• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani (penjas) dan adaptif. Penjas merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, adaptif yang berasal dari kata adaptasi yang berarti menyesuaikan. Penjas adaptif adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan dengan cara disesuaikan atau dimodifikasi serta dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan dapat memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). ABK adalah anak yang mengalami kelainan sedemikian rupa baik fisik, mental, sosial maupun ketiga-tiganya. Pendidikan jasmani untuk ABK berbeda dengan pendidikan jasmani biasa, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang dirancang khusus untuk siswa yang memiliki keterbatasan tersebut. Pendidikan jasmani adaptif merupakan pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan ABK.

Berdasarkan pengalaman dalam perkuliahan mata kuliah pendidikan jasmani adaptif, pembelajaran penjas adaptif yang dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) selama ini dalam pelaksanaan pembelajarannya masih seperti memberikan pembelajaran kepada anak reguler atau siswa normal dan dalam pelaksanaannya anak hanya sekedar bergerak saja tanpa ada persiapan materi apa yang akan

(2)

diberikan, rancangan atau strategi tertentu untuk mempersiapkan pembelajaranya sehingga guru seringkali kebingungan saat memulai proses pembelajarannya.

Seharusnya guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan yang memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran, mengerti tentang pelaksanaan proses pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru seyogianya membuat strategi pembelajaran terlebih dahulu untuk memudahkan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran dinilai sangat penting karena dapat mempermudah pada saat proses pembelajaran sehingga mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal. Oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan dalam menyusun strategi pembelajaran yang diyakini mempunyai peranan sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sebelum lebih jauh membahas tentang strategi pembelajaran, perlu difahami dulu apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran. Menurut pendapat Uno (2009:2) strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai di akhir kegiatan pembelajaran.

Ada beberapa konsep yang perlu diketahui berkaitan dengan strategi pembelajaran, yaitu menyangkut strategi, metode dan teknik. Ketiga konsep tersebut sering digunakan pada berbagai situasi proses pembelajaran dan biasanya

(3)

konsep tersebut disamakan, padahal memiliki perbedaan secara esensial satu dengan yang lainnya. Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru, yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yang berisi tahapan tertentu. Sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode yang dipilih oleh guru adalah sama, tetapi menggunakan teknik yang berbeda.

SLB-C Karya Bakti adalah salah satu Sekolah Luar Biasa di kota Bandung yang khusus diperuntukan bagi anak yang memiliki kelainan mental atau tunagrahita walaupun ada beberapa orang peserta didik yang memiliki kelainan tunawicara. Peserta didik yang berada di SLB-C Karya Bakti merupakan peserta didik yang termasuk kedalam kategori tunagrahita ringan dengan IQ 50-70. Sekolah ini akan dijadikan tempat penelitian oleh penulis.

Dalam observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SLB-C Karya Bhakti Bandung pada hari Rabu, 14 Juli 2010. Peneliti mendapatkan informasi tentang situasi pembelajaran penjas adaptif terutama pada penerapan strategi pembelajarannya. Di sekolah tersebut terdapat satu guru penjas yang mengajar sejumlah siswa tunagrahita untuk jenjang SD hingga SMP tanpa dibantu secara langsung oleh guru kelasnya sehingga guru penjas cukup kesulitan dalam mengelola kelasnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang perlu diperhitungkan karena sangat sulit bagi guru untuk menyusun strategi pembelajaran dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun demikian guru penjas sudah berusaha untuk memberikan layanan terbaik kepada

(4)

para siswanya, hal ini terlihat dari cara mengajarnya yang sibuk mengatur dan membetulkan gerakan siswanya sendirian.

Komponen strategi pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru penjas SLB Karya Bakti, yaitu pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan ini telah dilakukan oleh guru penjas dengan cara menarik perhatian siswanya sehingga sebagian besar siswa dapat mengikutinya, walaupun sebagian kecil dari peserta didiknya ada yang diam saja. Kedua, Penyampaian informasi. Dalam kegiatan ini, informasi yang disampaikan dapat diserap dan diikuti oleh sebagian besar peserta didik. Ketiga, Partisipasi peserta didik. Dalam kegiatan ini, peserta didik berpartisipasi mengikuti pembelajaran sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh gurunya walaupun ada beberapa siswa yang diam dan ada juga yang berlari-lari sendiri walaupun sudah ditegur dan diajak untuk mengikuti pembelajaran namun mereka bersikap acuh.

