BPJS Kesehatan - Kantor Pusat Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih Jakarta Pusat, Indonesia - 10510
1
Disampaikan dalam Pertemuan dengan Pabrik dan Distributor Obat
17 Januari 2014
ADDENDUM PKS
DPHO EDISI XXXII TAHUN 2013
Sampai dengan 31 Maret 2014
Landasan Hukum
Landasan Hukum Pelayanan Obat Bagi Peserta JKN
UU No. 40 Tahun 2004
PerPres No. 12 Tahun 2013 dan PerPres No. 111 Tahun
2013
Permenkes No. 71 Tahun 2013
Kebijakan Umum Pelayanan Obat Era JKN
Tersier TIPE A dan B Pendidikan Sekunder RS Tipe D, C dan B Non Pendidikan PrimerPuskesmas, praktek dokter umum/gigi, klinik
IFRS, Apotek Jejaring
 Obat termasuk komponen INA CBG’s
Cost
Quantity
(Gatekeeper)
Instalasi Farmasi, Apotek Jejaring:
Obat termasuk dalam komponen kapitasi
Apotek PPK BPJS:
Obat Program Rujuk Balik
No. Uraian Pelayanan Askes Pelayanan Jamkesmas Pelayanan JKN
1. Manfaat Pelayanan Obat
Dijamin Dijamin Dijamin
2. Acuan Daftar Obat DPHO Formualarium Jamkesmas
Formularium Nasional
3. Acuan Harga Obat DPHO - E-catalog 4. Sistem Pembiayaan Fee For Service
(Beberapa obat menggunakan risk sharing dgn Industri Farmasi)
INA CBG’s + Obat HOT (Hemofilia, Onkologi, Kemoterapi) diluar paket INA CBG’s
INA CBG’s
5. Pemberi Layanan Rumah Sakit yang memiliki unit onkologi
Rumah Rumah Sakit yang memiliki unit onkologi
Di dalam Fornas, Obat HOT dipetakan di Faskes Tingkat 3 (Tersier)
No. Titik Kritis Uraian Hasil Evaluasi
1. E-Catalog Sampai dengan saat ini E-Catalogmasih dalam proses penyelesaian oleh
Kemenkes RI dan LKPP
1. Persediaan obat di RS banyak yang kosong karena tidak ada acuan harga bagi RS untuk membeli obat-obatan tersebut. Jika mau membeli obat reguler  Harga reguler sangat mahal
2. Sistem
Pembiayaan
1. Pada pelaksanaan JKN, semua obat Thallasemia, Onkologi dan Hemofilia sudah termasuk dalam paket INA CBGs
2. Baru obat Thallasemia
(Deferiprone, Deferoksamin, Deferasiroks) yang masuk Special CMG’s
1. Beberapa tarif INA CBG’s tidak mencukupi untuk pemberian obat-obatan yang harganya mahal --> RS tidak mau memberikan obat 2. Pasien hanya diberikan obat kronis
dan obat kemoterapi oral untuk kebutuhan 3 - 5 hari
3. Terdapat beberapa RS yang menarik iur biaya
3. Fornas 1. Belum ada petunjuk pelaksanaan Fornas
2. Obat HOT dipetakan pada Faskes Tingkat 3 (Tersier)
RS Tipe B dan C yang memiliki unit onkologi tidak mau memberikan
pelayanan obat Thallasemia, Onkologi dan Hemofilia
Hal yang telah dilakukan
Bersurat ke Kemenkes (Surat Nomor
8649/III.2/1213 tentang Obat JKN 2014)
Melakukan pertemuan dengan NCC pada
tanggal 6 Januari 2014
Melakukan rapat koordinasi dengan
Kementerian Kesehatan tanggal 9 Januari
Solusi Pelayanan Obat Era JKN
(SE Menkes No. HK/Menkes/32/I/2014)
Peresepan Obat penyakit kronis
Pada masa transisi, apabila penyakit belum stabil maka dapat diberikan tambahan resep obat (sesuai dengan Formularium Nasional) diluar paket INA CBG’s sesuai kebutuhan medis sampai kontrol berikutnya. Resep tersebut dapat diambil di apotek/depo farmasi yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Obat penyakit kronis dapat diberikan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai program rujuk balik (PRB) melalui apotik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Ketentuan ini diberlakukan untuk penyakit-penyakit :
1. Diabetes melitus 2. Hipertensi
3. Jantung
4. Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 5. Epilepsi
6. Skizofren
7. Sirosis hepatis 8. Stroke, dan
Solusi Pelayanan Obat Era JKN
(SE Menkes No. HK/Menkes/32/I/2014)
Pemberian Obat Kemoterapi, Thalassemia dan Hemofilia:
• Disamping dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat III, pemberian obat untuk
kemoterapi, thalassemia, dan hemofilia juga dapat dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat II dengan mempertimbangkan kemampuan fasilitas kesehatan dan
kompetensi sumber daya manusia kesehatan.
