• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menindaklanjuti Surat Edaran Sekda Kota Yogyakarta Nomor 050/3848/SE/2020 tanggal 13 Mei 2020 perihal Restrukturisasi Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2021, dengan memperhatikan situasi yang berkembang terkait pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) maka perlu dilakukan Restrukturisasi Renja Inspektorat Tahun 2021 sebagai acuan penyusunan Program, Kegiatan serta RKA Tahun 2021.

Serta berdasarkan Surat Edaran Walikota Yogyakarta Nomor 030/467/SE/2020 tanggal 14 Februari 2020 perihal Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2021, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Perangkat Daerah, maka Inspektorat Kota Yogyakarta sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta wajib menyusun Rancangan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD) Tahun 2021 sesuai dengan tugas pokok fungsinya, berpedoman pada Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2021, Renstra Perangkat Daerah Tahun 2017-2022 dan Reviu Renstra.

Rancangan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun, memuat program, dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok fungsi Perangkat Daerah, mendasarkan pada evaluasi pelaksanaan program kegiatan tahun lalu, serta memperhatikan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi Inspektorat.

Rancangan awal Renja Perangkat Daerah disusun melalui proses Rapat koordinasi terbatas dengan semua pajabat structural, pengendali teknis, ketua tim sebagai perwakilan dari auditor dan analis.

(4)

4

Renja Inspektorat terkait dengan cita 2 dan cita 4 dari 9 agenda Pembangunan Nasional (Nawacita) yang menjadi dasar penyusunan Prioritas Nasional yaitu :

Cita 2 : Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; serta

Cita 4 : Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Dari Rancangan Prioritas Nasional nomor 7 yaitu membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih , efektif, demokratis, dan terpercaya.

Disamping itu renja Inspektorat juga terkait dengan Prioritas pembangunan Kota Yogyakarta pada Rancangan Awal RKPD Tahun 2021 disusun berdasar tema dan prioritas pembangunan nasional dan Pemerintah DIY yaitu prioritas ke 7 yaitu: Kinerja aparatur dan birokrasi.

Keterkaitan Rencana Kerja Perangkat Daerah dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah, Renstra Perangkat Daerah dirumuskan dalam bentuk Renja Perangkat Daerah setiap tahun yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang membutuhkan partisipasi masyarakat. Rencana Kerja Inspektorat Tahun 2021 akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Inspektorat Tahun 2021 mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) dengan Pagu Restrukturisasi Tahun 2021.

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 82 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Yogyakarta, maka Inspektorat Kota Yogyakarta merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang mempunyai tugas membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.

Inspektorat wajib menyusun Rencana Kerja SKPD untuk mendukung salah satu prioritas perencanaan pembangunan daerah yaitu Kinerja Aparatur dan Birokrasi agar dapat menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, serta ada keterpaduan dan keselarasan antar program-program di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk bahan tindak lanjut penyusunan RAPBD.

(5)

5

1.2. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogykarta;

2.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4.Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Perangkat Daerah,

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2019 tentang Perencanaan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah Tahun 2020;

10. Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenlatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

11.Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005 -2025;

12.Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta;

13.Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)Tahun 2017-2022;

14.Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 82 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Yogyakarta;

(6)

6

15.Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 105 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017-2022.

16.Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 64 Tahun 2018 dan 44 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua dan ketiga Atas Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 105 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017-2022

17.SE Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta No. 050/3848/SE/2020 tanggal 13 Mei 2020 tentang Restrukturisasi Renja Perangkat Daerah Tahun 2021.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah Inspektorat Kota Yogyakarta dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan, sasaran, program, dan kegiatan serta indikator kinerja. sebagai pedoman bagi seluruh personil Inspektorat Kota Yogyakarta dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2021 sesuai tugas dan fungsinya sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang mempunyai tugas membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah untuk mendukung visi dan misi Kepala Daerah serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah

2. Tujuan

Tujuan disusunnya Rencana Kerja Perangkat Daerah adalah untuk : a. Menjamin keselarasan antara tujuan dan sasaran pembangunan

Pemerintah Kota Yogyakarta dengan Inspektorat Kota Yogyakarta, sehingga akan bermanfaat bagi proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban bagi Inspektorat Kota Yogyakarta.

b. Sebagai pedoman bagi seluruh personil Inspektorat Kota Yogyakarta untuk penyusunan Rencana Kerja Inspektorat yang memuat program dan kegiatan .dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2021 sesuai tugas dan fungsinya sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang mempunyai tugas membina dan mengawasi.

(7)

7

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari: 1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II HASIL EVALUASI RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU terdiri dari :

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun lalu dan Capaian Renstra Perangkat Daerah

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

2.3 Isu-Isu penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah

2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

BAB III TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH terdiri dari : 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

3.2 Tujuan dan sasaran Renja Perangkat Daerah 3.3 Program dan Kegiatan

BAB IV RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan.

(8)

8

BAB II

HASIL EVALUASI RENJA PERANGKAT DAERAH TAHUN LALU

2.1

Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun lalu dan Capaian Renstra Perangkat Daerah.

Pada bab ini memuat kajian (reviu) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Inspektorat tahun 2019 dan perkiraan capaian tahun 2020 yang sedang berjalan, serta pencapaian target Renstra Inspektorat berdasarkan realisasi program kegiatan pelaksanaan Renja Tahun 2019.

Tahun 2019 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Renstra Inspektorat tahun 2017-2022, sehingga sudah ada perbandingan dengan tahun sebelumnya atau tahun 2018.

Perbandingan Capaian Program Tahun 2018 dan 2019 sebagai berikut :

Nama Program Target Tahun 2018 Target Tahun 2019 Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan bidang pemerintahan dan aparatur 91% 91% 100% 100% Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pengelolaan keuangan dan aset 91% 91% 97% 90%

(9)

9

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan bidang pembangunan fisik 91% 91% 100% 100% Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan bidang pembangunan sosial ekonomi budaya 91% 91% 100% 80% Program peningkatan dan evaluasi pengawasan - 83% - level 2 (untuk 6 elemen) - 85% - level 3 (untuk 3 elemen ) - 88% - level 3 (untuk 4 elemen) - 91% - Level 3 (untuk 6 elemen )

Pada tahun 2019 ada 2 program yang realisasi programnya belum tercapai dikarenakan pelaksanaan pemeriksaan di laksanakan pada akhir Tahun 2019 sehingga tindak lanjut rekomendasi oleh OPD sudah melampaui tahun anggaran 2019 atau awal tahun 2020 baru ditindaklanjuti oleh OPD.

Faktor Pendorong : Komunikasi auditan dengan auditor, komitmen OPD untuk menyelesaikan target tindak lanjut dengan BA kesepakatan hasil audit/penegasan.

(10)

10

Faktor Penghambat : adannya beberapa OPD yang belum menindaklanjuti rekomendasi saat dilakukan audit, hasil pemeriksaan di akhir Tahun sehingga tindak lanjut rekomendasi dilaksanakan melampaui tahun anggaran 2019.

Solusinya dan evaluasi tahun 2020 agar mencermati kembali PKPT untuk tidak melaksanakan pemeriksaan di akhir tahun, atau merevisi perencanaan pemeriksaan di PKPT Tahun 2020 yang sudah dilaksanakan.

