT Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5 :

َْيِذِ لاَُمنرْكنْلَاَنكُّبنرنوَْأنرْ قِاٍَقنلنعَْنِمَننانسْنِْلَاَنقنلنخَنقنلنخَْيِذَّلاَنكِ بنرَِمْسِبَِْأنرْ قإ

َْمنلْعن يَْنلََانمَننانسْنِْلَاَنمَّلنعَِمنلنقْلِبَنمَّلنع

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”

Langkah dasar dalam mempelajari Al-Qur’an, yakni diawali dengan belajar membacanya atau bisa juga dengan melakukan aktivitas tadarus

3

Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an, (Jakarta: Penamadani, 2005), 5.

4

(20)

1

qur’an. Dalam pengertian yang lebih luas, pemaknaan tadarus tidak hanya sebatas membaca Al-Qur’an saja, tetapi juga mempalajari makna ayat mendengarkan serta menyimak bacaan bacaan ayat Al-Qur’an pun dapat dikategorikan sebagai aktivitas tadarus. Pembiasaan tadarus memiliki banyak manfaat atau hikmah bagi yang mengamalkannya. Membaca Al-Qur’an bukan saja ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar rasa gelisah, penyejuk hati, dan sebagainya.

Membacanya adalah amalan yang paling utama dilakukan dengan lisan. Setiap orang yang membaca Al-Qur’an dengan ikhlas karena Allah SWT maka ia mendapatkan pahala. Namun pahala ini dilipatgandakan jika disertai dengan kehadiran hati, penghayatan dan pemahaman terhadap ayat yang dibaca, maka satu huruf bisa dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kebaikan.

Jika pada masa lalu orang muslim membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari Al-Qur’an, maka untuk saat sekarang terdapat metode-metode yang dapat digunakan dalam belajar cepat membaca Al-Qur’an. Metode tersebut misalnya metode Qira’ati, Iqra’, Yanbu Al-Qur’an dan al-Barqi yang masing-masing memiliki cara sendiri dalam memberikan kemudahan dan kecepatan tertentu dalam pembelajaran membaca

Al-Qur’an.5

Akan tetapi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, tercatat 0,31% penduduk DKI Jakarta mengalami buta huruf, angka tersebut meningkat dari sebelumnya yang hanya 0,21%. Ini menandakan bahwa meskipun metode pembelajaran Al-Qur’an mulai berkembang namun tidak semua metode pembacaan Al-Qur’an dapat diterapkan pada warga buta huruf.

5

Muhammad, Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan

Al-Qur’an, dalam Sahiron Syamsudin (Ed.), Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadits,

(21)

Umat islam terus menggali berbagai pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an dan sebagai sumber dan alternatif pendidikan islam. Secara formal pendidikan islam di Indonesia mempunyai dasar yang cukup kuat. Pancasila merupakan dasar setiap tingkah laku dan kegiatan bangsa Indonesia, dengan keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, berarti menjamin setiap warga negara untuk memeluk, beribadah, dan menjalankan aktifitas yang berhubungan dengan pengembangan agama,

termasuk melaksanakan pendidikan agama islam.6

Pendidikan agama islam dapat ditemukan dimana saja baik di majelis ta’lim atau lembaga-lembaga pendidikan baik yang bersifat umum maupun khusus. Banyak sekali lembaga pendidikan yang mengajarkan pendidikan agama islam seperti di sekolah-sekolah. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) sekolah adalah lembaga atau bangunan yang dipakai untuk aktivitas belajar dan mengajar sesuai dengan jenjang

pendidikannya7 seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi salah satu pilihan bagi siswa yang ingin langsung mampu terjun dan bersaing dalam dunia pekerjaan. Karena sesuai dengan tujuan di bentuknya pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni untuk mempersiapkan peserta didik terutama dalam bidang tertentu.

Salah satu lembaga pendidikan yang menjadi sorotan penulis yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Insan Global, sekolah pendidikan menengah yang menjadi bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok

6

Al-Muta’aliyah , STAI Darul Kamal NW Kembang kerang Vol. I No. 1, 2007, 154.

7

(22)

1

pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan

lainnya.8 Pada sekolah-sekolah umum terutama Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) pengajaran Al-Quran masih sangat jarang ditemukan, walaupun ada secara minoritas. Hal ini karena secara umum siswa yang sekolah di SMK mengutamakan menyiapkan dirinya untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional terhadap bidang tertentu.

Dengan adanya hal tersebut tidak dipungkiri banyak siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) notabane dari mereka kurang memahami Al-Quran, terlebih dalam hal membaca secara tartil. Dimana bobot pengajaran pendidikan agama tidak seimbang, lebih dominasi oleh mata pelajaran umum. Bahkan hasil wawancara dari kepala sekolah SMK Insan Global bahwa kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) untuk mata pelajaran pendidikan agama islam hanya diberikan waktu dua jam dalam satu minggu.

Sebab itulah tantangan bagi sekolah untuk menjadikan siswa-siswinya tidak hanya mengerti dan memahami pelajaran umum dan kejuruan, di dalam diri mereka harus tertanam sifat akhlakul karimah serta dapat mengamalkan ajaran agama islam dengan baik dan benar. Selain itu demi mewujudkan visi misi sekolah SMK Insan Global, dibuatlah kegiatan-kegiatan seperti tadarus Al-Qur’an yang dilakukan serentak pada pagi hari. Awalnya kegiatan tadarus Al-Qur’an ini dilakukan oleh salah satu guru yang sering tadarus Al-Qur’an dipagi hari, kemudian seiring berjalannya waktu aktivitas itu di terapkan untuk siswa di sekolah, hingga pada akhirnya menjadi tradisi siswa dipagi hari. Salah satu siswa juga

8

Murniati, Nasir Usman, Implementasi Manajemen Stratejik (Dalam

Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan), (Bandung: Citapustaka Media Perintis,

(23)

mengaku bahwa kegiatan tadarus ini sangat membantunya dalam proses melancarkan bacaan Al-Qur’an.