• Dalam kondisi tertentu pemberian obat kemoterapi dan thalassemia dapat dilaksanakan di pelayanan rawat jalan.
Selama masa transisi berlaku ketentuan sebagai berikut:
• Pengajuan klaim pada pemberian obat kemoterapi berlaku sesuai dengan tarif INA-CBG’s ditambah dengan obat kemoterapi.
• Pengajuan klaim pada pelayanan rawat jalan thalassemia dilakukan dengan input data pasien sesuai pelayanan thalassemia rawat inap dalam INA-CBG’s.
• Pada pelayanan rawat inap hemofilia A dan hemofilia B, berlaku penambahan pembayaran klaim diluar tarif INA-CBG’s yang besarannya sama untuk semua tingkat keparahan kasus serta semua kelas perawatan. Besaran penambahan pembayaran hemofilia ditetapkan oleh Menteri.
Solusi Pengadaan Obat oleh Rumah Sakit
Tujuan dilakukannya addendum DPHO Edisi XXXII Tahun 2013
1. Membantu RS yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam pengadaan obat, dimana DPHO 2013 boleh dijadikan acuan 2. Sebagai
acuan dalam pengadaan obat PRB bagi peserta BPJS Keseahtan Pada masa transisi:
Dilakukan addendum Perpanjangan waktu DPHO Edisi XXXII Tahun 2013 sampai dengan 31 Maret 2014
Harapan
Bersedia untuk melakukan addendum DPHO Edisi XXXII Tahun 2013 sampai dengan 31 Maret 2014
Memenuhi pesanan obat dari IFRS, Apotik jejaring dan Apotik PRB untuk pelayanan obat kepada peserta BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014
Menjamin kontinuitas ketersedian obat dan distribusi obat di seluruh jaringan pelayanan obat.
Melakukan komunikasi intens dengan BPJS Kesehatan terkait peningkatan mutu pelayanan
• Keluahan Cabang :
1. Dist tidak mau melayani pesana obat
2. Dist meminta dilakukannya kontrak antara KC dengan Dist Pak Hidayat Karim (PT Abbott)
 Dengan adanya add DPHO smp 31 Maret 2014, diharapkan dapat disosialisasikan smp ke RS dan Apotek. Agar RS dan Apotek tidak bingung pakai Fornas tanpa harga atau DPHO. Comment: Surat sdh disampaikan ke KC dan Divre. Surat akan ditembuskan ke PERSI, Pabrik oBat dan Dist obat
Dengan adanya SE Menkes  peresepan obat kemoterapi dibayarkan diluar dari paket INA CBgs. Coment: RS hanya akan memberikan obat kemoterapi sampai pada batas tarif INA CBGs. Contoh : oBat glivec, dosis sehari 4 tab; di RS Solo hanya diberikan 3 tab karena tarif INA CBGsnya hanya 600rb (@Rp 211.000)  Obat ini akan diambil di Apotek Non PRB dan akan dibayar tersendiri oleh BPJS. Apotek Non PRB belum ditentukan. Sementara masih bisa dilakukan di Apotek PRB.
Pak Banarsono
 Obat injeksi (perlu jarum suntik)  pasien tidak boleh iur. Baik pada kasus PRB atau RJTL, misal: insulin  Setiap SP Obat harus ada legalisasi dari BPJS tapi KC belum seragam apakah dilegalisasi atau belum  Hemofilia  skrg bisa di Tk. II, apakah sdh disos sampai ke RS?
Comment: BPJS mengharapkan needle insulin sudah termasuk dalam tarif INA CBGs. Tidak ada tarif ttg needle insulin. SE ttg pengadaan obat sudah diserahkan ke Daerah cc Pabrik Obat dan Dist Obat pada tanggal 8 Januari 2014. SE akan dipertegas kembali.
SE obat Hemofili baru hari ini dan sudah disampaikan ke daerah hari ini 17 Jan 2014 Pak Bram (GSK)
 Kontrak dengan PT Askes (Persero)  apakah punya kekuatan hukum karena askes sudah tidak ada  Pasien eks Askes dengan dx asma, apakah pasiennya harus dtg ke Faskes Tk. 1?
 Kemasan Askes  ada baiknya ad surat resmi dari BPJS Kesehatan obat dengan kemasan Askes masih bisa dipakai Comment: dalam add PKS sudah ada pasal peralihan “Seluruh kewajiban PT Askes (Persero) akan dialihkan ke BPJS
Kesehatan”  memenuhi syarat. Perlu waktu 3 minggu untuk konsultasi ke bagian legal regional. Pada prinsipnya jika
DPHO masih dipakai maka obat dengan kemasan yang lam masih bisa dipakai. Hal ini akan dikonsultasikan ke Direksi mengenai surat penggunaan obta dengan kemasan askes.
PRB  px Kronis selama 3 bln akan mengambil obat pada Apotek PRB. Selanjutnya akan dirujuk kembali ke Faskes Lanjutan (pada bulan ke-4) untuk dilakukan kontrol /evaluasi  apakah obat masih sesuai jenis dan dosisnya  jika masih stabil  rujuk balik kembali.