Secara rinci realisasi anggaran Inspektorat Kota Yogyakarta Tahun 2019 sebagai berikut :

a. Belanja Tidak Langsung

Anggaran dalam Belanja Tidak Langsung terdiri dari Gaji dan tunjangan dengan besaran anggaran Rp.3.726.299.708,00 terealisir Rp.3.589.659.462,00 atau 96,33%.

b. Belanja Langsung

Anggaran Belanja Langsung terdiri dari 9 Program dan 15 kegiatan Rp 12.111.357.497,00terealisir Rp1.957.650.023,78 atau 92,72%.

Total Anggaran untuk mendukung operasional kegiatan Inspektorat ditunjang dari satu sumber yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta, dengan jumlah perubahan anggaran tahun 2019 adalah Rp.5.837.657.205,00 terealisasi sejumlah Rp.5.547.309.485,78 atau tercapai 95,03%.

Pencapaian program dan kegiatan tahun 2020 belum dapat dievaluasi dan diperkirakan karena baru dalam pelaksanaan kegiatan.

Gambaran capaian pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun 2019 dan capaian Renstra Perangkat Daerah secara ringkas tercantum pada tabel Evaluasi Hasil Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 yang merupakan hasil evaluasi melalui SIM evaluasi Renja 2019 atau Desk Timbal Balik Pelaksanaan Renja di Triwulan IV (Terlampir).

(11)

11

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah.

Analisis kinerja Sasaran strategis Perangkat Daerah yaitu “ Kepatuhan auditan (stakeholder) terhadap hasil pengawasan meningkat “.

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sekaligus merupakan indikator kinerja sasaran untuk mengukur sasaran strategis Inspektorat tersebut adalah sebagai berikut :

Persentase rekomendasi hasil pengawasan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti Target dan Realisasi Tahun 2018

No TUJUAN SASARAN

INDIKATOR TUJUAN/

SASARAN TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA SASARAN Meningkatkan Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern 3,33 3(3) Kepatuhan auditan (stakeholder) terhadap hasil pengawasan meningkat % (persentase) rekomendasi hasil pengawasan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti 83% 88% 106%

Target dan Realisasi Tahun 2019 SD TW III Sebelum Reviu

No TUJUAN SASARAN

INDIKATOR TUJUAN/

SASARAN TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA SASARAN Meningkatkan Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern 3,33 Dalam tahap penilaian dari BPKP Kepatuhan auditan (stakeholder) terhadap hasil pengawasan meningkat % (persentase) rekomendasi hasil pengawasan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti 85% 91,90% 108%

(12)

12

Perubahan Sasaran dan Terget setelah di Reviu Renstra adalah sesuai Perwal Kota Yogyakarta No. 44 Tahun 2019 Tanggal 25 Juni 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Perwal No. 105 Tahun 2017 Tentang Renstra Perangkat Daerah Tahun 2017-2022 : Sasaran sebelum Perubahan Indiktaor Sasaran Target Tahun Sasaran setelah Perubahan Indikator Sasaran Target Tahun Kepatuhan auditan (stakeholder ) terhadap hasil pengawasan meningkat Persentase rekomendasi hasil pengawasan internal dan eksternal yang ditindaklanjuti 2019 : 85% 2020 : 87% 2021 : 89% 2022 : 91% Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah meningkat Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern 2019 : 3.33 2020 : 3.40 2021 : 3.40 2022 : 3.40

Target dan Realisasi Tahun 2019 Setelah Reviu Renstra (TW IV)

No TUJUAN SASARAN

INDIKATOR TUJUAN/

SASARAN TARGET REALISASI

CAPAIAN KINERJA SASARAN Meningkatkan Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Meningkat Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern 3,33 3.37 101,20% (Target tercapai)

Dari hasil pengukuran kinerja sasaran diatas disimpulkan bahwa sasaran yang telah ditetapkan telah berhasil dicapai baik sebelum reviu renstra maupun setelah diadakan reviu renstra.

Pencapaian target indikator kinerja sebelum reviu renstra dilakukan melalui evaluasi tindak lanjut temuan APIP (internal) dan Eksternal di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, dengan menghitung jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah seluruh rekomendasi dikalikan 100%, maka menghasilkan tingkat capaian 108%, pada triwulan III tahun 2019, baru pada triwulan IV sasaran dan indikator sasaran diadakan reviu oleh Bappeda Kota Yogyakarta menjadi Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Meningkat dengan indikator Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern, setelah diadakan penilaian Maturitas Sistem Pengendalian Intern oleh BPKP dengan hasil nilai 3.37 dari target 3.33 atau tingkat capaian 101,2%.

(13)

13

Adapun data jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti pada tahun 2019 adalah sebagai berikut : HASIL PEMERIKSAAN JUMLAH REKOMENDASI TINDAK LANJUT % Selesai Dalam Proses Belum ditindak lanjuti Inspektorat Kota 71 64 7 0 90 BPKP 27 27 0 0 100 Irjen Teknis 0 0 0 0 0 Inspektorat DIY 19 19 0 0 100 BPK 93 83 10 0 89 JUMLAH 210 193 17 0 91

Untuk IKK (Indikator Kinerja Kunci) yang terkait Laporan Pertanggungjawaban Kinerja Kepala Daerah yaitu % temuan BPK yang ditindaklanjuti tercapai sebesar 89% dengan rumus perhitungan :

Jumlah rekomendasi yg ditindaklanjuti

Rumus =

= N

Jumlah seluruh rekomendasi

= 83/93 X 100

=

89,25 %

Nilai Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan terget pada tahun 2019 level 3 (untuk 3 elemen penilaian ) hasil penilaian dari BPKP yaitu Level 3 (untuk 6 elemen penilaian) dengan tingkat capaian level 3 penuh namun masih ada beberapa catatan.

Secara ringkas pencapaian kinerja Inspektorat Kota Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 2.2, yaitu Tabel Pencapaian Kinerja Inspektorat Kota Yogyakarta sebagai berikut :

Jumlah rekomendasi yg ditindaklanjuti

Rumus =

= N

Jumlah seluruh rekomendasi

(14)

14

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah

Pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dimaksud untuk mendukung Visi dan misi Kepala Daerah yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, khususnya misi ke 7 yaitu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

Tingkat kinerja pelayanan Inspektorat Kota Yogyakarta telah sesuai dengan target yang ditetapkan terutama untuk Program Peningkatan Pengawasan Sistem Pengawasan Internal yang merupakan program utama Inspektorat dapat tercapai sesuai target namun masih menjadi tantangan kita bersama unutk menyelesaikan beberapa rekomendasi yang masih tertunda dari rekomendasi BPK RI.

Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/ Penurunan Kinerja serta Alternatif berbagai solusi telah dilakukan oleh Inspektorat Kota Yogyakarta.

