• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Tasikmalaya)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Tasikmalaya) Sri Puji Paujiah (083403070)

Email : zie_ah19@yahoo.com

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas siliwangi

ABSTRACT

The objective of this research is to know and analyze Regionlly Orginal Income, General Allocation Fund and Capital Expenditures city government Tasikmalaya. The Influence Of Regionlly Orginal Income And General Allocation Fund On Capital Expenditures in city government Tasikmalaya.

The data was collected by field research. The method used in this research is descriptive method of analysis with a case study approach, while the data analysis technique used is the analysis of the path.

Based on these results it can be concluded that there is an influence Regionlly Orginal Income And General Allocation Fund On Capital Expenditures. Regionlly Orginal Income no effect on capital expenditures, still small funds obtained from the PAD so yet make a major contribution to the Capital Expenditure. General Allocation Fund (DAU) has terhahadap Capital Expenditures. Revenue (PAD) affects the General Allocation Fund (DAU), if the revenue earned decreased the DAU to be received will increase, if otherwise earned revenue increases, DAU received will decrease. In this case the City of Tasikmalaya should further develop the potential of local revenue, so the revenue will increase more and more significant effect on spending.

Keywords: Regionlly Orginal Income, General Allocation Fund, Capital Expenditure

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Belanja Modal Pemerintah Kota Tasikmalaya, pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak berpengaruh terhadap Belanja

(2)

Modal, masih kecilnya dana yang didapatkan dari PAD sehingga Belum memberikan kontribusi yang besar terhadap Belanaj Modal. Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhahadap Belanja Modal. Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap Dana Alokasi Umum (DAU), jika PAD yang diterima menurun maka DAU yang akan diterima akan meningkat, apabila sebaliknya PAD yang diterima meningkat maka DAU yang diterima akan menurun. Dalam hal ini Pemerintah Kota Tasikmalaya harus lebih mengembangkan potensi Pendapatan Daerah, sehingga PAD akan lebih meningkat dan lebih berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.

Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, BelanjaModal

PENDAHULUAN

Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas. Kedua aspek tersebut menjadi hal penting dalam pengelolaan pemerintah termasuk di bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan pengungkapan seluruh aktivitas dan kerja finansial Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Mardiasmo, 2002). Pengamat ekonomi, pengamat politik, investor, hingga rakyat mulai memperhatikan setiap kebijakan dalam pengelolaan keuangan.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka daerah diberikan otonomi atau kewenangan kepada daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Adanya desentralisasi keuangan merupakan konsekuensi dari adanya kewenangan untuk mengelola keuangan secara mandiri. Apabila Pemerintah Daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan mendapat kebebasan dalam pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik, maka mereka harus mendapat dukungan sumber sumber keuangan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan lain-lain dari pendapatan yang sah (Halim, 2009).

Dengan adanya otonomi daerah ini berarti Pemerintah Daerah dituntut untuk lebih mandiri, tak terkecuali juga mandiri dalam masalah financial. Meski begitu Pemerintah Pusat tetap memberi dana bantuan yang berupa Dana Alokasi

(3)

Umum (DAU) yang ditransfer ke Pemerintah Daerah. Dalam praktiknya, transfer dari Pemerintah Pusat merupakan sumber pendanaan utama Pemerintah Daerah untuk membiayai operasional daerah, yang oleh Pemerintah Daerah ”dilaporkan” di perhitungan anggaran. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri (Maemunah, 2006).

Dana Alokasi Umum merupakan dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pembagian dana untuk daerah melalui bagi hasil berdasarkan daerah penghasil cenderung menimbulkan ketimpangan antar daerah. Daerah yang mempunyai potensi pajak dan Sumber Daya Alam (SDA) yang besar hanya terbatas pada sejumlah daerah tertentu saja. Peranan Dana Alokasi Umum terletak pada kemampuannya untuk menciptakan pemerataan berdasarkan pertimbangan atas potensi fiskal dan kebutuhan nyata dari masing-masing daerah (Undang-undang No.33 Tahun 2004).

Berdasarkan UU NO 33 Tahun 2004 bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Pendapatan yang diperoleh dan dipungut berdasarkan peraturan daerah berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan. Dalam kenyataannya PAD belum bisa memberikan kontribusi yang siginifikan terhadap penerimaan daerah secara keseluruhan, tidak signifikannya peran PAD dalam anggaran daerah tidak lepas dari system tax assigment di Indonesia yang masih memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah pusat untuk mengumpulkan pajak-pajak potensial (Utang Rosidin, 2010:230).