Mengenai permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya membaca Al-Qur’an, membaca al-Qur’an dengan lancar maupun terbatah-batah tetap mendapatkan pahala karena ia merupakan kitab suci kalamullah, sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadis Nabi SAW: “ Siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah SWT

(Al-Qur’an), maka bagi­nya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat.” (HR. At-Tirmidzi). Lalu bagaimana dengan

lembaga yang memfokuskan siswanya mahir dalam bidang tertentu sesuai jurusannya? Apakah dengan hadirnya Al-Qur’an ditengah-tengah warga sekolah dapat membawa manfaat dan dampak positif? Melihat kondisi tersebut membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang ”TRADISI TADARUS AL-QUR’AN DI SMK INSAN GLOBAL”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pentingnya membaca Al-Qur’an terlepas dari tujuan

dibentuknya lembaga pendidikan menengah kejuruan.

2. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya membaca dan

mempelajari Al-Qur’an.

3. Minimnya alokasi waktu pelajaran pendidikan agama islam

pada sekolah menengah kejuruan, sehingga pembelajaran Al-Qur’an hanya diajarkan secara umum.

(24)

C. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan Identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi masalah yaitu ”Tradisi kegiatan tadarus Al-Qur’an siswa di SMK Insan Global Jakarta Barat”. Selanjutnya dari batasan tersebut penulis menjadikan sebuah rumusan masalah yaitu

“Bagaimana Praktik Tadarus al-Qur’an di SMK Insan Global Jakarta Barat Dapat Menjadi Sebuah Tradisi” ?

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui latar belakang pelaksanaan tadarus

Al-Qur’an di SMK Insan Global Jakarta Barat.

b. Untuk mengetahui sejarah diadakannya tadarus Al-Qur’an di

SMK Insan Global Jakarta Barat hingga bisa menjadi tradisi.

c. Untuk mengetahui pencapaian yang diraih sekolah selama

diadakannya kegiatan tadarus Al-Qur’an.

d. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama

(S.Ag)

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya tadarus Al-Qur’an yang diharapkan bisa menumbuhkan sikap akhlak terpuji. Selain itu juga diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

(25)

b. Secara Praktis

Secara praktis akademis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tentang tradisi tadarus Al-Qur’an di sekolah. Dan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Agama (S.Ag).

E.

Tinjauan Pustaka

Pertama, ”Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Surat-Surat Pilihan (Kajian Living Qur’an di PP. Manba’ul Hikam, Sidoarjo)” skripsi yang

disusun oleh Ahmad Zainal Musthofah ini membahas tentang tradisi/amalan pembacaan Al-Qur’an yang dilahirkan dari praktik-praktik komunal yang menunjukkan pada resepsi sosial masyarakat/komunitas tertentu terhadap Al-Qur’an. Tujuannya ialah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana prosesi dan tradisi pembacaan surat-surat pilihan. Selain itu juga untuk mengetahui apa makna tradisi pembacaan surat-surat pilihan di PP. Manba’ul Hikam, Sidoarjo. Kesimpulan dari skripsi tersebut

yaitu bahwa tradisi pembacaan Al-Qur’an surat-surat tertentu

dilaksanakan rutin pada hari rabu, kamis dan jum’at. Adanya makna sebagai kewajiban dan pembelajaran untuk mendapatkan ketenangan jiwa

dalam membaca surat-surat tertentu.9

Kedua, ”Tradisi Semaan Dan Tilawah Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’an Cijantung Ciamis)” Untuk

mengetahui bagaimana tradisi semaan dan tilawah Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Qur’an Cijantung Ciamis, dan untuk mengetahui bagaimana motivasi dan maknanya bagi yang mengikuti semaan dan tilawah Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Al-Qur’an Cijantung Ciamis. Kesimpulan

9

Ahmad Zainal Musthofah, “Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Surat-Surat Pilihan

(Kajian Living Qur’an di PP. Manba’ul Hikam, Sidoarjo)”, skripsi UIN Sunan Kalijaga

(26)

dari skripsi ini yaitu adanya motiv untuk menjaga dan melestarikan hafalan Al-Qur’an memperoleh hidayah, memperoleh syafaat, mendapat ketenangan, mendapatkan berkah dan sebagai obat jasmani. Kemudian mengenai pemaknaan secara fenomenologi dari makna satu melahirkan makna selanjutnya yang lebih dalam, yaitu: sebagai hiburan religius, sarana ukhuwah, sarana bermunajat kepada Allah SWT, saran dzikir, media dakwah, pendidikan spiritual dan taqarrub (mendekatkan diri

kepada Allah SWT), dan sebagai sarana dalam pendidikan spiritual.10

Ketiga, Bacaan Al-Qur’an Dalam Tradisi Munggah Molo (Studi Living Qur’an di Desa Patihan Wetan, Babadan, Ponorogo), skripsi yang

ditulis oleh Ahmad Faruk, M.Fil.I ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ragam tradisi Munggah Molo dan fungsional Al-Qur’an dalam tradisi tersebut. Dan pada kesimpulannya Faruk mengatakan ragam upacara munggah molo di Desa Patihan Wetan dilakukan pemasangan bendera disertai pagi, tebu, kelapa dan lainnya dengan dibacaannya Al-Qur’an, doa tawassul, sholawatan, dan bacaan pilihan dalam Al-Qur’an. Dalam tradisi ini menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai do’anya. Sehingga dengan tradisi ini menurut masyarakat dipercaya dapat

mengambil fadhilah-fadhilah dan juga mengharap berkahnya.11

Keempat, ”Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Kualitas Membaca Al-Qur’an Siswa Di MTS Negeri 2 Tulungagung”.

Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses, metode, dan pembiasaan tadarus Al-Qur’an yang menjadi kegiatan rutin di MTsN 2 Tulungagung. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa

10

Iah Sofiah, “Tradisi Semaan Dan Tilawah Al-Qur’an (Studi Living Qur’an di

Pondok Pesantren Al-Qur’an Cijantung Ciamis)”, skripsi UIN Sunan Gunung Jati

Bandung Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, tahun 2019.

11

Ahmad Faruk, M.Fil.I, “Bacaan Al-Qur’an dalam Tradisi Munggah Molo

(Studi Living Qur’an di Desa Patihan Wetan, Babadan, Ponorogo)”, skripsi IAIN

(27)

kemampuan membaca Al-Qur’an sudah cukup baik, bahkan sudah ada dua siswa yang hafal Al-Qur’an, hanya saja sebagian siswa ada yang belum lancar dan belum bisa melafalkan sesuai dengan kaidah tajwid. Dalam meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an selain diadakan pembiasaan membaca juz ‘amma setiap pagi, juga diadakan membaca surat yasin dan khotmil Qur’an minggu ke 3 untuk yang reguler. Selain itu juga ada beberapa metode yang digunakan yaitu, metode punishment, metode penugasan, metode tutor sebaya dan metode klasikal sehingga dengan adanya metode tersebut siswa dengan mudah dapat mempelajari kaidah

membaca dan memahami Al-Qur’an.12

Kelima, ”Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an Dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an Oleh Siswa Di SMP LTI IGM Palembang”. Skripsi yang ditulis Syafril Fitrah Jaya ini bertujuan untuk

mengetahui implementasi program pembiasaan tadarus Qur’an dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat pada implementasi program pembiasaan tadarus Qur’an dalam pembiasaan cinta Al-Qur’an. Dalam penelitiannya syafril menyimpulkan bahwa, program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang adalah program yang seiring adanya perubahan-perubahan peningkatan mutu pendidikan, telah dilaksanakan sebelum itu. Kemudian program ini terbentuk khusus untuk siswa agar menjadi sebuah pembiasaan yang baik diaktivitas sehari-hari dalam ranah keagamaan yang

mengarah kepada pendekatan terhadap kitab Al-Qur’an.13

12

Lilis Suryawati “Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an Dalam Meningkatkan

Kualitas Membaca Al-Qur’an Siswa di MTS Negeri 2 Tulungagung”, skripsi Institut

Agama Negeri (IAIN) Tulungagung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), tahun 2017.

13

Syafril Fitrah Jaya, “Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an

Dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an Oleh Siswa Di SMP LTI IGM Palembang” Skripsi

Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fata Palembang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun 2017.

(28)

Keenam, ”Penanaman Cinta Al-Qur’an Melalui Tadarus Pada Siswa MTs Ma’arif NU I Purwekerto Barat Kabupaten Banyumas”.

Skripsi yang ditulis oleh Rita Sulistiana ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana siswa dapat cinta terhadap Al-Qur’an melalui pembiasaan tadarus Al-Qur’an. Dalam penelitiannya Rita mengatakan adanya metode dalam membina siswa agar cinta terhadap Al-Qur’an yaitu dengan cara mengelompokkan siswa dalam kegiatan tadarus tersebut, kemudian memberikan hukuman yang mendidik jika terlambat datang tadarus yaitu dengan membaca Al-Qur’an dan membersihkan halaman sekolah. Menurutnya, dengan adanya hukuman tersebut dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kebiasaan anak untuk berlatih disiplin. Kemudian pada akhirnya Rita menyimpulkan bahwa dengan adanya metode-metode tersebut siswa MTs Ma’arif

dibekali rasa cinta terhadap Al-Qur’an.14

Ketujuh, skripsi yang ditulis oleh Rio Anjasmara yang berjudul Fungsi Al-Qur’an di Sekolah (Studi Kasus SMA Nusantara Plus Legoso Ciputat). Skripsi ini membahas tentang fungsi Al-Qur’an di sekolah,

karena tidak semua sekolah yang berbasis SMA banyak mengajarkan tentang pendidikan Al-Qur’an di dalamnya. Penelitian karya Rio ini ingin menguji pernyataan bagimana praktik pembelajaran Al-Qur’an di sekolah dan apa dampaknya bagi siswa serta lembaga SMA. Hasil penelitian ini menemukan bahwa siswa SMA Nusantara Plus merasakan dampak dari mempelajari Al-Qur’an berupa pembelajaran BTQ memberikan dampak terhadap kemampuan bacaan Al-Qur’an siswa yang mulai membaik, serta mampu memberikan pengetahuan baru tentang penjelasan-penjelasan

14

Rita Sulistiana, “Penanaman Cinta Al-Qur’an Melalui Tadarus Pada Siswa

MTs Ma’arif NU I Purwekerto Barat Kabupaten Banyumas”, Skripsi Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Purwokerto Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun 2017.