Keberhasilan Inspektorat Kota Yogyakarta dalam penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan baik internal maupun eksternal adalah karena koordinasi dan komunikasi intensif dengan semua auditan akan arti pentingnya penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan sesegera mungkin. Komitmen pimpinan juga berperan penting dalam pencapaian keberhasilan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Telah ada koordinasi dan sinergi program antara Inspektorat Kota Yogyakarta dengan Inspektorat Propinsi DIY maupun Inspektorat dan Kementrian tingkat pusat karena setiap tahun selalu ada Rakorwas (Rapat Koordinasi Pengawasan) tingkat Propinsi yang melibatkan semua inspektorat kabupaten kota se Propinsii DIY maupun tingkat Nasional (Rakorwasnas) yang melibatkan seluruh inspektorat provinsi, kabupaten kota dan Irjend Kementrian.

Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Perangkat Daerah antara lain : Isu penting permasalahan berkaitan dengan ketugasan

Inspektorat sebagai koordinator pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam mendukung terwujudnya Good Governance tersebut adalah belum adanya unsur–unsur/sub unsur yang diperlukan untuk dapat melaksanakan SPIP antara lain masih ada OPD yang belum taat terhadap kebijakan yang memuat metode identifikasi resiko, aksi penanganan resiko, pengendalian resiko sistem informasi, SOP penggunaan sistem informasi, pengamanan atas fasilitas dan aset penting, evaluasi atas ukuran dan indikator kinerja secara periodik.

(15)

15

Masih ada permasalahan lain seperti belum ada rencana pemulihan bila terjadi bencana, masih terdapat kebijakan yang diambil pimpinan belum didasarkan pada hasil penilaian resiko yang sistematis, serta masih adanya rekomendasi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang belum ditindaklanjuti.

Permasalahan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) baik dari segi jumlah maupun kualitas belum memadai (belum sesuai dengan kebutuhan ). Dari jumlah yang dibutuhkan sebanyak 80 auditor berdasar hasil analisa jabatan, baru tersedia 40 auditor, dan baru sebagian memiliki sertifikasi sesuai jenjang jabatan fungsional sebagai auditor.

Peluang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Perangkat Daerah antara lain :

Tema pembangunan Kota Yogyakarta berdasarkan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Yogyakarta adalah “Peningkatan kwalitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong pemerataan pembangunan.”

Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan prestasi di bidang reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik , maka Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun Road map Reformasi Birokrasi yang meliputi 8 bidang yaitu :

a) Manajemen Perubahan

b) Penataan Perauran Perundang-undangan c) Penataan dan penguatan organisasi d) Penataan tatalaksana

e) Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia f) Penguatan Akuntabilitas

g) Penguatan Pengawasan

h) Peningkatan kualitas pelayanan public.

Salah satu program prioritas dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi adalah Penguatan Pengawasan yang terdiri dari Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada masing-masing Pemda dan Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai Quality Assurance dan consulting. Tupoksi Inspektorat terkait dengan penguatan pengawasan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, dengan tujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dengan sasaran pembangunan yaitu terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan daerah yang berkualitas, serta terwujudnya pendayagunaan aparatur yang berkualitas.

(16)

16

Tantangan dan Peluang dalam meningkatkan pelayanan Perangkat Daerah.

Dalam rangka mendukung terwujudnya Good Governance (tata kelola pemerintahan yang baik), yang meliputi unsur meningkatnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, meningkatnya kualitas pelayanan publik, meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi, serta meningkatnya profesionalisme SDM aparatur, maka fungsi pengawasan memegang peran penting dan strategis.

Melalui pengawasan yang efektif diharapkan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan akan berjalan efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan reformasi birokrasi yang didukung sistem pengendalian intern pemerintah.

Berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); semua pemerintah daerah diharapkan dapat menerapkan dan melaksanakan SPIP.

SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan keamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai salah satu dari 3 Pemda se Indonesia yang menjadi pilot project pelaksanaan SPIP tingkat nasional, BPKP melaksanakan penilaian maturitas SPIP dengan tujuan untuk mengukur kualitas penyelenggaraan SPIP dan memberi rekomendasi bagi peningkatan kualitas penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Daerah. Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP meliputi 5 unsur SPIP yaitu :

a) Lingkungan pengendalian b) Penilaian Risiko

c) Kegiatan pengendalian d) Informasi dan komunikasi

e) Pemantauan pengendalian intern. Level maturitas SPIP terdiri dari 6 (enam) tingkat:

-) Tingkat 0 untuk pemerintah daerah yang sama sekali belum memiliki kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan praktek-praktek pengendalian intern.

-) Tingkat 1 (Rintisan) -) Tingkat 2 (Berkembang) -) Tingkat 3 (Terdefinisi)

-) Tingkat 4 (Terkelola dan terukur)

-) Tingkat 5 (Optimum) instansi telah menerapkan

(17)

17

Untuk Pemerintah Kota Yogyakarta tingkat level maturitas SPIP pada tahun 2019 tingkat 3 (Terdefinisi) dengan nilai 3,37, diharapkan nilai maturitas SPIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta dapat semakin meningkat.

Maka Inspektorat perlu meningkatkan kualitas SDM, program dan kegiatannya agar dapat mencapai hasil yang diharapkan yaitu peningkatan ketaatan, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi, serta peningkatan kualitas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.

Model Kapabilitas Pengawasan Intern (Internal Audit Capability Model/IA-CM) yaitu suatu kerangka kerja yang mengidentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk pengawasan intern yang efektif di sekor public.

Dalam model IA-CM , APIP dibagi menjadi 5 (lima ) level kapabilitas, yaitu : level 1 (Initial), Level 2 (Infrastructure), Level 3 (Integrated), Level 4 (Managed), dan Level 5 (Optimizing). Sampai dengan tahun 2015 dalam kurun 5 tahun terakhir (2010-2014), sebanyak 474 APIP dari 628 APIP (yang terdiri dari 86 APIP Pusat dan 542 APIP Daerah) telah dilakukan assessment kapabilitas APIP oleh BPKP. Hasilnya menunjukkan bahwa 404 APIP atau 85,23% APIP masih berada pada Level 1 (initial), 68 APIP atau 14,56% berada pada Level 2 (infrastructure) dan hanya 2 APIP atau (0,21%) berada pada Level 3 (integrated). Komponen Penilaian self improvement IACM (Internal Audit Capability Model) oleh BPKP terhadap 6 elemen kapabilitas APIP (yaitu : 1)Peran dan Layanan APIP; 2)Pengelolaan SDM APIP 3)Penyelenggaraan Pengawasan Intern Pemerintah Secara Profesional, 4) Manajemen Kinerja dan Akuntabilitas, 5) Hubungan dan Budaya Organisasi, dan 6) Struktur Tata Kelola.

Berdasarkan arahan Presiden saat Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Pemerintah tanggal 13 Mei 2015 maka seluruh APIP secara nasional perlu meningkatkan leveling kapabilitas APIP dengan target untuk 5 tahun ke depan ditargetkan 85% mampu mencapai level 3 dan hanya 1% level 1.

Hasil penilaian kapabilitas APIP oleh BPKP Pusat tahun 2019 No.SP-2569/D3/04/2019 tanggal 27 Desember 2019 bahwa Inspektorat Kota Yogyakarta berada di level 3 (6 Elemen penuh) dengan demikian target nasional tercapai walaupun masih ada beberapa catatan, namun target akhir renstra tahun 2022 juga sudah tercapai, sehingga tugas berat untuk mempertahankan dan menghilangkan beberapa catatan kurun waktu 2020, 2021 dan 2022 atau dengan kata lain level 3 (6 Elemen penuh) sempurna tanpa catatan.