Salah satu dari belanja langsung adalah belanja modal, menurut Abdul Halim (2002:72) “Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menanambah aset atau kekayaan daerah, dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin, seperi biaya operasi dan biaya pemeliharaan”.

(4)

Belanja modal merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan otonomi daerah yaitu meningkatkan kesejahtraan dan pelayanan kepada masyarakat, hal ini menyimpulkan bahwa belanja modal itu sangat penting karena membantu mewujudkan kesejahtraan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka permasalahan dapat diidentifikasikan terkait sebagai berikut:

1. Bagaimana Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi, Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

2. Bagaimana Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap DanaAlokasi Umum pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

3. Bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum secara Parsial dan simultan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Dana Alokasi Umum pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

3. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum secara parsial dan simultan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya METODELOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus.

OPERASIONAL VARIABEL

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah (X1) dan Dana Alokasi Umum (X2) terhadap Belanja Modal (Y)

(5)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Dana Alokasi Umum (X1)

Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam pelaksanaan

desentralisasi. (Abdul Halim 2002:160)

Celah fiskal, Aloksi Dasar ( gaji pegawai ), Dana Penyeimbang. Rupiah Rasio Pendapatan Asli Daerah (X2)

Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal sumber ekonomi asli daerah. (Abdul Halim 2002:64)

Total penjumlahan Pajak daerah, Retribusi, Bagian

Laba Usaha

Daerah, dan Lain-lain PAD yang sah

Rupiah Rasio

Belanja Modal (Y)

Belanja Modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum (Abdul Halim 2002:72)

Total penjumlahan belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja

gedung dan

bangunan, belanja jalan, irigasi dan jarinagan dan belanja fisik lainnya

Rupiah Rasio

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalm penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung kepada objek penelitian dengan observasi, wawancara, dokumentasi.

2. Penelitian Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah

(6)

yang diteliti, yang dimaksudkan untuk memperoleh data pustakaan sebagai landasan teori dalam menganalisa masalah-masalah yang sesuai bahan yang ditelti.

TEKNIS ANALISA DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Teknik yang digunakan adaka analisis jalur ( path analysis ), tujuan digunakan analisa jalur ( path analysis ) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X ( independent variable ) dan untuk mengetahui antara variabel X. Dalam analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama.

Dari struktur Path Analysis di atas, terdapat beberapa langkah-langkah yang digunakan:

1. Menghitung koefesien korelasi ( r )

ρyx

2

x

1

= rx

2

x

1

Oleh karena itu dapat digunakan rumus berikut:

r

ij

= atau

(7)

2. Pengujian secara simultan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Ating Somantri, Sambas Ali Muhidin (2006:276) )

Keterangan:

I = 1,2……k

K = banyaknya variabel eksogenus dalam subtruktur yang sedang diuji

t = mengikuti table distribusi F-snedector, dengan derajat bebas 3. Pengujian secara parsial menggunakan rumus sebagai berikut

( Ating Somantri, Sambas Ali Muhidin (2006:276)) 2. Pengujian faktor residu atau sisa

( Ating Somantri, Sambas Ali Muhidin (2006:275)) 3. Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh PAD dan DAU terhadap Belanja Modal. Rumus yang digunakan untuk menghitung analisis ini adalah :

(8)

Dimana:

r2 = Koefesien Korelasi

PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Penetapan Hipotesis Operasioal a. Secara Simultan

Ho :

ρ

yx1x2= 0 Besarnya PAD dan DAU secara simultan tidak berpengaruh terhadap belanja modal

Ha :

ρ

yx1x2 ≠ 0 Besarnya PAD dan DAU secara simultan

berpengaruh terhadap belanja modal b. Secara Parsial

Ho :

ρ

yx1x2 = 0 Besarnya PAD secara parsial tidak berpengaruh

terhadap DAU

Ha :

ρ

yx1x2 ≠ 0 Besarnya PAD secara parsial berpengaruh terhadap

DAU

Ho :

ρ

yx1x2 = 0 Besarnya PAD secara parsial tidak berpengaruh

terhadap belanja modal

Ha :

ρ

yx1x2 ≠ 0 Besarnya PAD secara parsial berpengaruh terhadap

belanja modal

Ho :

ρ

yx1x2 = 0 Besarnya DAU secara parsial tidak berpengaruh

terhadap belanja modal

Ha :

ρ

yx1x2 ≠ 0 Besarnya DAU secara parsial berpengaruh terhadap

belanja modal 2. Penetapan tingkat signifikasi

Tingkat signifikasi yang digunakan adalah 95% ( α = 0,05 ) yang merupakan tingkat signifikasi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian dua arah.