(29)

ayat-ayat Al-Qur’an yang sebelumnya mereka tidak ketahui. Disisi lain menghafal Al-Qur’an mampu memberikan dampak berupa ketenangan hati dan jiwa dan membaca Al-Qur’an mampu meningkatkan daya ingat

hafalan yang sudah dimiliki.15

Kedelapan, Fungsi Al-Qur’an di Sekolah (Studi Kasus di MA Syamsul ’Ulum Kota Sukabumi), skripsi ini membahas tentang fungsi

Al-Qur’an di Sekolah untuk menguji pertanyaan bagaimana praktik pembelajaran Al-Qur’an di Sekolah MA Syamsul ’Ulum Kota Sukabumi. Kesimpulan dari skripsi ini adalah adanya dampak dan fungsi yang positif dengan melaksanakan Tadarus Al-Qur’an sehingga dapat membentuk akhlak siswa. Kemudian dengan sering membaca Al-Qur’an dapat menjadi pengingat penenang dan meningkatkan kecerdasan bagi siapapun yang membacanya. Dengan membaca Al-Qur’an juga siswa lebih menjaga

dirinya dari perbuatan tercela dan merasakan dekat dengan Allah SWT.16

Kesembilan, Skripsi yang disusun oleh Evi Nurdiana dengan judul Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur’an di Sekolah-Sekolah Negeri Kecamatan Cikampek. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

bagaimana pelaksanaan kegiatan wajib mengaji yang ada di sekolah-sekolah negeri kecamatan Cikampek. Kegiatan wajib mengaji Al-Qur’an pada remaja di sekolah ini dibatasi pada 3 sekolah negeri yang terdapat di Kecamatan Cikampek, yaitu SMA Negeri 1, SMK Negeri 1, dan SMP Negeri 1 Cikampek. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga sekolah negeri yang melaksanakan kegiatan wajib mengaji Al-Qur’an di

15

Rio Anjasmara, “Fungsi Al-Qur’an di Sekolah (Studi Kasus SMA Nusantara

Plus Legoso Ciputat), skripsi UIN Jakarta Fakultas Ushuluddin Program Studi IAT,

tahun 2020.

16

Mohammad Rizqi Fauzi, “Fungsi Al-Qur’an di Sekolah (Studi Kasus di MA

Syamsul ‘Ulum Kota Sukabumi)”, skripsi UIN Jakarta Fakultas Ushuluddin Program

(30)

Kecamatan Cikampek ini menggagas kegiatan wajib mengaji upaya

menghidupkan tradisi yang sebelumnya pernah berlangsung.17

Kesepuluh, Interaksi Terhadap Al-Qur’an (Studi Atas Perlakuan Terhadap Al-Qur’an di SMPIT Assalam Curug Kabupaten Tangerang.

Skripsi ini disusun oleh Siti Farhatul Uyun tujuan sekolah SMPIT Assalam yang mengadakan pembelajaran Al-Qur’an untuk menjadikan siswa-siswinya mendapatkan kultur agamis dengan cara membangun kebiasaan siswa melakukan salam sapa dan melaksanakan ibadah seperti shalat dhuha, dzuhur dan asar berjamaah, tadarus Al-Qur’an, dan program puasa senin kamis. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMPIT Assalam Curug secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pembelajaran Al-Qur’an dapat berjalan dengan lancar.18

Berdasarkan kajian terdahulu maka penulis menyimpulkan, bahwa delapan dari sepuluh penelitian membahas mengenai Al-Qur’an dan Sekolah dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan, pengaruh, serta dampaknya terhadap peserta didik. Dua diantara kajian terdahulu di atas membahas penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an di masyarakat tertentu serta hubungannya dengan tradisi turun-temurun pada masyarakat tersebut. Ada pula yang memfokuskan pembahasannya tentang dampak dari tadarus Al-Qur’an seperti skripsi

17

Evi Nurdiana, “Kegiatan Wajib Mengaji Al-Qur’an di Sekolah-Sekolah

Negeri Kecamatan Cikampek”, skripsi UIN Jakarta Fakultas Ushuluddin Program studi

IAT, tahun 2020.

18

Siti Farhatul Uyun, “Interaksi Terhadap Al-Qur’an (Studi Atas Perlakuan

Terhadap Al-Qur’an Di SMPIT Assalam Curug Kabupaten Tangerang)”, skripsi UIN

(31)

yang ditulis oleh Rita Sulistiana, tujuannya untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana siswa dapat cinta terhadap Al-Qur’an melalui pembiasaan tadarus Al-Qur’an.

Kesimpulan dari semua penelitian terdahulu menyatakan bahwa dengan membiasakan tadarus Al-Qur’an akan membawa hasil yang positif mulai dari mendapatkan fadhilah atau keutamaan, sebagai penyejuk hati, membentuk akhlak terpuji, meningkatkan daya ingat, serta meningkatkan kecerdasan.

Dari semua penelitian yang penulis sebutkan menjadi inspirasi bagi penulis dan menemukan ide dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang tidak jauh beda dengan penelitian sebelumnya, akan tetapi tempat dan lokasi kali ini berbeda yaitu di SMK Insan Global Jakarta Barat. Kemudian ketika tadarus dilakukan secara berkala, apakah berbeda ketika tadarus Qur’an yang dilakukan tidak secara berkala?; apakah Al-Qur’annya atau metodenya yang menjadi sababiyyah tradisi ini terbentuk. Penelitian yang akan penulis lakukan sangatlah berbeda dari penelitian sebelumnya karena bukan hanya tempat dan lokasinya saja yang berbeda akan tetapi dari sudut pandang metodenya juga berbeda. Oleh karena itu sangatlah penting penelitian ini dilakukan, karena untuk mengungkap bagaimana tadarus bisa menjadi tradisi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

(32)

F.