(18)

18

Disamping isu-isu tersebut Pemerintah Kota Yogyakarta juga menjadi salah satu pilot project LAN terkait laboratorium Inovasi daerah, maka instansi dituntut mengajukan kegiatan yang bersifat inovatif.

Sesuai dengan fungsinya sebagai early warning yang lebih berifat prefentif (pencegahan pelanggaran aturan), maka kegiatan yang diusulkan Inspektorat adalah selalu mendorong agar SKPD dapat melaksanakan tugas dan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berinovasi. Pengawasan internal ditekankan pada sifat prefentif (mencegah terjadinya penyimpangan), pengawasan tidak lagi mencari-cari temuan, namun membina dan memberi peringatan indikasi pelanggaran dan penyimpangan (early warning system). Inovasi tersebut sesuai dengan kebijakan pelaksanaan pengawasan Inspektorat yaitu melaksanakan konsultasi, pembinaan dan pengawasan sesuai dengan kewenangannya dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4

Review Terhadap Rancangan Awal RKPD0

Adanya perubahan / review terhadap program dan rancangan awal RKPD dari hasil analisis kebutuhan untuk Renja Tahun 2020 antara lain disebabkan karena :

a) Adanya beberapa kebijakan baru pemerintah pusat, Kota Yogyakarta salah satu Pemda di Indonesia yang menjadi pilot project reformasi birokrasi.

b) Hasil evaluasi Gubernur DIY terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Yogyakarta, terkait rasionalisasi belanja SPPD, belanja modal dan pemberian penghargaan (reward) kepada aparatur sipil negara sesuai dengan beban kerja sehingga anggaran TPP tidak termasuk dirasionalisasi.

c) Menghilangkan belanja makan minum pegawai karena sudah ada Tunjangan Kinerja.

d) Belanja pegawai yang diperbolehkan hanya belanja pegawai Non PNS Pemkot Yogyakarta.

e) Pemberitahuan Pemisahan Belanja Pegawai dan Belanja Modal.

f) Adanya tambahan output kegiatan, serta beberapa kegiatan yang perlu penyesuaian karena adanya tambahan kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi DIY (Inspektorat Propinsi DIY) yang harus segera dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah .

(19)

19

g)

Belanja Bimtek/Diklat OPD disentralkan di BKPP Kota Yogyakarta

sesuai

Permendagri

No.

38

Tahun

2018

pembiayaan

pengembangan kompetensi Kab / Kota minimal 0,16% dari

Belanja Daerah sehingga kebijakan lokal diklat harus disentralkan

di BKPP atau Diklat Satu Pintu.

h)

Pembayaran honor tenaga bantuan (Naban) dan tenaga teknis

hanya yang mendapat rekomendasi dari BKPP dan menjadi 1

rekening.

i) Adannya perubahan penambahan dan pengurangan sarana prasarana yang berupa asset.

Berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pasal 48, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2019 tentang Perencanaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2020.

Kegiatan pengawasan dapat mencakup kegiatan audit, pembinaan, pemantauan, evaluasi, serta kegiatan pengawasan lainnya seperti pembimbingan, asistensi, konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

Pengawasan internal ditekankan pada sifat prefentif (mencegah terjadinya penyimpangan), pengawasan tidak lagi mencari-cari temuan, namun membina dan memberi peringatan indikasi pelanggaran dan penyimpangan (early warning system).

Disamping hal tersebut di atas, adanya evaluasi Gubernur terhadap anggaran Pemda Kota Yogyakarta, kebijakan TAPD dan penyesuaian output, outcome dan anggaran perlu ada penyesuaian untuk berapa kegiatan seperti tercantum pada tabel 2.3 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2019 sebagai berikut :

(20)

20

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.

Inspektorat tidak langsung berhubungan dengan usulan dan program kegiatan masyarakat, namun ketugasannya selaku Instansi Pengawas yang terkait dengan pelayanan masyarakat yaitu :

*) Melakukan Pemeriksaan dalam rangka Penanganan Pengaduan Masyarakat bertujuan untuk melakukan investigasi, serta menindaklanjuti pengaduan atau pelaporan oleh individu, masyarakat dan lembaga sehubungan dengan adanya pelayanan publik atau perlakuan kebijakan di pemerintah daerah yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, melalui pemeriksaan khusus atau investigatif dan sub kegiatan Penelitian Penelaahan Informasi dengan fokus dugaan KKN, penyalahgunaan wewenang, hambatan pelayanan publik, pelanggaran disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN)

*) Melakukan Pengawasan teknis terhadap penyelenggaraan pemerintahan pada urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat yaitu : bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang pekerjaan umum dan dan tata ruang, bidang perumahan dan kawasan pemukiman, bidang ketentraman, ketertiban umum serta perlindungan Masyarakat, bidang sosial, bidang tenaga kerja, bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bidang Lingkungan Hidup, bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, bidang pengendalian penduduk dan Keluaraga Berencana, bidang Perhubungan, bidang komunikasi dan Informatika, bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, bidang Penanaman Modal, bidang kepemudaan dan olah raga, bidang statistic, bidang persandian, bidang kebudayaan, bidang pariwisata, bidang perpustakaan dan kearsipan, bidang pertanian, bidang perdagangan, bidang perindustrian, bidang transmigrasi, bidang pemerintahan umum. *) Mereview Dokumen Perencanaan dan Anggaran Daerah dimana dalam kegiatan review tersebut diantaranya memperbandingkan kesesuaian Dokumen perencanaan dan anggaran Perangkat Daerah dengan hasil Musrenbang yang merupakan usulan dari masyarakat. Tabel 2.4 (nihil) tidak dibuat karena Inspektorat tidak ada usulan program dan kegiatan dari masyarakat secara langsung.

(21)

21

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN PERANGKAT DAERAH

3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pasal 380 : ayat (1) Bupati/walikota sebagai kepala daerah kabupaten/kota berkewajiban melaksanakan pembinaan dan Pengawasan terhadap Perangkat Daerah kabupaten/kota. Ayat (2) dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1), bupati/walikota dibantu oleh inspektorat kabupaten/kota.

Pengawasan yang terkait Keuangan Daerah meliputi kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan bimbingan teknis dalam pengelolaan APBD kabupaten/kota yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan APBD (termasuk penyerapan APBD), sampai dengan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kabupaten/kota yang dilakukan inspektorat kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan Inspektorat Jenderal Kementrian dan/atau lembaga pemerintah non kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pengawasan.

Berdasar Pasal 385 ayat (1) Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh aparatut sipil negara di Instansi Daerah kepada Aparat Pengawas Internal Pemerintah dan/atau aparat penegak hukum. Ayat (2) Aparat Pengawas Internal Pemerintah wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan yang diadukan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1).

Ayat (3) Aparat penegak hukum melakukan pemeriksaan atas pengaduan yang disampaikan masyarakat setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah. Jika berdasar hasil pemeriksaan ditemukan bukti adanya penyimpangan yang bersifat administrative, proses lebih lanjut diserahkan kepada Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) (ayat (4).