• Pak Hendra (Bernofarm)  add PKS harga sesuai dengan
harga lama. Kendalanya terdapat 8 product yang harganya
tidak sesuai, apakah boleh berubah harganya? -> akan
dikonsulkan ke Direksi
• Pak Giri (Novartis)  Dari Novartis sdh menyetuji add PKS.
Untuk obat RJTL Kemoterapi kapan Apotek dan RS akan
dapat informasi? Karena pengobatan pasien CML harus
continous. Harapanya agar Apt pendamping bisa
diinformasikan.
• Masalah Thallasemia  RSUD sdh banyak yang tidak mau
melayani  agar segera diinformasikan. Saat ini pasien
hanya mendapatkan tranfusi darah saja, tidak diberikan
obat anti kelasi besi. Comment : SE menkes baru disahkan
per hari ini. SE sdh disampaikan ke Divre dan KC
• Apakah sebelumnya sudah ada konfirmasi antara
Kemenkes dan LKPP  karena LKPP sudah melakukan
kontrak payung perpanjangan pada tanggal 30 des
2013.
• Comment : E-catalog 2013 hanya untuk obat generik
saja; banyak obat di Fornas yang tidak ada harganya di
E-Catalog. E-Catalog 2013  digunakan oleh RS dan
Dinkes tanpa harus lelang obat. Perpanjangan DPHO
dilakukan untuk menutupi masa transisi saja, jika
E-Catalog 2014 sudah diresmikan maka DPHO tidak
digunakan.
• E-catalog 2013  boleh untuk SP mingguan
(pembelian kecil)  jadi tidak benar bahwa E-Catalog
2013 untuk obat tender saja. USUL : Obat irisan antara
E-Catalog dengan DPHO  maka digunakan E-Catalog
2013 saja
• Pak Muryanto (KF)  BPJS bukan hanya eks Askes, bagaimana dengan pasien eks Jamsostek, TNI/POLRI yang memiliki daftar obat tersendiri. Terdapat statement bahwa formularium mereka bisa digunakan pada
masa transisi..Untuk Jamsostek  pasien RITL yang masuk sampai dengan tgl 31 Des 2013 (tidak melihat tanggal pulang) masih menggunakan pola Jamsostek  penagihan masih ke Jamsostek. Batasnnya sampai 31 Maret 2014  baru diserahkan ke BPJS. Untuk pasien eks Jamsostek yang masuk ke tgl 1 Jan 2014 -> mengikuti pola BPJS Kesehatan.
• Apakah masih harus melibatkan Apotek? Jika distribusi obat ke Apotek tidak ada masalah…bagaimana dengan pengadaan obat pada Klinik dan Dokter praktek perorangan?  bagaimana regulasinya?
Dengan adanya SE Menkes maka akan ada 2 kelompok Apt yang akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan  Apotek PRB dan Apotek Non PRB. Dokter Praktek Perorangan dan Klinik harus memiliki Apotek jejaring  tidak boleh lagi dispensing obat. (Kecuali daerah terpencil tidak ada apotek)
• Pak Arif (Sanofi)
 Pada saat Askes setiap SP Obat selalu ada legalisasi, bagaiman dengan saat ini? Akan dilegalisasi juga
 Yang boleh menjadi peserta PRB, pakah hanya peserta eks Askes atau boleh semua pasien BPJS  BOLEH untuk semua BPJS. PRB merupakan program yang sudah dijelaskan di PERMENKES no. 71 tahun 2013. termasuk juga PROLANIS.
 Bila tarif INA CBGs lebih rendah dari biaya obat, maka untuk obat kronis bagi pasien yang belum stabil dapat ditagihkan diluar paket INA CBGs.  Ibu Yeni (Kalbe Farma)
 Obat diluar paket INA CBGs -> jika boleh disebutkan apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
 Dalam obat kemo bisa diberikan dalam RJTL  apakah boleh di faskes II, dan 3, apakah bisa di Tk.1?  yang bisa hanya obat PRB saja. OBAT kemo tidak bisa di Faskes Tk. 1
 Untuk perpanjangan DPHO -> RS minta PKS antara Askes dengan Dist  Perlu sosialisasi  Begitu E-Catalog 2014 muncul 318 paket 1 dan 81 paket 2 -> DPHO tidak ada lagi Sandoz
 Dimana harus mencari tarif INA CBGs  PMK NO. 69 TAHUN 2013 (www.hukor.depkes.go.id)
 RKO Obat -> jumlahnya ini akan dipesan oleh siapa?  RKO disusun oleh Kemenkes (Bina Oblik) bersumber dari RS dan Dinkes. Askes meberikan data realisasi 2012 dan semester I 2013.
Pak Mukapi (Graha Farma)
-> Agar obat Hemofilia mengacu pada DPHO saja --> sudah ditentukan bentuknya spt special CMGs