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kulalitatif.19 Pada dasarnya penelitian ini

diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya yang jelas formatnya, singkat, tajam dan tidak bias maknanya. Akan tetapi, fokus penelitian

disempurnakan setelah peneliti terjun secara langsung kelapangan.20

Penelitian ini berifat field study (penelitian lapangan) yang mempelajari secara insentif tentang fenomena di lingkungan, posisi, serta keadaan lapangan yang dijadikan penelitian (misalnya: unit sosial atau unit

pendidikan).21

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini penulis memberoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrument-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

19

Penelitian kualitatif adalah mencoba untuk memahami, mendalami dan mencoba menerobos masuk didalamnya terhadap suatu gejala-gejala. Kemudian menginterprestasikan dan menyimpulkan gejala-gejala tersebut sesuai dengan konteksnya. Sehingga dicapai suatu kesimpulan yang obyektif dan alamiah sesuai dengan gejala-gejala pada konteks tersebut. Lihat Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif:

Konsep, Prinsip Dan Oprasionalnya, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2018), 6. 20

Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip Dan Oprasionalnya, 82.

21

Suyitno, Metode Penelitian Kualitatif: Konsep, Prinsip Dan Oprasionalnya, 90.

(33)

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik. Pada penelitian ini penulis mengambil data statistik yang sudah tersedia pada lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Insan Global Jakarta Barat.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan, untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan atau fokus penelitian. Tempat ataupun wilayah yang akan dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah instansi yaitu : Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Insan Global yang beralamat di Jl. Tanjung Pura V rt 005/005 Kelurahan Pegadungan Kecamatan Kalideres, waktu penelitian dimulai pada bulan September tahun 2019 sebelum terjadinya wabah virus korona (Covid-19).

4. Populasi dan Sampel

Sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representative. Beberapa definisi sampel menurut para ahli diantaranya:

Sugiyono (2005:91) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel ini dilakukan jika pada penelitian terdapat jumlah populasi yang besar dan memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun kriteria pengambilan sampel ini haruslah benar-benar representative,

(34)

sehingga data yang diambil dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada.

Arikunto (Akdon dan Hadi, 2005:96) mengatakan, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Jadi berdasarkan uraian diatas peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik pengumpulan sampel dengan cara non-probability

sampling. Teknik non-probability sampling menurut Ridwan (2008:61)

yaitu, teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan atau peluang pada setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik

non-probability sampling yang penulis gunakan adalah purposive sampling.

Menurut Ridwan (2008:63), purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Sampel/objek yang menjadi sumber data penulis adalah Pengurus, Staf, Guru, Siswa-siswi dan Alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Insan Global Jakarta Barat.

5. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam sebuah penelitiannya untuk mengumpulkan data dan metode ini menunjukan suatu yang abstrak dan tidak dihadirkan dalam bentuk benda. Akan tetapi, diperlihatkan melalui: angket, wawancara,

(35)

pengamatan, ujian (test), dokumentasi, dan lainya.22 Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode sebagai berikut :

a. Metode Angket

Yaitu berupa kumpulan beberapa pertanyan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari informan terkait hal-hal yang

diketahui.23 Metode angket ini ditujukan untuk memperoleh data

berupa jawaban dari para peserta tadarus terkait pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti.

b. Metode wawancara

Metode ini merupakan suatu tehnik wawancara terbuka secara intensif yang bertujuan menggali informasi tertentu dari beberapa responden dalam wawancara ini penulis langsung bertemu dengan informan.24

c. Metode observasi

Metode observasi ialah suatu proses yang kompleks, yaitu proses yang tersusun dari hasil pengamatan dan ingatan mengenai

fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan.25 Dalam

penelitian ini objek yang digunakan observasi adalah peserta tadarus Al-Qur’an di SMK Insan Global Jakarta Barat.

22

Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, cet. Ke4, (Bandung: Alfabeta, 2007), 24.

23

Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 151.

24

Nana Syaudih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 221.

25

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), 52.

(36)

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan salah satu langkah yang penting dan sangat menentukan. Analisis data adalah rangkaian kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode atau tanda, dan mengkatagorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.

Analisis data adalah untuk mencari pola. Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Adapun tahapan analisis data selama proses dilangan bersamaan dengan pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

(37)

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Display/Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dibuat oleh peneliti apabila didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Ketiga tahapan kegiatan analisis ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan berlangsung secara kontinue selama penelitian dilakukan.

7. Laporan penelitian

Laporan penelitian ini sebagai langkah terakhir dalam proses suatu penelitian dan kedudukannya sangat penting, lebih tepatnya dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan. Fungsi dari laporan penelitian sendiri untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan yang dapat di manfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Selain itu laporan penelitian juga berguna untuk

(38)

memperjelas gambaran tentang serangkaian proses penelitian yang telah dilakukan.

G.

Sistematika Penelitian

Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, maka pembahasan ini dibagi menjadi lima bab. Uraian masing-masing bab dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan. Mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II, berisi tentang landasan teori yang memaparkan tentang; Pengertian Tadarus al-Qur’an, Adab Tadarus al-Qur’an (adab lahiriah dan adab batiniah), Keutamaan Tadarus al-Qur’an, Metode Belajar Membaca Qur’an, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tadarus al-Qur’an (faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar), dan Indikator Kemampuan Membaca al-Qur’an.

Bab III, berisi tentang profil sekolah dan informan, meliputi; Sejarah SMK Insan Global Jakarta Barat (latar belakang berdiri, letak geografis, visi dan misi, tujuan pendidikan SMK, keadan guru, keadaan siswa, potensi dan karakteristik SMK Insan Global, struktur organisasi, dan aktivitas pengembangan sikap dan spiritual siswa). Dan Profil Informan.

Bab IV, berisi tentang Analisis Praktik Dan Manfaat Tadarus Di Sekolah yang meliputi; Tujuan dan Motivasi, Pengetahuan dan Pemahaman Atas Tadarus Al-Qur’an, Praktik Interaksi terhadap Tadarus Al-Qur’an, dan Manfaat Praktik Tadarus.