Jika berdasar hasil pemeriksaan ditemukan bukti adanya penyimpangan yang bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(22)

22

Berdasar pasal 378 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pengawasan umum dan pengawasan teknis terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota. Pengawasan umum adalah pengawasan terhadap pembagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota, kelembagaan Daerah kabupaten/kota, kepegawaian pada Perangkat Daerah kabupaten/kota, keuangan Daerah kabupaten/kota, pembangunan Daerah kabupaten/kota, pelayanan public di Daerah kabupaten/kota, kerja sama Daerah kabupaten/kota, kebijakan Daerah kabupaten/kota, bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota, dan bentuk pembinaan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pengawasan teknis adalah pengawasan terhadap teknis pelaksanaan substansi Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah kabupaten/kota.

Ruang lingkup Pemeriksaan untuk Inspektorat Kabupaten/Kota berdasar Peraturan Menteri Dalam Negeri yang terakhir Nomor 61 Tahun 2019 tentang Perencanaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2020.

Kebijakan Pengawasan adalah rencana pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah tahunan yang meliputi focus, sasaran dan jadwal pelaksanaan pengawasan.

Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan usaha , tindakan dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Uraian Kegiatan, sasaran dan fokus pengawassan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2021 adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Pengawasan meliputi 5 (lima) jenis kegiatan yaitu :

a) Kegiatan peningkatan kapasitas APIP yaitu : bimbingan teknis pemeriksaan investigative, bimbingan teknis pendampingan pengadaan barang dan jasa (probity advice), bimbingan teknis penerapan system manajemen risiko.

b) Kegiatan asistensi/pendampingan yaitu : penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran, pengadaan barang dan jasa, operasionalisasi sapu bersih pungutan liar, pengawalan dan pengamanan pemerintahan dan pembangunan daerah.

c) Kegiatan reviu meliputi : reviu RPJMD, reviu RKPD, reviu Rebcana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, reviu laporan kinerja, reviu penyerapan anggaran, reviu penyerapan pengadaan barang dan jasa.

(23)

23

d) Kegiatan monitoring dan evaluasi meliputi tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan, tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP, dana desa, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), aksi pencegahan korupsi evaluasi SPIP, penilaian mandiri reformasi birokrasi, penanganan laporan gratifikasi, penanganan Whistle Blower System, penanganan benturan kepentingan, penilaian internal zona integritas, verifikasi LHKPN/LHKASN, verifikasi pelaporan Rencana Aksi Daerah pencegahan dan pemberantassan korupsi, penyelenggaraan pemerintahan daerah, perencanaan dan penganggaran responsif gender, pelayanan publik .

e) Kegiatan pemeriksaan meliputi pemeriksaan/audit kinerja dan pemeriksaan/audit dengan tujuan tertentu.

2. Fokus dan Sasaran Pengawasan :

A. pengawasan umum dengan fokus dan sasaran:

a) pembagian urusan pemerintahan konkuren, dengan sasaran:

1) penyelesaian peralihan aset dan dokumen dari daerah provinsi ke pemerintah pusat;

2) penyelesaian peralihan aset dan dokumen dari daerah provinsi ke daerah kabupaten/kota;

3) penyelesaian peralihan aset dan dokumen dari daerah kabupaten/kota kepada daerah provinsi; dan

4) kesesuaian pelaksanaan tugas, fungsi, program, dan kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah dengan kewenangan daerah berdasarkan pembagian urusan.

b) kelembagaan daerah, dengan sasaran:

1) pelaksanaan kebijakan pembinaan dan evaluasi kelembagaan perangkat daerah sesuai dengan kewenangannya; dan

2) pembentukan, pelaksanaan tugas dan fungsi, klasifikasi, penataan kepegawaian, serta sistem pengadaan barang dan jasa lembaga Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa.

c) kepegawaian pada perangkat daerah, dengan sasaran:

1) pelaksanaan kebijakan pengembangan kompetensi berkelanjutan bagi pegawai negeri sipil paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun;

2) pelaksanaan pemenuhan pegawai dalam pelaksanaan urusan pendidikan dan urusan kesehatan

3) pelaksanaan kebijakan sistem seleksi jabatan, penempatan, dan mutasi kepegawaian;

4) pelaksanaan kebijakan penetapan formasi jabatan fungsional binaan Kementerian yaitu: pengawas pemerintahan, pemadam kebakaran, satuan polisi pamong praja, dan operator sistem informasi administrasi kependudukan; dan

5) pelaksanaan hukuman disiplin tingkat berat bagi pegawai negeri sipil.

(24)

24

d) keuangan daerah, dengan sasaran:

1) kebijakan penganggaran daerah dalam rangka pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah;

2) tindak lanjut evaluasi rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah serta rancangan peraturan kepala daerah mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah

3) kebijakan penetapan target dan optimalisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah;

4) kebijakan alokasi dan penyaluran dana bagi hasil pajak daerah; 5) kebijakan perencanaan dan kepatuhan penyampaian laporan

hibah dan bantuan sosial; dan

6) kebijakan kerja sama pemanfaatan aset. e) pembangunan daerah, dengan sasaran:

1) kebijakan perencanaan daerah dalam rangka pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah;

2) konsistensi dan capaian indikator perencanaan pembangunan daerah; dan

3) pelaksanaan kebijakan satu peta nasional (one map policy). f) pelayanan publik di daerah, dengan sasaran:

1) kepatuhan terhadap kebijakan mengenai standar pelayanan; 2) pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai perizinan

terintegrasi secara elektronik (online single submission); dan 3) kepatuhan kepala daerah menindaklanjuti rekomendasi

Ombudsman.

g) kerja sama daerah, dengan sasaran:

1) kebijakan dan pelaksanaan kerja sama antar daerah dan daerah lain;

2) kebijakan dan pelaksanaan kerja sama antara daerah dengan pihak ketiga; dan

3) kebijakan dan pelaksanaan kerja sama antara daerah dan lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri.

h) kebijakan daerah, dengan sasaran:

1) kepatuhan terhadap kebijakan daerah meliputi evaluasi rancangan peraturan daerah, fasilitasi rancangan peraturan daerah, klarifikasi peraturan daerah, pemberian nomor register dan pembatalan peraturan kepala daerah;

2) kesesuaian peraturan daerah dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan/atau kesusilaan; dan

3) capaian program pembentukan peraturan daerah.

i) kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah, dengan sasaran: 1) pelaksanaan kebijakan terkait hak keuangan dan administratif

pimpinan dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah serta kepala daerah dan wakil kepala daerah; dan

2) pelaksanaan kebijakan terkait kewenangan, hak dan kewajiban, larangan, dan pelanggaran administratif kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(25)

25

B. pengawasan teknis dengan fokus dan sasaran capaian standar pelayanan minimal dan norma, standar, prosedur dan kriteria urusan pemerintahan di daerah, meliputi:

a) urusan Pemerintahan Bidang Pendidikan; b) urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan;

c) urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; d) urusan Pemerintahan Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum, serta