3. Uji signifikasi

(9)

a. Secara parsial menggunakan uji t b. Secara simultan menggunakan uji F 4. Kaidah keputusan

a. Secara parsial

Terima Ho jika – t α ≤ thitung ≤ t α Tolak Ho jika ≤– t α dan ≥t α b. Secara simultan

Terima Ho jika : F hitung ≤ F tabel Tolak Ho jika : F hitung ≥ F tabel 5. Penarikan kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis akan melaksanakan analisa secara kuantitatif. Dari hasil tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak.

PEMBAHASAN

Pada PAD yang cukup signifikan terjadi 3 kali, yaitu pada tahun 2006,2010,dan 2011. Hal ini dikarenakan pemerintah mengalami peningkatan pendapatan asli daerah yaitu dari pajak daerah dan retibusi daerah. Pemerintah Kota Tasikmalaya terus menggali yang menjadi sumber potensi-potensi pajak daerah dan retribusi daerah, sehingga PAD mengalami peningkatan. Pemerintah terus mencoba untuk meningkatkan PAD, agar lebih mandiri dalam mengatur rumah tangganya.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum di Kota Tasikmalaya selama 8 tahun terakhir dari tahum 2004 sampai dengan tahun 2011 terus mengalmai peningkatan. Kenaikan yang tertinggi pada tahun 2006 dan tahun 2011, realisasi penerimaan Dana Alokasi Umum di Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya kenaikan Celah Fiskal yang positif, dimana Kebutuhan Fiskal lebih besar dari pada Kapasitas Fiskalnya. Namun dari penelitian 8 tahun terakhir Dana Alokasi Umum mengalami penurunan pada tahun 2010 dari tahun sebelumnya yang mulanya Rp 431.419.690.000.00 menjadi Rp 426.764.263.000.00. Hal ini disebabkan karean

(10)

Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mampu meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah sehingga Celah Fiskal yang ada lebih kecil pada tahun sebelum nya, dengan demikian penerimaan Dana Alokasi umum menurun.

Belanja Modal di Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk setiap tahunnya meningkat, hal ini terjadi karena Kota Tasikmalaya baru diresmikan pada tahun 2001 untuk menjadi daerah otonom. Sehinnga masih banyak program-program pemerintah yang harus dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan daerah maka pemerintah memerlukan dana yang besar. Salah satunya adalah Belanja Modal dimana Belanja Modal ini digunakan untuk bisa mensejahtrakan rakyat dan pemberian pelayanan kepada rakyat. Hal ini menyimpulkan bahwa bahwa belanja modal itu sangat penting karena membantu mewujudkan kesejahtraan masyarakat.

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Dana Alokasi Umum Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

Untuk mengetahui pengaruh antara Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum pada Pemerintah Kota Tasikmalaya. Koefisien Beta atau Koefesien Standar untuk PAD (X1) terhadap DAU (X2) sebesar 0.900 dan koefesien determinasi sebesar 0.81 yang berarti bahwa 81% variabilitas dari X2 ( DAU ) di pengaruhi oleh variabel bebas X1 yaitu PAD.

Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel , maka koefesien beta = 0.900, diperoleh thitung sebesar 5.069 dengan mengambil taraf signifikasi sebesar 5% maka nilai ttabel 2.447. sehingga thitung > ttabel, maka menolak Ho atau PAD berpengaruh signifikan terhadap DAU. Sementara diperoleh nilai sig sebesar 0.002, maka sig 0.002 < 0.05 yang berarti menolak Ho, Hal ini menunjukkan bahwa PAD akan mempengaruhi DAU, yaitu pada saat PAD meningkat maka DAU yang diberikan akan menurun, atau pada saat PAD menurun DAU yang diberikan akan meningkat.

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah secara parsial terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

(11)

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal dilihat dari indikator yang digunakan. Koefesien Beta atau koefesien standar untuk PAD (X1) terhadap Belanja Modal (Y) sebesar -0,224 dan koefesien determinasi sebesar 0.050 yang berarti bahwa hanya 5% variabilitas dari Belanja Modal (Y) dipengaruhi oleh PAD.