(39)

Bab V, Pada akhir pembahasan, penulis akan mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.

(40)

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Tadarus Al-Qur’an

Tadarus adalah wazan tafâ‘ul dari ad-dars. Maknanya adalah salah satu pihak atau beberapa pihak mengajukan pertanyaan, dan pihak lainnya menjawab pertanyaan itu, pihak ketiga mengkaji lebih lanjut, dan pihak

selanjutnya berusaha mengoreksi atau melengkapinya26

Kata tadarrus diambil dari akar kata “da-ra-sa”, yang bentuk mashdarnya “Dirasah”. Menurut Raghib al-Isfahani, kata darasa (ََس َرَد ) secara bahasa artinya tersisa jejaknya. Disebut (ََراَّدلا ََس َرَد ) artinya tersisa jejak rumah. Makna ini menunjukkan bahwa subjek dari darasa itu sendiri hilang, sehingga hanya tersisa jejaknya. Maka, kata (ََمْلِعلا ََس َرَد ) artinya upaya untuk menghapal jejak ilmu itu. Dikarenakan proses tersebut hanya dapat terwujud dengan cara membaca secara kesinambungan, maka disebut dengan dars.27

Tadarrus dalam kamus Bahasa Arab berasal dari kata Tadârosa,

Yatadârosu, Tadârusan artinya membaca, belajar, mengajar atau

mempelajari.28 Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Tadarus

26

Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 217.

27

Raghib al-Isfahani, al-Mufradaat Fi Gharib al-Qur’an, cet. IV, (Beirut: Daar al-Ma’rifah,2005), 174.

28

Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah, 1989), 126.

(41)

adalah pembacaan ayat suci Al-Qur’an dimulai dari surat Al-Fatihah.29 Belajar Al-Qur’an berarti membaca, menelaah, memahami, dan berusaha

mengamalkannya.30

Menurut Suroh Baini, tadarus berasal dari kata “darasa” yang artinya belajar, maksudnya siswa membaca al-Qur’an terlebih dahulu baik bersama-sama maupun sendiri, setelah itu bacaan al-Qur’an tersebut baru

dikaji dan dipelajari31

Secara istilah tadarus sebenarnya agak berbeda antara bentuk yang kita saksikan sehari-hari dengan makna bahasanya. Tadarus biasanya berbentuk sebuah majelis dengan para pesertanya membaca Al-Qur’an bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak, atau membaca Al-Qur’an secara serentak dan bersama-sama serta didampingi oleh pembimbing.

Pada masyarakat istilah tadarus hanya muncul digandengkan dengan al-Qur’an. Padahal sejatinya ungkapan tersebut bisa digandengkan dengan beragam jenis ilmu pengetahuan sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dipelajari, misalnya hadis, fiqih dan juga yang lainnya.

Bahkan kalimat tadarus Qur’an selalu muncul pada bulan Ramadhan. Setelah bulan Ramadhan berlalu, kata tersebut hilang dengan sendirinya bagaikan ditelan bumi. Padahal kegiatan tadarus Qur’an perlu dilakukan tanpa memandang moment tertentu.

Makna hakiki dari tadarus Qur’an adalah berkumpul sejumlah orang yang memiliki kemampuan membaca dan memahami al-Quran tersebut dengan dengan baik, sejumlah orang yang melakukan kegiatan tadarus

29

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 1176.

30

Irfan Abdul Adzim, Agar Bacaan Al-Quran Anda Tak Sia-Sia, (Solo: Pustaka Iltizam, 2009), 93.

31

Suroh Baini, (Guru PAI & Budi Pekerti SMK Insan Global Jakarta Barat), diwawancarai oleh Ahmad Amin, Pegadungan, 10 November 2019, Jakarta.

(42)

kemampuan mereka kurang lebih sama sehingga mereka bisa melakukan sharing ilmu membaca dan sharing pemahaman tentang al-Quran tersebut.

Arti tadarus bervariasi, ini disebabkan karena memang secara definitif tidak ditemukan pengertian yang pasti dari tadarus al-Qur’an itu sendiri. Namun dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tadarus adalah membaca al-Qur’an secara berulang-ulang (sering dibaca) untuk memperlancar bacaan secara bersama-sama.

Sedangkan al-Qur’an sendiri yang merupakan petunjuk bagi umat muslim atau sebagai pedoman menjalani hidup di dunia agar selalu berjalan pada poros yang telah Allah SWT tentukan dengan tujuan mendapatkan kebaikan dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena kehidupan di dunia ini keseluruhannya telah diatur oleh Allah SWT dalam kitab suci al-Qur’an tidak terkecuali masalah akhlak.

Dalam Q.S. An-Nahl ayat 97:

َننْوُلنمْعن ي اوُنانك انم َِننسْحنِبِ َْمُه َنرْجنأ َْمُهَّ نن ي َِ زْجَّننل َنو ًَةنبِ ينط ًَةانينح َُهَّنن يِيْحُننلن ف َ نِمْؤُم

َنوُهنو َٰىنثْ نُأ َْوأ ٍَرنكنذ نِ م اًحِلٰص َنلِمنع َْننم

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”

Q.S. Az-Zumar ayat 10:

ٍَبانسِح َِْينغِب َْمُه َنرْجنأ َننوُِبِٰ صلا ََّفّنوُ ي انَّنَِّإ َ ةنعِسٰنو َِ للا َُضْرنأنو َ ةنننسنح انيْ نُّدلا َِهِذٰنه

َِفّ اوُننسْحنأ َننْيِذَّلِل َْمُكَّبنر اوُقَّ تا اْوُ ننمانء َننْيِذَّلا َِدانبِعٰني َْلُق

“Katakanlah, hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah SWT itu adalah luas.