Perlindungan Masyarakat ;

e) urusan Pemerintahan Bidang Sosial;

f) urusan Pemerintahan Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

g) urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

h) urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan;

i) urusan Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika;

j) urusan Pemerintahan Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; k) urusan Pemerintahan Bidang Penanaman Modal;

l) urusan Pemerintahan Bidang Kepemudaan dan Olah Raga; m) urusan Pemerintahan Bidang Kebudayaan;

n) urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan; o) urusan Pemerintahan Bidang Kearsipan; p) urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata; q) urusan Pemerintahan Bidang Pertanian; dan r) urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian;

C. pengawasan Kepala Daerah terhadap Perangkat Daerah difokuskan kepada:

a) pemeriksaan pengelolaan keuangan dengan sasaran: 1) optimalisasi perencanaan dan penganggaran daerah; 2) pajak dan retribusi daerah;

3) hibah dan bantuan sosial; 4) belanja barang dan jasa; 5) belanja modal; dan

6) saldo temuan hasil pengawasan yang belum ditindaklanjuti.

b) pemeriksaan kebijakan daerah dengan sasaran konsistensi pelaksanaan kebijakan dengan peraturan perundang-undangan dalam rangka pelaksanaan urusan;

c) pemeriksaan tata laksana, dengan sasaran pelaksanaan tugas dan fungsi perangkat daerah; dan

d) pemeriksaan aset, dengan sasaran pengamanan aset yang dikuasai pihak ketiga.

D. Inspektorat Daerah menyusun rincian masing-masing fokus pengawasan sebagaimana tersebut di atas berdasarkan risiko dan kebutuhan pemerintah daerah.

(26)

26

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah .

Keberhasilan pengawasan internal di daerah dinilai dari semakin akuntabel Pemerintah Daerah dan Perangkat Daerah semakin menurunnya penyimpangan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi peningkatan kinerja organisasi.

Pengawasan internal ditekankan pada sifat prefentif (mencegah terjadinya penyimpangan), pengawasan tidak lagi mencari-cari temuan, namun membina dan memberi peringatan indikasi pelanggaran dan penyimpangan (early warning system).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Inspektorat juga wajib melaksanakan asistensi dan monitoring evaluasi terhadap penerapan SPIP di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, serta melaksanakan koordinasi dan sinergitas pengawasan terhadap pelaksanaan Rakorwasnas, Rakorwasda, penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) berdasar risk based audit plan, pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan. Visi Pemerintah Kota Yogyakarta adalah “Meneguhkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota Nyaman Huni dan Pusat Pelayanan Jasa yang berdaya saing kuat untuk Keberdayaan Masyarakat dengan berpijak pada Nilai Keistimewaan” Pembentukan organisasi tentu mempunyai maksud dan tujuan yang merupakan arah kebijaksanaan yang harus ditempuh sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Misi berperan sebagai pemandu dalam tindakan manajemen yang diperlukan. Dengan perumusan Misi yang jelas dan dapat dimengerti oleh semua pihak maka segenap potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dapat diarahkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan .

Untuk mewujudkan visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 akan dicapai melalui 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu :

a. Misi 1 : Meningkatkan kesejahteraan dan daya saing Kota

b. Misi 2 : Memperkuat ekonomi kerakyatan dan keberdayaan masyarakatan c. Misi 3 : Memperkuat moral,etika dan budaya masyarakat kota Yogyakarta. d. Misi 4 : Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan

e. Misi 5 : Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya f. Misi 6 : Membangun sarana dan prasarana publik dan permukiman g. Misi 7 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

Sesuai tugas dan fungsinya sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Inspektorat mendukung pencapaian Misi ke-7.

(27)

27

a) Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi. Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.

Tujuan untuk mendukung 2 cita dari 9 nawa cita yaitu cita 2 : membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, serta cita 4 yaitu memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi system dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, dan salah satu prioritas Daerah yaitu “Kinerja Aparatur Birokrasi dengan sasaran pembangunan yaitu : Akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah meningkat.

Tujuan adalah pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi melaksanakan misi , memecahkan permasalahan,dan menangani isu strategis.

Tujuan Rencana Kerja SKPD (Organisasi Perangkat Daerah) Untuk mendukung misi ke 7 Walikota Yogyakarta, ini merupakan salah satu tujuan Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu“ Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih .

Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 82 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Yogyakarta, maka Inspektorat Kota Yogyakarta merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang mempunyai tugas membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.

Sesuai tugas dan fungsinya untuk membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan , maka Tujuan Inspektorat sebagai Perangkat Daerah untuk mendukung tujuan Pemerintah Kota Yogyakarta adalah

“Meningkatkan Maturitas Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah.”

Untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan dan sasaran Inspektorat telah tercapai atau belum maka digunakan Indikator Kinerja Utama (IKU).

Maturitas (maturity) berarti dikembangkan penuh atau

(28)

28

Tujuan penetapan IKU adalah untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik dan untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis OPD yang dapat digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dan stakeholder.

Indikator tujuan untuk mengukur apakah maturitas sistem pengendalian internal pemerintah sudah meningkat yaitu dari :

Hasil penilaian dari BPKP terhadap pelaksanaan 5 unsur SPIP.

Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP meliputi 5 unsur SPIP yaitu :

a) Lingkungan pengendalian b) Penilaian Risiko

c) Kegiatan pengendalian d) Informasi dan komunikasi

e) Pemantauan pengendalian intern.

Level maturitas SPIP terdiri dari 6 (enam) tingkat:

1) Tingkat 0 untuk pemerintah daerah yang sama sekali belum memiliki kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan praktek-praktek pengendalian intern.

2) Tingkat 1 (Rintisan) 3) Tingkat 2 (Berkembang) 4) Tingkat 3 (Terdefinisi)

5) Tingkat 4 (Terkelola dan terukur)

6) Tingkat 5 (Optimum) instansi telah menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan dan terintegrasi.

Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP adalah tingkat kematangan / kesempurnaan penyelenggaraan Sistem pengendalian intern pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Penjelasan 6 Tingkatan Maturitas SPIP yaitu :

1) Belum ada dengan nilai < 1 ; karakteristik : Lembaga/Pemda sama sekali belum memiliki kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan praktek-praktek pengendalian intern.

“Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP)”

(29)

29

2) Rintisan dengan nilai 1 < 2; karakteristik : Ada praktek pengendalian intern namun pendekatan risiko dan pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan sehingga kelemahan tidak diidentifikasi.

3) Berkembang dengan nilai 2< 3; karakteristik : L/Pemda telah melaksanakan praktek pengendalian intern, namun tidak terdokumentasi dengan baik dan pelaksanaannya sangat tergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyak kelemahan yang belum ditangani secara memadai.

4) Terdefinisi dengan nilai 3 < 4; karakteristik: L/Pemda telah melaksanakan praktek pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun evaluasi atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.

5) Terkelola dan terukur dengan nilai 4 < 4,5 : karakteristik L/Pemda telah menerapkan pengendalian internal yang efektif, masing-masing personil pelaksana kegiatan selalu mengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan maupun tujuan Lembaga/Pemda Evaluasi formal dan terdokumentasi. 6) Optimum dengan nilai 4,5 < 5 : Lembaga/Pemda telah melaksanakan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan otomatis menggunakan aplikasi.