Apabila strategi pembelajaran diterapkan oleh guru penjas terhadap ABK, maka yang dipikirkan oleh penulis adalah kesulitan-kesulitan guru penjas tersebut dalam menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran penjas adaptif kepada ABK. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk lebih mencari tahu tentang strategi pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran untuk ABK dan bagaimana penerapannya pada saat proses belajar mengajarnya.

Berdasarkan permasalahan dan pemaparan di atas peneliti berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai strategi pembelajaran penjas adaptif dan pelaksanaanya di SLB-C Karya Bakti melalui sebuah penelitian yang berjudul “Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif Di Sekolah Luar Biasa.”

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis adalah bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran penjas adaptif di SLB-C .

C. Batasan Masalah

Mengingat terlalu luasnya permasalahan dan terbatasnya kemampuan, biaya serta waktu yang penulis miliki, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini. Penulis membatasi masalah pembelajaran pendidikan jasmani terhadap siswa tunagrahita yang hanya meliputi penerapan komponen strategi pembelajaran pendidikan jasmani di SLB-C.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan strategi pembelajaran di SLB-C, serta untuk mendapatkan fakta-fakta empiris mengenai penerapan strategi pembelajaran di SLB-C.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan ada manfaat yang dapat diambil baik secara teoritis maupun secara praktis.

(6)

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang pendidikan jasmani adaptif serta dapat menjadi bahan pengembangan dalam disiplin ilmu pendidikan jasmani, khususnya bagi guru maupun calon guru pendidikan jasmani di SLB-C (tunagrahita).

2. Secara Praktis

Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah untuk sumbangan pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia, khususnya bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, di antaranya adalah ;

a. Bagi sekolah, khususnya bagi sekolah yang menjadi objek penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak berkebutuhan khusus tunagrahita.

b. Bagi guru, yang dalam hal ini adalah guru bidang pendidikan jasmani. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani di SLB khususnya tunagrahita.

c. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berharga dalam bidang keilmuan dan dapat menambah wawasan serta keterampilan

(7)

yang dapat dijadikan bekal dalam mengemban tugas sebagai seorang guru pendidikan jasmani kelak.

F. Penjelasan Istilah

Dalam bagian ini penulis kemukakan batasan dan definisi istilah yang digunakan atau yang menjadi kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini. Batasan dan definisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada siswa agar dapat belajar sendiri. (Gintings, 2008:5).

2. Tunagrahita adalah fungsi intelektual yang secara umum berada di bawah rata-rata. (Tarigan, 2008:40).

3. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. (Hendrayana, 2007:3).

4. Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu bentuk layanan dalam bidang pendidikan, sehingga potensi siswa cacat dapat tumbuh kembang secara maksimal. (Tarigan, 2008:ix). Pendidikan Jasmani Adaptif adalah sebuah program yang bersifat individual yang meliputi fisik/jasmani, kebugaran gerak, pola, dan keterampilan gerak dasar, keterampilan dalam aktifitas air, menari, permainan olahraga baik individu maupun beregu yang didesain bagi penyandang cacat. (Hendrayana,2007:7).

(8)

5. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai di akhir kegiatan pembelajaran. (Uno, 2009:2)

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima

11 Penggunaan yang dimaksud di sini adalah cara seorang guru dalam menggunakan media tangram dalam pembelajaran matematika pada materi kesebangunan yaitu mengidentifikasi

Seorang pengajar juga harus mengetahui cara metode mengajar yang baik dalam melatih daya ingat anak-anak, agar dapat mengingat materi yang telah di ajarkan, dan juga

Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Shadiq (2009:4) pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu tindakan yang dilakukan guru agar para siswanya termotivasi untuk

Dari permasalahan umum yang dihadapin guru penjas dalam menyampaikan materi khususnya teknik dasar lempar lembing, maka penelitian tindaka kelas (PTK) pada siswa

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu materi kepada siswa

Kegiatan pembelajaran menggunakan metode atau/ teknik pembelajaran tutorial yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk menumbuhkan kemandirian belajar siswa

1) Memberikan alat bantu berupa media pembelajaran kepada pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran tunarungu sekolah dasar luar biasa berbasis IT kepada