(43)

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan akhlak. Karena akhlak merupakan pondasi penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akhlak dan budi pekerti sangat dibutuhkan bagi orang yang beragama dalam menjalani kehidupan di masyarakat.

Pada makna surat Al-‘Alaq yang dimulai dengan iqra, sebenarnya kita sudah diperingatkan oleh Allah SWT untuk terus melakukan tadarus yang tidak sebatas pembacaan Al-Qur’an secara lahiriah, akan tetapi juga cermat melakukan tadarus (membaca) melihat fenomena alam yang begitu luas dan bathiniah. Menurut An-Nahlawi, tidak diragukan lagi, bahwa Al-Qur’an telah meninggalkan tempatnya terhadap pribadi Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Aisyah isteri beliau memberikan kesaksian tentang

hal itu dikatakannya bahwa “ Akhlak beliau adalah Al-Qur’an “.32

Membaca merupakan proses melihat tulisan serta dapat melisankan apa yang tertulis itu untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis. Membaca juga dapat diartikan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati).

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tadarus Al-Qur’an adalah suatu kewajiban umat Islam untuk saling mempelajari Al-Qur’an dikerjakan oleh individu atau sekelompok orang dengan harapan mendapatkan keberkahan yang terwujud dalam bentuk akhlak yang mulia.

32

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah, di sekolah, dan

(44)

B. Adab Tadarus Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca koran, atau buku-buku lain yang merupakan kalam manusia dan bersifat perkataan belaka. Membaca Al-Qur’an berarti membaca kalamullah yang berupa firman-firman Tuhan yang dapat diartikan sebagai komunikasi antara makhluk dengan Tuhannya, seolah-olah berdialog dengan Tuhannya. Oleh karena itu, diperlukan adab dan aturan yang perlu diperhatikan, dipegang serta dijaga sebelum dan disaat membaca Al-Qur’an, agar dapat bermanfaat bacaannya, sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Banyak sekali adab-adab membaca Al-Qur’an. Namun, adab membaca Al-Qur’an dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu adab lahiriah dan adab batiniah :

1. Adab lahiriah, diantaranya:

a. Dalam keadaan bersuci

Diantara adab membaca Al-Qur’an adalah bersuci dari hadas kecil, hadas besar, dan segala najis. Sebab yang dibaca adalah

wahyu Allah SWT bukan perkataan manusia.33 Sesuai dengan

firman Allah SWT, dalam Q.S al-Waqi’ah: 56;

َننوُرَّهنطُمْلا ََّلَِإ َ هُّسننيَ ََّلَ

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”.34

b. Memilih tempat yang pantas dan suci

Tidak seluruh tempat pantas atau sesuai untuk membaca Qur’an, ada beberapa tempat yang tidak sesuai dalam membaca

33

Abdul Majid Khon, Praktik Qira’at keanehan membaca Al-Qur’an ‘ashim

dari Hafash,cet. 1, (Jakarta: Amzah, 2008), 38. 34

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahnya, (Semarang. PT Kumudamoro Grafindo,1994), 897.

(45)

Qur’an seperti di kamar mandi, pada saat buang air kecil, di tempat-tempat kotor dan lain-lain. Hendaknya pembaca Al-Qur’an memilih tempat yang suci dan tenang seperti masjid, mushalla, rumah atau tempat yang dianggap terhormat.

c. Menghadap kiblat dan berpakaian sopan

Pembaca Al-Qur’an dianjurkan menghadap kiblat dan berpakaian secara sopan, karena membaca Al-Qur’an adalah beribadah kepada Allah SWT, seolah-olah pembaca berhadap dengan Allah SWT untuk berdialog dengan-Nya.

d. Bersiwak (membersihkan mulut)

Hal ini bertujuan untuk membersihkan sia-sisa makanan dan bau mulut yang tidak enak, orang yang membaca Al-Qur’an seperti halnya berdialog dengan Allah SWT, maka sangat kayak jika ia bermulut bersih dan segar bau mulutnya.

e. Membaca ta’awudz sebelum membaca Al-Qur’an.35

Allah berfirman Q.S. an-Nahl: 98

َِمي ِجَّرلا َِنٰطْيَّشلا َننِم ََِّللا َنبِ َْذِعنتْسانف َننانء َْرُقْلا َنتْأنرن ق انذِإنف

“Apabila kamu membaca Al Qur’an hendaklah kamu meminta

perlindungan kepada Allah SWT dari syaitan yang terkutuk”.36

f. Membaca dengan tartil

Membaca tartil adalah membaca dengan tenang, pelan-pelan

dan memperhatikan tajwidnya.37 Allah SWT berfirman QS:

35

Abdul Majid Khon, Praktik Qira’at keanehan membaca Al-Qur’an ‘ashim

dari Hafash,cet. 1, (Jakarta: Amzah, 2008), 40. 36

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahnya, (Semarang. PT Kumudamoro Grafindo,1994), 417.

Abdul Majid Khon, Praktik Qira’at keanehan membaca Al-Qur’an ‘ashim dari

(46)

Muzammil: 4. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al-Qur’an

itu dengan perlahan-lahan (QS: Al-Muzammil: 4).38

g. Memperindah suara

Al-Qur’an adalah hiasan bagi suara, maka suara yang bagus akan menembus hati, usahakan membaca Al-Qur’an dengan memperindah suara, tentunya tidak berkelebihan sehingga tidak memanjangkan bacaan yang pendek, atau sebaliknya memendekkan bacaan yang panjang.