Untuk Pemerintah Kota Yogyakarta tingkat level maturitas SPIP telah mencapai tingkat yang cukup baik yaitu tingkat 3 (Terdefinisi) dengan nilai 3,33 diharapkan nilai maturitas SPIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta dapat semakin meningkat dengan target akhir tahun pelaksanaan Renstra Tahun 2022 mencapai nilai 3,40. Tujuan dan indikator tujuan sudah tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022.

b) Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pada tahun 2019 ada reviu renstra dengan diterbitkannya Perwal Kota Yogyakarta No. 44 Tahun 2019 tanggal 25 Juni 2019 maka Sasaran Strategis Inspektorat menjadi, yaitu :

(30)

30

Untuk mengetahui atau mengukur apakah target sasaran Inspektorat telah tercapai atau belum maka digunakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Tujuan penetapan IKU adalah untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik dan untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis OPD yang dapat digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dan stakeholder.

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sekaligus merupakan indikator kinerja sasaran untuk mengukur sasaran strategis Inspektorat, yaitu :

“Nilai Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)”

Pada Renja Tahun 2021 target sasaran nilai maturitas SPIP adalah 3.40 Adapun cara atau formula pengukurannya sebagai berikut :

Hasil Penilaian (Monev.) BPKP terhadap 5 unsur SPIP yaitu : 1) lingkungan pengendalian; 2) penilaian risiko; 3) kegiatan pengendalian; 4) informasi dan komunikasi , dan 5) Pemantauan pengendalian intern) tk. Pem Kota Yk.

3.3 Program dan Kegiatan Tahun 2021.

Sebagai bahan pertimbangan untuk rumusan program dan kegiatan adalah Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2018 dan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Perubahan ketiga Atas Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 105 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2017-2022 bahwa ada perubahan sesuai hasil review terhadap target sasaran dan program, serta RKPD Kota Yogyakarta Tahun 2021 dan Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenlatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan

Daerah. Adapun untuk penyusunan Program dan Kegiatan pada tahun 2021

Inspektorat Kota Yogyakarta berpedomanan pada nomenlatur Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenlatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah sebagai berikut :

(31)

31

KODE

NOMENKLATUR URUSAN KABUPATEN/KOTA

UR USA N BIDA NG URU SA N PRO G RA M KEG IATAN SUB KEG IATAN 6 6 01 6 01 01

PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

6 01 01 2.01 Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah 6 01 01 2.01 01 Penyusunan Renstra dan Renja Perangkat Daerah 6 01 01 2.01 02

Penyusunan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah dalam Dokumen Perencanaan

6 01 01 2.01 03 Penyusunan Dokumen Evaluasi Perangkat Daerah 6

01 01 2.01 04

Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Perangkat Daerah

6 01 01 2.01 05 Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah 6 01 01 2.02 Administrasi Keuangan

6 01 01 2.02 01 Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN

6 01 01 2.02 02 Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN 6 01 01 2.02 03 Penyiapan Bahan Pelaksanaan Verifikasi

6 01 01 2.02 04 Penyusunan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 6

01 01 2.02 05

Pengelolaan dan Penyiapan Bahan Tanggapan Pemeriksaan

6

01 01 2.02 06

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

6 01 01 2.02 07 Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/Semesteran 6 01 01 2.02 08 Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran 6 01 01 2.02 09 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun 6 01 01 2.03 Administrasi Umum

6 01 01 2.03 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat

6 01 01 2.03 02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 6 01 01 2.03 03 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor 6 01 01 2.03 04 Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pns 6 01 01 2.03 05 Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah

6

01 01 2.03 06

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

6 01 01 2.03 07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 6 01 01 2.03 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 6 01 01 2.03 09 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 6 01 01 2.03 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor

6 01 01 2.03 11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 6

01 01 2.03 12

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

6 01 01 2.03 13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 6 01 01 2.03 14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

(32)

32

6

01 01 2.03 15

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

6 01 01 2.03 16 Penyediaan Bahan Logistik Kantor 6 01 01 2.03 17 Penyediaan Makanan dan Minuman

6 01 01 2.03 18 Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 6 01 01 2.03 19 Pengadaan Mobil Jabatan

6 01 01 2.03 20 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 6 01 01 2.03 21 Pengadaan Perlengkapan Rumah Jabatan/Dinas 6 01 01 2.03 22 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 6 01 01 2.03 23 Pengadaan Peralatan Rumah Jabatan/Dinas 6 01 01 2.03 24 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 6 01 01 2.03 25 Pengadaan Mebeleur

6 01 01 2.03 26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan 6 01 01 2.03 27 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas 6 01 01 2.03 28 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 6 01 01 2.03 29 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan

6 01 01 2.03 30 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 6

01 01 2.03 31

Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Rumah Jabatan/Dinas

6 01 01 2.03 32 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 6

01 01 2.03 33

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Rumah Jabatan/Dinas

6 01 01 2.03 34 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 6 01 01 2.03 35 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur

6 01 01 2.03 36 Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Jabatan 6 01 01 2.03 37 Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas

6 01 01 2.03 38 Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor 6 01 01 2.03 39 Rehabilitasi Sedang/Berat Mobil Jabatan

6 01 01 2.03 40 Rehabilitasi Sedang/Berat Kendaraan Dinas/Operasional

6 UNSUR PENGAWASAN URUSAN PEMERINTAHAN 6 01 INSPEKTORAT DAERAH

6 01 02 PROGRAM PENYELENGGARAAN PENGAWASAN 6 01 02 2.01 Penyelenggaraan Pengawasan Internal

6 01 02 2.01 01 Audit Kinerja dan Keuangan 6 01 02 2.01 02 Reviuw Kinerja dan Keuangan 6 01 02 2.01 03 Pemantauan Kinerja dan Keuangan 6 01 02 2.01 04 Evaluasi Kinerja dan Keuangan 6

01 02 2.02

Penyelenggaraan Pengawasan Dengan Tujuan Tertentu

6 01 02 2.02 01 Audit Kinerja dan Keuangan 6 01 02 2.02 02 Reviu Kinerja dan Keuangan 6 01 02 2.02 03 Pemantauan Kinerja dan Keuangan 6 01 02 2.02 04 Evaluasi Kinerja dan Keuangan

(33)

33

6

01 03

PERUMUSAN KEBIJAKAN, PENDAMPINGAN DAN ASISTENSI

6 01 03 2.01

Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan Dan Fasilitasi Pengawasan

6 01 03 2.01 01 Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan 6

01 03 2.01 02

Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Fasilitasi Pengawasan

6 01 03 2.02 Asistensi dan Pendampingan 6 01 03 2.02 01 Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat 6 01 03 2.02 02 Asistensi dan Pendampingan

Secara garis besar Program dan kegiatan yang dilaksanakan Inspektorat untuk Tahun 2021 ada 3 program dan 7 kegiatan yaitu :

No PROGRAM DAN

KEGIATAN SUB KEGIATAN HASIL KEGIATAN KET

1 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah Tersedianya dokumen perencanaan, penganggaran, pengendalian, laporan kinerja, keuangan dan SDM yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi OPD - Dukungan terhadap kelancaran administrasi keuangan dan operasional perkantoran - Pengelolaan Website OPD (SIPD) - Dokumen Evaluasi Kebijakan, Pelaksanaan, Hasil Renstra OPD - Dokumen Evaluasi Kebijakan, Pelaksanaan, Hasil Renja OPD - Forum Inspektorat se DIY - Dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah

(34)

34

Administrasi Keuangan Dukungan terhadap kelancaran administrasi keuangan dan operasional perkantoran - Gaji dan Tunjangan ASN (Gaji+TPP) - Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN - Bahan Pelaksanaan Verifikasi - Akuntansi dan Pelaporan Keuangan - Bahan Tanggapan Pemeriksaan - Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD - Laporan Keuangan Bulanan/Seme steran - Laporan Prognosis Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Akhir Tahun Administrasi Umum Dukungan terhadap kelancaran administrasi umum dan operasional perkantoran - Surat Masuk - Surat Keluar - Pengiriman Dokumen - Pembayaran rekening telepon - Pembayaran rekening listrik - Pembayaran Pajak kendaraan roda 2 - Pembayaran Pajak kendaraan roda 4 - Tenaga Teknis - Tenaga Teknis Naban - Jasa Kebersihan Kantor - Alat Tulis Kantor - Barang cetakan - Penggandaan surat-surat/ dokumen

(35)

35

Administrasi Umum

Dukungan terhadap kelancaran administrasi umum dan operasional perkantoran - Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor - Komputer - LCD - Printer - Lap Top - Scanner - Layar Proyektor - Almari Tempel - Alat-alat Studio - Tiang Mix Portable - Kursi ruang konsultasi - Belanja Bahan Komputer/ Printer - Bahan/Alat -Alat/Perlengkap an Kantor/ Rumah Tangga/Kerja - Dekorasi, Dokumentasi dan Publikasi - Belanja Retribusi/ Tiket - Belanja Perlatan Kebersihan dan Bahan Pembersih - Surat Kabar selama 12 bulan - Buku Perundang-undangan - Makan Minum Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi Luar Jawa - Rapat Koordinasi dan Konsultasi Luar Daerah Jawa (Konsultasi dan Undangan) - Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Jawa (Uji Materi) - Pengembanga n Profesi - Kanopi - Pemeliharaan Lift

(36)

36

Administrasi Umum

Dukungan terhadap kelancaran administrasi umum dan operasional perkantoran - Pemeliharaan Bangunan - Pembuatan Taman - Pembutan Ruang Konsultasi - Rehab ruang parker - Pemeliharaan Roda 2 - Pemeliharaan Roda 4 - Sewa/Pemelih araan Taman - BBM Genset - Belanja Sewa Alat Kantor - Jasa Keamanan - Pemeliharaan Komputer - Pemeliharaan AC Split - Pemeliharaan Printer - Pemeliharaan Pompa Air - Pemeliharaan Proyektor - Pemeliharaan Genset

(37)

37

2 PROGRAM

PENYELENGGARAAN PENGAWASAN

% tindak lanjut hasil pengawasan dan % tindak lanjut hasil reviu bidang Pemtur, Keuangan dan Aset, bidang Sarana Prasarana, dan bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat 4 Bidang Penyelenggaraan Pengawasan Internal Audit Kinerja dan Keuangan - Audit Kinerja - Audit Operasional Reviuw Kinerja dan Keuangan - LKJ - LPPD - LKPD - Dokumen - Perencanaan - PA - PBJ Pemantauan Kinerja dan Keuangan - Pemantauan TLHP di bidang - SPIP - LHKASN - ZIWBK - WBS - PMPRB Evaluasi Kinerja dan Keuangan - RTP, - SAKIP, - Larwasda, - Buku Statistik - RB Penyelenggaraan Pengawasan Dengan Tujuan Tertentu

Audit Kinerja dan Keuangan - Audit Investigasi - ADTT - Probity - Dakel - Dais

Reviu Kinerja dan Keuangan - DAK FISIK Pemantauan Kinerja dan Keuangan - Saberpungli - Monitoring PBJ - Gratifikasi - SPI - MCP Evaluasi Kinerja dan Keuangan - Evaluasi Program dan Kebijakan

(38)

38

3 PROGRAM PERUMUSAN KEBIJAKAN, PENDAMPINGAN DAN ASISTENSI 4 Bidang Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan Dan Fasilitasi Pengawasan

Persentase tindak lanjut pemeriksaan eksternal dan internal Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan - PKPT - SOP - KMA - MO - IAC - Sim HP Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Fasilitasi Pengawasan - Perwal TL - SAKIP - Reviu LKJ - Juklak2, Asistensi dan Pendampingan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat - WBS - PPI Asistensi dan Pendampingan - Klinik Konsultasi - SPIP - TL BPK - TL Ev SAKIP

Pada tahun 2020 Inspektorat Kota Yogyakarta jumlah program dan kegiatan yang dilaksanakan ada 9 program 15 kegiatan, namun untuk tahun 2021 dengan di keluarkannya Permendagri No. 90 Tahun 2019 jumlah program ada 3 dan 7 kegiatan yang bersumber pada APBD Kota Yogyakarta. Sesuai SE Sekda Kota Yogyakarta No. 050/3848/SE/2020 tanggal 13 Mei 2020 tentang Restrukturisasi Renja Perangkat Daerah Tahun 2021 yang semua OPD sudah ada Pagu Perangkat Daerah. Berdasarakan pada SE Restrukturisasi ini Inpsektorat Kota Yogyakarta mendapat pagu sebesar Rp.9.756.335.186,- yang terdiri dari Belanja Gaji+TPP Rp.7.890.988.040,- dan Non Gaji sebesar Rp.1.865.347.146,-. Sesuai rumusan program dan kegiatan yang telah disusun bahwa pada tahun 2021 anggaran Renja Restrukturisasi Inspektorat Kota Yogyakarta berjumlah Rp.9.661.564.092,- yang terdiri dari Belanja Gaji+TPP Rp.7.953.016.040,- dan Non Gaji sebesar Rp.1.708.548.052,- atau dibawah pagu yang telah ditetapkan di SE Restrukturisasi.

Demikian program dan kegiatan Inspektorat Kota Yogyakarta Tahun 2021 yang di rencanakan dan yang akan dilaksanakan.

Referensi

Dokumen terkait

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Hak Bebas Royalti Non Ekskusif

Marilah kita membalas kebaikankebaikan Tuhan dengan berkomitmen bahwa di tahun 2014 kita akan lebih mengasihi dan takut Tuhan, tekun melayani, terdidik, tahan uji dan menjadi

Prosesor yang cepat dapat kita lihat dari core (inti prosesor) semakin banyak core yang digunkan pada prosesor semakin cepat juga kinerja komputer yang kita

DRAM (Dynamic Random Access Memory) adalah jenis RAM yang menyimpan setiap bit data yang terpisah dalam kapasitor dalam satu sirkuit terpadu.. Data yang terkandung di

Puji Syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Perancangan Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support System / DSS) Investasi

KUMPULAN DENAH 36 LEBAR

Terdapat 3 jenis tumbuhan yang menunjukkan angka presentase tertinggi, sebesar 99,6% yaitu suraung (Ocimum basilicum), jahe (Zingiber officinale), dan jambu batu

bahwa intervensi susu tinggi protein pada subjek yang memiliki berat badan kurang dapat memicu rasa lapar dibandingkan dengan kelompok kon- trol, tetapi tidak berpengaruh