Untuk menguji signifikasi Pendapatan Asli Daerah secara parsial terhadap Belanja Modal dilakukan uji t. Dengan kriteria penolakan jika thitung > ttabel dari hasil perhitungan SPSS pada lampiran tabel Coefficientsdalam kolom t diperoleh nilai thitung sebesar -0.422 dan dari tabel distribusi t mengambil taraf signifikan α = 5% ttabel sebesar 2,447, sehingga thitung < ttabel (-0.422<2447) maka menerima Ho, sementara nilai 0.690, maka sig 0.690>0.05 yang berarti menerima Ho atau dengan kata lain PAD secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Belanja Modal.

PAD tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap Belanja Modal, hal ini terjadi PAD belum memberikan kontribusi yang besar terhadap pembiayaan belanja modal. PAD Kota Tasikmalaya masih relatif kecil dibandingkan dengan Dana Alokasi Umum. Dimana Dana Alokasi Umum masih menjadi dana utama untuk membiayai belanja daerah

Pengaruh Dana Alokasi Umum secara parsial terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

Umtuk mengetahui pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal dapat dilihat dari indikator yang mempengaruhinya. Koefesiem Beta Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal sebesar 1.053 sedangkan determinasinya sebesar 1.108 atau sebesar 110.8% variabilitas dari Belanja Modal dipengaruhi oleh DAU.

Untuk pengujian secara parsial antara Dana Alokasi Umum (X2) terhadap Belanja Modal (Y) dapat dilihat dengan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel, maka koefesien beta = 1.053 maka diperoleh thitung 1.982 dengan mengambil taraf signifikasi sebesar 5% maka nilai ttabel 2,447, sehingga thitung < ttabel (1982<2447), maka menerima Ho. Sementara nilai sig 0.104,

(12)

maka 0.140>0.05 yaitu berari menerima Ho artinya DAU secara parsial berpengaruh tidak signifikan

Hal ini terjadi karena DAU masih menjadi dana utama dalam Belanja Modal. Sehingga DAU memberikan kontribusi yang besar dalam memenuhi pembiayaan belanja modal, karena dananya relatif besar, sehingga memenuhi belanja modal.

Pengaruh secara simultan diperoleh sebesar 0.733 atau sebesar 73.3% variabilitas dari Belanja Modal dipengaruhi PAD dan DAU artinya jika PAD dan DAU secara bersama-sama meningkat, maka Belanja Modal akan bisa dibiayai dari kedua dana ini.

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum secara Simultan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 6.868 dengan kriteria penolakan Ho, jika Fhitung > Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5% maka dari tabel distribusi F-Snedector diperoleh F α ; k; (n-k-1) = 8-2-1 adalah sebesar 5,79. Sehingga Fhitung > Ftabel ( 6.868 >5.79 ) maka menolak Ho, sedangkan diperoleh nilai sig 0.037, maka 0.037 < 0.05 maka menolak Ho artinya PAD dan DAU secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal.

Maka disimpulkan bahwa kedua variabel PAD dan DAU mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini sejalan dengan peneliti terdahulu, yaitu Novi Pratiwi (2007), dari hasil penelitiannya bahwa Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Pemerintah Daerah. Semakin meningkat PAD dan DAU maka semakin meningkat pula Belanja Modal pada Pemerintah Kota Tasikmalaya.

PENUTUP SIMPULAN

1. PAD berpengaruh tehadap DAU, hal ini terjadi karena karena PAD berpengaruh terhadap penerimaan DAU yang diterima, apabila PAD meningkat maka penerimaan DAU yang diberiakan pemerintah pusat akan

(13)

menurun,begtu sebaliknya apabila PAD menurun DAU yang diberikan akan meningkat.

2. a) PAD berpengaruh tidak signifikan terhadap belanja modal, hal ini disebabkan masih kecilnya dana yang didapatkan dari PAD. Sehingga belum memberikan kontribusi yang besar terhadap belanja modal.

b) DAU berpengaruh tidak signifikan terhadap Belanja Modal. DAU berpengaruh tehadap belanja modal karena DAU masih menjadi dana utam untuk membantu membiayai belanja daerah termasuk belanja modal. DAU ini merupakan dana yang dialokasikan kepada daerah dalam rangka desentralisasi.

c) secara simultan antara PAD dan DAU memberikan pengaruh terhadap Belanja Modal. Dengan semakin besar PAD dan DAU yang diterima diharapkan dapat membiayai Belanja Modal.

SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Pemerintah Kota Tasikmalaya di masa yang akan datang, dalam upaya meningkatkan penerimaan daerah. Adapun saran antara lain:

1. Baik pemerintah pusat dan provinsi hendaknya lebih memberikan kewenangan terhadap pemerintah daerah dalam mengurusi rumah tangganya. Dalam menggali sumber potensi penerimaan daerah lebih memberikan kewenagan yang lebih besar da leluasa untuk mengelolanya dengan memperhatikan kondisi dan potensi yang ada pada Kota Tasikmalaya. Sehingga pemerintah Kota Tasikmalaya dapat mengoptimalkan upayanya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan terus melakukan pencarian sumber potensi pendapatan daerah.

2. Dengan adanya Dana Alokasi Umum diharapkan dapat membantu Kota Tasikmalaya untuk membantu belanja daerah. Namun pemerintah Kota Tasikmalaya untuk tidak terus mengandalkan Dana Alokasi Umum agar lebih mandiri dengan peningakatan Pendapatan Asli Daerah, dengan peningkatan PAD maka Dana Alokasi umum yang di berikan akan menurun. Apabila Dana

(14)

Alokasi Umum ini menurun maka pemerintah daerah telah berhasil dalam menggali sumber potensi yang ada pada kondisi daerah tersebut.

3. Meningaktkan kembali potensi-potensi PAD, sehingga PAD akan lebih meningkat dan berpengaruh lebih signifikan dalam membiayai belanja daerah DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2002. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah, Jakarta: Salemba Empat

Halim, Abdul & Muhammad Syam. 2012. Akuntansi Srktor Publik : Akuntansi

Keuangan Daerah Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat

Abdullah, Syukriy & Abdul Halim. “ Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali”. Simposium Nasional

Akuntansi VI, Surabaya,16-17 Oktober, 2003

Erwin Ginting. 2008. “Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli

Daerah dalam Belanja; Studi kasus Kabupaten Karo. Skripsi: Universitas

Sumatera Utara.

Fevi Rahayu. 2008. “ Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi

Umum terhadap Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum”. Skripsi. Universitas Siliwangi

Mardiasmo. 2002. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: Andi Mohamad Nazir. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Mutiara maimunah. “Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera”. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Padang, 23-26 Agustus 2006

Novi Pratiwi. 2007. “Pengaruh Dana Alokasi Dana Umum dan Pendapatan Asli

Daerah terhadap Prediksi Belanja”. Skripsi. Universitas Islam Indonesia

Nur Indah Rahmawati. 2010. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana

Alokasi Umum terhadap Alokasi Belanja Daerah”. Skripsi. Universitas

Islm Indonesia

Riduwan & Engkos. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur, Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Dilengkapi Dengan Metode R&D.

Edisi Revisi. Bandung: CV Alfabeta

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muchidin.2006. Aplikasi Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Setia

(15)

Suparmako. 2008. Keuangan Negara. Yogyakarta: BPFE

Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Peraturan Daerah No. 10 tahun 2004 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

Pemerintah Kota Tasikmalaya. 2008. Profil Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya Pemerintah Kota Tasikmalaya. 2008. Profil Dinas Badan Perencanaan

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan  puisi  atau  prosa  dalam situasi­situasi [onnal yang disam- paikan  melalui  bahasa  Tobelo  tampaknya  tidak  ada  sarna  sekali  karena  dalam 

al divergence in Gossypium occurred between the ancestor of the A-, D-, E-, and AD-taxa and the ancestor of the C-, G-, and K-genome species (Wendel and Albert, 1992; Seelanan et

Berdasarkan uji kesukaan warna terhadap 20 orang panelis, menujukkan hasil bahwa rangking kesukaan warna permen susu kambing lebih tinggi daripada susu sapi afkir (Gambar 2),

Masalah yang kami kaji dalam penelitian ini adalah melakukan perbaikan prototipe protesa yang dilakukan pada penelitian sebelumnya baik dari segi desain dan

Allah adalah pemilik mutlak, sedangkan manusia memegang hak milik relative. Artinya, manusia hanyalah sebagai penerima titipan, pemegang amanah yang harus

Kendala umum yang dijumpai dalam pemberantasan malaria ini antara lain disamping kualitas pemberantasan khususnya dalam penyemprotan rumah belum sesuai dengan syarat-syarat

Dari pertidaksamaan tersebut, dapat disimpulkan, bahwa apabila flow x bukan merupakan solusi optimal dari minimum cost flow , maka nilai ( ) ε x tidak akan pernah bertambah,

Dari 90% responden yang tidak pernah memainkan versi mobile, semua setuju dan mau bermain jika dibuat aplikasi permainan dakon versi mobile.. Dari 10% responden yang pernah