2. Adab batiniah di antaranya:

a. Membaca Al-Qur’an dengan tadabbur.39

Tadabbur yaitu memperhatikan sungguh-sungguh hikmah

yang terkandung dalam setiap penggalan ayat yang sedang dibacanya.

b. Membaca Al-Qur’an dengan khusyû’ dan khudhû’.

Artinya merendahkan hati kepada Allah SWT sehingga

Al-Qur’an yang dibaca mempunyai pengaruh bagi pembacanya.40

Allah SWT berfirman dalam Q.S. al-Isra’: 109;

اًعوُشُخ َْمُهُدْيِزنتنو َننوُكْبن ي َِنانقْذنْلِْل َننوُّرِنيَنو

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis

dan mereka bertambah khusyu'.”41

38

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemahnya, (Semarang. PT Kumudamoro Grafindo,1994), 988.

39

Athiyyah Qobil Nasr, Ghoyatu al-Murid fi Ilmi Tajwid, (Kairo: Daru at-Taqwa,t.t), 15.

40

Abdul Majid Khon, Praktik Qira’at Keanehan Membaca Al-Qur’an ‘Ashim

dari Hafash, cet. 1, (Jakarta: Amzah, 2008), 42. 41

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang. PT Kumudamoro Grafindo,1994), 1079.

(47)

c. Membaca dengan Ikhlas

Yakni membaca Al-Qur’an hanya karena Allah SWT dan

hanya mencari ridho Allah SWT.42

C. Keutamaan Tadarus Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an merupakan pekerjaan yang utama, yang mempunyai berbagai keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca bacaan lainnya. Al-Qur’an mempunyai beberapa keutamaan bagi orang yang membaca dan mempelajarinya. Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an adalah:

a. Menjadi manusia terbaik. Hajjaj bin Minhal menceritakan kepada

kita, Syu’bah menceritakan kepada kita, dia berkata: ‘Alqomah bin Marsad mengabarkan kepada saya saya mendengar Sa’ad bin Ubaidah dari Abi Abdirrahman as-Sulami dari Usman RA dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang

belajar dan mengajarkan al-Qur’an” (HR. Bukhari).43 Sebaik-baiknya diantara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan

mengajarkanya.”(HR. Al-Bukhari).44

b. Orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan kenikmatan

tersendiri.

c. Orang yang membaca Al-Qur’an diberikan derajat yang tinggi.45

Sebagaimana hadis Nabi SAW:

42

Abdul MajidKhon, Praktik Qira’at Keanehan Membaca Al-Qur’anAshim dari

Hafash, cet. 1, (Jakarta: Amzah, 2008), 38. 43

Imam Bukhari, Shohih Bukhari, Juz V, (Beirut Libanon : Dar AlKutub Al-Ilmiyah ), 427.

44

Abi Zakariya Yahya bin SyarifuddinAn-Nawawi Asy-Syafi'i, Riyadlu

as-Sholihin, (Semarang: Pustaka Alawiyyah), 431. 45

Abdul MajidKhon, Praktik Qira’at keanehan membaca AlQur’anashim dari

(48)

Dari Umar Bin Khatab ra. Bahwa Nabi Muhammad SAW. Bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajad

beberapa kaum dengan Al-Kitab (Al-Qur’an), dan ia akan merendahkan derajad suatu kaum yang lain dengannya.” (H.R

Al-Bukhari Muslim).46

D. Metode Belajar Membaca Al-Qur’an

Ada banyak metode dalam membaca Al-Qur’an agar tujuan untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan benar dan lancar dapat tercapai. Di antara metode-metode membaca Al-Qur’an yaitu:

a. Metode Qira’ati

Metode Qiroati adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan

kaidah ilmu tajwid.47

b. Metode Iqro’

Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan Metode Iqra’ santri dituntut membaca lansung tanpa di eja. Artinya tidak diperkenalkan

nama-nama huruf hijaiyah dan lebih bersifat individual.48

46

Abi Zakariya Yahya bin Syarifuddin An-Nawawi Asy-Syafi'I, Riyadlu

as-Sholihin, (Semarang: Pustaka Alawiyyah), 431 47

Nur Khikmah, “Metode Qiroati Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di

Dabin III Kecamatan Semarang Barat” (Studi Deskriptif di TK Al-Azhar 22 dan ABA

23 Semarang), Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 25.

48

Nur Khikmah, “Metode Qiroati Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di

Dabin III Kecamatan Semarang Barat” (Studi Deskriptif di TK Al-Azhar 22 dan ABA

23 Semarang), Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 25.

Referensi

Dokumen terkait

Peran LPK Hinomaru dalam mempersiapkan calon peserta magang ke Jepang bagian dari sistem Pelatihan Kerja yang diselenggarakan secara terpadu di indonesia dan di luar negeri oleh

Perbedaan yang ada antara penelitian Abdul Rozak (2012) dengan penelitian saat ini adalah pada penelitian ini populasi yang digunakan yaitu perusahaan yang tergolong ke

Penelitian ini bertujuan pertama Mengetahui Toleransi Antar Umat Beragama Di SMA N 1 Bolangitang Barat kedua Bagaimana Upaya Guru PAI Dalam Menanamkan Nilai-Nilai

Dalam Pelaksanaan Taḥfīẓ Al-Qur’ān di Pondok Pesantren Nur Huda Senting, metode yang dipakai adalah metode tilawah/ talaqqi, yaitu menyimakkan hafalan santri

Dengan demikian, kemungkinan gagal bayar (probability of default) dari seluruh kelompok konsumen cukup akurat untuk memperhitungkan potensi kerugian yang terjadi dan metode

PLN dapat dikatakan sehat ( terletak pada grade AAA ) yang artinya TS lebih besar dari 95.. Penilaian Kinerja

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

[r]